Laporan PKP RIKA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal hal yang sederhana hingga kompleks tidak terlepas dari penggunaan ilmu matematika. Dari bangun tidur hingga tidur lagi,kehidupan selalu berkaitan dengan angka-angka. Hal ini menjadi salah satu alasan perlunya penguasaan konsep dasar matematika yang mumpuni bagi siswa agar mereka bisa menerapkan konsep matematika tersebut dalam kesehariannya. Disamping itu, jika siswa menguasai konsep matematika dengan baik sedari dini, mereka sudah memiliki bekal untuk melanjutkan pembelajaran ke tahapan yang lebih tinggi sehingga diharapkan mereka tidak akan menghadapi kesulitan dalam memahami pelajaran matematika nantinya. Mengingat besarnya peranan matematika dalam kehidupan, maka siswa perlu dibekali konsep dasar matematika, terutama konsep yang berkaitan dengan penjumlahan ,pengurangan, perkalian dan pembagian. Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di kelas III SD Adabiah Padang, siswa terlihat mengalami kesulitan untuk memahami konsep perkalian dan pembagian. Dari hasil refleksi penulis diketahui bahwa terdapat banyak permasalahan yang menghambat keberhasilan pembelajaran matematika. Diantara permasalahan yang dihadapi adalah (1) hasil belajar siswa rendah. (2) minat siswa terhadap pelajaran matematika kurang. (3) keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas III SD Adabiah Padang khususnya pada materi perkalian dapat dilihat dari nilai rata-rata yang masih rendah dan masih banyak nilai siswa yang dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dari 20 siswa hanya 12 atau 60 % yang mendapatkan nilai



2



tuntas dan 8 atau 40% siswa berada dibawah KKM. Ini membuktikan bahwa ketuntasan belajar hanya sebesar 60% dan masih jauh dari indikator keberhasilan belajar minimal 80%. Penyebab rendahnya hasil belajar siswa tentu saja disebabkan oleh berbagai faktor, namun secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi dua, faktor internal, yang berkaitan dengan siswa itu sendiri dan faktor eksternal , misalnya guru. Sementara itu, rendahnya minat siswa terhadap pelajaran matematika, bisa dilihat dari antusiasme mereka saat belajar. Banyak diantara siswa yang tidak memperhatikan guru, saat guru menerangkan materi di kelas, siswa masih bermain main saat ada tugas, siswa sering minta izin keluar, dsb. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya metode pembelajaran guru yang kurang menarik, khususnya untuk



materi perkalian, dimana siswa biasanya



disuruh menghapal perkalian dan membacakannya bergantian di depan kelas. Guru juga jarang menggunakan media di dalam kelas sehingga siswa jadi kurang tertarik untuk belajar, guru lebih banyak mengandalkan buku sehingga anak jadi cepat bosan.



Disamping itu, selama ini pembelajaran yang terjadi masih



berlangsung satu arah, dimana guru sebagai sumber, penyedia dan pemberi informasi sedangkan siswa hanya mencatat dan menerima penjelasan guru. Sedangkan kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran matematika terlihat dari sedikitnya siswa yang mau bertanya, ketika diberi pertanyaan siswa diam dan jika diberi latihan mereka mengerjakannya dalam waktu yang lama bahkan ada beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan dan bercerita dengan temannya. Hal ini kemungkinan disebabkan siswa kurang memahami maksud soal perkalian yang diberikan dalam bentuk soal cerita. Beranjak dari permasalahan diatas, maka penulis ingin mencoba menerapkan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) atau yang dikenal dengan istilah pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD adabiah. Pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Johnson



3



(2002) pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadi, sosial dan budayanya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik melakukan perbaikan pembelajaran model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD ADABIAH PADANG PADA MATERI PERKALIAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut : Apakah hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Adabiah pada materi perkalian meningkat melalui pendekatan pembelajaran kontekstual? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berangkat dari rumusan masalah diatas peneliti menyusun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Adabiah pada materi perkalian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk a. Siswa 1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika khususnya materi perkalian. b. Guru 1. Meningkatkan profesionalisme guru. 2. Meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan dan metode pembelajan yang bervariasi



4



c. Sekolah 1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di sekolah. .



5



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil Belajar tidak terpisah dari proses belajar itu sendiri karena hasil belajar muncul karena adanya aktivitas belajar. Dengan kata lain hasil belajar adalah tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar. Agus Suprijono (2012: 5) menyatakan “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan”. Soedijarto (Purwanto,2011: 46) menyatakan “hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan”. Susanto (2013:5) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan wujud dari kemampuan yang dimiliki setiap anak setelah melewati proses pembelajaran.



Sementara



itu,



Gagnet



(dalam



Dahar,



2011:118)



mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh melalui serangkaian proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku pada diri siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan



pendidikan.Dari



ketuntasan



belajar



hasil



belajar



dalam



juga



dapat



pembelajaran



diketahui



yang



telah



dilaksanakan. B. MATEMATIKA 1. Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar Menurut T. Wakiman (2001: 5) menyebutkan bahwa materi inti mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar, antara lain: a. Aritmetika b. Pengantar aljabar



6



c. Geometri d. Pengukuran e. Kajian data Sedangkan menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Bilangan. b. Geometri dan pengukuran. c. Pengolahan data. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir hasil operasi hitung. Geometri dan pengukuran ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan membaca data. 2. Pembelajaran Matematika



Dalam mengajarkan Matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa SD berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran Matematika (Heruman, 2007: 2). Oleh sebab itu



diperlukan



langkah-langkah



yang



Bruner



Nyimas



efektif



dan



tepat



dalam



pengajarannya. Menurut



dalam



Aisyah



dkk



(2007:1-5)



Pembelajaran matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep struktur- struktur



7



matematika itu. Dari uraian di atas hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah. C. Perkalian



Pada Hakikatnya perkalian adalah penjumlahan bilangan yang sama sebanyak “n” kali. Sedangkan menurut Steve Slavin (2005:176) “perkalian adalah penjumlahan yang sangat cepat”. “Pengertian perkalian dipahami sebagai penjumlahan yang berulang”. Menurut Heruman (2007: 22) perkalian pada prinsipnya sama dengan penjumlahan secara berulang sehingga kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa adalah penguasaan penjumlahan. Operasi perkalian bilangan asli pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan asli (Muchtar A. Karim, 1996: 101). Jika A dan B bilangan-bilangan asli, maka A x B dapat didefinisikan B + B + B + ... + B (sebanyak A kali). Oleh karena itu, 4 x 3 akan sama dengan 3 + 3 + 3 + 3, sementara itu 3 x 4 sama dengan 4 + 4 + 4. Jadi secara konseptual A x B tidak sama dengan B x A, akan tetapi kalau mau dilihat hasil kalinya saja maka A x B = B x A D. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pendekatan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2003:1). Hamdayama (2014:51) mengatakan bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk menghubungkan materi pelajaran



8



dengan lingkungan nyata siswa dan mendorong siswa un tuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembalajaran yang mengaitkan dunia nyata ke dunia abstrak yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. E. Langkah atau Tahapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Menurut Depdiknas (2002;10) ada 7 langkah-langkah didalam pembelajaran kontekstual : 1. Konstruktivisme. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara menyusun sendiri pengetahuan dan 2.



keterampilan barunya. Inquiry (menemukan).



Mendorong siswa untuk menemukan sendiri



pengetahuan dan keterampilan baru 3. Questioning (bertanya). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4. Learning community ( masyarakat belajar). menciptakan kelompok belajar. 5. Modelling



(pemodelan).



Menampilkan



model



sebagai



contoh



pembelajaran. 6. Reflection (Refleksi). Melakukan refleksi diakhir pertemuan. 7. Authentic assessment ( Penilaian otentik) Melaksanakan penilaian yang otentik atau sebenarnya. F. Kelebihan dan Kekurangan pendekatan pembelajaran kontekstual Menurut Hosnan (2014: 279) ada beberapa kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran kontekstual 1. Kelebihan a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata bagi siswa. Hal ini terjadi karena siswa bisa mengaitkan materi yang ia pelajari dengan situasi nyata di lingkungan sekitarnya. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep pada siswa. Hal ini terjadi karena siswa sendiri yang menyusun dan menemukan pengetahuan sehingga pengetahuan baru yang mereka dapat bisa tertanam lama di otaknya. 2. Kelemahan



9



a. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan bukan lagi mendominasi kelas b. Guru harus memberikan perhatian dan mengeluarkan tenaga ekstra untuk membimbing masing masing siswa dengan keunikan gaya belajar mereka sendiri.



BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A.



Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu 1. Subjek Penelitian



10



Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III tahun pembelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Mata pelajarannya adalah matematika dengan materi perkalian. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Adabiah Jalan Jati, Kecamatan Padang Timur Kota Padang. 3. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada semester ganjil



tahun pembelajaran



2017/2018 sebanyak 2 siklus yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Jadwal Penelitian No. 1 2 3



Hari / Tanggal Rabu / 06 - 09 - 2017 Rabu / 13 - 09 -2017 Rabu / 20 -04- 2017



Pukul 10.45 – 12.00 10.45 – 12.00 10.45 - 12.00



Acara Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II



4. Pihak yang Membantu Dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru senior



yang bertugas



memberikan penilaian terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan mengobservasi motivasi belajar, melakukan penilaian, menganalisis data evaluasi, melakukan



merefleksi, serta membantu menyusun laporan hasil penelitian



tindakan kelas. Berikut ini data pihak yang membantu : a. Nama : Indra Husni Narwis ,M.Pd Jabatan : Dosen Pembimbing b. Nama : Anizar, S.Pd Jabatan



: Kepala Sekolah SD Adabiah, Jalan Jati Kec. Padang



Timur. c. Nama : Ernita Yavianti, S.Pd 12 Jabatan : Guru Kelas II SD Adabiah, Jalan Jati, Kec. Padang Timur.



B.



Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran



11



Dalam model Kemmis dan M. Taggart ini, penelitian menggunakan dan mengembangkan



siklus



(cycle)



dengan



dua



siklus. Tiap



siklus



dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi kelayakan



sebagai



penelitian



pendahuluan



dengan



tujuan



untuk



mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas. Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi proses dan hasil tindakan. Jika pada siklus pertama belum menyelesaikan permasalahan, maka dilanjutkan dengan siklus kedua, dimana rencana tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Demikian penelitian dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan penelitian dapat dipecahkan. Siklus kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Desain Siklus PTK Model Kemmis dan M. Taggart Perencanaan



Refleksi



Siklus I



pelaksanaan



Pengamatan



perencanaan



Refleksi



Keterangan : 1) Rencana Tindakan a.Membuat RPP



Siklus II pengamatan



pelaksanaan



12



b.Memilih buku pegangan c.Mempersiapkan



materi



,alat



dan sumber



pembelajaran



dengan



menggunakan metode demonstrasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir sesuai dengan RPP. 3) Observasi Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh kolaborator dan / atau observer secara simultan (bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung) 4) Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama kolaborator yang akan direkomendasikan tentang hasil suatu tindakan yang dilakukan demi mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh aspek / indikator yang ditentukan. C.



Teknik Analisis Data Analisis hasil penelitian skripsi berbasis penelitian tindakan kelas dengan



statistik deskriptif yaitu analisis data sederhana, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : Data Hasil Tes dalam bentuk tabulasi, persentase serta diagram ketuntasan hasil belajar. ƩA Persentase =



x 100 % ƩB



Keterangan:Ʃ A = jumlah siswa yang tuntas belajar Ʃ B = jumlah siswa



LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP )



13



PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD ADABIAH PADA MATERI PERKALIAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL



Oleh: RIKA RIZKINA LUBIS NIM 835479242



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 ( BI ) UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH POKJAR PADANG TIMUR KOTA PADANG UNIVERSITAS TERBUKA 2017