KLP Ahli 2 Makalah Prinsip Dan Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRINSIP DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN



KELOMPOK AHLI 2: 1. Tazkiya Salsabila 2. Rifky M Fahrezy S 3. Nurrahmadani A 4. M Febryan Gusti P 5. Azmiahtulhawa 6. Nur Amalia Rezkyani 7. Muh Lutfi Tri L 8. Hardianti 9. A Masrurah An 10.Kurniasih Utami A MATA KULIAH: MANAJEMEN PENDIDIKAN



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERTAS NEGERI MAKASSAR 2021



Page | 1



KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim, Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga makalah berjudul “PRINSIP DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan selalu kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta umat yang senantiasa mengikuti dan melaksanakan ajarannya. Selama pelaksanaan penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Namun atas bantuan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini, serta ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.



Makassar, 22 Februari 2021



KELOMPOK AHLI 2



Page | ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1 C. Tujuan.........................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................11 A.



Prinsip Manajemen Pendidikan...............................................................................................11



B.



Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan..................................................................................13



BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19 Lampiran.............................................................................................................................................20



Page | iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya. Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional-adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip pendidikan demokratis. Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan uu pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten. Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas sumber daya manusia dan mutu pendidikan di indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih menjadi pr besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalahmasalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang menjadi prinsip manajemen pendidikan? 2. Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan?



C. Tujuan 1. Mengetahui prinsip dalam manajemen pendidikan. 2. Mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan.



Page | 2



BAB II PEMBAHSAN



A. Prinsip Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu manajemen lain. Perbedaan manajemen pendidikan dan manajemen lain terletak pada prinsip- prinsip operasionalnya, dan bukan pada prinsip-prinsip yang sifatnya umum. Dengan demikian, meskipun untuk memahami manajemen pendidikan diperlukan pemahaman atau penguasaan prinsip-prinsip manajemen secara umum, tidak berarti bahwa pengetahuan manajemen lain dapat diterapkan di dalam manajemen pendidikan karena prinsip operasionalnya berbeda. Prinsip – prinsip pengelolaan dalam manajemen menurut Hikmat (2009:41) ada 5 (lima) yaitu: 1. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas Efisiensi merupakan teknik atau cara membuat sesuatu dengan benar (doing things right) yang menekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output. Jadi kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang minimal.Sumber daya yang dimaksud berkaitan dengan tenaga, biaya dan waktu. Sedangkanefektifitas berkaitan dengan keberhasilan tujuan organisasi, dimana kenyataan hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diharapkan. Kajian efektifitas meliputi: (1) masukan yang merata; (2) kuantitas dan kualitas keluaran yang tinggi; (3) ilmu dan keluaran yang relevan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun (4) pendapatan tamatan yang memadai (Engkoswara, 2011: 90) 2. Prinsip Pengelolaan Prinsip pengelolaan tidak lain adalah fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengasahan dan kontrol. Apabila seorang manajer melakukan tahap-tahap tersebut dalam kegiatannya, maka akan mudah meraih tujuan dengan baik. Tahap perencanaan mengacu pada visi dan misi organisasi, kemudian disusun program yang sistematis, berdasarkan pada skala prioritas untuk program jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Pelaksanaan program tersebut sering berkaitan dan menunjang dalam mencapai tujuan. Dengan demikian program jangka pendek dilakukan sebagai bagian awal dari program jangka menengah, sedangkan pelaksanaan program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menujuprogram jangka panjang. Tahap pengorganisasian merupakan bagian tugas manajer, dimana program kerja yang ada diorganisir sesuai dengan perencanaan, sehingga akan nampak hubungan antar program tersebut. Dengan demikian, pada tahap-tahap pelaksanaan, efisiensi dan efektifitas dapat diterapkan dan diarahkan pada tujuan yang diterapkan. Selanjutnya pada tahap pengawasan dan evaluasinya akan mudah terlaksana,sehingga dapat meminimalisir faktor resiko kegagalan pelaksanaan program.



3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan Pengutamaan tugas pengelolaan merupakan tanggung-jawab manajer secara internal maupun eksternal. Kedua beban tanggungjawab didalam maupun keluar organisasi secara sinergis harus diarahkan pada tujuan yang ditargetkan. Seperti misalnya bagian produksi bekerja sama dengan bagian promosi, dan bagian promosi berhubungan dengan masyarakat. Dengan demikian baik tujuan pengelolaan ke dalam maupun keluar merupakan satu kesatuan pengutamaan pengelolaan yang saling mempengaruhi dan menunjangdalam mencapai target. 4. Prinsip Kepemimpinan Efektif Seorang pemimpin harus bisa mengembangkan hubungan yang baik dengan semua anggotanya dan pandai merealisasikanhuman relationship.Sehingga kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang dipegang oleh seorang pemimpin yang memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, tegas, lugas, hemat waktu dan berkualitas. Dengan demikian, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengingatkan dan menyarankan, bukan menyalahkan anggota ; dan anggota yang baik tidak pernah protes dan gusar kepada pimpinan, tetapi meluruskan dan menyadarkan dalam konteks profesionalitas dan hubungan fungsional yang terkait dalam upaya mencapai tujuan. 5. Prinsip Kerjasama Prinsip Kerjasama merupakan pemberian struktur dalam penyusunan atau penempatan personal, kegiatan-kegiatan, materiil dan ide-ide di dalam struktur organisasi tersebut. Dalam operasionalisasinya ada pemberian tugas, wewenang dan tanggungjawab berdasarkan profesionalitas, sehingga kerjasama di antara karyawan berjalan sinergis dan mempermudah tugas organisasi. Selanjutnya, ditegaskan bahwa secara umum organisasi memiliki prinsip-prinsip dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Memiliki tujuan yang jelas. b. Tiap anggota bisa memahami dan menerima tujuan. c. Adanya kesatuan arah, termasuk kesatuan tindakan dan pikiran. d. Adanya kesatuan perintah. e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung-jawab antar anggota. f. Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat masingmasing, sehingga kerjasama menjadi harmonis dan kooperatif. g. Pola organisasi relatif permanen dan struktur organisasi sederhana sesuai kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian. h. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja. i. Gaji atau insentif sesuai dengan jasa atau pekerjaannya. j. Garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar dalam struktur organisasi. (Ngalim Purwanto dalam Hikmat: 21) Dalam praktiknya, lembaga pendidikan sebagai bentuk institusi yang memadukan berbagai kepentingan yang diarahkan pada tujuan tertentu, sering terjadi konflik kepentingan dan kinerja organisasi. Hal ini ditemui misalnya pada faktor perbedaan keahlian, tugas dan kewajiban. Sehingga dalam suatu organisasi Page | 12



diperlukan suatu prinsip yang memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang- orang, tugas-tugas dan nilai-nilai. Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut : 1. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja. 2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab. 3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya. 4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia. 5. Relativitas nilai-nilai. Prinsip-prinsip tersebut memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orangorang, tugas-tugas dan nilai-nilai. Tujuan dirumuskan dengan tetap sesuai dengan arah organisasi, tuntunan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi, dan sarana-sarananya. Drucker (1995) melalui MBO (Management by Objective) memberikan gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam perencanaan. Penearapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fumgsional dinas, dan stakeholder untuk merusmuskan visi, misi, dan objektif dinas pendididkan. Tujuh langkah MBO antara lain 1) menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai oleh sekolah; 2) menganalisis apakah hasil itu berkaitan dengan tujuan sekolah; 3) berunding menetapkan sasaransasaran yang dibutuhkan; 4) menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mempermudah mencapai sasarannya; 6) menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan; 7) lakukan monitoring dan buat dan buat laporan. B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Teori manajemen pendidikan yang ilmiah memokuskan kajiannya kepada pentingnya kebaradaan pemimpin atau manajer dan perannya dalam suatu lembaga pendidikan yang disebut dengan supervisor. Teori klasik menjelaskan tentang pemanfaatan dan pengangkatan personil pendidikan, tentang tanggung jawab para pelaku pendidikan, serta penciptaan iklim lembaga pendidikan yang kondusif. Menurut teori manajemen pendidikan yang ilmiah penciptaan iklim yang kondusif bagi lembaga pendidikansangat tergantung kepada sumber daya manusia yang menggerakkan lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan yang sumber daya manusianya lemah, meskipun memiliki modal dan fasilitas yang memadai, tidak akan bisa meraih keberhasilan. Lembaga pendidikan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan pembagian kerja yang proporsional dan menempatkan para pekerja menurut kompetensinya masing-masing. Dengan demikian setiap pelaku pendidikan memikul tanggung jawab yang penuh sesuai dengan kecakapannya dan mengikuti sistem kerja yang professional untuk tujuan pendidikan. Lembaga pendidikan dengan Page | 13



sistem kerja yang professional di samping menempatkan pelaku pendidikan yang sesuai dengan spesialisasinya, juga pengaturan sistem gajih yang memiliki perbedaan yang adil, yakni seimbang dengan beban kerja yang ditanggung oleh para pelaku pendidikan. Pembedaan besar gajih yang professional diberlakukan secara sistimatis dan formal, sehingga para pelaku pendidikan akan meningkatkan prestasi kerjanya, terutama berhubungan dengan pengayaan ilmu pengetahuan dan pendalaman analisis ilmiah terhadap bidang studi yang diajarkan. Manajemen pendidikan juga mengkaji tentang efesiensi dan epektifitas pelaksanaan kinerja lembaga pendidikan dengan mempertimbangkan tujuan-tujuan pendidikan, kegiatan pendidikan yang logis, jumlah sumber daya manusia atau staf yang memadai, disiplin kerja, upah yang proporsional, bonus yang prestatif, standarisasi pekerjaan yang sistimatis, pertanggungjawaban yang objektif, penerapan balas jasa atau insentif yang motivasional, dan pengembangan lembaga pendidikan yang terukur. Mempelajari ruang lingkup manajemen pendidikan akan dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pertama ditinjau dari objek kajian manajemen lembaga pendidikan, kedua berdasarkan bidang garapan manajemen pendidikan. Objek kajian manajemen lembaga pendidikan dilihat dari beberapa aspek penting yang diperlukan dalam kelembagaan pendidikan:  Manajemen lembaga pendidikan pada aspek struktur, menjelaskan struktur organisasi pendidikan, analisis unit kerja,deskripsi tugas, spesifikasi pelaku pendidikan, otoritas, hierarkhis jabatan, dinamika lingkungan struktural organisasi dan perbedaan profesionalitas pelaku pendidikan serta semua aktifitasnya.  Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek teknik meliputi proses perencanaan, kegiatan lembaga perwu-judan tugas-tugas dan strategi pelaksanaan pengembangan lembaga.  Manajemen lembaga pendidikan dilihat dari unsur personalia, menekankan pada penempatan personalia, studi kelayakan guru dan lembaga pengelolanya,sumber daya personal, hubungan antar personal, peevaluasi dan promosi serta kesejahteraan personalia.  Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek informasi, meliputi sistem informasi lembaga pendidikan sistem kontrol internal dan eksternal lembaga pengawasan pegawai dan respons manajerial terkait masalah di dalam maupun diluar lembaga.  Manajemen lembaga pendidikan dilihat pada aspek lingkungan masyarakat,meliputi peran masyarakat dalam pengembangan lembaga, hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat, peran pelaku pendidikan dalam masyarakat, kerja sama lembaga dan masyarakat,sosialisasi lembaga dan kegiatan lembaga pendidikan yang mengikut-sertakan komponen masyarakat dan aparatur pemerintah.  Manajemen lembaga pendidikan pada aspek keterampilan manajerial, berhubungan dengan profesionalitas kerja pelaku pendidikan, keterampilan Page | 14







pemimpin dalam rancangan konsep, keterampilan manusiawi, keterampilan tehnik,dan keterampilan proyeksi masa depan lembaga dan out put lembaga. Manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek pengembangan sumber daya manusia, terdiri dari pendi-dikan dan pelatihan manajerial kelembagaandan kependidikan, mutu pimpinan berdasarkan kriteria AD dan ART (statuta), pengelolaan supervisi dan tipe instruksi pimpinan lembaga yang berkaitan dengan intelektualitas pelaku pendidikan, baik secara struktural maupun kultural. (Hikmat,2009:155-156).



Menurut Fattah (2012: 123) manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengolahan bidang-bidang pendidikan. Bidang garapan manajemen pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi saran penunjang proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Baharuddin (2010: 55) ruang lingkup manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut. 1. Manajemen Kurikulum Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolaan atau penataan terhadap kurikulum secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan. Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting adalah (a) kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru; dan (b) kegiatan yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran dan pengajaran (Asmendri, 2012: 32). 2. Manajemen Personalia Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Personalia sekolah meliputi guru, dan pegawai lainnya. Personalia sekolah dapat dibedakan atas tenaga kependidikan dan non kependidikan a) tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan pengajar; b) tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih; dan c) pengelola satuan pendidikan terdiri atas Kepala Sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pemimpin satuan pendidikan luar sekolah. 3. Manajemen Peserta Didik Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai dari masuk sampai dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan layanan Page | 15



sebaik mungkin pada peserta didik (Baharuddin, 2010: 67). Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar, tertib dan teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang ditetapkan. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik dari segi individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan atau potensinya. 4. Manajemen Sarana dan Prasarana Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, penghapusan dan penataan. Proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaannya. 5. Manajemen Keuangan/Pembiayaan Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan perencanaan, melaksanakan dan mengavaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2005: 47). Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya biaya, pencapaian tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan relevan memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud. Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta didik; dan c) masyarakat baik mengikat maupun tidak. 6. Manajemen Administrasi Administarsi secara etimologis berasal dari bahasa latin terdiri dari kata “ad dan “ministrate. Kata-kata tersebut dalam Bahasa Inggris memiliki arti yang sama “ad = to”, “administrate = to serve/to conduct”, yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan (Purwanto, 2006: 1). Administrasi dalam perspektif manajemen dipandang mempunyai peran penting sebagai “prevoyange” atau kemampuan melihat masa depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu melihat keadaan masa yang akan datang dan mempunyai kesiapan untuk menghadapinya. Wujud dari hubungan administrasi dengan manajemen pendidikan tampak pada aktivitas kepala sekolah sebagai pembuat keputusan dan penanggung jawab penuh atas keputusan/kebijakan yang dibuatnya. Purwanto (2006) mengklasifikasikan administrasi pendidikan kedalam beberapa bagian yaitu a) administrasi tata laksana sekolah; b) administrasi personalia guru dan pegawai sekolah; c) administrasi peserta didik; d) administrasi supervisi pengajaran; e) administrasi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum; f) Page | 16



administrasi pendirian dan perencanaan infrastruktur sekolah; dan g) hubungan sekolah dengan masyarakat. 7. Manajemen Humas Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan policy dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat (Hassbullah, 2006: 124). Kegiatan kehumasan di sekolah tidak hanya cukup menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah, melainkan juga harus mengemukakan beberapa hal di antaranya (Baharuddin, 2010: 90) a) melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan; b) membantu Kepala Sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama; c) menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan; dan d) membantu pemimpin karena tugas- tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak yang memerlukannya (Asmendri, 2012: 96). Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Humas yang efisien harus memerhatikan asasasas berikut. a) Obyektif dan resmi, informasi yang dikeluarkan tidak boleh bertentangan dengan dengan kebijaksanaan yang dijalankan. Pemberitaan yang disampaikan harus merupaka suara resmi dari instansi atau lembaga yang bersangkutan; b) Organisasi yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bilamana tugas-tugas organisasi berjalan lancar dan efektif serta memiliki hubungan keluar dan kedalam yang efektif pula; c) Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar pada masyarakat; d) Kontinuitas, informasi humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontiniu sesuai dengan kebutuhan; dan e) Respon yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian sepenuhnya. 8. Manajemen Layanan Khusus Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak sekolah kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar (Asmendri, 2012: 108). Jenis layanan khusus di lembaga pendidikan terdiri atas a) perpustakaan sekolah, perpustakaan pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pendiidkan pada umumnya; b) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan peserta didik yang optimal; c) Kafetaria/Warung/Kantin, tujuan pengadaan kantin sekolah adalah menyediakan tempat belanja makan yang terjamin kebersihannya dan makan yang bergizi; d) Tempat Ibadah/Masjid; dan e) Unit Keamanan Sekolah (Security).



Page | 17



BAB III KESIMPULAN Adapun kesimpuan dapat kita peroleh dari prinsip dan ruang linkup manajemen pendidikan yaitu: 1. Manajemen pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu manajemen lain. Jadi kegiatan dikatakan efisien apabila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan sumber daya yang minimal.Sumber daya yang dimaksud berkaitan dengan tenaga, biaya dan waktu. Sedangkan efektifitas berkaitan dengan keberhasilan tujuan organisasi, dimana kenyataan hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diharapkan. Prinsip pengelolaan tidak lain adalah fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengasahan dan kontrol. Dengan demikian, pada tahap-tahap pelaksanaan, efisiensi dan efektifitas dapat diterapkan dan diarahkan pada tujuan yang diterapkan. Kedua beban tanggungjawab didalam maupun keluar organisasi secara sinergis harus diarahkan pada tujuan yang ditargetkan. Prinsip Kerjasama merupakan pemberian struktur dalam penyusunan atau penempatan personal, kegiatan-kegiatan, materiil dan ide-ide di dalam struktur organisasi tersebut memiliki tujuan yang jelas. 2. Teori manajemen pendidikan yang ilmiah memokuskan kajiannya kepada pentingnya kebaradaan pemimpin atau manajer dan perannya dalam suatu lembaga pendidikan yang disebut dengan supervisor. Lembaga pendidikan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan pembagian kerja yang proporsional dan menempatkan para pekerja menurut kompetensinya masing-masing. Objek kajian manajemen lembaga pendidikan dilihat dari beberapa aspek penting yang diperlukan dalam kelembagaan pendidikan yaitu manajemen lembaga pendidikan pada aspek struktur, manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek teknik, manajemen lembaga pendidikan dilihat dari unsur personalia, manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek informasi, manajemen lembaga pendidikan dilihat pada aspek lingkungan masyarakat, manajemen lembaga pendidikan pada aspek keterampilan manajerial dan manajemen lembaga pendidikan ditinjau dari aspek pengembangan sumber daya manusia



Page | 18



DAFTAR PUSTAKA Farikhah, S. 2015. Manajemen Lembaga Pendidikan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia Wahyudin, U, R.2020. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish



Page | 19



Lampiran :



Page | 20



Page | 21