Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Asbes merupakan mineral fibrosa yang secara luas banyak dipakai bukan



hanya di negara berkembang melainkan juga di negara yang sudah maju seperti di Amerika. Di Amerika asbes dipakai sebagai bahan penyekat. Terdapat banyak jenis serat asbes tetapi yang paling umum dipakai adalah krisotil, Amosit dan krokidolit, semuanya merupakan silikat magnesium berantai hidrat kecuali krokidolit yang merupakan silikat natrium dan besi. Krokidolit dan amosit mempunyai kandungan besi yang besar. Krisotil terdapat dalam lembaranlembaran yang menggulung, membentuk serat-serat berongga seperti tabung dengan diameter sekitar 0,03 milimikron. Serat asbes bersifat tahan panas dapat mencapai 800ºC. Karena sifat inilah maka asbes banyak dipakai di industri konstruksi dan pabrik. Lebih dari 30 juta ton asbes digunakan di dalam konstruksi dan pabrik di Amerika. Selain itu asbes relatif sukar larut, daya regang tinggi dan tahan asam. Asbes merupakan mineral yang berbentuk serat-serat yang mudah terpisah.



Ukuran



sebuah



serat



asbes



sangat



kecil



dan



halus.



Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisahpisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan Serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan Amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikatsilkat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Asbes dapat diperoleh dengan berbagai metode penambangan yaitu, bawah tanah dan tambang terbuka. namun yang paling umum adalah melalui penambangan terbuka (open-pit mining).



1



2



1.2.



Permasalahan Berdasarkan pembahasan mengenai mineral asbestos atau yang biasa



disebut dengan asbes. terdapat beberapa batasan masalah, batasan masalah tersebut meliputi : 1.



Genesa atau keterbentukan mineral Asbestos



2.



Pembagian asbes serta keterdapatannnya



3.



Pengolahan mineral Asbestos



4.



Pemanfaatan mineral Asbestos



1.3.



Maksud dan Tujuan



1.3.1. Maksud Maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah agar mahasiswa dapat menginterpresentasikan mineral-mineral yang berkaitan dengan bahan galian industri dalam dunia pertambangan khususnya asbes. 1.3.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami genesa keterbentukan mineral asbes, pembagian atau klasifikasi asbes, pengolahan mineral asbestos, dan pemanfaatan mineral asbestos.



2



3



BAB II LANDASAN TEORI



2.1.



Genesa Mineral Asbestos Asbes serpentin terbentuk sebagai galian ubahan hidrotermal atau alterasi



dari batuan ultra basa yang kaya akan magnesia (peridotite, dunite). Hanya sedikit yang terjadi karena pelapukan batu gamping dan magnesia (dolomit). Asbes dapat juga terjadi karena perubahan bentuk dan proses transformasi dari batu karang. Batu ini termasuk olivin yang disebut peridotite, tersusun dari besi magnesium & silikat yang mengalami temperatur dan tekanan. Asbes memilki sifat



fisik dan sifat mikroskopis. Berdasarkan sifat fisik



kekuatan serat asbes tergantung jenisnya, cara penambangan dan pengolahan. Asbes tahan panas pada suhu 100ºC, titik leleh asbes berada pada suhu 1180ºC hingga 1500ºC. Asbes akan kehilangan berat bila air krisal dan karbondioksida menguap. Secara mikroskopis asbes memiliki serat bergelombang lurus, permukaan serat tidak kasar kalau diintal akan slip. Dalam kehidupan seharihari asbes memilki ciri-ciri sebagai berikut : tahan api, tahan asam, berbentuk serabut, mudah dipintal, kuat, fleksibel, memilki warna putih, kelabu, hijau



. Sumber : tekmira.esdm.go.id/data/Asbes/ Foto 2.1 Contoh Mineral Asbestosn



Deskripsi asbes : 



Warna : putih, kelabu, hijau







Sistem kristal : monoklin, fibrous







Kekerasan : 6



3



4







Gores : putih







Kemagnetan : non magnetik



2.2.



Pembagian Mineral Asbes Dan Keterdapatannya Golongan serpentine mengandung mineral chrysotile (Mg6(OH)4Si3O8).



Terbentuk dari batuan ultrabasa yang kaya magnesia, golongan ini sangat penting dalam pertekstilan. Golongan amphibole, mengandung mineral : 



Crocidolite (Na2Fe5((OH)Si4O11)2







Amosite (Mg,Fe)(OH)Si4O11)2, terbentuk karena proses metamorfosa kontak dari sedimen silika besi.







Anthophylite



(MgFe)7((OH)Si4O11)2



terbentuk



dalam



proses



lensa



amphibole dan berasal dari mineral serpentine ultrabasa dengan komposisi dunite 



Tremolite (Ca2(Mg,Fe)5((OH)Si4O11)2 ditemukan dalam batuan beku tipe epimagnetik dapat juga dalam batugamping kristalin dan dolomit termetamorf







Actinolite(Ca2(Mg,Fe)5(OH)Si4O11)2 terbentuk dalam temperatur relatif rendah dalam kristal skist, dalam batuan beku karena metamorfisme, hidrothermal. Berdasarkan Mandala Metalogenik, dapat diidentifikasi sebaran asbes di



Indonesia. Sebenarnya karateristik dari mineral menetukan metode eksplorasi untuk mengungkap potensi sumber daya mineral tersebut. berikut ini merupakan tempat keterdapatan mineral asbestos : 



Kebumen







Gresik







Tuban







Halmahera







Gorontalo







Tanase



4



5



Sumber : tekmira.esdm.go.id/data/Asbes/potensi.asp?xdi/Asbes Gambar 2.1 Keterdapatan Asbes Di Indonesia



2.3.



Pengolahan Asbes Pengolahan asbes setelah dilakukan penambangan bertujuan untuk



meningkatkan harga jual dan kualitas asbes. Pengolahan tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan meliputi : 1)



Dilakukan



penggilingan



untuk



memisahkan



antara



serat



dengan



gumpalan. 2)



Melakukan penggilingan secara kering :  Diremuk dengan jaw crusher atau hammer crusher sampai ukuran 150mm, kemudian dilakukan hand sorting  Diayak dengan vibrating grizzly, lebar spasi 50mm. Oversize diremuk lagi dengan setting 50mm, produknya digabung dengan undersize dan dikeringkan dengan suhu 90º-540ºC selama 1-10 menit.



Sumber : www.madehow.com Gambar 2.2 Diagram Alir Pengolahan Asbes



5



6



2.4.



Pemanfaatan Asbes Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah



dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan. Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus. 1)



Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :  Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tektil.  Alat pemadam api, benang asbes, pita tali, alat penyambung pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium dan peltit kawat listrik.



2)



Serat asbes yang tidak dipintal digunakan untuk :  Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik  Asbes untuk atap  Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik  Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur.



Sumber : scproductsliabilitylaw.blogspot.com Foto 2.2 Contoh Gasket Yang Menggunakan Serat Asbes



6



7



BAB III KESIMPULAN



Dari hasil pembahasan mengenai asbestos dapat disimpulkan bahwa Asbes merupakan mineral yang berbentuk serat-serat yang mudah terpisah. Ukuran



sebuah



serat



asbes



sangat



kecil



dan



halus.



Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisahpisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Asbes serpentin terbentuk sebagai galian ubahan hidrotermal atau alterasi dari batuan ultra basa yang kaya akan magnesia (peridotite, dunite). Hanya sedikit yang terjadi karena pelapukan batu gamping dan



magnesia (dolomit). Asbes dapat juga terjadi karena



perubahan bentuk dan proses transformasi dari batu karang. Batu ini termasuk olivin yang disebut peridotite, tersusun dari besi magnesium & silikat yang mengalami temperatur dan tekanan. Asbes bermanfaat didalam kehidupan sehari-hari biasanya digunakan sebagai bahan atap rumah dan bahan pelapis tahan api.



7



8



DAFTAR PUSTAKA



Mivha, ang. 2012. “Sifat Kimia Asbes”. blog.meihva.com/?p=26.html. diakses pada tanggal 24 april 2014 (online) Tekmira. 2015. “Asbes”. tekmira.esdm.go.id/ data/ Asbes/ potensi. asp?xdir= Asbes&commId=1&comm=Asbes.html. diakses pada tanggal 24 april 2014 (online) Contekan,



gue.



2011.



“Asbes”.



kampungtambang.blogspot.com/



2011/09/asbes.html. diakses pada tanggal 24 april 2014 (online)



8