Laporan Pendahuluan Angina Pektoris [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASMA BRONKHIALE A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Angina pectoris berasal dari bahasa yunani yang berarti “cekikan dada” yaitu gangguan yang sering terjadi karena atherosclerosis heart disease. Terjadinya serangan angina menunjukkan adanya iskemia. Iskemia yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan tidak menyebabkan kerusakan permanen jaringan miokard. Namun, angina merupakan hal yang mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau berkembang menjadi infark miokard. (Wajan, 2010). Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap supalai oksigen yang tidak adequate ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Corwin, 2009).



Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Mansjoer dkk, 2007). 2. Etiologi Angina pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplai oksigen yang diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi



meningkat. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu diastole pada saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian oksigen pada jantung, adalah:



a. Denyut Jantung Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen tiap menitnya akan bertambah.



b. Kontraktilitas Dengan bekerja, maka akan banyak mengeluarkan katekolamin (adrenalin dan nor adrenalin) sehingga dapat meningkatkan kontraksi pada jantung.



c. Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak pemakaian oksigen.



d. Ukuran Jantung Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak. Faktor-faktor penyebab lainnya, antara lain adalah :



a. Aterosklerosis b. Denyut jantung yang terlalu cepat c. Anemia berat d. Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh sedikitnya aliran darah ke katup jantung.



e. Penebalan pada di dinding otot jantung - hipertropi- dimana dapat terjadi pada penderita tekanan darah tinggi sepanjang tahun.



f. Spasme arteri koroner 3. Patofisiologi Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi proses aterosklerosis dan spasme. Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh



sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis. Pada mulanya, suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila kebutuhan oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan aktivitaas fisik yang cukup berat. Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigennya juga meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapatberdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan terjadi iskemia(kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energy ini sangat tidak efisien dan menyebabkan pembentukan asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menyebabkan nyeri ang berkaitan dengan angina pectoris. Apabila kebutuhan energy sel-sel jantung berkurang, suplai oksigen oksigen menjadi adekut dan sel-sel otot kembali keproses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energy. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan menghilangnya penimbunan asam laktat, nyeri angina pectoris mereda.



4. Manifestasi Klinik a. Angina pectoris stabil 1) Muncul ketika melakukan aktifitas berat. 2) Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa nyeri yang datang sebelumnya.



3) Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang. 4) Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan pengobatan terhadap angina. 5) Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain. 6) Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stress. b. Angina pectoris tidak stabil 1) Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat dan lamanya meningkat. 2) Timbul waktu istirahat/kerja ringan. 3) Tidak dapat diperkirakan. 4) Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama. 5) Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina. 6) EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi. c. Angina variant 1) Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner. 2) EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan selesai.



5. Pathway Aterosklerosis atau Spasme pembuluh darah



Stress



Pajanan terhadap dingin



Latihan fisik



Adrenalin meningkat



Kebutuhan O2 Meningkat



Vasokontriksi pembuluh darah



Aliran O2 arteri koronaria menurun



Hipoksia otot jantung



Makan makanan berat



Aliran O2 meningkat ke mesentrikus



Aliran O2 ke jantung menurun



Ischemia otot jantung Terjadinya metabolisme anaerob Peningkatan asam laktat



Kontraksi miokardium menurun



Fungsi ventrikel terganggu



Reseptor nyeri tersangsang



Kurang informasi



Nyeri dada



Defisiensi Pengetahuan



Nyeri akut Perubahan hemodinamika (TD dan nadi meningkat)



Peningkatan tekanan jantung Lelah



Penurunan Cardiac Output



Takut mati Ansietas



Intoleransi aktivitas



6. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaaan Penunjang 1) Elektrokardiogram Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard



pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif. 2) Foto Rontgen Dada Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadangkadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.Pemeriksaan Laboratorium b. Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris. c. Uji Latihan Jasmani Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris. Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut. d. Thallium Exercise Myocardial Imaging



Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia. e. Kateterisasi jantung dengan Angiografi Di indikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung. Keluarga yang mengalami nyeri dada pada penyakit katup, gangguan kontraktilitas, gagal ventrikel, dan abnormalitas sirkulasi. Catatan : 10% pasien dengan



angina



tidak



stabil



mempunyai



arteri



koroner



yang



tampak



normal (Doenges, 1999: 74)



7. Komplikasi a. Infraksi miokardium yang akut (serangan jantung). b. Kematian karena serangan jantung secara mendadak. c. Aritma kardiak. d. Hipoksemia. e. Trombosis vena dalam. f. Syok kardiogenik. 8. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan Medis Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko.secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transliminal perkutan (PTCA



= percutaneous transluminal coronary angioplasty), (didiskusikan di bawah). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan. Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang akhir-akhir ini sering di gunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner utnuk meningkatkan aliran darah, penggunaan untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dipakai oleh salah satu atau seluruh teknik diatas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang di derita pasien. b. Terapi Farmakologi 1) Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigemn jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri augina. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena di seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang



kembali



ke



jantung



pengisian (preload). Nitrat



juga



dan



terjalah



melemaskan



penurunan arteriol



tekanan



sistemik



dan



menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, merupakan suatu keadaan



yang



lebih



seimbang



antara



suplai



dan



kebutuhan. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (subtingual) atau dipipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit. a) Pasien diminta tidak menggerakkan lidah dan jangan menelan ludah sampai tablet nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat mempercepat penyerapan di bawah lidah. b) Sebagai pencegah, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus di simpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak boleh di simpan dalam botol plastik atau logam.



c) Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas, uap, udara, cahaya dalam waktu lama. Bila nitrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut. Persediaan nitrogliserin harus diperbaharui setiap 6 bulan sekali. d) Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus mengatur sendiri dosis yang diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat menghilangkan nyeri. Obat harus digunakan untuk mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas yang mungkin akan menyebabkan nyeri. Karena nitrogliserin dapat meningkatkan toleransi pasien terhadap latihan dan stress bila di gunakan sebagai pencegahan (misalk sebelum latihan, menaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan obat ini sebelum rasa nyeri muncul. e) Pasien



harus



mengingat



menghilangkan nitrogliserin,



nyeri, harus



berapa



bila



dicurigai



nyeri



lama



kerja



tidak



adanya



dapat



ancaman



nitrogliserin



dalam



dikurangi



dengan



terjadinya



infark



miokardium. f) Bila nyeri menetap setelah memakai tiga (3) tablet sublingual dengan interval 5 menit, pasien dianjurkan segera dibawa ke fasilitas perawatan darurat terdekat. Efek samping nitrogliserin meliputi rasa panas, sakit kepala berdenyut, hipertensi, dan takikardia. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih diperdebatkan. Isorbid dinitrat (isordil) tampaknya efektif sampai 2 jam bila digunakan dibawah lidah, tetapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral. 2) Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk lanoninpetrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap nyeri angina dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan pada pasien yang mengalami angina pada malam hari atau yang harus menjalankan aktivitas dalam waktu cukup lama (misal main golf) karena mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam. Dosis biasanya ditingkatkan sampai terjadi sakit kepala atau efek berat terhadap tekanan darah atau frekuensi jantung, kemudian diturunkan sampai dosis tertinggi yang tidak menimbulkan efek



samping tersebut. Cara pemakaian salep biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien selalu diingatkan untuk mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk mencegah iritasi kulit. c. Terapi Non Farmakologis Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius. d. Penatalaksanaan Keperawatan 1) Berikan posisi semifowler 2) Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit) 3) Kolaborasi pemberian nitrogen, bete bloker dan kalsium anatagonis) 4) Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan 5) Lakukan EGC 6) Observasi bunyi jantung 7) Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi ( Smeltzer, 2002) B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Biodata b. Riwayat kesehatan dahulu 1. Riwayat serangan jantung sebelumnya. 2. Riwayat pernafasan kronis. 3. Riwayat penyakit hipertensi, DM, dan Ginjal 4. Riwayat perokok 5. Diet rutin dengan tinggi lemak Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat keluarga dengan penyakit jantung (AMI), DM ,hipertenso, stroke dan penyakit pernafasan (asma). d. Riwayat kesehatan sekarang c.



1. Faktor pencetus yang paling sering menyebabkan angina adalah kegiatan fisik, emosi yang belebihan atau setelah makan. 2. Nyeri dapat timbul mendadak ( dapat atau tidak berhubungan dengan aktivitas). 3. Kualitas nyeri : sakit dada dirasakan di daerah mid sterna daa anterior, subternal prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi banyak yang menggambarkan sakitnya seperti ditusuk-tusuk, dibakar maupun ditimpa benda berat/tertekan. 4. Penjalaran rasa nyeri ke rahang, leher dan lengan dan jari tangan kiri, lokasinya tidak tentu seperti epigastrium, siku rahang, abdomen, pungggung dan leher. 5. Gejala dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti : mual, muntah, keringat dingin, berdebar-debar dan sesak nafas. 6. Waktu/lama nyeri : pada angina pectoris tidak melebihi 30 menit dan umumnya masih respon dengan pemberian obat-obatan anti angina, sedangkan pada infark rasa sakit lebih dari 30 menit tidak hilang dengan pemberian obat-obatan anti angina, biasanya akan hilang dengan pemberian analgesic (Maryin E. Dongoes, 2002) e.



Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum a. Tekanan darah dapat normal, meningkat ataupun menurun. b. Heart rate/ nadi dapat terjadi brakardi/takikardi, kuat/lemah, teratur ataupun tidak. c. Respirasi meningkat d. Suhu dapat normal ataupun meningkat. 2. Kepala a. Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun b. Tampak perubahan ekspresi wajah seperti meringis, merintih. c. Terdapat/tidak nyeri pada rahang 3. Leher a. Tampak distensi vena jugularis b. Terdapat/tidak nyeri pada leher 4. Thorak a. Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra S3/S4 menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau murmur menunjukkan gangguan katup atau disfuungsi otot papilar, perikarditis. b. Irama jantung dapat normal/ teratur atau tidak c. Paru-paru : suara nafas bersih/krekels/mengi/wheezing/ronchi. d. Terdapat batuk dengan atau tanpa produksi sputum. e. Terdapat sputum bersih, kental ataupun berwarna merah muda. 5. Abdomen a. Terdapat nyeri/rasa terbakar epigastrik/ ulu hati.



b. Bising usus normal/menurun 6. Ekstremitas a. Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin. b. Terdapat udema perifer dan udema umum. c. Kelemahan atau kelelahan. d. Pucat atau sianosis, kuku datar, pucat pada membrane mukosa dan bibir. 7. Respon psikologis a. Gelisah/cemas, seperti takut mati, khawatir dengan keluarga, kerja dan keuangan. b. Depresi, menarik diri dan kontak mata kurang. c. Denial, menyangkal dengan sakitnya dan marah. 8. Pemeriksaan diagnostic a. EKG 1) Monitor terdapat aritmia 2) Rekam EKG lengkap terdapat T inverted/iskemik, segmen ST elevassi ataupun depresi dan gelombang Q, patologis ini menunjukkan telah terjadi nekrosis. b. Thorak Foto 1) Mungkin normal/menunjukkan peembesaran jantung diduga gagal jantung kongestif. 2) Terdapat stenosis aorta. 3) Penyakit paru lainnya seperti bronchitis/TBC. c. Laboratorium 1) Kolesterol/trigliserida serum : meningkat menunjukkan risiko IHD diama terjadi peningkatan kadar kolesterol merupakan pemicu terbentuknya aterosklerosis yang merupakan sebagai penyebab infark. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal. 2) Enzim jntung dan iso enzim : CK, CK-MB (iso enzim yang ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam. CL-MB sering dijadikan sebagai indicator AMI, sebab diproduksi hanya saat terjadi kerusakan jaringan miokardium. 3) Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mmpengaruhi konduksi dan kontraktilitas, seperti hipokalemia/hiperkalemia. 4) Sel darah putih : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah infark, sehubungan dengan proses inflamasi. 5) Analisa gas darah/ oksometri nadi : dapat menunjukkanhipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis. 6) Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/ perfusi organ akut/kronik.



2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium. b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang). c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung. d. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan. e. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. rencanaan a. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya. INTERVENSI RASIONAL Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung dpat perawat dengan cepat bila terjadi merangsang sistem saraf simpatis untuk nyeri dada. mengeluarkan sejumlah besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan trombokxane A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung. Identifikasi terjadinya faktor Membantu membedakan nyeri dada dini pencetus, bila ada: frekuensi, durasi, dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan intensitas dan lokasi nyeri. menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar contoh leher, bahu, tangan atau lengan nyeri sering lebih ke permukaan (khusunya pada sisi kiri. dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama. Letakkan pasien pada istirahat total Menurunka kebutuhan oksigen miokard selama episode angina. untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis. Tinggikan kepala tempat tidur bila Memudahkan pertukaran gas untuk pasien napas pendek menurunkan hipoksia dan napas pendek 3.



berulang Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress Panatau tanda vital tiap 5 menit TD dapat meningkat secara dini selama serangan angina sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Pertahankan tenang , lingkungan Stres mental atau emosi meningkatkan nyaman, batasi pengunjung bila perlu kerja miokard Berikan makanan lembut. Biarkan Menurunkan kerja miokard sehubungan pasien istirahat selama 1 jam setelah dengan kerja pencernaan, manurunkan makan risiko serangan angina Kolaborasi: Nitrigliserin mempunyai standar untuk Berikan antiangina sesuai indikasi: pengobatan dan mencegah nyeri angina nitrogliserin: sublingual selam lebih dari 100 tahun b. PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD TRANSIEN/MEMANJANG) Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung. Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung. INTERVENSI RASIONAL Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri, jantung, tekanan darah. cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung Evaluasi status mental, catat Menurunkan perfusi otak dapat terjadinya bingung, disorientasi. menghasilkan perubahan sensorium. Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah nadi jantung turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen atau posisi nyaman selama episode akut kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi



Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras)



Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK (Gangguan Jantung Kronis) Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia); verapamil(calan).



Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); propanolol (inderal); esmolal (brebivbloc).



Penghematan energy, menurunkan kerja jantung.



Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan stress ventricular. Obat dengan kandungan inotropik negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung. Angina hanya gejala patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi. Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya, penyekat saluran kalsium berperan penting dalam mencegah dan menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung. Obat ini menurunkan kerja jantung dengan menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik.



c. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG. Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan. Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis. INTERVENSI RASIONAL Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu perhatikan frekuensi nadi lebih dari dalam mengkaji respons fisiologi 20 kali per menit di atas frekuensi terhadap stress aktivitas dan, bila ada istirahat; peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan kerja selama/sesudah aktivitas; dispnea yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.



atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi.



Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-tiba. dapat ditoleransi. Berikan bantuan Memberikan bantuan hanya sebatas sesuai kebutuhan. kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas. d. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN. Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi. Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi. INTERVENSI RASIONAL Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut terhadap contoh tes stress. diagnose dan prognosis. Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan marah. efek gambaran diri. Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dalam menganggap pasien sebelumnya. keluarga dan kerja tidak berubah. Kolaborasi : berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu tranquilizer sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat. e. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI. Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah. Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup. INTERVENSI RASIONAL



Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlyunya mencegah serangan angina.



Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya menurunkan infark miokard. Dorong untuk menghindari Dapat menurunkan insiden /beratnya faktor/situasi yang sebagai pencetus episode iskemik. episode angina, contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting menghentikan merokok, perubahan memberikan pasien kesempatan untuk diet dan olahraga. membuat perubahan kebutuhan. Tunjukan/dorong pasien untuk Membiarkan pasien untuk memantau nadi sendiri selama mengidentifikasi aktivitas yang dapat aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, dimodifikasi untuk menghindari stress hindari regangan. jantung dan tetap dibawah ambang angina. Diskusikan langkah yang diambil Menyiapkan pasien pada kejadian untuk bila terjadi serangan angina, contoh menghilangkan takut yang mungkin tidak menghentikan aktivitas, pemberian tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi obat bila perlu, penggunaan teknik serangan. relaksasi. Kaji ulang obat yang diresepkan Angina adalah kondisi rumit yang sering untuk mengontrol/mencegah memerlukan penggunaan banyak obat serangan angina. untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan. Tekankan pentingnya mengecek Obat yang dijual bebas mempunyai dengan dokter kapan menggunakan potensi penyimpangan. obat-obat yang dijual bebas. 4.



https://metodologi2c.blogspot.com/ https://daek-chin.blogspot.com/2014/10/laporan-pendahuluan-angina-pektoris.html



https://www.academia.edu/16868944/Laporan_Pendahuluan_angina_pektoris