Kualitas Tidur [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Tatan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konsep Dasar Keperawatan 2008 Pengertian Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Khaviri (1999) menjelaskan bahwa tidur yang baik merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Tidur yang buruk, sebaliknya, dapat mengakibatkan kelelahan, mudah tersinggung, mudah marah dan depresi klinis. Kaplan dan Sadock (1997) menyatakan, periode kekurangan tidur yang panjang, terkadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi dan waham. Ia juga menyatakan, orang yang kekurangan tidur REM mungkin menunjukan sikap mudah tersinggung dan letargi (merasa kehilangan energi dan antusiasme). Menurut American Psychiatric Association (2000), dalam Wavy (2007), kualitas tidur didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Daniel et al, 1998; Buysse, 1998). Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda fisik : Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda – tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. Tanda psikologis : Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Penyakit Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distres fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya. Selain itu sikulus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seprti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa.



2. Lingkungan Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat mempercepat proses



85



Konsep Dasar Keperawatan 2008 terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak nyaman dan aman dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur. 3. Kelelahan Kondisi fisik yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. 4. Gaya Hidup Rutinitas seseorang dapat mempengaruhi pola tidur. Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat. 5. Stres Kondisi stres psikoligis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit tidur. Ansietas dan depresi seringkali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. 6. Stimulasi dan Alkohol Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga dapat mengganggu pola tidur. 7. Diet Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari. 8. Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat mempengaruhi proses tidur.



86