Kelompok 8 PBL 4 Blok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELOMPOK 8 JUM’AT,19 November 2021 SCENARIO 4 BLOK 2 Pertemuan 1



Taurodontisme terbentuk oleh karena adanya kelainan arah pertumbuhan HERS dari (arah) mahkota yang berhubungan dengan perluasan area proliferasi dari mesenkim akar gigi sekitarnya. Pada gigi dimana sudut pertumbuhan HERS dari arah mahkota sangat lebar dan juga lebih tegak, HERS yang mengalami mutasi gagal mencapai pusat gigi pada area furkasi yang normal sehingga menyebabkan terjadinya taurodontisme. Manisfestasi secara klinis (umumnya dinamis) dapat sangat bervariasi, akan tetapi dengan adanya sedikit perubahan pada sudut arah pertumbuhan dan proliferasi akan dapat mengarah pada pembentukan furkasi normal atau juga dapat tertunda .



A. Kata kata sulit 1. Taurodontisme (badan gigi yang mengalami pemanjangan dan pemendekan pada akar, berbentuk seperti lembu jantan 2. Proliferasi (fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan) 3. Pertumbuhan HERS (HERS (hertwigs epithelial root sheath): bentukan selubung akar hasil dari gabungan epithelium enamel dalam dan luar pada bagian distal lengkung servikal) 4. Furkasi ( area dimana akar gigi bercabang) 5. Manifestasi secara klinis ( perwujudan)



B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan taurodontisme 2. Penyebab taurodontisme 3. Klasifikasi taurodontisme 4. Akibat dari taurodontisme 5. Karakteristik gigi taurodontisme 6. Gigi apa saja yang bisa terserang taurodontisme 7. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui taurodontisme 8. Sindrom yang berpengaruh pada taurodontisme 9. Hubungan taurodontisme dengan organogenesis pada gigi



10. Hubungan HERS dengan taurodontisme 11. Apa fungsi dari HERS 12. Apa yang mempengaruhi morfologi eksternak dan internal dari akar gigi 13. Definisi dan tahapan organogenesis 14. Organogenesis pada scenario C. Analisis masalah 1. - Taurodontisme adalah anomali/keanehan gigi yang ditandai dengan pembesaran kamar pulpa dari gigi berakar banyak dengan perpindahan apikal dari dasar pulpa dan bifurkasi akar. - taurodontisme: terdapat mekanisme yang mendasari yaitu kegagalan/ keterlambatan invaginasi selubung akar epitel hertwig yang bertanggung jawab untuk pembentukan akar yang menyebabkan pergeseran apical dari furkasi akar - asal usul nama taurodontisme adalah kombinasi dari dua kata "tauros", yang berarti "banteng" dalam bahasa Latin dan "odus" yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "gigi" dan penggunaan awal istilah, taurodontisme, adalah untuk menggambarkan gigi geraham. gigi yang menyerupai ungulata (tanduk,gigi,tulang pada hewan), khususnya pada tanduk banteng



2. – Ruang pulpa besar karena kegagalan diafragma epitel untuk membentuk jembatan sebelum deposisi dentin -Adanya mutase yang dihasilkan dari defisiensi odontoblastic selama dentinogenesis dari akar - Autosomal dominan - Penyebabnya adalah 1. Kekurangan sel odontoblast, 2. kegagalan epitel selubung akar (HERS) dalam berproliferasi, 3. anomaly yg terdapat keterkaitan dengan suatu sindrom, 4. gangguan homeostasis, 5. kegagalan fromasi dalam furkasi 3. – 1.hypotaurodontisme(ringan): ruang pulpa membesar 2.mesotaurodontisme(sedang): akar gigi hanya dibagi 1/3 tengah 3.hypertaurodontisme(parah ): bentuk paling parah dimana terjadinya bifurkasi atautrifurkasi terjadi di dekat apeks akar - Nilai indeks ketinggian pulpa untuk indeks pada klasifikasi Keene menyarankan indeks taurodont yang menghitung hubungan antara tinggi pulpa. ruang dan panjang akar terpanjang. Dia mengusulkan tiga kategori taurodontisme untuk indeks ini: Gigi normal: nilai indeks 0-24,9%; Gigi hypotaurodont: nilai indeks 25–49,9%; Mesotaurodontisme: nilai indeks 5074,9%; Hypertaurodontism: nilai indeks 75-100%



4. – Pembentukan gigi menjadi tidak sempurna dan tidak rapi baik dentin dan pulpanya Perawatan gigi dan akar gigi menjadi lebih sulit Kondisi taurodontisme ini menyebabkan gangguan pada dentinogenesis - Perlekatan ke rahang lebih lemah dibandingkan dengan gigi yang normal - Mahkotanya lebih besar dibandingkan dengan gigi normal 5. - karakteristik gigi taurodontisme 1. Secara klinis = badan dan akar gigi berada pada batas alveolar 2.Secara radiologis = ruang pulpa pada badan yang memanjang dari gigi akarnyamemendek dan ukuran mahkota normal - ciri- ciri taurodontisme 1. Akar gigi memendek, karena rongga pulpa meluas dari posisi normal. 2. Badan gigi memanjang. 3. Dasar pulpa terletak pada apical - Pada ruang pulpa, jarak antara atap dan lantai lebih besar dibandingkan pada gigi normal. Untuk menyatakan besaran kelainan, Taurodontism indeks diciptakan: - Variabel 1: Jarak antara atap dan dasar. Variabel 2: Jarak antara Atap dan apex akar. Taurodontism index (TI): (Variabel 1/variable 2)*100% - lantai pulpa yang terletak lebih ke apikal, sehingga furkasi akar terletak lebih apikal dan menyebabkan pemendekan pada akar gigi. Taurodontisme tidak terlihat secara klinis, namun dapat terlihat dengan jelas pada radiograf. 6. - taurodontisme sering terjadi pada gigi molar, karena akar gigi molar permanen dan desidui lebih banyak cabang akar, tetapi lebih sering terjadi pada gigi permanen 7. –Pemeriksaan yang dapat dilakukan • Bisa dengan foto panoramic, radiografi intra oral periapical bertujuan dapat melihat keseluruhan mahkota gigi dan akar gigi, tulang alveolar, dan jaringan disekitarnya • Romgenogram • Ortopantomogram - perawatan Perawatan pada taurodontisme Pedodontik consideration = untuk mencegah poforasi, penambalan pada pulpa Endodontic consideration = perawatan akar gigi Periodontal consideration = mengurangi penghilangan poket pada gingival Surgical consideration = operasi untuk gigi taurodontism Prosthetic consideration = pemasangan gigi palsu 8. – Sindrom Klinefelter, sindrom down, ectodermal dysplasia, tricho-dento-osseous



sindrom, sindrom lowe, sindrom Williams, sindrom mohr, sindrom mcCune-albright, dan van der woude, -



-



terdapat beberapa sindrom dan kelainan genetik yang berhubungan dengan taurodontisme yaitu: ectodermal dysplasia, Down’s syndrome, amelogenesis imperfecta, Klinefelter syndrome, Lowe syndrome, amelogenesis imperfecta trikodentoseus 9. – ada hubungannya, karena pembentukan gigi ada pada tahap organogenesis. Pembentukan gigi dari luar ke dalam terus awalnya membentuk enamel gigi dan membentuk hers. Hers berfungsi utk menentukan gigi ini mempunyai akar tunggal atau jamak. Pada kasus taurodontisme hers gagal berproliferasi padahal normalnya hers itu berproliferasi utk menentukan akar gigi 10. – Taurodontisme adalah akibat dari kegagalan HERS dalam membentuk lekukan pada horizontal yang tepat, HERS berkaitan dengan WNT10 yang berperan penting dalam perkembangan akar terutama dalam pembentukan frukasi dan hilangnya fungsi WNT10 dapat menyebabkan gigi berbentuk taurodontik - fungsi HERS - aurodontisme dihipotesiskan disebabkan oleh kegagalan selubung epitel Hertwig’s (HERS) untuk menginvaginasi benih gigi pada ketinggian/posisi horizontal yang tepat. Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya gangguan pada induksi epiteliomesenkimal dapat menjadi penyebab Taurodontisme. Teori lain menyatakan adanya pola primitif, mutasi, karakter retrograde atau terspesialisasi, sifat terpaut kromosom-X, terpaut kromosom tubuh yang diturunkan secara dominan, atau adanya abnormalitas ektodermal. 11. – fungsi hers untuk pemebentukan akar dan menginduksi pembentukan dentin pada akar gigi - HERS itu yang menentukan ukuran dan bentuk akar gigi contoh lebar/sempit, lurus/melengkung, panjang/pendek,tunggal/jamak dan berdasarkan pola genetiknya. Pada pembentukan akar tunggal hers akan berdiferensiasi membentuk odontoblas yang akan membentuk dentin akar dan kemudian membentuk satu akar. 12. – jumlah akar gigi eksternal dipengaruhi jenis kelamin, usia dan ras -Kromosom Y mempengaruhi pertumbuhan enamel dan dentin, kromsom Xmempengaruhi pertumbuhan enamel -Ras asia 2 akar, non-asia 1 akar -Internal = pada saluran akar sering terdapat suatu penyempitan, percabangan dan pembengkokan saluran akar - perempuan lebih rentan 2x terkena taurodontisme



13. – Pengertian organogenesis - Organogenesis adalah proses dimana organ internal organisme dikembangkan dari tiga lapisan kuman yang diberi nama ektoderm, endoderm, dan mesoderm embrio yang sedang berkembang •Proses pembentukan organ tubuh mulai dari embrio sampai menjadi bentuk definitive (fetus) kemudian berdifirensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa spesifik dalam satu spesies •Fetus memiliki bentuk yang spesifik •Organogensis sendiri dimulai dari minggu ketiga hingga akhir minggu kedelapan •Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri eksternal dari system organ utama sudah terbentuk lalu selanjutnya embrio disebut fetus •Gen yang berperan dalam pertumbuhan gigi, FGF-4, P21, BMP2, BMP4, MSX1dan LEF1 -Tahapan organogenesis organogenesis terjadi pada beberapa tingkat yaitu pada tingkat organism,organ tubuh, jaringan organ dan tingkat seluler. 1. Histogenesis > yaitu diferensiasi menjadi sel yang mempunyai funsi khusus 2. Organogenesis > proses pembentukan organ tubuh mulai dari bentuk primitivemenjadi bentuk defnitifc. 3. Transformasi dan diferensiasi > membentuk protein baru didalam sel yang dapatmemungkinkan sel untuk berfungsid. 4. Morfogenesis > pembentukan organism serta pem -Perkembangan lapisan ectoderm, ada 3 tahap: epidermal ectoderm, neural tube, dan neural crest -Perkembangan lapisan mesoderm, ada 4 tahap: notochord, epimer, mesomere, dan hypomere -Perkembangan endoderm, ada 3 tahap: epithelium saluran pencernaan dan epithelium saluran pernafasan , saluran urin D. Kesimpulan -Taurodontisme adalah ganguan pekerbangan gigi yang dimana tubuhnya membesar dan mengorban kan akar.Taurodontisme dapat didefinisikan sebagai perubahan bentuk gigi yang disebabkan oleh kegagalan diafragma selubung epitel Hertwig untuk invaginasi pada tingkat horizontal yang tepat. Ruang pulpa yang membesar, perpindahan apikal lantai pulpa, dan tidak ada penyempitan pada tingkat sambungan semento-enamel (tsalitsa) Mekanisme dalam pembentukan taurodontisme secara spesifikasi belum dijelaskan secara terperinci, karena tergantung dengan etiologi dari taurodontisme tersebut (octa)



Taurodontisme berhubungan dengan organogenesis yang menyebabkan jaringan pulpa membesar dan membuat akar memendek dan bisa disebabkan oleh factor genetic atau mutase gen dan dapat diturunkan pada keturunan selanjutnya Taurodontisme sangat dipengaruhi oleh syndrome Taurodontisme juga dapat dipengaruhi oleh penyakit



PBL 4 BLOK 2 Selasa,23 November 2021 Pertemuan 2 E. Learning Objective 1. Odontogenesis ( tahapan, gambar, video) (-Tahapan odontogenesis: 1. Tahapan Dental lamina – invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan pengubung pengubung di bawahnya ( di bawahnya (mesenchyme). 2. Tahapan enamel organ awal – pembentukan tunas dari epithelium dari dental lamina. 3. Tahapan kuman gigi – enamel organ, dental papilia, dental sac 4. Inisiasi dari pembentukan dentin dan enamel di dalam gigi. 5. Tahapan enamel organ & bantalan akar yang direduksi. 6. Tahapan erupsi aktif – pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan mulai pembentukan cementum - sel yang berperan dalam proses odontogenesis ada 2 yaitu sel pharyngealarch dan ektomesensim kemudian mengalami penebalan epitel, yang terdiri dari lapisan sel kolumnar tingkat 2-3 lapis, kemudian terbentuk band U yang nantinya menjadi alveolar - Proses Odontogenesis Pada pembentukan gigi manusia juga memiliki beberapa proses yang disebut dengan odontogenesis. Proses tersebut meliputi : 1) Bud Stage Tahap bud adalah suatu tahap permulaan kuntum gigi yang merupakan hasil proliferasi sel-sel ektodermal pada lapisan lamina dentin. Tahap ini berlangsung pada minggu ke-10 IUL. Proliferasi dari proses ini akan membentuk organ enamel. Selama sel-sel dalam organ enamel berproliferasi, jaringan mesenkim yang mengelilingi organ enamel mulai berkondensasi. Kondensasi 98 Embriologi dan Tumbuh Kembang Rongga Mulut jaringan mesenkimal ini merupakan tanda awal pembentukan papila dentis pada gigi insisivus, kaninus, dan molar pertama desidui kira-kira 2-3 minggu. 2) Cap Stage Tahap cap dimulai pada minggu ke-11 IUL. Tahap ini ditandai dengan kondensasi dari jaringan ektomesenkim. Kondensasi mesenkim ini akan mendesak bagian bawah organ enamel sehingga akan menyerupai bentuk sebuah topi (cap) dengan bola di bawahnya. Bagian topi ini dikenal sebagai organ enamel. Organ enamel akan membentuk enamel gigi sedangkan papila



dentis akan membentuk dentin dan pulpa. Pada tahap ini akan terbentuk 3 lapisan sel-sel yang berbeda, yaitu:  Outer Enamel Ephitelium, tersusun atas sel-sel low cuboidal dan merupakan sel perifer dan terletak di bagian cembung organ enamel.  Inner Enamel Ephitelium, tersusun atas low columnar pada bagian cekung organ enamel.  Reticulum Stelata, terletak di antara outer enamel ephitelium dan inner enamel ephitelium yang akan mengisi bagian inti organ enamel. 3) BellStage Dibagi menjadi 2 tahap yaitu :  Bell Awal Perubahan bentuk organ enamel dari bentuk topi (cap) menjadi suatu struktur yang berbentuk bell. Komponen pembentuk gigi pada tahap ini yaitu, organ enamel, papila dentis, dan dental sakus telah berkembang dengan sempurna. Diferensiasi sel-sel organ enamel pada tahap bell awal masih terus berlanjut sehingga menghasilkan 4 lapisan sel yang sebelumnya terdiri dari 3 lapisan sel pada tahap cap, yaitu : 99 Embriologi dan Tumbuh Kembang Rongga Mulut a. Outer Enamel Ephitelium Awalnya low cuboidal menjadi lebih cuboidal. b. Reticulum Stelata Berkembang sempurna pada tahap bell dan membentuk isi utama dari organ enamel yang kemudian dikenal sebagai enamel pulp. c. Stratum Intermedium Terdiri atas 2 atau 3 lapis sel-sel squamous yang terletak diantara inner enamel ephitelium dan reticulum stelata. d. Inner Enamel Ephitelium Awalnya low columnar menjadi tall columnar dengan inti tepat di tengah-tengah sel-sel tall columnar ephitelium. Pada tahap bell juga terjadi histodiferensiasi dan morfodiferensiasi. Histodiferensiasi adalah proses pembentukan sel-sel spesialisasi yang mengalami perubahan histologi dalam susunannya. Dan morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam perkembangan bentuk jaringan atau organ yang menimbulkan produksi bentuk akhir jaringan atau organ.  Bell Akhir Terjadi pada minggu ke-18 IUL. Pada tahap bell akhir berlangsung 3 proses penting untuk pembentukan gigi desidui, yaitu : a. Permulaan mineralisasi. b. Pembentukan mahkota. c. Permulaan perkembangan akar. 2. Hubungan taurodontisme dengan organogenesis pada gigi



-ada hubungannya, karena pembentukan gigi ada pada tahap organogenesis. pembentukan gigi dari luar ke dalam terus awalnya membentuk enamel gigi dan membentuk hers. hers berfungsi untuk menentukan gigi ini mempunyai akar tunggal atau jamak. pada kasus taurodontisme hers gagal berproliferasi padahal normalnya hers berproliferasi utk mennetukan akar gigi 3. Mekanisme taurodontisme -mekanisme: mutase hers yaitu kegagalan atau invaginasi yang terlambat dari selubung akar epitel hertwig, dapat menyebabkan pergeseran apikal dari pencabutan akar. menyebabkan gangguan dentinogenesis yang berperan dalam pembentukan odontoblast dan kemudian menyebabkan taurodontisme 4. Sindrom yang paling sering muncul dan hubungan terhadap taurodontisme - Taurodontisme adalah perubahan morfo-anatomi bentuk gigi yang biasanya terjadi karena gigi berakar banyak. Cirinya adalah badan gigi yang membesar dan kamar pulpa serta perpindahan apikal dari lantai pulpa. Etiologi taurodortisme tidak jelas. Hal ini diduga disebabkan oleh kegagalan diafragma selubung epitel Hertwig untuk melakukan invaginasi pada tingkat horizontal yang tepat, kemudian akan menghasilkan gigi dengan akar pendek, badan membesar, pulpa membesar namun dentin normal. . Taurodontisme dapat diurutkan menurut tingkat keparahannya sebagai yang paling ringan (hipotaurodontisme), sedang (mesotaurodontisme) dan paling parah (hipertaurodontisme). Taurodontisme ini biasanya terlihat pada gigi permanen/gigi sulung yang diyakini disebabkan oleh kegagalan selubung akar epitel Hertwig untuk berinvaginasi pada tingkat horizontal yang tepat. Taurodontisme paling sering muncul juga dikaitkan dengan beberapa sindrom termasuk sindrom Klinefelter, Down, tricho-dento-osseous dan lain-lain - Sebelumnya, taurodontisme terkait dengan sindrom seperti Klinefelter dan Down. Hal ini dianggap sebagai varians anatomi yang dapat terjadi pada individu normal. Secara umum, pasien dengan taurodontisme yang lebih parah (meso atau hiper) lebih mungkin mengalami aneuploidi kromosom X. Prevalensi taurodontisme meningkat dengan meningkatnya jumlah kromosom X dan juga menunjukkan bahwa ekspresi taudorontisme dan jumlah kromosom X mungkin ikut berkorelasi , bahwa gen kromosom X yang mempengaruhi perkembangan email mungkin juga terlibat dalam perkembangan taurodontisme. Pasien dengan gigi meso atau hipertaurodontik yang tidak memiliki sindrom yang diketahui terkait dengan gigi taurodontik harus dikonsultasikan untuk



analisis kromosom, karena ada hubungan yang tinggi antara gigi taurodontik dengan sindrom aneuploidi kromosom X. - sindrom klinefelter dikenal juga sebagai sindrom XXY adalah sekumpulan gejala sindrom yang disebabkan oleh 2 atau lebih kromosom pada laki-laki. gejalanya adalah nfertilitas dan ukuran testi yang kecil. gejala lain adalah otot lebih lemh badan lebih tinggi, koordinasi motorik yang buruk dan rendahnya minat terhadap seks. untuk pengobatan belum ada namun ada perawatan yang dapat membantu yaitu terapi fisik, bicara dan bahasa. -down syndrome kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat pembelahan. kromosom 21 pad berkas q22 gen SLC5A3 dapat dikenal dengan melihat manifestasi klink. ciri-ciri kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orng mongoloid. - tricho-dento-osseous (taurodontisme pada kelainan tulang tipis) kelainan genetik langka, sistemik dominan autosomal yang menyebabkan cacat pada rambut, gigi dan tulang. dikaitkan jg dengan mutasi DLX3 yang juga berkaitan dengan amelogenesis imperfecta. -



salah satu sindrom yang berpengaruh pada taurodontisme, yaitu Ectodermal Dysplasia yang merupakan suatu kelainan genetik yang banyak ditemukan. Kelainan ini menyebabkan kurang atau tidak berkembangnya organ-organ yang berasal dari jaringan epidermis, seperti rambut, kelenjar keringat, dan gigi.



-



Disebabkan oleh beberapa sindrom : 1) Amelogenesis imperfekta. 2) Sindrom Down. 3) Sindrom Apert. 4) Hipoplasia dermal fokal atau sindrom goltz gorlin. 5) Ectodermal dysplasia. 6) Hipofosfatasi. 7) Hiperfosfatasi-oligofrenia-taurodontia. 8) Dwarfisme mikrosefali-taurodonsia. 9) Mikrodontia-taurodonsia-dens invaginatus. 10) Displasia okulo-dento-digital. 11) Oral-facial-digital, tipe II. 12) Sindrom rapp-hodgkin. 13) Kongenital diskeratosis. 14) Sindrom klinefelter.



15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22)



Sindrom triko-dento-oseus. Sindrom mohr. Sindrom wolf-hirschhorn. Sindrom lowe. Sindrom smith-magenis. Sindrom Williams Sindrom mccune-albright. Sindrom van der woude.



5. Klasifikasi taurodontisme (gambaran) - Menurut Shaw taurodontisme diklasifikasikan sebagai ringan (hipotaurodontisme), sedang (mesotaurodontisme) dan parah (hipertaurodontisme) kondisi ini berdasarkan perpindahan relatif dari kamar pulpa. -Hipotaurodontisme adalah bentuk yang paling tidak menonjol, dimana kamar pulpa berada diperbesar; mesotaurodontisme adalah bentuk sedang, dimana akar gigi hanya terbagi di sepertiga tengah; dan hipertaurodontisme adalah bentuk yang paling parah, dimana bifurkasi atau trifurkasi terjadi di dekat apeks akar. - hypotaurodontisme : yakni pembesaran ruang pulpa melebihi normal dengan mengorbankan akar mesotaurodontisme : pulpa cukup besar melebihi hypotaurodontisme dan akarnya cukup pendek tetapi masi terlihat terpisah hypertaurodontisme : bentuknya prismatik atau silindris dimana ruang pulpa sangat besar dan hampir mencapai puncak , akar gigi sangat pendek dimana bifurkasi atau trifukasi terjadi didekat apex akar 6. Gambaran hasil pemeriksaan taurodontisme (pengertian setiap metode pemeriksaan) -



fitur radiografi Identifikasi taurodontisme hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiografik karena morfologi gigi luar dalam konfigurasi normal. Pemeriksaan radiografik adalah cara terbaik untuk memvisualisasikan kamar pulpa dalam konfigurasi persegi panjang. Diagnosis taurodontisme terutama didasarkan pada penilaian radiografi subjektif. Penampilan gigi Taurodont adalah kondisi yang sangat khas dan paling baik divisualisasikan pada radiografi. Gigi yang terlibat mengasumsikan bentuk persegi panjang yang relatif meruncing ke arah akar. Kamar pulpa sangat besar dengan ketinggian apiko-oklusal yang lebih besar dari biasanya dan tidak memiliki konstriksi yang biasa pada regio servikal gigi dengan



akar yang sangat pendek. Trifurkasi atau bifurkasi mungkin beberapa milimeter di atas puncak akar.Intraoral rontgen - Rontgen intraoral adalah jenis rontgen yang paling sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi. Rontgen intraoral sendiri terdiri dari 3 jenis rontgen seperti berikut ini. 1. Bitewing X-ray Rontgen jenis ini berfungsi untuk mengetahui keadaan gigi rahang bawah dan atas Anda pada satu area. Selama pemeriksaan, dokter akan meminta Anda untuk menggigit selembar kertas khusus. Biasanya dokter melakukan prosedur ini untuk memeriksa ada tidaknya pembusukan di antara gigi belakang, baik yang di atas maupun bawah. Dokter juga akan melakukan prosedur ini untuk melihat seberapa rata gigi atas dan bawah Anda. Hasil pemindaian dapat memperlihatkan pengeroposan tulang akibat penyakit gusi parah atau infeksi gigi. 2. Periapical X-ray Periapical X-ray terlihat mirip dengan bitewing X-ray. Namun, prosedur ini lebih bertujuan untuk menunjukkan panjang setiap gigi Anda dari mahkota hingga akar. Prosedur ini juga akan menunjukkan kondisi tulang penyokong gigi Anda. Biasanya dokter melakukan prosedur ini untuk mengetahui masalah di bawah permukaan gusi atau dalam rahang. Misalnya gigi bertubrukan, abses, kista, tumor, dan perubahan tulang yang diakibatkan oleh penyakit tertentu. 3. Occlusal X-ray Prosedur ini dapat menunjukkan langit-langit dan dasar mulut Anda. Hasil X ray dapat menunjukkan hampir seluruh lengkung gigi di rahang atas atau bawah. Occlusal X-ray digunakan untuk mencari gigi tambahan, gigi yang belum tumbuh keluar gusi, pecah rahang, retak pada langit-langit mulut (cleft palate), kista, abses, atau masalah lainnya. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya benda-benda asing dalam mulut. Ekstraoral rontgen Rontgen ekstraoral digunakan untuk mendeteksi masalah gigi di rahang dan tengkorak. Prosedur ini juga terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. 1. Panoramic X-ray Prosedur ini dapat menunjukan keadaan seluruh mulut Anda mulai dari gigi, sinus, area hidung, dan persendian pada rahang (sendi temporomandibular). Dokter melakukan prosedur ini untuk mencari tahu gangguan dalam mulut, seperti gigi bertumpuk, tulang rahang yang abnormal, kista, tumor, infeksi, dan patah tulang. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk merencanakan perawatan gigi palsu, kawat gigi, cabut gigi, dan implan gigi. Selama pemeriksaan dokter akan meminta Anda untuk menggigit sesuatu. Sementara itu perangkat yang terpasang pada mesin sinar X akan menahan



kepala dan rahang Anda. Setelahnya, dalam hitungan detik mesin akan berputar di sekitar kepala Anda dan menangkap gambar rahang dan gigi Anda. 2. Cephalometric projectionsare X-ray Tes pencitraan ini diambil dari seluruh sisi kepala. Biasanya dokter melakukan tes pencitraan ini untuk melihat struktur gigi yang berkaitan erat dengan tulang rahang atau fitur wajah orang. Dengan rontgen ini, dokter dapat menentukan jenis perawatan ortodontik terbaik sesuai dengan kondisi Anda. Perawatan ortodontik ini meliputi pasang behel, implan gigi, gigi palsu, dan lainnya. 3. Sialografi Sialografi adalah tes pencitraan untuk melihat keadaan kelenjar air liur Anda. Tes ini menggunakan pewarna yang disuntikkan ke kelenjar ludah, dengan begitu jaringan lunak di sekotar kelenjar lunak yang bermasalah dapat terlihat pada sinar-X. Biasanya, sialografi dilakukan untuk mencari masalah pada kelenjar ludah seperti penyumbatan atau sindrom Sjorgen, sebuah kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. 4. Radiografi digital Radiografi digital adalah salah satu teknik rontgen terbaru. Film sinar X standar diganti dengan panel atau sensor elektronik datar. Setelah sinar X dibidik pada objek, gambar akan langsung masuk ke dalam komputer dan ditampilkan pada layar. Jadi, Anda tak perlu tunggu waktu lama untuk melihat hasil rontgen. Hal ini pun memungkinkan hasil rontgen untuk disimpan atau dicetak saat itu juga 7. Akibat lain dari taurodontisme (internal, eksternal) - untuk internal Berkurangnya jumlah matriks email,Gangguan kualitas mineralisasi pada email,Berkurangnya ketebalan email,Email mengalami hipomineralisasi dan cenderung rapuh Warna bervariasi dari normal dan translusen hingga kuning kecoklatan tergantung ketebalan email dan derajat translusensi melalui dentin Warna dipengaruhi oleh faktor local setelah erupsi dan derajat kerusakannya, bervariasi dari putih susu sampai kuning atau merah kecoklatan,Email terlihat kontras dibandingkan dengan dentin Radiodenstitas email menyerupai dentin (contohnya pada salah satu amelogenesis infekta)



-



8. Hers ( letak,fungsi, kaitan organogenesis, tipe tipe taurodontisme, mekanisme) HERS adalah selubung sel epitel berlapis ganda berbentuk tabung yang berperan penting dalam regulasi dan pemeliharaan ruang dan fungsi ligament periodontal



• Yang menentukan ukuran dan bentuk akar gigi • Dapat menstimulasi ekspresi NFIC pada sel mesenkim gigi dalam persinyalan dalam pembentukan dan pemanjangan akar -



Mekanisme HERS Selubung akar epitel Hertwig (HERS) terbentuk dari hilangnya retikulum stellata di dalam organ email, setelah email terbentuk, dan mengalami peleburan epitel email dalam dan luar untuk membentuk lengkung serviks. Saat HERS memanjang ke bawah, ia membungkus papila gigi, sehingga menciptakan garis besar akar. HERS kemudian merangsang mesenkim papila gigi di sekitarnya untuk berdiferensiasi menjadi odontoblas dan mensekresi dentin akar. terdapat beberapa faktor transkripsi dan pertumbuhan yang dieskspresikan oleh HERS yaitu, SHH, DLX2 dan Patched2 apabila terjadi ketrlambatan atau kegagalan pada hers untuk berinvaginasi ke dlm mesenkim mengakibatkan perpindahan apikal dari furkasi akar dan selanjutnya dalam perkembangan taurodontisme. jadi HERS memiliki peranan besar Kesimpulan