Laporan PKP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT TUNGGAL dan ZAT CAMPURAN MELALUI METODE MIND MAPPING SISWA KELAS 5A UPT SDN 49 GRESIK”



Oleh ; Muflihatul Abadiyah 858662314



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA SURABAYA POKJAR GRESIK 2020



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPA



Nama Mahasiswa



: Mufihatul Abadiyah



NIM



: 858662314



Program Studi



: PGSD-BI



Tempat Mengajar



: UPT SDN 49 Gresik



Jumlah Siklus Pembelajaran



: 2 Siklus



Hari dan Tanggal Pelaksanaan



: Siklus I ( Sabtu, 2 Mei 2020) Siklus II (Jum’at, 8 Mei 2020)



Masalah yang merupakan fokus perbaikan : 1. Rendahnya hasil belajar IPA materi zat tunggal dan zat campuran



Gresik, 22 Mei 2020 Menyetujui, Supervisor



Mahasiswa



Evi Winingsih, S.Pd., M.Pd. NIP. 19890418 201504 2 002



Muflihatul Abadiyah NIM. 858662314



ii



LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT



Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD BI Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.



Gresik, 22 Mei 2020 Yang membuat pernyataan,



Muflihatul Abadiyah NIM. 858662314



iii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….



ii



LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT …………………………….



iii



DAFTAR ISI ……………………………………………………………........ iv DAFTAR TABEL ……………………………………………………………



vi



DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...



vii



KATA PENGANTAR …………………………………………...…………..



viii



ABSTRAK …………………………………………………………………... Ix I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 3



II.



C. Tujuan Perbaikan …………………………………………….........



3



D. Manfaat Perbaikan ………………………………………………...



3



KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran …………………………………………



5



B. Hasil Belajar ……………………………………………................



8



C. Metode Mind Mapping …………………………………………....



11



D. Teori Belajar yang Mendukung …………………………………...



13



E. Zat Tunggal dan Zat Campuran …………………………………... 14 III. PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Serta Karakteristik PD …..



16



B. Desain Perbaikan Pembelajaran …………………………………..



17



C. Deskripsi Per-Siklus ………………………………………………



19



D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..



23



E. Teknik Analisis Data ……………………………………………...



23



F. Indikator Keberhasilan ……………………………………………



24



IV.



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………...



25



B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………..…………………. 40 V.



KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan ………………………………………………………..



42



B. Saran Tindak Lanjut ……………………………...……………….



42



DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..



43 iv



LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………... 45 Lampiran 1 : RPP Siklus I Lampiran 2 : RPP Siklus II Lampiran 3 : APKG I Lampiran 4 : APKG II Lampiran 5 : Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Lampiran 7 : Hasil Belajar Siswa Lampiran 8 : Dokumentasi



v



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6



Kompetensi Dasar Zat Tunggal dan Zat Campuran Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Kegiatan Pembelajaran Siklus I Hasil Belajar Siswa Siklus I Persentase Hasil Belajar Siklus I Kegiatan Pembelajaran Siklus II Hasil Belajar Siswa Siklus II Persentase Hasil Belajar Siklus II



Halaman 14 17 26 28 30 33 36 38



vi



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 3.1



Molekul Air Alur (langkah) PTK



Halaman 15 18



vii



KATA PENGANTAR



Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat, hidayah dan ridhoNya penulis dapat menyusun laporan pemantapan kemampuan profesional melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas 5A UPT SDN 49 Gresik tahun pelajaran 2019/2020. Laporan ini disusun dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan dankemurahan hati dari berbagai pihak yang telah memberikan saran dan masukan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada Ibu Evi Winingsih, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing, dan tak lupa penulisa ucapkan terimakasih pula kepada : 1. Ibu Dr. Suparti, M.Pd selaku Rektor Universitas Terbuka 2. Bapak Drs. Udan Kusmawan, M.A., Ph.D. selaku Dekan FKIP 3. Bapak Mushollin selaku Ketua Pengurus Pokjar Gresik 4. Ibu Khusnul Latifah, S.Pd.MM. selaku Kepala Sekolah UPT SDN 49 Gresik 5. Ibu Dwi Shanti Imah S, S.Pd teman sejawat yang telah banyak membantu dalam pengamatan pada kegiatan proses belajar mengajar. 6. Semua pihak yang telah membantu memberikan masukan-masukan atas terselesaikannya laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulisa sangat meng-harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan laporan ini



Gresik, Mei 2020



Penulis



viii



ABSTRAK “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT TUNGGAL dan ZAT CAMPURAN MELALUI METODE MIND MAPPING SISWA KELAS 5A UPT SDN 49 GRESIK “ Nama NIM Program Studi Jurusan Fakultas Nama Lembaga Pembimbing



: Muflihatul Abadiyah : 858662314 : S-1 : PGSD.BI : Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Universitas Terbuka : Evi Winingsih, S.Pd., M.Pd



Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemahaman siswa terkait materi zat tunggal dan zat campuran yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah. Sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan data studi pendahuluan yang menunjukkan 64,7% siswa belum tuntas dari KKM. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode mind mapping. Penelitian ini dilakukan hingga 2x tindakan dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19, yaitu melalui video pembelajaran siklus I dan video pembelajaran siklus II. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes melalui fitur googleform yang berupa tes objektif. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas 5- A UPT SDN 49 Gresik tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 34 siswa. Hasil tes yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan presentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Persentase siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 59% menjadi 79% pada siklus II. Perolehan persentase pada siklus II melebihi batas persentase indikator keberhasilan yakni ≥75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi zat tunggal dan zat campuran. Kata Kunci : hasil belajar, mind mapping, zat tunggal dan zat campuran



ix



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pembelajarn IPA merupakan suatu proses pengembangan potensi ilmu pengetahuan alam dan pembangunan karakter setiap peserta didik yang merupakan hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Adanya pembelajaran IPA sangat penting untuk diterapkan pada instansi pendidikan. Karena pada hakikatnya, IPA merupakan suatu disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, melalui pembelajaran IPA diharapkan peserta didik dapat menganalisis benda benda hidup maupun fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Membahas tentang pembelajaran IPA maka tentunya terkait erat dengan proses belajar dan mengajar yang terlingkup dalam dunia pendidikan. Agar pembelajaran IPA dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, pemerintah melakukan berbagai upaya yang salah satunya yaitu melalui pengembangan dan pelaksanaan kurikulum 2013 atau yang disebut dengan K 13. K 13 dikembangkan dengan tema pengembangan kurikulum dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Sehingga untuk mewujudkannya upaya pemerintah melalui permendikbud tentang Standar Proses menyatakan bahwa proses pembelajaran pada tingkat satuan



pendidikan



diselenggarakan



secara



interaktif,



inspiratif,



menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif atau dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan didalam atau diluar kelas merupakan pembelajaran bermakna. Berdasarkan menciptakan



kondisi



observasi



peneliti,



pembelajaran



tidak



semua



yang bermakna.



guru Hal



itu



mampu dapat



menyebabkan tujuan belajar tidak tercapai secara maksimal dan hasil belajar 1



peserta didik relatif kurang dari standar ketuntasaan minimal (KKM). Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik untuk menerapkan beberapa metode/ pendekatan pembelajaran agar tercipta pembelajaran bermakna. Metode belajar menggunakan mind mapping adalah salah satu metode belajar yang melibatkan siswa untuk memproses informasi yang diterima di dalam otak dan dituangkan dalam tulisan. Siswa menerima informasi yang terkait dengan materi dari yang diterima dari guru, kemudian siswa memproses informasi tersebut dengan menuliskan beberapa konsep dan mangaitkan antar konsep tersebut. Hubungan antar konsep yang telah dibuat oleh siswa adalah mind mapping. Metode ini menekankan penguasaan konsep siswa. Materi zat tunggal dan zat campuran adalah salah satu materi IPA di kelas 5 yang tercover dalam tematik tema 9 “Benda-benda di sekitar kita”. Dimana dalam prakteknya guru seringkali menggunakan metode ceramah. Sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Suasana kelas pasif, guru bukan menjadi fasilitator melainkan menjadi pusat belajar siswa. Hal tersebut dapat menyebabkan minimnya perolehan hasil belajar siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui tes hasil belajar peserta didik materi zat tunggal dan zat campuran, sejumlah 22 peserta didik dengan persentase ketidaktuntasan 64,7% dengan perolehan nilai rata-rata 60 dari nilai KKM yaitu 70. Pencapaian nilai tersebut tentu menjadi pertimbangan peneliti terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Jika masalah tersebut tidak ditindak lanjuti, maka tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal serta dampak jangka panjangnya motivasi peserta didik untuk mempelajari IPA akan berkurang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menerapkan suatu metode sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan studi analisis penelitian terdahulu, oleh Yusneti (2019) yang menerapkan metode mind mapping pada materi pembelajaran di kelas 4 SD membuktikan bahwa metode mind mapping efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.



2



Sehingga peneliti semakin tergerak untuk berupaya memperbaiki proses pembelajaran melalui metode mind mapping agar hasil belajar siswa pada materi zat tunggal dan zat campuran dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas maka dirasa penting untuk menyelesaikan permasalah siswa melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat Tunggal dan Zat Campuran Melalui Metode Mind Mapping Siswa Kelas 5A UPT SDN 49 Gresik”.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA materi zat tunggal dan zat campuran pada siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik ?”.



C. Tujuan Penelitian



Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ”Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA materi zat tunggal dan zat campuran pada siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik”. D. Manfaat Penelitian



Setelah selesai penelitian diharapkan membawa manfaat antara lain : 1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar materi zat tunggal dan zat campuran. 2. Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang penerapan metode mind mapping untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA materi zat tunggal dan zat campuran siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik Tahun Pelajaran 2019/2020. Dari pengalaman tersebut diharapkan



guru



dapat



mengembangkan



kemampuannya



untuk



menerapkan pada pokok bahasan lainnya yang sesuai. Selain itu juga dapat membagikan pengalaman yang diperoleh kepada guru lain. 3. Bagi Lembaga, penggunaan metode pembelajaran mind mapping



3



merupakan



pengalaman



penting



untuk



mengembangkan



strategi



pembelajaran IPA yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. Selain itu sebagai masukan untuk mengatasi hambatan/ kelemahan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dihadapi di kelas. Dengan demikian dapat ditemukan cara yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa sehingga bermanfaat untuk kemajuan Lembaga Sekolah Dasar ( SD ).



4. Bagi peneliti lain, melalui penelitian ini dapat menjadikan inspirasi untuk memperbaiki pembelajaran yang menjadi topik penelitiannya.



4



BAB II KAJIAN PUSTAKA



A. Belajar dan Pembelajaran Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan melalui mengamatai, membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman, 2011). Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan



yang



bersifat



pengetahuan



(kognitif)



dan



keterampilan



(psikomotor) maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Siregar dan Nara, 2010). Menurut Gagne (1989), belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi dari seorang pendidik atau guru. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu peerapan strategi pembelajaran diantara strategi-strategi



pembelajaran



yang



lain



dengan



tujuan



utamanya



5



menyampaikan informasi. Konsep-konsep pembelajaran yang berkembang terfokus pada proses aktif, kognitif dan konstruktif dalam pembelajaran yang bermakna. Pembelajar diasumsikan sebagai pelaku yang aktif dalam aktivitas belajar ; mereka memilih informasi yang akan mereka pelajari, dan mengonstruksi makna berdasarkan informasi. Ini merupakan perubahan dari pandangan pasif tentang pembelajaran ke pandangan kognitif dan konstruktif yang menekankanapa yang siswa ketahui (pengetahuan) dan bagaimana mereka berpikir (proses kognitif) tentang apa yang mereka ketahui ketika aktif dalam pembelajaran. Dalam taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2001) berisikan enam kategori yaitu : 1. Mengingat (Remember) Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving) 2. Memahami/mengerti (Understand) Memahami/mengerti



berkaitan



dengan



membangun



sebuah



pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami atau mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing). 3. Menerapkan (Apply) Menerapkan menunjuk pada proses kognitifmemanfaatkan



atau



mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuanprosedural (procedura knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing). Menerapkan merupakan proses kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur



6



baku/standar yang sudah diketahui. 4. Menganalisis (Analyze) Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah- sekolah. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut dan mengorganisasikan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsurunsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan dengan baik. 5. Mengevaluasi (evaluate) Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi meliputi mengecek dan mengkritisi. Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi mengarah pada penilaian suat produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan eratdengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian penilaian menggunakan standar ini. 6. Menciptakan (Create) Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsurunsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahakan siswa untuk mengahasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk pola yang berbeda dengan yang sebelumnya. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh



7



semua siswa.



B. Hasil Belajar Hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian di dalam bahasa Indonesia disebut prestasi dan diartikan sebagai hasil usaha. Hasil belajar adalah perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kogitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto. 2012). Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar karena belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar berupa : 1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.



Keterampilan



mengatagorisasi,



intelektual



kemampuan



analitis-



terdiri



dari



sintetisfakta



kemampuan konsep



dan



mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan



8



penilaian



terhadap



menginternalisasi



dan



objek



tersebut.



eksternalisasi



Sikap



berupa



keampuan



nilai-nilai.



Sikap



merupakan



kemampuan menjadikan nilai- nilai sebagai standar perilaku. Menurut Benyamin Bloom dalam buku Strategi Pembelajaran di SD (Anita Sri, 2014) proses pendidikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yang dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni kognitif, psikomotorik dan afektif. Tipe hasil belajar kognitif meliputi tipe belajar hasil pengetahuan, hafalan, pemahaman, penerapan, analisa, dan evaluasi. Tipe belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu (perseorangan). Sedangkan tipe hasil afektif berkenaan dengan sikap dan nilai (Angkowo, dkk. 2007). Penilaian atau evaluasi pencapaian hasil belajar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) suatu bidang studi atau mata pelajaran telah dicapai. Jadi, hasil belajar yang dilihat dari tes hasil belajar berupa keterampilan berupa keterampilan pengetahuan, kemampuan dan bakat individu yang diperoleh di sekolah. Tes bertujuan



untuk



membangkitkan



motivasi



siswa



agar



dapat



mengorganisasikan pelajaran dengan baik (Subali, dkk.2002). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga (Anitah Sri. 2014), yaitu : 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu : a) Aspek Fisiologis Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tongkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendi yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Bila kondisi tubuh lemah atau sedang sakit dapat menurunkan kualitas kognitif siswa sehingga materi dapat diserap dengan baik.



9



b) Aspek Psikologis Beberapa faktor yang termasuk aspek psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan belajar siswa adalah: 1) Intelegensi siswa. Kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. 2) Sikap siswa. Gejala internal berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dang sebagainya secara positif maupun negatif. 3) Bakat Siswa. Bakat merupakan kemampuan potensial seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 4) Minat. Minat adalah kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuat dan dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. 5) Motivasi Siswa. Ada dua macam jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan dari dalam diri siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Hal tersebut antara lain perasaan menyenangi suatu materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar siswa yang mendorongnya melakukan tindakan belajar. Hal tersebut antara lain pujian atau hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan sebagainya yang mendorong siswa untuk belajar.



2. Faktor Eksternal Terdiri atas dua macam, yaitu : a) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial seperti guru, teman-teman sekelas, masyarakat di



10



lingkungan



rumah,



serta



teman-teman



sepermainan



dapat



mempengaruhi semangat dan aktivitas belajar siswa. Orang tua dan keluarga siswa sendiri lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. b) Lingkungan nonsosial Faktor-faktor lingkungan nonsosial yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yaitu gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3. Faktor Pendekatan Belajar Dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.



Faktor



pendekatan



belajar



berpengaruh



terhadap



taraf



keberhasilan proses belajar siswa. dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa.



C. Metode Mind Mapping Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Minda maping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. 1. Pengertian Mind Mapping Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep ialah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan, 2007:4). Mind Mapping adalah teknik penting yang meningkatkan cara merekam informasi, dan mendukung dan meningkatkan pemecahan masalah secara kreatif Anda. Dengan



menggunakan



peta



pikiran,



kita



dapat



dengan



cepat



mengidentifikasi dan memahami struktur subjek. Serta dapat melihat cara itu potongan- potongan informasi yang cocok bersama-sama, serta



11



merekam fakta-fakta mentah yang terkandung dalam catatan yang normal. Lebih dari itu, peta pikiran mendorong pemecahan masalah secara kreatif, karena mereka menyimpan informasi dalam format yang pikiran Anda menemukan mudah diingat dan cepat untuk meninjau.



2. Manfaat Mind Mapping Beberapa manfaat metode pencatatan menggunakan Mind mapping antara lain: a) Meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang berarti. b) Meningkatkan dan mempermudah proses pengingatan. c) Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci. d) Mempermudah siswa untuk mengolah informasi yang telah diterima. Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2012:6) yang dikutip dari jurnal Adilah Nida, 2017 metode Mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidangg, termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode Mind Mapping dalam bdang pedidikan diantaranya adalah meningkatkan konsentrasi belajar dan hasil belajar peserta didik.



3. Langkah- langkah membuat Mind Mapping Adapun langkah-langkah dalam membuat mind mapping menurut Tony Buzan yang dikutip dari jurnal (Yusneti,2011) adalah sebagai berikut: a) Mulailah dengan bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah dapat memberikan kebebasan pada otak untuk menyebar ke segala arah. b) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena gambar bermakna seribu kata, dan membantu kita menggunakan imajinasi. c) Warnai, karena warna membuat mind mapping lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.



12



d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat yang berada di tengah, sehingga kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. e) Buatlah garis hubung yang melengkung, karena garis lurus akan membosankan otak. f)



Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal akan memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping



g) Tambahkan gambar di seluruh mind mapping, karena gambar lebih efektif mewakili kata, kalimat, atau ide yang ingin disampaikan.



D. Teori Belajar yang Mendukung Teori belajar yang mendukung penelitian ini yaitu teori belajar yang dikemukakan oleh David Ausubel (pembelajaran bermakna). Ausubel mengemukakan bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan tersebut menjadi inti teori belajar ini. Agar terjadi belajar bermakna, maka konsep baru atau pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep atau pengetahuan lama yang telah ada di struktur kognitif siswa, (Ausubel D, 1978). Dalam mengaitkan konsep konsep itu Ausubel mengungkapkan 2 prinsip utama, yaitu prinsip diferensiasi progresif dan prinsip diferensiasi integratif. Diferensiasi progresif yaitu cara penyajian konsep-konsep yang dimulai dari konsep umum kemudian dilanjutkan ke konsep yang khusus. Sedangkan dalam rekonsiliasi integratif dalam mengajarkan konsep, konsep-konsep baru perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Teori yang dikemukakan oleh Ausubel ini (pembelajaran bermakna) adalah salah satu teori yang menjadi acuan untuk melaksanakan pembelajaran yang



menekankan



pada



penguasaan



konsep.



Salah



satunya



yaitu



pembelajaran IPA. Beberapa materi IPA seringkali menuntut anak untuk menguasai konsep materi pokok belajar. Sehingga tidak jarang pendidik mengacu teori Ausubel untuk dipraktikkan di kelas. Hal yang perlu



13



diperhatikan oleh pendidik sebeum menerapkan teori ini yaitu memastikan peserta didik sudah menerima konsep awal dari suatu materi. Sehingga ketika peserta didik menerima konsep lanjutan, peserta didik akan merasa mudah menghubungkan antara konsep yang sudah pernah diterimanya dengan konsep yang baru saja diterima. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna jika peserta didik mampu mewujudkan hubungan antar konsep itu melalui peta konsep yang dibuat secara mandiri. E. Zat Tunggal dan Zat Campuran Materi zat tunggal dan zat campuran merupakan salah satu materi IPA yang dipelajari siswa SD kelas 5. Berikut ini adalah tabel kompetensi dasar materi zat tunggal dan zat campuran. Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Zat Tunggal dan Zat Campuran Komptensi Dasar KI- 3 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia. KI- 4



4.4 Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia.



Semua benda disekitar merupakan materi. Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Berdasarkan komposisi penyusunnya, materi dibedakan menjadi zat tunggal dan zat Campuran. 1. Zat Tunggal Zat tunggal merupakan zat yang terdiri atas materi sejenis. Contoh benda terasuk zat tunggal adalah air, garam, gula, dan emas 24 karat. Zat tunggal dibagi menjadi 2 macam, yaitu : a) Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia sederhana. Unsur dibagi menjadi dua, yaitu unsur logam dan unsur non logam. Contoh dari unsur logam adalah perak, besi, emas, dan platinum. Adapun contoh dari unsur nonlogam, yaitu hidrogen, oksigen, nitrogen, dan karbon. 14



b) Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari beberapa unsur. Contoh dari senyawa adalah garam, air, dan gula. senyawa yang sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari adalah air. Air merupakan gabungan dari unsur hidrogen (H) dan oksigen (O) dengan rumus kimianya, yaitu H2O. Nah, melalui reaksi kimia, air dapat diuraikan



Gambar 2.1 Molekul Air



kembali menjadi hidrogen dan oksigen. Meskipun pada tekanan atmosfer, hidrogen dan oksigen sama-sama berwujud gas, tapi, saat mereka bersatu dan saling mengikat, wujudnyaGambar dapat2.1berubah molekul air



menjadi cair. 2. Zat Campuran



Campuran adalah zat yang komponen penyusunnya terdiri atas dua atau lebih zat/ materi. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen. a) Campuran Homogen Campuran homogen merupakan campuran yang terdiri atas dua materi atau zat yang menyatu secara merata. Pada campuran homogen, zat



penyusunnya



tidak



dapat



dibedakan.



Contoh: Air garam, Sirup, Udara, Perunggu, Kuningan. b) Campuran Heterogen Campuran heterogen merupakan campuran yang terdiri atas dua zat atau materi yang berbeda yang tidak dapat menyatu secara sempurna. Pada campuran heterogen, zat penyusunnya masih dapat dibedakan. Contoh: Campuran air dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan pasir.



15



BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN



A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Karakter Peserta Didik 1. Subjek Penelitian Subyek penelitian yaitu mata pelajaran IPA semester 2 materi zat tunggal dan zat campuran pada siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah 34 siswa, laki – laki berjumlah 17 siswa dan perempuan berjumlah 17 siswa. 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di ruang kelas 5A UPT SDN 49 Gresik. yang terletak di Jalan Martapura I No. 20 GKB Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Posisi ruang kelas terletak di lantai dua gedung utara. Kondisi ruangan tertata dengan rapi dan bersih. Sekolah kami berbatasan dengan SD Muhammadiyah Manyar dan di keliling perumahan. Lokasi tempat yang stategis menjadikan UPT SDN 49 Gresik sekolah yang diminati banyak masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya jumlah peserta didik yang bersekolah di UPT SDN 49 Gresik yaitu 510 anak. UPT SDN 49 Gresik merupakan sekolah sasaran Kurikulum 2013. Pembelajaran mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 sudah menggunakan kurikulum 2013 3. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 pada bulan April – Mei yang bertepatan waktu pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan 2 siklus. Tiap siklus dilakukan 1 x tindakan, tiap tindakan memerlukan waktu 2 x 35 menit. Berikut ini tabel uraian jadwal kegiatan penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas No 1



Tanggal 18 – 19 April 2020



Uraian Kegiatan Identifikasi masalah yang telah dilakukan kegiatan refleksi awal untuk dijadikan bahan penelitian



Keterangan Minggu ke 3 bulan April 2020



16



No 2



Tanggal 20 April 2020



3



27 – 28 April 2020



4



29 April 2020



5



30 April 2020



6



2 Mei 2020



7



4 Mei 2020



8



5 Mei 2020



9



6 Mei 2020



10



7 Mei 2020



11



8 Mei 2020



10



10 Mei 2020 11-12 Mei 2020



11



Uraian Kegiatan Mengajukan izin kepala sekolah untuk mengadakan penelitian Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus pertama bersama kolaborator



Keterangan Minggu ke 4 bulan April 2020



Minggu ke 4 Melakukan bimbingan dengan bulan April dosen pembimbing pada siklus pertama 2020 Minggu ke 4 Membuat video simulasi pada siklus bulan April pertama 2020 Minggu ke 1 Melaksanakan/ Menerapkan video bulan Mei pembelajaran siklus I 2020 Melakukan refleksi pada siklus pertama Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus kedua Melakukan bimbingan dengan dosen Minggu ke 2 pembimbing pada siklus bulan Mei kedua 2020 Membuat video simulasi pada siklus kedua Melaksanakan/ Menerapkan video pembelajaran siklus II Melakukan refleksi pada siklus kedua Minggu ke 3 bulan Mei Pengolahan hasil tindakan dan 2020 penyusunan laporan penelitian



4. Karakteristik Peserta Didik Peserta didik kelas 5A UPT SDN 49 Gresik sebagian besar adalah penduduk asli dari Gresik, namun sebagian lainnya adalah penduduk dari kota lain yang berdomisili di Gresik. Selain itu, ada satu peserta didik beragama non muslim. Meski dengan adanya berbagai perbedaan, peserta didik tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Mereka memiliki minat belajar yang tinggi, antusias dan kritis terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar.



. B. Desain Perbaikan Pembelajaran Desain penelitian tindakan ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku



17



tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tinakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktekpraktek pembelajaran dilaksanakan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut PTK melaksanakan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri 4 tahapan sebagai berikut:



SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN Perencanaan



SIKLUS I



Refleksi



Pelaksanaan



Pengamatan



Perencanaan



SIKLUS II



Pelaksanaan



Pengamatan



Gambar 3.1 Alur (langkah) Pelaksanaan Tindakan Kelas



Penelitian tindakan kelas atau disebut classroom action research Refleksi merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik



pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya (Hopkins, 1993). Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana, ?



dan dengan sikap mawas diri (Kemmis dan Mc Tanggart, 1988). Karakteristik PTK meliputi: (1) dirancang untuk mengatasi kinerja guru di kelas, (2) bersifat fleksibel, (3) data diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku dan refleksi, (4) bersifat situasional dan spesifik (Natawidjaya, 1997). Sedangkan menurut Wardani (2005), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menerapkan empat langkah utama,adapun langkahnya sebagai berikut : (1) refleksi awal (identifikasi masalah), (2)



18



menyusun perencanaan tindakan, instrumen pengumpulan data, dan kriteria keberhasilan tindakan, (3) menerapkan perencanaan dalam pelaksanaan tindakan dan (4) mengobservasi atau mengumpulkan data menggunakan instrumen yang sudah disiapkan/direncanakan. Setelah itu



kembali



melakukan refleksi terhadap seluruh proses dan hasil penelitian. C. Deskripsi Per-Siklus Penelitian ini dilakukan dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19. Sehingga pembelajaran tidak dilakukan secara langsung dikelas dan bertatap muka dengan siswa. Pembelajaran dilakukan melalui daring melalui whatsapp grup. Guru membuat video pembelajaran yang sesuai dengan rancangan pembelajaran pada siklus I untuk di kirim kepada siswa melalui whatsapp grup. Kemudian guru melakukan refleksi dan dilanjutkan membuat video pembelajaran siklus II sebagai bentuk perbaikan dari siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran diupayakan tetap berjalan optimal. Adapun posedur perbaikan penelitian tindakan kelas dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19 yaitu sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I a)



Tahap Perencanaan Tindakan Pada tahap ini perencanaan siklus I diawali dengan refleksi dan analisis bersama antara peneliti dan pembimbing berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian peneliti melakukan kegiatan lanjutan, seperti : 1) Penyusunan tujuan pembelajaran IPA dengan materi pokok zat tunggal dan zat campuran. 2) Menetapkan metode pembelajaran 3) Menyusun penilaian hasil belajar serta pedoman refleksi. 4) Menentukan indikator keberhasilan perbaikan pembelajaran 5) Membuat video pembelajaran 6) Menerapkan video pembelajaran



19



7) Penilaian hasil belajar berupa tes objektif. 8) Melakukan refleksi siklus I



b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Sebelum melaksanakan tindakan dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19, guru mengondisikan siswa dalam sebuah grup yang dibentuk melalui aplikasi whatsapp. Hal ini dilakukan agar guru dapat memastikan semua siswa tetap melaksanakan pembelajaran dengan optimal. Dengan berpedoman pada rencana perbaikan pembelajaran, peneliti membuat video pembelajaran siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Kegiatan awal : (a) Guru membuka pembelajaran (b) Guru melakukan kegiatan apersepsi zat tunggal (c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (d) Guru menyampaikan garis besar pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. 2)Kegiatan inti : (a) Guru menjelaskan materi (b) Guru menerapkan metode yang telah ditetapkan 3)Kegiatan akhir (a) Guru melakukan refleksi kegiatan hari itu (b) Guru memberikan tes (c) Guru memberikan kesimpulan Setelah video pembelajaran dibuat, video pembelajaran tersebut dikirimkan melalui whatsapp grup. Peserta didik menyimak video dan memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh guru melalui video.



c) Tahap Pengamatan Pada tahap ini guru dengan dibantu dosen pembimbing



20



melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dalam video siklus I, pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan video pembelajaran siklus I dan hasil belajar siswa.



d) Tahap Refleksi Tahap refleksi ini adalah tahap dimana guru menilai tentang kelebihan dan kekurangan video proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.



2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II a)



Tahap Perencanaan Tindakan Pelaksanaan siklus ini didasarkan pada hasil refleksi siklus I dan analisis peneliti bersama dosen pembimbing terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus I. Peneliti melaksanakan perencanaan ulang perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tujuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman siswa.



Secara



keseluruhan perencanaan perbaikan pada siklus II mencakup hal – hal sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP Siklus II) 2) Menyusun tes evaluasi 3) Mendiskusikan RPP dan tes evaluasi yang telah disusun kepada dosen pembimbing 4) Membuat video pembelajaran siklus II 5) Menerapkan video pembelajaran siklus II 6) Memberikan tes kepada siswa 7) Menganalisis hasil tes 8) Melakukan refleksi siklus II



b)



Tahap Pelaksanaan Perbaikan Dengan tetap menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19,



21



pada tahap pelaksanaan siklus II,



peneliti



melaksanakan



pembelajaran dengan langkah–langkah secara umum sebagai berikut: 1)Kegiatan awal : (a) Guru membuka pembelajaran (b) Guru melakukan kegiatan apersepsi (c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (d) Guru menyampaikan garis besar pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. 2)Kegiatan inti : (a) Guru menjelaskan materi (b) Guru menerapkan metode pembelajaran (c) Guru memberikan penugasan (d) Guru



memberikan



kesempatan



kepada



siswa



untuk



mengerjakan tugas 3)Kegiatan akhir (a) Guru melakukan refleksi kegiatan hari itu (b) Guru memberikan tes (c) Guru memberikan kesimpulan dengan mengaitkan pada kegiatan apersepsi



d) Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti dibantu dosen pembimbing dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap video pembelajaran siklus II,



pelaksanaan



pembelajaran



dengan



menerapkan



video



pembelajaran siklus II dan hasil belajar siswa siklus II.



e) Tahap Refleksi Tahap refleksi ini adalah tahap dimana guru menilai tentang kelebihan dan kekurangan video proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Jika indikator keberhasilan penelitian telah tercapai,



22



maka peneliti tidak lagi menyusun rencana perbaikan untuk lanjut ke tindakan selanjutnya.



D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes. Metode tes merupakan metode pengumpulan data dengan jalan memberikan tes kepada responden sesuai dengan permasalah yang diteliti. Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif yang terdiri dari 15 butir soal dengan ranah soal C1-C2. Tes objektif diberikan dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19 yaitu melalui fitur googleform. Tujuan digunakan metode tes pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa materi zat tunggal dan zat campuran. Tes diberikan kepada siswa setiap diakhir pembelajaran.



E. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode analisis data yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Analisis data yang dilakukan dengan mereduksi data, menginterpretasi data dan inferensi data dengan menyimpulkan apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Rumus untuk menganalisis ketuntasan belajar, yaitu: Nilai Hasil Belajar Siswa:



Keterangan : a. Ns : Nilai skor b. KKM = 70, Siswa dinyatakan tuntas jika skor ≥ 70 Siswa dinyatakan tidak tuntas jika skor < 70 Selanjutnya data yang diperoleh (jumlah siswa yang tuntas) akan



23



diinterpretasikan ke dalam persentase keuntasan hasil belajar, Rumus untuk menentukan presentase ketuntasan siswa yaitu :



Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa :



F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : 1. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika persentase ketuntasan hasil belajar siswa ≥ 75 %, maka



penelitian dinyatakan



berhasil. 2. Peningkatan persentase hasil belajar dari tindakan siklus I dan tindakan siklus II.



24



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I a)



Tahap Perencanaan Setelah peneliti melakukan refleksi awal terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik materi zat tunggal dan zat campuran, peneliti menemukan kekurangan – kekurangan yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka peneliti menyusun perencanaan perbaikan. Adapun kegiatan perencanaan meliputi hal – hal sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP) siklus 1 yang menerapkan metode mind mapping 2) Menyusun alat penilaian kognitif siswa beserta kunci jawaban, alat penilaian berupa tes objektif yang terdiri dari 15 butir soal dengan ranah berfikir kognitif C1-C2. 3) Mendiskusikan RPP dan alat penilaian kepada dosen pembimbing 4) Menyiapkan media yang digunakan untuk apersepsi Media yang disiapkan yakni ; kopi bubuk, gula pasir, dan garam. 5) Membuat video pembelajaran siklus I 6) Menerapkan video pembelajaran siklus I 7) Memberikan tes sesuai dengan alat penilaian yang telah disetujui dosen pembimbing 8) Melakukan refleksi video pembelajaran dan hasil belajar siswa



b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 2020 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, yaitu mulai pukul 08.00 – 09.10



WIB.



Pelaksanaan



tindakan



pemantapan



kemampuan



25



professional ini dilakukan dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19 melalui daring whatsapp grup. Melalui whatsapp grup, peneliti membagikan video pembelajaran siklus I yang telah dibuat. Sebelum dibagikan, guru memastikan peserta didik telah siap menerima pembelajaran daring dengan cara membuat list kehadiran siswa. Setelah peserta didik telah siap, video pembelajaran siklus I dibagikan di grup whatsapp. Peserta didik menyimak dan mengikuti langkah- langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru dalam video. Video pembelajaran siklus I ini berisi langkah- langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP siklus I. Berikut ini langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada video pembelajaran siklus I : Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 Kegiatan



Deskripsi



Pendahuluan



1. Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa. 2. Guru memimpin doa untuk membuka kegiatan pembelajaran. 3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Guru menunjukkan beberapa gambar/bahan berupa air, gula, dan kopi. 5. Guru menjelaskan garis besar kegiatan dan tujuan pembelajaran.



Kegiatan inti



Ayo Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk membuka buku tema 9 subtema 2 pembelajaran 2 halaman 62 mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di pembelajaran 1 pada subtema sebelumnya. Menanya 2. Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan pertanyaan yang dihubungkan pada kegiatan apersepsi 3. Guru menjelaskan materi tentang zat tunggal dan zat campuran beserta contoh-contohnya. 4. Guru mengonfirmasi kembali poin poin penting materi zat tunggal dan zat campuran. 5. Guru meminta siswa untuk membuat mind mapping dari materi yang telah dijelaskan oleh



Alokasi Waktu 5 menit



40 menit



26



guru. 6. Guru memberikan contoh mind mapping yang dibuat oleh guru. 7. Guru menjelaskan bagaimana cara membuat mind mapping. Mencoba 8. Guru meminta siswa untuk membuat mind mapping 9. Guru meminta siswa untuk mengirimkan hasil mind mapping melalui whatsapp Mengkomunikasikan 10. Guru mengkomunikasikan hasil mind mapping yang telah dibuat siswa secara umum.



Penutup



11. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini. 12. Guru mengajak siswa untuk tetap menjaga kebersihan kesehatan, dan tetap dirumah. 13. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. 14. Kelas ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh guru



15 menit



c) Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan melihat proses pembelajaran pada video pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti, jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan video, dan hasil belajar. Pada tahap mengamati video pembelajaran peneliti dibantu oleh dosen pembimbing. Aspek yang diamati dari video pembelajaran yaitu : kesesuaian langkah pembelajaran dengan RPP, kejelasan tulisan dan suara, durasi video maksimal 5 menit, dan pencahayaan video yang baik. Video pembelajaran sudah memenuhi aspek tersebut dengan baik.



27



Pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan video pembelajaran diklus I dilakukan oleh peneliti secara mandiri. Sebelum pelaksanaan, peneliti memberikan informasi kepada walimurid bahwa pada tanggal 2 Mei 2020 akan diadakan pelitian. Sehingga ketika pelaksanaan peserta didik sudah menyiapkan dirinya untuk aktif memantau grup WA. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar. Siswa aktif bertanya tentang hal yang belum dimengerti terkait tugas mind mappingnya, hanya saja ketika dimulai tes objektif melalui googleform, ada 2 siswa yang tidak tepat waktu mengirimkan jawaban. Pengamatan hasil belajar siswa



di siklus I dilakukan dengan



melihat skor perolehan masing-masing siswa melalui fitur googleform yang dicover pada bagian google spreadsheet. Pada bagian itu ditampilkan pencapaian skor masing masing siswa. Kemudian guru menilai dengan menggunakan rumus



.



Berikut ini tabel nilai hasil belajar siswa yang diperoleh setelah menerapkan video pembelajaran dan tes pada siklus I : Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Siklus I No



Nama



KKM



Ketuntasan Belajar Data Nilai Tidak Awal Siklus I Tuntas Tuntas 40 √ 82,6



1 Abdullah Bani



70,0



2 Aisyah Sekar Dewi



70,0



60



73,9







3 Amirah Fitri Putri Jamil



70,0



80



95,7







4 Ananda Fender Bagus A. R



70,0



60



91,3







5 Aprilia Lita Widodo



70,0



40



57,0



6 Bilqis Yaquta Shelovenia



70,0



40



100,0







7 Ciello Al Fatir



70,0



80



73,9







8 Davien surya ardiansya



70,0



80



82,6







9 Farhaan Dwi Saputra



70,0



20



21,7



10 Fernando Perdana Maulana R.



70,0



20



73,9



11 Hafis Alfiansyah



70,0



40



43,5







√ √ √



28



No



Nama



KKM



Ketuntasan Belajar Data Nilai Tidak Awal Siklus I Tuntas Tuntas



12 Kayyisah Aprisea Queen R



70,0



80



52,2



13 Mochammad Prastio Putra M.



70,0



80



91,3







14 Muhamad habibur rohman



70,0



60



100,0







15 Muhammad Hazel Myerys H.



70,0



80



87,0







16 Muhammad Maulana Pratama



70,0



20



56,5







17 Muhammad Rifqi R.



70,0



80



43,5







18 M. septian dwi romadhoni



70,0



20



78,3



19 Naura Asillah Rayya



70,0



80



47,8



20 Nur Mahmudah



70,0



40



91,3



21 Puspita Aulia Anggraini



70,0



60



52,2



22 Rachel Adhitama



70,0



100



91,3



23 Radhea agatha leyin



70,0



80



65,2







24 Rafi rachel pratama



70,0



40



60,9







25 Redista Fara Diba



70,0



60



82,6



26 Resta Meisa Suswanto 27 Reysha Briliant Syangputri S.



70,0



60



52,2



70,0



60



82,6



28 Sadewa agustio herman



70,0



80



65,2



29 Selvani Fardis Syahira



70,0



20



82,6



30 Vika Rahma Sari



70,0



40



60,9



31 Viona Febriyani Eka Putri



70,0



100



91,3







32 Yafi' Rahlil Ramadhan



70,0



60



91,3







33 Yusuf Maulana Ibrahim



70,0



40



69,6



60



82,6



34 Aurelia Rama Dhanifirdha R. 70,0 Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas







√ √ √ √ √



√ √ √ √ √ √



√ √ 20 -



14



Berdasarkan tabel 4.2 hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa kkm yang ditentukan oleh guru yaitu 70. Sebanyak 20 siswa tuntas dengan perolehan nilai diatas kkm dan sebanyak 14 siswa tidak tuntas dengan perolehan nilai dibawah kkm. Berdasarkan data tersebut dapat



29



disajikan tabel frekuensi untuk menentukan presentase ketuntasan dan ketidak tuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1. Untuk menghitung presentase ketuntasan/ ketidak tuntasan hasil belajar siswa digunakan rumus



. Berikut ini tabel



persentasi hasil belajar siswa siklus I : Tabel 4.3. Presentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No



Identifikasi Siswa



Frekuensi Persentase



1 Siswa yang tuntas dalam pembelajaran



20



59 %



2 Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran



14



41 %



Jumlah



34



100



Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa ada sebanyak 20 siswa yang tuntas dalam belajar, sehingga dapat dipersentasekan menjadi 59%. Siswa yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 14 siswa, sehingga dapat dipresentasikan menjadi 41%. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I belum berhasil karena tingkat persentase ketuntasan belajar belum mencapai ≥ 75%.



d) Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan



kelas melalui video



pembelajaran siklus I, peneliti menemukan beberapa temuan sebagai berikut: 1) Pada kegiatan pembuka tujuan pembelajaran sudah disampaikan sehingga peserta didik sudah mengetahui materi apa yang akan disampaikan oleh guru. 2) Media pada kegiatan apersepsi menjadi kurang berperan sebagai motivasi



belajar



peserta



didik



dikarenakan



guru



belum



menyampaikan pertanyaan yang memancing atau menggugah motivasi peserta didik untuk lebih antusias belajar. 3) Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara rinci materi tentang zat



30



tunggal dan zat campuran. Namun, karena keterbatasan waktu penjelasan materi yang disampaikan oleh guru terlalu cepat. Beberapa peserta didik merasa bingung dan harus memutar video berulang kali untuk memahaminya. 4) Contoh mind mapping yang disajikan oleh guru kurang relevan dengan materi. 5) Pada kegiatan penutup guru belum menyampaikan kegiatan tes online yang akan diberikan. 6) Kesimpulan yang disampaikan oleh guru sangat minim, hal ini dikarenakan durasi waktu yang tersedia dapat dimaksimalkan pada kegiatan inti. Guru merasa nervous/grogi, sehingga beberapa pelafalan kalimat masih terbata-bata. 7) Persentase hasil belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian, sebanyak 59% siswa memperoleh hasil belajar belum mencapai KKM. Sedangkan 21% siswa memperoleh hasil belajar sudah sesuai dengan standar minimal yang ditentukan.



Berdasarkan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran belum tercapai secara maksimal dan belum memenuhi indikator keberhasilan. Dengan demikian peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.



e) Rencana Perbaikan Dari temuan – temuan pada tahap refleksi, maka pada tahap ini peneliti merencanakan beberapa alternatif tindakan perbaikan. rencana perbaikan tersebut akan diterapkan pada video pembelajaran siklus II. Adapun rencana perbaikan tersebut, antara lain: 1) Menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas dan mengatur kecepatan berbicara ketikan menjelaskan. 2) Memaksimalkan waktu pada kegiatan inti, sehingga pada poin



31



kegiatan memberikan reward dihapus. 3) Memberikan contoh mind mapping yang relevan 4) Menyampaikan tes lanjutan untuk mengecek pemahaman siswa pada kegiatan penutup 5) Memberikan kesimpulan secara jelas dengan mengaitkan media pada kegiatan apersepsi.



2. Siklus 2 a) Tahap Perencanaan Setelah peneliti melakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus 1, peneliti menemukan kekurangan – kekurangan yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun perencanaan perbaikan. Rencana perbaikan pada siklus II ini menerapkan dan memperhatikan kekurangan pada refleksi siklus I. Tahap perencanaan pada tindakan siklus II ini meliputi: 1) Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II yang menerapkan metode mind mapping 2) Menyusun alat penilaian kognitif siswa beserta kunci jawaban, alat penilaian berupa tes objektif yang terdiri dari 15 butir soal dengan ranah berfikir kognitif C1-C2. Soal dibuat berbeda dengan soal pada siklus I, namun indikator dan ranah kognitif tetap dibuat sama. 3) Mendiskusikan RPP dan alat penilaian kepada dosen pembimbing 4) Menyiapkan media yang digunakan untuk apersepsi. Media yang disiapkan yakni contoh zat tunggal : kopi bubuk, gula pasir, dan garam, serta media contoh zat campuran : larutan homogen dan larutan heterogen. 5) Menyiapkan contoh mind mapping yang relevan 6) Membuat video pembelajaran siklus II 7) Menerapkan video pembelajaran siklus II



32



8) Memberikan tes sesuai dengan alat penilaian yang telah disetujui dosen pembimbing 9) Melakukan refleksi video pembelajaran dan hasil belajar siswa



b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II masih tetap dilakukan dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19 melalui daring whatsapp grup. Tindakan siklus II dilaksanakan hari Jum’at tanggal 8 Mei 2020 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, yaitu mulai pukul 08.00 – 09.10 dengan materi zat tunggal dan zat campuran. Sebelum dimulai,guru menyiapkan siswa dengan membuka salam dan menanyakan kabar siswa di grup. Guru juga membuat list kehadiran di grup. Pelaksanaan berjalan dengan lancar, tidak ada problem dari siswa ketika mengakses tes melalui googleform. Video pembelajaran berisi langkah- langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sebelumnya dan memperhatikan refleksi siklus I. Berikut ini langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II : Tabel 4.4 Kegiatan Pembelajaran Siklus II Kegiatan



Deskripsi



Pendahuluan 1.



Kegiatan Inti



Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa. 2. Guru memimpin doa untuk membuka kegiatan pembelajaran. 3. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Mengamati 4. Guru menunjukkan beberapa gambar/ bahan berupa air, gula, dan kopi. 5. Guru memperagakan percobaan sederhana yaitu dengan menyampurkan air+ gula, air+kopi, dan air+potongan buah Menanya 6. Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan menanyakan apa yang terjadi jika air+ gula dan air+ kopi dicampurkan ?



Alokasi Waktu 5 menit



40 menit



33



7. 8.



9. 10. 11.



12. 13.



Guru menjelaskan garis besar kegiatan dan tujuan pembelajaran. Guru meminta siswa untuk membuka buku tema 9 subtema 2 pembelajaran 2 halaman 62. Guru menjelaskan materi zat tunggal dan zat campuran beserta contoh-contohnya. Guru menjelaskan sifat-sifat zat tunggal dan zat campuran Guru mengajak siswa mengingat kembali materi zat tunggal dan zat campuran pada subtema 1 Guru meminta untuk mencatat beberapa contoh zat tunggal dan zat campuran. Guru menugaskan siswa untuk membuat mind mapping dari materi yang telah dijelaskan oleh guru.



14. Guru menjelaskan sedikit tentang mind mapping (peta pikiran) 15. Guru menampilkan contoh mind mapping yang telah disiapkan sebelumnya. Mencoba 16. Guru meminta siswa untuk membuat mind mapping Menalar 17. Siswa membuat mind mapping berdasarkan pengetahuan yang telah diterima dari penjelasan guru 18. Siswa melaporkan hasil mind mapping yang telah dibuat kepada guru melalui Whatsapp.



34



Mengkomunikasikan 19. Guru mengkomunikasikan hasil mind mapping siswa



Penutup



20. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung: 21. Siswa mengerjakan tes evaluasi dari guru 22. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini. 23. Siswa mengajak siswa untuk tetap berada dirumah dan menjaga kebersihan baik kebersihan diri sendiri, rumah, dan lingkungan sekitar 24. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh guru



15 menit



c) Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan melihat proses pembelajaran pada video pembelajaran siklus II, pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan video pembelajaran siklus II, dan hasil belajar siswa. Pada tahap ini peneliti mengamati video pembelajaran dibantu oleh dosen pembimbing. Video pembelajaran sudah memenuhi aspek pengamatan, yakni langkah pembelajaran pada video sesuai dengan RPP, suara guru jelas terdengar, tulisan/ keterangan jelas terbaca, pencahayaan video baik, dan video berdurasi 5 menit. Pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan video pembelajaran siklus II dilakukan oleh peneliti secara mandiri. Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik. Siswa aktif bertanya tentang hal yang belum dimengerti terkait tugas mind mappingnya, pelaksanaan tes evaluasi melalui googleform berjalan dengan baik. Hasil mind mapping sudah sesuai dengan



35



harapan guru, karena guru sudah memberikan contoh mind mapping yang relevan. Pengamatan hasil belajar siswa di siklus II dilakukan dengan melihat skor perolehan masing-masing siswa melalui fitur googleform yang dicover pada bagian google spreadsheet. Pada bagian itu ditampilkan pencapaian skor masing masing siswa. Kemudian guru menilai dengan menggunakan rumus



.



Berikut ini tabel hasil belajar siswa yang diperoleh setelah menerapkan video pembelajaran dan tes pada siklus II. Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25



Nama Abdullah Bani Aisyah Sekar Dewi Amirah Fitri Putri Jamil Ananda Fender Bagus Ashariy R Aprilia Lita Widodo Bilqis Yaquta Shelovenia Ciello Al Fatir Davien surya ardiansya Farhaan Dwi Saputra Fernando Perdana Maulana R. Hafis Alfiansyah Kayyisah Aprisea Queen R. Mochammad Prastio Putra M. Muhamad habibur rohman Muhammad Hazel Myerys Huco Muhammad Maulana Pratama Muhammad Rifqi Rosyadiansyah M. septian dwi romadhoni Naura Asillah Rayya Nur Mahmudah Puspita Aulia Anggraini Rachel Adhitama Radhea Agatha Levin Rafi Rachel Pratama Redista Fara Diba



Nilai KKM Siklus II 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0



74,0 83,0 100,0 100,0 65,0 91,0 74,0 91,0 74,0 83,0 48,0 65,0 100,0 100,0 78,0 43,0 47,8 83,0 57,0



70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0



83,0 78,0 100,0 78,0 91,0 91,0



Ketuntasan Belajar Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



36



No



Nama



26 Resta Meisa Suswanto 27 28 29 30 31 32 33 34



Reysha Briliant Syangputri S. Sadewa Agustio Herman Selvani Fardis Syahira Vika Rahma Sari Viona Febriyani Eka Putri Yafi' Rahlil Ramadhan Yusuf Maulana Ibrahim Aurelia Rama Dhanifirdha Rose



Nilai KKM Siklus II 70,0



48,0



70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0



83,0 74,0 74,0 91,0 100,0 96,0 96,0 100,0



Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas



Ketuntasan Belajar Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ 27 -



7



Berdasarkan tabel 4.5 hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa kkm yang ditentukan oleh guru yaitu 70. Sebanyak 27 siswa tuntas dengan perolehan nilai diatas kkm dan sebanyak 7 siswa tidak tuntas dengan perolehan nilai dibawah kkm. Berdasarkan data tersebut dapat disajikan tabel frekuensi untuk menentukan presentase ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Untuk menghitung presentase ketuntasan/ ketidaktuntasan hasil belajar siswa digunakan



. Berikut ini



rumus tabel persentase hasil belajar siswa siklus II :



Tabel 4.6. Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No



Identifikasi Siswa



Frekuensi Persentase



1



Siswa yang tuntas dalam pembelajaran



27



79 %



2



Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran



7



21 %



Jumlah



34



100 %



Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa ada sebanyak 27 siswa yang tuntas dari kkm , sehingga dapat dipersentasekan menjadi 79%. Siswa yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 7 siswa, sehingga dapat dipresentasekan menjadi 21%. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II 37



telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian dikarenakan tingkat persentase ketuntasan belajar sudah mencapai ≥75%.



d) Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II, peneliti menemukan beberapa hal sebagai berikut: 1) Tujuan pembelajaran yang disampaikan kurang begitu jelas. 2) Materi zat tunggal dan zat campuran sudah disampaikan secara jelas baik melalui perkataan maupun tulisan. 3) Contoh mind mapping yang disajikan guru sudah relevan dengan materi. 4) Kesimpulan disampaikan dengan jelas, dengan mengaitkan pada media yang digunakan pada kegiatan apersepsi. Sehingga siswa lebih mudah memahami materi. 5) Perolehan hasil belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 79%, sedangkan 21% siswa masih belum tuntas.



e)



Rencana Perbaikan Rencana perbaikan dilakukan jika indikator keberhasilan belum tercapai yaitu jika persentase hasil belajar masih kurang dari 75%. Sedangkan pada siklus II ini, perolehan hasil belajar siswa melebihi indikator keberhasilan yaitu sebesar 79%. Sehingga penelitian dicukupkan sampai pada siklus II dan peneliti tidak lagi menyusun rencana perbaikan untuk tindakan selanjutnya.



3. Persentase Perbandingan Siklus I dan Siklus II Berdasarkan perolehan data hasil belajar pada Siklus I dan Siklus II, dapat disajikan pula diagram perbandingan persentase siswa tuntas dan tidak tuntas. Berikut ini diagram perbandingan persentase Siklus I dan Siklus II :



38



Diagram 4.1. Persentase Perbandingan Hasil Belajar Data Awal, Siklus I dan Siklus II



Persentase



Persentase Perbandingan… 100,0% 0,0%



Tuntas Tidak Tuntas Data Awal35,3% 64,7% Siklus I



Diagram



59,0% 41,0%



batang



diatas



menunjukkan



ketuntasan



dan



ketidaktuntasan hasil belajar siswa dari data awal, siklus I dan siklus II. Data awal hasil belajar ditunjukkan oleh batang berwarna hijau, siklus I ditunjukkan oleh batang berwarna kuning, sedangkan batang berwarna biru menunjukkan hasil belajar dari siklus II. Diagram tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar dari data awal (35,3%), ke siklus I (59%) hingga ke siklus II (79%). Sebaliknya ketidaktuntasan hasil belajar mengalami penurunan dari data awal (64,7%), siklus I (41%), hingga ke siklus II (21%). B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan diskripsi hasil penelitian, pada siklus I sudah ada peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Namun peningkatan ketuntasan hasil belajar tersebut masih dibawah indikator keberhasilan penelitian. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu penjelasan materi dalam video pembelajaran yang terlalu cepat, mind mapping yang dicontohkan oleh guru tidak relevan dengan materi, dan kesimpulan yang disampaikan oleh guru sangat minim. Sehingga pemahaman yang diterima siswa pun masih belum maksimal. Beberapa faktor tersebut diminimalisir peneliti dengan melanjutkan tindakan siklus II.



39



Pada siklus II peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa sangat baik, yaitu sebesar 79%. Hal ini dikarenakan beberapa kekurangan (refleksi) dari video pembelajaran siklus I dapat diperbaiki oleh peneliti pada video pembelajaran siklus II. Siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hal itu dikarenakan guru dapat menjelaskan dengan baik melalui penjelasan yang lugas dan beberapa tulisan yang ditulis di papan tulis dapat terbaca dengan jelas. Selain itu guru dapat menyampaikan kesimpulan yang mengaitkan pada media di kegiatan apersepsi. Hasil mind mapping siswa pun sesuai dengan harapan, karena guru sudah memberikan contoh mind mapping yang relevan. Ketuntasan hasil belajar siswa dari data awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkannya metode mind mapping pada materi zat tunggal dan zat campuran. Hal itu dapat dibuktikan dengan perolehan data tes evaluasi siswa. Data awal dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, persentase ketuntasan hasil belajar siswa hanya sebesar 35,3% berangsur angsur naik setelah menerima tindakan siklus I dan siklus II. Persentase ketuntasan dari siklus I dan siklus II yang diperoleh yaitu 59% dan 79%. Sebaliknya, persentase ketidaktuntasan dari studi pendahuluan hingga tindakan siklus I dan siklus II berangsur-angsur turun yaitu sebesar 64,7%, 41%, dan 21%. Kenaikan persentase ketuntasan hasil belajar siswa di siklus II ini mencapai 79%, Oleh karena itu peneliti tidak melanjutkan tindakan perbaikan lagi. Persentase yang dicapai pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini meunjukkan bahwa pembelajaran materi zat tunggal dan zat campuran menggunakan metode mind mapping dapat memberikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh David Ausubel, dimana dalam teorinya menjelaskan bahwa “agar terjadi belajar bermakna, maka konsep baru atau pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep atau pengetahuan lama yang telah ada di struktur kognitif siswa” (Ausubel D, 1978). Teori tersebut menjadi acuan peneliti dalam menerapkan metode



40



mind mapping pada materi zat tunggal dan zat campuran. Karena sebelum tindakan dilaksanakan, siswa sudah menerima informasi yang terkait dengan materi bahasan pada pembelajaran pertama di subtema 1. Sedangkan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada pembelajaran kedua subtema 2. Sehingga siswa dapat mengaitkan kosep yang telah diterima di pembelajaran pertama dengan konsep yang diterimanya ketika dilakukan di pembelajaran kedua (tindakan perbaikan). Hal ini juga senada dengan hasil penelitian oleh Nida Adilah, dalam jurnalnya yang berjudul “Perbedaan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Mind Mapping Dan Ceramah” Vol 1 No. 1 tahun 2017 IJPE (98-103). Adilah menyebutkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode mind mapping dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga perolehan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Selain itu, materi zat tunggal dan zat campuran adalah materi yang terdiri dari beberapa konsep yang dapat dikaitkan satu sama lain. Melalui mind mapping, siswa dapat dengan jelas memetakan dan membedakan sifat antar konsep. Jika siswa mampu memetakan dan membedakan antar konsep, maka pemahaman siswa akan meningkat dan siswa dapat dengan mudah memberikan contoh konkrit konsep zat tunggal dan zat campuran yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan perolehan data ketuntasan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, dan persentase ketuntasan siklus II telah mencapai 79%, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik pada materi zat tunggal dan zat campuran.



41



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT



A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5A UPT SDN 49 Gresik pada materi zat tunggal dan zat campuran. Hal ini dibuktikan dengan adanya perolehan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 79%, sedangkan indikator keberhasilan penelitian jika persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai ≥ 75%.



B. Saran Tindak Lanjut Berdasarkan pada temuan dari penelitian tindakan ini, disampaikan beberapa saran dari peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, saran yang dikemukakan adalah : 1. Guru sebaiknya memberikan contoh mind mapping yang relevan dan menarik, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi dan kreatifitas siswa dalam menyajikan mind mapping akan tergugah. 2. Mind mapping ini sabiknya tidak hanya diterapkan dalam pembelajaran IPA saja, namun juga bisa diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran lainnya. Karena mind mapping ini sangat baik untuk membangun konsep siswa dalam memahami suatu materi bahasan. 3. Jika penelitian ini diterapkan ketika kondisi biasa (non pandemic Covid19),



sebaiknya



guru



meminta



siswa



untuk



menunjukkan/



mempresentasikan hasil kreatifitas mind mappingnya didepan kelas dan guru memberikan reward mind mapping terbaik. Hal itu dilakukan agar siswa merasa bangga dan termotivasi untuk lebih kreatif.



42



DAFTAR PUSTAKA



A.M, Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Adilah, Nida. 2017. Perbedaan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Mind Mapp dengan Metode Ceramah. Indonesian Journal of Primery education (IJPE), Vol. 1 No.1 98-103



(2017)(Online).



(http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index), diakses tanggal 30 April 2020. Anitah,Sri dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka Buzan, T. 2007. Buku Pintar Mind Mapp untuk Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tetang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Sapriati, Amalia dkk. 2019. Pembelajaran IPA di SD. (Cet.XXIX) Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Subekti, Ari. 2017. Buku Guru Tema 9 “ Benda-benda di Sekitar Kita”. Jakarta: Kemdikbud. Subekti, Ari. 2017. Buku Siswa Tema 9 “ Benda-benda di Sekitar Kita”. Jakarta: Kemdikbud. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet.XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Sugiarto, Bambang dkk. 2010. Kimia Dasar. Surabaya : Unesa University Press Suryanto, Adi. 2019. Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekoah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka. Tim FKIP. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan : Univeritas Terbuka. Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008.



43



Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah. Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera. Wardhani, Kuswaya Wihardit. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Yusneti. 2019. Keefektifan Model Pembelajaran Mind Mapping



Pada



Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas V di SDN 10 Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Pajar, Vol.3 No.2(2019)(Online). (https://pajar.ejournal.unri.ac.id/index.php/PJR/article/view/701



7),



diakses tanggal 30 April 2020.



44



Lampiran 1



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah Kelas /Semester Tema 9 Subtema 2 Pembelajaran keFokus Pembelajaran Alokasi Waktu



: : : : : : :



UPT SDN 49 Gresik V/2 (dua ) Benda-Benda di Sekitar Kita Benda dalam Kegiatan Ekonomi 1 IPA 2 x 35 menit (6 JP)



A. KOMPETENSI INTI (KI) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI IPA



Kompetensi Dasar



Indikator Pencapaian Kompetensi



3.9 Mengelompokkan materi dalam 3.9.1 mengelompokkan materi kehidupan sehari-hari berdasarkan dalam kehidupan sehari-hari komponen penyusunnya (zat tunggal berdasarkan komponen dan campuran). penyusunnya (zat tunggal dan campuran); dan 4.9 Melaporkan hasil pengamatan sifat- 4.9.1 melaporkan hasil pengamatan sifat campuran dan komponen sifat-sifat campuran dan penyusunnya dalam kehidupan komponen penyusunnya sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Dengan kegiatan mengamati gambar iklan minuman, siswa dapat mengidentifikasi zat penyusun minuman, lalu mengklasifikasikan ke dalam zat tunggal dan zat campuran dengan tepat. 2. Dengan kegiatan berlatih membuat bagan tentang materi, siswa dapat menyimpulkan jenis materi suatu benda dan contohnya dengan tepat. 3. Dengan kegiatan mencoba membuat larutan, siswa dapat menuliskan perbedaan



45



zat campuran homogen dan zat campuran heterogen dalam bentuk laporan dengan tepat. D. MATERI PEMBELAJARAN 1. Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang 2. Zat Tunggal adalah zat yang terdiri dari materi sejenis. Contoh : air, garam, gula, dan emas 24 karat. 3. Zat campuran adalah zat yang terdiri dari beberapa materi atau zat tunggal. 4. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen 5. Campuran homogen adalah campuran yang zat penyusunnya tercampur sempurna. Zat penyusunnya tidak dapat dibedakan. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang zat penyusunnya tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen, zat penyusunnya masih dapat dibedakan. E. METODE PEMBELAJARAN Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : ceramah dan penugasan F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : 1. Gambar air, gula, kopi, batu 2. Buku tematik 3. Mind mapping Bahan :Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN



Kegiatan Pendahuluan



Deskripsi 1. 2. 3. 4. 5.



Kegiatan inti



Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa. Guru memimpin doa untuk membuka kegiatan pembelajaran. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru menunjukkan beberapa gambar/ bahan berupa air, gula, dan kopi. Guru menjelaskan garis besar kegiatan dan tujuan pembelajaran.



Ayo Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk membuka buku tema 9 subtema 2 pembelajaran 2 halaman 62 mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari di pembelajaran 1 pada subtema sebelumnya.



Alokasi Waktu 5 menit



40 menit



46



Kegiatan



Deskripsi



Alokasi Waktu



Menanya 2. Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan pertanyaan yang dihubungkan pada kegiatan apersepsi 3. Guru menjelaskan materi tentang zat tunggal dan zat campuran beserta contoh-contohnya. 4. Guru mengonfirmasi kembali poin poin penting materi zat tunggal dan zat campuran. 5. Guru meminta siswa untuk membuat mind mapping dari materi yang telah dijelaskan oleh guru 6. Guru memberikan contoh mind mapping yang dibuat oleh guru. 7. Guru menjelaskan bagaimana cara embuat mind mapping. Mencoba 8. Guru meminta siswa untuk membuat mind mapping 9. Guru meminta siswa untuk mengirimkan hasil mind mapping melalui whatsapp Mengkomunikasikan 10. Guru mengkomunikasikan hasil mind mapping yang telah dibuat siswa secara umum



Penutup



1.



Guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini.



15 menit



47



Kegiatan



Alokasi Waktu



Deskripsi 2. 3. 4.



Guru mengajak siswa untuk tetap menjaga kebersihan kesehatan, dan tetap dirumah. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. Kelas ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh guru



H. PENILAIAN Teknik Penilaian a. Penilaian Pengetahuan



Muatan IPA



Indikator 1. Menjelaskan definisi unsur 2. Memberikan contoh unur dalam kehidupan sehari-hari 3. Menjelaska definisi senyawa 4. Memberikan contoh senyawa dalam kehidupan sehari-hari 5. Menjelaskan deinisi larutan homogen 6. Memberikan contoh larutan homogeny dalam kehidupan sehari-hari 7. Menjelaskan definisi larutan heterogen 8. Memberikan contoh larutan homogeny dalam kehidupan sehari-hari 9. Menjelaskan sifat larutan homogen dan heterogen



Mengetahui Kepala UPT SDN 49 Gresik



Khusnul Latifah, S.Pd.,M.M. NIP. 19700427 199403 2 006



Teknik Penilaian Tes tertulis



Bentuk Instumen Soal pilihan ganda



Gresik, 02 Mei 2020 Guru Kelas V A



Muflihatul Abadiyah, S.Pd NIP. -



48



Lampiran 2



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2 Sekolah Kelas /Semester Tema 9 Subtema 2 Pembelajaran keFokus Pembelajaran Alokasi Waktu



: : : : : : :



UPT SDN 49 Gresik V/2 (dua ) Benda-Benda di Sekitar Kita Benda dalam Kegiatan Ekonomi 2 IPA 2 x 35 menit (2JP)



A. KOMPETENSI INTI (KI) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI IPA



Kompetensi Dasar



Indikator Pencapaian Kompetensi



3.9 Mengelompokkan materi dalam 3.9.1 mengelompokkan materi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kehidupan sehari-hari komponen penyusunnya (zat tunggal berdasarkan komponen dan campuran). penyusunnya (zat tunggal dan campuran); dan 4.9 Melaporkan hasil pengamatan sifat- 4.9.1 melaporkan hasil pengamatan sifat campuran dan komponen sifat-sifat campuran dan penyusunnya dalam kehidupan komponen penyusunnya dalam sehari-hari. kehidupan sehari-hari.



C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Dengan kegiatan mengamati gambar iklan minuman, siswa dapat mengidentifikasi zat penyusun minuman, lalu mengklasifikasikan ke dalam zat tunggal dan zat campuran dengan tepat. 2. Dengan kegiatan berlatih membuat bagan tentang materi, siswa dapat



49



3.



menyimpulkan jenis materi suatu benda dan contohnya dengan tepat. Dengan kegiatan demonstrasi mencoba membuat larutan, siswa dapat menuliskan perbedaan zat campuran homogen dan zat campuran heterogen dalam bentuk laporan dengan tepat.



D. MATERI PEMBELAJARAN 1. Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang 2. Zat Tunggal adalah zat yang terdiri dari materi sejenis. Contoh : air, garam, gula, dan emas 24 karat. 3. Zat tunggal dibedakan menjadi 2 macam, yakni unsur dan senyawa. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang leih sederhana. Sedangkan senyawa adalah zat tunggal yang dapat dibedakan lagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui proses kimia (zat tunggal yang tersusun atas 2 unsur atau lebih). 4. Unsur ada 2 macam, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh unsur logam adalah besi, perak, emas 24 karat, dan platina. Sedangkan contoh unsur non logam adalah hydrogen, oksigen, dan karbon. 5. Contoh senyawa adalah garam, gula, dan air. 6. Zat campuran adalah zat yang terdiri dari beberapa materi atau zat tunggal. 7. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen 8. Campuran homogen adalah campuran yang zat penyusunnya tercampur sempurna. Zat penyusunnya tidak dapat dibedakan. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang zat penyusunnya tidak tercampur sempurna. Pada campuran heterogen, zat penyusunnya masih dapat dibedakan. E. METODE PEMBELAJARAN Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : demonstrasi, ceramah dan penugasan F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : 1. Gambar air, gula, kopi, batu 2. Buku tematik 3. Mind mapping Bahan :Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN



Kegiatan Pendahulu an



Deskripsi 1. 2. 3.



Alokasi Waktu



Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, 5 menit dan mengecek kehadiran siswa. Guru memimpin doa untuk membuka kegiatan pembelajaran. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk



50



Kegiatan



Deskripsi



4. 5.



6.



7. Kegiatan inti



1.



2.



3.



4.



5. 6.



7. 8.



mengikuti kegiatan pembelajaran. Mengamati Guru menunjukkan beberapa gambar/ bahan berupa air, gula, dan kopi. Guru memperagakan percobaan sederhana yaitu dengan menyampurkan air+ gula, air+kopi, dan air+potongan buah Menanya Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan menanyakan apa yang terjadi jika air+ gula dan air+ kopi dicampurkan ? Guru menjelaskan garis besar kegiatan dan tujuan pembelajaran. Guru meminta siswa untuk membuka buku tema 9 subtema 2 pembelajaran 2 halaman 62. Guru menjelaskan materi zat tunggal dan zat campuran beserta contohcontohnya. Guru menjelaskan sifat-sifat zat tunggal dan zat campuran Guru mengajak siswa mengingat kembali materi zat tunggal dan zat campuran pada subtema 1 Guru meminta untuk mencatat beberapa contoh zat tunggal dan zat campuran Guru menugaskan siswa untuk membuat mind mapping dari materi yang telah dijelaskan oleh guru. Guru menjelaskan sedikit tentang mind mapping (peta pikiran) Guru menampilkan contoh mind mapping yang telah disiapkan sebelumnya.



Alokasi Waktu



40 menit



51



Kegiatan



Alokasi Waktu



Deskripsi Mencoba



9. Guru meminta siswa untuk membuat mind mapping Menalar 10. Siswa membuat mind mapping berdasarkan pengetahuan yang telah diterima dari penjelasan guru 11. Siswa melaporkan hasil mind mapping yang telah dibuat kepada guru melalui Whatsapp. Mengkomunikasikan 12. Guru mengkomunikasikan hasil mind mapping siswa



Penutup



1.



Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung:



2.



Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini. Siswa mengajak siswa untuk tetap berada dirumah dan menjaga kebersihan baik kebersihan diri sendiri, rumah, dan lingkungan sekitar Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh guru



3.



4.



15 menit



H. PENILAIAN Teknik Penilaian 1. Penilaian Pengetahuan



Muatan IPA



Indikator 1. Menjelaskan definisi unsur 2. Memberikan contoh unur dalam kehidupan sehari-hari



Teknik Penilaian Tes tertulis



Bentuk Instumen Soal pilihan ganda



52



Muatan



Teknik Penilaian



Indikator



Bentuk Instumen



3. Menjelaska definisi senyawa 4. Memberikan contoh senyawa dalam kehidupan sehari-hari 5. Menjelaskan deinisi larutan homogen 6. Memberikan contoh larutan homogeny dalam kehidupan seharihari 7. Menjelaskan definisi larutan heterogen 8. Memberikan contoh larutan homogeny dalam kehidupan seharihari 9. Menjelaskan sifat larutan homogen dan heterogen



Refleksi Guru:



Mengetahui Kepala UPT SDN 49 Gresik



Gresik, 08 Mei 2020 Guru Kelas V



Khusnul Latifah, S.Pd.,M.M. NIP. 19700427 199403 2 006



Muflihatul Abadiyah, S.Pd NIP. -



53



Lampiran 3 ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 1 (APKG-PKP 1) LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 1 NAMA GURU/MAHASISWA



: Muflihatul Abadiyah



NIM



: 858662314



TEMPAT MENGAJAR



: UPT SDN 49 Gresik



KELAS



: VA



MATA PELAJARAN



: IPA



WAKTU



: 2 x 35 menit



TANGGAL



: 02 Mei 2020



PETUNJUK Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru/mahasiswa ketika mengajar. Kemudia, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini :



1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan



1



2



3



4



tujuan / indikator perbaikan pembelajaran 1.1. Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai Dengan kurikulum dan masalah yang dipelajari 1.2. Merumuskan tujuan khusus/indicator perbaikan pembelajaran Rata-rata butir 1 = A 2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar 2.1. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2.2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu perbaikan Pembelajaran 2.3. Memilih sumber belajar Rata-rata butir 2 = B



3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran 3.1. Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran



54



5



3.2. Menyusun langkah-langkah perbaikan pembelajaran 3.3. Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran 3.4. Menentukan cara-cara memotivasi siswa 3.5. Menyiapkan pertanyaan



Rata-rata butir 3 = C 4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran 4.1. Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 4.2. Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar siswa Dapat berpartisipasi dalam perbaikan pemebelajaran Rata-rata butir 4 = D



5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat Penilaian perbaikan pembelajaran 5.1. Menentukan prosedur dan jenis penilaian 5.2. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban



Rata-rata butir 5 = E 6. Tampilkan dokumen rencana perbaikan pembelajaran 6.1. Kebersihan dan kerapihan 6.2. Penggunaan bahasa lisan



Rata-rata butir 5 = E



Nilai APKF 1 = R R = A+B+C+D+E+F = 6 Surabaya, …………………………….. Pembimbing / Penguji I,



Pembimbing / Penguji I,



…………………………… NIP.



Evi Winingsih., S.Pd., M.Pd NIP. 19890418 201504 2 002



55



Lampiran 3 ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 2 (APKG-PKP 2) LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 2 NAMA GURU/MAHASISWA



: Muflihatul Abadiyah



NIM



: 858662314



TEMPAT MENGAJAR



: UPT SDN 49 Gresik



KELAS



: VA



MATA PELAJARAN



: IPA



WAKTU



: 2 x 35 menit



TANGGAL



: 08 Mei 2020



PETUNJUK 1.



Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung



2.



Pusatkanlah perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta dampaknya pada diri siswa



3.



Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut



4.



Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dengan mata pelajaran, pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan



5.



Nilailah semua aspek kemampuan guru



1.



Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran



1



2



3



4



1.1. Menata fasilitas dan sumber belajar 1.2. Melaksanakan tugas rutin kelas Rata-rata butir 1 = A 2.



Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran 2.1. Memulai pembelajaran 2.2. Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan 2.3. Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa , situasi dan lingkungan 2.4. Melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis 2.5. Melaksanakan perbaikan pembelajaran secara individu, kelompok atau klasikal



56



5



2.6. Mengelola waktu pembelajaran secara efesien Rata-rata butir 2 = B 3.



Mengelola interaksi kelas 3.1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran 3.2. Menangani pertanyaan dan respon siswa 3.3. Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat dan gerak badan 3.4. Memicu dan memelihara keterlibatan siswa 3.5. Memantapkan penguasaan materi pembelajaran Rata-rata butir 3 = C



4.



Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar 4.1. Menunjukan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian dan sabar kepada siswa 4.2. Menunjukan kegairahan dalam mengajar 4.3. Mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi 4.4. Membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangan 4.5. Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri Rata-rata butir 4 = D



5.



Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan pembelajaran mata pelajaran tertentu a.



Bahasa Indonesia 5.1 Mendemonstrasikan penguasaan materi bahasa Indonesia 5.2 Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bernalar 5.3 Memberikan latihan keterampilan berbahasa 5.4 Peka terhadap kesalahan penggunaan istilah teknis 5.5 Memupuk kegemaran membaca Rata-rata butir 5.a = E



57



b.



Matematika 5.1. Menanamkan konsep matematika melalui metode Bervariasi yang sesuai dengan karakteristik materi 5.2. Menguasai symbol-simbol matematika 5.3. Memberikan latihan matematika dalam kehidupan sehari-hari 5.4. Menguasai materi matematika Rata-rata butir 5.b = E



c.



IPA 5.1. Membimbing siswa membuktikan konsep IPA melalui alat pengalaman langsung terhadap objek yang dipelajari 5.2. Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman belajar dengan berbagai kegiatan 5.3. Menggunakan istilah yang tepat pada setiap langkah pembelajaran 5.4. Terampil dalam melakukan percobaan IPA serta tepat dalam memilih alat peraga IPA 5.5. Menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari 5.6. Menampilkan penguasaan IPA



Rata-rata butir 5.c = E d.



IPS



5.1. Mengembangkan pemahaman konsep IPS terpadu



5.2 Mengembangkan pemahaman konsep waktu 5.3 Mengembangkan pemahaman konsep ruang



5.4. Mengembangkan pemahaman konsep kelangkaan (scarcity)



Rata-rata butir 5.d = E e.



PPKn



5.1. Menggunakan metode dan alat bantu dalam pembelajaran



58



Pendidikan kewarganegaraan 5.2



Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan keawarganegaraan



5.3



Ketepatan penggunaan istilah-istilah khusus dan konsep dalam Pendidikan kewarganegaraan



5.4



Menunjukan penguasaan materi pendidikan kewarganegaraan



5.5



Menerapkan konsep pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari Rata-rata butir 5.e = E



6.



Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar 6.1. Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran 6.2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran



Rata-rata butir 6 = F 7.



Kesan umum pelaksanaan pembelajaran 7.1. Keefektifan proses pembelajaran 7.2. Penggunaan bahasa Indonesia lisan 7.3. Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa 7.4. Penampilan guru dalam pembelajaran



Rata-rata butir 7 = G



NIlai APKF PKP PGSD / PGSM = Y Y = A+B+C+D+E+F+G 7



=



Surabaya, …………………………….. Pembimbing / Penguji I,



Evi Winingsih., S.Pd.,M.Pd NIP. 19890418 201504 2 002



59



Lampiran 5 KISI KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I No. Soal



KD



Menjelaskan definisi materi



1



2



Indikator



3.9. Mengelompokkan materi dalam kehidupan seharihari berdasarkan komponen penyusunnya (zat tunggal dan campuran).



Menjelaskan definisi materi berdasarkan komponen penyusunnya



3



Memberikan contoh zat tunggal



4



Menjelaskan definisi unsur



Butir Soal Apa yang kamu ketahui tentang materi ? a. Segala sesuatu yang tidak memiliki massa namun bisa menempati ruang b. Segala sesuatu yang memiliki massa dan tidak bisa menempati ruang c. Segala sesuatu yang tidak memiliki massa dan tidak menempati ruang d. Segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang Berdasarkan komponen penyusunnya, materi dibedakan menjadi ... a. 2 c. 4 b. 3 d. 5 Kunci : Zat tunggal adalah salah satu zat yang sering kita jumpai di sekitar kita. salah satu contoh zat tunggal adalah... a. kopi bubuk c. air teh b. air kopi d. sayur lodeh Zat tunggal yang tidak bisa dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana adalah pengertian dari ... a. Unsur c. Molekul b. Senyawa d. Homogen



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



D



C1



1



A



C1



1



A



C2



2



A



C1



1



60



No. Soal 5



KD



Indikator Memberikan contoh unsur



6



Menjelaskan definisi senyawa



7



Memberikan contoh senyawa



8



Menjelaskan zat campuran



9



Menjelaskan sifat campuran homogen



Butir Soal Berikut ini yang menunjukkan contoh unsur adalah ... a. b. c. d.



Pengertian/ definisi dari senyawa adalah ... a. Zat tunggal yang tidak bisa dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana b. Zat tunggal yang tersusun atas 2 unsur atau lebih yang masih dibagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia c. Zat campuran yang masih dipisahkan lagi menjadi zat yang lebih sederhana d. Zat campuran yang sudah tidak bisa dipisahkan lagi CH3COOH (Asam Cuka) adalah salah satu contoh dari … a. Senyawa c. campuran homogen b. Unsur d. campuran heterogen Zat campuran dibagi menjadi 2 macam, yaitu ... dan ... a. homogen dan heterogen b. homogen dan koloid c. heterogen dan suspensi d. koloid dan suspense Salah satu sifat dari zat campuran homogen adalah a. tidak terlarut sempurna b. meninggalkan sisa/ ampas c. masih bisa dibedakan antara zat pelarut dan zat terlarutnya d. dapat terlarut sempurna



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



C



C2



2



B



C1



1



A



C2



2



A



C1



1



D



C1



1



61



No. Soal 10



KD



Indikator Memberikan contoh campuran homogen



11



Menjelaskan definisi campuran heterogen



12



Menganalisis sifat campuran berdasarkan gambar



13



Menganalisis sifat campuran heterogen



14



Memberikan contohh campuran



Butir Soal Berikut ini adalah contoh campuran homogen adalah... a. b. c. d. Apa yang disebut campuran heterogen ? a. Campuran yang terlarut sempurna b. Campuran yang tidak terlarut sempurna c. Campuran yang tidak menghasilkan ampas d. Campuran yang tidak bisa dibedakan zat terlarut dan zat pelarutnya Perhatikan gambar berikut! jika kedua gelas tersebut telah diaduk, pernyataan yang benar mengenai gambar berikut adalah… a. air + gula membentuk larutan heterogen b. air + pasir membentuk larutan homogen c. air + gula mengasilkan ampas/ sisa d. air + pasir membentuk larutan heterogen Perhatikan tabel dibawah ini, yang merupakan sifat campuran heterogen adalah ... a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 5 c. 1, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Gambar dibawah ini adalah contoh dari ... b. campuran homogen c. unsur c. campuran heterogen d. senyawa



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



D



C2



2



B



C1



1



D



C2



2



C



C2



2



C2



2



62



No. Soal 15



KD



Indikator Menjelaskan zat pelarut



Butir Soal Zat pelarut dari es teh adalah ... a. Air b. Teh



c. gula d. garam



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



A



C1



1



63



Lampiran 6 KISI KISI SOAL EVALUASI SIKLUS II No. Soal



KD



Indikator



1



Menjelaskan definisi materi



2



Menjelaskan definisi materi berdasarkan komponen penyusunnya



3



3.10. Mengelompokkan materi dalam kehidupan seharihari berdasarkan komponen penyusunnya (zat tunggal dan campuran).



Memberikan contoh zat tunggal



4



Menjelaskan definisi unsur



5



Memberikan contoh unsur



Butir Soal Segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut ? a. Zat c. materi b. Molekul d. unsur Materi di bagi menjadi 2 macam, yakni .... a. zat tunggal dan zat campuran b. unsur dan senyawa c. homogen dan heterogen d. zat padat dan zat cair garam adalah salah satu contoh dari ... a. zat campuran c. benda cair b. zat tunggal d. benda gas Apa yang disebut dengan unsur ? ... a. Zat tunggal yang tidak bisa dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana b. Zat campuran yang terlarut sempurna c. Zat tunggal yang masih bisa dibagi lagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia d. Zat tunggal yang masih bisa dibagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi fisika Dibawah ini adalah salah satu contoh molekul.. a. Unsur c. campuran b. Senyawa d. koloid



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



C



C1



1



A



C1



1



B



C2



2



A



C1



1



A



C2



2



64



No. Soal



KD



Indikator



6



Menjelaskan definisi senyawa



7



Memberikan contoh senyawa



8



Menjelaskan zat campuran



9



Menjelaskan sifat campuran homogen



10



Memberikan contoh campuran homogen



11



Menjelaskan definisi campuran heterogen



12



Menganalisis sifat campuran berdasarkan gambar



Butir Soal Zat tunggal yang tersusun atas 2 unsur atau lebih, yang masih dibagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia adalah definisi dari ... a. Unsur c. campuran b. Senyawa d. koloid Gambar dibawah ini yang menunjukkan contoh moekul senyawa adalah … a. Zat campuran dibagi menjadi 2 macam, yaitu ... dan ... a. homogen dan heterogen b. homogen dan koloid c. heterogen dan suspensi d. koloid dan suspense Dapat terlarut sempurna, tidak dapat dibedakan antara zat pelarut dan zat terlarutnya adalah sifat dari… a. unsur c. campuran homogen b. senyawa d. campuran heterogen Air sirup adalah contoh dari... a. unsur c. campuran homogen b. senyawa d. campuran heterogen Tidak terlarut semurna, masih bisa dibedakan antara zat pelarut dan terlarutnya, dan kadang menghasilkan ampas. 3 hal itu adalah sifat dari… a. unsur c. campuran homogen b. senyawa d. campuran heterogen Perhatikan gambar berikut! jika kedua gelas tersebut telah diaduk, pernyataan yang tidak benar mengenai gambar berikut adalah…



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



B



C1



1



A



C2



2



A



C1



1



C



C1



1



A



C2



2



D



C1



1



D



C2



2



65



No. Soal



KD



Indikator



Butir Soal



Kunci



Ranah Kognitif



Skor



C



C2



2



C



C2



2



B



C1



1



a. air + gula membentuk larutan homogen b. air + pasir menghasilkan ampas c. Zat pelarut dari kedua larutan tersebut adalah air d. air + gula tidak terarut sempurna Perhatikan tabel dibawah ini, yang merupakan sifat campuran homogen adalah ... 13



Menganalisis sifat campuran homogen



14



Memberikan contoh campuran heterogen



15



Menjelaskan zat terlarut



a. 1dan 3 b. 2 dan 3 c. 2 dan 5 d. 4 dan 5 Gambar yang menunjukkan contoh campuran heterogen adaah ... a. Emas 24 karat c. air minyak b. Air teh d. larutan susu Zat terlarut dari larutan kopi pahit adalah ... a. Air c. pewarna b. kopi d. garam



66



Lampiran 7 HASIL BELAJAR SISWA



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34



Nama Abdullah Bani Aisyah Sekar Dewi Amirah Fitri Putri Jamil Ananda Fender Bagus A. R. Aprilia Lita Widodo Bilqis Yaquta Shelovenia Ciello Al Fatir Davien Surya Ardiansya Farhaan Dwi Saputra Fernando Perdana Maulana R. Hafis Alfiansyah Kayyisah Aprisea Queen R. Mochammad Prastio Putra M. Muhamad Habibur Rohman Muhammad Hazel Myerys H. Muhammad Maulana Pratama Muhammad Rifqi R. M. Septian Dwi Romadhoni Naura Asillah Rayya Nur Mahmudah Puspita Aulia Anggraini Rachel Adhitama Radhea Agatha Levin Rafi Rachel Pratama Redista Fara Diba Resta Meisa Suswanto Reysha Briliant Syangputri S. Sadewa Agustio Herman Selvani Fardis Syahira Vika Rahma Sari Viona Febriyani Eka Putri Yafi' Rahlil Ramadhan Yusuf Maulana Ibrahim Aurelia Rama Dhanifirdha R.



KKM 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0 70,0



Data Awal 40 60 80 60 40 40 80 80 20 20 40 80 80 60 80 20 80 20 80 40 60 100 80 40 60 60 60 80 20 40 100 60 40 60



Nilai Nilai Siklus I Siklus II 82,6 74,0 73,9 83,0 95,7 100,0 91,3 100,0 57,0 65,0 100,0 91,0 73,9 74,0 82,6 91,0 21,7 74,0 73,9 83,0 43,5 48,0 52,2 65,0 91,3 100,0 100,0 100,0 87,0 78,0 56,5 43,0 43,5 47,8 78,3 83,0 47,8 57,0 91,3 83,0 52,2 78,0 91,3 100,0 65,2 78,0 60,9 91,0 82,6 91,0 52,2 48,0 82,6 83,0 65,2 74,0 82,6 74,0 60,9 91,0 91,3 100,0 91,3 96,0 69,6 96,0 82,6 100,0



67



Lampiran 8 DOKUMENTASI



Pembelajaran Siklus I



Halaman Depan Soal Siklus I



Pembelajaran Siklus II



Halaman Depan Soal Siklus II 68



Halaman Soal Siklus I



Halaman Soal Siklus II



69



Hasil Evaluasi Siklus I melaui Google spreadsheet pada Googleform



Hasil Evaluasi Siklus II melaui Google spreadsheet pada Googleform



70