Komplikasi Limfadenitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

a. Komplikasi Limfadenitis Menurut Novialdi pada 2010, komplikasi yang terjadi pada limfadenitis dapat berupa: 1. Pembentukan abses. Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. 2. Selulitis (infeksi kulit) Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh. 3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah) Sepsis adalah kondisi medis serius dimana terjadi peradangan pada seluruh tubuh akibat infeksi yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa. 4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC) Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain, melunaknya kelenjar seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan hubungan abnormal yang berkembang antara dua bagian tubuh yang terpisah satu sama lain, fistula adalah penyakit yang erat hubungannya dengan immune system atau daya tahan tubuh individu.



b. Komplikasi abses submandibula Komplikasi yang sering terjadi adalah Ludwig’s angina. Ludwig’s angina adalah infeksi berat yang melibatkan dasar mulut, ruang submental, dan ruang submandibula. Penyebab dari Ludwig’s angina ini pun bisa karena infeksi lokal dari mulut, karies gigi, terutama gigi molar dan premolar, trauma ekstraksi gigi, tonsilitis,faring, dan kelenjar limfe submandibula. Dapat juga disebabkan oleh kuman aerob maupun anaerob yaitu Bacteroides melaninogenesis, Eubacterium Peptostreptococus dan yang jarang adalah kuman Fusobacterium. (Novialdi, 2011) Ludwig’s angina merupakan peradangan selulitis atau flegmon dari bagian superior ruang suprahioid. Ruang potensial ini berada antara otot-otot yang melekatkan lidah pada tulang hioid dan otot milohioideus. Peradangan ruang ini menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada jaringan dasar mulut dan mendorong lidah ke atas dan ke belakang. Dengan demikian dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas secara potensial serta terjadi sepsis. (Novialdi, 2011) Gejalanya sangat cepat dan dapat menyebabkan



trismus, disfagia, leher



membengkak secara bilateral berwarna kecoklatan. Dan pada perabaan akan terasa keras. yang paling berakibat fatal adalah Ludwig’s angina tersebut dapat menyebabkan lidah terdorong ke atas dan belakang sehingga menimbulkan sesak nafas dan asfiksia karena sumbatan jalan nafas yang kemudian dapat menyebabkan kematian. (Novialdi, 2011) Infeksi dapat menjalar ke ruang leher dalam lainnya, dapat mengenai struktur neurovaskular seperti arteri karotis, vena jugularis interna dan nervus vagus. Penjalaran infeksi ke daerah selubung karotis dapat menimbulkan erosi sarung karotis atau menyebabkan trombosis vena jugularis interna. Infeksi yang meluas ke tulang dapat menimbulkan osteomielitis mandibula dan vertebra servikal. Dapat juga terjadi obstruksi saluran nafas atas, mediastinitis, dehidrasi dan sepsis (Novialdi, 2011). c. Komplikasi Limfadenitis tuberkulosis Menurut Depkes RI tahun 2005, komplikasi pada limfadenitis tuberkulosis adalah sebagai berikut: 1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas. 2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial. 3. Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru. 4. Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. 5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.



6. Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).



d. Komplikasi Limfadenitis akibat virus Menurut Tierney pada 2003, Limfadenitis bisa disebabkan oleh beberapa virus, diantaranya adalah: 



Infectious mononucleosis lymphadenitis







Cytomegalovirus (CMV) lymphadenitis







Herpes simplex virus lymphadenitis







Varicella-herpes zoster lymphadenitis







Vaccinia lymphadenitis







Measles lymphadenitis







Human immunodeficiency virus (HIV) lymphadnitis, with and without salivary gland invovlvement







Human immunodeficiency virus (HIV) lymphadnitis of salivary gland invovlvement Namun, yang sering ditemukan adalah komplikasi akibat virus HIV yang menyebabkan obstruksi saluran nafas, abses dan sepsis.



e. Komplikasi Limfadenitis akibat bakteri lain Menurut Tierney pada 2003, bakteri penyebab limfadenitis adalah Streptokokus beta hemolitikus. Grup A atau stafilokokus aureus, Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan toksoplasma. Namun selain berbagai bekteri ini juga ditemukan beberapa bakteri lain, diantaranya: 1. Non-specific acterial lymphadenitis (common, non-specific species) 2. Cat-scratch lymphadenitis (Afipia felis) 3. Bacillary angiomatosis of lymph nodes (Bartonella henselae and B. quintana) 4. Lymphogranuloma venereum lymphadenitis (Chlamydia trachomatis) 5. Syphilitic lymphadenitis (Trapenosoma pallidum) 6. Lymphadenitis of Whipple disease Bakteri bakteri tersebut bisa mengakibatkan obstruksi saluran nafas, abses, serta sepsis



Fachruddin. 2007. Abses Leher Dalam, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Edisi 6. Jakarta: FKUI Novialdi, Ade Asyari. 2010. Penatalaksanaan Abses Submandibula dengan Penyulit Uremia dan Infark Miokardium Lama. Padang: Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THTKL) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Novialdi, Wahyu Triana. 2011. Abses Leher Dalam Multipel Dengan Kesulitan Intubasi dan Komplikasi Fistula Faringokutan. Padang: Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RSUP Dr. M. Djamil Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, eds 9. 2005. Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tierney, Lawrence M., et al. 2003. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.



RM 7 Pemeriksaan fisik: 



Limfadenitis atau peradangan karena infeksi streptococcus tipe A yang dapat menyebabkan faringitis.







Limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening berisi sel darah putih karena respon imun normal tubuh.







Nyeri tekan pada benjolan yang menandakan bukan merupakan suatu keganasan.



 Pemeriksaan Lab: 



Leukositosis karena respon imun normal untuk memerangi patogen yang masuk ke dalam tubuh.