Laporan Praktikum Farmasi Fisika Viskositas Newtonian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II VISKOSITAS NEWTONIAN



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 (FARMASI G) AFFRISCA YUISHA MARCELA



201810410311294



NUR ROFIQI FAUZIA



201810410311301



EVA NURJANNAH



201810410311306



ANGELIE SALSABILLA PUTRI



201810410311311



NUR WAHAIDAH FITRI



201810410311318



SAKTI BAGASKARA



201810410311324



RESALMA SEPHIA LARASATI



201810410311338



ADELLA OKTAVIA TRI AJENG



201810410311340



PUNGKY SETYO LESTARI



201810410311342



RISKA DWI NUR CAHYATI



201810410311349



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2019



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI....................................................................................................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2 I.



TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................................................................3



II.



DASAR TEORI........................................................................................................................................3



III. ALAT DAN BAHAN................................................................................................................................5 IV. PROSEDUR PERCOBAAN.......................................................................................................................6 V.



SKEMA KERJA.......................................................................................................................................7



VI. DATA DAN PERHITUNGAN...................................................................................................................8 VII. PEMBAHASAN....................................................................................................................................14



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb. Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ VISKOSITAS NEWTONIAN” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sesuai materi perkuliahan yang terdapat di Praktikum Farmasi Fisika II yang telah dilaksanakan untuk memenuhi hasil Praktikum Farmasi Fisika II. Materimateri penulis juga mengambil dari berbagai sumber pustaka dan beberapa website dari internet. Dengan demikian, para pelajar farmasi dapat memperluas wawasannya, memahami, dan mengaplikasikan isi makalah ini dalam kefarmasian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa farmasi maupun pembaca lain dalam memahami praktikum Farmasi Fisika II. Kritik dan saran yang membangun selalu Penulis harapkan demi membentuk sebuah bacaan/makalah yang lebih baik lagi.



Malang, 13 Desember 2019



Penyusun



I.



TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :  Menjelaskan arti viskositas dan rheologi  Menentukan viskositas cairan  Membedakan cairan Newtonian dan Non Newtonian  Menggunakan alat penentuan viskositas



II. DASAR TEORI Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun fluida. Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi, sedangkan pada zat gas viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul.(Muhammad Rian, 2013) Setiap cairan memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai ukuran resistensi cairan untuk mengalir atau tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Fluida dalam pipa dianggap terdiri atas lapisan molekul-molekul yang bergerak satu di atas yang lainnya dengan kecepatan yang berbeda-beda. Profil kecepatan berbagai lapisan ini berbentuk parabole dengan kecepatan paling tinggi terdapat pada lapisan bagian tengah pipa (lihat gambar 1).



Suatu lapisan pada jarak r (dari sumbu pipa) yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Gaya f, yang diperlukan untuk mempertahankan beda kecepatan, dc, antara lapisan ini dan lapisan di antaranya diungkapkan sebagai persamaan (1) sebagai berikut: f dv =η … … … … … … … … … … … … … … …(1) A dr A Η



:



luas penampung pipa



:



koefisien viskositas (dyne cm−1 det) Poise ( = 100cp)



Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari Poiseville. Pada metode ini diukur waktu, t yang diperlukan untuk volume tertentu cairan v, mengalir melalui pipa kapiler di bawah pengaruh tekanan penggerak p, yang tetap. Dalam hal ini, untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminar, persamaan Poiseville dinyatakan sebagai berikut : π r 4 pt π hr 4t η= = pg … … … … … … … … … … .(2) 8 vl 8 vl v : volume cairan yang mengalir r : jari-jari kapiler l : panjang pipa kapiler p : h.p.g = tekanan aliran rata-rata t : waktu g : gravitasi η : viskositas dinamika Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas atau kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler). Bila cairan itu mengalir lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi dan apabila cairan itu mengalir cepat maka dikatakan viskositasnya rendah. Ada beberapa viskometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan yaitu: 1) 2) 3) 4)



Viskometer Oswald (Kapiler) Viskometer Hoppler Viskometer Cup and Bo Viskometer Cone and Plate (Brookfield)



Viskometer Kapiler Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseville η=



g π hr 4 … … … … … … … … … … … … … … …(3) 8 vl



Dari persamaan (2) – (3) didapat persamaan η=k . p . t … … … … … … … … … … … … … …(4 )



III. ALAT DAN BAHAN 1. Alat - Viskometer Ostwald - Statif dan klem - Penghisap - Piknometer - Stopwatch - Gelas beker - Batang pengaduk - Corong - Timbangan analitik 2. Bahan - Aquadest - Alkohol/etanol - Sirup - CMC Na



IV.



PROSEDUR PERCOBAAN



1.



Pengukuran viskositas dengan viskometer ostwald a. Aquadest Diisikan aquadest kedalam C, kemudian ditarik hingga garis A, lepaskan filler sehingga cairan bergerak ke B. Dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari A ke B diukur. b. Etanol Diisikan etanol kedalam C, kemudian ditarik hingga garis A, lepaskan filler sehingga cairan bergerak ke B. Dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari A ke B diukur. Perhitungan viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan cara membandingkan kecepatan alir suatu cairan yang akan ditentukan viskositasnya dengan viskositas cairan pembanding. η tρ tρ = → η=ηο ηο ¿ tρ ¿ tρ Dari persamaan ini dapat dihitung viskositas cairan.



2.



Pengukuran viskositas cairan dengan Piknometer a) Diukur suhu piknometer tepat 20C. b) Ditimbang piknometer kosong dan dilakukan replikasi sebanyak 5 kali dengan suhu yang sama yaitu 20 C untuk mengetahui bobot piknometer. c) Diisi piknometer dengan sampel air hingga mencapai leher piknometer. d) Ditutup piknometer dengan termometer hingga ada air yang meluap keluar. e) Dilakukan penimbangan piknometer dengan sampel, dengan suhu 20C untuk mengetahui volume sampel. f) Dilakukan replikasi 5 kali masing-masing dengan menggunakan air, metanol dan sirup.



3.



Pengukuran viskositas cairan dengan menggunakan Viskometer Brookfield a) Dinyalakan alat viskometer Brookfield b) Diukur sediaan CMC Na 0,5% c) Dipasang pada alat uji viskometer Brookfield. d) Diatur kecepatan alat mulai dari 60. e) Ditunggu hingga konstan ± 3- 4 kali f) Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali pada masing-masing kecepatan 3, 6, 12, 30. g) Diulangi dengan cara yang sama pada CMC Na 1%dan sirup (100 ml).



V.



SKEMA KERJA 



Penggunaan viskometer ostwold Sejumlah cairan dimasukkan ke C Ditarik hingga garis A Tarik hingga cairan bergerak ke B



Biarkan mengalir secara bebas dan waktu yang diperlukan mengalir dari A ke B diukur Lakukan perhitungan viskositas 



Penggunaan Viskometer Brookfield Nyalakan alat viskometer Brookfield Diukur sediaan CMC dan sirup Dipasang pada alat uji viskometer Brookfield. Diatur kecepatan alat mulai dari 3 Ditunggu hingga konstan ± 3- 4 kali Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali pada masing-masing kecepatan 3, 6, 12, 30.



Diulangi dengan cara yang sama pada CMC Na 0,5% , CMC Na 1% dan sirup (100 ml). 



Penggunaan piknometer Pikno didinginkan sampai suhu 20” C dengan es batu Ditimbang pikno kosong Diisi aquadest , dinginkan suhu 20” C Ditimbang berat pikno + isi (replikasi 5 kali) Diganti dengan etanol, dinginkan sampai suhu 20” C Ditimbang berat pikno + isi Diganti dengan larutan gula, dinginkan sampai suhu 20” C Ditimbang berat pikno + isi (replikasi 5 kali)



VI.



DATA DAN PERHITUNGAN A. Pengukuran Waktu Aliran Sampel 1 Replikas t i (detik) Aquadest t1 126 detik 1 t2 127 detik 2 t 104 detik 3 3 t4 102 detik 4 t5 104 detik 5 Rata - Rata 112,6 detik



Sampel 2 Etanol 210 detik 209 detik 215 detik 214 detik 214 detik 212,4 detik



Perhitungan Waktu Aliran  Aquadest 1. t1 Aquadest 0,12 0,12 = =0,2381 = k . t 0,004.126 v = k (t-x) = 0.004 (126-0,2381) = 0,5030 cps 2. t2 Aquadest 0,12 0,12 = =0,2362 k . t 0,004.127 v = k (t-x) = 0.004 (127-0,2362) = 0,5070 cps 3. t3 Aquadest 0,12 0,12 = =0,2885 k . t 0,004.104 v = k (t-x) = 0.004 (104-0,2885) = 0,4148 cps 4. t4 Aquadest 0,12 0,12 = =0,2941 k . t 0,004.102 v = k (t-x) = 0.004 (102-0,2941) = 0,4068 cps 5. t5 Aquadest 0,12 0,12 = =0,2885 k . t 0,004.104 v = k (t-x) = 0.004 (104-0,2885) = 0,4148 cps 0,5030+0,5070+0,4148+ 0,4068+ 0,4148 v Rata-RataAquadest= 5 = 0,4491 cps



 Etanol 1. t1 Etanol 0,12 0,12 = =0,1429 = k . t 0,004.210 v = k (t-x) = 0.004 (210-0,1429) = 0,8394 cps 2. t2 Etanol 0,12 0,12 = =0,1435 k . t 0,004.209 v = k (t-x) = 0.004 (209-0,1435) = 0,8354 cps 3. t3 Etanol 0,12 0,12 = =0,1395 k . t 0,004.215 v = k (t-x) = 0.004 (215-0,1395) = 0,8594 cps 4. t4 Etanol 0,12 0,12 = =0,1402 k . t 0,004.214 v = k (t-x) = 0.004 (214-0,1402) = 0,8554 cps 5. t5 Etanol 0,12 0,12 = =0,1402 k . t 0,004.214 v = k (t-x) = 0.004 (214-0,1402) = 0,8554 cps v Rata-Rata Etanol=



0,8394+0,8354 +0,8594+ 0,8554+0,8554 5 = 0,8490 cps



B. PengukuranViskositasdengan Brookfield Spindel No. 63 1. Sirup Kecepatan 3 3 3 3 3



Replikasi 1 2 3 4 5



Viskositas 0,5 × 400 = 200 cps 0,5 × 400 = 200 cps 0,5 × 400 = 200 cps 1 × 400 = 400 cps 1 × 400 = 400 cps



Rata - Rata



280 cps



Kecepatan 6 6 6 6 6



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 1 × 200 = 200 cps 1 × 200 = 200 cps 1 × 200 = 200 cps 1 × 200 = 200 cps 1 × 200 = 200 cps 200 cps



Kecepatan 12 12 12 12 12



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 1,5 × 100 = 150 cps 1,5 × 100 = 150 cps 1,5 × 100 = 150 cps 1,5 × 100 = 150 cps 1,5 × 100 = 150 cps 150 cps



Kecepatan 30 30 30 30 30



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 4 × 40 = 160 cps 4 × 40 = 160 cps 4 × 40 = 160 cps 4 × 40 = 160 cps 4 × 40 = 160 cps 160 cps



2. CMC Na 0,5% Kecepatan 3 3 3 3 3



Replikasi Viskositas 1 0,5 × 400 = 200 cps 2 1 × 400 = 400 cps 3 1 × 400 = 400 cps 4 1 × 400 = 400 cps 5 1 × 400 = 400 cps Rata - Rata 360 cps



Kecepatan 6 6 6 6 6



Replikasi 1 2 3 4 5



Viskositas 1,5 × 200 = 300 cps 1,5 × 200 = 300 cps 1,5 × 200 = 300 cps 0,5 × 200 = 100 cps 1 × 200 = 200 cps



Rata - Rata



240 cps



Kecepatan 12 12 12 12 12



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 1 × 100 = 100 cps 0,5 × 100 = 50 cps 0,5 × 100 = 50 cps 0,5 × 100 = 50 cps 0,5 × 100 = 50 cps 60 cps



Kecepatan 30 30 30 30 30



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 1,9 × 40 = 76 cps 1,9 × 40 = 76 cps 1,9 × 40 = 76 cps 1,9 × 40 = 76 cps 1,9 × 40 = 76 cps 76 cps



3. CMC Na 1 % Kecepatan 3 3 3 3 3



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 2,6 × 400 = 1040 cps 2,6 × 400 = 1040 cps 2,6 × 400 = 1040 cps 2 × 400 = 800 cps 2,4 × 400 = 960 cps 976 cps



Kecepatan 6 6 6 6 6



Replikasi 1 2 3 4 5 Rata - Rata



Viskositas 4 × 200 = 800 cps 4,5 × 200 = 900 cps 4,7 × 200 = 940 cps 4,5 × 200 = 900 cps 4,7 × 200 = 940 cps 896 cps



Kecepatan 12 12 12 12 12



Replikasi 1 2 3 4 5



Viskositas 8 × 100 = 800 cps 8,5 × 100 = 850 cps 8,3 × 100 = 830 cps 8 × 100 = 800 cps 8,5 × 100 = 850 cps



Rata - Rata Kecepatan 30 30 30 30 30



826 cps



Replikasi Viskositas 1 19 × 40 = 766 cps 2 19 × 40 = 766 cps 3 19,3 × 40 = 772 cps 4 19,4 × 40 = 776 cps 5 19 × 40 = 766 cps Rata - Rata 769,2 cps



C. Pengukuran Volume Piknometer 1. Aquades No



Piknometer Kosong (g) 33,50 g 33,47 g 33,44 g 33,57 g 33,59 g



1 2 3 4 5



Piknometer + Isi (g) 57,42 g 57,70 g 57,76 g 57,75 g 57,73 g



Berat Isi (g) 24,22 g 24,23 g 24,32 g 24,18 g 24,14 g Rata - Rata



ρ (g/ml) 0,99 g/ml 0,99 g/ml 0,99 g/ml 0,99 g/ml 0,99 g/ml 0,99 g/ml



2. Etanol No



Piknometer Kosong (g) 33,57 g 33,52 g 33,54 g 33,62 g 33,44 g



1 2 3 4 5



Piknometer + Isi (g) 52,99 g 53,04 g 53,06 g 53,07 g 52,96 g



Berat Isi (g) 19,42 g 19,52 g 19,52 g 19,45 g 19,52 g Rata - Rata



ρ (g/ml) 0,80 g/ml 0,80 g/ml 0,80 g/ml 0,80 g/ml 0,80 g/ml 0,80 g/ml



3. Sirup No 1 2 3 4 5



Piknometer Kosong (g) 32,81 g 32,98 g 32,89 g 33,00 g 32,85 g



Piknometer + Isi (g) 66,35 g 66,15 g 66,14 g 66,13 g 66,15 g



Berat Isi



ρ



(g) 33,54 g 33,17 g 33,25 g 33,13 g 33,30 g



(g/ml) 1,35 g/ml 1,34 g/ml 1,34 g/ml 1,34 g/ml 1,34 g/ml



Rata - Rata



1,34 g/ml



VII.



PEMBAHASAN



Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan, hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Sedangkan Viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) zat cair untuk mengalir Viskositas biasanya disebut dengan kekentalan suatu zat. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa maka besarnya kecepatan gerak partikel pada penampang melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental. (Martin, 1990) Ditinjau dari hukum newton, semakin besar aliran suatu cairan makasemakin besar pula viskositas dari cairan tersebut. Dari hukum tersebut dapatditarik kesimpulan bahwa hubungan viskositas (kekentalan/resistensi) berbandingluruh dengan aliran (rheologi). (Martin, 1990) Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pertama penentuan viskositas larutan dengan menggunakan viskosimeter Ostwald. Metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Larutan sampel yang digunakan pada metode ini adalah aquadest dan etanol. Masing-masing perlakuan diulangi lima kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar, sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Hasil yang kami dapatkan dalam percobaan aquadest memiliki viskositas sebesar 0.5030 cps, 0.5070 cps, 0,4148 cps, 0,4068 cps, 0,4148 cps. Dari kelima hasil tersebut kemudian dirata-rata dan mendapatkan hasil 0,4491 cps. Sedangkan etanol memiliki viskositas sebesar sebesar 0.8394 cps, 0.8354 cps, 0,8594 cps, 0,8554 cps, 0,8554 cps. Dari kelima hasil tersebut kemudian dirata-rata dan mendapatkan hasil 0,8490 cps. Jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah begitu pula sebaliknya, bahan-bahan yang sulit mengalir memiliki viskositas yang tinggi, seperti air dan etanol. Air memiliki viskositas yang rendah jika dibandingkan dengan etanol, hal itu dikarenakan air memiliki waktu yang lebih cepat untuk mengalirkan zat nya dari garis atas menuju garis bawah daripada etanol. Faktor yang mempengaruhi air viskositas tersebut adalah yang pertama adalah Tekanan, viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Tekanan pada viskositas fluida akan memberikan pengaruh pada ikatan partikel-partilkel pada zat cair. Yang kedua adalah Temperatur, viskositas akan turun dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya temperatur. Yang ketiga adalah Ukuran dan Berat Molekul, viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Dan yang terakhir adalah Kekuatan antar molekul, semakin besar ikatan antar molekul suatu zat cair maka nilai viskositas yang dimiliki akan semakin tinggi. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan kedua penentuan viskositas dengan menggunakan Viskometer Brookfield. . Larutan sampel yang digunakan pada metode ini



adalah CMC-Na 0,5%; CMC-Na 1,0%; Sirup. Masing-masing sampel dilakukan percobaan sebanyak tiga kali, dengan menggunakan spindle dan kecepatan rpm yang sesuai. Berdasarkan pengamatan CMC-Na 0,5% yang memakai sipndel 63 dengan kecepatan 3 rpm rata-rata viskositas sebesar 360 cps; 6 rpm rata-rata viskositasnya 240 cps; 12 rpm rata-rata viskositasnya 60 cps; 30rpm rata-rata viskositasnya 76 cps. CMC-Na 1,0% yang memakai spindle 63 dengan kecepatan 3 rpm rata-rata viskositasnya 976 cps; 6 rpm rata-rata viskositasnya 896 cps; 12 rpm rata-rata viskositasnya 826 cps; 30 rpm rata-rata viskositasnya 765,6 cps. Sirup yang memakai spindle 63 dengan kecepatan 3 rpm rata-rata viskositasnya 280 cps; 6 rpm rata-rata viskositasnya 200 ; 12 rpm rata-rata viskositasnya 150 cps;30 rpm rata-rata viskositasnya 160 cps. Berdasarkan teori, perbandingan berat jenis dengan viskositas adalah semakin tinggi nilai berat jenis suatu larutan, maka semakin tinggi pula viskositas dari larutan tersebut, sehingga sifat kelarutannya semakin rendah. Begitupula pada perbandingan antara kecepatan putaran (rpm) dengan besarnya viskositas, semakin cepat rpm / kecepatan maka semakin rendah viskositasnya. Selain itu, perbandingan konsentrasi dengan viskositas adalah semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin tinggi pula viskositasnya. . Namun data yang diperoleh dari percobaan kami ada yang tidak sesuai dengan teori yaitu nilai viskositas pada kecepatan 30 rpm pada CMC Na 0,5% dan sirup memiliki viskositas yang tinggi dari pada nilai viskositas pada kecepatan 12 rpm. Terjadinya kekeliruan antara hasil yang diperoleh dari praktikum dengan teori disebabkan beberapa faktor seperti kurang telitinya praktikan dalam melakukan percobaan. Pada praktikum ini dengan percobaan ketiga yang dilakukan menggunakan piknometer. Larutan sampel yang digunakan pada metode ini adalah air, etanol, dan sirup. Percobaan dilakukan tiga kali pada setiap larutan yang diujikan Piknometer diukur dengan mecari hasil akhir berupa berat jenis. Berat jenis sendiri didapatkan dari hasil pembagian antara massa bersih larutan dengan volume pada piknometer. Sebelum diperoleh massa yang diinginkan, suhu dikonstankan terlebih dahulu yaitu 20°C. Berat jenis g yang diperoleh pada rata-rata aquadest adalah 0,99 ; rata-rata berat ml g jenis pada etanol adalah 0,80 ; sedangkan rata-rata berat jenis pada ml g sirup adalah 1.34 . ml Pada penggunaan alat piknometer untuk mencari bobot jenis. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Digunakan piknometer karena zat-zat yang diujikan tidak berpori. Hasil dari praktikum yang kami lakukan didapatkan rata-rata berat jenis air adalah 0,99 g/ml, rata-rata berat jenis etanol adalah 0,80 g/ml, dan rata-rata berat jenis sirup adalah 1,34 g/ml. Berdasarkan teori, perbandingan berat jenis dengan viskositas adalah semakin tinggi nilai berat jenis suatu larutan, maka semakin tinggi pula viskositas dari larutan tersebut (Mochtar, 1990), sehingga sifat kelarutannya semakin rendah. Pada praktikum yang kami lakukan menggunakan piknometer menunjukan hasil yang sesuai dengan teori yakni viskositas mulai dari rendah ketinggi adalah etanol, air, sirup



VIII.



KESIMPULAN



Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan, hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Sedangkan viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) zat cair untuk mengalir atau biasa disebut dengan kekentalan suatu zat. Aliran Newtonian adalah suatu fluida yang bernilai konstan meskipun terdapat gaya yang bekerja ada aliran tersebut sedangkan aliran non – Newtonian adalah fluida uamg terjadi perubahan viskositas ketika adanya gaya yang bekerja. Pada Praktikum kalo ini terdapat tiga macam alat yang berhubungan dengan viskositas yaitu, viskositas kapiler (Ostwald), Viskometer, Broochfield, & Piknometer. Sampel yang memiliki viskositas paling besar sampai terkecil adalah CMC-Na 1%(976 cps, 896 cpa, 826 cps, 765 cps), sirup(280 cps, 200 cps, 150 cps, 160 cps), CMC-Na 0,5%(360 cps, 240 cps, 60 cps, 76 cps), Aquadest(0,50 cps, 0,50 cps, 0,41 cps, 0,41 cps, 0,21 cps), dan etanol(0,85 cps). Namun hasil tersebut tidak sesuai secara teoritis karena seharusnya sampel yang memiliki viskositas paling besar sampai terkecil adalah sirup, cmcna 1%, cmc-na 0,5%, etano, aquadest. Hal ini dikarenakan kekentalan suatu larutan mempengaruhi viskositas. Semakin banyak larutan yang terlarut, gaya gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.



IX.



Daftar Pustaka



Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia, London, p.324 – 361. Florence A.T., and Attwood D., 1998, Physicochemical Principles of Pharmacy, 3rd Ed. The Macmillan Press Ltd.