10 0 658 KB
LAPORAN KASUS “Kehamilan Ektopik Terganggu”
Dokter Pembimbing : dr. Aranda Tri, Sp.OG
Disusun Oleh:
Isya Thulrahmi Rizky Pratiwi
KEPANITRAAN KLINIK OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH 2019
1
KATA PENGANTAR Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Puji Syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT atas terselesaikannya laporan kasus yang berjudul “Kehamilan Ektopik Terganggu”. Laporan kasus ini disusun dalam rangka meningkatkan pengetahuan sekaligus memenuhi tugas kepaniteraan klinik Stase Obstetri dan Ginekologi di RS. Islam Jakarta Pusat. Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Aranda Tri, Sp.OG, sebagai pembimbing 2. Orang tua, yang selalu mendoakan untuk keberhasilan penyusun 3. Teman-teman sejawat atas dukungan dan kerjasamanya. Semoga dengan adanya referat ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan berguna bagi penyusun maupun peserta didik lainnya. Penyusun menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, saran kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk membuat referat yang lebih baik di masa yang akan datang. Terima kasih. Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 6 September 2019
Penyusun
2
LAPORAN KASUS 1. Identitas Pasien Nama
: Ny. D
Usia
: 20 tahun
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Tn. Tinggi Sawah 01/27 Jakarta Pusat
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Tanggal MRS
: 2 September 2019
2. Anamnesis a. Keluhan Utama Pasien hamil 5 minggu G2P1A0 datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu.
b. Keluhan Tambahan Keluhan disertai dengan keluarnya flek kecoklatan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu hamil 5 minggu G2P1A0 datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan berawal hanya pada perut bagian kanan, kemudian nyeri semakin dirasakan pada seluruh perut bagian bawah. Keluhan nyeri disertai dengan adanya keluar flek yang berwarna kecoklatan. Pasien juga mengeluhkan adanya keluhan mual tapi tidak muntah. BAB dan BAK dalam batas normal.
d. Riwayat Penyakit Dahulu / Operasi Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya Riwayat penyakit Hipertensi (-), DM (-), Penyakit Jantung (-)
3
e. Riwayat Penyakit Keluarga Pada keluarga tidak terdapat keluhan serupa dan tidak didapatkan adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus maupun penyakit jantung.
f. Riwayatan Pengobatan Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
g. Riwayat Alergi Pasien menyangkal adanya alergi terhadap makanan, minuman, obat-obatan maupun cuaca.
h. Riwayat Psikososial Pola makan 3x/hari. Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol disangkal. Pasien jarang berolahraga. Pasien tinggal bersama suami.
3. Status Obstetrik a. Riwayat Perkawinan : pernikahan pertama. b. Riwayat Haid : -
HPHT
: 26 Juli 2019
-
Menarche usia
: 12 tahun
-
Siklus
: teratur, 28 hari
-
Lama haid
: 6-7 hari
c. Taksiran persalinan : 2 April 2020 d. Riwayat persalinan : G2P1A0 H5minggu
Gravida (2), Aterm (1), Prematur (-), Abortus (-), Anak Hidup (1), Sectio Caesarea (-) No
Tempat
Penolong
Tahun
Bersalin
Usia
Jenis
Ke-
Persalinan
Penyulit
JK
BB
(L/P)
(gr)
L
2800
Keadaan
hamilan
1
Rumah Sakit
Dokter
2018
40
Spontan
-
minggu
4
Baik
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis
Antropometri Berat badan
: 55 kg
Tinggi badan : 156 cm IMT
: 22,6 kg/m2
Tanda Vital Tekanan Darah
: 100/60 mmHg
Nadi
: 112 x/menit, reguler
Laju Pernapasan
: 20 x/menit, spontan
Suhu
: 37◦C
Status Generalis o Pemeriksaan Kepala Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-) Mulut : Mukosa bibir lembab, bibir pucat (+) Leher : Pembesaran KGB (-) o Pemeriksaan Thorax Paru Paru Inspeksi
: Simetris (+/+)
Palpasi
: Vokal fremitus (+/+)
Perkusi
: Sonor (+/+)
Auskultasi
: Ves (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-),Wh (-/-)
Jantung Inspeksi
: Terlihat Ictus Cordis (-/-)
Palpasi
: Teraba Ictus Cordis (-/-)
Perkusi
: Redup (+/+)
Auskultasi
: S1&S2 murni, regular, murmur(-), gallop(-)
5
o Pemeriksaan Abdomen Inspeksi
: cembung (-), linea nigra (-), striae gravidarum (-)
Auskultasi : bising usus 8x/menit Palpasi
: nyeri tekan abdomen (+)
x
x x
Perkusi
: timpani
o Ekstremitas Superior : Hangat (+), edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik Inferior : Hangat (+), edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik
Status Obstetri TFU
: belum dapat dinilai
TBJ
: belum dapat dinilai
His
:-
DJJ
: belum dapat dinilai
Inspeksi
: linea nigra (-), striae gravidarum (-)
Palpasi
: nyeri tekan abdomen (+) Leopold I
:-
Leopold II
:-
Leopold III
:-
Leopold IV
:-
Pemeriksaan Dalam / VT : tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Penunjang : Hasil Pemeriksaan Laboratorium 2 September 2019 pukul 16:59 Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin
8.9
g/dL
11.7-15.5
Jumlah leukosit
11.94
103/µL
3.60-11.00
HEMATOLOGI RUTIN
6
Hematokrit
25
%
35-47
Jumlah trombosit
253
103/µL
150-440
Eritrosit
3.08
106/µL
3.80-5.20
MCV/VER
80
fL
80-100
MCH/HER
29
pg
26-34
MCHC/KHER
36
g/dL
32-36
ENDOKRINOLOGI REPRODUKSIGESTASI Tes Kehamilan
(+)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium 2 September 2019 pukul 18:39 Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin
8.7
g/dL
11.7-15.5
Jumlah leukosit
11.72
103/µL
3.60-11.00
Hematokrit
25
%
35-47
Jumlah trombosit
266
103/µL
150-440
Eritrosit
3.05
106/µL
3.80-5.20
MCV/VER
81
fL
80-100
MCH/HER
29
pg
26-34
MCHC/KHER
35
g/dL
32-36
HEMATOLOGI RUTIN
Hasil Pemeriksaan Laboratorium 2 September 2019 pukul 23:14 Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin
8.3
g/dL
11.7-15.5
Jumlah leukosit
12.72
103/µL
3.60-11.00
Hematokrit
23
%
35-47
Jumlah trombosit
225
103/µL
150-440
Eritrosit
2.89
106/µL
3.80-5.20
MCV/VER
80
fL
80-100
HEMATOLOGI RUTIN
7
MCH/HER
29
pg
26-34
MCHC/KHER
36
g/dL
32-36
Hasil Pemeriksaan Laboratorium 3 September 2019 pukul 00:59 Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
7.7
g/dL
11.7-15.5
Masa Perdarahan (IVY)
2.00
menit
1.00 – 3.00
Masa Pembekuan
4.00
menit
4.00 – 6.00
(-) Negatif
(-) Negatif
ICT
HEMATOLOGI RUTIN Hemoglobin FAAL HEMOSTASIS
IMUNOSEROLOGI HEPATITIS HBsAg (Kualitatif)
6. Resume Pasien ibu hamil G2P1A0 H5minggu datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan berawal hanya pada perut bagian kanan, kemudian nyeri semakin dirasakan pada seluruh perut bagian bawah. Keluhan nyeri disertai dengan adanya keluar flek yang berwarna kecoklatan. Pasien juga mengeluhkan adanya keluhan mual tapi tidak muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan nyeri tekan abdomen (+). Hasil pemeriksaan kehamilan dengan metode ICT menunjukkan hasil (+).
7. Diagnosis Banding -
Abortus Insipiens Pasien dicurigai mengalami abortus insipiens dikarenakan gejala yang dialami yaitu adanya nyeri perut bagian bawah. Namun, diagnosis abortus insipiens disingkirkan karena perdarahan yang dialami pasien hanya berupa flek kecoklatan, sedangkan untuk abortus insipiens darah yang keluar cukup banyak.
8
-
Pelvic Inflammatory Disease (PID) Radang panggul memiliki gejala salah satunya adalah nyeri perut bagian bawah, tetapi pada radang panggul biasanya didapatkan saat haid dan jarang terjadi setelah amenorea.
-
Appendicitis Lokasi nyeri pada appendicitis sama dengan permulaan nyeri yang diarasakan oleh pasien yaitu nyeri pada perut bagian bawah. Pada appendicitis juga
8. Rencana Tindakan -
Laparotomi
-
Penyediaan PRC 500cc
Sebelum dilakukan laparotomi, pasien disarankan untuk diperiska melalui USG agar diagnosis yang telah ditetapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang melalui hematologi rutin dapat dipertajam dengan hasil dari USG. Hasil dari USG akan memberikan gambaran yang pasti pasien mengalami kehamilan ektopik terganggu. Hasil yang diharapkan adalah adanya kantung gestasi yang terdapat di luar kavum uterus. Selain pemeriksaan USG, pemeriksa harus melakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa apakah adanya pembukaan dan keadaan serviks. Pada hasil pemeriksaan dalam untuk pasien KET, akan didapatkan nyeri goyang porsio (+) serta pada kavum Douglasi didapatkan adanya penonjolan.
9. Diagnosis Kerja G2P1A0 H5 minggu dengan abdominal pain susp. KET + anemia
10. Prognosis Quo Ad Vitam
: ad Bonam
Quo Ad Functionam
: Dubia ad Bonam
Quo Ad Sanationam
: Dubia ad Bonam
9
11. Laporan Operasi Tanggal operasi
: 3 Agustus 2019
Waktu Operasi
: 08.00 – 09.00 WIB (60 menit)
Diagnosa pre-operatif
: G2P1A0 H5 minggu dengan abdominal pain susp.
KET + anemia Diagnosa post-operatif
: P1A1 dengan abdominal pain ec KET + anemia
Tindakan pembedahan
: Laparotomi
12. Follow Up Tanggal/Jam 03– 09– 2019 (17.00 WIB)
Follow Up S : - Post laparotomi - nyeri pada bekas luka jahitan O : - TD : 100/70 mmHg - HR : 111 x/menit - RR : 24 x/menit - T : 36,6 ºC A : post laparotomi KET P : - Ketorolac iv 3x1 - Ceftriaxone iv 1x2gr - Transfusi darah
Tanggal/Jam
Follow Up
04– 09– 2019
S : - nyeri bekas luka jahitan
(06.00 WIB)
- kentut (-), BAB (-) O : - TD : 110/80 mmHg - HR : 100 x/menit
10
- RR : 20 x/menit - T : 36,6 ºC A : post laparotomi KET P : - Ketorolac iv 3x1
Tanggal/Jam
Follow Up
04– 09– 2019
S : - nyeri bekas luka jahitan
(10.00 WIB)
O : - TD : 110/70 mmHg - HR : 110 x/menit - RR : 18 x/menit - T : 37 ºC A : post laparotomi ec KET P : - Ketorolac iv
Tanggal/Jam 04– 09– 2019 (17.00 WIB)
Follow Up S : - nyeri bekas luka jahitan - mules namun tidak bisa BAB O : - TD : 100/70 mmHg - HR : 115 x/menit - RR : 20 x/menit - T : 36,5ºC A : post laparotomi ec KET P : - Ketorolac iv
11
Tanggal/Jam 05– 09– 2019 (05.30 WIB)
Follow Up S : - nyeri bekas luka jahitan - belum bisa BAB O : - TD : 110/70 mmHg - HR : 98 x/menit - RR : 18 x/menit - T : 37,2ºC A : post laparotomi ec KET P : rencana pulang
12
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% berada di saluran telur.
Di Indonesia kejadian 5-6 per seribu kehamilan. Patofisiologi tersering terjadinya kehamilan ektopik karena sel telur yang sudah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi ruptur dan menjadi kehamilan ektopik yang mengganggu.
Berdasarkan lokasinya, dapat dibagi menjadi 5 sebagai berikut: a. Kehamilan tuba, meliputi > 95% yang terdiri atas: pars ampularis (55%), pars ismika (25%), pars fimbriae (17%), dan pars interstisialis (2%). b. Kehamilan ektopik lain (