Kelompok 9 - Uji Kandungan Karbohidrat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA MAKANAN



Oleh : Kelompok 9 1. Aedisti Ayuridityas



1304620015



2. Anggria Cahyaning Safitri



1304620019



3. Murdiyanti



1304620020



Pendidikan Biologi 2020 Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2021



TUJUAN Tujuan umum dalam kegiatan uji coba zat makanan adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi zat makanan yang terdapat didalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan. Selanjutnya, melakukan uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan, secara rinci. Kita dapat melakukan hal-hal berikut : 1. Dapat mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat 2. Dapat mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung non karbohidrat 3. Dapat mengetahui perubahan warna yang muncul pada setiap bahan-bahan makanan



DASAR TEORI A. Karbohidrat Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda beda, meski terdapat persamaan persamaan dari sudut kimia



dan



fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). 1Karbohidrat merupakan komponen bahan makanan yang penting dan merupakan sumber energi yang utama.2Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuhan-tumbuhan.3



1 2



Penulis adalah Staf Edukatif Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED



Abdul Rohman, Analisis Komponen Makanan, Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2013), hlm. 131. Estien Yazid dan Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswaa Analisis, (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2006). hlm. 1. 3



1. Jenis-jenis Karbohidrat 1.1 Karbohidrat Sederhana Karbohidrat sederhana terdiri atas: a. Monosakarida adalah gula sederhana yang terdiri atas 4-6 atom karbon,4 merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Monosakarida. Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit yaitu dlama sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Fruktosa, dinamakan sebagai gula buah yang merupakan gula paling manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa dalam buah, nektar bunga dan juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalam tubuhsebagai hasil pencernaan laktosa.5 b. Disakarida. Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99 % sukrosa dibuat dai kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga banyak



4



5



Mary E. Barasi, At a Glance ILMU GIZI, hlm. 28. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13( 2) Juli–Desember2014:38 -44



terdapat



di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau



dicernakan, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa. Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa. Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena kekurangan enzim laktase yang dibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan untuk pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang



menyebabkan gejala kembung, kejang perut dan diare.



Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orangtua.



c. Oligosakarida. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas dua sampai sepuluh satuan monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltosa.6Oligosakarida terdiri



atas



polimer



dua



hingga



sepuluh monosakarida. Sebetulnya



disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi karena peranannya dalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara terpisah. 1. Sukrosa. Sukrosa atau gula tebu ini tidak memiliki sifat pereduksi.7 Sukrosa dibentuk melalui penggabungan glukosa dan fruktosa, yang diperoleh dari gula tebu, madu dan sirup (dalam bentuk larutan), buah, dan sayuran.



6 7



Estien Yazid dan Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswaa Analisis, hlm. 2. Yohanis Ngili, Biokimia Dasar, (Bandung: Rekayasa Sains, 2010), hlm. 26.



2. Laktosa Laktosa yang terdiri atas glukosa dan galaktosa bisa diperoleh dari susu sapi dan produk olahannya (misalnya makanan yang mengandung susu bubuk atau whey yang merupkan cairan yang tertinggal dalam proses pengolahan susu menjadi keju) seperti cokelat 3. Maltosa Maltosa merupakan gula pereduksi yang terdiri atas dua unit glukosa dan terutama dijumpai pada biji-bijian yang berkecambah seperti gandum. Malt yang dihasilkan melalui perkecambahan ini digunakan dalam produksi minuman fermentasi seperti bir. Dalam jumlah kecil, maltosa terdapat dalam biskuit, sereal sarapan, dan minuman yang mengandung malt.8 4. Polisakarida Polisakarida merupakan karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, glikogen, dekstrin, dan sellulosa.9



1.2 Karbohidrat Kompleks Karohidrat kompleks terdiri atas: Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen dan polisakarida nonpati. Pati, merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia yang berasal dari tumbuh- tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung dan gandum mengandung 70-80 % pati, kacang- kacang kering sepeti kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau mengandung 30-60% pati, sedangkan ubi, talas, kentang dan singkong mengandung 20-30% pati. Proses pemasakan pati disamping menyebabkan 8 9



0Mary E. Barasi, At a Glance ILMU GIZI, hlm. 28-29 Estien Yazid dan Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswaa Analisis, hlm. 2.



pembentukan gel juga akan melunakkan dan memcah sel, sehingga memudahkan pencernaannya. Dalam proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa. Pada tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin, merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial



pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk



simpanan karbohidat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan di dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Polisakarida nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian kaena peranannya dalam mencegah bebagai penyakit.



2. Metabolisme Karbohidrat 2.1. Pencernaan Karbohidrat Pencernaan kabohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang berasal dari makanan yang dikunyah akan bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase ini menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana yaitu dekstrin.Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Makanan yang dikunyah di mulut tinggal di situ hanya sebentar, sehingga pemecahan amilum oleh amilase hanya sedikit saja. Bolus kemudian ditelan ke dalam lambung. Amilase ludah yang ikut masuk ke lambung dicernakan oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat di lambung, sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti. Makanan yang hanya terdiri dari karbohidrat saja akan tinggal di lambung sebentar atau kurang dari dua jam, dan segera diteruskan ke usus halus. Pada usus halus, enzim amilase yang dikeluarkan



oleh pankreas, mencernakan amilum menjadi dekstrin dan



maltosa.



Penyelesaian



pencernaan



kabohidrat



dilakukan



oleh



enzim-enzim



disakaridase yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di mikrovili dan monosakarida yang diahasilkan adalah maltase memecah maltosa menjadi dua mol glukosa, sukrase memecah sakarosa menjadi satu mol glukosa dan satu mol fruktosa, laktase memecah laktosa menjadi 1 mol glukosa dan satu mol galaktosa. Glukosa, fruktosa dan galaktosa kemudian di serap oleh dinding usus, masuk ke cairan limpa, kemudian ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan melalui vena portae ke hati. Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan ini seperti selulosa, galaktan dan pentosan dan sebagian pati yang tidak dicerna masuk ke usus besar. Di usus besar jenis karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat di usus, melalui proses fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan mi roba tersebut dan bahan sisa seperti air dan karbondioksida. Fermentasi yang meningkat di usus besar menghasilkan banyak gas karbondioksida yang kemudian dikeluarkan sebagai flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang masih ada, dibuang menjadi tinja. 2.2. Penyimpanan Glukosa Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah untuk menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian akan diubah menjadi energi. Kelebihan glukosa akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Salah satu fungsi hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Bila persediaan glukosa darah menurun, hati akan mengubah sebagian dari glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke aliran darah. Glukosa ini akan di bawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan seperti otak, sistem saraf, jantung, dan organ tubuh lain. Sel-sel otot dan sel-sel lain di samping menggunakan glukosa juga menggunakan lemak sebagai sumber energi. Sel-sel otot juga menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Glikogen ini hanya digunakan sebagai energi untuk



keperluan otot saja dan tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran darah.



Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh juga dapat diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas.



2.3. Penggunaan glukosa untuk energi Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi Bagian-bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi, karbondioksida dan air. Bagian-bagian kecil ini dapat pula disusun kembali menjadi lemak. Tubuh manusia selalu membutuhkan glukosa untuk keperluan energi, sehingga kita harus mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat setiap harinya, karena persediaan glikogen hanya bertahan untuk keperluan beberapa jam.



3. Fungsi Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk di negara yang sedang berkembang. Dalam tubuh, karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis, mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Selain itu, karbohidrat dapat juga digunakan untuk bahan pengisi tablet dan kapsul, bahan pemanis, bahan perasa, bahan pengawet, dan sumber serat.10 a. Sumber energi. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat di dalam tubuh sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen



10



Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), hlm. 42



dalam hati dan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi dalam jaringan lemak. Sistem saraf sentral



dan



otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk keperluan



energinya. b. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis. c. Penghemat protein.11 Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat pembangun akan terkalahkan. d. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna. Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan. Serat makanan mencegahkegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol.



11



Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli–Desember2014:38 -4



METODELOGI Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tanggal



: Jum’at, 19 Maret 2021



Waktu



: 10.00 – 11.50 WIB



Alat – alat : 1. Bahan Uji Betadine 2. Wadah (Piring, gelas plastik) 3. Tusuk gigi Bahan-bahan : 1.



Pisang ambon



2.



Gula pasir



3.



Nasi merah



4.



Apel



5.



Roti tawar



6.



Pisang scanvendish



7.



Semangka



8.



Buncis rebus



9.



Putih telur rebus



10. Mentega 11. Gula merah 12. Kentang 13. Roti gandum 14. Kacang panjang 15. Nasi putih



Cara Kerja 1. Menyiapkan semua bahan kedalam masing-masing wadah. 2. Menghaluskan bahan-bahan seperti pisang, kentang, gula merah, kacang panjang, dan putih telur rebus. Agar dapat terlihat perubahan warna yang jelas. 3. Meneteskan betadine sebanyak 3-4 tetes kedalam masing-masing bahan yang telah disiapkan wadah. 4. Mendiamkan selama 5 menit 5. Mengamati perubahan warna pada masing-masing bahan



HASIL



Gambar 1. Hasil bahan yang telah ditetesi betadine yaitu telur putih rebus, pisang scanvendish, mentega, buncis, dan semangka.



Gambar 2. Bahan yang telah ditetesi betadine yaitu nasi putih, roti gandum, kacang panjang, gula merah, dan kentang



Gambar 3. Bahan yang telah ditetesi betadine yaitu nasi merah, gula pasir, roti tawar, apel, dan pisang ambon.



No.



Nama Bahan



Perubahan Warna



Hasil



1



Pisang ambon



Biru



Tidak mengandung karbohidrat



2



Nasi merah



Biru keunguan



Mengandung karbohidrat



3



Gula pasir



Merah



Tidak mengandung karbohidrat



4



Apel



Merah



Tidak mengandung karbohidrat



5



Roti tawar



Biru kehitaman



Mengandung karbohidrat



6



Pisang scavendish



Hitam



Tidak mengandung karbohidrat



7



Semangka



Sedikit menghitam



Tidak mengandung karbohidrat



8



Buncis



Merah



Tidak mengandung karbohidrat



9



Putih telur rebus



Merah



10



Mentega



Merah



11



Gula merah



Merah



12



Kentang



Biru kehitaman



13



Roti gandum



Biru kehitaman



14



Kacang Panjang



Merah



15



Nasi putih



Biru kehitaman



Tidak mengandung karbohidrat Tidak mengandung karbohidrat Tidak mengandung karbohidrat Mengandung karbohidrat Mengandung karbohidrat Tidak mengandung karbohidrat Mengandung karbohidrat



PEMBAHASAN Pada kegiatan praktikum kali ini menggunakan betadine yang digunakan untuk mengetahui kandungan makanan. Betadine digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi betadine menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya. Sesuai pernyataan di atas di peroleh hasil pengujian sebagai berikut : 1. Uji pada pisang ambon Pada uji karbohidrat (amilum), pisang yang dihaluskan di tetesi dengan betadine dan setelah didiamkan selama 5menit menghasilkan warna ungu kebiruan. Hal itu berarti pisang tidak mengandung karbohidrat (amilum). 2. Gula pasir Pada uji karbohidrat (amilum), gula yang telah ditetesi betadine tidak mengalami perubahan warna atau hanya berwarna merah dari betadine. Hal itu berarti gula tidak mengandung karbohidrat. 3. Nasi merah Nasi merah yang telah ditetesi betadine menghasilkan warna biru ke unguan yang berarti nasi merah mengandung karbohidrat. 4. Apel Apel yang telah ditetesi betadine tidak mengalami perubahan warna atau hanya berwarna merah dari betadine. Hal itu berarti apel tidak mengandung karbohidrat. 5. Roti tawar Pada uji karbohidrat (amilum), roti tawar yang tidak dihaluskan dan ditetesi betadine 3-4 tetes langsung menghasilkan warna biru ke unguan tanpa menunggu /mendiami selama 5menit. Hal itu berati roti tawar mengandung karbohidrat.



6. Pisang scavendish Pada uji karbohidrat (amilum), Pisang scavendish yang dihaluskan dan ditetesi betadine menghasilkan warna sedikit biru. Hal itu berarti pisang scavendish tidak mengandung karbohidrat. 7. Semangka Semangka yang telah ditetesi betadine sedikit mengalami perubahan warna dan tidak signifikan. Hal itu berarti Semangka tidak mengandung karbohidrat. 8. Buncis rebus Pada uji karbohidrat (amilum), Buncis yang telah direbus lalu dihalusi dan ditetesi betadine tidak menghasilkan warna. Hal itu berarti buncis tidak mengandung karbohidrat. 9. Putih telur rebus Putih telur yang telah direbus lalu dihaluskan dan ditetesi betadine tidak menghasilkan warna kebiruan atau hanya berwarna dari betadine. Hal ini berarti putih telur tidak mengandung karbohidrat. 10. Mentega Mentega yang ditetesi dengan betadine tidak mengalami perubahan warna atau hanya warna dari betadine. Hal ini berarti mentega tidak mengandung karbohidrat. 11. Gula merah Gula merah yang telah dihancurkan dan ditetesi betadine tidak menghasilkan warna atau hanya bewarna merah dari betadine. Hal ini berarti gula merah tidak mengandung karbohidrat. 12. Kentang Kentang yang telah dihaluskan, ditetesi betadine dan didiamkan selama 5menit menghasilkan warna biru ke hitaman. Hal ini berarti kentang mengandung karbohidrat.



13. Kacang panjang Kacang panjang telah dihaluskan dan ditetesi betadine tidak menghasilkan warna atau hanya bewarna merah dari betadine. Hal ini berarti kacang panjang tidak mengandung karbohidrat. 14. Roti gandum Roti gandum telah dihaluskan dan ditetesi betadine tidak menghasilkan warna atau hanya bewarna merah dari betadine. Hal ini berarti roti gandung mengandung karbohidrat. 15. Nasi putih Nasi putih setelah ditetesi betadine menghasilkan warna biru ke unguan yang berarti nasi putih mengandung karbohidrat.



KESIMPULAN Dari praktikum yang telah kami lakukan dan setelah melakukan analisis, maka dapat kami simpulkan bahwa : 1. Tes amilum atau karbohidrat kompleks digunakan untuk mengecek ada tidaknya kandungan karbohidrat di dalam berbagai zat makanan. Tes ini hanya digunakan sebagai kualitatif dan tidak bisa digunakan untuk mengukur kandungan karbohidrat di dalam makanan tersebut. 2. Hasil cek menunjukan perubaan warna betadine dari yang kemerahan menjadi berwarna biru-ungu. Warna ini merupakan senyawa kompleks dari iodine dan amilum. 3. Dari lima belas bahan yang digunakan hanya roti tawar, roti gandum, pisang ambon, kentang, dan pisang scanvendish yang mengalami perubahan warna yang berarti mengandung karbohidrat.



DAFTAR PUSTAKA



Mary E. Barasi, At a Glance ILMU GIZI, hlm. 28.Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13(2) Juli – Desember 2014: 38 - 44 Estien Yazid dan Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswaa Analisis, hlm. 2. Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), hlm. 42 Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli–Desember2014:38 -4 Estien Yazid dan Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswaa Analisis, hlm. 2. Yohanis Ngili, Biokimia Dasar, (Bandung: Rekayasa Sains, 2010), hlm. 26.