Laporan Pendahuluan Angina Pectoris KMB 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TN.A DENGAN ANGINA PECTORIS DI RUANG KENANGA RSUD SLEMAN



DISUSUN OLEH : Nama : Anugrahani Kadanti Arifah Kelas : 2D/2520142578



AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2015/2016



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Angina Pectoris disusun untuk memenui tugas kelompok PKK KMB 1 Semester IV, pada Hari



:



Tanggal



:



Tempat



: Praktikan I,



(



)



Pembimbing Lahan,



(



Pembimbing Akademik,



)



(



)



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindroma Angina pectoris tidak stabil telah lama dikenal sebagai gejala awal dari infark miokard akut (IMA).Bayak penelitian melaporkan bahwa angina pectoris tidak stabil merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan kematian.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 60-70% penderita IMA dan 60% penderita mati mendadak pada riwayat penyakitnya yang mengalami gejala angina pectoris tidak stabil.Sedangkan penelitian jangka panjang mendapatkan IMA terjadi pada 5-20% penderita angina pectoris tidak stabil dengan tingkat kematian 14-80%. Dalam kelompok yang mengalami nyeri dada,terdapat serangan jantung yang jumlahnya dua kali lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengalami nyeri dada.Dalam kelompok yang mengalami angina dan kemungkinan serangan jantung sebelumnya(mereka mengakui pernah mengalami sedikitnya satu kali serangan



nyeri



dada



yang



parah,yang



berlangsung



lebih



lama



dari



biasanya,bahkan pada saat istirahat),terdapat lebih dari enam kali serangan jantung dbandingkan kelompok lainnya. Angina pectoris tidak stabil letaknya diantara spectrum angina pectoris stabil dan infark miokard,sehingga merupakan tantangan dalam upaya pencegahan terjadinya infark miokard.



B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan asuhan keperawatan yang maksimal pada klien dengan gangguan angina pectoris 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan Angina Pectoris b. Mengetahui Penyebab Angina Pectoris c. Mengetahui Manifestasi klinis Angina Pectoris d. Mengetahui Klasifikasi Angina Pectoris e. Mengetahui Patofisiologi Angina Pectoris f. Mengetahui Penatalaksanaan Angina Pectoris g. Mengetahui Komplikasi Angina Pectoris



BAB 2 KONSEP DASAR A. Definisi Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap supalai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Corwin, 2009) Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Mansjoer dkk, 2007) Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard. Penyakit angina pektoris ini juga disebut sebagai penyakit kejang jantung. Penyakit ini timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu secara terus-menerus karena aktifitas fisika tau mental.



Angina pektoris atau disebut juga Angin Duduk adalah penyakit jantung iskemia didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis koroner atau spasme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. B. Etiologi Angina pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplai oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu diastole pada saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian oksigen pada jantung, adalah : 1.



Denyut Jantung Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen tiap menitnya akan bertambah.



2.



Kontraktilitas Dengan bekerja, maka akan banyak mengeluarkan katekolamin (adrenalin dan nor adrenalin) sehingga dapat meningkatkan kontraksi pada jantung.



3.



Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak pemakaian oksigen.



4. Ukuran Jantung



Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak. Faktor-faktor penyebab lainnya, antara lain adalah : 



Aterosklerosis







Denyut jantung yang terlalu cepat







Anemia berat







Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh sedikitnya aliran darah ke katup jantung.







Penebalan pada di dinding otot jantung - hipertropi- dimana dapat terjadi pada penderita tekanan darah tinggi sepanjang tahun







Spasme arteri koroner



C. Manifestasi Klinis 1.



Angina pectoris stabil. 



Muncul ketika melakukan aktifitas berat







Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa nyeri yang datang sebelumnya







Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang







Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan pengobatan terhadap angina







Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stres.



2. Angina pectoris tidak stabil. 



Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat dan lamanya meningkat.







Timbul waktu istirahat/kerja ringan.Tidak dapat diperkirakan







Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama



3.







Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina







EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.



Angina variant. 



Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner







EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan selesai.



D. Klasifikasi Angina Pectoris Klasifikasi Angina Pektoris berdasarkan Canadian Cardiovaskuler Association dibagi menjadi 4 : - Kelas 1 Nyeri di dada timbul saat aktivitas fisik yang berat seperti berjalan cepat atau terburu-buru,bekerja,atau saat bepergian - Kelas 2 Aktivitas sehari-hari agak terbatas seperti naik tangga lebih dari 1 lantai,jalan menanjak - Kelas 3 Aktivitas sehari-hari terbatas,seperti naik tangga 1 lantai. - Kelas 4 Nyeri dada terjadi saat istirahat dan aktivitas ringan seperti mandi dan menyapu E. Patofisiologi Angina Pectoris Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi



karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi proses aterosklerosis dan spasme. Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis. Pada mulanya, suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila kebutuhan oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan aktivitaas fisik yang cukup berat. Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigennya juga meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapatberdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan terjadi iskemia(kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energy ini sangat tidak efisien dan menyebabkan pembentukan asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menyebabkan nyeri ang berkaitan dengan angina pectoris. Apabila



kebutuhan energy sel-sel jantung berkurang, suplai oksigen oksigen menjadi adekut dan sel-sel otot kembali keproses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energy. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan menghilangnya penimbunan asam laktat, nyeri angina pectoris mereda.



Pathways



F. Komplikasi Angina Pectoris 1. Stable Angina Pectoris Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas beberapa tingkatan : 



Selalu timbul sesudah latihan berat.







Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km)







Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m)







Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa)



Diagnosa : 



Pemeriksaan EKG







Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan radionuclide)







Angiografi koroner.



Terapi : 



Menghilangkan faktor pemberat







Mengurangi faktor resiko



2. Unstable Angina Pectoris Disebabkam primer oleh kontraksi otot polos pembuluh koroner sehingga mengakibatkan iskemia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin, Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama



waktu istirahat, sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah variant (prinzmental). Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark. Terapi : 



Inhibitor trombosit: Pasien angina yang tidak stabil efektif terhadap aspirin selama fase akut maupun kronis







Antikoagulan: Heparin dapat mencegah miokard infark dan mengurangi iskemia dan depresi ST segmen.







Anti trombotik: preparat yang paling banyak digunakan adalah aspirin dimana dengan pemberian aspirin angka kematian dapat diturunkan sampai 25%. Disamping itu aspirin dapat juga mencegah re-infark







Nitrogliserin: hasilnya masih kontroversi akan tetapi dapat diberikan intravena pada angina yang tidak stabil disepakati untuk mencegah timbulnya angina







Beta blocker: Mengurangi kecepatan jantung, kontraksi miokard dan kebutuhan oksigen oleh miokard. Efektif untuk mengurangi nyeri dada. Sebaiknya diberikan intravenous dilanjutkan dengan beta blocker sampai dengan denyut jantung 60 x/menit







Kalsium Antagonis: Efektif sebagai vasodilatasi. Dalam hal ini yang banyak digunakan adalah diltiazim



juga



menyebabkan



pengurangan



denyut



jantung



dan



verampamil. Tidak mengurangi infark akan tetapi dapat mengurangi serangan angina. Yang banyak digaunakan adalah nifedipine, nikardipin yang biasa dikombinasikan dengan beta blocker. 



Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff Surgery (CBGS)



3. Infark miokard acut (IMA) Gambaran Klinis: Kebanyakan pasien dengan infark miokard akut mencari pengobatan karena rasa sakit didada. Namun demikian ,gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin, sampai pada pasien yang merasa nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat berkembang menjadi syok dan eadem pulmonal, dan ada pula pasien yang baru saja tampak sehat lalu tiba-tiba meninggal. Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina ,maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat ,sering pada jam-jam awal dipagi hari. Nitrogliserin tidaklah mengurangkan rasa sakitnya yang bisa kemudian menghilang berkurang dan bisa pula bertahan berjam-jam malahan berhari-hari. Nausea dan vomitus merupakan penyerta rasa sakit tsb dan bisa hebat, terlebih-lebih apabila diberikan martin untuk rasa sakitnya.



Rasa sakitnya adalah diffus dan bersifat mencekam, mencekik, mencengkeram atau membor. Paling nyata didaerah subternal, dari mana ia menyebar kedua lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas (sehingga ia mirip dengan kolik cholelithiasis, cholesistitis akut ulkus peptikum akut atau pancreatitis akut). Terdapat laporan adanya infark miokard tanpa rasa sakit. Namun bila pasienpasien ini ditanya secara cermat, mereka biasanya menerangkan adanya gangguan pencernaan atau rasa benjol didada yang samar-samar yang hanya sedikit menimbulkan rasa tidak enak/senang. Sekali-sekali pasien akan mengalami rasa napas yang pendek (seperti orang yang kelelahan) dan bukanya tekanan pada substernal.Sekali-sekali bisa pula terjadi cekukan/singultus akibat irritasi diapragma oleh infark dinding inferior. pasien biasanya tetap sadar, tetapi bisa gelisah, cemas atau bingung. Syncope adalah jarang, ketidak sadaran akibat iskemi serebral, sebab cardiac output yang berkurang bisa sekali-sekali terjadi.Bila pasien-pasien ditanyai secara cermat, mereka sering menyatakan bahwa untuk masa yang bervariasi sebelum serangan dari hari 1 hingga 2 minggu) ,rasa sakit anginanya menjadi lebih parah serta tidak bereaksi baik tidak terhadap pemberian nitrogliserin atau mereka mulai merasa distres/rasa tidak enak substernal yang tersamar atau gangguan pencernaan (gejala -gejala permulaan /ancaman /pertanda). Bila serangan-serangan angina menghebat ini bisa merupakan petunjuk bahwa ada angina yang tidak stabil (unstable angina) dan bahwasanya dibutuhkan pengobatan yang lebih agresif. Bila diperiksa, pasien sering memperlihatkan wajah pucat bagai abu dengan berkeringat , kulit yang dingin .walaupun bila tanda-tanda klinis dari syok tidak dijumpai. Nadi biasanya cepat, kecuali bila ada blok/hambatan AV yang komplit



atau inkomplit. Dalam beberapa jam, kondisi klinis pasien mulai membaik, tetapi demam sering berkembang. Suhu meninggi untuk beberapa hari, sampai 102 derajat Fahrenheid atau lebih tinggi, dan kemudian perlahan-lahan turun ,kembali normal pada akhir dari minggu pertama. Pengobatan: Sasaran pengobatan IMA pertama adalah menghilangkan rasa sakit dan cemas. Kedua mencegah dan mengobati sedini mungkin komplikasi (30-40%) yang serius seperti payah jantung, aritmia, thrombo-embolisme, pericarditis, ruptur m. papillaris, aneurisma ventrikel, infark ventrikel kanan, iskemia berulang dan kematian mendadak. Untuk sakit diberikan sulfas morphin 2,5-10 mg IV. Pethidin kurang efektif dibandingkan Morphin dan dapat menyebabkan sinus tachycardia. Obat ini banyak dipakai pada infark inferior dengan sakit dada dan sinus bradycardia. Dosis 25-50 mg dapat diulang sesudah 2-4 jam dengan perlahan-lahan . Pada sakit dada dengan lMA terutama infark anterior dengan sinus tachycardia dan tekanan darah sistolik di atas 100 - 100 mm Hg B-Blocker dapat dipakai. Dosis kecil B-Blocker mulai dengan 1/2 - 5 mg Inderal. IV. Dikatakan bahwa pemberian B-Blocker dalam 5 jam pertama bila tidak ada kontra indikasi dapat mengurangi luasnya infark. Nitrat baik sublingual maupun transdermal dapat dipakai bila sakit dada pada hari-hari pertama. Nifedipin, C-antagonist yang sering dipakai bila diduga penyebabnya adalah spasme koroner, khusus angina sesudah hari ke-2 dan sebelum pulang. Istirahat, pemberian 02, diet kalori rendah dan mudah dicernakan dan pasang infus untuk siap gawat.



Pemberian anti koagulansia hanya pada penderita yang harus dimobilisasi agak lama seperti gagal jantung, syok dan infark anterior yang luas. Sekitar 60-70% dari infark tidak terdapat komplikasi dan dianjurkan penanganan sesudah 2-3 minggu untuk uji latih jantung beban (ULJB) yang dimodifikasikan. Kalau normal untuk rehabilitasi biasa tetapi kalau abnormal agar diperiksa arteriogram koroner untuk mengetahui tepat keadaan pembuluh darah koronernya agar dapat ditentukan sikap yang optimal. 4. Aritmia Adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya. Depolarisasi terlambat disebabkan oleh meningginya kalsium intrasel. Kalsium intoksikasi adalah salah satu contoh terjadinya depolarisasi tipe ini. 5. Kematian Jantung Mendadak (Sudden Cardiac Death) Didefinisikan sebagai kematian yang terjadi kurang dari 1 jam dari kesadaran tanpa diketahui terlebih dahulu adanya penyakit jantung primer atau tidak. Secara umum penyebab dari kematian jantung lebih dari 90% disebabkan oleh koroner (VT dan VF 60%), infark akut (15%), iskemi akut (10%), spasme koroner (2-5%) Terapi Tidakan darurat yang dilakukan pada pasien yang selamat dari jantung: Langkah pertama, stabilisasi, resusitasi, nilai status neurologi, dan lakukan ekstubasi Langkah kedua, cari factor penyebab yang pada umumnya adalah infark akut, hipokalemi, dan obat-obatan Langkah ketiga, ketahui sttus jantung dengan tes exercise, talium scan, ekokardiografi



Langkah ke empat, ketahui apakah terdapat VT/VF baik melalui holter monitor maupun tes treadmill Langkah kelima, lakukan salah satu terapi, implantable defibrillator, CABG dengan atau tidak defibrillator, amiodaron atau mungkin juga pemberian sotasol G. Penatalaksanaan Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris  Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan kuantitas hidup.  Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian meningkatkan kualitas hidup. Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah: meningkatkan pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung). 1. Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia a. Penyekat Beta obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas, tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain: atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol. b. Nitrat dan Nitrit Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen



miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin. c. Kalsium Antagonis obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil. 2. Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut 



Terapi antiplatelet, obatnya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita dapat diberikan tiiclopidin atau clopidogrel.







Terapi Antitrombolitik, obatnya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan resiko terjadinya ischemia pada penderita dengan factor resiko.







Terapi penurunan kolesterol, simvastatin akan menurunkan LDL (low density lipoprotein) sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah atheroskelerosis maka aliran darah di arteria koronaria lebih baik.



3.



Revaskularisasi Miokard



Angina pectoris dapat menetap sampai bertahun-tahun dalam bentuk serangan ringan yang stabil. Namun bila menjadi tidak stabil maka dianggap serius, episode nyeri dada menjadi lebih sering dan berat, terjadi tanpa penyebab yang jelas. Bila gejala tidak dapat dikontrol dengan terapi farmakologis yang memadai, maka tindakan invasive seperti PTCA (angioplasty coroner transluminal percutan) harus dipikirkan untuk memperbaiki sirkulasi koronaria. 4. Terapi Non Farmakologis Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius. H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Primer Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik,antara lain : Airway  Lidah jatuh kebelakang  Benda asing/ darah pada rongga mulut  Adanya sekret Breathing  pasien sesak nafas dan cepat letih  Pernafasan Kusmaul



Circulation  TD meningkat 



Nadi kuat



 Disritmia 



Adanya peningkatan JVP



 Capillary refill > 2 detik  Akral dingin Disability : pemeriksaan neurologis è GCS menurun A : Allert sadar penuh, respon bagus V : Voice Respon kesadaran menurun, berespon thd suara P : Pain Respons kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, berespon thd rangsangan nyeri U : Unresponsive kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, tdk bersespon thd nyeri 2. Pengkajian Sekunder Pemeriksaan



sekunder



dilakukan



setelah



memberikan



penenganan pada pemeriksaan primer. Pemeriksaan sekunder meliputi : 1. AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event 2. Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe 3. Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang



pertolongan



atau



Anamnese Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai riwayat penyakit, karena diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya keluhan sakit dada yang mempunyai ciri khas sebagai berikut : Letak Seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, ke punggung, rahang atau leher. Sakit dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigartrium, gigi dan bahu Kualitas sakit dada Pada angina, sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat (pressure like), diperas (squeezing), terasa panas (burning), kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort) karena pasien tidak dapat menjelaskan sakit dada tersebut dengan baik, lebih-lebih bila pendidikan pasien rendah. Hubungan dengan aktivitas Sakit dada pada angina pektoris biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang menaiki tangga. Aktivitas ringan seperti mandi, menggosok gigi, makan terlalu kenyang atau emosi juga dapat menimbulkan angina pektoris. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina pektoris dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam. Lamanya serangan sakit dada Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, walaupun perasaan tidak enak di dada masih dapat dirasakan setelah sakit dada hilang. Bila sakit



dada berlangsung lebih dari 20 menit, kemungkinan pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada pasien angina pektoris, dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin. Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai tinggi rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Setelah semua deskriptif nyeri dada tersebut didapat, pemeriksa membuat kesimpulan dari gabungan berbagai komponen tersebut. Kesimpulan yang didapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu angina yang tipikal, angina yang atipikal atau nyeri dada bukan karena jantung. Angina termasuk tipikal bila : rasa tidak enak atau nyeri dirasakan dibelakang sternum dengan kualitas dan lamanya yang khas, dipicu oleh aktivitas atau stress emosional, mereda bila istirahat atau diberi nitrogliserin. Angina dikatakan atipikal bila hanya memenuhi 2 dari 3 kreteria diatas. Nyeri dada dikatakan bukan berasal dari jantung bila tidak memenuhi atau hanya memenuhi 1 dari tiga kreteria tersebut. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi pemeriksaan fisik yang dilakukan saat serangan angina dapat memberikan informasi tambahan yang berguna. Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, split S2 atau ronkhi basah basal yang kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan diagnosa PJK. Hal-hal lain yangn bisa didapat dari pemeriksaan fisik adalah tanda-tanda adanya factor resiko, misalnya tekanan darah tinggi. I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul



1. Nyeri akut b.d. Iskemia miokardium 2. Penurunan curah jantung b.d. Gangguan kontraksi 3. Cemas b.d. Rasa takut akan kematian 4. Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d. Keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup. J. Rencana Keperawatan NO



DIAGNOSA 1. Nyeri akut



TUJUAN (NOC) Setelah dilakukan tindakan



INTERVENSI (NIC) 



Kaji nyeri baik lokasi



berhubungan



keperawatan selama 3 x 24



Karakteristik,durasi,frekuensi



dengan iskemia



jam, masalah dapat teratasi



Kualitas,presipitasi



miokardium



dengan kiteria hasil : 



Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab



 Gunakan teknik komunikasi Terapeutik untuk mengetahui



menggunakan tekhnik



pengalaman nyeri pasien



untuk mengurangi nyeri Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 



dari ketidaknyamanan



nyeri,mampu



non farmakologi







 Observasi reaksi non verbal



Mampu mengenali



 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau  Evaluasi dan ketidakefektifan Kontrol nyeri masa lampau  Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti







nyeri (skala,Intensitas



suhu,ruangan,pencahayaan



dan tanda nyeri)



dan kebisingan



Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang



2. Penurunan curah



Setelah dilakukan tindakan



jantung keperawatan selama 3 x 24



 Evaluasi adanya nyeri dada (Intensitas,lokasi,durasi)



berhubungan



jam, masala dapat teratasi



 Catat adanya disritmia jantung



dengan



dengan kriteria hasil :



 Catat adanya tanda gejala



gangguan







kontraksi



Tanda-tanda dalam



vital rentang



(Tekanan



yang



darah,Nadi,Respirasi)



jantung



Dapat



mentoleransi



aktivitas tidak ada kelelaan 



Tidak



ada



paru



perifer



kesadaran



pernafasan



adanya



gagal



perubaan



tekanan darah periode



edema



istirahat



dan



 Monitor



Tidak ada penurunan



status



menandakan



 Monitor



 Atur



asites 



 Monitor status kardiovaskuler  Monitor



normal







penurunan cardiac putput



latihan



toleransi



dan



aktivitas



pasien  Monitor



adanya



dispneu,fatigue,tekipneu,ortop neu



 Monitor



tekanan



arah,suhu,nadi,RR  Monitor kualitas dari Nadi  Monitor jumlah dan irama jantung dan monitor bunyi jantung  Monitor frekuensi dan iram pernafasan  Monitor



suhu,warna



dan



kelembaban kulit,  Monitor siaosis perifer  Monitor



adanya



bradikardi,tekanan darah yang meningkat,peningkatan sistolik  Identifikasi



penyebab



dari



perubahan vital sign



3. Cemas



b.d. Setelah dilakukan tindakan







Rasa takut akan keperawatan selama 3 x 24 kematian



jam, masalah dapat teratasi



menenangkan 



dengan kriteria hasil : 



Klien



Gunakan pendekatan yang



Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku



mampu



mengidentifikasi dan



pasien 



Jelaskan semua prosedur







mengungkapkan



dan apa yang dirasakan



gejala cemas



selama prosedur 



Mengidentifikasi, mengungkapkan dan



mengenai diagnosis,



menunjukkan tehnik



tindakan prognosis



untuk







mengontol



cemas 



Vital



Dengarkan dengan penuh perhatian



sign







dalam



batas normal 



Berikan informasi faktual



Identifikasi tingkat kecemasan







Postur tubuh, ekspresi



Bantu pasien mengenal



wajah, bahasa tubuh



situasi yang menimbulkan



dan tingkat aktivitas



kecemasan 



menunjukkan



Dorong pasien untuk



berkurangnya



mengungkapkan perasaan,



kecemasan



ketakutan, persepsi 



v



Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi







Barikan obat untuk mengurangi kecemasan



4. Kurang



Setelah dilakukan tindakan







Berikan



penilaian



tentang



pengetahuan



pasien



pengetahuan



keperawatan selama 3 x 24



tingkat



tentang



jam, masalah dapat teratasi



tentang proses penyakit yang



penyakit keterbatasan



b/d dengan kriteria hasil :



spesifik







pengetahuan



Pasien dan keluarga







Jelaskan



patofisiologi



dari



penyakitnya,



menyatakan



tindakan



pemahaman



tentang



ini



dilakukan, obat



penyakit,



kondisi,



anatomi dan fisiologi, dengan



obatan



prognosis



dan



yang



yang



diberikan,



program pengobatan 



komplikasi yang



mungkin



muncul



penyakit dan bagaimana hal



dan



dengan



cara yang tepat. 



Gambarkan tanda dan gejala



Pasien dan keluarga



yang



mampu



penyakit, dengan cara yang



melaksanakan



tepat



perubahan gaya



prosedur



yang



hidup.



dijelaskan



secara







biasa



muncul



pada



Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat







benar 



berhubungan



Identifikasi



kemungkinan



Pasien dan keluarga



penyebab, dengna cara yang



mampu menjelaskan



tepat



kembali



apa



yang







Sediakan



informasi



pada



dijelaskan



pasien tentang kondisi, dengan



perawat/tim



cara yang tepat



kesehatan lainnya.







Hindari harapan yang kosong







Sediakan bagi keluarga atau SO



informasi



tentang



kemajuan pasien dengan cara yang tepat 



Diskusikan perubahan gaya hidup



yang



mungkin



diperlukan untuk mencegah



komplikasi di masa yang akan datang



dan



atau



proses



pengontrolan penyakit 



Diskusikan pilihan terapi atau penanganan







Dukung



pasien



untuk



mengeksplorasi



atau



mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 



Eksplorasi sumber



kemungkinan atau



dukungan,



dengan cara yang tepat 



Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat







Instruksikan pasien mengenai tanda



dan



melaporkan



gejala pada



untuk pemberi



perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat



DAFTAR PUSTAKA



Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC Finarga. 2010. Angina. Dimuat dalam http://finarga.blogspot.com/ (diakses pada 11 Maret 2012) Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcome. New Jersey : Horrisonburg. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika