Laporan Kerja Praktek Muhammad Yoga Aldini - 1607116158 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTEK



PERAWATAN DAN PENGUJIAN BATERAI ULTG TELUK LEMBU



Oleh Muhammad Yoga Aldini NIM: 1607116158



PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2020



LAPORAN KERJA PRAKTEK



PERAWATAN DAN PENGUJIAN BATERAI ULTG TELUK LEMBU



(Periode 16 Januari 2020 s.d 16 Februari 2020) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Pelaksanaan Kerja Praktek Salah Satu Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau



Oleh Muhammad Yoga Aldini NIM: 1607116158



PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2020



i



HALAMAN PENGESAHAN



LAPORAN KERJA PRAKTEK



PERAWATAN DAN PENGUJIAN BATERAI ULTG TELUK LEMBU



(Periode 16 Januari 2020 s.d 16 Februari 2020)



Oleh Muhammad Yoga Aldini NIM: 1607115723



Pekanbaru, 17 Februari 2020 Menyetujui,



Mengetahui,



Supervisor Jargi



Pembimbing Kerja Praktek



Teluk Lembu



(M. Syaiful Anwar)



(M. Syaiful Anwar)



ii



HALAMAN PENGESAHAN



Laporan Kerja Praktek dengan judul “Perawatan dan Pengujian Baterai ULTG Teluk Lembu” Yang dipersiapkan dan disusun oleh Muhammad Yoga Aldini NIM: 1607116158 Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk Pelaksanaan Kerja Praktek. pada Juni 2020



SUSUNAN TIM PENGUJI Nama/NIP



Jabatan



Paraf



Penguji NIP.



Mengetahui,



Mengesahkan,



Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1



Pembimbing Kerja Praktek



Dr. Indra Yasri, ST., MT.Dian



Suwitno, ST., MT



NIP. 19740307 200212 1 002



NIP. 19661102 1999031 002



iii



PERNYATAAN



Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: Muhammad Yoga Aldini



NIM



: 1607116158



menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan kerja praktek saya yang berjudul



PERAWATAN DAN PENGUJIAN BATERAI ULTG TELUK LEMBU



adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.



Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika di kemudian hari terbukti bahwa laporan kerja praktek saya merupakan hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi apapun yang diberikan.



Pekanbaru, 21 Maret 2020



Muhammad Yoga Aldini



iv



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kepada Allah SWT., Rabb semesta alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis diberikan kesempatan yang begitu berharga untuk mengikuti program Kerja Praktek di Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Teluk Lembu, serta dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis tak lupa hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW., suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek di Program Studi Teknik Elektro S1 Fakultas Teknik Universitas Riau. Kerja Praktek dengan judul “Perawatan dan Pengujian Baterai ULTG Teluk Lembu”. Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik itu waktu pencarian data, proses pembuatan laporan Kerja Praktek dan proses Kerja Praktek yang penulis jalani. Namun ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1.



Allah S.W.T. karna berkat rahmat dan karunianya penulis dapat melaksanakan kerja praktek ini.



2.



Ayah, ibu dan abang yang telah memberikan doa restu kepada penulis selama melaksanakan kerja praktek.



3.



Kepada saudara-sudara penulis yang memberikan semangat dan doanya.



4.



Bapak Suwitno, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek. Terima kasih atas bimbingan dan motivasi kepada penulis



5.



Bapak Dian Yayan Sukma, ST., MT. selaku Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Elektro.



v



6.



Bapak Dr. Indra Yasri, ST., MT. selaku Koordinator Program Studi S1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau.



7.



Bapak Nurhalim, ST., MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau.



8.



Bapak Ramlond Anggito P selaku Manager Teluk Lembu.



9.



Bapak Muhammad Syaiful Anwar selaku Supervisor dan pembimbing lapangan yang telah memberikan ilmunya selama Kerja Praktek di ULTG Teluk Lembu



10. Para Karyawan ULTG Teluk Lembu : Bapak Usman, Bapak Muslikun, Bapak Aufa, Bang Hendri, Bang Surya,Buk Kolifeh, Ibnu, Wanda. 11. Bang Jefri dan Bang Abdul selaku teman seperjuangan penulis di tempat kerja praktek. 12. Teman-teman seperjuangan Prodi S1 Teknik Elektro UR Angkatan 2016. 13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya dan dukungannya. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis telah berusaha menyelesaikannya dengan sebaik mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini. Oleh karena



itu,



penulis



berharap



kritik



dan



saran



dari



pembaca



untuk



menyempurnakan laporan kerja praktek ini. Harapan penulis semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa dan pembaca sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan informasi.



vi



Pekanbaru, 20 April 2020



Muhammad Yoga Aldini 1607116158



vii



DAFTAR ISI



Halaman HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii PERNYATAAN.....................................................................................................iv KATA PENGANTAR.............................................................................................v DAFTAR ISI..........................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................12 1.1. Latar Belakang..............................................................................................12 1.2. Batasan Masalah...........................................................................................13 1.3. Tujuan Kerja Praktek....................................................................................13 1.4. Manfaat Kerja Praktek..................................................................................14 1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek............................................14 1.6. Sistematika Penulisan...................................................................................15 BAB II PROFIL PERUSAHAAN.........................................................................16 2.1. Sejarah Perusahaan.......................................................................................16 2.2. Visi dan Misi Perusahaan.............................................................................17 2.2.1. Visi....................................................................................................17 2.2.2. Misi...................................................................................................17 2.2.3. Moto..................................................................................................17 2.2.4. Maksud dan Tujuan Perseroan..........................................................17 2.3. Logo Perusahaan...........................................................................................18 2.3.1. Bentuk Lambang...............................................................................18 2.3.2. Elemen – Elemen Dasar Lambang...................................................18 2.4. Unit Bisnis PT. PLN (persero).....................................................................20 2.4.1. Kelompok Unit Distribusi.................................................................20



viii



2.4.2. Kelompok Unit Transmisi................................................................20 2.4.3. Kelompok Unit Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban................21 2.4.4. Kelompok Unit Pembangkitan.........................................................22 2.4.5. Kelompok Unit Wilayah...................................................................22 2.4.6. Kelompok Unit Induk Proyek...........................................................23 2.5. Sejarah Perkembangan ULTG Teluk Lembu...............................................24 BAB III DASAR TEORI.......................................................................................30 3.1. Sistem DC.....................................................................................................30 3.2. Baterai...........................................................................................................31 3.2.1. Bagian – Bagian Baterai...................................................................32 3.2.2. Jenis – Jenis Baterai.........................................................................34 BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................39 4.1. Spesifikasi Baterai........................................................................................39 4.2. In Service Inspection....................................................................................41 4.2.1. In Service Inspection Harian.............................................................41 4.2.2. In Service Inspection Bulanan..........................................................43 4.3. In Service measurement................................................................................44 4.4. Pengujian Pemeliharaan Baterai...................................................................46 4.4.1. Data Pemeliharaan Baterai...............................................................46 4.4.2. Analisa Data Pemeliharan Baterai....................................................49 BAB V PENUTUP................................................................................................50 5.1. Kesimpulan...................................................................................................50 5.2. Saran.............................................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51



ix



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 2.1 Bentuk Lambang PT. PLN (persero) .............................................19 Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang..................................................................20 Gambar 2.3 Petir atau Kilat................................................................................20 Gambar 2.4 Single Line Diagram Sistem 150/20 kV GI Teluk Lembu.............20 Gambar 2.5 Skema Struktur Organisasi GI Teluk Lembu.................................30 Gambar 3.1 Diagram Instalasi Sistem Dc..........................................................31 Gambar 3.2 Contoh Baterai yang terdapat di ULTG Teluk Lembu...................33 Gambar 3.3 a) Plat grid b) Material aktif c) Grid rangka besi d)Terakit............33 Gambar 3.4 Steel Container dan Plastic Container...........................................35 Gambar 3.5 Terminal Penghubung Baterai........................................................35 Gambar 3.6 Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai / Single Use)........................37 Gambar 3.7 Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang / Rechargeable)....................39 Gambar 4.1 Baterai 110 Vdc Bank 01................................................................40 Gambar 4.2 Baterai 110 Vdc Bank 02................................................................41 Gambar 4.3 Baterai 48 Vdc Bank 01..................................................................42 Gambar 4.4 Pemeriksaan Sel dan Rak Baterai...................................................44 Gambar 4.5 Pengukuran Tegangan per sel Baterai dan Total............................45 Gambar 4.6 Pengukuran Berat Jenis Elektrolit..................................................46



x



DAFTAR TABEL



Halaman 39 40 41 42 42 43 44 45 46 47 48 48



xi



12



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Energi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia,



karena semua kegiatan manusia membutuhkan energi. Dengan adanya energi, manusia dapat melakukan aktifitasnya dengan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Salah satu energi yang paling banyak digunakan adalah energi listrik. Seiring bertambahnya pertumbuhan penduduk, maka permintaan akan pasokan energi listrik juga semakin meningkat. Sehingga diperlukan kualitas dan kontinuitas penyaluran energi listik kepada konsumen agar aktivitas masyarakat tidak terganggu. Oleh sebab itu demi keandalan dan keamanan penyaluran energi listrik diperlukan sistem proteksi pada sistem penyaluran energi listrik. Fungsi sistem proteksi adalah sebagai alat pendeteksi gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan. Dengan adanya sistem proteksi yang terkoordinasi dengan baik diharapkan dapat mengisolasi daerah yang terganggu sehingga tidak mengganggu pelayanan dan meminimalisir kerugian. Pada Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) terdapat Recloser, LBS (Load Break Switch), CT/PT, PMT (pemutus), PMS (pemisah), Rele dan Baterai yang menjadi komponen utama yang wajib ada. Apabila salah satu peralatan tidak aktif atau mengalami gangguan maka kinerja sistem juga akan terganggu. Hal tersebut akan menyebabkan kerugian yang sangat besar baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan. Oleh karena itu, kelancaran (stabilitas) operasi serta keandalan sistem menjadi syarat mutlak dari suatu sistem tenaga listrik agar dapat membangkitkan dan menyalurkan energi listrik sampai ke konsumen. Pada sistem kelistrikan Gardu Induk Teluk Lembu sering terjadi gangguan, baik sementara maupun permanen baik yang diakibatkan peralatan maupun dari



13



alam. Oleh karena itu untuk mencegah gangguan tersebut maka dibutuhkan suatu alat cadangan kelistrikan tersebut yaitu Baterai. Baterai berfungsi untuk cadangan energi yang dapat menggantikan kinerja Rectifier. 1.2.



Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang digunakan pada penulisan laporan kerja



praktek sebagai berikut : 1) Kajian dilakukan pada ULTG Teluk Lembu. 2) Hanya menjelaskan perawatan dan pemeliharan baterai ULTG Teluk Lembu



1.3.



Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan kerja praktek yang dilakukan terbagi menjadi tujuan umum



dan tujuan khusus sebagai berikut : a.



Tujuan Umum



1) Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah kerja praktek pada jurusan S1 Teknik Elektro Universitas Riau. 2) Mengetahui keadaan-keadaan dunia kerja sesungguhnya sehingga mengetahui implementasi atas teori-teori yang diperoleh didalam perkuliahan. 3) Membuka peluang bagi mahasiswa untuk dapat menambah pengalaman terutama dibidang teknik elektro, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bersosialisasi dengan pihak lain yang nantinya menjadi factor penting dalam dunia kerja. b.



Tujuan Khusus



1) Untuk mengetahui bagian baterai ULTG Teluk Lembu 2) Untuk Mengetahui cara perawatan dan pemeliharaan baterai Gardu Induk Teluk Lembu.



14



1.4.



Manfaat Kerja Praktek Adapun manfaat kerja praktek yang telah dilakukan sebagai berikut :



1.



Bagi Mahasiswa



1) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan diluar lingkungan kampus yang berhubungan dengan program studi yang dipilih. 2) Menambah pengalaman sebelum terjun kemasyarakat atau dunia kerja. 3) Melatih mahasiswa untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.



2.



Bagi Universitas Riau



1) Terjalin kerja sama antara Universitas Riau dengan instansi tempat Kerja Praktek yaitu ULTG Teluk Lembu. 2) Sebagai bahan evaluasi dibidang akademik untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan. 3) Sebagai barometer untuk mengukur sejauh mana daya serap mahasiswa dalam menerima dan menerapkan teori yang diperoleh selama di kampus. 3.



Bagi Perusahaan



1) Terjalin hubungan kerja sama dan sebagai sarana tukar informasi untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada. 2) Sebagai perwujudan pengabdian masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan. 3) Memungkinkan untuk mendapatkan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan sistem yang telah ada. 1.5.



Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja praktek dilaksanakan pada : Tanggal : 16 Januari 2020 – 16 Februari 2020 Waktu



: Senin s/d Jum`at, 08.00 – 16.00 WIB



Tempat



: ULTG Teluk Lembu Jln. Tanjung Datung No 340, Pekanbaru, Riau



15



ULTG Teluk Lembu 1.6.



Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan kerja praktek ini adalah sebagai berikut : BAB I



: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan hal yang berhubungan dengan latar belakang kerja praktek, batasan masalah, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, waktu dan tempat pelaksaan kerja praktek, dan sistematika penulisan.



BAB II



: PROFIL PERUSAHAAN Penjelasan sejarah, nilai – nilai budaya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sistem kelistrikan perusahaan.



BAB III : DASAR TEORI Bab ini merupakan bab yang berisikan teori tentang system pada genertor turbin gas dan perlengkapannya. BAB IV : PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Berisi pembahasan analisa studi kasus di perusahaan dengan landasan pengetahuan akademik. BAB V



: PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran.



BAB II PROFIL PERUSAHAAN



2.1.



Sejarah PT PLN (Persero) Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan



di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaanperusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik



Negara (PULN) dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. 2.2.



Visi dan Misi Perusahaan



2.2.1. Visi Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.



2.2.2



Misi



a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.



2.2.3



Moto Listrik untuk kehidupan yang lebih baik.



2.2.4



Maksud dan Tujuan Perseroan Untuk



menyelenggarakan



usaha



penyediaan



tenaga



listrik



bagi



kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (PT).



17



2.3.



Logo Perusahaan



2.3.1



Bentuk Lambang Bentuk warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan



adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal: 1 Juni 1976, terlihat pada Gambar 2.1 mengenai pembakuan lambang perusahaan umum listrik negara.



Gambar 2.1 Bentuk Lambang PT. PLN (Persero) 2.3.2



Elemen-Elemen Dasar Lambang



1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi



bidang



dasar



bagi



elemen-elemen



lambang



lainnya,



melambangkan bahwa PT. PLN merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PT. PLN bahwa listrik mampu menciptakan



pencerahan



bagi



kehidupan



masyarakat.



Kuning



juga



melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. Pada gambar 2.2 terlihat bentuk bidang persegi panjang vertikal yang merupakan bidang dasar PT. PLN.



18



Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal 2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insane PT. PLN dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang cerah melambangkan kedewasaan PT. PLN sebagai perusahaan listrik pertama Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman. Pada gambar 2.3 terlihat bentuk petir dan kilat yang merupakan bidang dasar PT. PLN.



Gambar 2.3 Petir atau Kilat 3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan 19



manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.



2.4.



Unit Bisnis PT PLN (Persero)



2.4.1. Kelompok Unit Distribusi  PLN Distribusi DKI Jakarta Raya, berkedudukan di Jakarta  PLN Distribusi Jawa Barat, berkedudukan di Bandung  PLN Distribusi Banten, berkedudukan di Serang  PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, berkedudukan di Semarang  PLN Distribusi Jawa Timur, berkedudukan di Surabaya  PLN Distribusi Bali, berkedudukan di Denpasar  PLN Distribusi Lampung, berkedudukan di Bandar Lampung Unit di bawah PLN Distribusi  Area



Pengaturan



Distribusi



(APD) :



sub-unit



untuk



pengaturan



pembebanan di sisi distribusi ke pelanggan.  Area : Setara dengan APD, yaitu sub-unit untuk pelayanan pelanggan dan pelayanan jaringan listrik distribusi.  Rayon : Sub-unit di bawah Area yang membantu pengurusan pelayanan pelanggan dan pelayanan jaringan listrik distribusi lebih dekat.  Posko (KP) : Sub-unit di bawah rayon yang langsung turun jika ada gangguan karena dekat.



2.4.2. Kelompok Unit Transmisi



20



Pada awalnya Unit Penyaluran dan Pengaturan Beban (UP2B) Jawa-Bali disatukan dalam satu unit dengan nama PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3B JB), namun pada akhir 2015 unit penyaluran dan pengaturan beban dipisah dengan pembagian 3 wilayah penyaluran dan satu pusat pengaturan beban dengan 5 wilayah. Namun untuk transmisi interkoneksi sumatera tetap PLN P3B Sumatera karena unit nya masih dalam bentuk wilayah. Unit induk transmisi antara lain : 



PLN Transmisi Jawa Bagian Barat, berkedudukan di Depok







PLN Transmisi Jawa Bagian Tengah, berkedudukan di Bandung







PLN Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, berkedudukan di Sidoarjo Unit di bawah PLN Transmisi / Penyaluran







Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) : Sub-Unit untuk melakukan pemeliharaan peralatan Penyaluran Energi Listrik (Transmisi).







Basecamp : Sub-Unit di bawah APP.







Gardu Induk : Gardu Induk ada di bawah APP diatur di bawah basecamp tempat mentransformasikan energi listrik atau sub-station listrik dari pembangkitan untuk sampai ke pelanggan.



2.4.3. Kelompok Unit Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban  PLN Pusat Pengatur Beban (P2B), berkedudukan di Gandul, Jakarta (Jawa-Bali Control Center / JCC).  PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3B Sumatera), berkedudukan di Pekanbaru. Unit di bawah PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali Area Pengaturan Beban (APB) : Sub-unit untuk melakukan pengaturan beban secara keseluruhan dari Pembangkitan, Transmisi dan sampai ke konsumen dengan komunikasi dengan APD dan Gardu Induk. Ada 5 wilayah di bawah P2B JB yaitu :



21



 PLN Area Pengaturan Beban Jakarta dan Banten, berkedudukan di Cawang, Jakarta (Region Control Center / RCC Cawang).  PLN Area Pengaturan Beban Jawa Barat, berkedudukan di Bandung (Region Control Center / RCC Cigereleng).  PLN Area Pengaturan Beban Jawa Tengah dan DIY, berkedudukan di Semarang (Region Control Center / RCC Ungaran).  PLN Area Pengaturan Beban Jawa Timur, berkedudukan di Sidoarjo (Region Control Center / RCC Waru).  PLN Area Pengaturan Beban Bali, berkedudukan di Denpasar (Region Control Center / RCC Bali).



2.4.4. Kelompok Unit Pembangkitan  PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, berkedudukan di Medan  PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang  PLN Pembangkitan Jawa Bali, berkedudukan di Yogyakarta  PLN Pembangkitan Tanjung Jati B, berkedudukan di Jepara  PLN Pembangkitan Lontar, berkedudukan di Semarang  PLN Pembangkitan Minahasa, berkedudukan di Tondano



2.4.5. Kelompok Unit Wilayah  PLN Wilayah Aceh, berkedudukan di Banda Aceh  PLN Wilayah Sumatera Utara, berkedudukan di Medan  PLN Wilayah Sumatera Barat, berkedudukan di Padang  PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berkedudukan di Pekanbaru  PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, berkedudukan di Palembang  PLN Wilayah Bangka Belitung, berkedudukan di Pangkalpinang  PLN Wilayah Kalimantan Barat, berkedudukan di Pontianak  PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berkedudukan di Banjar Baru 22



 PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara berkedudukan di Balikpapan  PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo, berkedudukan di Manado  PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, berkedudukan di Makasar  PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat, berkedudukan di Mataram  PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur, berkedudukan di Kupang  PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, berkedudukan di Ambon  PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, berkedudukan di Jayapura



2.4.6. Kelompok Unit Induk Proyek  PLN Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatera, berkedudukan di Medan  PLN Unit Induk Proyek Sumatera Bagian Utara, berkedudukan di Medan  PLN Unit Induk Proyek Sumatera Bagian Tengah, berkedudukan di Pekanbaru  PLN Unit Induk Proyek Sumatera Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang  PLN Unit Induk Proyek Interkoneksi Sumatera Jawa, berkedudukan di Jakarta  PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Barat, berkedudukan di Jakarta  PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah I, berkedudukan di Bandung  PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah II, berkedudukan di Yogyakarta  PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali I, berkedudukan di Surabaya  PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali II, berkedudukan di Surabaya  PLN Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Timur, berkedudukan di Balikpapan



23



 PLN Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Tengah, berkedudukan di Banjarbaru  PLN Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Barat, berkedudukan di Pontianak  PLN Unit Induk Proyek Nusa Tenggara, berkedudukan di Mataram  PLN Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Utara, berkedudukan di Manado  PLN Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Selatan, berkedudukan di Makassar  PLN Unit Induk Proyek Maluku, berkedudukan di Ambon  PLN Unit Induk Proyek Papua, berkedudukan di Papua



2.5.



Sejarah Perkembangan ULTG Teluk Lembu Gardu Induk Teluk Lembu adalah salah satu Gardu Induk dibawah Unit Tragi Teluk Lembu (Dulu Tragi Garuda Sakti) UPT Pekanbaru, terletak di tengah kota Pekanbaru di Jalan Tanjung Datuk No 340. Nama Teluk Lembu diambil mengikut kepada nama pembangkit yang terdapat di daerah itu yaitu PLTD/G Teluk Lembu. Gardu Induk Teluk Lembu berdekatan dengan pelabuhan Sungai Duku dan Kantor Pendistribusian Minyak Pertamina. Gardu Induk Teluk Lembu dibangun pada tahun 1992 dan mulai beroperasi pada tahun 1994 dengan menyalurkan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Teluk Lembu atau PLTD Teluk Lembu dan PLTG Teluk Lembu dan mensuplai energi listrik sebagian besar kota Pekanbaru. Tahun ketahun daerah Propinsi Riau sangat pesat perkembangannya, maka tahun 1995 mulai dibangun pembangkit PLTA Koto Panjang dengan Kapasitas Pembangkit 3 x 38 MW atau 114 MW. Tahun 1996 PLTA Koto Panjang dengan 3(tiga) Gardu Induk Koto Panjang, Bangkinang, Garuda Sakti mulai dioperasikan. Dengan perkembangan kelistrikan di Riau, tahun 1996 dibentuk Pra Sektor Pekanbaru dibawah manajemen PT PLN (Persero) Wilayah III Padang.



24



Berdasarkan SK Direksi PLN Pusat No: 111.K/023/DIR/1996 tanggal 07 Februari 1996, tertanda Diektur Utama Ir. DJITENG MARSUDI, difinitif terbentuk Sektor Pekanbaru dibawah Pembangkitan dan Saluran Sumatera bagian Utara (KITLURSU) yang mengelola Pembangkit PLTA Koto Panjang, PLTG Teluk Lembu, PLTD Teluk Lembu dan Transmisi 150 kV sistem Riau Daratan meliputi Gardu Induk Koto Panjang, Bangkinang, Garuda Sakti pada tanggal 28 Februari 1998 ketiga Gardu Induk resmi dioperasikan. Dengan kantor Tragi terletak di Gardu Induk Garuda Sakti, pada tahun 2000 aset Tragi Garuda Sakti ditambah dengan Gardu Induk Teluk Lembu. Pada tahun 2001 kantor Tragi Garuda Sakti pindah ke Gardu Induk Teluk Lembu dengan pertimbangan faktor keamanan, telekomunikasi, dan kondisi jalan yang rusak berat dan jauh dari pusat kota. Pada Tanggal 28 Oktober 2008 terbentuknya Unit Penyaluran Transmisi Pekanbaru secara struktur organisasi dan pada bulan Oktober 2009 terbentuknya Unit Penyaluran Transmisi secara operasional yang berkantor di Gardu Induk Garuda Sakti dan membawahi 2(dua) tragi yaitu : 1. Tragi Teluk Lembu yang berkantor di Gardu Induk Garuda Sakti yang membawahi 4(empat) Gardu Induk yaitu Gardu Induk Koto Panjang, Gardu Induk Bangkinang, Gardu Induk Garuda Sakti dan Gardu Induk Teluk Lembu dan Konsumen yang dilayani adalah Cabang Pekanbaru dan Cabang Payakumbuh. 2. Tragi Duri yang berkantor di Gardu Induk Duri yang membawahi 5(lima) Gardu Induk yaitu Gardu Induk Balai Pungut, Gardu Induk Duri, Gardu Induk Dumai, Gardu Induk Bagan Batu dan Gardu Induk Kota Pinang dan Konsumen yang dilayani adalah Cabang Dumai dan Cabang Rantau Prapat.



25



Kantor Tragi Garuda Sakti berubah nama menjadi Tragi Teluk Lembu pada tahun 2009. Februari 2012 Kantor Tragi Teluk Lembu pindah kembali ke Gardu Induk Garuda Sakti karena Gardu Induk Teluk Lembu dalam proses penambahan daya listrik.



Gambar 2.4 Single line Diagram Sistem 150/20 kV GI Teluk Lembu



1.



Visi dan Misi Visi Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,



Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.



Misi



26



1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 2.



Tugas dan Wewenang



1.



Manager Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan usaha ketenagalistrikan secara efisien dan efektif yang meliputi: a. Pemasaran dan niaga b. Perencanaan, pendistribusian energi listrik c. Keuangan, SDM & Administrasi d. Membina hubungan kerja kemitraan & komuniskasi yang efektif guna menjaga



citra



perusahaan



serta



mewujudkan



Good



Coorporate



Governance e. Serta melakukan pembinaan terhadap unit asuhannya. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, Manager Unit Pelayanan Transmisi Pekanbaru mempunyai fungsi : a. Melakukan koordinasi dengan seluruh manajer tragi, asisten manajer UPT, serta seluruh supervisor gardu induk mengenai rencana dan pelaksanaan pekerjaan terencana UPT Pekanbaru. b. Menyusun program kerja dan anggaran sebagai pedoman kerja c. Mengusulkan PRK Unit sebagai bahan penyusunan RKAP



27



d. Mengelola fungsi pemasaran dan niaga yang meliputi strategi pemasaran, peningkatan pelayanan serta Tata Usaha Pelanggan dalam hal ini adalah PLN Area Pekanbaru. e. Mengelola fungsi perencanaan yang meliputi perencanaan sistem dan konstruksi serta sistem teknologi informasi f. Mengelola fungsi transmisi yang meliputi operasi penyaluran energi listrik, Pemeliharaan Jaringan, pengendalian pengukuran, serta Logistik. g. Mengelola fungsi keuangan yang meliputi pengendalian anggaran dan keuangan, pengawasan pendapatan serta akuntansi h. Mengelola SDM dan administrasi yang meliputi SDM dan kesekretariatan. i. Mengevaluasi dan menganalisis semua laporan, baik yang bersifat rutin maupun berkala j. Mengelola hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintahan, swasta, tokoh masyarakat serta media massa. 2.



Supervisor a. Membimbing dan membina operator, ground patrol, security dan cleaning service sesuai kewenangannya. b. Merencanakan dan menyusun jadwal shift operator, ground patrol, security dan cleaning service. c. Membuat trending atau kecenderungan kondisi / unjuk kerja peralatan d. Mengidentifikasikan kelainan dari hasil trending / kecenderungan. e. Melakukan perbaikan instalasi maupaun non instalai sesuai batas kewenangan. f. Menjaga kesinambungan data historis operasi dan peralatan g. Sebagai pengawas manufer disetiap kegiatan operasi dan pemeliharaan serta melakukan SOP.



3.



Operator a. Memonitor



kondisi



instalasi



gardu



induk



dengan



menggunakan



penglihatan, penciuman, pendengaran, dan alat ukur yang ada.



28



b. Mencatat hasil dari butir 1 pada blangko yag tersedia (Checklist, Logsheet, dan buku mutasi terlampir) c. Memasukkan data butir 2 kedalam komputer (aplikasi dalam komputer sudah tersedia) d. Mencatat dan melaporkan ke Supervisor GI ketidaknormalan operasi peralatan dan kegitan yang merugikan atau membahayakan peralatan di lokasi GI e. Melaksanakan operasi gardu induk sesuai SOP f. Bertanggung jawab kepada Supervisor GI 3.



Struktur Organisasi GI Teluk Lembu



Gambar 2.5 Skema Struktur Organisasi GI Teluk Lembu



29



BAB III DASAR TEORI



3.1.



Sistem DC Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga



untuk kontrol di dalam gardu induk,yaitu sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak – balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena itulah dipilih baterai sebagai sumber arus searah (DC). Untuk kebutuhan operasi relay dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem catu daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai. Terpasang pada instalasi secara paralel



dengan beban,



sehingga dalam operasionalnya disebut Sistem DC. Tujuan Pemeliharaan Sistem DC adalah untuk mengusahakan agar rectifier dan baterai berikut rangkaiannya selalu bekerja sesuai karakteristiknya, sehingga diharapkan sistem DC mempunyai keandalan yang tinggi. Diagram instalasi sistem DC dapat dilihat pada gambar berikut :



REL 20KV



TRAFO PS



RECTIFIER



FUS E



REL DC



MCB



BEBAN DC



BATERE



Gambar 3.1 Diagram instalasi system DC



3.2.



Baterai Baterai adalah sel elektrokimia yang terdiri dari sepasang elektroda



(katoda-anoda) dan elektrolit,sel ini berfungsi sebagai sumber energi listrik yang diperoleh sebagai hasil konversi energi kimia melalui reaksi redoks (reduksi dan oksidasi). Reaksi reduksi berlangsung pada katoda dan reaksi oksidasi berlangsung pada anoda. Seiring dengan reaksi redoks tersebut, dalam sel baterai terjadi proses difusi ion dalam larutan dari katoda ke anoda, dan pada rangkaian luar terjadi transfer electron dari anoda ke katoda. Adapun proses elektrokimia reversible adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (Proses Pengisian), pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sel. Tiap sel baterai terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan yaitu elektroda positif dan elektroda negative yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia. Pada gardu-gardu induk maupun pusat-pusat pembangkit tenaga listrik baterai ini berfungsi sebagai: 1. Sumber tegangan motor-motor untuk penggerak PMT,PMS tap changer trafo tenaga dan sebagainya saat terjadi gangguan. 2. Sumber tenaga untuk alat kontrol tanda-tanda isyarat (signal dan alarm). 3. Tenaga untuk peralatan telekomunikasi PLC dan SCADA pada saat terjadi gangguan. 4. Tenaga untuk penerangan darurat. 5. Tenaga untuk rele proteksi



31



Gambar 3.2 Contoh baterai yang terdapat di gardu induk 3.2.1. Bagian – bagian Baterai



1. Elektroda Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) elektroda, yaitu elektroda positif dan negatif, direndam dalam suatu larutan kimia yang berfungsi sebagai media perpindahan elektron pada saat berlangsung charge discharg. Elektroda positif dan negatif tersusun dari beberapa Grid yang berupa rangka besi berfungsi sebagai tempat material aktif. Material aktif berfungsi sebagai material yang bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik.



32



Gambar 3.3 a) Plat grid b) Material Aktif c) Grid Rangka Besi d) terakit dalam plastic container 2. Elektrolit Elektrolit adalah cairan atau larutan senyawa kimia yang berfungsi menghantarkan arus listrik, larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yang bermuatan negatif disebut ion negatif. Makin banyak ion - ion yang dihasilkan suatu elektrolit maka makin besar daya hantar listriknya. Jenis cairan elektrolit baterai terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: a. Larutan Asam Sulfat (H2SO4) digunakan pada baterai asam. b. Larutan Kalium Hidroxide (KOH) digunakan pada baterai alkali. 3. Sel Baterai Sel baterai berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit dan elektroda. Bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua) macam: a. Steel container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai dan hubung tanah. b. Plastic container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah apabila terjadi kerusakan/ kebocoran elektrolit baterai



33



Gambar 3.4 Steel container dan Plastic container 4. Terminal Penghubung Baterai Terminal dan klem pada sel baterai berfungsi untuk menghubungkan kutub kutub sel baterai, mengunakan bahan nickel plated steel atau cooper sedangkan penghubung antar unit atau grup baterai menggunakan bahan nickel plated atau berupa kabel yang terisolasi (Insulated Flexible Cable).



Gambar 3.5 Terminal Penghubung Baterai 3.2.2. Jenis – jenis Baterai



34



1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use) Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt. Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single use) diantaranya adalah : a. Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon) Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang sering kita jumpai di Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya adalah terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang (rod). Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya. b. Baterai Alkaline (Alkali) Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya adalah Potassium hydroxide yang merupakan Zat Alkali (Alkaline) sehingga namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat ini, banyak Baterai yang menggunakan Alkalline sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan aktif lainnya sebagai Elektrodanya. c. Baterai Lithium Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenisjenis Baterai Primer (sekali pakai) lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja pada suhu yang sangat rendah. Karena



35



keunggulannya tersebut, Baterai jenis Lithium ini sering digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat seperti bentuk Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada juga yang memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing. d. Baterai Silver Oxide Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam harganya. Hal ini dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dibuat dalam dalam bentuk Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button Cell). Baterai jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.



Gambar 3.5 Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)



2. Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable) Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus 36



listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion (Lithium-Ion). Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang) diantaranya adalah : a. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium) Baterai Ni-Cd (NIcket-Cadmium) adalah jenis baterai sekunder (isi ulang) yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi, Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri (self discharge) sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan. Baterai Ni-Cd juga mengandung 15% Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic Cadmium yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini, Penggunaan dan penjualan Baterai Ni-Cd (NickelCadmiun) dalam perangkat Portabel Konsumen telah dilarang oleh EU (European Union) berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan “Battery Directive”. b. Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd, tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai Ni-MH dapat



37



diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan. Saat ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat. c. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion) Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.



Gambar 3.6 Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)



38



BAB IV PEMBAHASAN 4.1.



Spesifikasi Baterai ULTG Teluk Lembu memiliki 3 bank baterai bank,yaitu : 1. Baterai 110 Vdc Bank 01 dengan merk SAFT type SCM 211 AH,terdiri dari 86 sel baterai dengan kapasitas 200 AH dan difungsikan sebagai cadangan sumber dc kontrol 150 kV dan 20 kV.



Gambar 4.1 Baterai 110 Vdc Bank 01 Tabel 4.1 Spesifikasi Baterai 110 Vdc Bank 01 ULTG Teluk Lembu Merk



SAFT



Type



SCM 211 AH



Kapasitas



110V/ 80 A /200 AH



Teg / Sel



1.4 V



Thn / Ope



2009



Fungsi



Sumber DC Kontrol 150 KV dan 20 KV



2. Baterai 110 Vdc bank 02 dengan merk TECHFILL type TPM 203,terdiri dari 90 sel baterai dengan kapasitas 200 AH dan difungsikan sebagai cadangan sumber dc kontrol 20 kV.



Gambar 4.2 Baterai 110 Vdc Bank 02 Tabel 4.2 Spesifikasi Baterai 110 Vdc Bank 02 ULTG Teluk Lembu Merk



TECHFILL



Type



TPM 203



Kapasitas



110V/ 80 A /200 AH



Teg / Sel



1.4 V



Thn / Ope



2013



Fungsi



Sumber DC Kontrol 20 KV



3. Baterai 48 Vdc bank 01 dengan merk FRIWO type HKP 20,terdiri dari 40 sel baterai dengan kapasitas 150 AH dan difungsikan sebagai cadangan sumber dc SCADA dan PLC



40



Gambar 4.3 Baterai 48 Vdc Bank 01 Tabel 4.3 Spesifikasi Baterai 48 Vdc Bank 01 ULTG Teluk Lembu



4.2.



Merk



FRIWO



Type



HKP 20



Kapasitas



48V/ 150AH



Teg / Sel



1.4 V



Thn / Ope



2009



Fungsi



Sumber DC SCADA dan PLC



In Service Inspection In service inspection adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan. Metoda yang digunakan yaitu pengecekan dengan panca indera (visual, penciuman, pendengaran). In service inspection dilakukan harian dan bulanan



4.2.1. In Service Inspection Harian Pada inpeksi harian baterai dilakukan proses pemeriksaan yang dilakukan secara visual dengan melihat kondisi baterai dan keadaan ruang sirkulasi udara Pada pemasangan baterai di ruangan tertutup, maka diperlukan adanya sirkulasi udara yang cukup di ruang baterai tersebut. Selain dilengkapi dengan exhaust fan juga



membutuhkan ventilasi udara yang masuk. Ventilasi udara



41



masuk ini harus di desain khusus (dilengkapi penyaring udara) agar ruang baterai tidak mudah kotor dan volume udara yang berputar cukup dengan tujuan membuang gas Hidrogen dan oksigen yang timbul akibat proses kimia baterai. Untuk ventilasi atau volume udara yang mengalir adalah sebagai berikut. a. Untuk instalasi di darat ( Land Installation )



Q = 55 × n ×I b. Untuk instalasi di laut ( Marine Installation )



Q = 110 × n ×I Keterangan : Q = Volume udara ( Liter / Jam ) n = Jumlah Sel Baterai I = Arus pengisian pada akhir pengisian atau dalam kondisi pengisian Floating



Tabel 4.4 Inpeksi Harian Baterai No



Inpeksi Harian Baterai



Peralatan



1



Pemeriksaan Terminal dan Konektor



Visual



2



Pemeriksaan Kontainer/ Kebocoran elektrolit



Visual



Tabel 4.5 Inpeksi Harian Ruangan Baterai No 1 2



Inpeksi Harian Ruangan Baterai Pemeriksaan Suhu dan Kelembaban Udara Pemeriksaan Exhaust fan (Sirkulasi Udara)



42



Peralatan Visual Visual



4.2.2. In Service Inspection Bulanan Pada inspeksi bulanan baterai dilakukan pemeriksaan sel dan rak baterai ,untuk pembersihan lantai dan ventilasi ruangan menggunakan vacuum cleaner.



Gambar 4.4 Pemeriksaan Sel dan Rak Baterai



Tabel 4.6 Inpeksi Bulanan Baterai No



Inspeksi Bulanan Baterai



Peralatan



1



Pemeriksaan level elektrolit Baterai



Visual



2



Pemeriksaan kebersihan sel dan rak baterai



Visual



Tabel 4.7 Inpeksi Bulanan Ruangan Baterai No



Inspeksi Bulanan Ruangan Baterai



Peralatan



1



Pemeriksaan kebersihan ruang Baterai



Visual



43



2



4.1.



Pembersihan filter ventilasi udara masuk ruangan



Vacuum cleaner



In Service Measurement In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan, pada sistem DC (tersambung ke rectifier dan beban) disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan periodik Sistem DC bulanan hinga 6 bulanan . Pemeriksaan menggunakan alat ukur sederhana (multimeter, Hidrometer dan Tang amper).



Gambar 4.5 Pengukuran tegangan per sel baterai dan total



44



Gambar 4.6 Pengukuran berat jenis elektrolit



Tabel 4.8 In Service Measurement Bulanan N o



In Service Measurement Bulanan Baterai



Peralatan



1



Pengukuran Tegangan per sel Baterai dan total



Multimeter



2



Pengukuran Berat jenis elektrolit (khusus baterai asam)



Hidrometer



3



Pengukuran arus pada rangkaian baterai pada kabel antar rak sel baterai.



Tang amper



45



4.2.



Pengujian Pemeliharaan Baterai



4.2.3. Data Pemeliharaan Baterai



Data 1 : Hasil Pengujian Bank 01 Baterai 110 Vdc Tabel 4.9 Data Pemeliharaan Baterai 110 Vdc Bank 01



46



Data 2 : Hasil Pengujian Bank 02 Baterai 110 Vdc Tabel 4.10 Data Pemeliharaan Baterai 110 Vdc Bank 02



47



Data 3 : Hasil Pengujian Bank 01 Baterai 48 Vdc Tabel 4.11 Data Pemeliharaan Baterai 48 Vdc Bank 01



Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Hasil Pengukuran Total dan Beban



No



Merk Bank Baterai



Pengukuran



Pengukuran system



system 48 DC Batera Load i



110 Vdc



48



Baterai



Load



Keterangan



1 2 3



SAFT TECHFILL FRIWO



120,6 125,4 52,8



107,3 105,6



48,2



Normal Normal Normal



4.2.4. Analisa Data Pemeliharaan Baterai Pada pengukuran data 1, tiap sel baterai dapat diperoleh tegangan baterai tertinggi 1,498 volt yaitu pada sel baterai ke-50. Sedangkan tegangan terendah 1,430 volt yang terdapat pada sel ke-24 dan ke-34. Total tegangan yang dihasilkan 120,6 Vdc sehingga mampu memenuhi kebutuhan beban 107,3 Vdc. Pada pengukuran pada data 2, tiap sel baterai dapat diperoleh tegangan baterai tertinggi 1,418 volt yaitu pada sel baterai ke-70. Sedangkan tegangan terendah 1,190 volt yang terdapat pada sel ke-3. Total tegangan yang dihasilkan 125,4 Vdc sehingga mampu memenuhi kebutuhan beban 105,6 Vdc. Sedangkan pengukuran pada data 3, tiap sel baterai dapat diperoleh tegangan baterai tertinggi 1,432 volt yaitu pada sel baterai ke-31. Sedangkan tegangan terendah 1,201 volt yang terdapat pada sel ke-5. Total tegangan yang dihasilkan 52,8 Vdc sehingga mampu memenuhi kebutuhan beban 48,2 Vdc. Dalam keadaan normal teganan baterai berkisar antara 1,40 – 1,42 volt. Namun setelah dilakukam pengukuran semua keadaan baterai diatas tegangan normal.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti volume larutan elektrolit baterai, suhu baterai serta gangguan benda asing seperti penggaraman pada sisi konduktor baterai. Tegangan baterai yang terlalu tinggi mengakibatkan baterai cepat panas dan cepat rusak. Sedangkan jika tegangan baterai terlalu rendah mengakibatkan suplai tegangan ke beban tidak maksimal sehingga bisa terjadi ketidakstabilan sistem. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan baterai. Dengan melakukan pemeliharaan baterai kita dapat meningkatkan efisiansi, memperpanjang umur peralatan, dan mengurangi resiko kegagalan saat operasi



49



BAB V PENUTUP



5.1.



Kesimpulan Berdasarkan kegiatan kerja praktik yang dilaksanakan di PT. PLN



(Persero) ULTG Teluk Lembu, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1.



Baterai digunakan sebagai antisipasi untuk sumber DC apabila Rectifier gagal kerja.



2.



Baterai pada ULTG Teluk Lembu mempunya 3 (tiga) spesifikasi output tegangan yang berbeda, yaitu 2 (dua) output tegangan sebesar 110 Vdc dan 1 (satu) output teganan 48 Vdc .



3.



Baterai dengan output tegangan 110 Vdc digunakan untuk antisipasi sumber dc kontrol 150 kV dan 20 kV.



4.



Baterai dengan output tegangan 48 Vdc digunakan untuk antisipasi sumber dc SCADA dan PLC.



5.



Pemeliharaan baterai pada ULTG Teluk Lembu dibedakan menjadi dua macam yaitu in service inspection dan in service measurement



5.2. 1.



Saran Baterai harus rutin dikontrol agar dapat bekerja dengan baik sebagai pengganti Rectifier.



2.



Sebaiknya Perlu teknologi tertentu seperti kode alarm untuk tiap sel yang memiliki kondisi abnormal , sebab pengukuran tiap sel memakan waktu yang lama.



50



DAFTAR PUSTAKA



S. Hidayat, Sintesi Polianilin dan Karakteristik Kinerjanya sebagai Anoda pada system Baterai Asam Sulfat, Vol. 06, 01 (2016) 20 – 26. Bandung : Universitas Padjajaran Anonim. Buku Pedoman Pemeliharaan Suplai AC DC milik ULTG Teluk Lembu. Ricky Agned, Nurhalim. Studi Kapasitas Baterai 110 Vdc pada Gardu Induk 150 kV Bangkinang. Pekanbaru : Universitas Riau Nugroho, 2012. Baterai Sebagai Suplai Tegangan DC Pada Gardu Induk 150 KV Kalisari. Semarang : Universitas Diponegoro