LAPORAN KELOMPOK VK TENTANG PEB New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN PEB



Oleh:



. V.C. AGNES BATTA MARIA HELENA NEI VALENTINA MULYATI MARIA VELISITAS PIAT



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ST PAULUS RUTENG TAHUN 2021/2022



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia Pre-eklampsia berat (PEB) merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah dengan adanya iskemia uteroplacentol. Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat, disamping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain. Pre-eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsungdisebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Pre-eklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanitayang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut: 



Kehamilan multifelal dan hidrops fetalis.







Penyakit vaskuler termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes miletus.







Penyakit ginjal Pre-eklamspia dan eklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria dan oedema, yang kadang-kadang disertai



konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Mochtar, 1998). Tingginya kejadian preeklamsia- eklamsia di negara-negara berkembang dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai informasi/masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya (Zuhrina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Amelda, 2009). Berdasarkan kejadian tersebut, maka kami tertarik untuk membahas hal ini, serta sebagai tugas dalam makalah Keperawatan Maternitas Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Pre-eklampsia.



BAB II TINJAUAN TEORI A. DEFINISI Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema, dan proteinuria tetapi tidak menunjukan tandatanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan 20 minggu (Nurarif Amin Huda, 2015). Sedangkan menurut pendapat Fadlun dan Feryanto (2014) mengatakan bahwa, preeklampsia yaitu suatu peningkatan tekanan darah yang baru muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan peningkatan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan protein dalam urine yang disebut dengan proteinuria. Pendapat lainnya menurut Mansjoer, dkk (2008) mengatakan bahwa preeklampsia berat merupakan gangguan sistemik yang berkaitan dengan kehamilan, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Pre-eklampsia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian ibu, menambah masalah perinatal karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan kelahiran prematur. B. ETIOLOGI Penyebab terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi pre-eklampsia dan eklampsia hampir secara ekslusif dialami pada wanita dengan masa subur yang ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. (Nurarif Amin Huda, 2015). Sedangkan menurut Fadlun dan Feryanto (2014), mengatakan bahwa semua teori yang menjelaskan tentang pre-eklampsia harus dapat menjelaskan observasinya bahwa hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita dengan keadaan sebagai berikut: a) Terpajan ke villus korion petama kali. b) Terpajan ke villus korion dalam jumlah yang sangat besar. c) Telah menderita penyakit vaskuler.



d) Secara genetik rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil. C. KLASIFIKASI a) Pre-eklampsia ringan  



Tekanan darah 140/90 mmHg/ lebih Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka/ kenaikan berat badan 1 kg/lebih perminggu







Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter: kwantitatif 1+ / 2+ pada urine kateter atau midstream.



b). Pre-eklampsia berat 



Tekanan darah 160/110mmHg/ lebih







Proteinuria > 3g/liter







Oliguria jumlah urine



D. FAKTOR RESIKO Menurut Mansjoer, dkk (2008) mengatakan bahwa faktor resiko terkait dengan partner (nullipara, primigravida, kehamilan remaja, inseminasi donor, orang tua hasil kehamilan dengan pre-eklampsia), ada beberapa faktor resiko diantaranya: a) Faktor Resiko Ibu Ibu dengan riwayat pre-eklampsia sebelumnya, usia ibu tua, jarak kehamilan yang pendek, riwayat keluarga, ras kulit hitam, pasien membutuhkan donor oosit, inaktifitas fisik, riwayat hipertensi sejak > 4 tahun yang lalu, hipertensi pada kehamilan sebelumnya. b) Adanya penyakit penyerta lain. Seperti hipertensi kronik dan penyakit ginjal, obesitas resistensi insulin, berat badan ibu rendah, tubuh yang pendek (short stature), migrain, diabetes gestasional, DM tipe 1, penyakit Raynaud, resistensi protein C aktif, defisiensi protein aktif S, antibodi antifosfolipid, SLE, hiperhomosisteinemia, talasemia dan inkompatibilitas rhesus. C. Faktor eksogen Seperti, merokok, stres, ketegangan psikis terkait kehamilan (kehamilan kembar, infeksi saluran kemih, anomali struktural kongenital, hidrops fetalis, kelainan kromosom dan molahidatidosa.



E. PATOFISIOLOGI Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah kesemua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun sampai 40-60%. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitifitas terhadap oksitosin meningkat (Maryunani & Yulianingsih, 2010). Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotik plasma menurun, cairan keluar dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia berat terjadi penurunan volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan cepat (Maryunani & Yulianingsih, 2010). Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari preeklamsia, enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symtom visual skotama dan pandangan kabur. Patologi yang sama menimbulkan edema serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Edema paru dihubungkan dengan edema umum yang berat, kompliksai ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri (Maryunani & Yulianingsih, 2010).



F. PATHWAY Tekanan Darah



Meningkat>



Hamil < 20 minggu



Normal



140/90 mmHg Hamil



>



20



minggu Hipertensi Kronik



Pre Eklamsia



Pre Eklamsia



Vaso spasme pada



Kejang (-) Prngisian darah di vetrikel kiri



Kejang (+)



Eklamsi



pembuluh darah Volume dan TD



Merangsang medulla



Proses Cardiac Output



Sistem saraf simpatis meningkat



Kelebihan Volume Cairan Keluar keringat berlebih



olongata



Kulit Jantng



Kompresi saraf simpatis



HCl meningkat



Paru



Peristaltik turun



Penumpukan darah



meningkat gangguan irama jantung aliran Kongesti vena pulmonal



turbulensi emboli



Proses perpindahan



Nyeri Akut



cairan karena perbedaan tekanan



s Konstipasi



Akumulasi gas meningkat



Oedema



Ketidaksembangan



Gangguan



nutrisi kurang dari



pertukaran gas



kebutuhan tubuh



G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a) Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah 



Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal) hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%.







Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)







Trombosi menurun (nilai rujukan 150-450)



b). Urinalis Ditemukan protein dalam urine c). Pemeriksaan fungsi hati 



Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dl)







LDH (laktat dehidrogenase) meningkat







Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.







Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= = 6,78,7 g/d).



c) Tes kimia darah Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl) d). Radiologi Ultrasonografi Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus. Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit. Kardiotografi Diketahui denyut jantung bayi lemah. e). Data sosial ekonomi



Preeklamsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur. f). Data psikologis Biasanya ibu preeklamsia ini berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan. H. MANIFESTASI KLINIS a) Nyeri kepala hebat dibagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. b) Gangguan penglihatan pasien menurun, pasien akan melihat kilatankilatan cahaya, pandangan kabur, dan kadang bisa terjadi kebutaan sementara. c) Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bertoleransi dengan suara berisik/ gangguan lainnya. d) Nyeri perut pada bagian ulu hati (epigastrium) yang kadang disertai dengan mual dan muntah. e) Gangguan pernafasan sampai sianosis. f)



Terjadi gangguan kesadaran.



g) Gangguan fungsi ginjal. (Nurarif Amin Huda, 2015 I. KOMPLIKASI Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia. Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsiaberat dan eklampsia: a) Solutio Placenta, Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia. b) Hipofibrinogemia, Kadar fibrin dalam darah yang menurun. c) Hemolisis,Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkanplasma darah yang tidak berwarna menjadi merah.



d)



Perdarahan Otak Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematianmaternal penderita eklampsia.



e) Kelainan mata, kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung selama seminggu. f) Edema paru, pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung. g) Nekrosis hati, nekrosis periportan pada preeklampsia, eklamsi merupakan akibat vasopasmus anterior umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia. h) Sindrome Hellp, Hemolysis, elevated liver enymes dan low platelete. i) Kelainan ginjal, kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu pembengkakkan sitoplasma sel endotial tubulus. Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal. j) Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejangkejang preumania aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation). k) Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uteri. J. PENATALAKSANAAN a) Pre-eklampsia Fadlun dan Feryanto (2014) mengatakan bahwa tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap kehamilan dengan pre-eklampsia, diantaranya: 



Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan bayinya.







Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.







Pemulihan sempurna kesehatan ibu. Deteksi prenatal dini Secara tradisional waktu pemeriksaan perinatal



dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu. Peningkatan kunjugan prenatal selama trimester terakhir memungkinkan untuk mendeteksi dini preeklampsia. b). Pre-eklampsia Berat Penatalaksanaan Pre-eklamsi berat :



Per-eklamsi berat kehamilan kurang 37 minggu:  Janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan



pemeriksaan shake dan rasio L/S maka penanganannya adalah sebagai berikut: 



Berkan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra dindikasi)







Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesium dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan (kecuali jika ada kontraindikasi)







Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin monitor, penimbangan berat badan seperti pre-eklamsi ringan sambil mengawasi timbul lagi gejala.







Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan: induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tandatanda kematangan paru janin, maka penatalaksan kasus sama seperti pada kehamilan di atas 37 minggu.



Pre-eklamsi berat kehamilan 37 minggu ke atas: a. Penderita di rawat inap 



Istirahat mutlak dan di tempatkan dalam



kamar



isolasi. 



Berikan diet rendah garam dan tinggi protein







Berikan suntikan sulfas magnesium 8 gr IM (4 gr bokong kanan dan 4 gr bokong kiri)







Suntikan dapat di ulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam Syarat pemberian Mg So4 adalah: reflek patela (+), diurese 100cc dalam 4 jam yang lalu, respirasi 16



permenit dan harus tersedia antidotumnya: kalsium lukonas 10% ampul 10cc. b. Infus



detroksa



5



%



dan



ringer



laktat



Obat antihipertensif: injeksi katapres 1 ampul IM dan selanjutnya diberikan tablet katapres 3x½ tablet sehari.. c.



Diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat edema umum, edema paru dan kegagalan jantung kongesif. Untuk itu dapat diberikan IV lasix 1 ampul.



d.



Segera setelah pemberian sulfas magnesium kedua, dilakukan induksi dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam infus tetes.



e.



Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum dan forsep, jadi wanita dilarang mengedan.



f. Jangan berikan methergin postpartum, kecuali terjadi pendarahan disebsbkan atonia uteri. g.



Pemberian sulfas magnesium kalau tidak ada kontraindikasi, diteruskan dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam pos partum.



h. Bila ada indikasi obstetik dilakukan sectio cesaria. K. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1) Riwayat Kesehatan a) Keluhan Utama: Klien mengeluh demam dan sakit kepala b) Riwayat Kesehatan Sekarang: Terjadi peningkatan tekanan darah, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur. c) Riwayat Kesehatan Sebelumnya: Penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik 2) Riwayat kehamilan



Riwayat kehamilan ganda, mola, hidatidosa, hidramnion, serta kehamilan dengan pre-eklampsia sebelumnya. 3) Riwayat KB Yang perlu dipertanyakan adalah: a) Pernah mengikuti KB atau tidak b) Jenis kontrasepsi yang digunakan c) Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) d) Lamanya menggunakan kontrasepsi 4) Pemeriksaan fisik a) Sistem pernafasan (1) Pernafasan kurang dari 14x per menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis beraktifitas, terdengar suara krekles dan adanya edema paru. b) Sistem kardiovaskuler (1) Apakah terdapat sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis, terjadi peningkatan tekanan darah, nadi meningkat atau menurun, serta edema periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam. c) Sistem reproduksi (1) Ada atau tidaknya massa abnormal, nyeri tekan pada payudara, ada atau tidaknya pengeluaran pervaginam berupa lendir yang bercampur darah serta ketahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema dan biasanya terdapat kontraksi uterus. d) Sistem integumen dan perkemihan (1) Cloasma gravidarum, oliguria, fungsi ginjal menurun, dan protein nuria e) Sistem persyarafan (1) Biasanya hiperrefleksi dan klonus pada kaki.



B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko injuri 2. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis



3. Resiko pendarahan berhubungan dengan C. INTERVENSI KEPERAWATAN No Dx 1



Tujuan dan kriteria hasil



Keperawatan Resiko injuri Setelah



dilakukan



tindakan selama….



keperawatan Klien



tidak



mengalami injury dengan kriterian hasil:  Klien



Intervensi



Rasional



 Sediakan



 Untuk



lingkungan



yang



aman untuk pasien  Identifikasi



dari



cedera  Klien



mampu



pasien,



memodifikas



sesuai



dengan



hidup



kondisi



fisik



dan



cara/metode



pasien dan riwayat



untukmencegah



penyakit



injury/cedera



pasien



menjelaskan



factor



mencegah



keamanan



fungsi



mampu



dalam



klien



 Mampu



menjelaskan



 Klien



kemampuan



terjadinya cedera.



kebutuhan



terbebas



mengetahui



gaya untuk



mencegah injuri.



kognitif terdahulu



-



xx xx xxa



 Menghindarkan



yang



me



berbahaya (misalnya



nge



lingkungan/perilaku



memindahkan



tah



personal



perabotan)



ui -



risiko



 Mampu



dari



memodifikasi



gaya



hidup



untukmencegah injury  Menggunakan



fasilitas



kesehatan yang ada Mampu perubahan kesehatan



mengenali status



lingkungan



a



 Memasang side rail



tempat tidur  Menyediakan



tempat tidur yang nyaman dan bersih  Menempatkan



saklar ditempat mudah



lampu yang dijangkau



pasien.  Membatasi



pengunjung  Memberikan



penerangan



yang



cukup  Menganjurkan



keluarga



untuk



menemani pasien.  Mengontrol



lingkungan



dari



kebisingan  Memindahkan



barang-barang yang dapat membahayakan  Berikan



pada



penjelasan



pasien



keluarga



dan atau



pengunjung adanya perubahan



status



kesehatan



dan



penyebab penyakit. 2



Nyeri



 Mampu



berhubungan Setelah



dilakukan  Lakukan pengkajian



dengan agen tindakan



keperawatan



nyeri



injuri



selama ….x24 jam Pasien



komprehensif



biologis



tidak



termasuk



mengalami



nyeri,



secara



nyeri, skala nyeri dan intensitas nyeri  Untuk



lokasi,



dengan kriteria hasil:



karakteristik, durasi,



 Mampu



frekuensi,



mengontrol



mengenal



kualitas



memonitoring sign  Mampu



mengenal



lokasi nyeri.



nyeri



(tahu



penyebab



nyeri,



dan faktor presipitasi



mampu  Observasi



reaksi



menggunakan



tehnik



nonverbal



nonfarmakologi



untuk



ketidaknyamanan



mengurangi



nyeri,  Bantu



mencari bantuan)  Melaporkan bahwa nyeri



berkurang



dengan



menggunakan



(skala,



intensitas, dan



tanda



nyeri)



untuk



mencari



dan



menemukan lingkungan



yang



dapat



mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan



 Menyatakan



rasa



setelah



dan



kebisingan



nyeri  Kurangi



berkurang  Tanda



dan



keluarga



 Kontrol



 Mampu mengenali nyeri



nyaman



pasien



dukungan



manajemen nyeri



frekuensi



dari



faktor



presipitasi nyeri vital



dalam  Kaji tipe dan sumber



rentang normal Tidak gangguan tidur



mengalami



nyeri



untuk



menentukan intervensi  Ajarkan



tentang



teknik



non



farmakologi:



napas



dala,



relaksasi,



distraksi,



kompres



hangat/ dingin  Berikan



untuk



analgetik mengurangi



nyeri: ……...  Tingkatkan istirahat



-



-



 Berikan



informasi



tentang nyeri seperti penyebab



nyeri,



berapa



nyeri



lama



akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Monitor



vital



sign



sebelum dan sesudah pemberian



analgesik



pertama kali 3



  dilakukan - Monitor ketat tanda-



Resiko



Setelah



pendarahan



tindakan



keperawatan tanda perdarahan



-Untuk



mengetahui



berapa banyak darah



selama ….x24 jam Pasien - Catat nilai Hb dan



yang keluar.



tidak



- untuk mengetahui



mengalami



nyeri, HT sebelum dan



dengan kriteria hasil:



sesudah terjadìnya



nilai Hb



- Nilai TTV dalam batas perdarahan



- untuk memonitoring



normal



TTV



-



Melaporkan



pendarahannya berkurang.



- Monitor nilai lab bahwa (koagulasi) yang sudah meliputi PT, PTT, trombosit



-



emp



- nilai Hb dalam batas - Monitor TTV normal.



Men atka



-  Anjurkan pasien



n



untuk meningkatkan



sakla



intake makanan yang



r lamp



banyak mengandung vitamin K



-



u dite mpat yang



mud ah dijan gkau pasi en



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema, dan proteinuria tetapi tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan 20 minggu (Nurarif Amin Huda, 2015). Sedangkan menurut pendapat Fadlun dan Feryanto (2014) mengatakan bahwa, preeklampsia yaitu suatu peningkatan tekanan darah yang baru muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan peningkatan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan protein dalam urine yang disebut dengan proteinuria. B. SARAN



Semoga laporan ini bisa berguna bagi kita semua khusussnya bagi para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA Amelda, 2009. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklampsia di RSUP H. Adam Malik Medan, Periode 2005-2006. Karya Tulis Ilmiah STIKes Helvetia Medan, Diakses tanggal 22 September 2016. Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4.Jakarta: EGC Fadlun dan Feryanto, Achmad. 2014. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Huda, Nurarif Amin. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda NIC NOC. Jilid: 3. Jakarta: Mediaction. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustakaedc Mansjoer, Areif, dkk. 2008. Penyakit-Penyakit Pada Kehamilan: Peran Seorang Internis. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. No