Kelompok 6 Model Webbed [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Onyak
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL KETERPADUAN WEEBED MODEL (JARING LABA-LABA)



MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPA Terpadu Dosen Pengampu : Drs. Maison, M.Si., Ph. D.



DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6 1. Oktaria Dwi Putri



(P2A521009)



2. Sonya Asokawati



(P2A521004)



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Pembelajaran IPA Terpadu yang membahas tentang “Model Keterpaduan Webbed Model (Berjala)”. Adapun kumpulan materi yang dipaparkan pada makalah ini diperoleh dari literatur yang ada, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik mengenai isi maupun penulisan dari makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat memperluas wawasan para pembaca.



Jambi, September 2021



Penulis,



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar. ............................................................................................................................... i Daftar Isi. ........................................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN. ............................................................................................................. iii 1.1 Latar Belakang. ............................................................................................................. iii 1.2 Rumusan Masalah. ........................................................................................................ iv 1.3 Tujuan Penulisan. ......................................................................................................... iv BAB II PEMBAHASAN. ............................................................................................................... 1 2.1 Pengertian Model Webbed. ........................................................................................... 1 2.2 Karakteristik dan Bentuk Model Webbed. ...................................................................... 2 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed. .................................................................. 3 2.4 Penggunaan Model Webbed. .......................................................................................... 3 2.5 Mengintegrasikan Model Webbed Dalam Kurikulum..................................................... 4 BAB III PENUTUP. ....................................................................................................................... 8 3.1 Kesimpulan. ................................................................................................................... 8 3.2 Saran. ............................................................................................................................ 8 DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................................................... 9



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia yang memungkinkan manusia itu tumbuh dan berkembang dengan potensi, kemampuan serta kemauan yang dimilikinya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas penddikan, diantaranya pembangunan dan penyempurnaan kurikulum, melengkapi srana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi dan sebagainya. Pemerintah terus-menerus menaruh perhatian yang besar terhadap kualitas pendidikan, yaitu ditentukannya nilai ketuntasan minimum yang harus dilakukan siswa untuk dapat lulus dari jenjang pendidiknya. Banyak ditemukan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah, guru masih menggunakan metode ceramah, sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat dari papan tulis. Guru belum berupaya maksimal untuk memperoleh pembelajaran yang maksimal dan bermakna.Oleh karena itu, disini guru dituntut untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai model dan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Model pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan belajar mengajar didalam kelas, model pembelajaran juga berisikan seperangkat konsep yang sistematis dapat meunjang kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan tertentu atau tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Maka kita sebagai pendidik harusnya dapat memahami dengan benar apa itu model pembelajaran dan bagaimana cara menggunakan model pembelajaran yang dipilih nanti sehingga dapar digunakan secara baik.



iii



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian model Webbed? 2. Bagaimana bentuk model Webbed? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model Webbed? 4. Bagaimana cara mengintegrasikan kurikulum pada model Webbed?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian model Webbed 2. Untuk mengetahui bentuk model Webbed 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model Webbed 4. Untuk mengetahui cara mengintegrasikan kurikulum pada model Webbed



iv



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Model Webbed Menurut Robin Fogarty (2009:99) model jaring laba-laba (webbed) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi bersama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Aisyah (2007:3-4) bahwa “istilah jaring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut, kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan”. Pengertian model jaring laba-laba juga dikemukakan oleh Sujiono (2010:67) bahwa “Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan model yang menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan” lebih lanjut pada masingmasing bidang pengembangan. Sedangkan menurut Fogarty (Kurniawan, 2014:70) menyatakan bahwa “karakteristik model model jaring laba-laba (webbed) adalah adanya pandangan luas secara keseluruhan dalam suatu tema yang dapat membentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan”. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan pembelajaran yang secara keseluruhan dalam suatu tema dapat membentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran. Webbed merupakan sebuah model pembelajaran yang dalam penerapannya memerlukan langkah-langkah agar penyajiannya dapat berjalan sebagaimana mestinya.



1



2.2 Karakteristik dan Bentuk Model Webbed Adapun Karakteristik model webbed, yaitu : 1. Model ini menekankan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar. 2. Model ini menekankan siswa memberi pengalaman langsung, sehingga siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami halhal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. 5. Bersifat Fleksibel. Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada. 6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan. Jika di gambarkan webbed model terlihat seperti dibawah ini:



Gambar 1.1 Bentuk model webbed



2



2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Webbed Adapun keuntungan dari penerapan model ini adalah siswa dapat benar-benar merealisasikan apa yang mereka inginkan untuk dipelajari ketika mereka bertemu dan berkomunikasi dengan gurunya. Setiap model tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penerapan model webbed ini. Adapun beberapa hal yang menjadi kerugian atau kekurangan dai model ini adalah sebagai berikut : KELEBIHAN



KEKURANGAN



Penyelesaian tema sesuai dengan Suasana kelas akan lebih riuh dan minat akan memotivasi anak untuk guru akan mengalami kesulitan untuk belajar.



mengatasi siswa dalam kelas.



Lebih mudah dilakukan oleh guru Memerlukan keseimbangan antara yang belum berpengalaman.



kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.



Memudahkan perencanaan kerja tim Dalam untuk



mengembangkan



guru



lebih



tema memusatkan perhatian pada kegiatan



kesemua bidang isi pelajaran. Melalui pendekatan tematik



pembelajaran,



daripada pengembangan konsep. ini



dapat memotivasi siswa. Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.



2.4 Penggunaan Model Webbed Pembelajaran terpadu akan terjadi antara lain jika kejadian yang wajar atau eksplorasi suatu topik merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif di dalam eksplorasi tersebut siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar melalui beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan. Penentuan tema menurut Hadisubroto (2000) ada tiga pilihan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi: (1) tema sudah ditentukan guru pada tahap perencanaan kemudian dikembangkan dalam sub-sub tema, (2) tema ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa, dan (3), tema ditentukan oleh siswa. Pada pengembangan



3



perangkat pembelajaran terpadu model Webbed ini, cara penentuan tema yang dipilih yaitu tema sudah ditentukan guru pada tahap perencanaan kemudian dikembangkan dalam sub-sub tema. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Webbed menurut Aisyah (2007:4), yaitu : 1) Mempelajari kompetensi dasar. 2) Menentukan tema. 3) Mengidentifikasi tema dan sub tema dan memetakkannya dalam jaringan tema. 4) Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema 5) Dari tema yang telah ditentukan siswa akan mendapatkan beberapa kosa-kata yang berkaitan dengan tema. 6) Siswa diminta agar mengembangkan kosa-kata tersebut sehingga menjadi karangan sederhana.



2.5 Mengintegrasikan Model Webbed Kedalam Kurikulum Menurut Robin Fogarty (2009:99) cara untuk mengintegrasikan model webbed ke dalam kurikulum, yaitu : 1. Membuat daftar tema dari setiap pembelajaran dan pilih salah satu yang sesuai dengan pembelajaran hari itu. 2. Membuat pola dasar, menungkapkan persamaan dan perbedaan yang menarik bagi siswa ataupun guru. 3. Tambahkan Hal yang menarik agar siswa tidak bosan dan menjadi fokus pembelajaran. 4. Tema ditandai berdasarkan hal yang penting dari materi pembelajaran. 5. Menyisipkan



pengalaman



belajar



untuk



mata



pelajaran



tersebut.



Pada akhir pembelajaran tambahkan pembahasan ke setiap bidang subjek untuk menunjukkan standar dan penilaian yang ditargetkan Berdasarkan kurikulum 2013 cara mengintegrasi model webbed, yaitu : 1. Think back: re-design Dalam tahapan ini seorang pengembang diminta untuk meninjau ulang sebuah kurikulum yang sudah ada, dalam hal ini adalah kurikulum 2013. Sebuah



4



sekolah dapat melaksanakan Kurikulum 2013 jika memiliki jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas minat (kemendikbud; 2013). Permendikbud 69 tahun 2013 menegaskan bahwa mata pelajaran wajib A terdiri atas Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Sejarah Indonesia. Mata Pelajaran wajib B terdiri atas Seni Budaya, Pendidikan Jasmani dan Keolahragaan, Prakarya dan Kewirausahaan. Mata pelajaran peminatan, peminatan IPA terdiri atas Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Sedangkan peminatan IPS terdiri atas Geografi, Sejarah, Sosial dan Ekonomi. Peminatan ilmu Bahasa dan Budaya mencakup mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis), Antropologi. Adapun pada analisis materi yang dilakukan terhadap beberapa mata pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran wajib A dan mata pelajaran peminatan IPA, penulis menemukan kesamaan dan tema yang memungkinkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti khususnya agama Islam, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Fisika, Kimia, dan Biologi. Seperti kompetensi dasar dan Materi Pokok : a) Pendidikan Agama Islam Iman kepada Allah SWT (Asmaul Husn: al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir) b) Pendidikan Kewarganegaraan Bentuk Negara dan pemerintahan, sistem pemerintahan Negara dan kedaulatan negara. c) Bahasa Indonesia Pengenalan struktur isi teks anekdot, pengenalan cirri bahasa teks anekdot, pemahaman isi teks anekdot. d) Fisika Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi), penggunaan alat ukur, kesalahan pengukuran dan penggunaan angka penting.



5



e) Kimia Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah, Peran kimia dalam kehidupan, Hakikat ilmu kimia, Metode ilmiah dan keselamatan kerja. f) Biologi Ruang lingkup biologi, Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan, Cabang-cabang ilmu biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan, Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa serta, Metode Ilmiah: mengidektifikasi masalah, menentukan hipotesis, merancang



percobaan,



menentukan



variabel,



mengolah



data,



dan



mengkomunikasikan.



2. Think ahead: design Pada



tahapan



Think



ahead,



seorang



pengembang



diminta



untuk



mendesain kurikulum yang akan diinginkan. Penentuan tema dan struktur mata pelajaran ditentukan dalam tahap ini. Setelah meninjau kompetensi dasar dan materi pokok pada enam mata pelajaran di atas, tema yang ditentukan adalah hakikat secara Webbed, tema, mata pelajaran dan materi pokok adalah sebagai berikut :



6



Gambar 1.2 Skema Model Webbed dengan Tema Hakikat dan Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Fisika, Kimia, dan Biologi sebagai pelajaran yang dinaungi.



3. Think again: refind Pada tahapan Think again, pengembang diminta untuk meninjau kembali konsep dan struktur yang telah dibuat untuk diteliti dan memikirkan aspek operasional dalam pelaksananaan pembelajaran. Model Webbed yang disajikan diatas dimaksudkan oagar peserta didik mampu memahami hakikat dari tiap-tiap materi pokok dan mampu mengamalkan konsep tersebut dalam kehidupan nyata. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara terpisah dalam jam pelajaran masing-masing mata pelajaran dengan jangka waktu yang berdekatan. Model pembelajaran dan strategi pembelajaran dapat ditentukan melalui diskusi dengan tim mengajar agar tema dapat diserap peserta didik secara optimal.



7



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan paparan makalah diatas dapat kita simpulkan, yaitu : 1. Menurut Robin Fogarty (2009:99) model jaring laba-laba (webbed) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. 2. Karakteristik model webbed yaitu : (a)



menekankan siswa sebagai subjek



belajar, (b) menekankan siswa memberi pengalaman langsung, (c) Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, (d) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (d) Bersifat Fleksibel dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan. 3. Kelebihan model webbed yaitu, (a) Penyelesaian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar, (b) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman, (c) Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran, (d) Melalui pendekatan tematik ini dapat memotivasi siswa, (e ) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatankegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. 4. Kekurangan model webbed, yaitu : (a) Suasana kelas akan lebih riuh dan guru akan mengalami kesulitan untuk mengatasi siswa dalam kelas, (b) Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran, (c) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep. 5. Penggunaan model webbed yaitu, (1) tema sudah ditentukan guru pada tahap perencanaan kemudian dikembangkan dalam sub-sub tema, (2) tema ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa, dan (3), tema ditentukan oleh siswa. 6. Integrasi model ke dalam kurikulum, yaitu : (1) Think back: re-design, (2) Think ahead: design, (3) Think again: refind.



8



3.2 Saran Setelah adanya pemahaman pembelajaran terpadu model webbed, penulis mengharapkan



kepada



pendidik



dan



calon



pendidik



agar



dapat



mengaplikasikannya didalam kelas sesuai dengan pemaparan penjelasan yang telah dijelaskan dalam pembahasan. Untuk itu hendaknya pendidik lebuh cakap dalam memilih model pembelajaran mana yang tepat untuk diterapkan kepada peserta didik



9



DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Siti.2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terpadu. Fogarty, Robin. 2008. How to integrate the curricula / Robin Fogarty.—3rd ed. United States of America : America. Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan Penilaian). Bandung: Alfabeta. Sujiono. 2010. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Wilujeng, Insih. 2017. Ipa Integrasi Dan Pembelajaran. Universitas Negeri Jogyakarta : Jogyakarta.



10