Kepatuhan Kebersihan Tangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KLINIK HARAPAN BUNDA Jln. Merdeka No. 33 Makale – Tana Toraja Hp. 082393909300



LAPORAN AUDIT KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN Bulan……. Sampai dengan Bulan …… 2023 Di Klinik Harapan Bunda



KLINIK HARAPAN BUNDA KABUPATEN TANA TORAJA



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mencuci tangan sangatlah penting dilakukan terutama bagi setiap orang yang berada di pelayanan kesehatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun atau handrub oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (Kemenkes, 2014). Mencuci tangan di pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai HAIs. Infeksi nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah penting di seluruh dunia dan menjadi isu yang menarik untuk diteliti terutama tentang upaya pencegahan infeksi tersebut. Sumber penularan dan cara penularan terutama melalui tangan dan dari petugas kesehatan maupun personil kesehatan lainnya, jarum injeksi, kateter urin, kasa pembalut atau perban dan cara yang keliru dalam menangani luka. Infeksi nosokomial ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai seluruh personil yang ada di pelayanan kesehatan. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi nosokomial, karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke2 petugas kesehatan, dari pasien ke pengunjung atau keluarga ataupun dari petugas ke pasien (Rikayanti, 2014). Seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, oleh karena itu sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infection) sering disebut dengan Healthcare Associated Infections (HAIs), dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi rumah sakit atau Hospital Infection. HAIs dapat terjadi baik dari saat perawatan atau datang berkunjung ke pelayanan kesehatan (Depkes, 2008). Infeksi nosokomial menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Septiari, 2012). Angka kejadian infeksi nosokomial belum bisa diketahui secara pasti. Berdasarkan survei prevalensi yang dilakukan WHO pada 55 rumah sakit dari 14 negara yang mewakili 4 wilayah (Eropa, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat), didapatkan 8.7% dari total pasien rumah sakit



mengalami infeksi nosocomial. Frekuensi tertinggi infeksi nosocomial berasal dari wilayah Mediterania Timur dan Asia Tenggara berturut-turut 11.8% dan 10%, sedangkan prevalensi di Eropa dan Pasifik Barat berturut-turut 7.7% dan 9% (WHO, 2012). B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand Hygiene). 2. Tujuan a) Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene). Dengan handrub maupun handwash. b) Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan hand hygiene). c) Meningkatkan perilaku sehat denan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene ) dengan 6 langkah dalam 5 momen. d) Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan ketersedian fasilitas cuci tangan.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kebersihan Tangan Kebersihan tangan adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan terlihat kotor atau terkena cairan tubuh atau menggunakan cairan yang berbahan dasar alcohol ( Alcohol base handrubs ) bila tangan tidak tampak kotor. B. Tujuan Kebersihan tangan Kebersihan tangan dianggap sebagai salah satu elemen terpenting dari PPI. Infeksi sebagian besar dapat dicegah melalui kebersihan tangan dengan cara yang benar dan dengan waktu yang tepat (WHO, 2019). Tangan petugas kesehatan sering terpapar dengan bakteri pathogen dari pasien dan permukaan lingkungan kerja. Bakteri pathogen dipindahkan dari tanganpetugas ke pasien dan/atau sebaliknya atau dari lingkungan yang terkontaminasi. Tangan yang terkontaminasi merupakan salah satu media penyebab penularan infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan . kebersihan tangan bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang dari tangan petugas ke pasien atau pengguna layanan atau sebaliknya saat melakukan tindakan aseptik atau saat memberikan pelayanan kesehatan dengan melakukan kebersihan tangan sesuai 5 momen sesuai standar PPI. C. Prinsip Kebersihan tangan Ada beberapa prinsip kebersihan tangan , yaitu : 1. Pastikan semua petugas kesehatan sudah memahami 5 (lima) momen (waktu) serta 6 (enam) langkah kebersihan tangan dan mampu melaksanakan dengan benar. 2. Kebersihan tangan dilakukan pada 5 (lima) momen sebagaimana tertera dalam gambar berikut ini :



Gambar 1. Lima Momen untuk kebersihan tangan (WHO,2009)



3. Mematuhi langkah-langkah kebersihan tangan secara berurutan dengan baik dan benar. 4. Tersedia sarana kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun dalam dispenser tertutup dan atau cairan berbahan dasar alcohol. 5. Sebelum melakukan kebersihan tangan, jaga kebersihan tanganindividu dengan memastikan kuku tetap pendek, bersih dan bebas dari pewarnaan kuku dan tidak menggunakan kuku palsu, hindari pemakaian asesoris tangan (jam tangan, perhiasan). 6. Jika terdapat luka/lecet maka tutupi luka atau lecet dengan pembalut anti air. 7. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein dan lemak. 8. Sabun cair dianjurkan di dalam botol yang memiliki dispenser, jika menggunakan sabun batangan maka sabun di potong kecil untuk sekali pakai. 9. Gunakan bahan yang mengandung alcohol untuk mendekontaminasi tangan secara rutin, bila tangan tidak jelas terlihat kotor. 10. Bebaskan area tangan sampai pergelangan tangan jika menggunakan baju lengan panjang (digulung ke atas). 11. Kertas tissue sekali pakai sebagai pengering tangan jika tidak memungkinkan dapat menggunakan handuk sekali pakai lalu dicuci kembali. 12. Dilakukan audit kepatuhan kebersihan tangan secara berkala. D. Jenis – jenis kebersihan tangan 1. Membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir. 2. Menggunakan cairan berbahan dasar alcohol 70%. E. Indikasi dan prosedur kebersihan tangan 1. Membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir a) Indikasi Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan ketika tangan terlihat kotor atau ketika akan menggunakan sarung tangan yang dipakai dalam perawatan pasien. b) Prosedur  Pastikan semua assesoris yang menemprl di tangan (cincin jam tangan) todak terpakai kuku harus pendek serta tidak menggunakan pewarna kuku (kuteks, dll).  Jika lengan atas sampai ke pergelangan tangan maka sisihkan terlebih dahulu dengan menaikkan lengan atas sampai ke 2/3 tangan ke arah siku tangan.



 Atur aliran air sesuai kebutuhan.  Basahi tangan dan ambil cairan sabun/sabun antiseptic ± 2 ke telapak tangan.  Lakukan kebersihan tangan dengan langkah seperti dalam gambar 2 dibawah ini.



Gambar 2. Langkah cuci tangan dengan air mengalir 2. Membersihkan tangan dengan cairan berbahan dasar alcohol atau handrub. a) Indikasi Handrub berbahan dasar alkohol digunakan untuk membersihkan tanagn bila terlihat tidak kotor atau tidak terkontaminasi atau bila cuci tangan dengan air mengalir sulit untuk diakses (misalnya di ambulans, home care, imunisasi di luar gedung, pasokan air yang terputus). b) Prosedur  Siapkan handrub (kemasan siap pakai dari pabrik atau campuran 97 ml alkohol 70% dalam 3 ml gliserin, jika dibuat secara massal tidak lebih dari 50 liter persekali pembuatan). Jika sudah tersedia dalam produk siap pakai maka ikuti instruksi pabrik cara penggunaannya.  Lakukan kebersihan tangan dengan cairan berbasis alkohol dengan waktu 20_40 detik.



Gambar 3. Langkah kebersihan tangan dengan Handrub F. Sarana kebersihan tangan 1. Wastafel dengan air mengalir menggunakan keran bertangkai, sabun cair dalam dispenser, pengering tangan (tissue atau handuk sekali pakai) dan tempat limbah non infeksius atau penampung air ( ember) yang diberi keran air dan penampung air limbah cuci tangan, sabun dalam dispenser, tissue atau handuk sekali pakai, tempat limbah non infeksius.



Gambar 4. Contoh wastafel atau penampung air yang dipasang keran 2. Handrub kemasan pabrik yang banyak tersedia dalam produk siap pakai (ikuti instruksi pabrik untuk digunakan) atau siapkan alkohol tangan dengan mencampurkan 97 ml alkohol 70% dalam 3 ml gliserin. Ini dapat disiapkan secara massal (namun tidak lebih dari 50 liter dalam sekali pembuatan ). Berikut cara membuat Handrub : Campuran 97 ml alkohol 70 % dalam 3 ml gliserin = 100 ml handrub



BAB III PEMBAHASAN A. Defenisi Audit Hand Hygiene Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai Klinik terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim PPI Klinik Harapan Bunda melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas Klinik Harapan Bunda yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima moment tersebut adalah: 1. Sebelum bersentuhan dengan pasien 2. Sebelum melakukan tindakan aseptic 3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien 4. Setelah bersentuhan dengan pasien 5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist. B. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap bulan di Klinik Harapan Bunda, berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan Klinik Harapan Bunda bulan …... Kegiatan audit kepatuhan hand hygiene dilaksanakan oleh IPCN pada tanggal ……. kepada seluruh petugas kesehatan di Klinik Harapan Bunda.



C. Hasil Kegiatan Kepatuhan Hand Hygiene di Klinik Harapan Bunda. Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap 3 bulan di Klinik Harapan Bunda . Berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan di Klinik Hrapan Bunda bulan…… - …… tahun …..



GRAFIK KEPATUHAN CUCI TANGAN D. ANALISA DAN EVALUASI E. UPAYA TINDAK LANJUT F. PENUTUP



LAMPIRAN