Laporan Kerja Praktik Analisis Investasi Robot Pengelasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNIVERSITAS DIPONEGORO



STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI OTOMASI INDUSTRIAL ROBOT ARC WELDING PADA PROSES PERAKITAN RANGKA VIAR KARYA



LAPORAN KERJA PRAKTIK



Disusun oleh: FARIZ WISDA NUGRAHA 21050116140124



FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN



SEMARANG AGUSTUS, 2019



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



HALAMAN PENGESAHAN Dengan ini menerangkan bahwa laporan kerja praktik yang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2019 sampai dengan 15 Agustus 2019 dengan judul :



“Studi Kelayakan Implementasi Otomasi Industrial Robot Arc Welding pada Proses Perakitan Rangka Viar Karya”



Yang disusun oleh : Nama



: Fariz Wisda Nugraha



NIM



: 21050116140124



Telah disetujui dan disahkan pada : Hari



:



Tanggal



:



Menyetujui



Mengesahkan



Koordinator Kerja Praktik



Dosen Pembimbing KP



Dr. Rifky Ismail, ST, MT



Mochammad Ariyanto, ST, MT.



NIP. 198007162008011017



NIP. 198502282015041001



ii



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



ABSTRAK Pada dunia industri manufaktur banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya aspek keselamatan kerja, kualitas produk, dan kuantitas produk yang dihasilkan. Untuk menunjang hal tersebut banyak dari industri manufaktur mulai menerapkan penggunaan robot sebagai pengganti tenaga manusia. Penggunaan robot dinilai mampu meningkatkan efisiensi produksi dan lebih aman, namun dibalik kelebihan tersebut pengadaan robot membutuhkan dana yang tidak murah. Maka dari itu, sebelum suatu perusahaan melakukan pegadaan robot pertama-tama harus memperhitungkan nilai investasi dari robot tersebut. Analisis kelayakan investasi merupakan suatu cara untuk menilai investasi proyek apakah layak atau tidak untuk dijalankan. Dalam studi ini, analisa kelayakan investasi dilakukan untuk menilai kelayakan investasi pada PT. Triangle Motorindo Viar Motor dalam pengadaan welding robot machine pada jalur proses produksi pembuatan rangka Viar Karya. Penelitian diawali dengan observasi terhadap proses pengelasan konvensional. Lalu dilakukan analisis secara teknis dan finansial mengenai penggunaan robot pengelasan dan welder konvensional. Dengan mempertimbangkan data aspek teknis, maka selanjutnya data tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan faktor resiko kecelakaan kerja, nilai investasi dan aspek finansial. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menemukan nilai investasi yang harus ditanamkan oleh perusahaan, menemukan jangka waktu pengembalian investasi dan menentukan apakah nilai investasi tersebut layak atau tidak. Pengumpulan data yang dilakukan secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu data aspek teknis dan aspek finansial, lalu setelah itu data tersebut diolah melalui metode net present value (NPV), payback period, dan internal rate of return (IRR). Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk menilai investasi tersebut layak atau tidak dari sudut pandang studi kelayakan proyek. Hasil analisis ekonomis proses pengelasan konvensional digantikan dengan pengelasan menggunakan mesin las robot dalam satu proyek didapatkan total biaya operasional produksi selama satu tahun menggunakan welding robot dibanding dengan pengelasan konvensional dapat lebih hemat sebesar 16,6% atau dari biaya operasional pengelasan konvensional. Penghematan biaya operasional tersebut digunakan untuk mengembalikan investasi mesin robot las dengan payback period tahun ke-10 bulan ke-9. Selain itu penggunaan robot pengelasan dinilai lebih aman karena welder tidak berkontak langsung dengan rangka yang akan di las.



Kata kunci : Robotic welding, analisis ekonomis, investasi, payback period, IRR, NPV,



iii



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia-Nya serta berkat-Nya, sehingga karya tulis berupa laporan kerja praktik yang berjudul Studi Kelayakan Implementasi Otomasi Industrial Robot Arc Welding pada Proses Perakitan Rangka Viar Karya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kerja Praktik yang telah dilaksanakan ini bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan teori serta softskill yang didapatkan pada bangku kuliah di dalam dunia kerja. Dan juga menambah wawasan terkait kondisi lapangan pekerjaan sesungguhnya terutama pada bidang manufaktur. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis yang telah membantu dan mensupport penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini. 2. Bapak Dr. Agus Suprihanto selaku Ketua Departemen Teknik Mesin Universitas Diponegoro. 3. Bapak Sri Nugroho, Ph.D selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Mesin Universitas Diponegoro dan Dosen Wali penulis. 4. Bapak Dr. Rifky Ismail, ST, MT selaku koordinator kerja prakik Program Studi S-1 Teknik Mesin. 5. Bapak Mochammad Ariyanto, ST, MT selaku dosen pembimbing kerja praktik penulis di Program Studi S-1 Teknik Mesin. 6. Pak Dimas Radityo selaku HRD PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) yang telah memberikan izin untuk kerja praktik. 7. Pak Haryanto selaku Kabag Engineering PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman di bagian Engineering. 8. Pak Andre selaku pembimbing kerja praktik yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman-pengalaman di bagian Engineering PT. Triangle Motorindo (Viar Motor).



iv



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



9. Mas Dimas, Mas Agus, dan Mbak Ratih selaku Supervisor PT. Triangle Mototrindo (Viar Motor) yang telah banyak membantu untuk memberikan pengarahan serta membantu dalam pencarian data dan gambar. 10. Mas Shidiq, Mas Etsa, dan lainnya selaku staff dan karyawan di PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) yang memberikan pengalaman kerja di lapangan. 11. Teman – teman Universitas Diponegoro dan teman – teman Kerja Praktik periode Juli - Agustus 2019 di PT. triangle Motorindo (Viar Motor).



Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari para pembaca demi lebih baiknya laporan Kerja Praktik ini.



Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi penerbangan serta bagi pembaca.



Semarang, 15 Agustus 2019



Penulis



v



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ..................................................................................... 1



1.2



Tujuan Penelitian ................................................................................. 2



1.3



Batasan Masalah ................................................................................... 2



1.4



Manfaat Penelitian ............................................................................... 2



1.5



Metodologi Penulisan Laporan ........................................................... 3



1.6



Sistematika Penulisan .......................................................................... 3



BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN .................................................... 5 2.1



Data Perusahaan ................................................................................... 5



2.2



Sejarah Perusahaan PT. Triangle Motorindoo (Viar Motor) .......... 5



2.3



Arti Logo Viar Motor ........................................................................... 7



2.4



Profil Perusahaan PT. Triangle Motorindo (Viar Motor). ............... 7



2.2.1.



Visi ............................................................................................... 10



2.2.2.



Misi .............................................................................................. 10



2.2.3.



Motto PT. Triangle Motorindo Semarang ................................... 10



2.2.4.



Tujuan PT. Triangle Motorindo Semarang .................................. 10



2.5



Struktur Organsasi Perusahaan ....................................................... 10



2.6



Produk PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) ................................ 14



2.7



Layout Pabrik PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) .................... 18



BAB III DASAR TEORI .................................................................................... 22 3.1



Pengelasan ........................................................................................ 22



3.2



Las GMAW (Gas Metal Arc Welding) ............................................. 22



3.2.1



Pengertian Las GMAW ............................................................... 22



3.2.2



Las MAG (Metal Active Gas)...................................................... 23



vi



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



3.2.3 3.3



Las MIG (Metal Inert Gas) .......................................................... 23 Robot Pengelasan .............................................................................. 25



3.3.1



Pengertian Robot Pengelasan ...................................................... 25



3.3.2



Bagian Bagian Robot Pengelasan ................................................ 26



3.4



Faktor Resiko Kecelakaan Kerja pada pengelasan ....................... 26



3.5



Studi Kelayakan ................................................................................ 27



3.5.1



NPV (Net Present Value) ............................................................ 28



3.5.2



Payback Period ........................................................................... 29



3.5.3



IRR (Internal Rate of Return) ..................................................... 30



BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32 4.1



Diagram Alir ....................................................................................... 32



4.2



Metode Pengumpulan Data ............................................................... 32



4.2.1



Data Primer .................................................................................. 33



4.2.2



Data sekunder .............................................................................. 33



4.3



Uraian Studi Kasus ........................................................................... 33



4.4



Penjelasan Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktik .................. 34



4.4.1



Survey Lapangan ......................................................................... 34



4.4.2



Studi Literatur .............................................................................. 34



4.4.3



Pengumpulan Data ...................................................................... 34



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 35 5.1



Pengembangan Mesin Las Robot Pada Proses Pengelasan Rangka Viar Karya. ......................................................................... 35



5.2



Analisis Ekonomis Penggunaan Robot Pengelasan ....................... 35



5.2.1



Perbandingan Investasi Robotic Welding .................................... 35



5.2.2



Perbandingan Biaya Listrik Mesin Las Robot & Mesin Las Konvensional .............................................................................. 36



5.2.3



Perbandingan Biaya Tenaga kerja Mesin Las Konvensional dan Las Robot .................................................................................... 37



5.2.5



Perhitungan Investasi Kembali dengan Metode NPV ................. 37



5.2.6



Perhitungan Payback Period ....................................................... 38



5.2.7



Perhitungan Internal Rate of Return ............................................ 38



5.3



Analisis Faktor Resiko Kecelakaan Kerja pada Proses



vii



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Pengelasan ....................................................................................... 359 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 40 6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 40 6.2 Saran ......................................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42



viii



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Logo PT Viar Motor ........................................................................ 7 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 10 Gambar 2.3 New Karya BIT................................................................................ 14 Gambar 2.4 New Karya ....................................................................................... 15 Gambar 2.5 CrossX ............................................................................................. 15 Gambar 2.6 Vortex .............................................................................................. 16 Gambar 2.7 ATV Razor....................................................................................... 16 Gambar 2.8 Q1 .................................................................................................... 17 Gambar 2.9 Pabrik Viar Motor ............................................................................ 18 Gambar 2.10 Layout Pabrik Viar Motor .............................................................. 19 Gambar 2.11 Gudang Viar Motor........................................................................ 19 Gambar 2.12 Line Produksi Viar Motor.............................................................. 19 Gambar 2.13 Line Painting Viar Motor .............................................................. 19 Gambar 3.1 Perpindahan Metal pada GMAW .................................................... 24 Gambar 3.2 Robot Pengelasan ............................................................................ 25 Gambar 3.3 Bagian Robot Pengelasan ................................................................ 26 Gambar 3.4 Parameter IRR ................................................................................. 30 Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 33



ix



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Investasi Mesin Las Robot ................................................................... 35 Tabel 5.2 Investasi Mesin Las Konvensional ....................................................... 36 Tabel 5.3 Perbandingan Biaya Listrik Las Konvensional dan Las Robot ............ 36 Tabel 5.4 Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Las Konvensional dan Las Robot . 37 Tabel 5.5 Arus Kas per Tahun .............................................................................. 37 Tabel 5.6 Faktor Resiko Kecelakaan Kerja pada Proses Pengelasan ................... 39



x



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kurikulum program studi Universitas Diponegoro terdiri dari banyak mata



kuliah yang salah satunya adalah kerja praktik. Kerja praktik bertujuan agar seluruh mahasiswa teknik mesin Universitas Diponegoro dapat meningkatkan sisi soft skill, serta memberikan wawasan kepada mahasiswa agar memahami berbagai macam permasalahan yang akan dihadapi di dunia pekerjaan dan menambah pengalaman kepada mahasiswa. Mahasiswa bisa memilih berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, produksi, konversi energi, dan material. PT. Triangle Motorindo (Viar Motor). merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) menyediakan produk-produk otomotif sepeda motor, seperti motor matic, motor bebek, motor sport, motor cross, dan lainnya. Namun yang menjadi andalan dari Viar Motor yaitu motor roda 3 nya yang dilengkapi dengan cargo yang berfungsi sebagai pengangkut barang. Motor ini cocok untuk memulai suatu usaha dikarenakan fungsinya untuk mengangkut barang dan harganya yang terjangkau. Hal ini membuat permintaan konsumen terhadap motor ini tinggi, maka pabrik Viar Motor harus dapat memproduksi motor ini sesuai dari permintaan pasar. Dalam industri modern, robot telah mengambil alih posisi para pekerja di pabrik-pabrik. Misal dalam industri automotif, alat elektronik, peranti komputer, robot telah menjadi penggerak utama dari industri ini. Alasan utama penggunaan robot adalah karena, robot dalam kondisi tertentu (syarat minimum operasi terpenuhi) dapat menjadi pekerja yang ideal, robot memiliki tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi, serta yang lebih penting adalah biaya operasinya rendah dengan output yang dihasilkan lebih tinggi pada saat sekarang ini karena melihat sifatnya yang sangat fungsional. Dalam hal ini penggunaan teknologi robot dapat memaksimalkan pengerjaan pengelasan menjadi lebih cepat dan akurat dalam hal produksi otomotif. Selain itu penggunaan robot juga dapat mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi



1



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



saat proses pengelasan. Namun jika dilihat dari segi ekonomi memang untuk modal awal memerlukan biaya investasi yang cukup tinggi akan tetapi dari segi penggunaan dapat dipergunakan secara berkelanjutan. Diharapakan penggunaan robot pengelasan dalam proses produksi otomotif di PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) dapat mengurangi biaya yang di keluarkan untuk menggaji welder sehingga biaya produksi lebih murah dan aman. 1.2



Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang penulis ambil dari kerja praktik ini adalah :



1.



Memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktik



2.



Menerapkan pengetahuan, baik teori maupun praktik yang telah diperoleh selama perkuliahan.



3.



Untuk mengetahui cara perhitungan dan analisis kelayakan investasi suatu mesin.



4.



Untuk mengetahui kelayakan investasi ditinjau dari aspek ekonomi, kualitas produk dan faktor resiko kecelakaan kerja.



1.3



Batasan Masalah Kerja praktik yang dilakukan di bagian Produksi PT.Triangle Motorindo



membahas usulan visibilitas proses otomasi perakitan pada bagian rangka Viar Karya dengan tujuan keselamatan kerja, kualitas produk, dan cost reduction. 1.



Pengamatan proses manufaktur pada bagian Produksi PT.Triangle Motorindo.



2.



Pengamatan terpusat pada bagian jalur produksi proses perakitan rangka Viar Karya.



3.



Studi kelayakan penggunaan robot las pada proses perakitan rangka ditinjau dari aspek cost, quality, dan faktor resiko kecelakaan kerja.



1.4



Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yakni dapat memahami proses perakitan



rangka Viar Karya dan mengetahui seberapa layak penggunaan Robot Arc Welding sebagai pengganti las konvensional tepatnya pada proses perakitan rangka Viar



2



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Karya di PT. Triangle Motorindo jika dilihat dari aspek cost, quality, dan faktor resiko kecelakaan kerja yang digunakan. 1.5



Metodologi Penulisan Laporan Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik adalah



sebagai berikut : 1.5.1



Observasi Teknik Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan



pengamatan proses pemasangan frame. Seperti obeservasi langsung ke lapangan untuk melihat bagaimana frame tersebut dipasang dan melihat faktor keselamatan yag perlu diperhatikan. 1.5.2



Studi Literatur Proses pengambilan data ini dilakukan dengan cara berkomunikasi secara



langsung dengan pihak dari bagian produksi mengenai proses pemasangan rangka, spesifikasi yang digunakan, faktor keselamatan dan lain sebagainya. Selain itu studi literatur dilakukan dengan mengacu pada literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan topik bahasan baik berupa buku kuliah yang digunakan, website, artikel, dan jurnal. 1.6



Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penggunaan laporan ini, kami menyusun suatu



sistematika penulisan laporan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, berisi mengenai latar belakang, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penulisan laporan, dan sistematika penulisan laporan kerja praktik ini. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang profil PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) dari sejarah, unit – unit yang ada di dalamnya dan sebagainya.



3



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB III DASAR TEORI Berisi tentang pengetahuan umum tentang pengelasan meliputi jenis-jenis dan aspek keselamatan yang harus diperhatikan. Selain itu, dasar teori membahas metode perhitungan yang akan digunakan untuk menentukan cost. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang tahapan metodologi serta diagram alir untuk menganalisa kelayakan implementasi robot industri pengelasan pada rangka Viar Karya. BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang analisa kelayakan implementasi robot industri pengelasan pada rangka Viar Karya meliputi 3 aspek yaitu : cost, quality, dan faktor resiko kecelakaan kerja BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



4



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1



Data Perusahaan Berikut ini adalah jadwal kerja praktek yang penulis lakukan beserta dengan



beberapa keterangan pendukung lainnya: Tempat



:



PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) Kawasan Industri Bukit Semarang Baru (BSB) Blok A5 no. 9, Jatibarang, Mijen, Jatibarang, Kec. Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah 50219



Phone



:



+62 24 7711321



Email



:



[email protected]



Website



:



http://www.viarmotor.com



Bidang



:



Manufaktur



Waktu



:



Hari



: Senin, 15 Juli 2019 s.d. Kamis, 15 Agustus 2019



Jam Kerja 2.2



: 08.00 s.d. 17.00 WIB



Sejarah Perusahaan PT. Triangle Motorindoo (Viar Motor) Dari awal didirikannya PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) pada tahun



2000 mengalami perkembangan yang cukup pesat dan mampu bersaing di industri otomotif di Indonesia. Viar berhasil menguasai pasar motor 3 roda hingga saat ini. Berikut merupakan sejarah dan penghargaan dari Viar Motor: Februari 2000



PT Triangle Motorindo didirikan



Juli 2000



Sepeda Motor diimport secara CBU (Completely Built-up)



Desember 2000



Pabrik perakitan di Terboyo Industrial Park (Semarang) selesai dibangun. Lini Mesin dan rangka mulai didirikan.



5



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Juli 2001



Perakitan secara CKD (Completely Knocked Down) dimulai.



Oktober 2001



Proyek Viar Taiwan Motorcycle generasi Apollo dimulai.



Desember 2001



Perakitan Viar Apollo dilakukan secara IKD (Incompletely Knocked Down) dengan menggunakan komponen mesin dari Taiwan dan dibantu oleh tenaga ahli dari Taiwan.



Juli 2007



Pembangunan kawasan industri otomotif modern dan terpadu seluas 20 hektar di Bukit Semarang Baru dimulai dengan total investasi senilai 20 juta USD.



Desember 2009



Launching motor sport dengan brand Vix R.



Juni 2010



Launching skutik pertama Vior 125.



Oktober 2010



Viar Karya 200cc mendapatkan penghargaan sebagai “The Best motor Niaga 2010 versi majalah Autorev.



Mei 2011



Pabrik terbaru Viar di kawasan Bukit Semarang Baru resmi beroperasi.



Februari 2015



Viar mendapatkan piagam rekor MURI atas prestasi VIAR JELAJAH INDONESIA (VJI) menggunakan motor Trail Cross X 200GT.



Oktober 2015



Pertama kalinya Viar mengikuti ajang SNI Award dan berhasil meraih peringkat ketiga.



Mei 2016



Viar kembali mengadakan kegiatan Viar Jelajah Indonesia Timur dengan rute Bali-Atambua.



Juni 2016



Viar membangun sirkuit berstandart IMI di lokasi yang sama dengan Pabrik perakitan Viar di kawasan Bukit Semarang Baru dengan luas 17.500 𝑚2 .



Juni 2017



Viar resmi meluncurkan Viar Q1 di Balai Kartini. Peluncuran ini dihadiri oleh para petinggi Bosch.



Juli 2017



Viar meluncurkan sepeda motor touring Vortex 250.



6



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



2.3



Arti Logo Viar Motor Makna bentuk dan warna logo PT. Triangle Motorindo Semarang



merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Secara keseluruhan nama VIAR merupakan nama yang kuat dan melambangkan lingkup usaha perusahaan. Bentuk dan warna logo PT. Triangle Motorindo Semarang pertama kali perusahaan ini berdiri di Indonesia tahun 2000. Bentuk dan warna logo PT. Triangle Motorindo Semarang seperti pada gambar 2.1



Gambar 2.1 Logo Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019) 2.4



Profil Perusahaan PT. Triangle Motorindo (Viar Motor). PT. Triangle Motorindo yang berdiri sejak tahun 2000, mulai membangun



pabrik VIAR pertama di kawasan Terboyo Park Blok M-102, Semarang. PT. TRIANGLE MOTORINDO merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan sepeda motor dengan Ijin Industri Nomor 101/KWDPP11/5.2/XI/2000. Berdiri sejak tahun 2000 , PT Triangle Motorindo sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk VIAR didirikan dengan tekad untuk menjadi salah satu produsen sepeda motor terbesar di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan komitmen PT. Triangle Motorindo yang selalu memproduksi sepeda motor VIAR dengan mutu tinggi dan harga yang terjangkau kepada masyarakat Indonesia agar VIAR menjadi leading brand otomotif di Indonesia. Kini, dengan pabrik luas yang berlokasi di Semarang, PT Triangle Motorindo terus mengadakan ekspansi pabrik hingga seluas 20 hektar. Saat ini PT Triangle Motorindo telah mampu memproduksi sepeda motor secara CKD (Completely Knocked-Down) dan memiliki kapasitas produksi hingga 1000 unit per hari sehingga menjadikannya sebagai salah satu pabrik otomotif terbesar di Indonesia. Dukungan berbagai vendor part otomotif terbaik di Indonesia dan luar



7



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



negeri serta ketatnya Quality Control memastikan setiap produk sepeda motor VIAR merupakan produk yang bermutu tinggi. Lebih dari 700 dealer sepeda motor di seluruh Indonesia telah bergabung menjadi jaringan penjualan sepeda motor VIAR. Dari segi pembiayaan, VIAR juga didukung oleh perusahaan-perusahaan leasing terbesar seperti ADIRA Dinamika Multi Finance dan Bhakti Finance. Hal ini telah mengukuhkan eksistensi PT Triangle Motorindo dan sepeda motor VIAR di dalam dunia otomotif Indonesia. PT. Triangle Motorindo Semarang sangat peka terhadap citra perusahaan dimata konsumen dan masyarakat bisnis. Komitmen PT. Triangle Motorindo Semarang terhadap pelanggan dipandang sangat suci dan perusahaan merasa kecewa pada diri sendiri bilamana tidak memenuhi komitmen tersebut. Selain itu orang-orang yang bekerja pada PT. Triangle Motorindo Semarang sangat peduli terhadap perusahaan, untuk apa perusahaan PT. Triangle Motorindo Semarang, untuk apa perusahaan didirikan dan bagaimana orang lain memandang perusahaan ini. Orangorang sangat bangga dengan kinerja PT. Triangle Motorindo Semarang, namun cukup realistis untuk menyadari bahwa presepsi masyarakat terhadap kinerja inilah yang penting untuk jangka panjang. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan antara lain penggunaan impact, pembaca elektronik, indikator, saklar, instrumen yang menggunakan tekanan gas sebagai sumber tenaga utamanya. Dalam perkembangan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini dituntut untuk lebih aktif dalam segala aspek untuk menunjang tercapainya sesuai tujuan yang diinginkan. PT. Triangle Motorindo Semarang tidak hanya dituntut untuk bisa lebih aktif dalam berusaha tetapi juga harus jeli untuk menentukan produk-produk apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pada saat sekarang ini pembelian sebuah produk sangat penting dan harus efektif sesuai kebutuhan PT. Triangle Motorindo Semarang terutama untuk efisiensi penghematan biaya yang dikeluarkan. Sarana transportasi saat ini sangatlah penting untuk semua lapisan baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk menunjang kelancaran dalam berusaha. Dengan keadaan tersebut PT. Triangle Motorindo Semarang sebagai agen tunggal pemegang merk sepeda motor “ VIAR” akan turut berperan dalam menunjang peningkatan perekonomian



8



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



masyarakat dengan menyediakan sarana transportasi yang sesuai dengan kebutuhan semua lapisan masyarakat. Produk PT. Triangle Motorindo Semarang telah mengalami proses pengujian yang cukup lama untuk menghasilkan produk bermutu dan berkualitas sesuai standart yang ditentukan pemerintah dengan mesin yang bandel dan hemat bahan bakar minyak. Prod yang dihasilkan PT. Triangle Motorindo Semarang saat ini adalah alat transportasi sepeda motor roda dua dan sepeda motor angkutan barang roda tiga. Keunggulan utama dari produksi PT. Triangle Motorindo Semarang adalah barang yang berkualitas dengan harga murah sesuai dengan motto “Motor Hebat Harga Hemat” Sistem produksi PT. Triangle Motorindo Semarang dimulai dari penerimaan material spare part yang lansung diimport dari China denga melakukan quality control dari material-material yang ada sesuai dengan standar yang berlaku. Material yang telah lolos dari quality control akan dirakit dengan menggunakan mesin-mesin dengan teknologi yang memudahkan dan mempercepat proses perakitan. Unit sepeda motor yang selesai dirakit akan dimasukan ke tahap final quality untuk pengecekan akhir sebelum sepeda motor dikirim ke konsumen. Untuk sekarang ini dengan mesin-mesin yang dimiliki dan sumber daya manusia yang handal Produk PT. Triangle Motorindo Semarang bisa memproduksi 10.000 – 15.000 unit perbulan. Dan untuk menambah hasil produksi PT. Triangle Motorindo Semarang telah membangun pabrik baru seluas 15 hektar dengan total asset mencapai 22.000.000.000,-. Perusahaan yakin mampu untuk memenuhi permintaan dari pasar dengan target 40.000 perbulan. Dalam produk yang dihasilkan PT. Triangle Motorindo Semarang berkomitmen untuk tidak lepas tangan setelah produk dipasarkan kekonsumen. PT. Triangle Motorindo Semarang akan tetap melakukan pelayanan terhadap konsumen sebagai bagian dari pelayanan untuk konsumen antara lain : Memberikan jaminan garansi mesin selam 3 tahun, Menyediakan spare part lengkap dan terjangkau, Memberikan kemudahan klaim yang diajukan konsumen, dan Dealer-dealer penjualan dan bengkel yang tersebar luas.



9



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



2.2.1. Visi Menjadikan Viar sebagai leading brand di bidang Otomotif di Indonesia 2.2.2. Misi Menyediakan kendaraan transportasi yang berkualitas dan bergaransi dengan harga yang terjangkau bagi mayoritas penduduk Indonesia 2.2.3. Motto PT. Triangle Motorindo Semarang PT. Triangle Motorindo Semarang memiliki motto : “Motor Hebat Harga Hemat” 2.2.4. Tujuan PT. Triangle Motorindo Semarang Menyediakan produk bermutu kepada semua lapisan masyarakat sarana transportasi dengan produk yang dihasilkan adalah kendaraan roda dua dan roda tiga. 2.5



Struktur Organsasi Perusahaan



Direktur



Manager



HRD



Produksi



Quality Control



Engineering



Accounting



Shipping



Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Triangle Motorindo Semarang memiliki enam departemen yaitu : 1.



Human Resource Department (HRD) HRD merupakan departemen yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia dalam perusahaan ini. Tugasnya antara lain yaitu:



10



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



a.



Recruitment Departemen HRD bertanggung jawab dalam memilih dan atau menjawab



kebutuhan pegawai melalui penerimaan kerja sampai dengan penempatan kerja para karyawan. b.



Training Departemen HRD bertanggung jawab dalam menjaga kualitas sumber daya



manusia yang ada di perusahaan dengan cara pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sebagai upaya dalam peningkatan kemampuan dan ketrampilan kerja. c.



Benefit Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan sedikit banyak dapat diberikan



oleh karyawan. d.



Penilaian Kerja Pengawasan terhadap efektifitas kerja seseorang, dilihat dari grafik standar



kinerja dengan kinerja yang ditunjukan oleh karyawan. e.



Perencanaan Karir Setiap karyawan memiliki potensi-potensi, manfaat ini menjawab setiap



karyawan memilki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan kompetisi yang karyawan miliki. f.



Public Relation (PR) Menghubungkan antara pekerja dan perusahaan, mulai dari peraturan



perusahaan, informasi, dan kebijakan yang ada. 2.



Quality Control QC merupakan departemen yang terdiri dari tiga bagian yaitu :



a.



QC Material Bagian ini memiliki tugaas antara lain : menentukan kesediaan spare



part yang akan disuplai ke bagian produksi, menentukan kualitas spare part, dan menentukan kesesuaian dari sparepart baik dimensi maupun bentuknya. b.



QC Proses Bagian ini memiliki tugaas antara lain : - Menentukan proses produksi sesuai standar pabrik.



11



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



- Menentukan proses produksi sesuai SOP (Standart Operatinal Prosedure) c.



QC Final Bagian ini memiliki tugaas antara lain : memeriksa hasil produksi berupa



mesin dan unit sepeda motor dan memeriksa secara fungsi dan kerapian dari sepeda motor. 3.



Produksi Dalam departemen produksi terdapat dua jenis perakitan, yaitu :



a.



Perakitan mesin Bagian ini bertugas membuat atau merangkai dari satuan parts menjadi unit.



b.



Perakitan rangka Di bagian ini bertugas membuat atau merangkai dari satuan parts yang siap



untuk dijual. Untuk proses perakitan , terdapat beberapa pembagian kerja antara lain : a.



Repair Bertugas dalam memperbaiki sepeda motor dan mesin



b.



Main line Bertugas untuk merakit sepeda motor



c.



Free line Bertugas untuk merakit pare parts



d.



Streaping handle Bertugas untuk merakit Streaping sepeda motor



e.



Full tank Bertugas untuk merakit tangki sepeda motor roda dua dan bak untuk sepda motor roda tiga.



4.



Engineering Departemen ini merupakan departemen yang berperan dalam perawatan,



perbaikan dan pengembangan semua instrument yang berada di perusahaan. Departemen ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu : a.



Maintenance Bagian ini bertugas merawat instrument-instrumen yang digunakan oleh



perusahaan ini dan memperbaikinya bila mengalami kerusakan.



12



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



b.



Engineering Bagian ini bertugas sebagai teknisi yang berperan dalam mengawasi dan



mem-back up dari segi engine. c.



Research and Development (RnD) Bagian ini bertugas untuk meningkatkan mutu dari produkproduk yang



sudah ada serta membuat inovasi agar dihasilkan produk sepeda motor yang lebih baik dari sebelumnya. d.



Worskshop Bagian ini bekerja sama dengan maintenance dalam menbuat fasilitas untuk



menunjang kelancaran proses produksi. 5.



Accounting Pada departemen ini memiliki tugas yaitu bertanggung jawab pada proses



yang berhubungan dengan segala pembiayaan dan data dari sejumlah barang maupun unit sepeda motor yang masuk maupun keluar dari pabrik. 6.



Shipping Departemen ini bertugas mengirimkan atau mendistribusikan unit sepeda



motor yang telah siap kirim ke seluruh Indonesia selain itu juga bertugas mengatur jumlah, jenis, dan warna sepeda motor yang didistribusikan.



13



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



2.6 1.



Produk PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) New Karya



Gambar 2.3 New Karya BIT (PT. VIAR MOTOR, 2019) Viar Karya BIT menggunakan mesin berkubikasi 100cc berpendingin cairan. Mesin terbukti bandel dan tangguh untuk mengangkut beban berat. Bak pada Viar Karya BIT menggunakan material plat bordes sehingga lebih kokoh, lebih kuat dan lebih tahan terhadap karat. Penunjuk kecepatan dengan tampilan modern dan futuristik yang memberikan informasi indikator kecepatan dan juga penunjuk bahan bakar yang jelas. Karya BIT 100 telah dilengkapi dengan rem tangan yang berfungsi untuk membantu pengguna ketika kendaraan dalam posisi berhenti atau dalam kondisi menanjak/menurun. Pada Karya BIT 100 sistem penggerak yang digunakan adalah gardan yang secara material dan sistem kerja yang sama seperti kendaraan roda 4 sehingga lebih kokoh dan kuat. Viar Karya BIT 100 telah dilengkapi dengan sistem pendingin radiator sehingga mesin dapat bekerja lebih maksimal. Guna memanjakan penggunanya, kini Viar Karya BIT telah dilengkapi dengan charger port yang berfungsi untuk mengisi daya perangkat handphone anda sehingga anda tidak perlu khawatir lagi akan kehabisan battery.



14



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Gambar 2.4 New Karya (PT. VIAR MOTOR, 2019) New Karya terdapat dua model perbedaanya tidak terlalu banyak hanya pada mesin saja yang pertama adalah New Karya 150 cc dan kedua adalah New Kaya 200 cc memiliki panjang 336 cm kemudian klebar 133 cm dan tinggi 135 cm dengan kapasitas tangki 12,5 liter. Tipe mesin 4 Langkah OHV, Water Cooler (Radiator) Single Cylinder Vertical.



2.



Cross X



Gambar 2.5 CrossX (PT. VIAR MOTOR, 2019) Terdapat beberapa macam seri cros x yaitu Viar Cross x 150, Viar Cross x 250 ES, Viar Cross x 250 EC, Viar Croos x 70 mini trail, Viar Cross x 100 mini trail dan Viar Cross x 200 GT. Pada Cross x 200 GT memiliki panjang 203 cm



15



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



kemudian lebaar 92 cm dan tinggi 136 cm tipe suspensi yang digunakan monoshock unitrack system dengan mesin empat langkah SOHC.



3.



Vortex



Gambar 2.6 Vortex (PT. VIAR MOTOR, 2019) Vortex memiliki tipe mesin empat langkah SOHC Water Cooler Radiator dengan enam gigi transmisi memiliki panjang 213 cm kemudian lebar 86,8 cm dan tinggi 126 cm dan tpe suspense belakang monoshock.



4.



ATV Razor



Gambar 2.7 ATV Razor (PT. VIAR MOTOR, 2019) Terdapat tiga tipe ATV Razor yang pertama adalah Razor 100 SP kemudian yang kedua adalah Razor 150 UT dan yang ketiga Razor 250 SUT. Pada Razor 250



16



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



SUT memiliki kapasitas tangki 6 liter kemudian tipe mesin empat langkah SOHC Oil Cooler dengan sistem pengapian DC-CDI. Rangka pada Razor 250 SUT memiliki panjang 165 cm Lebar 105 cm dan Tinggi 104,5 cm



5.



Q1



Gambar 2.8 Q1 (PT. VIAR MOTOR, 2019) Viar Q1 hadir dengan konsep GO GREEN yang menawarkan sesuatu yang berbeda dengan berorientasi kepada kendaraan yang Ramah Lingkungan tanpa emisi, dan juga dengan menggunakan Q1 berarti anda telah berkontribusi untuk masa depan bumi yang lebih baik. Pada sepeda motor listrik Viar Q1, persentase efisiensi yang dihasilkan dari motor penggerak tersalurkan lebih efektif hingga 90% bila dibandingkan dengan sepeda motor konvensional yang tingkat efisiensinya hanya mencapai 30%. Bila dikalkulasi antara sepeda motor listrik Viar Q1 dengan sepeda motor konvensional, Nilai nominal yang dibutuhkan untuk menempuh jarak hingga 100 km tercatat hanya membutuhkan nominal kurang lebih sebesar Rp. 2.700,-.* * nilai per kwh Rp. 1350. Viar



Q1



memiliki



keunggulan



yang



sangat



menguntungkan



pengguna,antara lain biaya perawatan yang sangat rendah karena unit ini didesain untuk memudahkan pengguna ddalam perawatan kendaraan seperti tidak perlu servis rutin,mengganti oli dan pergantian part lainnya. Untuk mengisi daya pada battery Viar Q1, anda akan dibekali satu buah adaptor yang berfungsi sebagai alat pengisi daya yang dapat anda gunakan kapan dan dimana saja sehingga akan



17



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



memudahkan disaat anda membutuhkan. Pada proses pengembangannya Viar Q1 telah melalui beberapa survey guna mengikuti perkembangan pasar terkini mengenai trend design terkini sehingga Viar Q1 nantinya bukan hanya menjadi kebutuhan alat transportasi anda saja, namun juga akan menjadi gaya hidup anda Viar Q1 menawarkan sesuatu yang berbeda dibanding sepeda motor lainnya, bukan hanya tanpa polusi asap, Viar Q1 juga hadir dengan minim polusi suara sehingga akan membuat sensasi berkendara anda lebih nyaman. Viar Q1 telah didesain sedemikian rupa untuk tahan dengan kondisi alam Indonesia, termasuk tahan dengan cuaca hujan maupun genangan air. Hal tersebut dikarenakan pada sistem kelistrikan pada Viar telah menggunakan part yang kedap air sehingga lebih aman bagi pengguna. 2.7



Layout Pabrik PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) Pabrik PT. Triangle Motorindo (Viar Motor) yang berlokasi di kawasan



industri BSB Semarang terus mengadakan ekspansi pabrik hingga seluas 20 hektar. Saat ini PT Triangle Motorindo telah mampu memproduksi sepeda motor secara CKD (Completely Knocked-Down) dan memiliki kapasitas produksi hingga 1000 unit. Berikut ini merupakan gambar keseluruhan pabrik.



Gambar 2.9 Pabrik Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019)



18



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Gambar 2.10 Layout Pabrik Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019) A.



Gudang



Gambar 2.11 Gudang Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019)



Sebagian besar PT. TRIANGLE MOTORINDO adalah gudang spare part, mesin dan body gudang sendiri memiliki luas 14.220 m2 . terdabat beberapa bagian didalam gudang tersebut berikut pembagian gudang;



19



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



a. Gudang engine Tempat penyimpanan mesin atau engine motor memiliki luas 45 m x 26 m untuk 100 cc, 150 cc dan 200 cc kemudian 24m x 24 m untuk engine matic. b. Gudang import khusus memiliki luas 45 m x 26 m. c. Gudang aftersales tempat barang untuk dijual per part memiliki luas 45 m x46 m. d. Gudang frame tempat untuk frame motor memiliki luas 42 m x 24 m untuk frame sport dan karya kemudian 30 m x 42 m untuk frame matic dan CUB. e. Gudang part untuk penyimpanan part-part motor seperti lampu, spion, tangka dan lain sebagainya, gudang part memiliki luas 42 m x 46 m. f. Gudang cover untuk penyimpanan cover motor memiliki luas 42 m x 32 m. g. Gudang part assembling memiliki luas 42 m x 32 m. h. Gudang casting wheel and tire memiliki luas 30 m x 48 m. i. Gudang steering and handle memiliki luas 42 m x 14 m. j. Gudang double seat memiliki luas 24 m x 16 m B.



Produksi



Gambar 2.12 Line Produksi Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019) Produksi memiliki luas sekitar 5.916 m2. Pada produksi terdapat beberapa bagian sebagai berikut; a. Line A pada produksi line A digunakan untuk merakit karya dan cross. b. Line B pada produksi line B digunakan untuk merakit cross dan ATV.



20



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



c. Line D untuk perakitan semua mesin yang digunakan seperti motor cross, karya, karya bit dan yang lainnya. d. Qc engine untuk pengecekan engine yang sudah dirakit. e. Repair engine untuk perbaikan engine yang tidak lolos QC akan di perbaiki di reapair engine. f. Stock engine untuk penyimpanan engine yang sudah lolos pengecekan. g. Welding karya untuk pengelasan rangka dan bak atau kargo roda tiga. C.



Painting



Gambar 2.13 Line Painting Viar Motor (PT. VIAR MOTOR, 2019) Painting memiliki Luas sekitar 1200 m2. terdapat dua bagian pengecatan yang pertama untuk pengecetan bagian bak atau kargo yang digunakan karya dan karya bit kemudian bagian kedua untuk pengecatan body seperti bagian tangki, spakbor dan bagian headlamp. Pada bagian pengecatan terdapat oven untuk mempercepat proses pengeringan pada proses pengecatan bak atau kargo bisa diberikan suhu tinggi untuk proses pengeringan. D.



Office Office memiliki luas area sebesar 696 m2 yang terdiri dari 24 m x 20 m



berlantai dua kemudian 18 m x 12 m satu lantai pada office terdapat ruang bagian engineering, PPIC, HRD, RND, dan ruang Meeting.



21



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB III DASAR TEORI



3.1



Pengelasan Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah



ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Mengelas menurut Alip (1989) adalah suatu aktifitas menyambung dua bagian benda atau lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan dari keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh. Penyambungan bisa dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal) yang sama atau berbeda titik cair maupun strukturnya. Pengelasan dapat diartikan dengan proses penyambungan dua buah logam sampai titik rekristalisasi logam, dengan atau tanpa menggunakan bahan tambah dan menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas. Pengelasan juga dapat diartikan sebagai ikatan tetap dari benda atau logam yang dipanaskan.Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian benda sampai mencair dan membiarkan membeku kembali, tetapi membuat lasan yang utuh dengan cara memberikan bahan tambah atau elektroda pada waktu dipanaskan sehingga mempunyai kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan sambungan las dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan, elektroda dan jenis kampuh yang digunakan. 3.2



Las GMAW (Gas Metal Arc Welding)



3.2.1



Pengertian Las GMAW Las GMAW adalah proses pengelasan yang menghasilkan perpaduan logam



dengan filler yang dilelehkan. Proses ini menggunakan pelindung dari gas yang dipasok secara eksternal untuk melindungi kolam las yang meleleh. Penerapan GMAW umumnya membutuhkan DC + (terbalik) polaritas elektroda. Proses GMAW cocok untuk mengelas berbagai macam baja karbon padat dan elektroda berinti logam berbentuk tabung. Kisaran bahan paduan untuk GMAW meliputi:



22



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



baja karbon, baja tahan karat, aluminium, magnesium, tembaga, nikel, silikon perunggu, dan paduan permukaan logam berinti tubular. Proses GMAW cocok untuk aplikasi pengelasan semi otomatis, otomatisasi robot, dan otomatisasi keras. Pada Las GMAW terdapat dua jenis pembagian berdasarkan jenis gas pelindung yaitu Proses Las MAG dan Proses Las MIG. 3.2.2



Las MAG (Metal Active Gas) Proses Las MAG adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas



pelindung CO2 saat proses pengelasan berlangsung. Namun kelemahan gas ini tidak dapat digunakan untuk jenis pengelasan GMAW spray transfer, jika ingin menggunakan jenis spray transfer maka harus dilakukan pencampuran gas CO2 dengan gas Helium atau gas Argon. 3.2.3



Las MIG (Metal Inert Gas) Proses Las MIG adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas



pelindung Argon dan Helium, karena penggunaan gas inert atau mulia ini maka disebut dengan Las MIG (Metal Inert Gas). Untuk jenis pengelasan ini biasanya digunakan untuk material non logam seperti Alumunium, stainless steel, paduan nikel tinggi dan beberapa material lainnya. 3.3



Jenis & Fungsi Gas Pelindung pada Las GMAW Pada proses pengelasan listrik GMAW terdapat 2 jenis gas pelindung yang



digunakan. Masing masing jenis gas memiliki fungsinya sendiri. 3.3.1



Gas CO2 Untuk penggunaan gas pelindung ini biasanya untuk aplikasi pengelasan



logam atau baja karbon rendah. Gas pelindung CO2 ini tidak dapat digunakan untuk metal transfer jenis spray, pada penggunaannya harus dilakukan pencampuran dengan gas pelindung yang lain seperti Argon dan Helium. 3.3.2



Gas Inert (Helium dan Argon).



Untuk pengelasan GMAW dengan gas argon dan helium biasanya untuk pengelasan bahan non logam seperti stainless steel dan alumunium. Pada penggunaan gas ini dapat menghasilkan las lasan dengan sifat mekanik yang baik dan penetrasi yang lebih dalam jika dibandingkan dengan shielding gas CO2.



23



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



3.4



Metal Transfer Pada Pengelasan GMAW : Pada pengelasan GMAW terdapat empat macam yaitu Spray, Globular,



Short Circuit dan Pulsed. Untuk lebih jelasnya Anda dapat melihat gambar yang lebih detail dibawah ini, pada gambar tersebut dapat terlihat perbedaan perpindahan metal pada GMAW. Untuk merubahnya Anda dapat menyetting pada mesin las.



Gambar 3.1 Perpindahan Metal pada GMAW (Pengelasan.net, 2016)



3.5



Kelebihan dan kekurangan Las GMAW Setiap jenis pengelasan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-



masing. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan Las GMAW: 1.



Keuntungan Las GMAW:



Pengelasan GMAW mempunyai efisiensi pengelasan yang tinggi, karena tidak perlu sering mengganti kawat las. Dapat digunakan untuk semua jenis material dan posisi pengelasan. Tidak menghasilkan kerak atau slag sehingga tidak perlu proses pembersihan yang banyak. 2.



Kekurangan GMAW:



Sering terjadi burnback saat pengelasan berlangsung. Jika gas pelindung tidak keluar sempurna maka dapat terjadi cacat porosity. Set up pengelasan yang harus lebih detail agar hasil las lasan maksimal. Busur tidak stabil.



24



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



3.3 3.3.1



Robot Pengelasan Pengertian Robot Pengelasan Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik



menggunakan pengawasan dan kontrol manusia ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dahulu kecerdasan buatan. Penggunaan robot industri dalam operasi produksi merupakan teknik baru untuk rekayasa manufaktur. Perkembangan dan penerapan aplikasi robot secara umum mengikuti sequence dasar yang sama seperti proses manufaktur lainnya. Namun, kombinasi unik dari robot memberikan beberapa kemudahan dalam proses pengaplikasiannya. Perkembangan teknologi robot memberikan kemudahan bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupannya, tak terkecuali dibidang pengelasan, teknologi tersebut terutama pada proses pengelasan yang membutuhkan ketelitian dan akurasinya. Hal tersebut karena dalam produksi manufaktur yang menjadi prioritas utama adalah hasil las lalu kemudian tingkat efisiensinya. Akan tetapi, manusia juga memiliki peranan yang penting dalam hal mengontrol sistem tersebut karena semua proses dijalankan atas perintah manusia.



Gambar 3.2 Robot Pengelasan (jing.fm, 2019)



25



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



3.3.2



Bagian Bagian Robot Pengelasan



Gambar 3.3 Bagian Robot Pengelasan (Heru Purnomo, 2017) Berikut ini adalah bagian-bagian dari robot pengelasan : a. Motor Axis 1 S/D Axis 6 Satu unit robot digerakan oleh 6 unit Servo motor AC dengan kecepatan dan jangkauan (working area) yang berbeda-beda. Motor axis 1 s/d 4 satu sumbu dengan gear axis sedangkan motor axis 5 dan 6 dilengkapi dengan Vbelt sebagai transmisi ke gear. b. Limit switch Limit switch digunakan sebagai pembatas working area untuk axis 1 c. Inner cable assy Inner cable assy terdapat di dalam lengan robot dengan rute dari bagian bawah sampai ke bagian atas robot. Inner cable assy terdiri dari kabel daya dan kabel data. d. Wire feeder Wire feeder merupakan bagian yang berfungsi sebagai pengumpan wire dari wire drum sampai ke benda yang akan dilas. Wire feeder dilengkapi dengan satu rol dengan ukuran yang disesuaikan dengan diameter wire. 3.4



Faktor Resiko Kecelakaan Kerja pada pengelasan Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan



las listrik sangat diperlukan karena dalam proses produksi suatu pekerjaan dibutuhkan welder yang produktivitasnya tinggi tanpa merugikan semua pihak yang terkait didalamnya, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses



26



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik,dan orang-orang disekitarnya, halhal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1.



Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan mengganggu berjalannya proses produksi.



2.



Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan orangorang disekelilingnya, asap tersebut dapat mengganggu proses pernafasan welder.



3.



Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun orang-orang disekelilingnya. Dalam hal lain welder juga harus memperhatikan mesin las yang



dipakai agar dapat terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah: 1.



Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik.



2.



Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan.



3.



Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan dari mesin las listrik.



4.



Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las listrik.



5.



Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai digunakan agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las listrik.



6.



Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat berfungsi standart.



7.



Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik, karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalam mesin las listrik.



3.5



Studi Kelayakan Studi kelayakan proyek/investasi merupakan suatu studi untuk menilai



investasi yang akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian disini tidak lain



27



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



adalah untuk memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek investasi yang bersangkutan layak dikerjakan atau sebaiknya ditunda dulu. Mengingat di masa mendatang penuh dengan ketidakpastian, maka studi yang dilakukan tentunya akan melibatkan berbagai aspek dan membutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi suatu investasi. Beberapa metode yang sering digunakan antara lain yaitu: 



Metode Net Present Value







Metode Annual Worth Analysis







Metode Future Worth Analysis







Metode Payback Period







Metode Benefit Cost Ratio







Metode Internal Rate of Return Metode yang akan digunakan pada laporan ini berjumlah 3 metode, yaitu:



3.5.1



NPV (Net Present Value) Net Present Value adalah nilai sekarang dari arus kas pada masa yang akan



dating yang didiskontokan dengan biaya modal rata-rata yang digunakan kemudian dikurangi dengan nilai investasi yang telah dikeluarkan. Langkah menghitung NPV: •



Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,







Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek. Atau dapat juga menggunakan rumus, berikut :



𝑇







𝐶𝐹𝑡



𝑡 𝑡−1 (1+𝑟)



− 𝐶𝑜



(3.1)



Keterangan : CFt



= Net Cash Flow ( arus kas bersih ) pada periode t



Co



= Initial Outlay ( investasi awal )



28



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG







r



= Suku Bunga atau Discount Rate dalam %



t



= Periode waktu



Setelah menghitung nilai NPV langkah berikutnya yaitu membandingkan dengan parameter nilai NPV untuk mengetahui apakah proyek ini layak dilaksanakan atau tidak. Parameter nilai NPV dapat dilihat pada tabel 3.1



Tabel 3.1 Parameter Nilai NPV Bila…



Berarti…



Maka…



investasi yang dilakukan NPV > 0



memberikan manfaat bagi



proyek bisa dijalankan



perusahaan investasi yang dilakukan akan NPV < 0



mengakibatkan kerugian bagi proyek ditolak perusahaan Jika proyek dilaksanakan atau tidak investasi yang dilakukan



NPV = 0



tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi



dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.



3.5.2



Payback Period Ukuran kelayakan usaha lainnya yang banyak digunakan oleh investor



adalah payback periode yaitu jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan dengan total nilai sekarang arus kas yang akan dihasilkan. Semakin cepat investasi tersebut dapat dikembalikan, semakin baik usaha tersebut untuk dipilih.



29



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda:



Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 tahun



(3.2)



Keterangan : n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula. a = Jumlah investasi mula-mula. b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1 3.5.3



IRR (Internal Rate of Return) Internal rate of return adalah discount rate yang menyamakan nilai



sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi suatu usaha, dengan kata lain IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV = 0 . Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Jadi, semakin tinggi IRR dibandingkan dengan biaya modalnya, semakin baik usaha tersebut untuk dipilih. Sebaliknya, jika IRR lebih kecil daripada biaya modalnya, proyek tersebut tidak akan diambil. Jadi biaya modal maksimum yang dapat ditanggung suatu usaha adalah sebesar IRR.



Gambar 3.4 Parameter IRR (Panduancara.com, 2019) Cara menghitung IRR : Dengan metode Interpolasi,



30



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



1.



Masukkan satu nilai i yang cukup rendah sehingga NPV positif = 𝑖1




𝑁𝑃𝑉2 3.



Lakukan interpolasi linier Dengan rumus sebagai berikut 𝑁𝑃𝑉1



𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑁𝑃𝑉



1 −𝑁𝑃𝑉2 )



(𝑖2 − 𝑖1 )



(3.3)



Keterangan : IRR = Internal Rate of Return



𝑖1 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (+) 𝑖2 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (-) 𝑁𝑃𝑉1 = Net Present Value yaitu bernilai positif 𝑁𝑃𝑉2 = Net Present Value yaitu bernilai negatif IRR memiliki tiga buah nilai dimana pada masing-masing nilai tersebut memiliki makna tersendiri terhadap suatu kriteria investasi. Berikut ini untuk lebih jelasnya: SOCC (Social Oppurtunity Cost of Capital) Biaya sosial yang ditanggung masyarakat, biasanya digunakan sebagai diskon faktor. SOCC ini sangat berhubungan dengan IRR, hubungannya yakni sebagai berikut: IRR < SOCC, maksutnya bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial. IRR = SOCC, maksutnya suatu usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point. IRR > SOCC, maksutnya yaitu suatu usaha atau proyek tersebut layak secara finansial.



31



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1



Diagram Alir Mulai



Survey Lapangan Studi Literatur



Pengambilan data



Analisis dan pengolahan data



Kesimpulan dan Saran



Selesai Gam bar Alir Penelitian Gambar 4.1 Diagram 4.1 Metode Pengumpulan Data Diag Penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk memperoleh ram data, diantaranya adalah: Alir 1. Metode pengambilan data primer Penel Yaitu metode dengan cara melakukan survei langsung ke lapangan. Hal ini itian mutlak di1akukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. 4.2



32



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



2.



Metode Pengumpulan Data Pendukung/Data Sekunder Yaitu metode dengan bekerjasama dengan instansi pengelola atau sumber-



sumber yang dianggap berkepentingan untuk dijadikan input atau referensi. 4.2.1



Data Primer Merupakan data yang didapatkan dengan cara survei ke lapangan. Data-data ini bisa didapat dengan beberapa cara:



a.



Wawancara Wawancara yang dilakukan adalah dengan melakukan tanya jawab dengan



Engineer yang bertugas pada divisi Produksi. b.



Observasi Tahap observasi yaitu melakukan survey lapangan dengan melakukan



beberapa pengamatan untuk memperoleh data yang dibutuhkan seperti pelaksanaan kerja operator sesuai dengan Standard Operational Procedure yang sudah ditentukan. 4.2.2



Data sekunder Setelah melakukan tahap observasi lapangan, apabila dirasa kurang cukup



data maka dilakukan tahap pengumpulan data dengan meminta data-data dari perusahaan yang kemudian disesuaikan dengan apa yang dilakukan dilapangan. 4.3



Uraian Studi Kasus Pada kerja praktik kali ini penulis mencoba membahas kasus yang ada pada



production line pada perakitan rangka, dimana kurang hemat dan efektif. Permasalahan yang terjadi lebih tepatnya pada proses las CO2 jalur produksi rangka pada Viar Karya, dikarenakan cycle time pada jalur ini memakan waktu terlalu lama dan menghabiskan biaya yang berlebih untuk memproduksi 1 unit rangka untuk tipe Viar Karya. Solusi yang tepat untuk meminimalisir permasalahan tersebut adalah dengan mengimplementasikan robot las CO2. Untuk itu perlu adanya studi kelayakan untuk memastikan jika pengadaan robot las CO2 dapat memberikan keuntungan yang maksimal.



33



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



4.4



Penjelasan Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktik



4.4.1



Survey Lapangan Survey lapangan merupakan tahap pertama yang penulis lakukan dalam



kerja praktik di PT. Triangle Motorindo (Viar Motor), hal ini dilakukan untuk mengenalkan apa saja yang akan dihadapi pada proses kerja praktik kali ini. Halhal yang penulis pelajari dalam survey lapangan adalah pentingnya tingkat keefektifan pada jalur produksi untuk meningkatkan kuantitas dan tentunya kualitas. Pada survey lapangan penulis dibimbing oleh pihak supervisor dan foreman pada divisi produksi. 4.4.2



Studi Literatur Tahap studi literature dilakukan dengan tujuan untuk mencari referensi dan



pustaka berdasarkan apa yang telah penulis ketahui dari tahap sebelumnya, dengan harapan dapat lebih mengerti lagi tentang proses dan elemen - elemen penting pada proses manufaktur sehingga juga dapat menemukan solusi atau pengembangan pada proses produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Dengan



adanya



permasalahan



penulis



dapat



menentukan



topik



permasalahan yang tepat untuk di analisa, yaitu studi kelayakan implementasi robot las CO2 yang dilakukan pada proses pembuatan rangka Viar Karya pada divisi Produksi. 4.4.3



Pengumpulan Data Setelah dilakukan proses survey dan studi literatur, akan dilakukan



pengambilan data untuk proses analisa. Data yang di dapat akan dianalisa serta dibahas mengenai studi kelayakan implementasi robot las CO2 pada proses pembuatan rangka Viar Karya pada bab berikutnya.



34



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1



Pengembangan Mesin Las Robot Pada Proses Pengelasan Rangka Viar Karya. Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis ekonomis dan safety proses



pengelasan menggunakan Robot. Secara teknis, proses pengelasan menggunakan robot dapat menggantikan peran welder manusia dan dalam proses pekerjaan pengelasan dimana pada saat ini welder yang bersertifkat 6G di Indonesia masih sulit dicari. Hal ini tentunya berpengaruh pada durasi pekerjaan dan aspek ekonomis biaya pengelasan karena akan mengurangi biaya tenaga kerja langsung yang menggunakan jasa welder pada proses pengelasan, namun perlu diperhatikan juga biaya investasi pembelian robot las dan biaya pemeliharaan robot las. 5.2



Analisis Ekonomis Penggunaan Robot Pengelasan Pada bab ini akan dibahas mengenai biaya-biaya yang di keluarkan dalam



proses produksi pengelasan rangka Viar Karya, selanjutnya pada bagian ini kita akan menghitung perbandingan biaya - biaya yang dikeluarkan pada proses produksi pengelasan jika menggunakan robot las, lalu akan dianalisis seberapa banyak jumlah biaya yang bisa dikurangi. 5.2.1



Perbandingan Investasi Robotic Welding



Tabel 5.1 Investasi Mesin Las Robot INVESTASI PERALATAN MESIN DAN PENUNJANG ROBOT LAS JUMLAH HARGA NO DESKRIPSI (RUPIAH) KUANTITAS PER 1 2 3 4



Robot Welding Servo Motor Controller Power Supply Remote Controller TOTAL



1 1 1 1



Unit Unit Unit Unit



500.000.000 30.000.000 14.000.000 6.000.000 550.000.000



35



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Tabel 5.2 Investasi Mesin Las Konvensional INVESTASI PERALATAN MESIN LAS KONVENSIONAL NO



DESKRIPSI



JUMLAH KUANTITAS



PER



HARGA (RUPIAH) 12.000.000



24.000000



TOTAL



1



Trafo Las



2



Unit



2



Stang Las



2



Set



700.000



1.400.000



3



Nozzle Tang Masa dan Kabel Elektroda



2



Unit



22.000



44.000



2



Set



320.000



640.000



4



TOTAL



26.084.000



Tabel 5.1 Menjelaskan bahwa investasi untuk membeli 1 unit mesin las robot membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 550.000.000. Sedangkan Tabel 5.2 menjelaskan bahwa untuk membeli 2 mesin las membutuhkan biaya investasi Rp. 26.084.000. Dimana investasi mesin las robot lebih mahal daripada investasi mesin las konvensional. 5.2.2



Perbandingan Biaya Listrik Mesin Las Robot & Mesin Las Konvensional



Tabel 5.3 Perbandingan Biaya Listrik Las Konvensional dan Las Robot Perbandingan Biaya Listrik Las Konvensional dan Las Robot Rincian



Las Konvensional



Las Robot



Jam operasi robot las per hari



8 jam



8 jam



Besar arus yang digunakan



100 – 150 A



250 – 350 A



Daya perangkat las



3000 watt



5000 watt



Daya pemakaian listrik untuk las



45 kWh



75 kWh



Jumlah tenaga kerja operator las



2



1



Jumlah mesin las



2



1



Biaya listrik per kWh



Rp. 1.300



Rp. 1.300



Total Biaya Listrik Las per Hari



Rp. 936.000



Rp. 780.000



Total Biaya Listrik Las per Tahun



Rp. 244.296.000



Rp. 203.580.000



36



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Pada Tabel 5.3 menunjukan bahwa total biaya listrik dalam satu tahun menggunakan robot sebesar Rp 203.580.000,- sedangkan biaya listrik penggunaan pengelasan konvesional mengeluarkan biaya sebesar Rp 244.296.000,-. Dari hasil analisis tersebut biaya listrik pengunaan mesin las robot lebih mahal daripada biaya listrik menggunakan mesin las konvesional, dengan selisih biaya Rp 40.716.000 per tahunnya. 5.2.3



Perbandingan Biaya Tenaga kerja Mesin Las Konvensional dan Las Robot



Tabel 5.4 Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Las Konvensional dan Las Robot Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Las Konvensional dan Las Robot Las Rincian Konvensional Las Robot Jumlah tenaga kerja operator las 2 1 Biaya operator las per bulan Rp2.500.000 Rp2.500.000 Total Biaya Operator Las per Bulan Rp5.000.000 Rp2.500.000 Total Biaya Operator Las per Tahun Rp60.000.000 Rp30.000.000 Pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar gaji tenaga kerja antara menggunakan mesin las konvensional dan mesin las robot. Dikarenakan jika menggunakan Robotic Welding jumlah tenaga kerja akan berkurang setengahnya karena tergantikan oleh robot. Dapat dilihat pada table 5.4 untuk pengurangan biaya tenaga kerja tiap tahun adalah Rp 30.000.000. 5.2.5



Perhitungan Investasi Kembali dengan Metode NPV



Tabel 5.5 Arus Kas per Tahun Penghematan = Arus Kas Pertahun Perbedaan Electricity



Rp. 40.716.000



Perbedaan Tenaga Kerja



Rp. 30.000.000



Total



Rp. 70.716.000 Pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari seluruh data yang telah diambil



dapat diketahui bahwa arus kas per tahun jika menggunakan robot las CO2 mengalami penghematan, dengan jumlah pengehematan arus kas per tahunnya sebesar Rp 70.716.000



37



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Pada tabel perhitungan investasi dengan menggunakan metode NPV yang berada pada lampiran menunjukkan bahwa perhitungan kelayakan investasi dengan metode NPV dengan modal investasi awal sebesar Rp 550.000.000,-



untuk



membeli satu unit robot las akan kembali pada tahun 2030 dengan akumulasi nilai NPV pada tahun 2030 sebesar Rp 664.533.383. Sehingga nilai ROI (Return Of Investment) adalah Rp 664.533.383 – Rp 550.000.000 = Rp 144.533.383. 5.2.6



Perhitungan Payback Period Payback Period PP = 𝐧 + ((𝒂−𝒃))/((𝒄−𝒃)) 𝒙 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula. a = Investasi total awal b = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke-n c = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke n+1 PP = 10 + ((550.000.000−75.233.383))/((664.533.383−75.233.383)) 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛="10,80564503" tahun = 10 tahun 9 bulan 18 hari



5.2.7



Perhitungan Internal Rate of Return Berikut adalah perhitungan mencari internal rate of return dengan metode



interpolasi menggunakan data yang telah diketahui pada Compound Interest Table pada lampiran. Dengan interpolasi linier didapatkan IRR = 15,4 % 18% x = ?% 15%



0,1619



»



0,208242515



»



0,2149



»



𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 +



Tabel Suku Bunga = 0,208242515 Tabel Suku Bunga



𝑁𝑃𝑉1 (𝑖 − 𝑖1 ) (𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 ) 2



Dengan IRR = 15,4% maka IRR > I (Tingkat suku bunga) yaitu IRR > 8% berarti project ini layak untuk digunakan/dilaksanakan.



38



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



5.3



Analisis Faktor Resiko Kecelakaan Kerja pada Proses Pengelasan Pengguan Robot Pengelasan mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi saat



pengelasan. Mesin las konvensional memerlukan welder yg berkontak langsung dengan rangka yang akan di las, sedangkan penggunaan robot pengelasan tidak memerlukan adanya kontak langsung dengan operator. Sehingga proses pengelasan jauh dari tubuh operator karena proses pengelasan dapat berjalan secara otomatis. Tabel 5.6 Faktor Resiko Kecelakaan Kerja pada Proses Pengelasan Mesin Las Konvensional Percikan



bunga



api



Robot Pengelasan yang



dapat Percikan Bunga api tetap ada namun



membahayakan welder maupun mesin tidak mengenai welder las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk kedalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik,



yang



mengganggu



semua



itu



berjalannya



akan proses



produksi. Asap las listrik dan debu beracun, dapat Asap las listrik dan debu beracun tidak membahayakan welder dan orang- mengenai welder karena tidak orang disekelilingnya, asap tersebut berhadapan secara langsung dapat mengganggu proses pernafasan welder. Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah



las



listrik



yang



dapat merah las listrik tidak mengenai welder



membahayakan kesehatan mata dan dan organ dalam tubuh welder organ dalam tubuh welder maupun orang-orang disekelilingnya.



39



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Keuntungan yang didapat setelah menggantikan mesin las konvensional dengan robot pengelasan pada proses pembuatan rangka Viar Karya adalah mengurangi man power (1 operator) sehingga menghemat biaya sebesar Rp. 30.000.000 dan mempercepat cycle time produksi yang akan berpengaruh ke meningkatnya jumlah produksi dan kualitas produksi. 2. Biaya operasional pengelasan rear body dengan menggunakan pengelasan konvensional dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 244.296.000 -, sedangkan menggunakan robot pengelasan menghabiskan biaya operasional sebesar Rp. 203.580.000 -,



Sehingga biaya operasional dapat dihemat Rp.



40.716.000 -, atau 16,6 % dari biaya operasional pengelasan konvensional untuk Rangka Viar Karya. 3. Hasil perhitungan payback period adalah 10,8 tahun. Hal ini berarti seluruh modal yang telah diinvestasikan dapat kembali setelah 10 tahun 9 bulan 18 hari. 4. Pada perhitungan IRR, diperoleh nilai IRR sebesar 15,4 %. Nilai ini lebih kecil jika dibadingkan dengan tingkat suku bunga yaitu 8 %. Oleh karena nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga maka investasi layak untuk dilaksanakan. 5. Dalam aspek keselamatan robot pengelasan dinilai lebih aman karena tidak memerlukan welder berkontak secara langsung dengan rangka yang akan di las. Sehingga percikan bunga api, asap las listrik dan debu beracun, efek radiasi sinar ultra violet tidak mengenai welder. 6.2 Saran 1. Studi literatur dilakukan lebih banyak agar metode yang digunakan untuk menentukan studi kelayakan lebih aktual dan efisien. Contoh dari jurnal internasional “Feasibility study of the implementation of A.I. automation



40



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



techniques in modern power distribution networks” yang membahas mengenai deteksi kesalahan dan pemulihan juga pengurangan kerugian. 2. Data yang diambil lebih diperluas dalam berbagai aspek untuk pertimbangan lebih maksimal, seperti contohnya data tingkat pendapatan penjualan tiap tahun nya di cantumkan. 3. Sebaiknya konsep desain robot yang akan digunakan juga dipertimbangkan untuk mengetahui implementasi actual nya.



41



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



DAFTAR PUSTAKA Febri, H,. Triwilaswandio, W,. (2017). Analisis Teknis Dan Ekonomis Kombinasi Pengelasan Robotic Welding Dengan Welder Konvensional Pada Sambungan Pipa Struktur Jacket Bangunan Lepas Pantai, Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No. 2. Semarang. Ahmad, F,. Muhammad, S,. Zahroh, Z,. (2016). Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap ( Studi Pada Pt Pion Berkah Sejahtera ), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1. Malang. Miftakhu, Z,. (2011). Analisis Kelayakan Investasi Robot Di Welding Line BCSB PT. Gemala Kempa Daya, Jurnal Unniversitas Bina Nusantara. Jakarta. Jeff. N. (2014). Gas Metal Arc Welding Product and Procedure Selection. USA : Lincoln Electric Company. Nurul. D. N (2013). Modul 8 Metode Analisis Investasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB Ekonomi Teknik. Abdullah, A,. (2009). Analisis Dampak Krisis Global Terhadap Kelayakan PLTA PAMONA-2, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Nurwati,. Anita, D,. (2012). Analisa Dan Perancangan Helpdesk Untuk Layanan Mahasiswa FTI Universitas Budi Luhur. Jakarta.



42



DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG



Dokumentasi Kerja Praktik



43