Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TENTANG PENERAPAN ANTICIPACTORY GUIDANCE (PETUNJUK ANTISIPASI) PADA BAYI, ANAK DAN REMAJA



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Disusun oleh : Putri Julia Savera Sonia Putri Mayang Sari Putri Dwi Murtivia Shinta Christy Damayanti Indah Nur Lela



195140059 195140065 195140074 195140080 195140086 195140110



Dosen pembimbing : Ns. Ida Subardiah, P.,M.Kep



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang  telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikanmakalah mata kuliah “IlmuKeperawatan Dasar IV” yang berjudul “Anticipatory Guidance (Petunjuk Antisipasi) dan Toilet Training”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah IlmuKeperawatan Dasar



IV



di



program



studi



S1



Keperawatan



BINA



SEHAT



PPNI



MOJOKERTO.Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada bu Ratna selaku dosen program studi Keperawatan mata kuliah IlmuKeperawatan Dasar IV dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun  mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Bandar Lampung, 20 juni 2021



Penulis,



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1.1.    Latar Belakang............................................................................................ 1.2.    Rumusan Masalah...................................................................................... 1.3.    Tujuan............................................................................................................ BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 2.1.



Pengertian Anticipactory Guidance...................................................



2.2.



Tahapan Usia Anticipactory Guidance..............................................



2.3.



Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Anak..............................



2.4.



Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua.........................................



BAB III. PENUTUP............................................................................................................ 3.1.   Simpulan..................................................................................................... 3.2.



Saran............................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN 1.1.            Latar Belakang Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan masalah dependensi/ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan keamanan bagi anak. Rang tua sering keliru dalam memberlakukan anak karena ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan anak dapat terhambat. Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua, misalnya kedua orang tua lebih banyak beraktifitas di luar rumah dan tingginya mobilitas di masyarakat. Untuk itu diperlukan keseimbangan bagi model peran tradisional dalam pendidikan anak. Orang tua pada masa sekarang memerlukan tenaga professional untuk memberikan bimbingan guna merawat dan memelihara anak. Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai peran yang cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sehingga setiap fase dari kehidupan anak yang kemungkinan mengalami trauma, seperti latihan buang air besar/kecil (toilet training) dan ketakutan yang abstrak pada usia prasekolah dapat dibimbing secara bijaksana. 1.2.            Rumusan Masalah 1.      Pengertian Anticipatory Guidance? 2.      Tahapan Usia Anticipatory Guidace? 3.      Pencegahan Terdahap Kecelakaan? 4.      Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua? 1.3.            Tujuan 1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari Anticipatory Guidance? 2.      Untuk mengetahui apa saja tahapan Anticipatory Guidance? 3.      Bagaimana pencegahan Anticipatory Guidance? 4.      Bagaimana pendidikan kesehatan untuk orang tua?



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Pengertian Anticipatory Guidance Anticipatory



Guidance merupakan



petunjuk-petunjuk



yang



perlu



diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.



2.2. Tahapan Usia Anticipatory Guidance 1.      Anticipatory Guidance Pada Masa Bayi (0-12 Bulan) a.       Usia 6 (enam) bulan pertama ·      Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya, terutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan. ·      Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan. ·      Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama. ·      Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang tuanya. ·      Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan.



·      Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan perkembangan  bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respon social anak misalnya dengan tertawa/tersenyum. ·      Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bagi bayi misalnya imunisasi. ·      Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat. b.      Usia 6 (enam) bulan kedua ·     Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal (stranger anxiety). ·     Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya serta menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebut. ·     Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin meningkatnya  mobilitas (pergerakan si bayi). ·     Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata daripada hukuman badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil, gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya. ·     Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan baik dari pada ketika ia menangis. ·    Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi meningkat. ·     Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang menyusui. ·     Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan. ·     Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya.



2.      Anticipatory Guidance Pada Masa Toddler (1-3 Tahun) a.       Usia 12-18 bulan ·     Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toodler terutama negativism. ·     Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta peningkatan asupan makanan padat. ·     Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai. ·     Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi berlubang. ·     Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah. ·     Perlu



ketentuan-ketentuan/disiplin



dengan



lembut



untuk



meminimalkan negativism, tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai. ·     Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak. b.      Usia 18-24 bulan ·      Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain. ·      Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru. ·      Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang. ·      Mendiskusikan metode disiplin yang ada. ·      Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training. ·      Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak. ·      Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu mengalami stress. ·      Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua.



·      Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi dan kejengkelan dalam merawat anak usia toodler. c.       Usia 24-36 bulan ·      Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan. ·      Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet training. ·      Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk bahasa yang diungkapkan. ·      Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari kebingungan dan salah pengertian. ·      Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group.



3.      Anticipatory Guidance Pada Masa Preschool (3-5 Tahun) Pada



masa



ini



petunjuk



bimbingan



tetap



diperlukan



walaupun



kesulitannya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alas an-alasannya. Sekarang proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan  penjelasan secara verbal dengan alas an yang tepat dan dapat dimengerti. Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanak-kanak, maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak umur 3, 4, 5 tahun.



1.      Usia 3 tahun ·      Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas. ·      Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan. ·      Mengantisipasi perubahan perilaku agresif. ·      Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternatif pilihan pada saat anak bimbang. ·      Perlunya perhatian ekstra



2.      Usia 4 tahun ·     Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yang mengejutkan. ·     Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua. ·     Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak. ·     Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pad ataman kanak-kanak selama setengah hari. ·     Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak. ·     Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku. ·     Mendiskusikan disiplin. ·     Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak mengikuti kata hatinya dalam “ketinggian bicaranya” (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan imajinasi. ·     Menyarankan pelajaran berenang. ·     Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan



dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya. ·     Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.



3.      Usia 5 tahun ·     Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya. ·     Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah. ·     Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah. ·     Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.



4.      Anticipatory Guidance Pada Masa Usia Sekolah (6-12 Tahun) a.      Usia 6 tahun -     Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan teman. -     Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda. -     Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah. -     Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda.



b.      Usia 7-10 tahun -      Menakankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian. -      Tertarik beraktifitas diluar rumah. -      Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas.



c.       Usia 11-12 tahun -      Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh pubertas. -      Anak wanita pertumbuhan cepat. -      Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.



2.3. Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Anak Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua



bertanggungjawab



terhadap



kebutuhan anak,



menyadari



karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factorfaktor lingkungan yang mengancam keamanan anak.



Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan : 1.    Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. 2.   Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif,  semakin besar akan semakin tahu mana yang bahaya. 3.   Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh. Cara Pencegahan : 1.    Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak. 2.    Kualitas asuhan meningkat. 3.    Lingkungan aman. Bahaya umum yang harus diperhatikan ortu: 1.    Lantai rumah yang basah atau licin 2.    Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan 3.    Alat makan dari bahan pecah belah 4.    Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat dijangkau anak 5.    Adanya sumur yang terbuka



6.    Adanya parit di depan/samping rumah 7.    Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya 8.    Kompor/alat memasak yang dijangkau anak 9.    Kabel listrik yang berantakan 10.  Stop kontak yang tidak tertutup Upaya yang dapat dilakukan ortu di rumah: 1.   Benda tajam disimpan di tempat yang aman 2.   Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup 3.   Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci 4.    Amankan kompor dan berikan penutup yang aman 5.    Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering 6.    Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga 7.    Sekring listrik harus tertutup 8.    Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen 9.    Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar yang tertutup rapat 10.  Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak 11.  Bila bayi tidur, berikan p[engaman di pinggir tempat tidur



2.4 Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua 1.      Masa Bayi Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2. Pencegahan a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati). b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal. c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi. d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai. e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.



2.      Masa Toddler Jenis kecelakaan : a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda. b. Tenggelam. c. Keracunan atau terbakar. d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon. e. Aspirasi dan asfiksia. Pencegahan : a. Awasi jika dekat sumber air. b. Ajarkan berenang. c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika. d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari. e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan. f. Cek air mandi sebelum dipakai. g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman. h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung  mudah ditarik. i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras. j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.



3.      Pra Sekolah Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan. Pencegahan ada 2 cara ; 1. Mengontrol lingkungan. 2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya. a.    Jauhkan korek api dari jangkauan.



b.    Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak. c.    Mendidik anak : Cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalulintas, cara mengendarai  peran orang tua = perlu belajar mengontrolà sepeda yang aman  lingkungan.



4.      Usia Sekolah a.       Anak sudah berpikir sebelum bertindak. b.      Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang. c.       Perawat mengajarkan keamanan: ·     Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda. ·     Aturan yang aman dalam berenang ·     Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik. ·      Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.



5.      Remaja a.    Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala. b.    Kecelakaan karena olah raga. Pencegahan: a.    Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang tua dengan remaja. b.   Menggunakan alat pengaman yang sesuai. c.    Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga.



1.4.Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua ·      Upaya pencegahan kecelakaan pada anak   orang tua harus diberikan bimbingan dan antisipasi pendidikan kesehatan. ·      Prinsip pendidikan kesehatan:



Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien. Pendidikan kesehatan yang diberikan harus bersifat menyeluruh        Hanya terjadi interaksi timbal balik antara perawat dan orang tua dan bukan hanya perawat sefihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang menerimanya. Proses pendidikan kesdehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan mengajar. Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan yang diberikan.



BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan Anticipatory Guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Upaya bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.



3.2.    Saran Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu memperbaiki kesalahan penulisan.



DAFTAR PUSTAKA



Ash-Shubbi, M. A. (2012). Seni Mendidik Dan Mengatasi Masalah Perilaku Anak Secara Islami. Pustaka Al-Fadhilah. Ekomadyo, I. J. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Fitriah dan Hasinuddin, M. (2010). Modul Anticipatory Guidance Terhadap