Laporan KP (Devi Amalia) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN SISTEM REVERSE OSMOSIS DI PT. KMK PLASTICS INDONESIA



Disusun Oleh: DEVI AMALIA 331610071



PROGAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PELITA BANGSA BEKASI 2020



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN SISTEM REVERSE OSMOSIS DI PT. KMK PLASTICS INDONESIA



Pemohon,



Devi Amalia NIM.331610071



Menyetujui, Dosen Pembimbing



Koord. Kerja Praktek



Putri Anggun Sari, S.Pt., M.Si. NIDN.0424088403



................................................



Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Lingkungan



Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc. NIDN.0403029201



KATA PENGANTAR



ii



Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul “Analisa Pengolahan Air Minum Dengan Sistem Reverse Osmosis di PT. KMK PLASTICS INDONESIA” dengan tepat waktu. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan banyak mendapat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesampatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari Allah SWT, dengan balasan yang berlimpat ganda. Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kritikan serta masukan yang membangun



sangat



penulis



harapkan



sebagai



bahan



perbaikan



dan



penyempurnaan. Akhirnya penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan, semoga laporan ini dapat bermamfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.



DAFTAR ISI



iii



HALAMA JUDUL...............................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii KATA PENGANTAR........................................................................................iii DAFTAR ISI.......................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi DAFTAR TABEL..............................................................................................vii BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1 1.1 Latar Belakang........................................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah................................................................................2 1.3 Batasan Masalah ....................................................................................3 1.4 Rumusan Masalah...................................................................................3 1.5 Tujuan Kerja Praktek..............................................................................3 1.6 Manfaat Kerja Praktek............................................................................4 1.6.1 Untuk Mahasiswa.............................................................................4 1.6.2 Untuk Perusahaan ............................................................................4 1.6.3 Untuk Perguruan Tinggi...................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5 2.1 Definisi Air Minum................................................................................5 2.2 Standar Kualitas Air Minum...................................................................6 2.2.1 Standar Kualitas Kimia Air Minum..................................................6 2.2.2 Standar Kualitas Fisika Air Minum................................................13 2.3 Definisi Reverse Osmosis.....................................................................14 2.4 Pengolahan Pendahuluan......................................................................17 2.5 Sistem Reverse Osmosis.......................................................................18 2.6 Dampak Lingkungan Pengolahan Air Minum Sistem RO...................22 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...........................................24 3.1 Lokasi Kerja Praktek............................................................................24 3.2 Sejarah PT. KMK Plastics Indonesia....................................................24 3.3 Budaya Perusahaan...............................................................................25 3.4 Produksi dan Jasa..................................................................................27



iv



3.5 Struktur Organisasi PT. KMK Plastics Indonesia................................29 BAB IV METODOLOGI KERJA PRAKTEK...............................................30 4.1 Jenis Metode Kerja Praktek..................................................................30 4.2 Metode Penelitian.................................................................................30 4.3 Penyusunan Laporan Kerja Praktek.....................................................32 4.4 Pelaksanaan Kerja Praktek...................................................................32 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................34



v



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Prinsip-Prinsip Reverse Osmosis.....................................................16 Gambar 2.2 Skema Proses Reverse Osmosis.......................................................17 Gambar 2.3 Desain Sistem Reverse Osmosis......................................................18 Gambar 3.1 Lokasi PT. KMK Plastics Indonesia................................................24 Gambar 3.2 Proses Matrial..................................................................................27 Gambar 3.3 Alur Proses Produksi........................................................................28 Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT. KMK Plastics Indonesia............................29



vi



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Parameter Wajib Persyaratan Kualitas Air Minum...............................9 Tabel 2.2 Parameter Tambahan Persyaratan Kualitas Air Minum......................10 Tabel 2.3 Perbandingan Efektivitas Tiga Metode Desalinasi..............................24 Tabel 4.1 Jadwal Rencana Kerja Praktek............................................................33



vii



BAB I



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Faktor kesehatan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu masyarakat. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat ekonomi, pendidikan, kehidupan sosial budaya dan keadaan lingkungan. Keadaan lingkungan yang paling mempengaruhi kehidupan adalah air. Bagi manusia air berperan penting dalam kegiatan sehari-hari, misalnya untuk pertanian, industri dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Secara kualitas air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari aspek fisika, kimia dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku air terutama air untuk minum. Adanya Perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Bahkan didaerah-daerah tertentu air yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secara alami. Banyak penduduk yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang bagus kualitasnya dan tentu saja hal ini dapat berakibat kurang baik bagi kesehatan masyarakat. Pada jangka pendek kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan penyakit diare, muntaber, kolera, tipus dan disentri. Dalam jangka panjang air yang berkualitas tidak baik dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosi gigi, anemia dan kerusakan ginjal karena terdapat logam-logam berat yang banyak bersifat toksin (racun) yang mengendap pada ginjal. Secara konvensional sebelum dikonsumsi, air dari sumber-sumber air seperti tanah maupun air hujan diproses terlebih dahulu. Saat ini, masyarakat telah banyak yang mengkonsumsi air yang telah diolah menggunakan teknologi modern untuk pemenuhan kebutuhan. Proses pengolahan air minum yang banyak dipakai salah satunya adalah dengan proses pemurnian air



1



(Reverse Osmosis) sehingga menghasilkan air yang dapat langsung diminum, atau yang lebih dikenal dengan air minum isi ulang. Narnun Walaupun demikian masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kualitas air minum isi ulang yang mereka konsumsi. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kualitas air minum isi ulang yang diproses secara reverse osmosis ditinjau dari berbagai parameter. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan air minum, PT. KMK Plastics Indonesia memiliki suatu sistem pengolahan air minum yang dapat dikonsumsi oleh karyawan dan kebutuhan lainnya. Instalasi Pengolahan Air Minum di PT. KMK Plastics Indonesia menggunakan sistem reverse osmosis berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilaksanakannya kerja praktek, untuk mengetahui proses pengolahan air minum di PT. KMK Plastics Indonesia. Dengan adanya kerja praktek tersebut, diharapkan dapat diketahui proses pengolahan air minum secara optimal. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan yang akan dikaji atau pelajari selanjutnya: 1.



Pengolahan air minum menggunakan sistem reverse osmosis yang diterapkan di PT. KMK Plastics Indonesia.



2.



Kualitas air minum yang dihasilkan dari sistem reverse osmosis yang diterapkan di PT. KMK Plastics Indonesia sudah memenuhi standar baku mutu air minum.



3.



Hasil penilaian dari beberapa karyawan di PT. KMK Plastics Indonesia yang mengkonsumsinya.



2



1.3 Batasan Masalah Agar penulisan proposal ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula direncanakan dan untuk mempermudah penulis mendapatkan data serta informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan masalah yang akan dikaji dalam laporan ini sesuai dengan judulnya. Maka penulis memfokuskan pada Analisa Instalasi Pengolahan Air Minum Dengan Sistem reverse osmosis di PT. KMK Plastics Indonesia. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari kerja praktek ini sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem pengolahan yang diterapkan di PT. KMK Plastics Indonesia untuk menghasilkan air minum? 2. Bagaimana hasil air minum dari sistem reverse osmosis yang diterapkan di PT. KMK Plastics Indonesia? 3. Bagaimana penilaian dari karyawan tentang air minum yang dihasil dari proses pengolahan menggunakan sistem reverse osmosis di PT. KMK Plastik Indonesia? 1.5 Tujuan Kerja Praktek Ada pun tujuan dari kerja praktek ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengolahan air minum di PT. KMK Plastics Indonesia. 2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas air minum yang dihasilkan menggunakan sistem reverse osmosis di PT. KMK Plastics Indonesia. 3. Untuk mengetahui hasil implementasi air minum yang dihasilkan dari sistem reverse osmosis di PT. KMK Plastik Indonesia.



3



1.6 Manfaat Kerja Praktek 1.6.1 Untuk Mahasiswa : 1. Mempunyai gambaran nyata tentang penerapan ilmu yang telah dipelajari mengenai pengolahan air minum yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi sebenarnya. 2. Memperoleh pengalaman dalam hal kemampuan berkomunikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah, serta bersosialisasi dengan rekan yang bidangnya berbeda dalam rangka memberikan bekal di dunia kerja nanti. 3. Memenuhi pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa. 1.6.2 Untuk Perusahaan : 1. Sebagai bahan evaluasi serta masukan bagi perusahaan khususnya pada pengolahan air minum. 2. Dapat melihat keadaan pengolahan air minum diperusahaan dari sudut pandang mahasiswa yang melakukan kerja praktek. 3. Turut serta menyukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan dan ketenagakerjaan. 1.6.3 Untuk Perguruan Tinggi 1. Memberi kesempatan pada mahasiswanya untuk terjun kelapangan dan dunia kerja secara langsung. 2. Dapat menguji



sejauh mana kemampuan mahasiswanya dalam



mengaplikasikan teori yang didapat. 3. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kurikulum pada masa mendatang.



4



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Air Minum Menurut



Permenkes



RI



No.



492/Menkes/Per/IV/2010



tentang



Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang melalui syarat dan dapat langsung diminum. Air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, air minum



aman



bagi



kesehatan



harus



memenuhi



persyaratan



fisika,



mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum, sedangkan parameter tambahan dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi kualitas lingkungan daerah masing- masing dengan mangacu pada parameter tambahan yang ditentukan oleh Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010



Tentang



Persyaratan



Kualitas



Air



Minum.



(Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010). Air merupakan materi yang sangat penting dalam kehidupan, baik tanaman, hewan maupun manusia. Kehidupan manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan air bersih terutama air minum. Selama ini kebutuhan akan air dipenuhi dari berbagai sumber antara lain air tanah, air sungai, air hujan, air pegunungan dan air laut yang diolah sedemikian rupa dan ditawarkan sebagai bahan baku air. Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf kehidupan penduduk. Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.



5



Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform dan Escherichia coli. Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 013553-2006, air minum dalam kemasan selain tidak boleh mengandung bakteri patogen yaitu Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh mengandung cemaran mikroba lebih besar dari 100 koloni/ml. Dalam hal persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam



Peraturan



Menteri



Kesehatan



Republik



Indonesia



No.



492/MENKES/PER/IV/2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan parameter tambahan. 2.2 Standar Kualitas Air Minum Standar kualitas air minum dikenal ada beberapa jenis standar, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Standar kualitas air minum bagi Indonesia



terdapat



dalam



Peraturan



Menteri



Kesehatan



RI



No.



01/Birkhumas/I/1975 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum dan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-1996. Adapun parameter penilaian kualitas air minum yang tercantum pada berbagai peraturan tentang standar kualitas air minum adalah sebagai berikut. 2.2.1 Standar Kualitas Kimia Air Minum Standar baku mutu untuk mengetahui kualitas air perlu dilakukan uji laboratorium, sehingga kandungan zat-zat kimia dan mikrobiologi dapat diketahui secara rinci, karena hal ini berkaitan dengan kesehatan manusia standar kualitas secara kimia mengacu pada nilai ambang batas kadar zat-zat kimia dalam air. Beberapa parameter yang diterapkan untuk standarisasi kimia air adalah sebagai berikut. 1. Kalsium (Ca) Kalsium adalah merupakan sebagian dari komponen yang merupakan



6



penyebab dari kesadahan. Efek yang ditimbulkan oleh kesadahan antara lain timbulnya lapisan kerak pada ketel-ketel pemanas air, pada perpipaan



dan



juga



menurunkan



efektifitas



dari



kerja



sabun.



Sebagaimana yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI sebesar 75200mg/L. Konsentrasi (Ca) dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat menyebabkan tulang rapuh, sedangakan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/L dapat menyebabkan korosi pada pipa- pipa air (Sutrisno, 2004). 2. Derajat keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan. Pada standar kualitas air minum dalam pH ini yaitu bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2. (Sutrisno, 2004). Bila lebih dari standar tersebut. Maka, akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan menyebabkan beberapa senyawa menjadi racun, sehingga mengganggu kesehatan. 3. Tembaga (Cu) Tembaga merupakan salah satu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme. Konsentrasi 1mg/L merupakan batas konsentrasi tertinggi tembaga untuk mencegah timbulnya rasa yang tidak baik. Konsentrasi standar maksimum yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI untuk Cu ini sebesar 0,05 mg/L untuk batas maksimum yang dianjurkan sebesar 1,5 mg/L sebagai batas maksimal yang diperbolehkan (Sutrisno, 2004).



7



4. Zat Organik (sebagai KMnO4) Adanya bahan-bahan organik dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahan fisika air,terutama dengan warna, bau, rasa dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Standar kandungan bahan organik dalam air minum sesuai Departemen Kesehatan RI maksimal yang diperbolehkan adalah 10 mg/L. Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penyimpangan terhadap standar ini yaitu timbulnya bau yang tidak sedap pada air minum dan dapat menyebabkan sakit perut (Sutrisno, 2004). 5. Besi (Fe) Adanya unsur-unsur besi dalam air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini tubuh memerlukan 7- 35 mg unsur tersebut perhari, yang tidak hanya diperolehnya dari air. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi 2 mg/L akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih. Dalam jumlah kecil (Mg) dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar dari 150 mg/L dapat menyebabkan rasa mual (Sutrisno, 2004).



8



Tabel 2.1 Parameter Wajib Persyaratan Kualitas Air Minum



No. 1



Jenis Parameter



Kadar Maksimum yang diperbolehkan



Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi 1) E. Coli 2) Total Bakteri Koliform b. Kimia An-organik 1) Arsen 2) Flourida 3) Total Kromium 4) Kadmium 5) Nitrit (Sebagai NO2-)



2



Satuan



6) Nitrit (Sebagai NO3-) 7) Sianida 8) Selenium Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Fisik 1) Bau 2) Warna 3) Total zat terlarut (TDS) 4) Kekeruhan 5) Rasa 6) Suhu b. Parameter Kimiawi 1) Aluminium 2) Besi 3) Kesadahan 4) Khlorida 5) Mangan 6) pH



Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel



0 0



mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l



0,01 1,5 0,05 0,003 3



mg/l mg/l mg/l



50 0,07 0,01



⁰C



Tidak Berbau 15 500 5 Tidak Berasa Suhu udara ± 3



mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l



0,2 0,3 500 250 0,4 6,5~8,5



TCU mg/l NTU



9



No.



Jenis Parameter 7) Seng 8) Sulfat 9) Tembaga 10) Amonia



Satuan mg/l mg/l mg/l mg/l



Kadar Maksimum yang diperbolehkan 3 250 2 1,5



Sumber : Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tabel 2.2 Parameter Tambahan Persyaratan Kualitas Air Minum



No.



Jenis Parameter



1.



Kimiawi



a.



Bahan Anorganik Raksa Antimon Barium Boron Molybdenum Nikel Sodium Timbal Uranium



b.



Bahan Organik Zat Organik (KMnO4) Deterjen Chlorinated alkaners Carbon tetrachloride Dichloromethane 1,2 Dichloroethane Chlorinated ethenes 1,2 Dichloroethene Trichloroethene Tetrachloroethene Aromatic hydrocarbons Benzene Toluene Xylenes



Satuan



Kadar Maksimum yang diperbolehkan



mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l



0,001 0,02 0,7 0,5 0,07 0,07 200 0,01 0,015



mg/l mg/l



10 0,05



mg/l mg/l mg/l



0,004 0,02 0,05



mg/l mg/l mg/l



0,05 0,02 0,04



mg/l mg/l mg/l



0,01 0,7 0,5



10



No.



Jenis Parameter Ethylbenzene Styrene Chlorinated benzenes 1,2 Dichlorobenzene 1,4 Dichlorobenzene Lain – lain Di(2ethylhexyl)phthalate Acrylamide Epichlorohydrin Hexachlrorobutadiene EDTA Nitrilotriacetic acid (NTA)



c.



Pestisida Alachlor Aldicarb Aldrin dan Dieldrin Atrazine Carbofuran Chlordane Cholorotoluron DDT 1,2 Dibromo-3-chloropropane (DBCP) 2,4 Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) 1,2-Dichloropropane Isoproturon Lindane MCPA Methoxychlor Metolachlor Molinate Pendimerthalin Pentachlorophenol (PCP) Permethrin Simazine Trifluralin Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA 2,4 –DB



mg/l mg/l



Kadar Maksimum yang diperbolehkan 0,3 0,02



mg/l mg/l



1 0,3



mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l



0,008 0,0005 0,0004 0,0006 0,6 0,2



mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l



0,02 0,01 0,00003 0,002 0,007 0,0002 0,03 0,001



mg/l



0,001



mg/l



0,03



mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l



0,04 0,009 0,002 0,002 0,02 0,01 0,006 0,02 0,009 0,3 0,002 0.02



mg/l



0,09



Satuan



11



No.



Jenis Parameter Dichlorprop Fenoprop Mecoprop 2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid



d.



2.



Desinfektan dan Hasil Sampingannya Desinfektan Chlorine Hasil Sampingan Bromate Chlorate Chlorite Chlorophenols 2,4,6-Trichlorophenol (2,4,6 TCP) Bromoform Dibromochloromethane (DBCM) Bromodichloromethane (BDCM) Chloroform Chlorinated Acetic acids Dichloroacetic acid Trichloroacetic acid Chloral hydrate Halogenated acetonitrilies Dichloroacetonitrile Dibromoacetonitrile Cyanogen Chloride (sebagai CN)



mg/l mg/l mg/l mg/l



Kadar Maksimum yang diperbolehkan 0,1 0,009 0,001 0,009



mg/l



5



mg/l mg/l mg/l mg/l



0,01 0,7 0,7



mg/l



0,2



mg/l mg/l mg/l mg/l



0,1 0,1 0,06 0,3



mg/l mg/l



0,05 0,02



mg/l mg/l mg/l



0,02 0,07 0,07



Bq/l Bq/l



0,1 1



Satuan



Radioaktifitas Gross alpha activity Gross beta activity



Sumber : Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010



12



2.2.2 Standar Kualitas Fisik Air Minum Standar fisik juga dapat dilihat dari kondisi fisik, dan bisa diteliti oleh peneliti saat dilapangan, serta bisa pula di uji di laboratorium untuk lebih jelasnya. Adapun standar kualitas air minum dapat dilihat pada dua standar kualitas fisik dan kimia, sebagai berikut. 1. Suhu Suhu air merupakan derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan panas derajat celcius. Suhu air akan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan dan penerimaan penduduk akan air tersebut, terutama jika suhunya sangat tinggi. Suhu yang ideal adalah 50°F-60°F atau 10°C15°C. 2. Warna Warna air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna tampak. Warna asli atau true color adalah warna yang hanya disebabkan oleh substansi terlarut. Warna pada air di laboratorium diukur berdasarkan warna standar yang telah diketahui konsentrasinya. Intensitas warna ini dapat diukur dengan satuan unit warna standar yang dihasilkan oleh 2 mg/L platina (sebagai K2PtCl 6). Standar yang ditetapkan di Indonesia besarnya maksimal 5 unit (Sutrisno, 2004). 3. Bau dan Rasa Bau dan rasa pada air minum akan mengurangi penerimaan penduduk terhadap air tersebut. Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama. Timbulnya rasa pada air minum berkaitan erat dengan bau pada air minum. Pengukuran rasa dan bau tergantung pada reaksi individual sehingga hasil yang dilaporkan tidak mutlak. Standar persyaratan air minum yang menyangkut bau dan rasa yang menyatakan bahwa dalam air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang tidak diinginkan (Sutrisno, 2004).



13



4. Kekeruhan Kekeruhan merupakan sifat optik dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya yang melaluinya terabsorbsi dan terbias dihitung dalam satuan mg/L SiO2, Unit Kekeruhan Nephelometri (UKN). Air akan dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur dan kotor. (Sutrisno, 2004).



2.3 Definisi Reverse Osmosis Reverse osmosis atau osmosis balik merupakan proses yang dilakukan dengan memberikan tekanan atau dorongan, menahan semua ion, melepaskan air murni dan membuang air kotor. Membran reverse osmosis memiliki ukuran pori persepuluh ribu mikron dan dapat menghilangkan zat organik, bakteri, pirogen, juga koloid yang tertahan oleh struktur pori yang berfungsi sebagai penyaring. Reverse osmosis baik untuk TDS rendah maupun tinggi, dimana padatan total terlarut dapat diturunkan sampai tinggal beberapa persen saja dan zat organiknya juga bisa diturunkan. Membran reverse osmosis tidak membunuh



mikroorganisme



melainkan



hanya



menghambat



dan



membuangnya. Osmosis adalah peristiwa difusi dari air yang melewati membran semipermeable dari suatu solution dengan kadar salinitas (TDS) yang rendah ke tinggi, sedangkan reverse osmosis adalah perpindahan air atau larutan dari konsentrasi tinggi (TDS tinggi) ke konsentrasi rendah (TDS rendah) yang dipisahkan oleh membran semipermeable. Proses RO dapat berlangsung apabila tekanan hidrostatik pada larutan konsentrasi tinggi lebih besar daripada tekanan osmotiknya. (Yoshi & Widiasa, 2016) Reverse osmosis adalah alat memisahkan padatan-padatan terlarut dari molekul air dalam larutan menggunakan membran semipermeable yang 14



terbuat dari polimer khusus. Polimer ini memungkinkan molekul air menembusnya namun mampu menahan hampir semua molekul-molekul lain. Tenaga penggerak utama sistem ini adalah tekanan. Tekanan diperlukan untuk mengatasi tekanan osmotik larutan. Membran RO dapat menyaring padatan-padatan pertikulat dan terlarut, namun tidak dapat menyaring gas. Biasanya membran RO dapat menghilangkan lebih dari 90% senyawa berukuran 200 Da atau lebih atau lebih dari 1 Angstrom. Ini berarti membran RO dapat memisahkan padatan tersuspensi, protozoa, bakteri, virus dan patogen lainnya yang terdapat di dalam air (Voutchkov, 2013). Voutchkov (2013) membandingkan beberapa metode desalinasi berdasarkan rentang TDS air baku yang dapat diterima sistem namun tetap bernilai ekonomis serta efektifitas penghilangan kontaminannya. Metode destilasi mampu mengolah air baku dengan TDS 20.000 – 100.000 mg/l, reverse osmosis dengan TDS 50 – 46.000 mg/l, elektrodialisis 200 – 3000 mg/l dan ion exchange 1 – 800 mg/l (Voutchkov, 2013). Tabel 2.3 Perbandingan Efektifitas Tiga Metode Desalinasi



Kontaminan Destilasi (%) TDS >99,9 Pestisida, bahan organik/VOC 50 -90 Patogen >99 TOC >95 Bahan radiologis >99 Nitrat >99 Kalsium >99 Magnesium >99 Bikarbonat >99 Potasium >99



ED/EDR (%) 50 – 90