Kelompok 7 Makalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AUDITING 1 Perencanaan Audit Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Auditng I Dosen Pengampu: Lili Safrida S.E., M.Si., Ak. Dr. Drs.Ec H. Atma Hayat Ak., M.Si.



Disusun oleh: KELOMPOK 7 1. Muhammad Naufal Fikriyan Noor



(1910313210044)



2. Alya Ayu Maharani Wildan



(1910313320017)



3. Muhammad Irhamni



(1910313110008)



PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, makalah tentang Perencanaan Audit ini dapat diselesaikan tepat waktu. Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini, baik menyangkut isi, materi atau yang lainnya. Semoga makalah ini dapat dijadikan ilmu yang bermanfaat bagi kami sebagai penulis dan yang mendengarkan maupun membaca materi kami.



Banjarmasin, Februari 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................i KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1 A. Latar Belakang..........................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3 A. Perencanaan Audit....................................................................................................................3 1. Perencanaan ..........................................................................................................................3 2. Penerimaan Klien dan pembuatan rencana ..........................................................................5 3. Memahami bisnis dan bidang usaha klien ...........................................................................8 4. Menilai Risiko Bisnis Klien ................................................................................................12 5. Prosedur Analitis..................................................................................................................12 6. lima tipe prosedur analitis ...................................................................................................13 7. Rasio-rasio yang lazim digunakan ......................................................................................16 BAB III PENUTUP.....................................................................................................................19 A. Kesimpulan..............................................................................................................................19 B. Saran.........................................................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan yang dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada perusahaan yang diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka audit cukup dilakukan oleh satu atau dua orang auditor dengan waktu pengerjaan audit yang relatif tidak begitu lama, dan dengan honorarium audit yang tidak begitu besar. Namun apabila perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar, apalagi kalau perusahaan raksasa dengan ratusan anak perusahaan, maka dibutuhkan auditor dalam jumlah yang banyak, waktu pengerjaan audit berbulan-bulan, dan honorarium audit yang sangat tinggi. Dalam setiap audit baik audit pada perusahaan besar maupun pada perusahaan kecil, selalu terdapat empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan audit, Dalam makalah ini kami akan membahas tentang tahapan kegiatan audit atas Perencanaan Audit. Perencanaan audit adalah suatu tahapan mengenai prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit. Tujuan audit, jadwal kerja audit, dan staf yang akan diikutsertakan dalam proses audit harus diterangkan secara jelas dalam perencanaan audit. Perencanaan audit sangat menentukan dalam keberhasilan penugasan audit. Dengan adanya perencanaan audit yang baik, maka auditor akan dapat melaksanakan proses audit dengan baik dan tepat waktu. B. Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan perencanaan audit? 2) Apa saja penerimaan klien dan pembuatan rencana audit pendahuluan? 3) Bagaimana cara agar dapat memahami bisnis dan bidang usaha klien? 4) Bagaimana cara menilai risiko Bisnis klien? 5) Apa itu Prosedur Analitis? 6) Jelaskan lima tiper prosedur analitis! 7) Apa saja rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan?



1



C. Tujuan Penulisan 1) Untuk mengetahui apa itu perencanaan audit. 2) Untuk mengetahui apa saja



penerimaan klien dan pembuatan rencana audit



pendahuluan. 3) Untuk memahami bisnis dan bidang usaha klien. 4) Untuk menilai risiko Bisnis klien. 5) Untuk mengetahui apa itu Prosedur Analitis. 6) Untuk mengetahui apa saja lima tipe prosedur analitis. 7) Untuk memahami rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan.



2



BAB II PEMBAHASAN A. PERENCANAAN AUDIT Perencanaan audit (audit planning) melibatkan pengembangan suatu strategi secara menyeluruh untuk pelaksanaan dan penentuan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan suatu sikap skeptisme professional mengenai hal-hal seperti integritas manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, serta tindakan melawan hukum. Perencanaan audit bermanfaat bagi auditor untuk mencapai tiga hal ini yaitu: 1. Agar auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat sesuai denga situasi yang dihadapi. 2. Membantu auditor untuk melaksanakan audit dengan biaya yang wajar. 3. Menghindarkan kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dengan klien. Perancangan audit dan perancangan pendekatan audit meliputi berbagai tahapan penting yang mutlak diperlukan agar pengauditan berjalan dengan efektif. 1) PERENCANAAN Perencanaan Audit Atas Laporan Keuangan mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan keuangan. Perencanaan audit mencakup penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan penugasan audit dan pengembangan rencana audit. Perencanaan audit bermanfaat dalam beberapa hal yaitu: 



Membantu auditor mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area penting dalam audit.







Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah potensial dengan tepat waktu.







Membantu auditor mengelola penugasan audit dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efisien.



3







Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan audit dengan tingkat kemampuan dan kompetensi yang tepat untuk merespons risiko yang diantisipasi, dan penugasan pekerjaan yang tepat.







Memfasilitasi arah dan supervise atas anggota tim perikatan dan penelaahan atas pekerjaan itu.







Membantu jika relevan dalam pengoordinasian hasil pekerjaan yang dilakukan oleh auditor komponen dan pakar.



Ada delapan tahapan dalam perencanaan audit yaitu 1. Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit awal. 2. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. 3. Menilai risiko bisnis klien. 4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan. 5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren. 6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. 7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan. 8. Menyusun strategi audit keseluruhan dan program audit. Kegiatan pada tahap awal perencanaan banyak berkaitan dengan pengumpulan informasi yang akan membantu auditor dalam menilai risiko-risiko tersebut. Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran tentang seberapa jauh auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung kesalahan penyajian material setelah audit diselesaikan dan diberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Risiko inheren adalah suatu ukuran berupa penilaian auditor mengenal kemungkinan adanya kesalahan penyajian material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal. Penerapan risiko audit bisa diterima dan risiko inheren merupakan bagian penting dalam perencanaan audit karna kedua hal tersebut akan berpengaruh pada penentuan jumlah bukti yang diperlukan dan menilai kebutuhan staf untuk audit yang bersangkutan. 4



2) PENERIMAAN



KLIEN



DAN



PEMBUATAN



RENCANA



AUDIT



PENDAHULUAN Perencanaan audit pendahuluan meliputi empat hal yaitu: 1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan klien lama. 2. Auditor menginvestigasi klien baru dan mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. 3. Auditor harus bisa menyamakan pemahaman dengan klien agar tidak terjadi kesalahpahaman dan evaluasi klien lama berkelanjutan. 4. Auditor mengidentifikasi alasan klien minta diaudit, mendapatkan kesepahaman dengan klien, menilai strategi audit menyeluruh, termasuk penugasan staf dan keahlian yang dibutuhkan dalam menentukan pakar auditor. PENERIMAAN KLIEN BARU DAN MELANJUTKAN KLIEN LAMA Meskipun mendapatkan dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah dalam profesi yang kompetitif seperti halnya profesi akuntan public, namun kantor akuntan hendaknya berhati-hati dalam menentukan klien dan memutuskan klien yang akan diterima. MENGINVESTIGASI KLIEN BARU Dilakukan dengan memeriksa reputasi calon klien dalam lingkungan bisnis, stabilitas keuangannya, serta hubungannya dengan auditor pendahulu. Untuk perikatan audit tahun pertama, hal-hal tambahan yang dapat dipertimbangkan auditor dalam menerapkan strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit mencakup hal berikut: 1. Kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, membuat kesepakatan dengan auditor pendahulu. a. Mendiskusikan isu-isu utama termasuk penerapan prinsip akuntansi atau standar auditing dan pelaporan, yang ditemukan selama seleksi awal auditor, dengan manajemen.



5



b. Prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang tepat dan cukup tentang saldo awal. c. Prosedur-prosedur lain yang disyaratkan oleh system pengendalian mutu KAP untuk perikatan audit tahun pertama. KLIEN LAMA BERKELANJUTAN Kantor-kantor akuntan public biasanya melakukan evaluasi terhadap klien berkelanjutan untuk menentukan apakah terdapat alasan untuk tidak melanjutkan audit pada klien lama tertentu. Konflik yang terjadi di waktu lalu misalnya tentang lingkup audit, pendapat yang diberikan auditor, fee audit yang belum dibayar, dan masalah lain, bisa menyebabkan auditor tidak melanjutkan penugasan di tahun berikutnya. MENGIDENTIFIKASI ALASAN KLIEN MINTA DIAUDIT Ada dua factor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima yaitu calon pemakai laporan keuangan dan tujuan pemakaian laporan keuangan auditan. Auditor biasanya akan mengumpulkan bukti-bukti lebih banyak apabila laporan keuangan auditan akan digunakan oleh banyak pihak. Kemungkinan penggunaan laporan keuangan auditan dapat ditentukan dari pengalaman dengan klien di masa lalu dan dari pembicaraan dengan manajemen. MENDAPATKAN KESEPAHAMAN DENGAN KLIEN Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audi dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola entitas. Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus mencakup: a) Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan b) Tanggung jawab auditor c) Tanggung jawab manajemen a. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan



6



b. Pengacuan ke bentuk dan isi pelaporan yang akan diterbitkan oleh auditor dan suatu pernyataan bahwa dalam kondisi tertentu terdapat kemungkinan laporan yang diterbitkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan. MENILAI STRATEGI AUDIT MENYELURUH Setelah diperoleh pemahaman tentang alas an klien minta diaudit, auditor harus



menetapkan



strategi



audit



pendahuluan.



Strategi



tersebut



harus



mempertimbangkan sifat bidang usaha klien, termasuk mempertimbangkan area-area yang mempunyai risiko terjadinya kesalahan penyajian signifikan. MEMILIH STAF AUDIT Auditor harus menugasi staf yang memenuhi syarat untuk melaksanakan penugasan sesuai dengan standar auditing dan melaksanakan audit dengan efisien. Dalam penugasan audit yang cukup besar biasanya dibutuhkan satu atau dua orang partner dan staf dengan berbagai jenjang pengalaman kerja. Salah satu pertimbangan dalam penentuan staf adalah perlu aanya kontinuitas dari tahun ke tahun. MENENTUKAN



KEBUTUHAN



UNTUK



MENGGUNAKAN



PEKERJAAN



PAKAR AUDITOR Apabila suatu penugasan membutuhkan staf yang memiliki pengetahuan khusus, terbuka kemungkinan bagi auditor untuk menggunakan pakar auditor. Pakar auditor biasanya berasal dari KAP. Pakar auditor memberikan bukti audit dalam bentuk laporan, pendapat, penilaian, dan pernyataan. Contoh pakar auditor adalah: 



Juru hitung persediaan dengan kepakaran tertentu.







Penilaian asset seperti tanah, bangunan, pabrik, pekerjaan seni.







Pengukuran kuantitas atau kondisi fisik suatu asset.







Penentuan nilai dengan Teknik khusus







Analisis atas kepatuhan perpajakan yang rumit dan luar biasa.







Pengukuran pekerjaan yang sudah selesai dan yang masih harus dikerjakan atau kontrak penyelesaian.







Pendapat hukum untuk menginterpretasikan perjanjian dan peraturan.



7



3) MEMAHAMI BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIEN Pemahaman atas entitas dan lingkungannya yang diharuskan diperoleh auditor meliputi: a) Factor-faktor industry, peraturan, dan factor eksternal lain b) Sifat entitas seperti operasinya, struktur kepemilikan dan tata kelolanya, jenis investasi, cara entitas itu distrukturasi dan dibiayai. c) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan perubahannya. d) Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis e) Pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas. Pentingnya pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien yaitu: a) Auditor dapat memahami sifat bisnis klien dan memahami dampak penurunan ekonomi terhadap laporan keuangan klien. b) Teknologi informasi menghubungkan klien dengan pelanggan utama serta pemasok utama. c) Klien telah mengembangkan usahanya secara global. d) Teknologi informasi memperbaiki kualitas dan ketetapan waktu informasi akuntansi. e) Meningkatnya arti penting sumber daya manusia dan asset tak berwujud lainnya. f) Banyak klien telah melakukan investasi dalam instrument keuangan yang kompleks. Auditor harus mempertimbangkan factor-faktor diatas dengan menggunakan pendekatan system stratejik untuk memahami bisnis klien. BIDANG USAHA DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL KLIEN Alasan utama mengapa auditor perlu mendapatkan pemahaman yang baik tentang bidang usaha dan lingkungan eksternal klien yakni: 1. Risiko yang berkaitan dengan bidang usaha tertentu bisa mempengaruhi penilaian auditor tentang risiko bisnis klien dan tingkat risiko audit bisa 8



diterima dan bahkan bisa mempengaruhi pertimbangan untuk menolak klien yang bergerak dalam bidang usaha yang berisiko tinggi seperti bidang jasa keuangan dan asuransi kesehatan 2. Banyak risiko inheren lazim dijumpai pada semua klien yang bergerak dalam bidang usaha tertentu. Pengenalan atas risiko – risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai relevansinya terhadap klien. Sebagai contoh, misalnya keuangan persediaan potensial pada bidang usaha pakaian jadi atau fashion clothing industry, risiko inheren pengumpulan piutang pada bidang usaha pinjaman konsumen 3. Banyak bidang usaha yang memiliki persyaratan akuntansi yang unik dan harus dipahami oleh auditor untuk menilai apakah laporan keuangan klien sesuai dengan standar akuntansi. Sebagai contoh, apabila auditor mengaudit laporan keuangan sebuah kotamadya, auditor harus menguasai akuntansi pemerintahan dan persyaratan pengauditannya. Persyaratan-persyaratan akuntansi yang unik terdapat pada bidang usaha konstruksi,pertambangan, organisasi nirlaba,lembaga keuangan dan banyak lagi organisasi lainnya. OPERASI BISNIS DAN PROSES Auditor harus memahami berbagai faktor seperti misalnya sumber-sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok utama, sumber pendanaan, informasi tentang ada tidaknya hubungan istimewa yang bisa menjadi petunjuk bagian mana yang memiliki risiko bisnis tinggi. Sebagai contoh banyak perusahaan tehnologi yang bergantung pada satu atau beberapa produk yang cepat menjadi usang karena perkembangan tehnologi baru atau kompetitor yang kuat. Ketergantungan pada konsumen utama tertentu bisa mengakibatkan kerugian material akibat piutang tak tertagih atau persediaan usang. MENGUNJUNGI FASILITAS DAN TEMPAT OPERASI KLIEN. Mengunjungi fasilitas dan tempat klien beroperasi sangat berguna untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pengoperasian bisnis klien, karena cara ini memberi kesempatan kepada auditor untuk mengobservasi dan melihat secara langsung fasilitas yang dimiliki klien dan sekaligus juga berkenalan dengan pejabat-pejabat kunci di perusahaan. Dengan melihat langsung fasilitas fisik, auditor 9



dapat menilai pengamanan fisik atas aset dan menginterpretasikan data akuntansi yang berkaitan dengan aset seperti misalnya persediaan dalam proses dan peralatan pabrik. Dengan pengalaman melihat langsung semacam itu, auditor menjadi lebih mampu untuk menilai risiko inheren seperti misalnya peralatan yang menganggur atau persediaan berpotensi tak laku dijual. Pembicaraan dengan pegawai non-akuntansi selama kunjungan berlangsung dan selama audit berjalan akan membantu auditor dalam upaya lebih memahami bisnis klien dan membantu dalam menilai risiko inheren. MENGIDENTIFIKASI HUBUNGAN DENGAN PIHAK BERELASI Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan pihak berelasi penting bagi auditor karena standar audit mengharuskan hal tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan, apabila jumlahnya material. Pihak berelasi didefinisikan sebagai suatu perusahaan afiliasi,pemilik utarma perusahaan klien, atau pihak lain yang mempunyai kesepakatan dengan klien, di mana salah satu pihak bisa mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi perusahaan lain. Transaksi dengan pihak berrelasi adalah setiap transaksi yang dilakukan antar pihak yang mempunyai hubungan dengan pihak berelasi. MANAJEMEN DAN TATA KELOLA Mengingat bahwa manajemen menilai stratejik dan proses bisnis , auditor harus menilai falsafah manajemen dan gaya operasi, serta kemampuannya mengidentifikasi dan menanggapi risiko, karena hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap risiko terjadinya kesalahan dalam penyampaian material dalam laporan keuangan. Tata kelola perusahaan meliputi struktur organisasinya, termasuk aktivitas dewan komisaris dan komnite auditnya. Dewan komisaris yang efekif akan membantu memastikan bahwa perusahaan hanya akan mengambil risiko yang tepat, sedang komite



audit



melalui



pengawasan



pelaporan



keuangan



dapat



mengurangi



kemungkinan dilakukannya akuntansi yang terlalu agresif. Dalam memahami sistem tata kelola yang dilakukan klien, auditor harus memahami bagaimana dewan



10



komisaris dan komite audit melaksanakan pengawasan, termasuk di dalamnya perunusan kode etik perusahaan serta pengevaluasian notulensi rapat. KODE ETIK Auditor harus memahami kode etik yang berlaku pada perusahaan (jika ada) dan memeriksa setiap perubahan atau penghapusan aturan dalam kode etik yang mempunyai dampak terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis manajemen senior NOTULEN RAPAT notulen rapat adalah catatan resmi perusahaan sebagai hasil dari rapat komisaris dan rapat pemegang saham. Notulen meliputi persetujuan (otorisasi ) penting dan ringkasan berbagai topik yang dibahas dalam rapat dan keputusan yang diambil oleh dewan komisaris dan pemegang saham. Otorisasi yang biasanya dijumpai dalam notulen adaalah kompensasi bagi para pejabat perusahaan, kontrakkontrak dan persetujuan baru, pembelian property,pengambilan pinjaman, dan pembayaran dividen. Auditor harus membaca notulen untuk mendapatkan otorisasiotorisasi dan informasi lainnya yang relevan untuk pelaksanaan audit TUJUAN STRATEGI KLIEN strategi adalah pendekatan yang diikuti perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan: 1. Reliablitas pelaporan keuangan 2. Elektivitas dan efisiensi operasi 3. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan Meskipun manajemen telah berbuat yang terbaik, risiko bisnis bisa muncul yang mengurangi kemampuan manajemen untuk mencapai tujuan karena itulah pengetahuan tentang tujuan dan strategi klien membantu auditor dalam menilai risiko bisnis klien dan risiko bisnis dalam laporan keuangan. PENGUKURAN KINERJA



11



Auditor sebaiknya menaikkan penilaian risiko inhrren dan memperluas pengujian untuk keterjadian transaksi yangberkaitan dengan tujuan audit untuk penjualan. pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan melakukan pembandingan dengan para kompetitor. Sebagai bagian dari pemahaman auditor tentang bisnis klien, auditor harus melakukan analisis rasio atau mereview perhitungan rasio-rasio kinerja kunci yang telah dibuat klien. 4) MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN SA 315. 15 menegaskan bahwa auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah entitas memiliki suatu proses untuk: (a) Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan; (b) Mengestimasi signfikansi risiko; (c) Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut; dan (d) Memutuskan tindakan untuk menangani risiko tersebut. Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan bagaimana risiko dikelola. Jika proses tersebut sudah tepat sesuai dengan kondisinya, termasuk sifat, ukuran, dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material. Ketepatan dan kesesuaian proses penilaian risiko entitas dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor. Pada umumnya auditor menaruh perhatian besar terhadap risiko terjadinya kesalahan penyaiian material dalam laporan keuangan yang mengakibatkan oleh risiko bisnis klien. Sebagai contoh, perusahaan sering lakukan stratejik akuisisi atau merger yang tergantung keberhasilan penggabungan operasi dua atau lebih perusahan. 5) PROSEDUR ANALITIS Penggunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung bagaimana auditor mengembangkan suatu ekspektasi tentang seperti apa suatu saldo akun atau rasio, apapun tipe prosedur analtis yang digunakan. Auditor mengembangkan ekspektasi tentang Saldo akun atau rasio dengan mempertimbangkan informasi dari periode 12



Sebelumnya, tren industri, anggaran yang disusun klien, dan informasi nonkeuangan. Auditor biasanya membandingkan saldo-saldo akun dalam pembukuan klien dan rasio-rasio dengan saldo dan rasio yang diharapkan auditor dengan mengunakan satu atau lebih dari tipe-tipe prosedur analitis di bawah ini. Dalam prosedur analitis, auditor membandingkan data klien dengan: 1.Data industri 2. Data serupa dari periode sebelumnya. 3. Hasil ekspektasi yang ditentukan klien. 4. Hasil ekspektasi yang ditentukan auditor. 5. Hasil ekspektasi dengan menggunakan data non-keuangan. Prosedur analitis dalam audit bertujuan untuk: 1. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur analitis lainnya. 2. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substansif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi. 3. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang diaudit Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam perencanaan dengan meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang memiliki risiko salah saji paling besar. Yang terakhir seringkali diuraikan sebagai tujuan pegarah perhatian dari prosedur analitis. 6) LIMA TIPE PROSEDUR ANALITIS Kegunaan prosedur analistis sebagai bukti audit sangat tergantung pada bagaimana auditor mengembangkan suatu ekspektasi tentang harus seperti apa suatu saldo akun atau rasio, apapun tipe prosedur analitis yang digunakan. Auditor biasanya membandingkan saldo-saldo akun dalam pembukuan klien dan rasio-rasio dengan saldo dan rasio yang diharapkan auditor dengan menggunakan satu atau lebih dari tipe-tipe



prosedur



analitis



dibawah



membandingkan data klien dengan : 1.



Data Industri 13



ini.



Dalam



prosedur



analitis,



auditor



2.



Data serupa dari periode sebelumnya



3.



Hasil ekspektasi yang ditentukan klien



4.



Hasil ekspektasi yang ditentukan auditor



5.



Hasil ekspektasi dengan menggunakan data non-keuangan



Ketika melakukan audit dari informasi tentang klien yang telah kita dapatkan, kita bisa menyusunnya seperti ini : Klien Perputaran persediaan Persentase laba kotor



2012 3,4 26,3%



Industri 2011 3,5 26,4%



2012 3,9 27,3%



2011 3,4 26,2%



Bila dilihat dari data diatas, kita bisa tahu kalaunya perusahaan tersebut Nampak stabil dan tidak ada indikasi kesulitan dari dua rasio tersebut. Namun jika kita menggunakan data industri tentang kedua rasio untuk tahun 2012, kita pasti akan berharap kedua rasio klien tersebut untuk naik. Manfaat terpenting dari pembandingan dengan data industri adalah membantu dalam memahami bisnis klien dan sebagai petunjuk kemungkinan adanya kesalahan keuangan. Perbandingan semacam itu kurang bermanfaat dalam menunjukkan potensi kesalahan penyajian. Informasi yang sama berguna bagi auditor dalam menilai kekuatan relative struktur modal klien, dan kemungkinan kegagalan keuangan. Namun demikian, kelemahan terbesar penggunaan rasio industri dalam pengauditan adalah perbedaan antara informasi keuangan klien dengan perusahaanperusahaan sejenis yang membentuk data rata-rata dari total industri. Seringkali bidang usaha klien tidak sama dengan standar industri. Salah satu pendekatan untuk mengatasi keterbatasan rata-rata industry adalah dengan membandingkan klien dengan satu atau dua perusahaan dalam industri yang bisa dijadikan patokan. Membandingkan Data Klien Dengan Data Serupa Dari Tahun Sebelumnya Misalkan persentase laba kotor perusahaan berkisar antara 26 dan 27 persen selama 4 tahun terakhir, tetapi telah turun menjadi 23 persen pada tahun ini. Penurunan laba kotor ini akan menjadi perhatian auditor apabila penurunan tersebut tidak terduga. Penurunnya bisa disebabkan oleh penurunan kondisi ekonomi atau juga 14



dari



kesalahan



penyajian



laporan



keuangan.



Penurunan



laba



kotor



akan



mengakibatkan auditor harus mengumpulkan bukti yang lebih banyak. Mereka harus tahu apa penyebab penurunan laba kotor agar mendapatkan bukti bahwa laporan keungannya tidaklah salah. Adapun beberapa cara auditor untuk membandingkan data klien dengan data serupa dari satu atau dua tahun sebelumnya : 



Bandingkan saldo tahun ini dengan saldo tahun lalu



Salah satu cara mempermudah pelaksanaan pengujian ini adalah dengan memasukkan hasil saldo tahun lalu setelah disesuaikan dalam kolom terpisah pada neraca saldo dalam kertas kerja audit tahun ini. 



Membandingkan detil dari saldo total dengan detil yang sama dari tahun



lalu Dengan secara teliti membandingkan detil periode ini dengan detil yang sama pada tahun lalu, auditor sering menemukan informasi yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Auditor harus mengembangkan suatu ekspektasi dari perubahan yang terjadi sebelum melakukan pembandingan. 



Membandingkan rasio-rasio dan hubungan dalam persentase dengan



tahun sebelumnya Rasio dan hubungan persentase dapat membandingkan data satu dengan data yang lainnya, seperti perbandingan antara penjualan dengan harga pokok penjualan. Pembandingan harus dilakukan dengan perhitungan yang dilakukan pada tahun lalu untuk klien yang sama. Banyak rasio dan persentase yang digunakan untuk pembandingan dengan tahun lalu juga digunakan untuk dibandingkan dengan data industri. Membandingkan Data Klien Dengan Harapan yang Dibuat Klien Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua hal penting yang harus diperhatiakan, pertama auditor harus mengevaluasi apakah anggaran merupakan rencana yang realistis. Pembicaraan dengan klien tentang prosedur anggaran akan berguna untuk mengatasi masalah ini. Hal penting kedua adalah kemungkinkan bahwa informasi keungan tahun ini telah diubah oleh klien agar sesuai dengan anggaran, penetapan risiko pengendalian dan pengujian audit yang detil atas data sesungguhnya dapat dilakukan untuk meminimalkan masalah ini. 15



Membandingkan Data Klien Dengan Ekspektasi Auditor Pembandingan antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo sesungguhnya. Dalam prosedur analitis jenis ini, auditor membuat suatu estimasi tentang berapa besar saldo seharusnya dengan menghubungkan saldo tersebut dengan saldo-saldo akun neraca atau akun laba rugi atau dengan membuat suatu proyeksi berdasarkan data non-keungan atau trend masa lalu. Membandingkan Data Klien Dengan Taksiran Hasil Dengan Menggunakan Data Nonkeuanngan Misalkan kita ingin mengaudit sebuah hotel, kita bisa membuat ekspektasi untuk total pendapatan penjualan kamar dengan mengalikan jumlah kamar, rata-rata tarif harian untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata-rata (Avarage Occupancy rate). Selanjutnya membandingkan hasil estimasi dengan total pendapatan menurut pembukuan klien sebagai penguji kewajaran pendapatan. Namun sebaiknya kita tidak menggunakan perhitungan taksiran pendapatan hotel sebagai bukti audit, kecuali bila kita puas dengan kewajaran perhitungan jumlah kamar hotel, tariff kamar rata-rata, dan rata-rata tingkat hunian. 7) RASIO-RASIO KEUANGAN YANG LAZIM DIGUNAKAN Prosedur analitis yang sering digunakan auditor seringkali berupa pemakaian rasio-rasio keuangan pada tahap perencanaan dan tahap review akhir dari suatu audit laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk memahami kejadian-kejadian mutahir dan status keuangan perusahaan dan untuk melihat laporan dari perspektif pemakai laporan keuangan. Rasio-rasio dan prosedur analitis biasanya dihitung dengan menggunakan Spreadsheets dan perangkat lunak audit lainnya, sehingga data klien dan data industri selama beberapa tahun dapat diselenggarakan untuk tujuan pembandingan. Kemampuan Membayar Kewajiban Jangka Pendek



Rasio Kas



=



Kas+Surat Berharga Kewajiban Lancar 16



828 = 0.06 13.216



Rasio Cepat Kas+Surat Berharga + Piutangusaha bersih Kewajiban Lancar Rasio Lancar =



=



828+18.957+945 = 1,57 13.216 51.027 = 3,86 13.216



Aset Lancar Kewajiban Lancar



Perusahaan perlu memiliki tingkat likuiditas tertentu untuk membayar kewajiban yang akan jatuh tempo dan ketiga rasio diatas digunakan untuk mengukur likuiditas tersebut. Rasio kas berguna untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban segera, sedangkan rasio lancar masih membutuhkan waktu untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas sebelum bisa digunakan membayar kewajiban. Rasio-Rasio Aktivitas Likuiditas Apabila perusahaan tidak memiliki kas dan setara kas untuk memenuhi kewajibannya, maka kunci untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban adalah waktu yang diperlukan perusahaan untuk mengubah aset lancar yang kurang likuid menjadi kas. Hal ini diukur dengan rasio-rasio aktivitas likuiditas. Perputaran Piutang Penjualan bersih Rata−rata Piutang Bruto



Usaha



365 hari Hari Pengumpulan Piutang = Perputaran Piutang harga pokok penjualan Perputaran persediaan = Rata−rata Persediaan 365 hari Hari Penjualan Persediaan = Perputaran Persediaan



=



143.086 { ( 18.957+1,240 ) + ( 16.210+1.311 ) } /2 = 7,59 365 hari = 48,09 hari 7,59 103.241 = 3,36 (29.865+31.600)/2



Kemampuan Untuk Memenuhi Kewajiban Jangka Panjang 17



hari = 108,63 3,36



365 hari



Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang tergantung pada keberhasilan operasi dan pada kemampuan untuk meningkatkan modal untuk ekspansi, serta kemampuan membayar pokok pinjaman beserta bunganya.



Kewajiban Berbanding Ekuitas =



Total Kewajiban Total Ekuitas



Laba Operasi Berbanding Beban Bunga =



13.216+25.688 = 1,73 22.463



Total Kewajiban Total Ekuitas



7.370 = 3,06 2.409



Rasio kewajiban terhadap ekuitas menunjukkan seberapa banyak penggunaan kewajiban (utang) dalam pendanaan suatu perusahaan. Sedangkan, kemampuan untuk membayar bunga tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas positif dari operasinya. Rasio-Rasio Profitabilitas Kemampuan perusahaan menghasilkan kas untuk membayar utang, ekspansi, dan membayar dividen, tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Rasio profitabilitas yang paling banyak digunakan adalah laba persaham (earning per share). Auditor menggunakan rasio-rasio lain untuk memperdalam pemahaman tentang operasi. Rasio laba berbanding aset mengukur profitabilitas perusahaan secara menyeluruh. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap rupiah yang tertanam dalam aset.



Laba Perlembar Saham = Persentase



Laba bersih Rata−rata Saham biasaberedar



laba



kotor



Penjualan bersih−Harga pokok penjualan Perputaran Piutang



Marjin laba =



Laba Operasi Penjualan Bersih



Laba Berbanding Aset =



3.934 = 0,79 5.000 =



143.086−103.241 143.086 27,85% 7.370 = 0.05 143.086



Laba sebelum pajak Total aset rata−rata 18



=



5.681 (61.367+ 60.791)/2 0,09



=



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Kegiatan yang dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada perusahaan yang diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka audit cukup dilakukan oleh satu atau dua orang auditor dengan waktu pengerjaan audit yang relatif tidak begitu lama, dan dengan honorarium audit yang tidak begitu besar. Perencanaan audit (audit planning) melibatkan pengembangan suatu strategi secara menyeluruh untuk pelaksanaan dan penentuan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan suatu sikap skeptisme professional mengenai hal-hal seperti integritas manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, serta tindakan melawan hukum. Prosedur



analitis



dapat



membantu



auditor



dalam



perencanaan



dengan



meningkatkan pemahaman auditor tentang bisnis klien, dan mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan bidang yang memiliki risiko salah saji paling besar. Yang terakhir seringkali diuraikan sebagai tujuan pegarah perhatian dari prosedur analitis. Dan juga kita jadi mengetahui rasio-rasio apa saja yang lazim digunakan, seperti Kemampuan Membayar Kewajiban Jangka Pendek, Rasio-Rasio Aktivitas Likuiditas, Kemampuan Untuk Memenuhi Kewajiban Jangka Panjang, Rasio-Rasio Profitabilitas. B. Saran Berkenaan dengan pembahasan dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam simpulan di atas. 



19



DAFTAR PUSTAKA 1. Haryono Jusup, AI. 2001. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta. 2. C. Boynton, William et.all. MODERN AUDITING. Yogyakarta : PENERBIT ERLANGGA.



20