PPK Angina Pektoris Stabil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS PUSKESMAS PEJERUK TATALAKSANA ANGINA PEKTORIS STABIL ICD-10 1. Pengertian 2.



Anamnesis



3.



Pemeriksaan Fisik



I20.9 Angina pectoris, unspecified Angina pektoris stabil merupakan tanda klinis pertama pada sekitar 50% pasien yang mengalami penyakit jantung koroner 1. Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa seperti ditimpa beban yang sangat berat. 2. Diagnosis seringkali berdasarkan keluhannyeri dada yang mempunyai ciri khas sebagai berikut: a. Letak : sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal: tidak dapat melokalisasi), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, dan bahu. b. Kualitas : pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti diperas atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik. c. Hubungan dengan aktivitas : Nyeri dada pada angina pektoris biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas. d. Lamanya serangan : Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadangkadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mengalami sindrom koroner akut dan bukan angina pektoris biasa. Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadangkadang nyeri dada disertai keringat dingin. e. Nyeri dada bisa disertai keringat dingin, mual, muntah, sesak dan pucat. 1. Sewaktu terjadi serangan angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Walau jarang pada auskultasi dapat terdengar derap atrial atau



4.



Pemeriksaan Penunjang



5.



Kriteria Diagnosis



6. 7.



Diagnosis Kerja Diagnosis banding



8.



Tatalaksana



9.



Edukasi



10.



Prognosis



11. 12. 13.



Tingkat Evidens Tingkat Rekomendasi Kriteria Rujukan



14. 15.



Tujuan Rujukan Penelaah Kritis



ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat pada waktu serangan angina. 2. Dapat ditemukan pembesaran jantung. 1. EKG (tidak tersedia) 2. X-ray thoraks (tidak tersedia) Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Angina pektoris stabil Gastroesofageal Refluks Disease (GERD), Gastritis akut, Nyeri muskuloskeletal, Pleuritis, Herpes di dada, Trauma, Psikosomatik 1. Oksigen dimulai 2 L/menit 2. Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker. Pemberian dosis pada serangan akut : a. Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg peroral sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan sekunder. b. Beta bloker: Propanolol 20-80 mg dalamdosis terbagi. 3. Antipletelet : Aspirin 160-320 mg sekali minum pada serangan akut. Menginformasikan individu dan keluarga untuk melakukan modifikasi gaya hidup antara lain: 1. Mengontrol emosi danmengurangi kerja berat dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya 2. Mengurangi konsumsi makanan berlemak 3. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol 4. Menjaga berat badan ideal 5. Mengatur pola makan 6. Melakukan olah raga ringan secara teratur 7. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur 8. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid 9. Mengontrol tekanan darah Ad vitam : Dubia ad Bonam Ad functionam : Dubia ad Bonam Ad sanationam : Dubia ad Bonam Dilakukan rujukan ke layanan sekunder (spesialis jantung atau spesialis penyakit dalam) untuk tatalaksana lebih lanjut. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah 1. Dr. Alfi Syahrin 2. Dr. Ni Wayan Diptaningsih



3. Dr. Dwi Fachrul 4. Dr. Risky Septiana 16. 17.



Indikator Kepustakaan



Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk. 02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama