LAPORAN PKL DESA PASI Fixx [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) MENEJEMEN PROGRAM INTERVENSI GIZI (PKL-MPIG) DI DESA PASI WILAYAH PUSKESMAS BERAMPU KECAMATAN BERAMPU KABUPATEN DAIRI YANG DILAKSANAKAN TANGGAL : 15-31 MARET 2021



GW



DISUSUN OLEH : MAHASISWA SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES MEDAN YUNITA LESTARI PADANG P01031217098



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN PROGRAM DIPLOMA IV GIZI LUBUK PAKAM 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan PKL Manajemen Program Intervensi Gizi ( PKL- MPIG). Dalam laporan PKL ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan beserta jajarannya. 2. Riris Oppusunggu, S.Pd,M.Kes Kes selaku pembimbing dalam penyusunan laporan PKL ini. 3. Lidya S.M Siburian selaku kelapa Puskesmas Berampu, Kecamatan Berampu,Kabupaten Dairi. 4. Sabar Pasi selaku Kepala Desa Pasi, Kecamatan Berampu,Kabupaten Dairi 5. Dianita Br. Bangun selaku pembimbing lapangan. 6. Kedua orangtua (Hasan Padang/Faridah Angkat) yang telah memberikan dukungan, serta cinta kasih dan doa tulus yang tidak terbalaskan. 7. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan dukungan, saran dan masukan. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan saran dari semua pihak dalam penyempurnaan laporan ini. Berampu,



Maret 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pelaksanaan kegiatan program bina gizi masyarakat menurut peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah gizi dan penyebab terjadinya masalah gizi serta alternatif cara-cara pemecahan, yang meliputi : perencanaan, pengolahan teknis dan administrasi serta penilaian program gizi di daerah Desa. Pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah gizi dan perencanaan program intervensi gizi di tingkat Desa/Desa merupakan kebutuhan dan bekal yang sangat penting bagi mahasiswa, sehingga diharapkan dapat mengelola program bina gizi masyarakat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut mahasiswa Jurusan Gizi Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetik wajib melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Program Intervensi Gizi Masyarakat (PKL-PIGM) dalam skala mikro ditingkat Desa atau Desa untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di kelas. Dalam kegiatan PKL ini diawali dengan pengumpulan data dengan survey cepat untuk mengetahui masalah kesehatan dan gizi serta faktor-faktor penyebabnya sebagai dasar untuk merencanakan Program Intervensi atau penanggulangan masalah gizi di tingkat Desa/Desa bersama masyarakat, pemerintahan Desa, PKK, lintas sektor terkait, tokoh masyarakat dan lainnya dengan menggunakan sumber dana dan sumber daya/potensi daerah yang ada. Kegiatan intervensi atau penanggulangan masalah gizi ini dilaksanakan oleh Mahasiswa pada Praktek Kerja Lapangan (PKL-PIGM). B. Tujuan PKL 1. Tujuan Umum Pada akhir PKL mahasiswa mampu melaksanakan intervensi gizi secara terpadu di tingkat Desa/Desa, dengan menggunakan potensi sumber daya yang ada serta memberdayakan masyarakat setempat.



2. Tujuan Khusus Pada akhir PKL mahasiswa mampu dan terampil : 1) Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data gizi di Desa. 2) Menetapkan prioritas masalah gizi di Desa. 3) Menetapkan prioritas intervensi atau penanggulangan masalah gizi di Desa. 4) Mengidentifikasi struktur organisasi, ketenagaan, tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ditingkat pemerintah Desa. 5) Melatih/menatar/merefreshing kadar gizi sebagai pelaksana Posyandu di Desa. 6) Melaksanakan penyuluhan gizi pada individu, kelompok maupun massa dengan berbagai metode. 7) Melaksanakan/mendemonstrasikan Teknologi Tepat Guna di bidang pangan di Desa. 8) Melaksanakan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi). 9) Melaksanakan Penimbangan Balita di Posyandu. 10)Melakukan Skrining Distribusi Paket Pertolongan Gizi (MP-ASI, Vitamin A, Tablet Tambah Darah/Fe). 11)Melaksanakan Demo Masak Makanan Murah dan Bergizi. 12)Mendemonstrasikan Pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita. 13)Menyusun Laporan Hasil Kegiatan PKL. 14)Menyajikan laporan hasil Kegiatan PKL dan Hasil Penilaian Kegiatan Intervensi Gizi Masyarakat. C. Manfaat PKL 1) Tercapainya program gizi yaitu intervensi gizi secara terpadu yang telah direncanakan di tingkat Desa, dengan menggunakan potensi sumber daya yang ada serta memberdayakan masyarakat. 2) Mengetahui masalah gizi yang terjadi di Desa Lama dan memberikan intervensi gizi secara langsung 3) Memahami dan mengetahui penyebab masalah gizi di masyarakat. 4) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi. 5) Menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diajarkan.



6) Menambah pengalaman dalam bidang gizi untuk mahasiswa. 7) Meningkatkan pengetahuan kader sehingga pelaksanaan posyandu dapat berjalan dengan benar. 8) Lebih mendekatkan diri ke masyarakat. 9) Menunjukan bahwa bahan makanan yang murah dan bergizi dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang bermanfaat bagi balita.



BAB II HASIL PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA A. Gambaran Umum Desa 1. Gambaran Umum Desa Pasi Desa Pasi adalah salah satu dari 5 desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Berampu. Gambaran umum desa Pasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Gambaran Umum Desa Pasi Nama Desa kode Kemendagri Kecamatan Kabupaten Propinsi Negara



Pasi 12.11.13.2002 Berampu Dairi Sumatera Utara Indonesia



2. Demografi Penduduk yanng bermukim di Desa Pasi, adalah heterogen, yang terdiri dari suku Pakpak, Toba, Karo, Jawa, dan lain lain. Penduduk tersebut tersebar diseluruh Dusun yang ada di Desa Pasi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah laki laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Yaitu jumlah laki laki sebanyak 846 jiwa, sedangkan jumlah perempuan 840 jiwa. Data selengkapnya disajikan dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Pasi No 1. 2. 3. 4. 5



Nama Dusun Dusun I Dusun II Dusun III Dussun IV Dusun V Jumlah Total



Rumah Tangga 58 96 75 76 61 366



Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 79 125 216 211 192 188 198 194 161 122 846 840



Jumlah 204 427 380 392 283 1.686



B. PENGOLAHAN DATA Tabel 3. Rekapan Masalah Gizi Balita di Desa Pasi Posyan



BB/U



TB/U



BB/TB



du Sang



kura



Norm Resi



Sang



Pende



Norm Ting



Gizi



Gizi



Norm Resiko



Gizi



Obesit



at



ng



al



at



k



al



buru



kura



al



Gizi



lebi



as



k



ng



lebih



h



kura



ko



gi



lebih pend



ng ek Mawar 0 1 60 8 4 Melati 0 3 51 1 3 Jumlah 0 4 111 9 7 1. Prioritas Masalah Gizi dan Kesehatan



6 9 15



58 42 100



2 0 2



0 0 0



1 1 2



58 43 113



2 2 4



3 2 5



0 0 0



Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penimbangan dan pengukuran antropometri balita masalah gizi yang terjadi di Desa pasi adalah sebagai berikut 



Menurut BB/U ada 4 orang Balita kurang gizi







Menurut TB/U 7 orang Balita sangat pendek , 15 orang Balita pendek







Menurut BB/TB ada 2 orang balita gizi kurang, 4 balita resiko gizi lebih dan ada 5 balita mengalami gizi lebih.



2. Masalah masalah yang di Temui di Desa Pasi 



Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gizi balita







Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa makanan yang bergizi itu harus mahal







Kurangnya pengetahuan ibu untuk mengolah bahan pangan lokal menjadi menu yang menarik dan bergizi.



3. Intervensi Untuk Penanggulangan Masalah Gizi



Berdasarkan data masalah gizi diatas, di Desa Pasi Kecamatan Berampu perlu diadakan kegiatan berkaitan peningkatan pengetahuan ibu mengenai gizi balita dan cara pengolahan bahan pangan lokal sederhana agar menjadi menu makanan yang lebih menarik bentuk dan warnanya.



BAB III HASIL PKL DAN PEMBAHASAN A. Melatih Ulang Kader Posyandu 1. Latar Belakang Agar posyandu dapat berjalan dengan baik, mutlak dibutuhkan partisipasi aktif masyarakat.Salah satu bentuk konkrit partisipasi masyarakat ini, ialah berupa



tersedianya



tenaga



sukarela



yang



berasal



dari



masyarakat



setempat.Tenaga sukarela ini disebut “KADER GIZI” Kader ini sebelum bertugas terlebih dahulu mendapat latihan kader gizi. Seiring dengan perjalanan waktu karena satu dan lain hal, kader yang sudah dilatih, dilaporkan banyak yang sudah drop out. Keadaan ini akan sangat berpengaruh pada kurang berfungsinya Posyandu itu sendiri, Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan Posyandu saja tetapi juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya.Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di wilayahnya.Menurut temuan di lapangan perlunya pelatihan pelayanan masyarakat di Posyandu bagi kaderkader yang lama sebagai refreshing dan tambahan pengetahuan serta keterampilan baru bagi perkembangan dan kemajuan Kader Posyandu. 2. Waktu dan Tanggal Pelaksaan Hari/tanggal



: selasa 16 Maret 2021



Waktu



: 09.00 – selesai



Tempat



: POSKESDES/ posyandu Mawar



3. Metode Metode pelatihan bervariasi seperti : Ceramah, Tanya Jawab, Curah Pendapat 4. Peserta Peserta Pelatihan adalah 5 orang Kader Posyandu dan 1 bidan desa 5. Narasumber Mahasiswa PKL



6. Materi Penyegaran Kader a. Lima (5) langkah posyandu b. Pengukuran antropometri balita c. Pengisian KMS B. Melaksanakan Kegiatan Posyandu / Penimbangan Balita di Posyandu 1. Latar Belakang Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala Desa. Pelayanan kesehatan terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai Desa, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Tabel 4. Jumlah posyandu yang ada di Desa Pasi Nama



Nama



Desa Desa Pasi Jumlah



Posyandu Mawar Melati 2



Klasifikasi Posyandu Purnama Purnama



2. waktu dan Tanggal Pelaksanaan Waktu dan Tempat Pelaksanaan posyandu : 



Sasaran



: Ibu Balita Posyandu







Hari/ Tanggal



: kamis 18 Maret 2021







Waktu



: 09: 00 – selesai WIB







Tempat



: Posyandu Melati



C. Melakukan Penyuluhan Gizi



Jumlah sasaran (balita) 75 65 140



1. Latar Belakang Menjadi seorang Sarjana Terapan Gizi, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan keberanian dan ketrampilan berbicara secara langsung di hadapan masyarakat. Sebelum mengikuti PKL, Mahasiswa sudah terlebih dahulu mendapatkan



pendidikan



mengenai



penyuluhan



yang



dilaksanakan



di



kelas.Dengan ilmu yang telah didapatkan ini selama PKL Mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat. Agar pelaksanaan penyuluhan gizi dalam rangka PKL ini dapat terlaksana secara efisien dan efektif perlu membekali mahasiswa sedemikain rupa sebelum terjun ke lapangan. 2. Waktu



dan Tempat Pelaksanaan, Serta Jumlah Peserta Dan



Narasumber 



Sasaran



: Ibu Balita







Hari/ Tanggal



: Jumat 19 Maret 2021







Waktu



: 09: 00 – 10: 00 WIB







Tempat



: Posyandu







Jumlah Peserta : 14 orang







Narasumber



: Yunita Lestari padang







Materi



: Terlampir



D. Melakukan Demonstrasi Makanan Pendamping ASI (MP ASI)



yang



murah dan Bergizi Berbasis Pangan Lokal. 1. Latar Belakang Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Sulastri, 2004 dalam Pardosi, 2009). Pemberian makanan tambahan pada bayi adalah pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi pada bayi atau anak usia 6-12 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi setelah pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2007 dalam Pardosi, 2009). Pemberian makanan tambahan pada bayi harus dilakukan secara bertahap untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah, menelan, dan mampu menerima bermacam-macam bentuk makanan yaitu dari cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan padat (Sulistijani, 2001 dalam Pardosi, 2009 ).



2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan, Serta Jumlah Peserta Dan Narasumber 



Sasaran



: Ibu Balita







Hari/ Tanggal



: Jumat 19 Maret 2021







Waktu



: 10:00 – 11:00 WIB







Tempat



: Posyandu







Jumlah Peserta : 7 orang







Narasumber



: Yunita Lestari padang



Materi



: Terlampir



3. Menu Terlampir E. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 1. Latar Belakang Program tanaman TOGA dilaksanakan karena diperlukan adanya aternatif pengobatan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk dapat menciptakan lingkungan dan masyarakat yang sehat. Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Budidaya tanaman obat keluarga dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. 2. Waktu Hari/ Tanggal : Senin, 22 Maret 2021 Waktu : 09.00 – selesai Tempat : Kantor Kepala Desa, dan POSKESDES 3. Jenis Tanaman Toga



Toga yang ditanam di pekarangan Kantor Kepala Desa dan POSKESDES adalah jahe, kunyit, temu lawak, daun seledri, dan bangun bangun. 4. Sumber dana Dari mahasiswa PKL 5. Peserta Penanam Toga Mahasiswa PKL, ibu ibu, dan pegawai Kantor Desa. F. Teknologi Tepat Guna (TTG) 1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat supaya lebih produktif dan efisien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi yang telah berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, atau yang dikenal dengan "Teknologi Tepat Guna" atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.13 Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis atau propesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan



kegunaannya.



Teknologi



tersebut



merupakan



faktor



ekstern



dan



diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2. Waktu pelaksanaan 



Hari tanggal : Jumat, 26 Maret 2021







waktu : 09.00 – 11.00 wib







Tempat : Rumah Keluarga Binaan KADARZI







Sasaran : keluarga binaan KADARZI







Resep : Terlampir



G. Melakukan Pembinaan Sadar Gizi (Kadarzi)



Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi serta menerapkan prilaku sadar gizi yang baik untuk anggota keluarganya, perilaku sadar gizi adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga untuk mewujudkan keadaan gizi yang baik meliputi menimbang berat badan secara teratur, mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat. Dalam kegiatan ini terdapat 2 keluarga ( data terampir) yang menjadi sasaran pembinaan keluarga sadar giz. Adapaun pembinaan yang dilakukan yaitu pemberian edukasi terkait: 1) Garam Beryodium 2) Makanan Sehat Murah dan Bergizi 3) Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 4) Pentingnya Pemberian ASI 5) Suplemen gizi Kuesioner Pengetahuan Keluarga Tentang KADARZI I.



DATA RESPONDEN



1.



Nama



2.



Status Dalam Keluarga



3.



Usia



:



4.



Alamat



:



5.



Pendidikan



:



6.



Pekerjaan



:



7.



Penghasilan



:



8.



Berapa Jumlah Anggota Keluarga Yang Tinggal di Rumah



: :



II. SUMBER INFORMASI dan PENGETAHUAN Buatlah tanda (x) pada jawaban yang anda anggap benar. 1. Apakah anda tahu tentang KADARZI ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) 2. Apakah saudara ketahui ada program KADARZI ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) 3. Apakah saudara ingin menerapkan program KADARZI dikeluarga anda (setelah dijelaskan tentang KADARZI)? 1. Ya (1)



2. Tidak (0) Jika Ya/Tidak berikan alasannya 4. Tahukah anda makanan bergizi itu bermanfaat untuk anak : 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, untuk apa manfaatnya......................................................................... 5. Apakah anda tahu manfaat ASI untuk anak balita 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, apa saja manfaatnya……………………………………………………… 10. Apakah anda tahu apa saja makanan yang mempunyai protein? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, sebutkan apa saja makanan tersebut...................................................... III. SIKAP Berikan tanda silang (x) pada angka 1 atau 2 jika benar : 1. Disaat umur balita membutuhkan konsumsi makanan bergizi: 1. Setuju (1) 2. Tidak setuju (0) 2. Makanan berprotein penting untuk anak-anak untuk menghindari gizi buruk: 1. Setuju (1) 2. Tidak setuju (0) 3. Untuk kekebalan tubuh anak perlu diberikan Air Susu Ibu pertama kali 1.Setuju (1) 2.Tidak setuju (0) 4. Anak yang sakit-sakitan biasanya kurang nafsu makan 1.Setuju (1) 2. Tidak Setuju (0) 5. Sebaiknya sering membujuk anak agar mau makan 1. Setuju (1) 2. Tidak setuju (0) 6. Anak yang kurang nafsu makan sebaiknya diperhatikan



1. Setuju (1) 2. Tidak Setuju (0) 7. Makanan yang bervariasi sangatlah penting memenuhi gizi anak 1. Setuju (1) 2. Tidak setuju (0) Jika setuju kenapa................................................................................................ IV. Pertanyaan Tentang Makanan & Gizi 1. Siapa yang menyiapkan makanan Anda? a. Saya menyiapkan makanan sendiri. b. Seseorang memasak untuk saya. c. aku pergi keluar untuk sebagian besar makanan. 2. Siapa yang melakukan belanja makanan? a. saya belanja sendiri. b. Seseorang membantu saya dengan berbelanja. c. Seseorang toko bagi saya 3. Berapa banyak porsi sayuran yang Anda makan dalam hari-hari biasa? a. Empat atau lebih b. Dua atau tiga c. Satu atau tidak ada 4. Berapa banyak porsi buah yang Anda makan dalam hari-hari biasa? (Satu porsi biasanya satu sepotong kecil, atau ½ cangkir kaleng, dimasak) a. Tiga atau lebih b. Dua c. Salah satu 5. Seberapa sering ikan muncul pada menu mingguan Anda? a. Dua atau lebih b. Sekali c. Jarang atau tidak pernah 6. Ketika Anda berbelanja untuk roti, pasta, nasi, sereal, atau biji-bijian lain, seberapa sering Anda beli gandum ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang atau tidak pernah



7. Manakah dari berikut ini yang paling Anda mungkin menggunakan: a. Canola atau minyak zaitun b. Minyak jagung c. Mentega atau margarin 8. Apa jenis susu yang biasanya kamu minum? a. Bebas lemak b. Seluruh susu c. Susu kedelai d. Tak satupun 10. Apa yang biasanya Anda minum ketika haus? a. Air b. Jus buah c. Regular soda manis d. Diet soda e. Kopi atau teh f. Lain _______________________ 11. apakah anda menggunakan garam beryoudium 1. ya 2 tidak V. KETERSEDIAAN PANGAN 1. Salah satu kebutuhan paling penting dalam rumah tangga adalah pangan (makan) 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, Kenapa.................................................................................................... 2. Kalau tidak ada pangan (makan) berakibat penyakit busung lapar dan gizi buruk pada anak balita 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, Kenapa....................................................................................................... 3. Pangan (makan) yang di maksud adalah nasi dan kawan nasi yang bergizi 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, kenapa......................................................................................................



Jika Tidak, makanan apa yang lainnya.................................................................. 4. Apakah anak balita, anda berikan susu formula 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Tidak, apa saja.............................................................................................. Jika Ya, berapa kali sebulan................................................................................ 5. Apakah anda ada ketersediaan pangan untuk sehari-hari 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Tidak, usaha apa saja.................................................................................. 6. Apakah anak balita, ada anda berikan makan kacang hijau? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya,sebulan berapa kali.................................................................................. VII. FASILITAS KESEHATAN 1. Adakah fasilitas Puskesmas di tempat saudara 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Tidak, apa saja fasilitas kesehatan lain....................................................... 2. Ketika anak balita anda sakit pernahkah dibawa ke puskesmas terdekat? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Tidak, dibawa kemana................................................................... 3. Pernahkah anak anda di imunisasi ke Posyandu ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) 4. Pernahkah anak anda mendapatkan vitamin A ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) JikaTidak,kenapa................................................................................................ 5. Pernahkah anda bawakan anak keposyandu untuk menimbang ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) 6. Adakah anak balita anda mendapatkan makanan tambahan dari



Puskesmas atau Dinas Kesehatan ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, Makanan apa saja................................................................................. 7. Tahukah anda tentang Puskesmas ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, untuk apa .................................................................................................. 8. Tahukah anda tentang posyandu ? 1. Ya (1) 2. Tidak (0) Jika Ya, untuk apa ...............................................................................................



BAB IV



MASALAH DAN HAMBATAN N o 1



Kagiatan Penyegaran Kader



Masalah  Media ( powerpoint) tidak ada sehingga ilmu yang disampaikan kurang maksimal  Jarak



rumah



kader



ke



tempat



penyuluhan jauh 2



Posyandu



 Beberapa kader tidak dapat hadir  Beberapa kader tidak hadir  Partisipasi



ibu



kurang



dalam



membawa anak ke posyandu. 3



Penyuluhan Gizi



 Media penyampaian materi yang tidak



memadai



sehingga



seperti



penyampaian



infokus materi



kuramg efektif  Jarak



rumaah



waarga



dengan



tempat penyuluhan jauh, sehingga tidak banyak warga yang ddapat 4.



Pembinaan kadarzi



hadir saat penyuluhan,.  Penyesuaian waktu



antara



mahasiswa dan keluarga  Terkadang



keluarga



mahasiswa tidak bertemu terbentur 5



6 7



Demonstasi masak MP-



dengan



dan karena



kepentingan



keluarga lain  Kurangnya oengetahuan ibu dalam



ASI Murah dan Bergizi



mengolah bahan makanan lokal



Berbasi Pangan Lokal Penanaman TOGA Tenologi Tepat Guna



menjadi menu yang lebih menarik .   Kurangnyapengetahuan ibu untuk mengolah bahan pangan lokal. BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kegiatan yang dilakukan selama PKL berjalan lancar meskipun dalam beberapa kegiatan masih terdapat masalah dan hambatan baik hmbatan dari mahasiswa ataupun masyarakat. 2. Masalah gizi yang ada di Desa Pasi Kecamatan Berampu adalah :  Gizi Kurang  Pendek  Sangat pendek 3. Masalah dan hambatan yanng dialami selama kegiatan PKL  Kurangnya partisipasi masyarakaat dalam kegiatan posyandu  Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa makanan bergizi itu harus malah  Kurangnya pengetahuan ibu tenntanng gizi dan cara pengolh bahan pangan lokal menjadi menu makanan yang lebih menarik. B. Saran 1. Diharapkan adanya kerjasama pemerintah dan masyarakat terkait penanganan kasus gizi kurang, dan balita pendek. 2. Diharapkan adanya edukasi berkelanjutan terkait gizi dan kesehatan di masyarakat 3. Diharapkan kegiatan intervensi gizi ini dapat dilanjutkan untuk seterusnya, agar tercapai kesadaran umum bahwa pentingnya pemantauan masalah kesehatan di masyarakat. 4.



LAMPIRAN Lampiran 1. Proposal Pelatihan Kader PROPOSAL PELATIHAN KADER ANTROPOMETRI DAN PENGISIAN KMS BALITA



DISUSUN OLEH :



Yunita Lestari Padang P01031217098



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA LUBUK PAKAM 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan. Posyandu sebagai suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu yang merupakan kegiatan oleh dan untuk masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak. Posyandu masyarakat



diselenggarakan sendiri



yang



untuk aktif



kepentingan



membentuk,



masyarakat,



sehingga



menyelenggarakan



dan



memanfaatkan posyandu sebaik-baiknya. Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemanfaatan posyandu. Upaya meningkatkan peran serta masyarakat antara lain melalui sistem pengkaderan. Peran serta kader dalam upaya peningkatan status gizi balita merupakan hal yang sangat penting guna mendukung program pemerintah untuk mengatasi agar gizi buruk pada anak tidak bertambah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan revitalisasi posyandu. Dalam melaksanakan tugasnya, kader kesehatan sebelumnya akan diberikan pelatihan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan peningkatan status gizi balita. Pelatihan ini biasanya diadakan dua kali dalam setahun. Pelatihan yang didapatkan oleh kader berhubungan dengan peran kader sesuai dengan sistem 5 meja yang terdapat di dalam posyandu. Kader harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang status gizi balita dan bagaimana cara meningkatkan status gizi balita pada keadaan gizi buruk. Namun, sering sekali pelatihan diberikan pada kader yang sama atau dengan kata lain kader-kader yang sering mengikuti pelatihan yang selalu diikutkan kembali dalam pelatihan, sehingga kader-kader lain tidak mendapat kesempatan. Hal inilah yang memicu kurangnya peran serta kader setiap posyandu diadakan. Kurangnya ilmu dan minimnya pengalaman adalah pemicu utama kurang aktifnya peran kader kesehatan. Pemicu lainnya adalah kesibukan para kader dalam urusan rumah tangganya.



Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan kader kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan puskesmas. Oleh karena itulah, pada saat posyandu dilaksanakan, peran kader sering



sekali



tidak



berjalan



sebagaimana



mestinya.



Padahal



upaya



penanggulangan status gizi buruk memerlukan upaya yang tepat, cepat dan menyeluruh. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para kader posyandu dapat melaksanakan kegiatan pengisian KMS dengan benar. 2. Tujuan Khusus a. Kader dapat melakukan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat (KMS). b. Kader mengetahui cara memantau pertumbuhan balita berdasarkan catatan KMS balita. c. Kader dapat melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita. d. Kader dapat memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan. C. Peserta Pelatihan Peserta pelatihan adalah Kader-kader yang ada di posyandu Pisang D. Pelatih atau narasumber Pelatih atau narasumber yang akan melatih peserta pelatihan adalah mahasiswa Poltekkes Medan Jurusan Gizi



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengukuran Panjang Badan Istilah panjang badan memang jarang digunakan, karena istilah ini hanya digunakan untuk mengukur tinggi badan anak yang belum bisa berdiri (biasanya untuk anak usia kurang dari 2 tahun). Karena itulah digunakan istilah panjang badan karena yang diukur bukan tinggi melainkan panjang badan. Pada masa 2 tahun pertama kehidupan (bayi dibawah dua tahun/baduta) memiliki karakteristik pertumbuhan fisik serta perkembangan sosial yang cepat. Perubahan-perubahan dapat terjadi pada masa tersebut yang akan mempengaruhi cara serta asupan makanan. Di Indonesia masalah gizi masih menjadi masalah nasional. Kelompok usia bayi dibawah dua tahun (baduta) termasuk kelompok yang rentan terhadap masalah gizi. Kriteria utama untuk menentukan status gizi pada bayi dibawah usia 2 tahun adalah dengan menggunakan indeks antropometri. Ada 3 indeks yang dipakai yaitu berat badan untuk umur, panjang badan untuk umur dan berat badan untuk panjang badan. Status gizi dapat diklasifikasikan status gizi baik, kurang, buruk atau lebih. Pengukuran anthropometri dibutuhkan untuk mengetahui status gizi seseorang. Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak. Untuk mengukur panjang badan bayi digunakan alat ukur yang disebut Length Board atau Infantometer. B. Cara pengukuran :  a) Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai). b)



Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.



c) Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup panjang untuk menaruh bayi/anak. d) Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.



e) Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/ anak. f) Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih besar. Misalkan: 67,5 cm.Jangan lupa untuk mencatat hasil pengukuran. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat. C. Cara pengukuran tinggi badan : a) Mintalah ibu si anak untuk melepaskan sepatu si anak dan melepaskan hiasan atau dandanan rambut yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran TB anak. b) Tempatkan kedua kaki si anak secara merata dan bersamaan di tengahtengah dan menempel pada alat ukur/dinding. Tempatkan tangan kanan anda sedikit di atas mata kaki si anak pada ujung tulang kering, tangan kiri anda pada lutut si anak dan dorong ke arah papan ukur/dinding. Pastikan kaki si anak lurus dengan tumit dan betis menempel di papan ukur/dinding. c) Mintalah si anak untuk memandang lurus ke arah depan atau kepada ibunya yang berdiri di depan si anak. Pastikan garis padang si anak sejajar dengan tanah. Dengan tangan kiri anda peganglah dagu si anak. Dengan perlahanlahan ketatkan tangan anda.. Jangan menutupi mulut atau telinga si anak. Pastikan bahu si anak rata, dengan tangan di samping, dan kepala, tulang bahu dan pantat menempel di papan ukur/dinding. d) Mintalah si anak untuk mengambil nafas panjang Dengan tangan kanan anda, turunkan meteran alat pengukur hingga pas di atas kepala si anak. Pastikan anda menekan rambut si anak D. Pengertian KMS Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau



tumbuh



kembang



anak,



agar



tidak



terjadi



kesalahan



atau



ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat dipakai



sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya. KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesanpesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya. E. Manfaat KMS Manfaat KMS-Balita adalah: 



Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara



lengkap,



meliputi:



pertumbuhan,



perkembangan,



pelaksanaan



imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI. 



Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.







Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.







KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut:







Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan.







Semua kolom isian diiisi dengan benar.







Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat.







Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita.







Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan.







Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai.







Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS.







KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.



F. Cara Pengisian KMS-Balita Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas



anak,



imunisasi,



pemberian



kapsul



vitamin



A,



kondisi



infeksi/infestasi



cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas. Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS. Langkah pertama: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu. Langkah kedua: Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita. 1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar. 2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali. 3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS. 4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan. 5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal). 6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *) 7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0". 8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut. 9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap. Catatan *) 



Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut.







Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu.







Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan catat.







Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.



Langkah ketiga: Mengisi kolom bulan lahir. Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan secara berurutan. Misalnya: Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya. Langkah keempat: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita. Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). Contoh: Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat. Langkah kelima: Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya. Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan. Misal: 



Anak tidak mau makan







Anak sakit panas







Anak diare







Anak diberi nasi tim







Ibu meninggal







Ayah di-PHK







Anak dikirim ke Puskesmas



Langkah keenam: Mengisi kolom pemberian imunisasi. Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan. Langkah ketujuh: Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap bulan Februari dan Agustus. Langkah kedelapan: Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif. Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-)



BAB III PERENCANAAN PENYULUHAN A. Rencana Kegiatan 1. Nama Kegiatan



: Pelatihan



2. Tema Kegiatan



: Pelatihan Kader



3. Judul Kegiatan



: Pengukuran Panjang / Tinggi Badan, Pengisian KMS



4. Sasaran



: Kader Posyandu



5. Jadwal Perencanaan



: Selasa, 16 Maret 2021



6. Tempat



: POSKESDES/ Posyandu Mawar



7. Media penyuluhan



: Microtoice, KMS



8. Metode



: Ceramah, dan jawab



9. Materi



: Menjelaskan alat panjang/tinggi badan, KMS



10. Susunan Acara Waktu 09.00-09.15 09.15-09.50 09.51-10.00 10.00-selesai B. Evaluasi



Acara Pembukaan & Perkenalan Penyuluhan Tanya Jawab Penutupan



Tempat Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu



Yang akan dievaluasi pada pelatihan kader ini adalah keterampilan kader dalam menggunakan alat panjang/tinggi badan serta mengisi KMS. Cara evaluasinya adalah mengecek langsung hasil pengukuran dan pengisian KMS kader pada saat simulasi dan langsung memberikan arahan. C. Alat Bantu Adapun alat bantu yang digunakan dalam proses perencanaan pelatihan kader ini adalah : 



Microtoice







KMS







Soft copy materi BAB IV KESIMPULAN



Pengukuran



anthropometri



dibutuhkan



untuk



mengetahui



status



gizi



seseorang. Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak. Untuk mengukur panjang badan bayi digunakan alat ukur yang disebut Length Board atau Infantometer Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperlukan dan tidak hanya bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, dan staf kesehatan. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., Dengan dilaksanakannya pelatihan pengisian KMS, kader diharapkan dapat lebih tau mana yang benar tentang bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi dan membaca KMS balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan.



LAMPIRAN 2. Daftar Hadir Kegiatan Penyegaran Kader DAFTAR HADIR PENYEGARAN KADER No.



Nama Kader



1.



Rosdiana Silalahi



2.



Sawiah Ujung



3.



Susanti Angkat



4.



Sahema Solin



5.



Indah Relita Sihombing



6



Dianita Bangun



Tanda Tangan



Lampiran 2. Materi Penyuluhan Topik : Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) A. Pengertian MP-ASI Makanan pendamping adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan pendamping ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Pasca 6 bulan bayi harus mulai belajar mengenal makanan padat. Makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan ini disebut juga makanan pendamping ASI (MP- ASI). MP- ASI ini diberikan kepada bayi karena cadangan vitamin dan mineral dalam tubuhnya yang diperoleh semasa dalam kandungan mulai menurun, sehingga diperlukan makanan tambahan selain ASI. B. Manfaat pemberian MP-ASI 1) Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang. 2) Mengembangkan



kemampuan



bayi



untuk



menerima



berbagai macam makanan dengan berbagai macam rasa dan bentuk. 3) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. 4) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi. 5) Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI 6) Berikan secara hati-hari sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih kental secara berangsur-angsur. 7) Makanan diperkenalkan secara satu per satu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya. 8) Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur. cara pemberiannya yaitu kuning telurnya terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya boleh diberikan putih telurnya.



9) Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan saat bayi lapar C. Jenis dan waktu Pemberian MP-ASI NO



USIA



JENIS MAKANAN YANG DIBERIKAN



1



(bulan) 6-9



bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai bubur tim lumat.



Berikan



MP-ASI



secara



bertahan



sesuai



pertambahan umur, sebagai berikut : 6 bln : 6 sdm bubur susu sehari ( diberikan 3 +3 sendok makan) 7 bln : 7 sdm bubur susu sehari (diberikan 3,5 + 3,5 sendok makan) 8 bln : 8 sdm bubur tim lumat (diberikan 2+3+3 sendok 2



makan) beri MP-ASI yang lebih padat dan kasar, seperti



9-12



bubur,nasi tim, nasi lembik. Berikan MP-ASI secara bertahap sesuai pertambahan umur, sebagai berikut : 9 Bln : 9 sdm bubur nasi sehari (3+3+3 sendok makan) 10



Bln : 10 sdm nasi tim sehari (3+3+4 sendok makan)



11



Bln : 11 sdm nasi lembik sehari (3+4+4 sendok makan)



D. Dampak Yang Akan Timbul pada pemberian MP- ASI terlalu dini 



Menurunkan frekuensi anak minum ASI.







Defisiensi zat besi dan anemia.







Terdapat bahaya gastroenteritis (diare).







Obesitas.







Hipertensi.







Arterioklerosis







Alergi makanan (James Akre, 1994)



Selain itu resiko makanan yang diberikan pada usia dini (sebelum 6 bulan) 1.



Resiko tersedak lebih besar.



2.



Cendrung lebih mudah terjadi alergi atau intoleransi.



3.



Konsumsi ASI berkurang yang berakibat kurangnya asupan kalori dan zat gizi untuk tumbuh kembang.



.



Lampiran 4. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Identitas Keluarga Binaan 1 Nama kepala keluarga : Poltak Pasi Nama ibu



: Rospita Malau



Umur



: 35 tahun



Anak



: 1. Annisa Fitri Pasi ( 4 tahun ) BB : 11,7 kg TB : 87 cm 2. Dapet Perolihen Pasi (3 tahun ) BB : 10,6 kg TB : 80 cm



Alamat



: Desa Pasi, Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi



Nama pewawancara : Yunita Lestari Padang Waktu wawancara Topik Kadarzi



: 15 Menit . : a. Memantau berat badan b. Makananan beraneka ragam c. Konsumsi garamberyodium d. Asi eksklusif e. Suplemen Gizi



Respon Keluarga : sangat antusias dalam mendengarkan topik kadarzi. Hambatan : suami/ayah tidak ada di rumah. Identitas Keuarga Binaan 2 Nama kepala keluarga : Sudi Pasi Nama ibu



: Rahimah Dabutar



Umur



: 38 tahun



Anak



: 1. Buyung pasi ( 2 tahun ) BB : 8,9 kg TB : 74 cm 2. buyung pasi (2 hari ) BB : 3,5 kg TB : 50 cm



Alamat



: Desa Pasi, Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi



Nama pewawancara



: Yunita Lestari Padang



Waktu wawancara



: 15 Menit .



Topik Kadarzi



: a. Memantau berat badan b. Makananan beraneka ragam c. Konsumsi garamberyodium d. Asi eksklusif e. Suplemen Gizi



Respon Keluarga



: sangat antusias dalam mendengarkan topik kadarzi.



Hambatan : suami/ayah tidak ada di rumah Identitas Keuarga Binaan 3 Nama kepala keluarga : Nama ibu



: Eva Pasi



Umur



: 35 tahun



Anak



: 1. Imam Mawawi



( 4 tahun )



BB : 14 kg TB : 100 cm 2. aziz Syahroni (2 tahun ) BB : 8,5 kg TB : 65 Alamat



: Desa Pasi, Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi



Nama pewawancara : Yunita Lestari Padang Waktu wawancara



: 15 Menit .



Topik Kadarzi



: a. Memantau berat badan b. Makananan beraneka ragam c. Konsumsi garamberyodium d. Asi eksklusif e. Suplemen Gizi



Respon Keluarga



: sangat antusias dalam mendengarkan topik kadarzi.



Hambatan



: suami/ayah tidak ada di rumah



Hasil kuesioner Keluarga Binaan Kadarzi Pertanyaan II. SUMBER INFORMASI dan PENGETAHUAN Apakah anda tahu tentang KADARZI ? Apakah saudara ketahui ada program KADARZI ? Apakah saudara ingin menerapkan program KADARZI dikeluarga



Jawaban K1 K2 K3 0 0 1



0 0 1



0 0 1



anda (setelah dijelaskan tentang KADARZI)? Tahukah anda makanan bergizi itu bermanfaat untuk anak Apakah anda tahu manfaat ASI untuk anak balita Apakah anda tahu apa saja makanan yang mempunyai protein? III. SIKAP



1 1 0



1 1 0



1 1 0



Disaat masa balita, anak membutuhkan konsumsi makanan



1



1



1



bergizi Makanan berprotein penting untuk anak-anak untuk menghindari



1



1



1



Untuk kekebalan tubuh anak perlu diberikan Air Susu Ibu pertama



1



1



1



kali Anak yang sakit-sakitan biasanya kurang nafsu makan



1



1



1



Sebaiknya sering membujuk anak agar mau makan



1



1



1



Anak yang kurang nafsu makan sebaiknya diperhatikan



1



1



1



Makanan yang bervariasi sangatlah penting memenuhi gizi anak



1



1



1



Siapa yang menyiapkan makanan Anda? . Siapa yang melakukan belanja makanan? Berapa banyak porsi sayuran yang Anda makan dalam hari-hari



3 3 1



3 2 1



3 2 2



biasa? Berapa banyak porsi buah yang Anda makan dalam hari-hari



1



2



2



kaleng, dimasak) Seberapa sering ikan muncul pada menu mingguan Anda?



3



2



2



Ketika Anda berbelanja untuk roti, pasta, nasi, sereal, atau biji-



0



1



1



Manakah dari berikut ini yang paling Anda mungkin



1



1



1



menggunakan: Apakah anada menggunakan garam beryodium



0



1



0



1



1



1



1



1



1



gizi buruk



IV. PERTANYAAN TENTANG MAKANAN & GIZI



biasa? (Satu porsi biasanya satu sepotong kecil, atau ½ cangkir



bijian lain, seberapa sering



Anda beli gandum ?



Apa jenis susu yang biasanya kamu minum? Apa yang biasanya Anda minum ketika haus? V. KETERSEDIAAN PANGAN Salah satu kebutuhan paling penting dalam rumah tangga adalah pangan (makan)



Kalau tidak ada pangan (makan) berakibat penyakit busung lapar



1



1



1



Pangan (makan) yang di maksud adalah nasi dan kawan nasi



1



1



1



yang bergizi Apakah anak balita, anda berikan susu formula



0



0



1



Apakah anda ada ketersediaan pangan untuk sehari-hari



0



1



1



Apakah anak balita, ada anda berikan makan kacang hijau?



1



0



0



Adakah fasilitas Puskesmas di tempat saudara



1



1



1



Ketika anak balita anda sakit pernahkah dibawa ke puskesmas



1



1



1



terdekat? Pernahkah anak anda di imunisasi ke Posyandu ?



1



1



1



Adakah anak balita anda mendapatkan makanan tambahan dari



1



1



1



1 1 1 34 40



1 1 1 35 40



1 1 1 36 40



dan gizi buruk pada anak balita



Puskesmas atau Dinas Kesehatan ? Apakah anak anda mendapatkan vitamin A Tahukah anda tentang Puskesmas ? Tahukah anda tentang posyandu ? TOTAL POIN POIN YANG HARUS DICAPAI



Lampiran 4. Demonstrasi Masak Makanan Pendamping ASI yang Murah dan Bergizi Pure Wortel Untuk Usia 6-8 bulan Bahan : 



100 gram beras putih







1 buah wortel Cara membuat :







Cuci beras hingga bersih







Cuci wortel, potong dadu dadu kecil







Kukus beras dan wortel bersamaan selama 15 menit







Blender







Berikan pada balita dalam keadaan hangat Pudding Buah Lapis Ubi Ungu



Bahan :  Pudding Ubi Ungu 



400 gram ubi ungu, kukus







1 bungkus tepung agar agar







7 sdm gula pasir







¼ sdt vanii bubuk







500 ml air



 Pudding Buah 



500 gram buah jeruk manis







1 bungkus tepung agar agar







5 sdm gula pasir







1 sdt vanili bubuk







Air secukupnya.



Cara Pembuatan  Lapis pertama 



Kukus ubu ungu







Haluskan dengan blender bersamaan dengan air







Masukkan tepung agar agar, dan gula pasir







Masak diatas api kecil, aduk hingga mendidih







Masukkan dalam cup yang tersedia



 Lapisan ke dua 



Peras jeruk pisahkan dengan bijinya







Tambahkan air secukupnya







Masukkan tepung agar agar dan gula pasir







Masak dengan api kecil, aduk hingga mendidih







Setelah mendidih masukkan ke dalam lapis pertama hingga penuh.







Dinginkan hingga membeku. Dan hidangkan.



Lampiran 5. Teknologi Tepat Guna (TTG) Pudding Ubi Ungu lapis Susu dan Labu Kuning Bahan :  Pudding Ubi Ungu 



400 gram ubi ungu, kukus







1 bungkus tepung agar agar







7 sdm gula pasir







¼ sdt vanii bubuk







500 ml air



 Pudding susu 



100 ml susu cair







1 bungkus tepung agar agar







7 sdm gula pasir







1 sdt vanili bubuk



 . Pudding Labu Kuning 



300 gram labu kuning, kukus







1 bungkus tepung agar agar







7 sdm gula pasir







¼ sdt vanii bubuk







500 ml air



Cara Pembuatan  Lapis pertama 



Kukus ubi ungu







Haluskan dengan blender bersamaan dengan air







Masukkan tepung agar agar, dan gula pasir







Masak diatas api kecil, aduk hingga mendidih







Masukkan dalam cup yang tersedia



 Lapisan ke dua 



Panaskan susu cair







Masukkan tepung agar agar dan gula pasir







Masak dengan api kecil, aduk hingga mendidih







Setelah mendidih masukkan ke dalam lapis pertama.







Dinginkan



 Lapis pertama 



Kukus labu kuning







Haluskan dengan blender bersamaan dengan air







Masukkan tepung agar agar, dan gula pasir







Masak diatas api kecil, aduk hingga mendidih







Masukkan ke lapisan 1 dan 2 hingga penuh.







Dinginkan. Setelah membeku hidangkan. DOKUMENTASI



1. Dokumentasi Perkenalan Dengan Pegawai Kantor Desa 2. Dokumentasi Penyegaran Kader 3. Dokumentasi Swipping Rumah 4. Dokumentasi Posyandu 5. Dokumentasi penyuluhan, MP ASI Murah Bergizi 6. Dokumentasi TOGA 7. Dokumentasi KADARZI 8. Dokumentasi TTG untuk Keluarga Binaan KADARZI 9. Dokumentasi Seminar Hasil Laporan PKL/ Penutupan PKL