Laporan KP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROYEK PEMBANGUNAN LOUVIN STUDENT APARTMENT JATINANGOR LAPORAN KERJA PRAKTIK



Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon



Oleh IHYADIN YUSUF NPM : 117130071



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2020/2021



PROYEK PEMBANGUNAN LOUVIN STUDENT APARTMENT JATINANGOR LAPORAN KERJA PRAKTIK



Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon



Oleh IHYADIN YUSUF NPM : 117130071



Cirebon, Agustus 2021 Mengesahkan : Dekan Fakultas Teknik



H. Fathur Rohman., ST., MT. NIK : 617 904 37



LEMBAR PENGESAHAN



LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN LOUVIN STUDENT APARTMENT JATINANGOR



Disusun Oleh : IHYADIN YUSUF NPM : 117130071



Menyetujui, Pembimbing



Sumarman.,Ir,MT. NIK.



POGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GUNUNG JATI CIREBON



PERSETUJUAN PERBAIKAN LAPORAN KERJA PRAKTIK Nama



: Ihyadin Yusuf



NPM



: 117130071



Judul KP



: Proyek Pembangunan Louvin Student Apartment Jatinangor.



Laporan Kerja Praktik ini telah diperbaiki sesuai dengan saran dari penguji dalam Sidang Ujian Laporan Kerja Praktik pada : Hari



: Kamis



Tanggal



: 29 Juli 2021



Menyetujui atas perbaikan Laporan Kerja Prakti No.



Penguji



Paraf



1.



Bukhori, S.T., M.T



2.



Tira Roesdiana, ST., M.Eng



Tanggal



03 Agustus 2021



Cirebon, Agustus 2021 Pembimbing



Sumarman Ir.,MT. NIK.



PERNYATAAN PENULIS LAPORAN KERJA PRAKTIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GUNUNG JATI CIREBON



Dengan ini Praktikan menyatakan bahwa : 1. Karya tulis Laporan Kerja Praktik ini adalah asli dan belum pernah diajukan sebelumnya. 2. Karya tulis ini murni didapat dengan mengikuti kegiatan pelaksanaan pembangunan tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari dosen pembimbing. 3. Dalam karya ini Laporan Kerja Praktik ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan nama pengarang dalam daftar pustaka. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.



Cirebon, Agustus 2021



IHYADIN YUSUF 117130071



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Kerja Praktik dan Laporan Kerja Praktik yang berjudul Proyek Pembangunan Louvin Student Apartment Jatinangor dengan baik dan lancar. Kerja Praktik adalah satu kurikulum Program Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Swadaya Guung Jati Cirebon yang harus diambil oleh setiap mahasiswanya untuk memenuhi syarat akademis untuk menyelesaikan progam studi di Strata-1 (S1). Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan kelancaran pelaksanaan Pelatihan Kerja dan persiapan laporan ini. Dengan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih: 1. Bapak H. Fathur Rohman ST.,MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Swadaya Gunung Jati. 2. Bapak Ohan Farhan., ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil 3. Bapak Sumarman.,Ir.,MT selaku Dosen pembimbing selama kerja praktik dan dalam penyusunan laporan kerja paktik ini. 4. Bapak Akbar Winasis, ST.,MT selaku Wali Dosen kelas D angkatan 2017 5. PT. PP Property Tbk yang telah memberi kesempatan untuk kerja praktik ini. 6. Kedua orang tua dan kakak yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa, untuk kelancaran penyelesaian Kerja Paktik dan pembuatan laporan Kerja Praktik. 7. Teman-teman teknik sipil khususnya teman 2017 kelas 4D dan semua angkatan atas segala dukungannya. 8. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusun, baik secara moril maupun materil, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.



22



Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran para pembaca sehingga dapat lebih baik untuk kedepannya. Penulis berharap laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat di kehidupan masyarakat. Cirebon, Agustus 2021 Penulis,



IHYADIN YUSUF NPM. 117130071



ii



DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG PROYEK ............................................................... 1 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK ........... Error! Bookmark not defined. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTIK ......... Error! Bookmark not defined. 1.4 LOKASI PROYEK ..................................................................................... 2 1.5 LINGKUP KEGIATAN PROYEK............................................................ 3 1.6 LINGKUP PEMBAHASAN KERJA PRAKTIK ..................................... 3 1.7 PENGUMPULAN DATA ........................................................................... 3 BAB 2 URAIAN PROYEK .................................................................................. 5 2.1 DATA PROYEK.......................................................................................... 5 2.2 MANAJEMEN PROYEK .......................................................................... 7 2.3 PENGADAAN BARANG DAN JASA PELELANGAN ........................ 19 BAB 3 PELAKSANAAN PROYEK .................................................................. 22 3.1 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN LINGKUP KERJA PRAKTIK ...................................................................... 22 3.3.1 PEKERJAAN KOLOM ...................................................................... 22 3.3.2 PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI ......................................... 30 3.3.3 PEKERJAAN DINDING GESER (SHEAR WALL) ................................. 39 3.3.4 PEKERJAAN TANGGA ............................................................................... 42 3.3.2 PEKERJAAN BALOK SPANDREL ........................................................... 30



3.3 PERALATAN PROYEK .......................................................................... 47 3.4 MATERIAL PROYEK ............................................................................. 53 3.4 ANALISIS TIME SCHEDULE ............................................................... 56 iii



3.4 PERMASALAHAN DI LAPANGAN ...................................................... 57 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 58 4.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 58 4.2 SARAN ....................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iv



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. 1 Lokasi Proyek ................................................................................... 2



Gambar 2. 1 Skema Struktur Organisasi ............................................................... 8 Gambar 2. 2 Kurva S ........................................................................................... 18



Gambar 3. 1 Flowchart Pekerjaan Kolom ........................................................... 23 Gambar 3. 2 Perangkaian Tulangan .................................................................... 24 Gambar 3. 3 Tempat Fabrikasi Besi .................................................................... 25 Gambar 3. 4 Pemasangan Bekisting Kolom ........................................................ 26 Gambar 3. 5 Pengukuran Garis AS Untuk Pemasangan Bekisting ..................... 27 Gambar 3. 6 Uji Slump Test ................................................................................ 28 Gambar 3. 7 Pengecekan Suhu Beton ................................................................. 28 Gambar 3. 8 Pengecekan Oleh Konsultan MK.................................................... 29 Gambar 3. 9 Penuangan Beton Ke Concrete Pump ............................................. 29 Gambar 3. 10 Pengecoran Kolom........................................................................ 30 Gambar 3. 11 Flowchart Pekerjaan Balok Dan Pelat Lantai ............................... 32 Gambar 3. 12 Tulangan Balok............................................................................. 33 Gambar 3. 13 Pemasangan Bekisting Balok ...................................................... 34 Gambar 3. 14 Pemasangan Bekisting Pelat ......................................................... 35 Gambar 3. 15 Pemasangan Wiremesh ................................................................. 36 Gambar 3. 16 Uji Slump Test .............................................................................. 37 Gambar 3. 17 Pengecoran Balok Dan Pelat Lantai ............................................. 37 Gambar 3. 18 Pengukuran Elevasi Pelat Lantai .................................................. 38 Gambar 3. 19 Pembongkaran Bekisting Pelat ..................................................... 39 Gambar 3. 20 Flowchart Pekerjaan Dinding Geser (Shear Wall) ....................... 40 Gambar 3. 21 Fabrikasi Besi Shear Wall ............................................................ 41 Gambar 3. 22 Pemasangan Bekisting Shear Wall ............................................... 41 Gambar 3. 23 Flowchart Pekerjaan Tangga ........................................................ 42 Gambar 3. 24 Pemasangan Bekisting Tangga ..................................................... 43 v



Gambar 3. 25 Penulangan Struktur Tangga......................................................... 44 Gambar 3. 26 Flowchart Pekerjaan Balok Spandrel............................................ 45 Gambar 3. 27 Penulangan Balok Spandrel .......................................................... 46 Gambar 3. 28 Tower Crane ................................................................................. 47 Gambar 3. 29 Concrete Mixer Truck................................................................... 48 Gambar 3. 30 Concrete Pump ............................................................................. 49 Gambar 3. 31 Pipa Concrete Pump ..................................................................... 49 Gambar 3. 32 Passenger Hoist............................................................................. 50 Gambar 3. 33 Concrete Vibrator ......................................................................... 51 Gambar 3. 34 Kompressor ................................................................................... 51 Gambar 3. 35 Auto Level .................................................................................... 52 Gambar 3. 36 Bar Bender .................................................................................... 52 Gambar 3. 37 Bar Cutter ..................................................................................... 53 Gambar 3. 38 Slump Test .................................................................................... 54 Gambar 3. 39 Baja Tulangan ............................................................................... 54 Gambar 3. 40 Bekisting Alform .......................................................................... 55 Gambar 3. 41 Analisis Time Schedule ............................................................... 56



DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Dimensi Tulangan Kolom ................................................................... 37 Tabel 3. 2 Perencanaan Dimensi Dan Penulangan Balok .................................... 45



vi



DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A Lampiran A 1 Denah Lantai 6 ............................................................................ A-1 Lampiran A 2 Lantai 6 – Tulangan X ................................................................ A-2 Lampiran A 3 Lantai 6 – Tulangan Y ................................................................ A-3 Lampiran A 4 Denah Kolom dan Shear Wall .................................................... A-4 Lampiran A 5 Detail Kolom #1.......................................................................... A-5 Lampiran A 6 Detail Kolom #2.......................................................................... A-6 Lampiran A 7 Detail Shear Wall Lt 4 – Lt 8 ...................................................... A-7 Lampiran A 8 Detail Pelat #1 ........................................................................... A-78 Lampiran A 9 Detail Pelat #2 ........................................................................... A-79 Lampiran A 10 Denah Dan Potongan Balok Spandrel 1 ............................... A-710 Lampiran A 10 Detail Balok Spandrel 1..........................................................A711 Lampiran A 11 Detail Tangga ........................................................................ A-712 Lampiran A 12 Tampak Selatan..................................................................... A-713 Lampiran A 13 Tampak Utara ....................................................................... A-714 Lampiran A 14 Tampak Barat ........................................................................ A-715 Lampiran A 15 Tampak Timur ...................................................................... A-716



LAMPIRAN B Lampiran B 1 Time Schedule............................................................................. B-1



vii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG Louvin Student Apartment Jatinangor Kab. Sumedang Jawa Barat berada di Jalan Ir Soekarno No. 122, Desa Sayang, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Dengan luas bangunan 33.865 m2 di lokasi itu akan dibangun 3 menara. Louvin Apartmen ini dibangun untuk memenuhi seluruh aspek kebutuhan energi millenials dalam menjalankan segala bentuk aktivitas Pendidikan maupun sosial dan terletak di lokasi super strategis dikelilingi oleh 4 universitas terbesar di Indonesia selain itu juga pembangunan Airport International Jawa Barat di Kertajati serta pembangunan Tol Cisumdawu. Apartmen Louvin ini anti Narkoba yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). PT. PP Property Tbk didirikan tahun 2013 adalah anak perusahaan PT. PP (Persero) Tbk yang telah ada sejak tahun 1991. Ruang lingkup kegiatan adalah bergerak dalam jasa, pembangunan, dan perdagangan. Kegiatan utama PP Property adalah melakukan pengembangan properti seperti apartemen, hotel, perkantoran, mall, pusat perdagangan dan perumahan untuk dijual dan disewakan. Pembangunan gedung bertingkat harus memperhatikan fungsi bangunan, kemanan, kekuatan, kestabilan, keindahan dan pertimbangan ekonomis. Aspek keamanan merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dalam merencanakan bangunan, karena menyangkut hidup orang. Untuk wilayah Indonesua yang terletak pada daerah rawan gempa, maka gedung perlu direncanakan tahan terhadap gempa yang kemungkina terjadi.



1



2



1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK Pembangunan Louvin Student Apartment ini bertujuan : 1. Dibangun sebagai apartment di kawasan pendidikan Jatinangor. 2. Terciptanya hunian dengan satu – satunya apartmen anti narkoba dan salah satu pilihan terbaik untuk mahasiswa dan investasi. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTIK Maksud dari Kerja Praktik adalah untuk memenuhi salah satu syarat agar bisa menyelesaikan studi pada jurusan Teknik Sipil Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Selain itu maksud dari Kerja Praktik juga adalah memperoleh kerja yang nyata sehingga segala aspek teoritis dapat di praktekan selama pendidikan formal yang dapat di realisasikan dalam dunia pekerjaan yang sesugguhnya. Tujuan dari Kerja Praktik adalah : 1.



Menambah pengetahuan ilmu mahasiswa



2.



Mahasiswa mampu memahami membandingkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dan di lapangan.



3.



Menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja khusunya dalam proyek konstruksi



1.4 LOKASI PROYEK Ir Soekarno No. 122, Desa Sayang, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, Jawa Barat.



Gambar 1. 1 Lokasi Proyek Sumber : Google Earth



3



1.5 LINGKUP KEGIATAN PROYEK Tahapan yang dilakukan secara garis besar adalah sebagai berikut : 1.



Pekerjaan Struktur a. Pekerjaan Persiapan Tanah, Pondasi Bor Pile, GWT, Kolom, Shear Wall, Balok, Balok Spandrel



2.



Pekerjaan Arsitektur



3.



Pekerjaan Mechanical Electrical



4.



Plumbing



5.



Pekerjaan Lain Lain



1.6 LINGKUP PEMBAHASAN KERJA PRAKTIK Pelaksanaan Kerja Praktik mulai dari 11 Januari 2021, maka yang dapat penyusun fokuskan hanya pekerjaan struktur mulai dari lantai 6 yaitu pekerjaan kolom, balok, pelat lantai, shear wall, balok spandrel, tangga. 1.1 PENGUMPULAN DATA Laporan Kerja Praktik ini menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunannya. Adapun metode0metode yang digunakan untuk memperoleh data antara lain adalah : 1. Metode observasi (pengamatan) Dalam metode observasi ini pelaksanaan yang digunakan adalah dengan mengamati proses pekerjaan yang berlangsung di proyek pembangunan Louvin Apartment. 2. Metode Interview (wawancara langsung) Dalam metode interview ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara secara langsung kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan, salah satunya dengan memberikan pertanyaan kepada pihak yang terkait 3. Metode Pustaka (Literatur) Dalam metode pustaka, mencari informasi dengan mengumpulkan data dalam proyek pembangunan Louvin Apartment.



4



4. Metode Instrumen Dalam metode instrumen pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti kamera ataupun alat tulis guna mendapatkan data-data ataupun informasi mengenai proyek pembangunan Louvin Apartment.



BAB 2 URAIAN PROYEK 2.1 DATA PROYEK Data Administrasi Data Proyek Meliputi : a.



Nama proyek



b. Lokasi



: Louvin Student Apartment : Jl. Ir Soekarno No. 122, Desa Sayang, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, Jawa Barat.



c. Owner



: PT. PP PROPERTY Tbk



d. Kontraktor



: PT. PP Tbk



e. Konsultan MK



: PT. TRIMATRA



f. Konsultan Perencana : PT. Aboday Architect, PT. Cipta Sukses g. Konsultan MEP



: PT. Duta Pratama Engineering



h. Dana pembangunan : Rp 201.300.000.000,00 i. Waktu pelaksanaan : 23 Bulan



5



6



Data Teknis Luas Bangunan



: 33.865 m2



Sistem Pondasi



: Bored Pile



Tipe Struktur



: Struktur Beton



Jumlah Lantai



: 28 Lantai



Tinggi Lantai



: 3,15 m



Mutu Beton



: - fc 35 Mpa (balok, pelat lantai, tangga). - fc 50 Mpa (kolom, shearwall, spandrel).



7



1.3 MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah proses merencanakan, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Agar proses berjalan dengan lancer maka di buatlah jadwal waktu pelaksanaan. Waktu pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal perencanaan dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya, durasi, dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Manajemen



proyek



adalah



semua



perencanaan,



pelaksanaan,



pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2002).



Organisasi Proyek Organisasi dalam proyek konstruksi merupakan hal yang sangat penting. Dalan organisasi suatu proyek terdapat makna usaha, kerjasama, dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Ervianto (2004), definisi dari organisasi adalah bersatunya kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi, dan berfungsi mempertemukan menjadi satu tujuan. Hobbs dan Menard (Hobbs, 1993) mengidentifikasi 7 faktor yang berpengaruh dalah pemilihan struktur organisasi manajemen proyek yakni : 1. Ukuran proyek 2. Kebijakan strategis 3. Kebutuhan terhadap inovasi terbaru 4. Kebutuhan terhadap integrasi (jumlah departemen yang terlibat0 5. Kompleksitas lingkungan 6. Konstrain waktu dan anggaran



8



7. Stabilitas permintaan sumber daya. Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sebuah proyek kontruksi bagian-bagian manajemen struktur organisasi yang ada didalamanya antara lain :



Keterangan :



: Hubungan Kontrak : Hubungan Koordinasi



Gambar 2. 1 Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek



9



a. Pemilik Proyek (Owner) Pemilik proyek menurut UU No. 18 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha yang diberi kuasa secara hukum untuk bertindak mewakili kepentingan pengguna jasa/ pemilik proyek secara penuh atau terbatas dalam hubungannya dengan penyedia jasa (konsultan perencana, pengawas, dan pelaksana/ kontraktor). Berikut penjelasan mengenai wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan, diantaranya : 1.



Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masingmasing kontraktor.



2.



Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan. Tugas dan tanggung jawab owner dalam proyek konstruksi



bangunan adalah : 1.



Mengadakan perjanjian kerja dengan konsultan perencana, pengawas dan pelaksana (kontraktor) serta menandatangani naskah serah terima.



2.



Membentuk panitia tender yang bertugas membantu pimpinan proyek dalam menentukan konsultan perencana atau pengawas serta pelaksana proyek.



3.



Memutuskan pemenang tender yang diusulkan oleh panitia tender.



4.



Menunjuk konsultan perencana untuk gedung yang dibangun.



5.



Bertanggung jawab atas selesainya proyek sesuai dengan ketentuan perjanjian yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS).



6.



Menyetujui dan menetapkan pembayaran bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.



10



7.



Bertanggung jawab terhadap proyek yang dipimpin baik desri segi fisik maupun keuangan.



b. Konsultan Perencana Pengertian Konsultan Perencana merupakan adanya sebuah pihak yang ditugaskan dengan seorang klien untuk melakukan pekerjaan perencanaan. Perencana bisa perusahaan dan perorangan, baik swasta maupun dalam suatu pemerintah. Konsultan perencanaan bertanggung jawab untuk perencanaan struktur, lanskap, arsitektur, elektromekanik, rencana anggaran (RAB) dan sebuah dokumen dalam pelengkap lainnya. Konsultan perencanaan menerima proyek yakni dengan melalui sebuah proses lelang yang dilakukan oleh panitia tender untuk pekerjaan konstruksi. Tugas dan wewenang konsultan perencana : 1.



Tugas konsultan perencana a) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek. b) Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan. c) Membuat rencana anggaran biaya (RAB). d) Memproyeksikan gagasan atau ide-ide kreatif pemilik proyek ke dalam desain bangunan. e) Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan



pekerjaan



di



lapangan



yang



tidak



memungkinkan untuk dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang telah dibuat. f)



Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur bangunan jika terjadi kegagalan konstruksi.



g) Mengurus perizinan mendirikan bangunan (IMB). 2.



Wewenang Konsultan Perencana



11



a) Mempertahankan desain (konsep perancangan) dalam hal adanya



pihak







pihak



pelaksana



bangunan



yang



melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana. b) Menentukan warna, spesifikasi dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. c) Mengumpulkan data dan informasi dari lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, konsultasi kepada pihak pemerintah setempat terkait regulasi daerah, membuat program perencanaan serta gagasan terhadap program yang dicanangkan. c. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Berdasarkan Permen PUPR 22 tahun 2018, konsultan manajemen konstruksi diperlukan Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan kriteria : 1.



Klasifikasi tidak sederhana dengan ketentuan jumlah lantai diatas 4 (empat) lantai dan dengan luas bangunan minimal 5.000 m2 (lima ribu meter persegi) untuk pembangunan baru, perluasan dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.



2.



Perawatan bangunan gedung negara kecuali rumah negarauntuk tingkat kerusakan berat dan perawatan terkait keselamatan bangunan.



3.



Bangunan gedung negara klasifikasi bangunan khusus.



4.



Melibatkan lebih dari satu penyedia jasa baik perencanaan maupun pelaksana konstruksi.



5.



Pelaksanaanya lebih dari satu tahun anggaran dengan menggunakan kontrak tahun jamak. Konsultan manajemen konstruksi dalam proyek memiliki



tugas sebagai berikut : 1.



Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.



12



2.



Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.



3.



Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek berdasarkan laporan teknis dari konsultan perencana untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.



4.



Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.



5.



Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan



kontraktor



sebagai



pedoman



pelaksanaan



pembangunan proyek. 6.



Memilih dan memberikan persetujuan mengenai spesifikasi, tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya. Wewenang yang dimiliki konsultan manajemen kontruksi di



proyek adalah sebagai berikut : 1.



Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.



2.



Menghentikan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jika kontraktor tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.



3.



Memberikan tanggapan atas usul pihak kontraktor.



4.



Memeriksa gambar shopdrawing dan spesifikasinya pelaksana proyek.



5.



Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubaha.



6.



Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.



13



Konsultan



pengawas



biasanya



dibutuhkan



ketika



pelaksanaannya pada proyek bangunan skala besar seperti gedung bertingkat tinggi. d. Pelaksana Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang jasa kontruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya. Tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan pelaksana dalam proyek konstruksi adalah : 1.



Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;



2.



Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek;



3.



Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuia dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat;



4.



Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan surat perjanjian kontrak;



5.



Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana;



6.



Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan.



7.



Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.



Jenis Metode Pembayaran Proyek Metode pembayaraan adalah cara yang dilakukan pemilik proyek untuk membayar barang dan jasa. Metode pembayaran pada proyek Louvin Apartemen menggunakan sistem pembayaran termin. Secara sederhana termin adalah sistem cicilan karena pembayarannya secara bertahap sesuai dengan dokumen perjanjian yang telah dibuat



14



oleh pihak – pihak yang terikat. Sistem termin dikaitkan dengan prestasi kemajuan pekerjaan atau sering disebut dengan bobot prestasi, oleh karena itu ada istilah termin pertama, termin kedua dan seterusnya. Jenis – jenis metode pembayaran diantaranya sebagai berikut : A. Sistem Termin Angsuran pembayaran setelah progress tertentu tercapai, misalnya setelah progress bernilai 25, 40, 60, 80 dan 100%, yang disebut dengan sistem termin. Sistem ini biasanya diberlakukan untuk kontrak lump sum, berdasarkan



permintaan



kontraktor.



Untuk



kepentingan



pengendalian, pencapaian progress bulanan tetap diperlukan, agar dapat dilakukan tindakan-tindakan koreksi jika diperlukan serta guna keperluan pelaporan. B. Sistem MC (Monthly Certificate) Sistem MC atau Monthly Certificate, adalah sistem pembayaran yang ditetapkan dalam kontrak berdasarkan prestasi bulanan yang tercapai. Umumnya sistem ini berlaku untuk kontrak pekerjaan jalan dan pengairan. Kontrak-kontrak pekerjaan yang berbantuan Luar Negeri, selalu mensyaratkan pembayaran dengan sistem MC. C. Sistem Turn Key Sistem ini merupakan salah satu alternatif kontrak berdasarkan lump sum yang pembayarannya dilakukan setelah pekerjaan selesai seluruhnya, yang kontraknya disebut turn key contract. Biasanya ini berlaku pada pekerjaan yang unitnya kecil-kecil dan seragam yang jumlah unitnya banyak. Biasanya ditemui pada kontrak pekerjaan di kalangan swasta.



Kinerja Waktu a.



Time Schedule Time Scheule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek yang secara



15



keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk : 1.



Kurva S



2.



Bar Chat



3.



Network Planning



4.



Schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau waktu tertentu



5.



Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms project Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada proyek



konstruksi antara lain : 1.



Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan



2.



Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan dilaksanakan



3.



Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja



4.



Time



schedule



juga



berfungsi



sebaga



alat



untuk



mengendalikan waktu pelaksanaan proyek 5.



Sebagai tlak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan



6.



Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kntrak kerja proyek konstruksi



7.



Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu



8.



Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek



9.



Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal



pelaksanaan proyek yang baik dibutuhkan :



16



1.



Gambar kerja proyek



2.



Rencanan anggaran biaya pelaksanaan proyek



3.



Bill of Quatity (BQ) atau daftar volume pekerjaan



4.



Data lokasi proyek berada



5.



Data sumber daya meliputi material, penelitian, sub kontraktor yang tersedia disekitar lokasi proyek berlangsung.



6.



Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus didatangkan ke lokasi proyek.



7.



Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.



8.



Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.



9.



Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.



10. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masingmasing item pekerjaan. 11. Data kapasitas prosukdi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, material. 12. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan, tenggang waktu pembayaran progres dan lain-lain. b.



Kurva S Kurva S sendiri adalah sebuah jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk grafis yang dapat memberikan bermacam ukuran kemajuan pekerjaan pada sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini dapat dipakai untuk pengujian ekonomi dan mengatur pembebanan sumber daya serta alokasinya, menguji perpaduan kegiatan terhadap rencana kerja, pembandingan kinerja aktual target rencana atau anggaran biaya untuk keperluan evaluasi dan



analisis



penyimpangan.



Kriteria



kemajuan



pekerjaan



ditampilkan dalam bentuk persentase kumulatif bobot prestasi pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah



17



kuantitas atau volume pekerjaan, kebutuhan berbagai sumber daya dan masih banyak lagi ukuran lainnya. Kurva-S pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi pengeluaran biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam menyatakan apakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-S tersebut hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki



akurasi



yang



tidak



tinggi



dalam



menyatakan



keterlambatan proyek. Kurva-S ini terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan varian (penyimpanan tau deviasi) yang dapat berupa Ahead (realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana) atau on-time (sesuai rencana). Penyebab membentuk huruf S di dalam kurva S dikarenakan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut: 1.



Kemajuan pada awalnya bergerak lambat



2.



Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.



3.



Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, Kurva S yang



baik adalah pelan disaat awal pekerjaan kemudian cepat di tengah dan santai lagi di akhir jadwal. Bentuk grafik ini perlu dibuat sebaik mungkin karena akan mempengaruhi arus keuangan proyek dan penjadwalan pendatangan material serta hal-hal penting lainya.



18



Gambar 2. 2 Kurva S Teknis membuat kurva S : 1.



Buka lembar ms. excel akan lebih mudah jika sheet kurva S berdampingan dengan Bill of Quantity (BoQ) atau RAB (Rencana Anggaran Biaya) agar memudahkan dalam melakukan link



volume, harga satuan dan jenis satuan pekerjaan yang tercantum pada BoQ. 2.



Menentukan jadwal (waktu penyelesaian) dari masing masing item pekerjaan tersebut



3.



Menghitung bobot (persentase), dari masing masing kegiatan tersebut, yaitu perbandingan antara biaya masing-masing item pekerjaan tersebut terhadap biaya total.



4.



Mendistribusikan bobot kegiatan tersebut (secara merata), yaitu dengan membagi bobot dengan durasi masing-masing item pekerjaan tersebut, sehingga diperoleh bobot persatuan waktu.



5.



Menjumlahkan bobot kegiatan yang terdistribusi tersebut secara kumulatif untuk setiap satuan waktu, yaitu dari waktu permulaan proyek sampai dengan waktu penyelesaian proyek.



19



6.



Menuliskan nilai hasil penjumlahan tersebut pada bagian bawah diagram batang.



7.



Plot titik titik pada diagram batang sesuai dengan nilai hasil penjumlahan untuk masing masing waktunya.



8.



Menghubungkan titik titik yang sudah diplot tersebut maka diperoleh kurva S.



c.



Deviasi Progress Deviasi progress adalah selisi antara progress realisasi terhadap progress rencana dalam satuan pekerjaan, jika nilainya positif maka terjadi percepatan pekerjaan, namun jika nilainya negatif maka terjadi keterlambatan pekerjaan pekerjaan pada periode waktu pekerjaan tersebut. Berdasarkan sumbernya, maka sebab keterlambatan dapat dibedakan menjadi 3(tiga) yaitu : 1.



Keterlambatan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor (contractor’s fault).



2.



Keterlambatan yang disebabkan oleh kelalaian pemiik proyek/konsultan (employer’s/consultan’s fault).



3.



Keterlambatan di luar kendali kedua belah pihak (neutral delay).



2.3 PENGADAAN BARANG DAN JASA PELELANGAN Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak – pihak yang terkait secara taat sehingga terpilih penyedia terbaik. Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat dalam dokumen penawaran peserta lainnya, maka secara tidak langsung para



20



peserta lelang dapat mengawasi panitia pengadaan barang/jasa dalam melakukan proses evaluasi dokumen penawaran tersebut. Dengan demikian proses penentuan pemenang lelang menjadi terbuka dan bebas dari kecurangan. Karena itulah, meskipun tidak ada kewajiban untuk hadir dalam acara pembukaan penawaran, setiap peserta lelang selalu berusaha untuk hadir dalam acara tersebut. Tata cara pembukaan dokumen, siapa saja yang diperkanankan hadir, serta dokumen apa saja yang harus dibuka pada acara tersebut telah diatur dalam Peraturan Presiden R.I nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penggunaan tender pada suatu proyek merupakan salah satu proses untuk pengadaan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelelangan dapat dilaksanakan setelah semua persiapan pembuatan rencana kerja telah selesai dikerjakan. Melalui pelelangan diharapkan akan didapat biaya pelaksanaan seminimal mungkin serta hasil pelaksanaan pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Sistem Pelelangan Proyek Pelaksanaan pelelangan dilakukan oleh pemilik proyek (owner) dengan mengundang beberapa perusahaan pelaksana (kontraktor) untuk mengajukan besarnya dana rencana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu proyek. Sistem pelelangan pada proyek pembangunan Louvin Student Apartment adalah secara sistem pelelangan umum. Sistem pelelangan memiliki beberapa metode, yaitu : 1.



Pelelangan Umum, adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang/jasa yang dilakukan secara umum atau terbuka, sehingga masyarakat umum bisa mengikutinya.



2.



Pelelangan Terbatas adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang/jasa dimana jumlah penyedia barang/jasa diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks.



21



3.



Pemilihan Langsung, adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang/jasa dengan melakukan perbandingan antara beberapa penyedia barang/jasa yang nantinya akan dipilih satu sebagai pemenang.



4.



Penunjukan Langsung, adalah sebuah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan melakukan penunjukkan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa sebagai pemenang.



BAB 3 PELAKSANAAN PROYEK 3.3 TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN LINGKUP KERJA PRAKTIK Proyek pembangunan Louvin Student Apartment Jatinangor ini memiliki 28 lantai. Tahapan pekerjaan dimulai dari basement 1 (satu) dan basement 2 (dua) dan selanjutnya dibangun sampai dengan lantai 28.



3.3.1 PEKERJAAN KOLOM Kolom merupakan batang tekan vertical sari struktur rangka yang menahan beban dari balok dan struktur-struktur diatasnya. Pada pekerjaan kolom Proyek Pembanguunan Louvin Apartment ini dilakukan sesuai dengan perencanaan strukturnya. Terdapat perbedaan dimensi kolom yaitu:



Tabel 3.1 Dimensi Tulangan Kolom



22



23



H MULAI



PEMASANGAN TULANGAN



PEMASANGAN BEKISTING



PENGECORAN KOLOM



PEMBONGKARAN BEKISTING



SELESAI



Gambar 3. 1 Flowchart Pekerjaan Kolom



A. Pemasangan Tulangan Tulangan adalah hal terpenting dalam sebuah struktur. Tulangan dapat memperkuat beton. Tulangan yang dipasang dalam sebuah beton harus sesuai, agar nantinya menghasilkan sebuah kolom yang kuat dan kokoh. Langkah-langkah yang dilakukan saat pemasangan tulangan kolom adalah :



24



a.



Pemotongan dan pembengkokan tulangan. Pada tahap pemotongan menggunakan alat bar cutter, sedangkan untuk pembengkokan menggunakan alat bar bender



b.



Pada tahap pemasangan tulangan, pertama kali yang dipasang adalah tulangan pokok kemudian disatukan dengan tulangan kolom sebelumnya



c.



Dipasang tulangan sengkang yang sudah dibentuk, dirakit dan diletakkan pada posisi jarak yang sudah di tentukan, dan diikat ke tulangan pokok menggunakan kawat.



d.



Sengkang pada bagian ujung-ujung kolom dipasang lebih merapat karena ujung kolom dan bagian tumpuan menerima gaya geser.



e.



Tulangan yang sudah dirangkai dipindahkan dari lokasi pabrikasi ke lokasi pemasangan dengan mengunakan alat Tower Crane (TC).



Gambar 3. 2 Perangkaian Tulangan Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2021



25



Gambar 3. 3 Tempat Pabrikasi Besi Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik,2021



B. Pemasangan Bekisting Pada proyek ini, bekisting yang digunakkan adalah bekisting alumunium. material yang digunakan untuk bekisting adalah alumunium. Bekisting jenis ini dinilai lebih efektif untuk pembangunan gedung-gedung tinggi dengan lantai tipikal. Dimana setiap lantainya tidak terdapat perbedaan struktur yang signifikan. Sehingga ketika bekisting suatu pengecoran sudah dapat dibongkar, bekisting tersebut dapat digunakan kembali untuk pengecoran lantai di atasnya



Langkah-langkah yang dilakukan untuk pemasangan bekisting yaitu : a.



Melakukan pengukuran selimut beton dari kolom dan pemasangan beton decking.



b.



Melapisi bekisting dengan pelumas agar saat pelepasan bekisting tidak menempel.



c.



Setelah itu, bekisting kemudian di pasang pada tulangan kolom.



26



d.



Proses berikutnya adalah pemasangan pengunci bekisting kolom itu sendiri.



Gambar 3. 4 Pemasangan Bekisting Kolom Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2021



C. Pengecoran Kolom Pengecoran kolom memakai beton dari Ready Mix dengan mutu beton fc 50 mpa. Langkah-langkah pengecoran kolom :



27



a.



Sebelum pengecoran adanya ceklis atau pengecekan tulangan oleh MK apakah sudah sesuai dengan shop drawing.



b.



Melakukan uji test slump dan suhu dari beton.



c.



Setelah uji test slump beton dimasukan ke alat Concrete Pump.



d.



Beton yang sudah naik ke atas langsung dituangkan.



e.



Gunakan alat vibrator agar beton masuk secara merata mengisi semua rongga kosong yang ada. Selama



proses



pengecoran



berlangsung,



untuk



meratakan dan membuat beton tidak terdapat rongga udara diantara beton yang membuat jadi keropos maka digunakan sebuah concrete vibrator. Pengecoran kolom dihentikan ketika sudah mencapai titik bawah balok struktur diatasnya.



Gambar 3.5 Pengukuran Garis As Untuk Pemasangan Bekisting Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



28



Gambar 3.6 Uji Slump Test Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Gambar 3.7 Pengecekan Suhu Beton Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



29



Gambar 3.8 Pengecekan oleh konsultan MK Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Gambar 3.9 Penuangan Beton ke Concrete Pump Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



30



Gambar 3.10 Pengecoran Kolom Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



D. Pembongkaran Bekisting Kolom Pelepasan bekisting kolom dilakukan saat beton dianggap mengeras. Proses pembongkaran bekisting kolom yaitu : a.



Pembongkaran dilakukan terlebih dahulu melepas tiang penyangga penahan bekisting.



b.



Pengendoran baut/wing nut yang terdapat pada corner tie holder. Setelah itu bekisting pada keempat sisi kolom digeser ke arah luar kolom.



3.3.2 PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI Balok adalah batang horizontal dari rangka struktural yang memikul beban tegak lurus sepanjang beban tersebut (biasanya berasal dari dinding, pelat, atau atap bangunan) dan menyalurkan beban pada kolom atau struktur yang ada di bawahnya. Beban horizontal yang dapat



31



berupa beban gempa dan angin yang diterima dinding sehngga disalurkan ke kolom struktur. Tabel 3.2 Perencanaan Dimensi dan Penulangan Balok



Sumber : Gambar kerja



Plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung tetapi lantai tingkat pembatas antara tingkat lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok dengan kolom yang menjadi tumpuannya. Dalam ilmu struktur, ketebalan pelat beton yang berfungsi sebagai lantai minimal adalah 12 cm. Penulangan pelat ada 2 macam, yaitu tulangan positif (tulangan yang ada di bagian tengah dan lokasinya berada di bawah) serta tulangan negative (tulangan yang ada di bagian atas pelat dan lokasinya berada di daerah tumpuan atau balok.



32



H MULAI



PEMASANGAN BEKISTING



PEMASANGAN TULANGAN BALOK DAN PELAT LANTAI



PENGECORAN BALOK DAN PELAT LANTAI



PEMBONGKARAN BEKISTING



SELESAI



Gambar 3. 11 Flowchart Pekerjaan Balok Dan Pelat Lantai



A. Pemasangan Tulangan Langkah-langkah yang dilakukan saat pemasangan tulangan balok adalah : a.



Bekisting bagian bawah dibersihkan dari sisa kotoran menggunakan air kompressor.



b.



Memasang di atas beton decking



c.



Ujung tulangan bagian bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran.



d.



Sambungan pada penulangan dilakukan overlapping.



33



e.



Dilakukan pemasangan tulangan sengkang dan dilakukan pengikatan menggunakan kawat bendrat.



Gambar 3.12 Tulangan Balok Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



B. Pemasangan Bekisting Bekisting merupakan struktur sementara yang dapat memikul berat sendiri, beton dalam kondisi basah, hidup, serta beban peralatan kerja. Langkah-langkah proses pemasangan bekisting balok adalah : a.



Melapisi bekisting dengan pelumas agar saat pelepasan bekisting tidak menempel.



b.



Setelah itu memasang beton decking dibagian bawah, kemudian di pasang pada tulangan kolom.



c.



Proses berikutnya adalah pemasangan tiang penyangga dan pengunci bekisting kolom itu sendiri.



34



Gambar 3.13 Pemasangan Bekisting Balok Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2021



C. Pemasangan Bekisting Pelat Lantai Setelah pemasangan bekisting balok selanjutnya adalah pemasangan bekisting pelat lantai. a.



Pasang bekisting dan penyangga bekisting.



b.



Berikan pelumas bekisting agar saat pelepasan tidak menempel.



35



Gambar 3.14 Pemasangan Bekisting Pelat Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



D. Pemasangan Tulangan Pelat Lantai Langkah-langkah pemasangan tulangan pelat lantai : a.



Pemasangan beton decking untuk memberikan jarak selimut beton.



b.



Untuk tulangan pelat menggunakan wiremesh M6-150, diikat menggunakan kawat bendrat.



c.



Memasang penumpu tulangan agar wiremesh bawah tidak menempel ke wiremesh atas.



36



Gambar 3.15 Pemasangan wiremesh Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021 E. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai Setelah bekisting dan penulangan selesai berikutnya adalah tahap pengecoran balok dan pelat lantai. Pekerjaan ini mengggunakan beton ready mix. Beton ready mix merupakan beton siap pakai yang dibuat sesuai mutu pesanan sehingga pelaksana proyek dapat langsung menggunakan untuk proses pengecoran. Supplier beton ready mix pada proyek pembangunan Louvin Student Apartment adalah PT. Adhi Mix. Pengangkutan beton dari tempat pembuatan beton ready mix ke lokasi proyek menggunakan concrete pump. Pengecoran menggunakan beton ready mix dengan mutu beton fc 35. Tahapan dalam melakukan pengecoran adalah : a.



Sebelum melakukan pengecoran, dilakukan pembersihan bekisting sampai benar-benar bersih menggunakan air kompresor dan memberi pelumas bekisting.



37



b.



Setelah concrete mixer truck datang maka diambil sampel untuk uji slump test, setelah slump test disetujui, kemudian persiapkan concrete mixer truck dan concrete pump.



c.



Ready mix di semprotkan pada balok dan pelat lantai, beton yang sudah di cor diratakan kemudain dipadatkan dengan concrete vibrator.



d.



Menggunakan alat Auto Level untuk menentukan rata elevasi pelat lantai.



Gambar 3.16 Uji Slump Test Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Gambar 3.17 Pengecoran Balok dan Pelat Lantai Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



38



Gambar 3. 18 Pengukuran elevasi pelat lantai Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



F. Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Lantai Setelah Pekerjaan pengecoran selanjutnya adalah tahap pembongkaran bekisting pelat lantai. pembongkaran bekisting balok dan bekisting pelat tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan, biasanya pembongkaran pelat terlebih dahulu menyusul balok.



39



Gambar 3.19 Pembongkaran Bekisting Pelat Lantai Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2020



3.3.3 PEKERJAAN DINDING GESER (SHEAR WALL) Shear Wall biasa disebut juga dengan dinding geser. Shear Wall ini adalah jenis struktur dinding berbentuk beton bertulang yang dirancang secara khusus untuk bisa menahan gaya geser lateral saat terjadi gempa bumi. Fungsi dari dinding geser sebenarnya ada dua yaitu sebagai berikut: 



Dari sisi kekuatan, shear wall berfungsi untuk memberikan kekuatan lateral untuk melawan gempa horizontal. Saat dinding geser kokoh atau kuat maka ia akan mentransfer gaya horizontal tadi ke elemen berikutnya dalam jalur beban di bawahnya. Contohnya dinding geser lain, pondasi dinding, footings dan juga lantai.







Dari sisi kekakuan, dinding geser bisa memberikan kekakuan lateral yang berfungsi untuk mencegah lantai dan atap mengalami goyangan atau gerakan berlebih.



40



H MULAI



PEMASANGAN TULANGAN



PEMASANGAN BEKISTING



PENGECORAN DINDING GESER (SHEAR WALL)



PEMBONGKARAN BEKISTING



SELESAI



Gambar 3. 20 Flowchart Pekerjaan Dinding Geser (Shear Wall)



A. Pemasangan Tulangan Langkah-langkah yang dilakukan saat pemasangan tulangan adalah : 1.



Fabrikasi pembesian dinding shear wall.



2.



Pemasangan tulangan vertikal yang dicor bersamaan dengan pelat lantai.



3.



Pemasangan tulangan horizontal, diikat dengan kawat bendrat.



41



Gambar 3.21 Fabrikasi Besi Shear Wall Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021 B. Pemasangan Bekisting Pemasangan bekisting pada dua sisi luar. Pada bekisting diusahakan menggunakan as drat untuk mengunci dua bekisting agar tidak terjadi beton yang bunting.



Gambar 3.22 Pemasangan Bekisting Shear Wall Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



C. Pengecoran Shear Wall Sebelum dilakukan pengecoran adanya ceklis oleh konsultan MK apakah sudah sesuai dengan shop drawing atau



42



belum. Ketika semuanya telah sesuai pengecoran dilakukan dengan beton ready mix D. Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mengeras, biasanya dilakukan pembongkaran seminggu setelah pengecoran. Bekisting yang sebelumnya masih bisa dipakai untuk dilantai selanjutnya.



3.3.4 PEKERJAAN TANGGA Tangga adalah sebuah sarana prnghubung antar lantai dalam suatu gedung. Berikut merupakaan tahapan dalam pembuatan tangga dalam proyek pembangunan Louvin Student Apartment: H MULAI



PEMASANGAN BEKISTING



PEMASANGAN TULANGAN



PENGECORAN TANGGA



PEMBONGKARAN BEKISTING



SELESAI



Gambar 3.23 Flowchart Pekerjaan Tangga



43



A. Pemasangan Bekisting



Untuk bekisting tangga, bahan yang digunakan yaitu masih sama menggunakan bekisting alfom yang berbahan alumunium.



Gambar 3.24 Pemasangan Bekisting Tangga Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



B. Penulangan Tangga Langkah-langkah yang dilakukan saat pemasangan tulangan tangga adalah : a.



Pembersihan dasar plat tangga



b.



Memasang tulangan bawah yang di bawah tulangan tangga diberi beton decking.



c.



Pemasangan tulangan anak tangga dengan cara diikat dengan kawat dan dipasang tulangan memanjang untuk memperkuat anak tangga.



44



Gambar 3.25 Penulangan Struktur Tangga Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



C. Pengecoran Tangga Pengecoran tangga dilakukan setelah bekisting dan penulangan terpasang. Pada proyek ini pengecoran tangga dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat dan balok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pekerjaan pengecoran : a.



Test terlebih dahulu campuran beton ready mix yang baru datang dengan uji slump test.



b.



Setelah slump test disetujui kemudian dilakukan pengecoran tangga.



c.



Untuk mentransfer beton dari concrete mixer truck ke lokasi yang akan di cor menggunakan alat concrete pump.



d.



Gunakan



concrete



vibrator



untuk



memadatkan



dan



meratakan campuran beton tersebut agar tidak ada ronggarongga udara.



45



D. Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mengeras, biasanya dilakukan pembongkaran seminggu setelah pengecoran. Bekisting yang sebelumnya masih bisa dipakai untuk tangga dilantai selanjutnya.



3.3.5 PEKERJAAN BALOK SPANDREL Balok Spandrel adalah balok yang mendukung dinding luar bangunan yang dalam beberapa hal dapat juga menahan sebagian beban lantai. Balok ini dipasang diantara dinding Shear Wall dengan jarak antar tulangan begitu rapat. H MULAI



PEMASANGAN TULANGAN



PEMASANGAN BEKISTING



PENGECORAN SPANDREL



PEMBONGKARAN BEKISTING



SELESAI



Gambar 3.26 Flowchart Pekerjaan Balok Spandrel



46



A. Pemasangan Tulangan Balok Spandrel Tulangan balok spandrel dipasang terlebih dahulu tulangan horizontal kemudian dipasang sengkang dan diikat menggunakan kawat bendrat.



Gambar 3.27 Penulangan Balok Spandrel Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



B. Pemasangan Bekisting Untuk bekisting Balok Spandrel, bahan yang digunakan yaitu masih sama menggunakan bekisting alfom yang berbahan alumunium. C. Pengecoran Balok Spandrel Langkah-langkah yang dilakukan dalam pekerjaan pengecoran : e.



Test terlebih dahulu campuran beton ready mix yang baru datang dengan uji slump test.



f.



Setelah slump test disetujui kemudian dilakukan pengecoran.



g.



Untuk mentransfer beton dari concrete mixer truck ke lokasi yang akan di cor menggunakan alat concrete pump.



47



h.



Gunakan



concrete



vibrator



untuk



memadatkan



dan



meratakan campuran beton tersebut agar tidak ada ronggarongga udara. D. Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mengeras, biasanya dilakukan pembongkaran seminggu setelah pengecoran. Bekisting yang sebelumnya masih bisa dipakai untuk dilantai selanjutnya.



3.2 PERALATAN PROYEK Dalam proyek kontsruksi diperlukan sumber daya untuk membantu berjalannya proyek konstruksi. Salah satu sumber daya terpentng dalam proyek konstruksi adalah peralatan konstruksi. Demi terlaksananya pekerjaan proyek secara lancar, maka perlu diperhatikan dengan baik dalam pengadaan alat berat dari segi ekonomis dan efesiensi kerja. Peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan Louvin Student Apartment sebagai berikut: Tower Crane (TC) Tower Crane (TC)



Gambar 3.28 Tower Crane Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



48



Concrete Mixer Truck Concrete Mixer Truck berfungsi untuk membawa beton dari pabrik semen ke proyek dengan tetap menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras. Pada proyek pembangunan Louvin Student Apartment menggunakan ready mix dari PT. Adhi Mix dengan kapasitas truck 7 m3.



Gambar 3.29 Concrete Mixer Truck Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Concrete Pump Alat ini digunakan untuk pengecoran gedung-gedung bertingkat tiggi. Sehingga, memudahkan proses pengecoran dan mengefesiensikan waktu pengocram.



49



Gambar 3.30 Concrete Pump Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Gambar 3. 31 Pipa Concrete Pump Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



50



Passenger Hoist Passenger Hoist atau disebut juga PH adalah sebuah alat/lift sementara untuk pekerja naik ke lantai atas.



Gambar 3.32 Passenger Hoist Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Concrete Vibrator Concrete vibrator adalah alat yang digunakan untuk meratakan campuran beton saat pengecoran berlangsung agar mencegah adanya rongga udara. Concrete vibrator bekerja dengan cara menggetarkan campuran beton agar hasil lebih rata dan efisien.



51



Gambar 3.33 Concrete Vibrator Sumber : Dookumentasi Kerja Praktek, 2021 Kompresor Air Kompresor adalah alat yang digunakan untuk membersihkan area yang akan di cor dari debu yang menempel ke bekisting.



Gambar 3.34 Kompresor Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021 Auto Level Alat ukur ini digunakan untuk mengukur rata/elevasi saat pengecoran pelat lantai.



52



Gambar 3. 35 Auto Level Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Bar Bender Alat untuk membengkokan tulangan sering digunakan dalam pembuatan sengkang, sambungan tulangan kolom, dan juga digunakan dalam pembengkokan tulangan plat dan balok.



Gambar 3. 36 Bar Bender Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2020



53



Bar Cutter Bar Cutter merupakan pemotong baja tulangan yang digerakkan oleh tenaga listrik sehingga pemotongan dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat dan hemat tenaga.



Gambar 3. 37 Bar Cutter Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2021 3.3 MATERIAL PROYEK Selain peralatan, hal terpenting yang dibuthkan dalam proyek adalah material. Untuk menghasilkan struktur yang baik maka pemilihan bahan-bahan material harus tepat sehingga memperhatikan aspek biaya dan mutu proyek tersebut. Bahan-bahan material yang digunakan pada proyek pembangunan Louvin Student Apartment : Beton Ready Mix Beton Ready Mix didapatkan dari PT. Adhimix. Beton Ready mix digunakan untuk pengecoran pile cap, kolom, beton dan pelat lantai.



54



Gambar 3. 38 Slump Test Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021 Baja Tulangan Besi tulangan adalah besi yang digunakan untuk keperluan penulangan. Sifat teknis yang dimiliki baja tulangan adalah dapat menahan gaya tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Merk baja tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah merek Krakatau Steel, Cakra Steel dan Master Steel. Adapun pekerjaan tulangan antara lain pemotongan, pembengkokan, dan perakitan.



Gambar 3.39 Baja Tulangan Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Bekisting Alform Bekisting alform Kumkang ini berasal dari Korea Selatan yang material utamanya menggunakan alumunium dalaam bentuk puzzle yang disusun membentuk suatu kesatuan struktur bekisting. Panel alumunium



55



ini dirancang sebelumnya sesuai dengan perencanaan arsitektur agar tampak dari gedung langsung jadi dengan beton yang dibentuk menjadi satu kesatuan dari kolom, balok, tangga, fasad, bagian melengkung, dan fitur dekoratif rumit lainya. Tidak seperti sistem lain yang ada, alform Kumkang ini ringan dan cocok untuk semua jenis bangunan tanpa harus bergantung pada alat berat. Biasanya satu set peralatan bekisting dengan sistem ini akan terdiri dari beberapa bagian potongan alumunium yang akan dihubungkan bersama-sama dan menghasilkan cetakan untuk beton. Setelah dibongkar juga dapat digunakan sebanyak 150-200 kalo pemakaian sehingga jadwal kerja menjadi sangat ringan dan efisien. (Hutagalung, 2018)



Gambar 3. 40 Bekisting Alform Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2021



Kawat Bendrat Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar besi tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya



56



digunakan lima lapis kawat atau lebih agar lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat 3.4 ANALISIS TIME SCHEDULE



Gambar 3.41 Analisis Time Schedule Dari hasil analisis di lapangan pada saat pertama Kerja Praktik progres 30% dan sampai selesai Kerja Praktik mencapai 70%.. Rencana pada bulan April pekerjaan sampai lantai 18 tetapi terrealisasi lantai 22. Progres realisasi di lapangan terjadi percepatan karena adanya penambahan jumlah pekerja dan lembur.



57



3.5 PERMASALAHAN DI LAPANGAN Dalam sebuah proyek konstruksi pasti mengharapkan seluruh pelaksanaanya berjalan dengan lancar. Akan tetapi ada hal-hal yang menjadi penghambat atau permasalahan dalam sebuah proyek konstruksi. Permasalahan pada proyek Pembangunan Louvin Apartemen adalah : 1. Cuaca Permasalahan yang terjadi ketika cuaca buruk terjadi adalah : a. Proyek pembangunan terpaksa berhenti sementara menunggu hujan reda, atau tetap melanjutkan dengan memasang tenda. b. Waktu pembangunan dapat mundur dari jadwal rencana apabila hujan terus menerus diluar perkiraan sehingga menghambat berjalannya proyek. c. Pengecoran terpaksa dihentikan jika hujan turun deras 2. Kurangnya perawatan besi tulangan Banyak sekali dilapangan besi tulangan yang berkarat. Hal ini dikarenakan tempat penyimpanannya dibiarkan terbuka begitu saja. Sehingga membuat besi dilapangan menjadi berkarat tetapi tidak ada yang keropos. Besi berkarat tentu saja mempengaruhi mutu betonnya. 3. Jebolnya bekisting dinding geser (shear wall) Terjadi ketika pengecoran dinding geser (shear wall) saat beton dituangkan, dikarenakan pengunci bekisting kurang kuat saat pemasanganya dan tidak kuat menerima beban beton yang berat sampai terjadinya jebol, diperkirakan sampai 4m3 beton tumpah. 4. Kurang disiplin dalam melaksanakan K3 Dilapangan tak sedikit para pekerja yang tidak mematuhi K3 contohnya adalah tidak memakai helm saat bekerja dan tidak menggunakan body harness saat bekerja di ketinggian.



BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN Kerja praktik yang dilakukan mahasiswa selama 2-3 bulan memberikan manfaat yang banyak bagi mahasiswa baik itu ilmu dan pengalaman. Ilmu teknik sipil tidak dapat dikuasai dengan baik tanpa adanya pengapikasian dalam kehidupan sehari-hari. Selama kerja praktik mahasiswa mampu memahami dan mengerti bagaimana cara membandingkan ilmu dari teori pelajaran maupun dilapangan. Bebagai masalah yang timbul dalam pelaksanaan proyek memberikan gambaran nyata bahwa dalam sebuah proyek pelaksanaanya sangatlah kompleks. Dan mahasiswa juga mampu memahami dan mengerti permasalahan dan kondisi yang ada di lapangan. 3.4 Kesimpulan 1. Proyek pembangunan Louvin Apartemen dibangun di Jalan Ir Soekarno No. 122, Desa Sayang, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, Jawa Barat. 2. Proyek pembangunan Louvin Apartemen dibangun memiliki 28 lantai, dimana memilik 2 Basement. 3. Proyek pembangunan Louvin Apartemen ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp 201.300.000.000,00 4. Koordinasi antara pihak kontraktor, konsultan MK dan Owner terjalin cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya rapat rutin yang dilakukan setiap satu minggu sekali. 5. Pekerjaan Kolom, Shear Wall, Balok Spandrel menggunakan beton mutu Fc50 Mpa dengan uji Slump Test 18 ± 2 cm. 6. Mutu Beton yang digunakan Fc35 Mpa untuk balok, pelat lantai, tangga dengan uji Slump Test 18 ± 2 cm. 7. Sistem pembayaran yang digunakan di Proyek tersebut yaitu menggunakan system pembayaran termin.



59



8. Pada proyek ini pemilihan kontraktor pelaksana, konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan juga konsultan perencana dilakukan dengan cara pelelangan umum. 9. Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai dilakukan bersamaan. Pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan secara bersamaan sehingga hubungan antara balok dan pelat lantai menjadi monolit (menyatu dan berkesinambungan). 10. Pada proyek pembangunan ini menggunakan bekisting alform. 11. Dalam suatu pekerjaan kontruksi tentunya tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada permasalahan - permasalahan yang harus di hadapi yaitu : Faktor Cuaca, jebolnya bekisting , kurang disiplin pekerja terhadap K3. 3.5



Saran Dari pengamatan selama praktek kerja di proyek pembangunan Louvin



Apartmen terdapat beberapa saran bagi kemajuan dan keberhasilan proyek untuk kedepannya : 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan adanya peningkatan pengawasan, agar tidak terjadi kesalahan dalam metode pelaksanaan suatu pekerjaan yang dapat



menyebabkan



terjadinya



keterlambatan



waktu,



penurunan



kualitas/mutu, dan/atau hingga menambah biaya pekerjaan. 2. Perlu adanya peningkatan dalam sisi pengawasan untuk penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan secara optimal. Karena masih banyak pekerja yang masih tidak menggunakan APD secara lengkap. 3. Bahan bangunan terutama besi tulangan sebaiknya disimpan pada daerah yang aman dari gangguan cuaca yang dapat menyebabkan penurunan kualitas besi tulangan akibat korosi. 4. Perlu adanya pengecekan secara detail terutama bagian pemasangan bekisting agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti jebol nya bekisting saat pengecoran. 5. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam suatu proyek kontruksi sangat penting, maka K3 dalam proyek kontruksi harus sangat diperhatikan, baik



60



keamanan pekerja maupun alat - alat safety nya itu sendiri harus diperhatikan apakah ada kerusakan/kekurangan ataupun kurang nya obat obatan.



DAFTAR PUSTAKA Buku Pedoman Kerja Praktik Program Studi Teknik Sipil. Cirebon : Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Ervianto, W.I.2002. Manajemen Proyek Kontruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta Husen, A. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan , Penjadwalan & Pengendalian Proyek, Andi, Yogyakarta Iqbal Dwi Kurniawan. 2019. ‘Penjadwalan Proyek IsDB Engineering Biotechnology Universitas Jember Menggunakan Metode CPM’. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember. Jember Jawa Timur Redjeki, Sri. 2016. “KESEMPURNAAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI MENGHINDARI SENGKETA.” Kesempurnaan Kontrak Kerja Konstruksi Menghindari Sengketa Lex Jurnalica, vol. 13, no. 3. Iskandar, Akil Ade. 2017. “SITUS TEKNIK SIPIL: Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) Adalah.” SITUS TEKNIK SIPIL, www.situstekniksipil.com/2017/11/jadwal-pelaksanaan-time-scheduleadalah.html. Accessed Kuningan, 15 Juni. 2021. Rahmah, Nidaur. 2020. “Kegunaan Kurva S Dan Teknik Membuatnya [Dilengkapi Ms. Excel].” Pengadaan Barang Dan Jasa, www.pengadaanbarang.co.id/2019/12/kurva-s.html. Accessed 15 Juni. 2021. Iskandar, Akil Ade. 2017. “SITUS TEKNIK SIPIL: Definisi Pelelangan Atau Tender.” SITUS TEKNIK SIPIL, www.situstekniksipil.com/2017/11/definisi-pelelangan-atau-tender.html. Accessed 15 Juni. 2021. Nursetyo, G. 2016. KAJIAN PERMAINAN DALAM ATURAN LELANG PROYEK. Tersedia di Hutagalung, P. (2018, September 14). ALFORM EFFECT - Perubahan Paradigma untuk Efektivitas Pelaksanaan Proyek Gedung. Diambil kembali dari issuu: https://issuu.com/pandu22hutagalung/docs/alform_effect__pages_ Hafnidar, Rani. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi. Cet. 1-Yogyakarta



LAMPIRAN LAMPIRAN A Lampiran A 1 Denah Lantai 6



A-1



Lampiran A 2 Lantai 6 – Tulangan X



A-2



Lampiran A 3 Lantai 6 – Tulangan Y



A-3



Lampiran A 4 Denah Kolom dan Shear Wall



A-4



Lampiran A 5 Detail Kolom #1



A-5



Lampiran A 6 Detail Kolom #2



A-6



Lampiran A 7 Detail Shear Wall Lt 4 – Lt 8



A-7



Lampiran A 8 Detail Pelat 1



A-1



Lampiran A 8 Detail Pelat 2



A-2



Lampiran A 9 Denah Dan Potongan Balok Spandrel



A-3



Lampiran A 10 Detail Balok Spandrel



A-4



Lampiran A 11 Detail Tangga



A-5



Lampiran A 12 Tampak Selatan



A-1



Lampiran A 13 Tampak Utara



A-2



Lampiran A 14 Tampak Barat



A-3



Lampiran A 15 Tampak Timur



A-4



LAMPIRAN B Lampiran B 1 Time Schedule



B-1