Modul Model Pemberlajaran Webbed [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PEMBELAJARAN WEBBED



OLEH DIMAS POSUMAH 433418014 Black



0 DIMAS POSUMA



PENDIDIKAN IPA 2018



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan modul ini tepat pada waktunya yang berjudul “Pembelajaran Terpadu Tipe webbed”. Dengan selesainya penulisan modul ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada saya. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan modul ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sangat saya harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari penulisan modul ini.



Gorontalo, 13 Maret 2021 Penulis Dimas Posumah



1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................1 DAFTAR ISI..................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................3 BAB II KURIKULUM TERPADU...............................................................4 BAB III MODEL PEMBELAJARAN WEBBD...........................................10 3.1 Pengrtian model pembelajaran webbed...................................................10 3.2 Pola dan model pembelajaran webbd......................................................11 3.3 Kelebihan dan kekurangan ......................................................................11 3.4 Penerapan Model Pembelajaran webbed.................................................12 BAB IV MATERI..........................................................................................17 BAB V PENUTUP........................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................25



2



BAB I PENDAHULUAN Kebermaknaan pembelajaran IPA secara terpadu di SMP, dapat didukung dengan suatu perangkat pembelajaran yang telah mengacu pada pembelajaran terpadu yang mendukung guru dan siswa salah satunya yaitu dengan mengembangkan modul IPA terpadu model Webbed (Jejaring). Menurut Sungkono (2009) melalui modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya serta dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Kualitas sebuah modul dapat dilihat dari kelayakannya. Kelayakan sebuah modul dapat diperoleh dari hasil validasi pakar. Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi modul berdasarkan standar kelayakan modul meliputi: kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan kebahasaan. Menurut (Akker, 2007) validitas secara memadai dapat dievaluasi melalui penilaian pakar, kepraktisan melalui mikro-evaluasi dan percobaan, dan efektivitas dalam tes lapangan. Menurut Wahyudiati (2010) bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu 1) sikap ilmiah; 2) proses ilmiah; 3) produk ilmiah; dan 4) aplikasi. Menurut Listyawati (2012) IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA jika dilaksanakan secara terpadu dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, karena diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan dan direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa (Rohmawati, 2010). Menurut Nuroso (2010), dari sejumlah model pembelajaran terpadu ada tiga diantaranya yang seseuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA ditingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated). Menurut Widodo (2010), model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan



3



tematik. Pembelajaran model webbed menuntut pendidik memilih tema yang sama atau hampir sama dari beberapa standar kompetensi dalam lintas mata pelajaran atau aspek pengembangan. Keuntungan model webbed antara lain penyeleksi tema sesuai dengan minat akan memotivasi siswa, lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman, dan memudahkan siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide yang terkait. Tema hama dan pestisida memiliki kompetensi dasar mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan mengkomunikasikan informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia. Materi ini meliputi pengertian hama, gulma, penyakit tanaman dan pestisida, serta cara penanggulangannya baik secara kimiawi maupun biologis



4



BAB II KURIKULUM TERPADU Pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas peserta didik (Fogarty,1991). Pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA tingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated). Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum permeabel disebut sebagai kurikulum terpadu (integrated curriculum). Selanjutnya, istilah permeabel dalam tulisan ini akan digantikan dengan „terpadu‟, untuk menghindari kerancuan serta memudahkan pengertian dan pemahaman. Ada sejumlah ciri mendasar yang membedakan antara kurikulum terpadu dengan kurikulum tradisional yang berbasis mata kuliah, yaitu: pertama, menarik hubungan diantara berbagai bidang studi yang berbeda sehingga pembelajaran menjadi komprehensif dan tidak terpotong-potong. Kurikulum ini menekankan sifat saling ketergantungan dari berbagai mata kuliah. Kedua, membangun suasana, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menggunakan pengalaman peserta didik sebagai titik awal. Ketiga, menjamin bahwa kemampuan dikembangkan berdasar permasalahan atau tugas nyata yang sesuai dengan tujuan peserta didik. Keempat, menekankan pentingnya pembelajaran inquiry dan pemecahan masalah. Kelima, mendorong peserta didik menjadi mandiri, banyak akal dan bisa menyesuaikan diri. Keenam, mengembangkan pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang dinamis dan berbeda. Ketujuh, memungkinkan guru/dosen berperan berbeda-beda tergantung pada kegiatan yang harus dilakukan dan dibutuhkan oleh peserta didik. Kedelapan, menempatkan sebagian tangung jawab dan kontrol pembelajaran pada peserta didik. Kesembilan, menggali topik, isu atau pertanyaan dari sejumlah perspektif yang berbeda. Kesepuluh, menilai strategi dan proses yang digunakan dan dikembangkan oleh peserta didik dalam pembelajarannya. Kesebelas, mengakui bahwa proses dan produk saling berkaitan dan 5



kedua komponen itu harus dinilai. Keduabelas, kurikulum terpadu memungkinkan penggalian persoalan manusia yang luas dan kompleks. Secara konsep, kurikulum terpadu memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan kurikulum yang berbasis mata kuliah. Permasalahannya, model pembelajaran seperti apa yang harus digunakan untuk mengimplementasikan kurikulum terpadu? Tulisan ini akan memaparkan tentang model pembelajaran terpadu (integrated intsructional model) sebagai salah satu metode yang bisa digunakan dalam pengimplementasian kurikulum terpadu. Dalam sistem pendidikan yang bersifat tradisional, setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah. Model ini mengakibatkan peserta didik tidak memiliki kesatuan makna dan pembahasan masing-masing pelajaran pada sistem tersebut cenderung ke arah teoritis belaka sehingga sulit bagi peserta didik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran sangat berkaitan dengan strategi atau metode pembelajaran yang digunakan, oleh karena itu penetapan strategi yang relevan merupakan suatu keharusan. Strategi pembelajaran yang berupa teknik atau metode instruksional yang digunakan oleh pengajar dapat mengoptimalkan aktivitas belajar peserta didik agar diperoleh kualitas hasil belajar yang lebih optimal. Selain itu, strategi pembelajaran yang tepat juga dapat membina peserta didik untuk berpikir mandiri, kreatif dan sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi yang terjadi dan akan mungkin terjadi. Suparman (2001) menyatakan bahwa metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberikan contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada mahasiswa/peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Metode dan teknik yang dipilih oleh pengajar ini dimaksudkan agar dapat memberikan, kemudahan, fasilitas, dan atau bantuan lain kepada peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional. Proses pembelajaran yang berlangsung harus membantu proses belajar peserta didik, merangsang serta mendorong mereka untuk secara mandiri aktif melakukan sesuatu, sehingga ketika pengajar menyiapkan pembelajaran terlebih dahulu harus memikirkan cara bagaimana agar peserta didik dapat memproses informasi yang akan disampaikan. Selain itu pengajar juga harus mempertimbangkan cara mengaitkan informasi yang akan disampaikan dengan pengetahuan yang telah peserta didik peroleh sebelumnya (prior knowledge). Dengan demikian, seluruh proses pembelajaran yang dialami peserta didik yaitu mulai dari mendengar, beraktivitas dan berdiskusi dapat menjadi pengalaman yang berkesan dan bermanfat bagi mahasiswa. Isu pembelajaran saat ini, khususnya di Program Studi Teknik Elektro FT UNY, salah satunya menekankan pada aspek keterpaduan (integrated) baik keterpaduan dalam pokok 6



bahasan maupun dalam mata kuliah. Konsep keterpaduan tersebut merupakan sebuah jawaban dari program „peningkatan permeabilitas kurikulum‟. Menurut Ansari (2004), apabila berkeinginan menangkap makna dalam pembelajaran maka harus 4 dilakukan dalam bentuk keterpaduan. Keterpaduan didasarkan pada suatu konsep kebermaknaan. Kebermaknaan maksudnya adalah pembelajar memahami konsep yang diajarkan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami. Keterpaduan ini dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai penyatuan berbagai unsur ke dalam satu keutuhan (Goodman dalam Ansari, 2004). Dalam dokumen Kebijakan Pengembangan Kurikulum (1975-1980), guru/dosen dihimbau untuk menggunakan pendekatan terpadu karena pendekatan terpadu akan membuat mutu belajar makin bermakna. Definisi tentang pembelajaran terpadu banyak dikemukakan oleh para ahli, yang kesemuanya itu secara prinsip mengandung pengertian yang sama. Istilah terpadu oleh Nasution (1978) dikaitkan dengan kurikulum terpadu, sehingga mendefinisikan pembelajaran pendekatan terpadu sebagai pembelajaran yang meniadakan batas-batas berbagai mata pelajaran dalam bentuk unit-unit atau keseluruhan. Kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk pribadi pembelajar yang terpadu. Roehler dalam Susetyo (1998) mendefinisikan keterpaduan sebagai suatu strategi yang bermaksud menggabungkan bidang studi secara simultan. Beliau menambahkan bahwa pembelajaran dengan menggabungkan dua atau lebih bidang studi akan lebih efektif dan efisien. Pendapat lainnya, Hamalik (1990) mengemukakan bahwa pendekatan terpadu bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari bagianbagian melainkan suatu totalitas yang memiliki makna tersendiri. Bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam suatu sruktur tertentu. Konsep keterpaduan menurut Allen & Yen (1979) dititik beratkan pada ciri alamiah pembelajar dan pada proses pengembangan kegiatan yang menyangkut pengembangan berpikir dan pengembangan pembelajar. Atkinson dalam Ahmad (2003) mendefinisikan pembelajaran terpadu sebagai suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak. Collins dan Dixon dalam Ahmad (2003) menyatakan tentang pembelajaran terpadu sebagai berikut: “integrated learning occurs when an authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum.” Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama. 7



Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Walaupun standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA dikembangkan dalam bidang kajian, pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang akan dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu, yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup IPA . Kekuatan/manfaat yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut. 1) Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena ketiga bidang kajian tersebut (zat adiktif dan psikotropika, system pernafasan, dan energi dan usaha) dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan. 2) Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep zat adiktif dan psikotropika, system pernafasan, dan energi dan usaha 3) Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran. 4) Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA. 5) Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan. 6) Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya. 7) Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna. Disamping kekuatan/manfaat yang telah dikemukakan, model pembelajaran IPA Terpadu juga memiliki kelemahan sebagai berikut. 8



1) Aspek guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu dalam IPA akan sulit terwujud. 2) Aspek peserta didik: Pembelajaran IPA terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan. 3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran IPA terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat. 4) Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. 5) Aspek penilaian: Pembelajaran IPA terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian danpengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda. 6) Suasana pembelajaran: Pembelajaran IPA terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.



9



BAB III MODEL PEMBELAJARAN WEBBED 3.1.  Pengertian Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba) Pembelajaran terpadu model webbed menurut (Trianto, 2009) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa digunakan dengan negoisasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. Model webbed (jaring laba-laba) menurut (Ade Rukmana, 2006, hlm. 33) bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran terpadu jaring laba-laba adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang kecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa bidang studi lain. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Dengan demikian model ini merupakan model yang mempergunakan pendekatan tematik lintas bidang studi. Untuk  dapat menerapkannya, seorang guru dapat dituntut secara serius dan mendalam untuk memahami dan memilih tema utama/pokok (ensesial) yang memiliki keterkaitan materi yang secara metodologis bisa dipadukan. Guru dituntut memiliki kejelian dalam memilih dan memilah tema/pokok bahasan yang kemudian tema utama/pokok tersebut disebarkan ke dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu model pembelajaran menurut Fogarty dalam (Rizka Pratiwi Jaya, 2013, hlm. 6) yaitu model webbed. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. 10



Penerapan



untuk



kelas



tematik webbed jaring



rendah



labang-laba.



(1,



2,



dan



Kelas



atas



3)



Sekolah (4,



5,



dengan dan



pendekatan 6)



dengan



pendekatan integrated atau terpadu beberapa mata pelajaran.



3.2. Pola Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba) a.    Berpusat pada siswa Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar. b.    Memberi pengalaman langsung Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. c.    Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. d.   Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. e.    Bersifat Fleksibel Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada. f.     Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.



11



     Dalam melakukan penilaian atau evaluasi guru memberikan penilaian sesuai dengan karakteristik, minat dan bakat setiap siswa karena pada hakikatnya setiap peserta didik mempunyai minat dan bakat yang berbeda-beda. g.    Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.      Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas harus menciptakan suasana dan kondisi yang menyenangkan sehingga siswa dapat bermain sambil belajar.



3.3  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba) 1.      Kelebihan dari model webbed (jaring laba-laba), meliputi : a.    Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar. b.    Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman. c.    Memudahkan perencanaan. d.   Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa. e.    Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. 2.      Kekurangan dari model webbed (jaring laba-laba), meliputi : a.    Sulit dalam menyeleksi tema. b.    Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal. c.    Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.  d.   Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.



3.4.  Penerapan Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba) 1.    Langkah membuat rancangan model webbed (jaring laba-laba) Dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap 12



perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik). Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model webbed (jaring laba-laba) yaitu: a. Mempelajari



kompetensi



dasar,



hasil



belajar



dan



indikator



setiap



bidang



pengembangan   untuk masing-masing kelompok usia. b. Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema. c.   Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema. d.  Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih. e.   Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan. f.    Menyusun Rencana Kegiatan Harian. 2. Penerapan model webbed (jaring laba-laba) a.    Tahap perencanaan Langkah perancangan pembelajaran tematik adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam perancangan pembelajaran yang berorientasi dalam pembelajaran tematik. Langkah persiapan pembelajaran tematik meliputi pemetaan kompetensi dasar pada tema, menentukan tema sentral, pemetaan pokok bahasan, penentuan alokasi waktu,perumusan tujuan pembelajaran,penetuan alat dan media pembealajaran, dan perencanaan evaluasi. Berikut ini adalah contoh merencanakan pembelajaran tematik model jarring laba-laba yang dimulai dari penjabaran kompetensi dasar beberapa mata pelajaran di kelas I dalam indikator IPA Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaanya. 1)   Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh. 2)   Menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh. 3)   Menyebutkan anggota gerak tubuh. Bahasa Indonesia



13



Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bhaasa yang santun. 1)   Menyebutkan nama orang tua dan saudara kandung. 2)   Menanyakan data diri dan nama orang tua serta saudara teman sekelas. Matematika Membilang banyak benda. 1)   Membilang atau menghitung secara urut. 2)   Menyebutkan banyak benda. 3)   Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak,lebih sedikit,atau sama banyak.  IPS         Mengidentifikasi identitas diri,keluarga,dan kerabat. 1)   Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan. 2)   Menyebutkan nama ayah,ibu,saudara dan wali. 3)   Menyebutkan alamat tempat tinggal. 4)   Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kewarganegaraan Menjelaskan perbedaan jenis kelamin,agama dan suku bangsa. 1)      Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga. Pendidikan Agama Islam Membiasakan perilaku terpuji. 1)   Membiasakan perilaku jujur. 2)   Membiasakan perilaku bertanggungjawab. Setelah menjabarkan KD kedalam indicator guru menetukan tema sentral dan memetakan keterhubungan anatara mata pelajaran dengan tema sentral serta menentukan pokok bahasan. Berikut ini adalah pemetaan pokok bahasan anatara mata pelajaran dengan tema sentral :



14



Tema : Keluargaku IPA                                                        1)   Pertumbuhan dalam keluarga. 2)   Mengamati pertumbuhan dalam keluarga. Bahasa Indonesia                                  1)   Memperkenalkan anggota keluarga. 2)   Keterampilan membaca dan menulis dengan tema keluarga. 3)   Mendengar cerita keluarga. 4)   Bermain peran. 5)   Keterampilan berbicara. Matematika 1)   Menghitung jumlah anggota keluarga. 2)   Membuat silsilah keluarga. IPS 1)   Menyebutkan nama ayah,ibu,saudara, dan wali. 2)   Menyebutkan alamat tempat tinggal. 3)   Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kewarganegaraan  1)   Perbedaan jenis kelamin dalam keluarga. 2)   Nilai ketertiban, kasih sayang, dan menghormati dalam keluarga. Pendidikan Agama Islam 1)   Berperilaku jujur pada orang tua, adik, kaka, dan anggota keluarga. 2)   Bertanggung jawab kepada orang tua, adik, kaka, dan anggota keluarga. b.      Tahap Pelaksanaan



15



Tahap pelaksanaan dicontohkan kegiatan-kegiatan secara garis besar. 1)      Kegiatan 1 Pemberi makna pada hasil pengamatan, menggunakan informasi dari hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan, menerangkan bagian-bagian tubuh misalnya mata, telinga, hidung, lidah, kulit, dan gigi, menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh yang diamati, dan menentukan cara hidup sehat. 2)      Kegiatan 2 Pembelajaran dimulai dengan menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, tempat tinggal) dengan kalimat sederhana, menyebutkan nama orang tua dan saudara kandung, menanyakan data diri dan nama orang tua serta saudara kandung teman sekelas, menyebutkan nama anggota badan dan kegunaannya dengan sederhana, mengamati gambar tentang keluarga, bertanya jawab tentang makna gambar, membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat demi kalimat dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat memahami orang lain, mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata, dan kalimat sederhana, membaca penggalan cerita dengan lafal dan intonasi yang benar, menggerakkan telunjuk untuk membuat berbagai bentuk dan lingkaran, memegang alat tulis dan menggunakannya dengan benar, mewarnai. 3)      Kegiatan 3 Kegiatan pembelajaran meliputi membilang atau menghitung secara urut jumlah anggota keluarga, menyebutkan anggota keluarga, membandingkan dua anggota keluarga melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit atau sama banyak, dan membaca dan menulis lambang bilangan dengan tema keluarga. 4)      Kegiatan 4 Pembelajaran mengajak siswa mengamati gambar tentang keluarga, kemudian bertanya jawab tentang nama-nama anggota keluarga, mendeskripsikan kasih sayang anggota keluarga, menceritakan pengalaman diri, menceritakan kasih sayang antar-anggota keluarga, dan menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 5)      Kegiatan 5 Pembelajaran dimulai dengan berdiskusi kelas membahas kasih sayang keluarga, mengidentifikasi macam-macam contoh perbedaan, seperti perbedaan jenis kelamin, 16



menceritakan kasih sayang keluarga, memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah, dan menerapkan hidup rukun  di rumah dan di sekolah. 6)      Kegiatan 6 Dalam pembelajaran siswa diminta memilih gambar sesuai dengan anggota keluarganya, siswa menceritakan kebiasaan keluarga yang dilakukan bersama, seperti jujur, santun, dan kasih sayang dan menceritakan tugas dan tanggung jawab anggota keluarga.



BAB IV MATERI



SILABUS PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED Satuan Pendidikan



: SMP/ MTs



Mata Pelajaran



: Ilmu Pengetahuan Alam



Kelas



: VII/1



Tema



: Makanan



Standar Kompetensi



: 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan (Kelas VII semester 1) 2.Memahami klasifikasi zat (Kelas VII semester 1) 4.Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia (Kelas VII semester



1) Penilaian Bidang Kajian



Kompetensi Dasar



Kegiatan Pembelajar an



Besara n pokok, turuna n dan satuan



1.1.Mendisk ripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuanny a



1.



Indikator



1. Melakuk an pengukur an dengan menggun akan satuan besaran fisika dalam satuan



ntifikasi kan besaran besaran fisika dalam kehidup an seharihari kemudi



Teknik



Bentuk instru men



Contoh



Tes unjuk kerja



Tes perbua tan



Ukurlah panjang kain yang baru saja dibeli dari pasar!



17



Alokasi waktu



Sumber Belajar



2x45’



1. Buku siswa tema: makana n 2. Sumber lain dengan tema: makana



Penilaian Bidang Kajian



Kompetensi Dasar



1.3 Melaku kan penguku ran dasar secara teliti dengan menggu nakan alat ukur yang sesuai dan sering digunak an dalam kehidup an seharihari



Suhu 1.2. dan Mendiskrip Pengu sikan kuran pengertian suhu dan pengukuran nya



Kegiatan Pembelajar an



Indikator



internasi onal.



an mengel ompokk an dalam besaran pokok dan turunan .



Teknik



2. Memeca hkan masalah pengukur an yang dijumpai dalam kehidupa n seharihari sesui dengan tema makanan



Bentuk instru men



Sumber Belajar



Contoh



n Tes afektif



Tes perbua tan



3. Alat dan bahan yang digunak an untuk percoba an



Bagaim ana cara menggu nakan timbang an pegas yang aman?



2. hatikan dan menera pkan keselam atan kerja dalam melakuk an penguk uran. 1. mencari 3. informasi nakan cara termom penggunaa eter n untuk termomete menguk r ur suhu zat. 4. diki kalor yang dibutuh



Alokasi waktu



Tes unjuk kerja



Tes perbua tan



Tugas



Tugas rumah



18



Bagaim ana langkah menggu nakan termom eter



Hitung kalor yang dibutuh



1x45’



Penilaian Bidang Kajian



Kompetensi Dasar



Kegiatan Pembelajar an



Indikator Teknik



kan pada saat mendidi h dan melebur .



Sifat Asam, basa, garam pada makan an



Alokasi waktu



Bentuk instru men



Contoh



kan untuk mendidi hkan 1 liter air dari 30OC menjadi 100OC



1.2. Mel 1. Melakuka 1. Me akukan n ngidenti percobaan percobaan fikasi sederhana untuk sifat dengan mengaeta asam, bahanhui sifat basa bahan asam, dan yang basa garam diperoleh garam pada pada dengan bahan kehidupan indikator makana sehari-hari alam n atau seperti minuma kunyit dan n. kembang 2. Me sepatu nyelidiki perubah an 2. Mengiden wujud tifikasi suatu sifat asam, zat. basa dan 3. Mengait garam kan pada peristiw makanan a kapilarit as dalam kehidup an seharihari.



2x45’



19



Sumber Belajar



Penilaian Bidang Kajian



Kompetensi Dasar



Kegiatan Pembelajar an



Unsur, senya wa dan campu ran



2.4 Memba 1. M 1. Mengid ndingka engidentifi entifikas n sifat kasi sifat i sifat unsur, unsur, unsur, senyawa senyawa senyaw dan dan a dan campura campuran campur n 2. M an. engklasifik asikan 2. Membu materi at secara bagan sederhana klasifika 4. Melak si ukan materi pemisaha secara n sederha campuran na sederhana



Alokasi waktu



Indikator Teknik



Bentuk instru men



Contoh



2x45’



3. Melakuk an percoba an untuk pemisah an campur an yang sesuai dengan metode yang dipilih. Sifat Fisika dan sifat Kimia



4.1.Memban dingkan sifat fisika dan sifat kimia



1.Melakuka 4. M n engklasi percobaan fikasi tentang perubah sifat fisika an fisika dan kimia dan



1x45’



20



Sumber Belajar



Penilaian Bidang Kajian



Kompetensi Dasar



Kegiatan Pembelajar an



Indikator Teknik



kimia dalam 2.mengide kehidup ntifikasi an perubahan seharifisika dan hari. perubahan 5. M kimia enyimp dalam ulkan kehidupan ciri-ciri sehari-hari terjadin ya reaksi kimia berdasa rkan perubah an warna dan suhu. (9,10,11 Kimia: Kelas VII smt 1)



Sistem pencer naan makan an



2.2.Memah ami sistem pencer naan pada manusi a dan hubung annya dengan keseht an



Alokasi waktu



1. 6. Mendisk Melakukan ripsikan percobaan jenis tentang makana kandungan n zat yang berdasa ada dalam rkan makanan kandung an zat yang ada di dalamny a. 7. Menyeb utkan



21



Bentuk instru men



Contoh



Sumber Belajar



Penilaian Bidang Kajian



Kompetensi Dasar



Kegiatan Pembelajar an



Alokasi waktu



Indikator Teknik



Bentuk instru men



Contoh



fungsi masingmasing zat makana n bagi tubuh. 8. Memba ndingka n pencern aan mekanik dan kimiawi. 2. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia (Kelas VIII semester 1)



22



Sumber Belajar



PERTANYAAN DAN TUGAS Tugas 1 1. Tuliskan dan jelaskan langkah-langkah operasional dalam perencanaan pembelajaran IPA terpadu! 2. Berikan contoh dalam setiap langkah penyusunan perencanaan pembelajaran IPA terpadu! 3. Buatlah silabus pembelajaran IPA teradu dengan tema dan SK serta KD yang berbeda dari contoh dalam modul! 4.pembelajaran ipa terpadu dapat menggunakan beberapa model pembelajaran. Sebutkan mdel model pembelajaran tersebut 5. dalam proses pembelajaran terpadu memeiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Dalam pembelajaran apakanh masi ada proses pembelajaran yag lebih efektif dari pembelajaran terpadu?



23



BAB V PENUTUP



5.1 KESIMPULAN Pembelajaran



terpadu



model webbed menurut



(Trianto,



2009)



adalah



pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa digunakan dengan negoisasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum permeabel disebut sebagai kurikulum terpadu (integrated curriculum). Selanjutnya, istilah permeabel dalam tulisan ini akan digantikan dengan „terpadu‟, untuk menghindari kerancuan serta memudahkan pengertian dan pemahaman. Ada sejumlah ciri mendasar yang membedakan antara kurikulum terpadu dengan kurikulum tradisional yang berbasis mata kuliah, yaitu: pertama, menarik hubungan diantara berbagai bidang studi yang berbeda sehingga pembelajaran menjadi komprehensif dan tidak terpotong-potong. Kurikulum ini menekankan sifat saling ketergantungan dari berbagai mata kuliah. Kedua, membangun suasana, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menggunakan pengalaman peserta didik sebagai titik awal.



5.2 SARAN Penulis tentunya masih menyadari jika dalam penyusunan modul diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki modul tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.



24



DAFTAR PUSTAKA Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.   Rukmana, Ade. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI PRESS. Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri. Jaya, Rizka Pratiwi. (2013). Pembelajaran Terpadu Model Webbed.  Departemen Pendidikan Nasional. IPA Terpadu SMP. 2006, November. Direktorat Pembinaan SMA Jakarta. Petunjuk teknis Pengembangan Bahan Ajar.2009



25