Keselamatan Pasien [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

5.3 Sasaran Keselamatan Pasien Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien. Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.



5.4 Pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan Pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan dengan budaya keselamatan di Puskesmas dan diperlukan untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang di masa mendatang yang akan membawa dampak kerugian yang lebih besar bagi Puskesmas



Puskesmas dan diperlukan untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang di masa mendatang yang akan membawa dampak kerugian yang lebih besar bagi Puskesmas



5.3.1 Proses Identifikasi pasien dilakukan dengan benar.



POKOK PIKIRAN: a) Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas pada saat pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas menyebabkan terjadinya salah identitas.



b) Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun, termasuk identifikasi pasien pada kondisi khusus, misa gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang jelas, dan ada dua atau lebih pasien mempunyai nama yang sama atau m



c) Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara identifikasi yang relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap, t d) Identifikasi tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien dirawat.



e) Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari penapisan atau skrining pada saat pendaftaran pemberian obat, dan pemberian diet.



5.3.2 Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan



POKOK PIKIRAN: a) Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan, dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efe



b) Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima akan mengurangi kesa



c) Komunikasi yang rentan menimbulkan kesalahan, antara lain, terjadi pada saat (1) pemberian perintah secara kritis pemeriksaan penunjang diagnosis, (4) serah terima antargiliran (shift), dan (5) pemindahan pasien dari unit yan



d) Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesa diagnosis, serah terima pasien pada serah terima jaga atau serah terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misaln



e) Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewal telepon, antara lain, dapat dilakukan dengan me Sedangkan saat menerima instruksi lewat telepon dapat menggunakan metode readback (write down, read back an



f) Pelaksanaan serah terima pasien dengan teknik SBAR dilakukan dengan memperhatikan kesempatan untuk bert yang baku, dan berisi informasi kritikal yang harus disampaikan, antara lain, tentang status/kondisi pasien, pengob status/kondisi pasien yang signifikan, dan keterbatasan atau risiko yang mungkin dialami oleh pasien.



g) Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telepon saat menerima instruksi ditulis dengan lengkap (T), perintah (K), yang dikenal dengan TBAK.



h) Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus dite dalam pelayanan penunjang kepada dokter penanggung jawab pasien sesuai dengan ketentuan waktu yang diteta and confirmation).



5.3.3 Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan



POKOK PIKIRAN: a) Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya penggunaan keselamatan pasien. Kesalahan



b) Obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan c meliputi: 1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan bila sitostatika), 2) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, ata dengan konsentrasi sama atau lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnes



c) Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan rupa obat mirip (look alike sou



5.3.3 Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan



POKOK PIKIRAN: a) Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya penggunaan keselamatan pasien. Kesalahan



b) Obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan c meliputi: 1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan bila sitostatika), 2) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, ata dengan konsentrasi sama atau lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnes



c) Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan rupa obat mirip (look alike sou



d) Kebijakan dan prosedur tentang pengelolaan obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan yang me dan evaluasi penggunaan obat yang perlu diwaspadai, termasuk obat psikotropika, narkotika, dan obat dengan nam



5.3.4 Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/ tindaka



POKOK PIKIRAN: a) Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pa



b) Puskesmas harus menetapkan tindakan operatif, tindakan invasif, dan prosedurnya yang meliputi semua tindaka gigi, pemasangan implan, dan tindakan atau prosedur invasif yang lain yang menjadi kewenangan Puskesmas sebaga



c) Puskesmas harus mengembangkan suatu Sistem untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, dan benar jika yang meliputi: (1) proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan: Penandaan yang akan dilakukan tindakan/prosedur; dan (2) time out yang dilakukan segera sebelum prosedur dimulai.



d) Proses verifikasi bertujuan untuk sebelum verifikasi pelaksanaan benar orang. tindakan benar prosedur, benar hasil pemeriksaan penunjang tersedia dan diberi label, memastikan obat-obatan, cairan intravena, serta jika ada ada digunakan.



e) Penandaan yang akan mendapat tindakan/prosedur dibuat dengan melibatkan pasien jika memungkinkan serta Tanda harus dilakukan tidak secara seragam dan konsisten. Penandaan dilakukan pada semua organ yang mempuny dari sepasang organ), beberapa struktur (seperti jari, jari kaki, atau lesi), atau beberapa tingkat (tulang belakang). dilakukan dengan menggunakan hasil rontgen gigi atau odontogram. Penandaan harus dilakukan oleh operator/or pasien selama prosedur berlangsung.



f) Penandaan sisi dapat dilakukan kapan saja sebelum prosedur dimulai selama pasien terlibat secara aktif memungkinkan untuk berpartisipasi, misalnya pada pasien anak atau ketika pasien tidak berkompeten untuk memb



g) Jeda (time out) merupakan peluang untuk menjawab semua pertanyaan yang belum terjawab atau meluruska sebelum memulai prosedur, dan melibatkan seluruh tim yang akan melakukan tindakan operasi atau invasif.



5.3.5 Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehata



POKOK PIKIRAN: a) Puskesmas harus menerapkan kebersihan tangan yang terbukti menurunkan risiko infeksi yang terjadi pada fasilit



b) Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan. Informasi mengenai prosedur tersebut ditempel Puskesmas perlu diedukasi tentang kebersihan tangan. Sosialisasi kebersihan tangan perlu juga dilakukan kepada pa



c) Kebersihan pencegahan tangan dan merupakan pengendalian kunci infeksi efektif sehingga Puskesmas harus men



5.3.6 Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh disusun dan dilaksanakan



POKOK PIKIRAN: a) Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di fasilitas kesehatan. Risiko jatuh dapat terjadi pada pasien den keseimbangan, gangguan visus, gangguan mental, dan sebab yang lain.



b) Penapisan dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun untuk meminimalkan terjadinya risiko IGD dan rawat inap di Puskesmas.



c) Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien di rawat jalan dengan mempertimbangkan (1) kondisi pasien: contohnya pasien geriatri dizziness, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan pengliha kejiwaan, dan (2) diagnosis: contohnya pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson; (3) situasi: contohnya pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan d akan meningkatkan risiko jatuh; (4) lokasi: contohnya hasil identifikasi area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh antara lain, lokasi yan seperti tempat pelayanan fisioterapi dan tangga.



d) Kriteria untuk melakukan penapisan kemungkinan terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan, baik untuk pasien meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas kesehatan.



5.4.1 Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis akar masalah, dan penyusunan tindakan korektif sebagai upaya



POKOK PIKIRAN: a) Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau ber



b) Insiden keselamatan pasien terdiri atas (1) kondisi potensial cedera signifikan (KPCS), (2) kejadian nyaris cedera ( (5) kejadian sentinel (KS).



c) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden. Jenis insiden terdiri atas insiden sebaga (1) Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Misalnya, pasien jatu (2) Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang sudah mengenai/terpapar pada pasien, tetapi tidak terjadi diminum, tetapi pasien tidak mengalami cedera (3) Kondisi potensial cedera signifikan (KPCS) adalah semua situasi atau kondisi terkait (selain dari proses pe Misalnya, DC shock rusak, walaupun belum ada pasien tapi berpotensi menyebabkan cedera signifikan. (4) Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah insiden yang terjadi, tetapi belum mengenai/terpapar pada pasien karena saat mengecek, ternyata obat yang diberikan oleh farmasi adalah obat milik pasien yang lain yang namanya mirip se (5) Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan (unexpected Occurrence) yang mengakibatkan kematian a (a) kematian yang tidak diduga, termasuk dan tidak terbatas hanya pada 1. kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit kondisi pasien (contoh: kematian akibat pros



c) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden. Jenis insiden terdiri atas insiden sebaga (1) Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Misalnya, pasien jatu (2) Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang sudah mengenai/terpapar pada pasien, tetapi tidak terjadi diminum, tetapi pasien tidak mengalami cedera (3) Kondisi potensial cedera signifikan (KPCS) adalah semua situasi atau kondisi terkait (selain dari proses pe Misalnya, DC shock rusak, walaupun belum ada pasien tapi berpotensi menyebabkan cedera signifikan. (4) Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah insiden yang terjadi, tetapi belum mengenai/terpapar pada pasien karena saat mengecek, ternyata obat yang diberikan oleh farmasi adalah obat milik pasien yang lain yang namanya mirip se (5) Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan (unexpected Occurrence) yang mengakibatkan kematian a (a) kematian yang tidak diduga, termasuk dan tidak terbatas hanya pada 1. kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit kondisi pasien (contoh: kematian akibat pros kematian bayi aterm, dan asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayana 5.4.22. Tenaga kesehatan pemberi 3. bunuh diri, (b) kehilangan POKOK PIKIRAN:permanen fungsi yang tidak terkait penyakit atau kondisi pasien, (c) tindakan salah sisi,mutu salah layanan prosedur, dan dan salahkeselamatan pasien; a) Upaya peningkatan klinis pasien menjadi tanggung jawab seluruh. tenaga kes (d) penculikan anak, termasuk bayi atau anak dikirim rumah keselamatan yang bukan rumah tuanya, budaya keselamatan pasien dengan melakukan surveikebudaya pasienorang setiap tahun.dan Budaya keselam (e) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau kehilangan organisasi yang mendorong setiap individu anggota staf (klinis atau administratif) melaporkan hal-halfungsi yangsecara meng staf, dokter, pengunjung, atau vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan Puskesmas. Puskesmas.



d) Pelaporan insiden adalah keselamatan selanjutnya disebut pelaporan adalah suatu sistem dan untuk b) Tenaga kesehatan tenaga pasien medis, yang perawat, bidan, dan tenaga kesehataninsiden lain yang diberi wewenang be terdiri atas laporan insiden internal dan laporan insiden eksternal c) Perilaku terkait budaya keselamatan berupa e)(1) Sistem pelaporan diharapkan dapat mendorong individu dikeputusan dalam Puskesmas penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan bersama;untuk peduli akan bahaya atau pot untuk memantau upaya pencegahan terjadinya kesalahan (error) sehingga dapat mendorong dilakukannya investi (2) bekerjasama dengan pasien; kejadian yang sama terulang kembali (3) bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain; (4) bekerjasama dalam sistem layanan kesehatan; f) (5) Puskesmas perlu risiko, melakukan analisis dengan menggunakan matriks pemeringkatan (grading) risiko yang akan meminimalisir internal Investigasi terdiri atasprofessional; investigasi sederhana dan investigasi dengan Root Cause Analysis (RCA). Investigas (6) mempertahankan kinerja (untuk grading risiko warna hijau dan biru) dan investigasi komprehensif (untuk grading risiko warna merah dan kun (7) perilaku profesional dan beretika, (8) memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar; dan g)(9) Puskesmas perlu menetapkan sistemtermasuk pelaporan pembelajaran keselamatan pasien puskesmas (SP2KPP) ins peningkatan mutu dan keselamatan keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden. pelaporan, insiden yang harus dilaporkan internal, yaitu semua jenis insiden termasuk kejadian sentinel, kejadian potensial significant. Sementara itu, laporan eksternal d) Perilakucedera yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:yang dilaporkan adalah IKP yang termasuk pada jeni (RCA) dan rencana tindakan korektifnya. Ditentukan juga saja yangkata membuat laporan, batas waktu pelaporan,a (1) perilaku yang tidak layak (inappropriate), antara lain,siapa penggunaan atau bahasa tubuh yang merendahkan (2) perilaku yang mengganggu (disruptive), antara lain, perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, ben h) insidensembrono keselamatan pasienpasien dilaporkan sesuai dengan ketentuankredibilitas undangan peraturan und stafPelaporan lain, komentar di depan yang berdampak menurunkan staf klinis perundanglain, misalnya de pasien dengan mengatakan, "Obatnya ini salah Tamatan mana dia?", melarang perawat untuk membuat laporan ditunjukkan dengan melempar membuang rekam medis di ruang rawat; (3) perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender, dan (4) pelecehan seksual.



e. Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga oleh perilaku dalam perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya perbaikan. baik pada sistem pelayanan maupun perilak pelayanan klinis yang berkelanjutan



KRITERIA 5.3.1 EP a.



EP b



SKOR Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi, dan pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (R, D,O,W)



KRITERIA 5.3.2 EP a.



EP b



EP c



Jumlah KRITERIA 5.3.3



10



Dilakukan prosedur tepat identifikasi apabila dijumpai pasien dengan kondisi khusus seperti yang disebutkan pada pokok pikiran sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan (R, D, O, W).



Jumlah



SKOR Maksimal



10



0



20



SKOR



SKOR Maksimal



Pemberian perintah secara verbal lewat telepon menggunakan teknik SBAR dan TBAK sesuai dalam pokok pikiran (D, W).



10



Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan prosedur, yaitu ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan, dan dicatat dalam rekam medis, termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan (D,W, S).



10



Dilakukan komunikasi efektif pada proses serah terima pasien yang memuat hal kritikal dilakukan secara konsisten sesuai dengan prosedur dan metode SBAR dengan menggunakan formulir yang dibakukan (R, D, W, S)



10



0



30



SKOR



SKOR Maksimal



EP 1



EP 2



Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun.(R, D, O, W)



10



Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat-obatan psikotropika/ narkotika dan obat-obatan lain yang perlu diwaspadai (high alert). (D, O. W) 10



Jumlah KRITERIA 5.3.4 EP a.



EP b



Dilakukan penandaan sisi operasi/ tindakan medis secara konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (R,O,W,S)



0



20



SKOR



SKOR Maksimal



10



Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis untuk memastikan prosedur telah dilakukan dengan benar. (D, O, W) 10



EP c



Dilakukan penjelasan (time-out) sebelum operasi/ tindakan medis, untuk memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau meluruskan kerancuan. (O, W) 10



Jumlah KRITERIA 5.3.5 EP 1



0 SKOR



30 SKOR Maksimal



Ditetapkan standar kebersihan tangan yang mengacu pada standar WHO (R). 10



EP 2



Dilakukan kebersihan tangan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan (D, O, W). 10



Jumlah KRITERIA 5.3.6 EP a.



EP b



0 SKOR Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh jatuh di rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh di IGD dan rawat inap sesuai dengan kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk mengurangi risiko tersebut (R, O, W, S).



10



Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi pasien jatuh (D, W)



10



Jumlah KRITERIA 5.4.1 EP a.



20 SKOR Maksimal



Dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan kepada tim keselamatan pasien dan kepala puskesmas yang disertai dengan analisis, investigasi insiden, dan tindak lanjut terhadap insiden (R, D, W).



0



20



SKOR



SKOR Maksimal



10



EP b



Dilakukan pelaporan ke Komite Nasional Keselamatan pasien (KNKP) terhadap insiden, analisis, dan tindak lanjut sesuai kerangka waktu yang ditetapkan. (D, O,W)



Jumlah KRITERIA 5.4.2 EP a.



EP b



EP c



10 0



20



SKOR



SKOR Maksimal



Dilakukan pengukuran budaya keselamatan pasien dengan menlakukan survei budaya keselamatan pasien yang menjadi acuan dalam program budaya keselamatan (D,W).



10



Puskesmas membuat sistem untuk mengidentifikasi dan menyampaikan laporan perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan atau "tidak dapat diterima" dan upaya perbaikannya (D, W)



10



Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan keselamatan pasien pada semua tenaga kesehatan pemberi asuhan (D, W) 10



Jumlah



0



30



REGULASI



DOKUMEN



1. SK tentang pelaksanaan SKP Bukti observasi kepatuhan identifikasi 2. SOP pelaksanaan identifikasi pasien pasien



SOP pelaksanaan identifikasi pasien Bukti identifikasi pasien dengan kondisi dengan kondisi khusus khusus yang tercantum dalam rekam medis



0.00%



Bukti TBAK dan/atau Bukti SBAR yang dimasukkan dalam rekam medis pasien 1. Telaah rekam medis 2. Telaah buku laboratorium



SOP pelaksanaan komunikasi efektif



0.00%



Bukti SBAR yang formular SBAR



pencatatan



tercatat



hasil



dalam



SOP tentang pengelolaan obat yang Daftar obat yang perlu diwaspadai dan perlu diwaspadai dan obat dengan obat dengan nama atau rupa mirip nama dan rupa mirip



1. Daftar obat psikotropika/narko tika dan obatobatan lain yang perlu diwaspadai (high alert) 2. Bukti monitoring penggunaan obatobatan psikotropika/ narkotika dan obat-obatan lain yang perlu diwaspadai (high alert) 0.00%



SOP penandaan sisi operasi/tindakan medis



Bukti pelaksanaan upaya untuk memastikan benar pasien dan benar prosedur, sebelum dilakukan operasi/tindakan medis. Bukti tersebut dimasukkan ke dalam rekam medis



0.00% 1. SOP tentang Langkah kebersihan tangan 2. SOP tentang indikasi kebersihan tangan dan peluang kebersihan tangan Bukti observasi kepatuhan kebersihan tangan



0.00% 1. SOP penapisan pasien dengan risiko jatuh di rawat jalan 2. SOP pengkajian risiko jatuh di IGD 3. SOP pengkajian risiko jatuh di rawat inap



1. Bukti dilakukan evaluasi untuk mengurangi risiko terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi pasien jatuh 2. Bukti dilakukan tindaklanjut dari hasil evaluasi 0.00%



1. SK pelaporan insiden keselamatan 1. Bukti dilakukan pelaporan IKP, baik pasien internal atau eksternal 2. SOP pelaporan insiden keselamatan 2. Bukti analisis, investigasi insiden pasien secara internal 3. Bukti tindaklanjut perbaikan untuk 3. SOP pelaporan insiden keselamatan mencegah terjadinya insiden secara pasien secara eksternal berulang



Bukti pelaporan IKP melalui aplikasi pelaporan IKP, baik pelaporan nihil atau pelaporan jika terjadi KTD atau sentinel 0.00%



Bukti observasi kepatuhan terhadap kode etik dan peraturan internal Puskesmas, yang terdiri dari unsur untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien Terdapat mekanisme atau sistem yang tertuang dalam SOP, untuk laporan terhadap penemuan perilaku yang melanggar kode etik dan peraturan internal 1. Bukti sosialisasi kode etik dan peraturan internal, dimana komponennya terdiri dari unsur peningkatan mutu dan keselamatan pasien 2. Terdapat bukti tindak lanjut atas pelaporan adanya tindakan yang melanggar kode etik dan peraturan internal 0.00%



OBSERVASI



WAWANCARA



Pengamatan surveior terhadap SOP pelaksanaan identifikasi pasien pelaksanaan identifikasi pasien oleh dengan kondisi khusus petugas Puskesmas



Pengamatan surveior terhadap proses Penggalian informasi kepada petugas identifikasi pasien dengan kondisi Puskesmas, terkait tata cara khusus indentifikasi pasien apabila ditemukan pasien dengan kondisi khusus



Penggalian informasi tentang proses pelaksanaan TBAK atau SBAR Penggalian informasi tentang pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis



Penggalian informasi tentang pelaksanaan komunikasi efektif pada proses serah terima pasien



Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi tentang proses pelabelan dan penataan obat yang pengelolaan obat yang perlu perlu diwaspadai dan obat dengan diwaspadai dan obat dengan nama dan nama atau rupa mirip rupa mirip



Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi tentang proses pelaksanaan penyimpanan, penyimpanan, pengawasan dan pengawasan dan pengendalian pengendalian penggunaan obatobatan penggunaan obatobatan psikotropika/narkotika dan obatobatan psikotropika/narkotika dan obatobatan lain yang perlu diwaspadai (high alert). lain yang perlu diwaspadai (high alert)



Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi tentang proses pelaksanaan penandaan sisi penandaan sisi operasi/tindakan operasi/tindakan medis. medis yang dilakukan di Puskesmas Catatan: Observasi dilakukan apabila ada kasus yang memerlukan operasi/tindakan medis Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi tentang proses pelaksanaan benar pasien dan benar pelaksanaan benar pasien dan benar prosedur, sebelum dilakukan prosedur, sebelum dilakukan operasi/tindakan medis. operasi/tindakan medis. Catatan: Observasi dilakukan apabila ada kasus yang memerlukan operasi/tindakan medis Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi tentang proses pelaksanaan penjedaan (time out) penjedaan (time out) sebelum sebelum operasi/tindakan medis operasi/tindakan medis Catatan: Observasi dilakukan apabila ada kasus yang memerlukan operasi/tindakan medis



Pengamatan surveior terhadap budaya Penggalian informasi kepada petugas kebersihan tangan di Puskesmas Puskesmas untuk mengetahui tingkat pemahaman petugas Puskesmas terkait : 1. Langkah kebersihan tangan 2. Indikasi kebersihan tangan 3. Peluang kebersihan tangan



Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi kepada pelaksanaan penapisan pasien dengan Puskesmas untuk mengetahui tingkat risiko jatuh pemahaman tentang tata cara pelaksanaan penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan tempatnya (rawat jalan/rawat inap/IGD)



Penggalian informasi tentang evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi pasien jatuh



Penggalian informasi tentang proses pelaporan insiden keselamatan pasien



Pengamatan surveior terhadap Penggalian informasi tentang proses pelaporan IKP melalui aplikasi pelaporan insiden keselamatan pasien pelaporan IKP ke KNKP



Penggalian informasi terkait latar belakang penyusunan komponen dalam kode etik dan peraturan internal yang disusun untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien Penggalian informasi alur pelaporan dan sistem jaminan kerahasiaan pelapor



Puskesmas, terkait pemahamannya terhadap kode etik dan peraturan internal Puskesmas serta hubungannya antara isi dalam kode etik dan peraturan internal tersebut dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien



SIMULASI



Petugas Puskesmas diminta untuk mensimulasikan pelaporan nilai kritis



Petugas Puskesmas diminta untuk mensimulasikan komunikasi efektif pada proses serah terima pasien



FAKTA DAN ANALISA



Petugas Puskesmas diminta mensimulasikan proses penandaan sisi operasi/tindakan medis



Petugas Puskesmas diminta mensimulasikan tata cara penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan tempatnya (rawat jalan/rawat inap/IGD)