Laporan PBK 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang pesat sekarang ini, membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahanperubahan yang terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut. Dalam masa persaingan yang sedemikian ketatnya sekarang ini, menyadari sumber daya manusia merupakan model utama dalam suatu usaha, maka kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Jadi perusahaan atau instansi diharapkan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja dengan cara menerima mahasiswa yang ingin mengadakan praktek belajar klinik. Puskesmas kabila merupakan suatu pusat kesehatan masyarakat rujukan se Kabupaten Bone Bolango dan menjadi puskesmas pertama yang menyelenggarakan posyandu jiwa di Provinsi Gorontalo. Selain dari itu puskesmas kabila merupakan puskesmas yang paling banyak melakukan program untuk menunjang dan menjamin kesehatan masyarakat dengan cara pendekatan



promotif,



preventif,



kuratif



dan



rehabilitatif.



Hal



ini



diselenggarakan secara terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan oleh masyarakat sehingga puskesmas layak untuk menjadi pusat rujukan dan sangat baik untuk mahasiswa yang melakukan praktek belajar klinik sehingga banyak ilmu yang didapatkan dan diimplementasikan.



1



Lahan praktik sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan keprofesionalitas mahasiswa dan juga sebagai wahana untuk meningkatkan keterampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapat pelajaran teori pada proses belajar mengajar di kampus. Jurusan Analis Kesehatan Fakultas Sains Teknologi Dan Ilmu Kesehatan Universitas Bina Mandiri Gorontalo dalam mengambil suatu langkah pendekatan dan pembaruan calon tenaga analis kesehatan dengan masyarakat dilaksanakan Praktek Belajar Klinik di Puskesmas. Praktek Belajar Klinik (PBK) merupakan mata kuliah yang bertujuan untuk melakukan standarisasi dan pengembangan kompetensi melalui kegiatan praktek belajar klinik pada institusi tempat kerja yang memiliki relevansi dengan kompetensi laboratorium kesehatan. Konsep praktek belajar klinik (PBK) Program Studi DIII Analis Kesehatan dilakukan berdasarkan prasyarat kompetensi yang meliputi kompetensi kimia klinik, bakteriologi, imunologi dan lain sebagainya. 1.2 Tujuan Praktek Belajar Klinik Adapun tujuan dalam praktek belajar klinik yaitu sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa menyerap pengalamanpengalaman ditempat kerja 2. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan identifikasi masalah-masalah ditempat kerja 3. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan penentuan prioritas masalah ditempat kerja



2



4. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan pemeriksaan ditempat kerja 1.3 Manfaat Prakter Belajar Klinik Adapun manfaat dalam praktek belajar klinik ini yaitu : 1. Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyerap pengalaman-pengalaman ditempat kerja 2. Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan identifikasi masalah-masalah ditempat kerja. 3. Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan penentuan prioritas masalah ditempat kerja. 4. Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan kegiatan pemeriksaan ditempat kerja.



3



BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Latar Belakang Sejarah Puskesmas Kabila Puskesmas Kabila adalah salah satu dari 20 Puskesmas yang berada di Kabupaten Bone Bolango, dengan luas wilayah 193,45 km². Sedangkan Kecamatan Kabila terdiri dari 5 Kelurahan dan 7 Desa yaitu Kelurahan Pauwo, Kelurahan Tumbihe, Kelurahan Oluhuta, Kelurahan Oluhuta Utara, Kelurahan Padengo, Desa Tanggilingo, Desa Dutohe, Desa Dutohe Barat, Desa Poowo, Desa Poowo Barat, Desa Toto Selatan, Desa Talango. Dengan Batas Administrasi Kecamatan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Gorontalo 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Suwawa 3. Sebelah Selatan berbatasan Kecamatan Botupingge 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tilongkabila 2.2 Visi, Misi dan Motto 2.2.1 Visi Sejalan dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango, Puskesmas Kabila mempunyai Visi yaitu “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas, Terjangkau Menuju Kecamatan Kabila Sehat”. 2.2.2 Misi (1.) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang ramah pada masyarakat; (2)  Memandirikan masyarakat melalui pendekatan keluarga



4



(3) Mengoptimalkan program puskesmas meliputi kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Salah satu produk penting dari sistem informasi kesehatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi situasi kesehatan di suatu wilayah adalah profil kesehatan. 2.2.3 Motto Adapun motto dari Puskesmas Kabila yaitu : “Kesehatan Anda Adalah Tujuan Kami” 2.3 Struktur Organisasi Selanjutnya susunan struktur organisasi Puskesmas Kabila sebagai berikut : 1. Kepala Puskesmas : Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Puskesmas : 1) Bertanggung jawab atas seluruh kegitan Puskesmas 2) Memimpin pelaksanaan tugas pokokdan fungsi Puskesmas 3) Membina kerajasama karyawan/karyawati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari 4) Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan kegiatan program dan pengelolaan keuangan 5) Mengadakan koordinasi dengan Kepala Kecamatan dan Lintas Sektoral dalam upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja 6) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat 7) Menyususn perencanaan kegiatan Puskesmas dibantu oleh staf puskesmas



5



8) Memonitor dan mengevaluasi kegiaan Puskesmas 9) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kota, baik berupa laporan rutin maupun khusus 10) Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan 11) Melakukan supervise dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas induk, Pustu, Puskesling, Polindes dan di Masyarakat 2. Kepala tataUsaha Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Tata Usaha : 1) Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan 2) Penyusunan rencana program dan anggaran 3) Penyelenggaraan anggaran rutin 4) Pelayanan Umum dan kepegawaian sesuai tugas teknis organisasi 5) Pengendalian dan pengawasan, evaluasi dan pelaporan. 3. Unit KIA KB Tugas Pokok dan Fungsi kesehatan keluarga : 1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak 2) Maksanakan kegiatan pemeriksaan/pembinaan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita. 3) Melaksanakan kegiatan pelayanan dan konseling Keluarga Berencana. 4) Melaksanakan pemantauan dan pembinaan Status Gizi Masyarakat 5) Melaksanakan Kewaspadaan dan Penanggulangan KLB Gizi 6) Melaksanakan kegiatan lapangan dalam kegiatan Posyandu, Pembinaan kader kesehatan dan dukun bayi.



6



7) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kegiatan. 8) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan. 4. Unit Pelayanan Medis Uraian tugas pokok dan fungsi Yan Medis 1) Melaksanakan tugas pelayanan kepada pasien Puskesmas. 2) Melaksanakan Perawatan pasien rawat jalan di Puskesmas 3) Melaksanakan Pelayanan Kegawatdaruratan di Puskesmas 4) Membantu manajemen dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas. 5) Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan (QA). 6) Membantu manajemen melakukan supervixi dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas induk, Pustu, Puskesling, Polindes, Posyandu dan di Masyarakat. 7) Menyusun laporan bulanan. 5. Unit Kesehatan Lingkungan Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Hygiene Sanitasi (Kesehatan Lingkungan) 1) Membuat perencanaan kegiatan Kesling (Kesehatan Lingkungan). 2) Melaksanalkan Pemantauan dan Pembinaan Sanitasi Perumahan 3) Melaksanakan pembinaan dan pemeriksaan TTU (Tempat-Tempat Umum) 4) Melaksanakan Peningkatan pengetahuan. kemauan dan kemandirian masyarakat dalam pengembangan sanitasi dasar



7



5) Melaksanakan Penyuluhan kesehatan lingkungan bersama dengan petugas lintas program dan lintas sektoral terkait. 6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan kesling. 6. Unit Promosi Kesehatan Uraian tugas pokok dan fungsi petugas Promosi Kesehatan 1) Mengkoordinir kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan kesehatan (PKM) dan peningkatan peran serta masyarakat (PSM). 2) Melakukan pendataan Peminaan dan upaya-upaya dalam peningkatan PHBS 3) (Perilaku Hidup Bersih Sehat) baik untuk individu, kelompok, institusi, sekolah maupun masyarakat 4) Mendorong dan Pengembangkan Peran aktif masyarakat dalam pembangunan



kesehatan



5) Mendorong dan mengembangkan UKBM. 6) Membina dan mengembangkan Usaha Kesehatan sekolah 7) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat pelaksanaan kegiatan. 8) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan PKM dan PSM. 7. Unit laboratorium Tugas dan Fungsi Laboratorium 1) Melaksanakan pemeriksaan Penunjang Diagnostik TB dan Malaria 2) Melaksanakan laboratorium Sentinel untuk pemeriksaan Golongan Darah, HB, Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat 3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan Laboratorium



8



8. Unit Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Kerja Tugas Pokok Dan Fungsi Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Kerja 1) Melaksanakan Pembinaan Kesehatan Masyarakat Beresiko 2) Melaksanakan Pembinaan, Pemeriksaan Kesehatan dilingkungan Kerja baik formal maupun informal 9. Unit P2L Tugas Pokok Dan Fungsi P2L 1) Mengkoordinir kegiatan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular, yang meliputi kegiatan P2 TB, P2 Malaria, P2 DBD, P2 Diare, P2 ISPA, P2 Kusta, P2 PTM, serta penyakit potensial wabah lainnya. 2) Mengumpulkan data kegiatan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular. 3) Mengkoordinir kegiatan surveilans pemberantasan penyalit



dan



mendeteksi adanya KLB (Kejadian Luar Biasa). 4) Mengkoordinir laporan kegiatan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular, laporan adanya KLB (W1), laporan PE dan laporan W2 (Laporan Penyakit Potensial Wabah). 10. Unit Farmasi Tugas dan Fungsi Farmasi 1) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan di apotek. 2) Melaksanakan pelayanan pemberian obat di apotek.



9



3) Mencatat petugas gudang obat dalam memonitor obat di apotek (LPLPO). 4) Bertanggung jawab terhadap gudang obat dalam memonitor obat di Pustu dan Polindes dan Puskesling. 5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan kebutuhan obat Puskesmas. 2.4 Sumber Daya manusia Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting di dalam peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. Pada tahun 2018, jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Kabila dan jaringannya sebanyak 32 orang. Jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 2.1 Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga Puskesmas Kabila Tahun 2018



10



Dari data tersebut berdasarkan analisis tenaga kesehatan maka tidak dapat melakukan pengrekrutan calon pegawai negeri sipil. Sehingga kebutuhan akan ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai belum dapat dilaksanakan, sehingganya yang hanya bisa dilakukan adalah memaksimalkan tenaga yang ada dengan melakukan distribusi dan redisposisi serta peningkatan kapasitas sumber daya tenaga kesehatan. 2.5 Program Pembangunan dan Penambahan Sarana Puskesmas Kabila memiliki 1 buah Puskesmas, 9 Poskesdes, 24 Posyandu. Presentase sarana pelayanan kesehatan tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini : Grafik 2.2 Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kecamatan Kabila Tahun 2018



11



BAB III KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK 3.1 Pemeriksaan Hematologi Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kondisi normal dan patologis darah yang meliputi struktur darah, komponen darah, fungsi darah, dan pembentukan darah. Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kondisi normal dan patologis darah yang meliputi struktur darah, komponen darah, fungsi darah dan pembuluh darah.Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Berikut ini adalah pemeriksaan hematologi yang ada dilaboratorium puskesmas kabila : 3.1.1 Hemoglobin Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin  bawaan. Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru-paru, tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.



12



a. Pemeriksaan Haemoglobin Dengan Stik Pemeriksaan hemoglobin dengan stik adalah suatu proses pengecakan hemoglobin dalam darah dengan menggunakan alat stik. Haemoglobin adalah protein yang mengikat zat besi sebagai komponen utama dalam eritrosit dengan fungsi transportasi O2 dan CO2 serta memberi warna merah dalam darah. b. Prosedur Kerja : 1. Petugas mempersilahkan pasien masuk ruangan laboratorium 2. Petugas



menerima



blanko



lembar



permintaan



pemeriksaan



laboratorium 3. Petugas mencocokan identitas yang tertera pada blanko permnitaan dengan menanyakan kepada pasien 4. Petugas memberi tahu maksud dan tujuan yang akan kita lakukan 5. Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksa laboratorium pada buku register laboratorium 6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan (alat easy touch), stik haemoglobin easy touch, lancet, auto click, kapas alcohol. 7. Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada layar muncul kode untuk memasukan darah. 8. Petugas mempersilahkan pasien mengancungkan salah satu jari untuk di massage sebentar. 9. Petugas memberikan desinfektan pada ujung jari dengan kapas alcohol



13



10. Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang di dalamnya sudah terpasang lancet steril. (Oktari, 2016) c. Interpretasi hasil Nilai normal dalam menentukan hemoglobin adalah : 1.



Laki-laki dewasa : 13,0 - 16,5 g/dl



2.



Wanita dewasa



: 11,5 - 16,5 g/dl



3.



Wanita hamil



: 11,0 - 16,5 g/dl



4.



Balita



: 12,0 - 14,0 g/dl



5.



Bayi



: 13,5 - 19,5 g/dl



3.2 Pemeriksaan Urinalisis 3.2.1 Protein Urin Protein urine adalah salah satu prediktor kuat untuk penyakit ginjal kronik. Proteinuria yang lebih besar mempunyai risiko yang lebih tinggi dalam progresifitas penyakit ginjal kronik. Proteinuria pada penyakit ginjal diakibatkan karena peningkatan permeabilitas dan kerusakan barrier glomerulus, selain itu proteinuria juga disebabkan karena penurunan reabsorpsi tubular sehingga banyak protein yang lolos ke dalam urine (Gandasoebrata, 2016). Prosedur : 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Masukan urin dalm tabung reaksi kurang lebih 5 ml 3. Panaskan urin diatas api spirtus kurang dari 30 detik



14



4. Setelah itu masukkan asam asetat 1-3 tetes kedalam urin yang telah dipanaskan jika terjadi kekeruhan 5. Panaskan kembali hingga mendidih 6. Amati perubahan yang terjadi 3.2.2. HCG Test HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormone yang diproduksi oleh jaringan placenta pada awal kehamilan, hormone ini akan dikeluarkan melalui urine dan juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal pada jaringan epitel korion seperti molahidatidosa (hamil anggur) atau choriocarsinoma. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk deteksi kehamilan dini. Prosedur Kerja metode strip test (Renowati, 2018) Dipersiapkan alat dan bahan serta dikondisikan pada suhu ruang (15-30ᵒ C) selanjutnya strip test dibuka dan diharapkan untuk sesegera mungkin digunakan, setelah itu strip test dicelupkan secara vertikal kedalam urin dengan tanda panah mengarah kebawah dan saat pencelupan urin tidak boleh melewati garis maksimal dari strip. Setelah itu dicelupkan selama 1015 detik, kemudian diangkat dan diletakkan pada tempat datar dan kering untuk menghindari kontaminasi hasil test diinterpretasikan dalam waktu 3 menit. Hasil yang dibaca lebih dari 3 menit dapat menimbulkan negatif palsu (Renowati, 2018)



15



3.3 Pemeriksaan Bakteriologi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sampai sekarang penyakit tersebut belum dapat disembuhkan secara sempurna bahkan sebaliknya jumlah penderita baru dari hari ke hari semakin meningkat. Diagnosis terhadap TB paru umunya dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan klinis terlebih dahulu (dari anamnesis terhadap keluhan penderita dan hasil pemeriksaan fisik penderita), hasil pemeriksaan foto toraks, hasil pemeriksaan laboratorium



dan



pemeriksaan penunjang lainnya. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosa TB paru adalah pemeriksaan laboratorium dibidang mikrobiologi. Diagnosa laboratorium dibidang mikrobiologi terhadap TB paru dapat ditegakkan dengan ditemukannya Basil Tahan Asam (BTA) dalam sediaan apus sputum (Denrison, 2016) Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang atau basil dan bersifat tahan asam bila diwarnai dengan pewarnaan bakteri Basil Tahan Asam (BTA). M. tuberculosis memiliki sifat khas, diantaranya tahan terhadap asam sehingga pencucian asam dan alcohol pada pewarnaan Ziehl Neelzen tidak melunturkan zat warna pertama yakni carbol fuchsin. M.tuberculosisis juga bersifat dorman dan aerob, mati pada pemanasan 100°C selama 5-10 menit atau dengan alcohol 70-95% selama 15-30 detik. Bakteri ini dapat bertahan hidup lama, terutama ditempat lembab dan gelap, namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran darah (Kalma, 2018).



16



Prosedur kerja Cara Ziehl Neelsen : 1. Siapkan apusan dengan cara mengambil sputum dengan menggunakan lidi 2. Pengambilan sputum harus didekat api bunsen yang menyala 3. Letakkan sputum yang terdapat pada lidi ke kaca sediaan, sediaan dibuat tersebar merata, ukuran 2 x 3 cm. 4. Ratakan sediaan dengan membuat spiral-spiral kecil sewaktu apusan setengah kering dengan menggunakan lidi 5. Biarkan apusan mengering diudara dan kemudian lakukan fiksasi panas dengan cara seperti biasa 6. Genangi apusan dengan karbol fuksin dan tempatkan diatas beaker berisi ar pada lempeng panas yang hangat, biarkan preparat diuapi selama 5 menit. Jangan sampai pewarna menguap. Tambahkan kembali pewarna jika diperlukan. Juga, cegah warna jangan sampai mendidih dengan mengatur temperature lempeng panas. 7. Bilas dengan air keran. Kaca objek yang dipanaskan harus didinginkan terlebih dahulu sebelum dibilas 8. Pucatkan dengan asam alkohol, dengan menambahkan pereaksi setetes demi setetes sampai aliran alkohol hampei jernih dengan warna merah yang agak tipis. 9. Bilas dengan air keran. 10. Berikan pewarna tandingan metilen blue selama 2 menit 11. Bilas apusan dengan air keran



17



12. Kering anginkam, lalu amati dibawah mikroskop dengan menggunakan oil merci (Kalma, 2018). 3.4 Pemeriksaan Kimia Darah Menunjukkan kesehatan umum Anda, membantu melihat masalahmasalah tertentu, dan mencari tahu apakah pengobatan untuk masalah spesifik yang sedang Anda alami bekerja dengan baik.Panel tes darah umum ini mengukur tingkat elektrolit penting dan kimia lainnya. 3.4.1 Kolestrol Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang



diproduksi



oleh



tubuh



manusia,



terutama



di



dalam



liver



(hati).Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh. a. Prosedur Pemeriksaan koestrol: Alat dan bahan: 1. Lancet dan autoclik 2. Kapas alcohol 3. Strip



18



4. Autocek b. Cara kerja: 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. 3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. 5. Teteskan darah pada alat pemeriksaan dan tunggu hingga keluar hasil c. Interpetasi hasil: Nilai normal dalam menentukan niai kolestrol adalah 150 – 200 mg/dl, 3.4.2 Pemeriksaan Asam Urat Asam urat adalah hasil metabolisme purin biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin dalam kondisi normal.Namun dalam kondisi tertentu ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat secara seimbang, sehingga terjadi kelebihan didalam darah. Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian dan tempat lainya termasuk di ginjal itu sendiri dalam bentuk Kristal-kristal.



19



Adapun tujuan pemeriksaan asam urat untuk mengetahui kadar Asam Urat adalah dalam tubuh biasanya diperlukan pemeriksaan darah. Karena Asam urat ini dihasilkan dari kerusakan alami sel tubuh, juga dari makanan yang Anda makan.Ginjal menyaring sebagian besar Asam Urat dalam darah dan membuang kelebihan Asam Urat melalui air kencing.Beberapa jumlah asam juga terdapat dalam tinja.Kadar asam urat tinggi dalam darah menunjukkan bahwa ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat tersebut dari darah atau jumlah asam yang dihasilkan oleh tubuh terlampau tinggi. a. Pemeriksaan Asam Urat Alat dan bahan: 1. Lancet dan autoclik 2. Kapas alcohol 3. Strip 4. Autocek b. Cara kerja: 1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan 2. Dilakukan pengambilan sampel. 3. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. 4. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 5. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari



20



masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. 6. Teteskan darah pada alat pemeriksaan dan tunggu hingga keluar hasil. c. Interpetasi hasil: Nilai normal dalam menentukan asam urat adalah : 1. Laki-aki : 3,5 – 8 mg/dl 2. Perempuan : 3,5 – 7 mg/dl 3.4.3 Pemeriksaan Gula Darah Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan.Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk membutuhkan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di hati, kemudian sel-sel in mengubah glikogen menjadi glukosa. a. Alat dan bahan: 1. Lancet dan autoclik 2. Kapas alkohol



21



3. Strip 4. autocek b. Cara kerja: 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Dilakukan pengambilan sampel. 3. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. 4. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. 5. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. 6. Teteskan darah pada alat pemeriksaan dan tunggu hingga keluar hasil c. Interpetasi hasil: Nilai normal dalam menentukan kadar glukosa darah adalah : 1. Kadar gula darah sewaktu



: 80 – 140 mg/dl



2. Kadar gula darah puasa



: 80 – 120 mg/dl



3.5 Pemeriksaan Imunoserologi Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses identifikasi akan antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah



22



dari sel darah putih yang bereaksi terhadap antigen. Antigen ini diketahui pula sebagai sebuah jenis protein asing pada tubuh manusia. Jika melihat dari nama bidang ilmu ini, tentu sudah dapat ditebak juga bahwa fokusnya adalah lebih kepada sistem kekebalan tubuh. 3.5.1 Pemeriksaan HbsAg HBsAg merupakan protein selubung terluar VHB, dan merupakan pertanda bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB. HbsAg positif dapat ditemukan pada pengidap sehat (healthy carier), hepatitis B akut (simtomatik atau asimtomatik), hepatitis B kronik, sirosis hati, maupun kanker hati primer. Pemeriksaan dan HBsAg biasanya dilakukan untuk monitoring perjalanan penyakit hepatitis B akut, skrining sebelum dilakukan vaksinasi, serta untuk skrining ibu hamil pada program pencegahan infeksi VHB perinatal (Wijayanti, 2016). Pemeriksaan HBsAg dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan metode : a. Imunochromatografi Prinsip



pemeriksaan



metode



ini



adalah



bereaksinya



imunochromatografi yang menggunakan membrane berwarna untuk mendeteksi HbsAg dalam serum, membrane dilapisi dengan anti HBs pada daerah test (T) dapat bereaksi secara kapilaritas sehingga membentuk garis merah. b. Prosedur kerja: 1. Menyiapkan tabung serologi dan letakkan pada rak tabung serologi



23



2. Mengambil serum atau plasma dengan menggunakan climpete sebanyak 200 ul. 3. Meletakkan pada tabung yang telah diberikan label identitas sesuai dngan pemilik sampel tersebut. 4. Memasukkan strip dalam tabung secara perlahan-lahan. 5. Tunggu dan biarkan selama 10-15 menit agar serum bereaksi secara sempurna c.



Interpretasi Hasil : 1. Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C) dan test. 2. Negatif (-) : berbentuk satu garis pada area kontrol (C) 3. Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area test (Wijayanti, 2016).



3.5.2 Pemeriksaan Golongan Darah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar



24



46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.



Gambar 2.1.Pemeriksaan Golongan Darah a. Alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan golongan darah : 1. Lancet 2. Autoklik 3. Objek glass 4. Pengaduk 5. Serum anti-A 6. Serum anti-B 7. Serum anti-AB 8. Darah kapiler b. Cara kerja pemeriksaan golongan darah : 1. Mempersiapkan alat dan bahan. 2. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian melakukan desinfeksi dengan kapas alkohol. 3. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical, mengggunakan blood lancet.



25



4. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering. 5. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass. 6. Meneteskan 1 tetes (±50 µ) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass. 7. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-goyangkan. 8. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis. c. Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah : 1. Golongan Darah A : Aglutinasi pada anti-A karena golongan darah A mempunyai antigen A dan antibodi B 2. Golongan Darah B  : Aglutinasi pada anti-B karena golongan darah B mempunyai antigen B dan antibodi A 3. Golongan Darah AB : Aglutinasi pada anti-A dan anti-B karena golongan darah AB mempunyai antigen A dan B tetapi tidak mempunyai antibody 4. Golongan Darah O : Tidak terjadi aglutinasi karena golongan darah O tidak mempunyai antigen A dan B tetapi mempunyai antibodi A dan B 3.5.3 Pemeriksaan HIV Virus



imunodifisiensi



manusia



(bahasa



Inggris:



human



immunodeficiency virus; HIV) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan



26



infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap antigen Human Imuno Defisiensi Virus (HIV) Pada Serum Pasien. Deteksi antibodi HIV pada serum/plasma/darah, terhadap antigen pada strip. Dimana membrane berbasis immunoassay (strip) untuk mendeteksi antibody HIV-1, HIV-2 dan subtype O pada serum/plasma atau darah. Dan pada membrane (strip) telah dilapisi dengan recombinan Antigen HIV pada garis uji. Dimana pada pemeriksaan diteteskan Buffer solution yang berfungsi sebagi pencuci lalu diteteskan sampel, kemudian diteteskan lagi buffer solution yang berfungsi untuk mencuci protein atau antibody lain yang tidak berikatan dengan antigen pada strip. Lalu diteteskan Konjugat Protein-A yang berfungsi untuk memberikan warna garis pada control dan test apabila positif. 1) Alat dan Bahan: a. Klinipet 20 µl b. Strip HIV c. Yellow tip d. Reagen HIV/ Buffer HIV 2) Cara kerja: a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Dilakukan pengambilan sampel.



27



c. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. d. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. e. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. f. Pegang penetes secara partikel teteskan 20 µl serum / plasma (20 ul whole Blood), kemudian 4 tetes buffer HIV g. Hasil dibaca setelah 10 menit (tidak lebih dari 20 menit). 3) Interpretasi hasil Nilai normal dalam menentukan HIV adalah : a. Positif   : Bila terbentuk  2 tanda garis warna merah pada strip yaitu garis control dan pada garis test (T) b. Negatif : Bila terbentuk 1 tanda garis warna merah pada strip yaitu pada garis. c. Invalid : Bila tidak terbentuk garis merah pada strip atau test (T), atau bila ada tanda garis merah pada garis (T), tapi pada garis tidak tampak garis merah.



28



3.5.4 Pemeriksaan shypilis Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit tersebut ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dankronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini.Kumanyang dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembusselaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin. Treponema dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka pada kulit.10-90 hari sesudah Treponema memasuki tubuh, terjadilah luka pada kulit primer (chancre ataun ulkus durum). Chancre ini kelihatan selama 1-5 minggu dan kemudian sembuh secara spontan. Tes serologik untuk sifilis biasanya nonreaktif pada waktu mulai timbulnya chancre, tetapi kemudian menjadi reaktif sesudah 1-4 minggu atau 2-6 minggu sesudah tampak luka primer, maka dengan penyebaran Treponema pallidum diseluruh badan melalui jalan darah, timbulah erupsi kulit sebagai gejala sifilis sekunder. Erupsi pada kulit dapat terjadi spontan dalam waktu 2-6 minggu. Pada daerahan ogenital ditemukan kondilo mata lata. Tes serologik hampir seluruh positif selama fasesekunder ini, sesudah fase sekunder, dapat terjadi sifilis laten yang dapat berlangsung seumur hidup, atau dapat menjadi sifilis tersier. Pada sepertiga kasus yang tidak diobati, tampak manifestasi yang nyata dari sifilis tersier. 1) Alat dan Bahan.



29



a. Pipet tetes b. Strip sypilis c. Darah lengkap d. Buffer sypilis 2) Cara kerja a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Dilakukan pengambilan sampel. c. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. d. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. e. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. f. Diteteskan darah pada strip shpylis g. Diteteskan buffer dan didiamkan selama 10 menit 3) Interpretasi hasil Nilai normal dalam menentukan jumlah Sipilisadalah : a. Positif   : Bila terbentuk  2 tanda garis warna merah pada strip yaitu garis control dan pada garis test (T)



30



b. Negatif : Bila terbentuk 1 tanda garis warna merah pada strip yaitu pada garis. c. Invalid : Bila tidak terbentuk garis merah pada strip atau test (T), atau bila ada tanda garis merah pada garis (T), tapi pada garis tidak tampak garis merah.



31



BAB IV HASIL PRAKTEK BELAJAR KLINIK I 4.1 Hasil Adapun hasil kegiatan Praktek Belajar Klinik I di Puksesmas Kabila selama 21 hari praktek dapat dilihat pada tabel yaitu sebagai berikut: Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Hematologi No



Jenis



.



pemeriksaan



Jumlah Pasien 1



2



3



Jumlah



Keterangan



Hematologi 1.



Hemoglobin



2



-



-



2



Normal : 2 Abnormal : -



Hasil untuk pemeriksaan hemoglobin pada minggu pertama sebanyak 2 pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 0 pemeriksaan, pada minggu ke-III sebanyak 0 pemeriksaan, maka untuk total pemeriksaan hemoglobin sebanyak 2 pemeriksaan Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Imunoserologi No



Jenis



.



pemeriksaan



Jumlah Pasien 1



2



3



Jumlah



Imunoserologi 1.



Golongan



13



7



6



26



-



-



-



-



Darah 2.



HIV



32



Keterangan



3.



HbsAg



2



2



2



Normal : 6



6



Abnormal : Hasil untuk pemeriksaan golongan darah pada minggu pertama sebanyak 13 pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 7 pemeriksaan, pada minggu keIII sebanyak 6 pemeriksaan, maka untuk total pemeriksaan golongan darah sebanyak 26 pemeriksaan. Untuk pemeriksaan HbsAg pada minggu pertama sebanyak 2 pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 2 pemeriksaan, pada minggu ke-III sebanyak 2 pemeriksaan, total pemeriksaan 6 pemeriksaan Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Kimia Darah No.



Jenis pemeriksaan



Jumlah Pasien 1



2



3



Jumlah



Keterangan



Kimia Darah 1.



Gula Darah



21



56



42



119



Normal : 65 Abnormal : 54



2.



Kolestrol



3



53



42



98



Normal : 44 Abnormal 54



3.



Asam Urat



-



2



2



4



Normal : 2 Abnormal : 2



Hasil untuk pemeriksaan gula darah pada minggu pertama sebanyak 21 pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 56 pemeriksaan, pada minggu keIII sebanyak 42 pemeriksaan, maka untuk total pemeriksaan gula darah sebanyak 119 pemeriksaan. Untuk pemeriksaan Kolesterol pada minggu pertama sebanyak 3 pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 53 pemeriksaan, pada minggu ke-III sebanyak 42 pemeriksaan, total pemeriksaan



33



98 pemeriksaan. Untuk pemeriksaan Asam urat pada minggu pertama sebanyak 0 pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 2 pemeriksaan, pada minggu ke-III sebanyak 2 pemeriksaan, total pemeriksaan 4 pemeriksaan. Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Bakteriologi



No



Jenis



.



pemeriksaan



Jumlah Pasien 1



2



Jumlah



3



Keterangan



Bakteriologi 1.



BTA



2



5



1



8



Normal : 6 Abnormal : 2



Hasil untuk pemeriksaan BTA



pada minggu pertama sebanyak 2



pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 5 pemeriksaan, pada minggu ke-III sebanyak 1 pemeriksaan, maka untuk total pemeriksaan gula darah sebanyak 8 pemeriksaan.



Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Urinalisis



No.



Jenis pemeriksaan



.



Jumlah Pasien 1



2



3



Urinalisisis



34



Jumlah



Keterangan



1.



Pemeriksaan



2



5



2



9



Negatif : 7 Positif : 2



HCG Hasil untuk pemeriksaan BTA



pada minggu pertama sebanyak 2



pemeriksaan, pada minggu ke-II sebanyak 5 pemeriksaan, pada minggu ke-III sebanyak 2 pemeriksaan, maka untuk total pemeriksaan gula darah sebanyak 9 pemeriksaan.



35



BAB V PEMBAHASAN Praktek Belajar Klinik (PBK) adalah langkah yang sangat efisien untuk memberi pengetahuan dunia kerja bagi kami khususnya mahasiswa. Dengan adanya PBK ini kami dapat mempelajari dan memulai langkah awal penyesuaian ke dunia kerja nantinya. Dengan ini, PBK yang diambil oleh lembaga Yayasan Bina mandiri Gorontalo khususnya Universitas Bina Mandiri Gorontalo untuk menempatkan mahasiswa semester 3 di Puskesmas yang ada di kota Gorontalo yaitu di Puskesmas Kabila yang diikuti selama kurang lebih 21 hari. Di Puskesmas Kabila, pemeriksaan Laboratorium hampir semua menggunakan autocheck. Jenis pemeriksaan yang disediakan yaitu pemeriksaan BTA, kimia darah (asam urat, cholestrol, glukosa), imunoserologi (golongan darah, HIV, dan Spilis), dan Hematologi (strip (Hb)). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang



36



setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Selain itu, menurut Wulansari (2013), puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 42 tahun 2015, Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan tersebut dapat diketahui bahwa tenaga kesehatan dapat melakukan pemeriksaan laboratorium ialah Ahli Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau analis medis. Oleh karena itu, Universitas Bina Mandiri Gorontalo mengadakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) DIII Analis Kesehatan selaku calon teknisi/pranata laboratorium yaitu berupa kegiatan Praktek Belajar Klinik I guna untuk memberi mahasiswa akan pengetahuan dan pengalaman secara langsung di lapangan yang nantinya akan sangat berguna dalam dunia kerja. Kegiatan Praktek Belajar Klinik I ini dilakukan selama 21 hari kerja sejak



37



tanggal 21 Janurari sampai 14 Februari 2020 dengan Puskesmas yang dijadikan tempat praktek ialah Puskesmas Kabila yang menjadi puskesmas rujukan sekabupaten Bonebolango. Seorang analis kesehatan merupakan profesi kesehatan yang terkenal memiliki kemampuan dan berketerampilan tinggi dalam melaksanakan dan mengevaluasi



pemeriksaan



laboratorium



dengan



memanfaatkan



berbagai



spesimen. Keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang analis kesehatan ialah mampu melakukan pemeriksaan Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, Mikologi), Parasitologi, Imunoserologi, Toksikologi, Sitohistoteknologi dan Urinalisa. Namun dikarenakan pelayanan laboratorium yang terbatas, jenis pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas Kabila sebatas Hematologi, Kimia Klinik, Bakteriologi, Imunoserologi dan Urinalisa. Alat-alat yang dimiliki oleh Puskesmas Kabila ialah mikroskop, dan Autocheck. Secara garis besar, pemeriksaan yang dilakukan oleh Puskesmas Kabila ialah digolongkan menjadi tiga golongan yaitu pemeriksaan penyakit menular, pemeriksaan penyakit tidak menular dan pemeriksaan umum lainnya. Pemeriksaan untuk penyakit menular merupakan salah satu golongan pemeriksaan yang dilakukan laboratorium Kabila untuk mengidentifikasi adanya penyakit yang memiliki risiko penularan kepada orang lain. Yang termasuk dalam golongan pemeriksaan ini ialah pemeriksaan BTA, pemeriksaan HIV dan Sifilis kepada Bumil (Ibu Hamil) dan Caten (Calon Penganten). Pemeriksaan BTA merupakan pemeriksaan Bakteriologi yang dilakukan secara kualitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya bakteri Basil



38



Tahan Asam (BTA) dalam sputum (dahak) orang yang diduga terjangkit penyakit Tuberculosis (TBC). Untuk melakukan pemeriksaan ini, petugas labortaorium akan memberikan wadah penampung sputum. Setelah itu, diinteruksikan kepada pasien untuk menampung sputum pada wadah tersebut selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan terhadap sampel tersebut. Metode pemeriksaan yang digunakan ialah pewarnaan Ziehl Neelsen. Prinsip kerja metode Ziehl Neelsen menurut Arianda (2015) ialah dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat, dengan pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Hasil pemeriksaan BTA diinterpretasikan secara semi-kuantitatif yaitu mulai dari Negatif (-), Positif 1 (1+), Positif 2 (2+), dan Positif 3 (3+). Dalam tiga minggu terakhir ini selama PBK didapatkan kasus BTA positif sebanyak 2 pasien dari 6 pasien. Pemeriksaan untuk Prolanis merupakan suatu program pemeriksaan yang ditujukan bagi lansia yang menderita penyakit kronis. Menurut BPJS (2014) Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efsien. Tujuan Prolanis menurut BPJS (2014) untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada



39



pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Puskesmas Kabila telah menjalankan program Prolanis yang ditujukan kepada lansia yang terdaftar dalam BPJS. Pemeriksaan laboratorium yang ditawarkan dalam program Prolanis ini ialah pemeriksaan glukosa darah, pemeriksaan asam urat dan pemeriksaan kolesterol. Pemeriksaan glukosa darah, asam urat dan kolesterol merupakan pemeriksaan secara kuantitatif dengan mengukur seberapa banyak kadar glukosa, asam urat dan kolesterol dalam tubuh. Sampel yang digunakan ialah sampel darah utuh yang diambil secara pungsi dermal (Skinpuncture). Pungsi dermal biasanya dilakukan pada jari apabila pengambilan sampel ialah orang dewasa. Jari yang ideal untuk dilakukan pengambilan darah kapiler ialah jari tengah dan jari telunjuk. Setelah selesai menentukan jari yang dilakukan pungsi dermal, jari tersebut kemudian dilakukan pemijatan. Pemijatan ini bertujuan agar darah pada jari tersebut terkumpul pada satu titik yaitu pada ujung jari setelah ditekan. Menekan sekitar 2,5 cm dari titik pungsi dengan sering dapat mengalirkan darah dengan baik dibandingkan menekannya terlalu dekat dengan titik pungsi. Kemudian, dilakukan proses desinfeksi pada ujung jari dan biarkan hingga mengering. Desinfektan yang digunakan ialah alkohol 70%. Dan melakukan proses insisi kapiler. Pada insisi kapiler, dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan autoclick. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan glukosa, asam urat dan kolesterol ini ialah Elektrometri/Strip dengan menggunakan alat Autocheck (Elektrometer). Kadar glukosa, asma urat dan kolesterol akan langsung terbaca pada layar secara



40



otomatis. Nilai rujukan yang digunakan oleh Laboratorium Puskesmas Kabila yaitu untuk GDS (Glukosa Darah Sewaktu) adalah < 140 mg/dl, untuk asam urat adalah 3,5-7,5 mg/dl bagi laki-laki dan 3,5-5,7 mg/dl bagi perempuan. Dan untuk kolesterol adalah 150-200 mg/dl. Dalam tiga minggu terakhir ini selama PBK tercatat sebanyak 119 pasien melakukan pemeriksaan glukosa darah, sebanyak 4 pasien melakukan pemeriksaan asam urat dan sebanyak 98 pasien melakukan pemeriksaan kolesterol. Pemeriksaan umum lainnya yang dilakukan oleh laboratorium puskesmas Kabila ialah peemriksaan golongan darah, pemeriksaan hematologi, pemeriksaan HCG (Plano Test) dan pemeriksaan Urinalisa. Pemeriksaan hematologi yang dilakukan



di



Puskesmas



dilakukan



dengan



menggunakan



metode



Elektrometri/Strip dengan alat Autocheck. Dalam empat minggu terakhir ini selama PBK tercatat sebanyak 35 pasien melakukan pemeriksaan hemoglobin. Pemeriksaan HCG (Plano Test) merupakan pemeriksaan yang dilaukan untuk mengetahui kehamilan. Pemeriksaan ini menggunakan sampel urine wanita yang diduga telah hamil. Pemeriksaan ini menggunakan metode yang sama dengan pemeriksaan HIV dan Sifilis yaitu metode immunokromatografi dengan menggunakan alat rapid test. Hasil pemeriksaan diinterpretasikan dengan Negatif (-) apabila terdapat garis control, Positif (+) apabila terdapat garis control dan garis test, dan Invalid apabila terdapat garis test tanpa garis control atau tidak terdapat kedua garis tersebut. Dalam tiga minggu terakhir ini selama PBK tercatat sebanyak 9 pasien melakukan pemeriksaan HCG.



41



Pemeriksaan



golongan



darah



dan



rhesus



merupakan



pemeriksaan



imunoserolgi untuk menenetukan golongan darah seseorang. Penetapan golongan darah dan rhesus terbilang cukup mudah yaitu cukup dengan meneteskan darah pada slide di dua titik. Tiap tetes darah diberi masing-masing satu sera secara berurutan yaitu sera anti-A, sera anti-B. Jika terjadi aglutinasi (penggumpalan) pada sera anti-A maka golongan darah A. Jika terjadi aglutinasi pada sera anti-B maka golongan darah B. Jika terjadi aglutinasi pada kedua sera anti-A, anti-B maka golongan darah AB Kemudian jika tidak terjadi aglutinasi pada kedua sera tersebut maka golongan darah O.



42



BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan Praktek Belajar Klinik I yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa DIII Analis Kesehatan Fakultas Sains Teknologi dan Ilmu Kesehatan Universitas Bina Mandiri Gorontalo di laboratorium Puskesmas Kabila dapat disimpulkan yaitu: 1. Kegiatan Praktek Belajar Klinik I yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas



Kabila



pengetahuan,



berdampak



memperluas



positif



wawasan,



terhadap



penyaluran



meningkatkan



kinerja,



ilmu serta



memantapkan dan menyeimbangkan keterampilan dari mahasiswa DIII Analis Kesehatan dalam berbagai pemeriksaan laboratorium meliputi bidang ilmu Hematologi, Imunoserologi, Kimia Klinik, dan Bakteriologi. 2. Kegiatan Praktek Belajar Klinik I memberikan kesempatan kepada mahasiswa DIII Analis Kesehatan untuk ikut serta berperan dalam program kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kabila



yaitu



berpartisipasi



dalam



melaukan



pemeriksaan



untuk



PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) dan program pemeriksaan lainnya. 3. Kegiatan Praktek Belajar Klinik I dimanfaatkan sebagai sarana dalam melatih mahasiswa DIII Analis Kesehatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien melalui komunikasi kesehatan sehingga tetap terjalin



43



kesinambungan antara knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (sikap). 6.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan kepada pihak Puskesmas Kabila ialah sebagai berikut : 1. Untuk Instansi Diharapkan bagi pihak institusi untuk menambah waktu pelaksanaan kegiatan praktek belajar klinik sehingga para mahasiswa dapat mengoptimalkan dan meningkatkan skill lebih kuat lagi sehingga benarbenar menjadi tenaga kesehatan yang siap dalam berkompetisi. 2. Untuk Puskesmas Perlu adanya penyediaan Prasarana Laboratorium untuk menunjang perawatan alat hematologi analyzer Hal ini disampaikan untuk lebih mempermudah



pada



saat



pemeriksaan



karena



puskesmas



kabila



merupakan puskesmas rujukan se Kabupaten Bonebolango sehingga lebih menambah nilai kualitas dari puskesmas kabila itu sendiri.



44



DAFTAR PUSTAKA Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2014. Panduan Praktis PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis). Jakarta. Denrison, P. 2016. Perbandingan Pemeriksaan Basil Tahan Asam Metode Direct Smear dan Metode Imunochromatographi Test Pada Tersangka Penderita TuberkulosisParu di UP. Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara: Universitas Sari Mutiara Indonesia. Vol 1 No 1. Gandasoebrata, 2016. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat Kalma, 2018. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Basil Tahan Asam Antara Spesimen Dahak Langsung Di Periksa Dengan Di Tunda 24 Jam. Makassar : jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar. Vol 9 No 2 Oktari, A. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A,B,O. Bandung : Sekola Tinggi Analis Bakti Asih Bandung Vol 5 No 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2015. Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik. Jakarta Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014. Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Renowati, 2018. Uji Kesesuaian Pemeriksaan Kehamilan Mtode Strip Test dengan Metode Aglutinasi. Padang : Stikes Perintis Padang Vol 1 No 1. Wijayanti, Ika Budi. 2016. Efektivitas HBsAg – Rapid Screening Test Untuk Deteksi Dini Hepatitis B. STIKES Kusuma Husada Surakarta. Surakarta. Wulansari, Puput. 2013. Analisis Kepuasan Pengguna Terhadap Kualitas. Layanan Dan Bangunan Puskesmas Di Yogykarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jawa Tengah.



45