Kelompok 1 Qurdis-2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kelompok 1 MENGGAPAI RIDHA ALLAH SWT DENGAN SIKAP DERMAWAN DAN MENGHINDARI KIKIR Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : Pembelajaran Qur’an hadits MTs/MA DosenPengampu: Dr. Hj. Zainap Hartati, M.Ag.



Disusun oleh :



Fauzi Rahmat



(2111110392)



Siti Hadijah



(2111110368)



Santi



(2111110412)



Raida



(2111110507)



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2023 M / 1444 H



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh



Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Waata'ala karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam tim penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita bisa Bersama dengan beliau di akhirat kelak. Ungkapan rasa terima kasih juga penulis haturkan kepada dosen pengajar khususnya Ibu Dr. Hj. Zainap Hartati, M.Ag. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Quran hadits MTS/MA yang telah membimbing dan selalu memberikan semangat yang pada akhirnya bisa membantu untuk lebih sedikit demi sedikit mempeduas wawasan pengetahuan tim pemulis sehingga dapat terselesaikannya makalah ini yang berjudul " Menggapai ridha allah swt dengan sikap dermawan dan menghindari kikir (Kelas VII Semester 1)", meskipun jika ditinjau lebih jauh makalah ini masih belum sempurna untuk dikatakan sebagai makalah yang baik, dan tim penulis menyadari bahwa tim penulis bukanlah manusia yang tercipta dalam kesempurnaan, namun tim benulis akan tetap berusaha untuk menjadi lebih baik dengan terus belajar. Tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, tim penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar makalah selanjutnya bisa lebih baik.



Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh



Kelompok 1



Palangka Raya,12 Maret 2023



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1 A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2 C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Isi Kandungan QS. al-Lail (92):1-7 ...............................................................................3 B. Isi Kandungan QS. Al-Lail (92): 8 – 1. 11 ....................................................................5 C. Isi Kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Jabir ..........................................................6 D. ANALISIS TELAAH BUKU QUR’AN HADIST MTS/MA .......................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11 B. Saran dan ......................................................................................................................11 C. Dokumentasi ................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedermawanan merupakan salah satu sifat yang terpuji. Kedermawanan ini akan senantiasa menjadi keutamaan bagi pelakunya. Orang yang dermawan akan dicintai Allah SWT dan disukai sesama manusia. Sifat para nabi dan rasul inilah yang harus diteladani oleh para pengikutnya. Menurut Prof Dr. Wahbah Az-Zuhaili (Ulama Fiqih Kontemporer Internasional), ada beberapa keutamaan orang yang senantiasa bersifat dermawan. Pertama, Kedermawanan akan mengantarkan masuk surga. Kedua, sifat dermawan merupakan salah satu ciri-ciri para kekasih Allah SWT. Ketiga, orang dermawan adalah pembesar (sayyid) kaumnya dan juga mahkota bagi kelompoknya. Keempat, Allah akan menghapus dosa orang yang dermawan. Oleh karenanya, alangkah beruntungnya orang yang memiliki sifat dermawan ini. Mereka laksana tongkat bagi orang buta. Bagaikan sumber mata air di gurun pasir untuk orang yang sedang dahaga. Dan, bak mentari yang selalu menyinari sebagai sumber kehidupan makhluk hidup (Suwanto, 2016). Selalu tanpa henti memberi dan menebar kebaikan serta kemanfaatan bagi orang lain. Dan, tentunya itu semua semata-mata hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Dalam



dunia



pendidikan



penanaman



kedermawanan



sangatlah



penting



ditanamkan pada setiap jenjang pendidikan terutama pada peserta didik agar kelak menjadi manusia yang memiliki kepekaan sosial. Bangsa yang maju dan berhasil itu ditentukan oleh kualitas dan karakteristik bangsa itu sendiri, melalui sistem pendidikan yang mencetak setiap (output) pesrta didik selain, pintar secara akademis juga pintar dalam pengaplikasikannya, cerdas secara lahiriyah dan batiniyah. Penanaman karakter kedermawanan bisa melalui metode keteladanan, nasihat, pembiasaan atau pemantauan, dan hukuman. Serta melalui pendekatan yaitu perilaku sosial dan perkembangan moral kognitif. Serta strategi yang digunakan melalui kegiatan rutin, spontan, keteladanan dan pengkondisian. Serta dalam bentuk penanaman yaitu peduli terhadap diri sendiri, peduli terhadap teman dan adik kelas, peduli terhadap guru dan peduli terhadap lingkungan sosial. Yang mana penanaman karakter kedermawanan melalui kegiatan infak dan



1



sedekah melalui kegiatan yaitu kegiatan sehari-hari seperti kegiatan infak harian, baksos, kerja bakti, menjenguk ketika ada tem an yang sakit atau terkena musibah.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana isi kandungan Q.R. surah Al-lail? 2. Bagaimana Isi Kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Jabir?



C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana isi kandungan Q.R suarah Al-lail dan bagaimana isi kandungan hadis riwayat muslim dari jabir. Dan penulis makalah yang akan mengulas mengenai analisis buku pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas X semester 1 bab 3 yang mencakup bahasan mengenai kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan grafik.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Isi Kandungan QS. al-Lail (92):1-7 1. Janji Allah Swt. dan Rasul-Nya terhadap Orang yang Dermawan



Artinya: Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), (QS. 92:1) dan siang apabila terang benderang, (QS. 92:2) dan penciptaan laki-laki dan perempuan, (QS. 92:3) sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. (QS. 92:4) Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah Swt.) dan bertaqwa, (QS. 92:5) dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), (QS. 92:6) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (QS. 92:7) Abu Fida‟, Imaduddin Isma‟il, yang lebih dikenal dengan Ibnu Kasir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa, Allah Swt. telah bersumpah: wal laili idzaa yaghsyaa (“Demi malam apabila menutupi [cahaya siang]”) yakni apabila menutupi makhluk dengan kegelapannya. Wan naHaari idzaa tajallaa (“Dan siang apabila terang benderang”) yakni dengan cahaya dan sinarnya. Wamaa khalaqadz dzakara wal untsaa (“Dan penciptaan laki-laki dan perempuan.”) inna sa‟yakum lasyattaa (“Sesungguhnya usahamu memang berbeda-beda.”) yakni berbagai amal perbuatan hamba-hamba-Nya.yang mereka kerjakan saling bertentangan dan juga bertolak belakang, dimana ada yang berbuat kebaikan dan ada juga yang berbuat keburukan. “Fa ammaa man a‟thaa wattaqaa (“Adapun orang yang memberikan [hartanya di jalan Allah Swt.] dan bertakwa). Yakni mengeluarkan apa yang diperintahkan untuk dikeluarkan dan bertakwa kepada Allah Swt. dalam segala urusannya. Wa shaddaqa bil husnaa (“Dan membenarkan adanya pahala 3



yang terbaik.”) yakni diberi balasan atas semuanya itu. FasanuyassiruHuu lil yusraa (“Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”) Ibnu „Abbas mengatakan: “Yakni menuju kepada kebaikan.” Allah Swt. telah bersumpah, demi malam dan siang, demi penciptaan laki-laki dan perempuan, Allah Swt. menjanjikan balasan yang terbaik berupa pahala dan surga diakhirat kelak, dan berbagai jalan kemudahan yang akan menghantarkannya menuju kebaikan itu, bagi hamba yang gemar bersedekah dan bertaqwa kepada-Nya, serta membenarkan dan yakin akan adanya pahala yang terbaik baginya. 2. Isi Kandungan Hadis Rasulullah menjanjikan kemuliaan dan derajat yang tinggi bagi orang yang dermawan, sebagaimana sabda beliau:



“Dari Abu Hurairah radhiallahu „anhu, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, „Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah Swt. menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah Swt. kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).” (HR. Muslim). Kembali ke hadis di atas, Abdullah bin Taslim menjelaskan bahwa Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah Swt. jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah Swt. di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata.” Allah Swt. berfirman,



“Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah Swt. akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba‟ [34]: 39) Makna firman-Nya “Allah Swt. akan menggantinya” yaitu dengan keberkahan harta di dunia dan pahala yang besar di akhirat. Kata al-„afwu (memaafkan) dalam hadis di atas artinya memaafkan perbuatan salah dan tidak menghukumnya. Sedang Arti bertambahnya kemuliaan orang yang pemaaf di dunia adalah dengan dia dimuliakan dan diagungkan di hati manusia, karena sifatnya yang mudah memaafkan 4



orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan di sisi Allah Swt. Arti tawadhu‟ (merendahkan diri) karena Allah Swt. adalah merendahkan diri dari kedudukan yang semestinya pantas bagi dirinya, untuk tujuan menghilangkan sifat ujub (bangga terhadap diri sendiri), dengan niat mendekatkan diri kepada-Nya, dan bukan untuk kepentingan duniawi. Adapun arti ketinggian derajat orang yang merendahkan diri, karena Allah Swt. di dunia adalah dengan ditinggikan dan dimuliakan kedudukannya di hati manusia karena sifat tersebut, dan di akhirat dengan pahala yang agung dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. Ini termasuk sifat orang-orang yang bertakwa. Allah Swt. berfirman,



“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. alQashash [28]: 83 1



B. Isi Kandungan QS. Al-Lail (92): 8 – 1. 11 Ancaman Allah Swt. Bagi yang Kikir/bakhil Islam sangat membenci sifat bakhil, karena sifat bakhil salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mau berkorban untuk kebaikan. Padahal karakter orang yang beriman adalah siap berkorban dengan apa saja demi Islam dan Allah Swt. Sedangkan orang yang bakhil akan jauh dari Allah Swt. dan Dia Akan menimpakan berbagai keburukan, kesesatan, dan memasukkannya ke dalam neraka



Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, (QS. 92:8) serta mendustakan pahala yang terbaik, (QS. 92:9) maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (QS. 92:10) Dan hartanya tidak bermanfa'at baginya apabila ia telah binasa. (QS. 92:11) Dalam tafsir Ibnu Kasir dijelaskan bahwa, Wa ammaa mam bakhila was taghnaa (“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup.”) „Ikrimah berkata dari Ibnu „Abbas: “Yakni kikir terhadap hartanya dan tidak membutuhkan Rabb-nya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. Wakadzdzaba bil husnaa (“Serta mendustakan pahala yang terbaik.”) yakni mendustakan pahala di alam akhirat kelak. FasanuyassiruHuu lil „usraa (“Maka kelak kami akan menyiapkan baginya [jalan] yang sukar.”) Yakni jalan keburukan, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt. yang artinya: “dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (alQur‟an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (al-An‟am: 110) Ayat-ayat al-Qur‟an yang membahas tentang pengertian ini cukup banyak yang menunjukkan bahwa Allah Swt. akan memberi balasan kepada orang yang menuju kepada kebaikan berupa taufiq untuk mengarah kepadanya. Dan barangsiapa menuju kepada keburukan, akan diberi balasan berupa kehinaan. 1



Ibid, 42-46



5



Semuanya itu sesuai dengan takdir yang ditetapkan. Firman Allah Swt.: wa maa yughnii „anhu maa luhuu idzaa taraddaa (“Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. “Yakni, jika telah binasa di dalam Neraka.”2



C. Isi Kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Jabir Rasulullah Saw. telah mengingatkan kita agar menjauhi sifat zalim dan kikir karena sifat zalim menjadikan kegelapan bagi manusia pada hari kiamat dan sifat kikir inilah yang telah mencelakakan dan menjadi sebab terjadinya pertumpahan darah diantara umat terdahulu.



Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu „anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dhalim, karena kedhaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka”. (HR: Muslim) Dalam hadis ini terdapat peringatan dari berbuat zalim dan anjuran untuk berbuat adil. Syari‟at Islam memerintahkan untuk berlaku adil, dan melarang dari berbuat zalim. Lawan dari zalim adalah adil. Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya serta melaksanakan hak-hak yang wajib. Adapun zalim yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Keadilan yang paling adil dan yang pokok adalah mengakui dan mengikhlaskan tauhid hanya kepada Allâh Swt. semata, beriman kepada namanama dan sifat-sifat-Nya yang baik, serta mengikhlaskan agama dan ibadah hanya kepada Allâh Swt. Kezhaliman yang paling yaitu berbuat syirik, menyekutukan Allah Swt. sebagaimana nasihat Luqman kepada anaknya;



Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allâh Swt., Sesungguhnya mempersekutukan (Allah Swt.) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS.Luqmân[31]:13) Rasulullah Saw. Mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari kezaliman,



2



Ibid, hal



6



Ya Allâh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku sesat atau disesatkan (oleh syaitan atau orang berwatak syaitan), berbuat kesalahan atau disalahi, tergelincir atau digelincirkan orang, mendhalimi (menganiaya) atau didhalimi (dianiaya), dan berbuat bodoh atau dibodohi. Pada hadis di atas juga mengingatkan kita agar menjauhi sifat kikir/bakhil. Di antara manusia ada yang kikir mengeluarkan zakat, padahal zakat itu akan membersihkan hartanya dan mensucikan dirinya. Di antara manusia juga ada yang kikir dan pelit terhadap dirinya sendiri, istrinya, dan anak-anaknya, juga pelit terhadap karib kerabatnya, teman-teman karibnya, tamunya, orang-orang fakir miskin, dan lainnya. Karena itulah terdapat ancaman yang keras dalam alQur‟ân dan Sunnah yang shahih bagi orang yang mempunyai sifat dan mengidap penyakit bakhil, kikir dan pelit ini. Allâh Swt. berfirman :



Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allâh Swt. kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. milik Allâh-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allâh maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali „Imran [3]:180) Bakhil dalam bahasa arab biasa disebut dengan as syuhha. Sedang dalam istilah adalah bakhilnya seseorang terhadap harta dan segala kebaikan yang ada pada dirinya atau pada orang lain. Hendaklah kalian jauhi sifat bakhil, maka sesungguhnya telah celaka orang-orang sebelum kalian dengan kebakhilan : memerintahkan kepada mereka dengan kebakhilan kemudian mereka bakhil, dan memerintahkan kepada merela untuk memutus silaturrahmi kemudian mereka putus, dan memerintahkan kepada mereka dengan perbuatan dosa kemudian ia melakukannya. ( HR. Abu Daud ) Bakhil, kikir, dan pelit termasuk perkara yang membinasakan, sebagaimana Rasûlullâh Saw. bersabda,



Tiga perkara yang membinasakan (yaitu) kikir (pelit) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri. Rasulullahh Saw. juga banyak memanjatkan doa di bawah ini :



7



Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, sifat bakhil (kikir), pengecut, lilitan hutang, dan dikuasai orang lain.3



D. ANALISIS TELAAH BUKU QUR’AN HADIST MTS/MA A. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil telaah kami dalam membaca buku teks qur’an hadist Mts/Ma terdapat beberapa yang harus dianalisis, dimulai dari 1). Kelayakan Isi, 2). Kelayakan Penyajian 3). Kelayakan Bahasa 4). Kelayakan Grafik 1) Kelayakan isi Pada buku Al-Qura’an Hadis kelas VII sudah cukup jelas dan bisa dibaca. Untuk ukuran siswa MTs tulisan tersebut cukup jelas untuk dibaca. Begitu pula dengan ayat AlQur’an nya yang dapat dibaca para peserta didik serta mudah di pahami. Al-Qur’an Hadis yang terdebat dalam buku. Dilengkapi dengan adanya terjemahan serta penjelasan ayat yang lebih memudahkan peserta didik memahami maknanya. Sebaiknya untuk penulisan istilah-istilah Arab dalam bahasa Indonesia harus konsisten dan disesuaikan dengan pedoman transliterasi bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Tidak terdapat tulisan Arab latin dalam bahasa Indonesia. •



Kelebihan Buku 1. Di dalam buku al-Qur’an hadis ini diterbitkan oleh kementrian agama telah dilengkapi oleh KI dan KD, serta tujuan pembelajaran. 2. Dalam buku al-Qur’an hadis ini terdapat materi-materi yang mudah untuk di pahami para siswa MTs kelas VII. 3. Pada sampul di setiap bab memiliki ukiran yang menarik.







Kekurangan Buku 1. Di dalam bab III buku al-Qur’an hadis ini hanya terdapat satu gambar yaitu tentang dermawan yang tidak sesuai dengan pokok pembahasan. 2. Tidak terdapat tulisan Arab latin dalam bahasa Indonesia. 3. Di dalam buku al-Qur’an hadis ini Peta konsep tidak terlalu rinci untuk sebuah penyampaian yang menggunakan peta konsep.



3



Ibid, hal 46-51



8



2) Analisis Kelayakan penyajian materi Di lihat dari sub bab pembahasan dalam buku ini tentu di dalam pembahasannya dengan buku yang telah dikeluarkan oleh tim Kementrian Agama Republik Indonesia 2020 “Buku Siswa Al-Qur’an hadis kelas VII MTs”. Adapun sub pembahasannya anatara lain adalah sebagai berikut: Pada buku al-Qur’an hadis kelas VII MTs yaitu: Bab 3 Menggapai Ridha ALLAH Swt Dengan Sikap Dermawan dan Menghindari Kikir. A. Kompetensi Inti B. Kompetensi Dasar C. Peta Kompetensi D. Aktivitas Kelompok E. Aktifitas Individu F. Rangkuman G. Uji Kompetensi H. Penilaian Akhir Semester Dari segi analisis penyampaian materi di dalam buku tersebut hanya memaparkan materi pokoknya saja, tidak terperinci kali. bisa dibilang hanya point-point nya saja, dan materinya kurang mencukupi, namun jika lah dikaitkan dengan kurikulum, kompetensi dan indikator yang ingin dicapai materi penyampainnya relevan atau sesuai. Dari segi analisis tulisan. buku ajar ini termasuk baik dan bagus didalam buku ini dituliskan secara detail akan kosa kata-kosa kata per ayatnya dituliskan beserta terjemahannya. Dan sistem penulisannya pun sudah memenuhi kategori sistem penulisan yang baik dan benar. Terakhir, dari analisis bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah untuk dipahami, jelas, dan baik. Relevansi materi dengan standart kompetensi yang dituntut sudah tercapai atau terpenuhi dengan kesesuaian materi yang disajikan didalam buku ajar Al-Qur’an Hadist kelas VII ini terhadap kompetensi yang ingin dicapai. Bisa kita lihat dari KD maupun KI dan pembahasan materi yang bersinggungan atau relevan. 3) Kelayakan bahasa 9







Secara keseluruhan bahasa yang digunakan dalam penulisan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan dan sistemasi penulisan.







Bahasa yang digunakan sudan sopan dan tidak mengandung unsur sara atau rasis dan juga bahsanya sopan.







Kekuranganya mungkin terletak pada bahasa yang terlalu rancu yang memungkinkan tidak spesifik sehingga menjadikan penjelasan sulit untuk diingat.



4) Kelayakan grafik ( gambar) a. Dermawan Pada gambar di sebelah kanan merupakan contoh gambar yang benar.



Pemilihan font, warna, gambar, tata letak dalam cover buku qur’an hadist Mts/Ma yang di desain sudah sesuai dan bagus. Judul buku yang telah ditulis sudah sesuai. Keterbaruan cover, keterbacaan font judul buku berikut merupakan gambar: Melihat kepada cover buku teks al-quran hadits Mts, dimana tata letak judul dibuat dengan Times new roman dengan font 20 dan pemilihan background dengan dasar putih dengn warna font judul coklat, dapat terlihat dengan jelas sehingga mudah terbaca. Pemilahan jenis font, warna dan tata letak menyiratkan bahwa penulis buku menginginkan buku ini dapat terbaca dengan mudah oleh semua kalangan terutama siswa, dan terkesan serius namun dapat memenuhi kebutuhan pembaca akan referensi terkait al-quran dan hadits.



10



BAB III PENUTUP Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis buku qur’an hadist MTs kelas VII dengan sub bab “menggapai ridho Allah dengan sikap dermawan dan menghindari kikir. Dalam buku ini penulis ingin menyampaikan bahwa keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya diukur dari kualitas kognitif saja, tapi juga kerjasama dan proses mencari informasi yang bisa dilihat pada buku ada beberapa tugas kelompok/diskusi dan juga evaluasi pada bab nya. Dalam buku qur’an hadist kelas VII dengan sub bab “menggapai ridho Allah melalui sikap dermawan dan menjauhi kikir” penulis mencoba menyampaikan buku ini diperuntukkan kepada siswa. Dan bab tersebut dijelaskan bahwa menghargai dan juga menghayati ajaran agama Islam dengan cara menggapai ridho Allah Swt. Dengan cara sikap dermawan dan juga menghindari kikir didasari pada hukum al-quran dan hadist.



Saran: Secara keseluruhan penulisan buku teks tersebut sudah bagus dan sesuai dengan ketentuan penulisan yang baik. Secara penyajian, isi, bahasa dan juga grafik sudah cukup baik dan juga tersusun bagus. Mungkin ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku tersebut bisa lebih bagus lagi kedepannya dan diperbaharui. Dalam penulisan makalah ini juga mungkin tedapat kekurangan atau kesalahan kata yang tidak disengaja dalam ketiakan ini. Kami berharap hasil analisis ini bisa berguna bagi kami dan juga pembaca. Harapannya semoga kami bisa meningkatkan kualitas hasil analisis kami.



11



HASIL DOKUMENTASI



12



DAFTAR PUSTAKA Abdullah Aniq Nawawi, 2020. AL-QUR’AN HADIS MTS KELAS VII. Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam.



13