LAPORAN PSIKIATRI 5 (Gangguan Somatoform) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN STATUS PSIKIATRI GANGGUAN SOMATOFORM



Pembimbing: dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K) dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ



Disusun Oleh: Dhea Andhira 1610221132



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA PERIODE 20 NOVEMBER 2017 – 22 DESEMBER 2017



LAPORAN PSIKIATRI I.



IDENTITAS PASIEN Nama



: Tn. MN



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Usia



: 42 tahun



Agama



: Islam



Alamat



: Cipinang



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: swasta



II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan pada tanggal 6 Desember 2017 a. Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan sulit tidur b. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan pada tanggal 27 November 2017 pukul 10.20 WIB. Pasien datang seorang diri. Pasien datang menggunakan kaos, jaket, dan celana bahan, penampilan sesuai dengan usia, rapih dan sopan. Lalu dilakukan tanya jawab dari awal hingga akhir, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dokter, dan pasien juga bersifat kooperatif. Sebelumnya pasien didiagnosa gangguan somatoform sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu, pasien mengunjungi Poliklinik Psikiatri dan rutin kontrol setiap sebulan sekali. Keluhan saat ini adalah sulit tidur. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu setelah obat habis. Saat ini pasien mengeluhkan kesulitan untuk memulai tidur serta sulit mempertahankan tidur. Pasien mengatakan sering memikirkan penyebab sakitnya saat hendak tidur. Keluhan sulit tidur ini dirasakan makin memberat jika pasien tidak mengkonsumsi obat yang diberikan



1



dokter. Keluhan lain yang pasien rasakan saat ini yaitu adanya perasaan tidak tenang, dan cemas. Pertama kali pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis jiwa yaitu 3 bulan yang lalu. Saat itu pasien dikonsulkan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Awal mula yang pasien rasakan yaitu sakit pada perut bagian tengah sakit yang dirasakan seperti terasa perih, sedikit mual dan nyeri menetap. Pasien lupa akan pencetus sakit tersebut, tetapi menurut pasien keluhan muncul setelah pasien bersepeda jarak jauh dari Jakarta sampai ke bogor tanpa sarapan sebelumnya. Lalu setelah itu pasien merasakan sakit perut, perut terasa perih dan pasien di bawa ke IGD RS Polri. Akibat sakit perut tersebut pasien dirawat selama dua hari. Di RS Polri dilakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan laboratorium, dan USG abdomen. Dari hasil pemeriksaan tersebut tidak ditemukan penyakit apapun. Tetapi hal tersebut yang membuat pasien terus memikirkan apa penyebab dari sakit perut yang dialaminya. Karena merasa tidak puas pasien menuju ke RS Budiasih dan meminta dilakukan pemeriksaan medic yang sama. Dari hasil pemeriksaan tersebut tidak ditemukan kelainan pada tubuh pasien. Lalu akhirnya pasien mengunjungi RS Persahabatan menuju poliklinik penyakit dalam dan dilakukan pemeriksaan medic berupa laboratorium, USG, endoskopi, dan kolonoskopi. Hasil dari pemeriksaan tersebut juga sama dengan hasil dari pemeriksaan sebelumnya yaitu tidak terdapat kelainan pada tubuh pasien. Pasien tetap merasa sakit perut, terasa perih dan mual. Pasien juga terus memikirkan apa penyebab dari sakit perut yang dideritanya. Menurut pasien, pasien merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan dikarenakan tidak ditemukan penyebab dari sakit perut yang dideritanya. Maka dari itu dokter penyakit dalam memberikan pasien alprazolam 1/4mg 1 kali sehari, dan pasien dikonsulkan ke psikiater. Pasien diberikan alprazolam dan haloperidol oleh spesialis jiwa. Menurut pasien setelah meminum obat itu sakit perut berkurang dan pasien merasa lebih baik. Tetapi ketika obat habis pasien merasa sakit



2



perut, cemas, dan sulit tidur. Selama mengkonsumsi obat pasien tidak merasa sulit berpikir, sulit bergerak, tubuh gemetar, leher kaku, dan lainnya. Pasien rutin control tiap bulan. Keluhan lain yang pasien rasakan saat ini adalah perasaan cemas. Karena setelah konsultasi ke penyakit dalam pasien melakukan cek laboratorium dan hasilnya T3 yang sedikit rendah. Selain itu juga pasien merasakan kedutan di seluruh tubuh, maka dari itu pasien ingin konsul ke spesialis syaraf. Pasien tidak bisa berhenti memikirkan apa penyebab dari yang terjadi pada tubuhnya tersebut. Lalu pasien mulai diberikan beberapa pertanyaan untuk mencari adanya gangguan mental organic, yang dapat dinilai dari kognitif, memori, dan orientasi. Pasien diberikan pertanyaan berupa hitungan 100-7 pasien menjawab 93, dilanjutkan 93-7 pasien menjawab 86. Pasien dapat menjawab dengan benar, hal ini menunjukan bahwa fungsi kognitif pasien baik. Lalu untuk menguji pengetahuan umum pasien ditanyakan mengenai presiden pertama Indonesia pasien menjawab Soekarno. Pasien dapat menjawab dengan benar menunjukan bahwa pengetahuan umum pasien baik. Kemudian diberikan pertanyaan untuk menilai ingatan jangka kpanjang, pendek, dan segera. Pasien ditanyakan dimana dulu pasien bersekolah, pasien menjawab saat SD hingga SMP pasien sekolah di Jakarta. Lalu pasien ditanyakan juga dengan kendaraan apa pasien menuju RS Persahabatan, pasien menjawab pasien menuju rumah sakit menggunakan motor ditemani oleh istri. Setelah itu pasien diminta untuk mengingat tiga nama benda yaitu pulpen, pensil dan kertas. Lalu pemeriksa memberikan pertanyaan mengenai tiga nama benda tadi, dan pasien dapat mengingat benda tersebut. Hal ini menunjukan tidak terdapat masalah pada daya ingat jangka panjang, pendek, dan segera pasien. Pertanyaan selanjutnya mengenai orientasi tempat dan waktu. Pasien diberikan pertanyaan “ kita sekarang berada dimana? Saat ini pagi siang atau sore? Apa yang sedang kita lakukan? “, pasien menjawab “ sedang berada di rumah sakit, siang hari, dan sedang diskusi mengenai



3



penyakit dengan dokter muda”. Hal ini menunjukan tidak terdapat masalah pada orientasi pasien. Selanjutnya pasien ditanyakan arti dari peribahasa “ air susu dibalas dengan air tuba” , lalu pasien menjawab “kebaikan dibalas dengan kejahatan”. Hal ini menunjukan daya abstraksi pasien baik. Lalu diberikan pertanyaan untuk menguji daya nilai pasien. Pasien diberikan pertanyaan “jika bapak sedang berada di mall jalan lalu melihat anak kecil yang tersesat di mall apa yang akan bapak lakukan?”, pasien menjawab “saya akan menolong anak itu”. Pasien dapat menjawab dengan baik, maka dari itu daya nilai pasien baik. Kemudian ditanyakan apakah pasien pernah mengkonsumsi zat psikoaktif, alcohol, pasien menjawab tidak pernah mengkonsumsinya. Pasien juga tidak merokok. Hal ini menunjukan pasien tidak mengalami gangguan mental akibat penggunaan zat psikoaktif. Pasien tidak mengeluhkan pernah melihat bayangan yang hanya pasien sendiri yang bisa lihat, menyangkal mencium bau yang tidak jelas sumbernya, menyangkal lidah terasa pahit ataupun manis padahal tidak sedang makan , menyangkal merasa ada yang menyentuh pasien. Pasien juga menyangkal adanya pikiran merasa akan dicelakai orang, dan pikiran bahwa pasien merasa dikendalikan. Pasien juga menyangkal adanya pengalaman yang tidak biasa. Pasien tidak mengeluhkan adanya perasaan sedih yang berlebihan, kehilangan minat, sulit konsentrasi, dan tidak nafsu makan dalam dua minggu ini. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya rasa senang yang berlebihan, ingin melakukan aktivitas yang berlebihan, perasaan tidak butuh tidur, dan bicara yang berlebihan dalam satu minggu ini. Dahulu pasien merupakan seorang yang mudah bergaul. Pasein bercerita dahulu semasa kecil pasien memiliki banyak teman, dan semasa sekolah juga pasien tidak pernah merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran yang ada disekolah. Pasien mengatakan berdasarkan cerita dari orang tua, pasien dilahirkan secara normal. Menurut pasien dikeluarga tidak ada riwayat



4



sakit jiwa. Pasien memiliki seorang istri dan tiga orang anak, anak yang paling besar masih SMP. Pasien saat ini tinggal di rumah kontrakan bersama istri dan anak. Pasien belum memiliki rumah sendiri. Kesehariannya pasien adalah bekerja di BUMN bagian pantry, apabila sedang hari libur pasien biasanya berolahraga. Biasanya pasien bermain bulutangkis 4 sampai 5 kali seminggu. Namun saat ini pasien mengurangi aktivitas sejak muncul keluhan sakit perut. Lalu ditanyakan tiga keinginan pasien saat ini adalah pasien ingin sehat, anak berhasil, dan keluarga bahagia. Selain itu pasien juga ingin bisa kembali tidur. c. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya Gangguan somatoform 2. Riwayat gangguan medis Tidak ada 3. Riwayat penggunaan zat psikotropika atau alkohol Pasien tidak merokok, pasien tidak mengonsumasi alkohol ataupun zat psikoaktif d. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat prenatal Pasien dilahirkan secara normal 2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia, pasien memilika banyak teman, dan dapat bergaul 3. Riwayat pendidikan Pasien bersekolah dari SD sampai SMP di Jakarta 4. Riwayat pekerjaan Pasien bekerja di BUMN bagian pantry 5. Riwayat pernikahan Pasien sudah menikah dan memiliki tiga orang anak 6. Riwayat agama Pasien beragama Islam yang taat dengan agamanya.



5



7. Aktivitas sosial Pasien dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-teman dan tetangganya. 8. Riwayat Keluarga Pada keluarga tidak terdapat adanya keluhan serupa maupun gangguan kejiwaan lainnya. 9. Situasi Sosial Sekarang Pasien adalah seorang laki-lai berusia 35 tahun dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Pasien saat ini tinggal dirumah mertuanya dan belum memiliki rumah sendiri. Kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi dengan baik. Perkekonomian pasien dibantu oleh mertua dan adik-adiknya. Pasien berobat ke rumah sakit tidak menggunakan jaminan kesehatan, namun menggunakan biaya sendiri yang dibantu oleh adik-adiknya. Saat ini pasien bekerja sebagai guru mengaji tapi sedang tidak bekerja sementara dikarenakan anak pasien sakit. 10. Persepsi Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya Keinginan pasien saat ini adalah :  Ingin Sehat  Ingin keluarga bahagia  Ingin anak berhasil



III. STATUS MENTAL a. Deskripsi Umum 1. Penampilan Laki-laki berusia 42 tahun. Datang ke Poliklnik Psikiatri RSUP Persahabatan seorang diri. Penampilan sesuai dengan usia dan sopan. Perilaku dan aktivitas psikomotor  Cara berpakaian : rapih dan sopan  Cara berjalan : dapat berjalan sendiri dengan baik



6



 Aktivitas psikomotor: kooperatif, tenang, kontak mata baik, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dan tidak terdapat gerakangerakan involunter. 2. Pembicaraan  Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dokter dan dapat mengungkapkan keluhan  Kualitas : baik, bicara spontan, artikulasi jelas, volume cukup, isi pembicaraan dapat dimengerti 3. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif. b. Keadaan Afektif 1. Mood : euthym 2. Afek : luas 3. Keserasian : serasi 4. Empati : pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan pasien c. Intelektualitas 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan Pendidikan terakhir pasien saat ini adalah SMP. Pengetahuan umum pasien baik. 2. Daya konsentrasi Daya konsentrasi baik. Pasien dapat mengikuti proses tanya jawab dari awal hingga selesai. Pasien dapat menjawab pertanyaan berhitung 3. Orientasi  Waktu : baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan tanya jawab yaitu pada siang hari 6 Desember 2017  Tempat : baik, pasien mengetahui tempat saat dilakukan tanya jawab yaitu di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan  Orang : baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan dokter muda  Situasi : baik, pasien mengetahui bahwa sedang konsultasi dengan dokter muda 4. Daya ingat



7



 Daya ingat jangka panjang Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan saat SD, dan SMP  Daya ingat jangka pendek Baik, pasien ingat datang ke rumah sakit naik motor ditemani oleh istri  Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulangi tiga nama benda yang disebutkan oleh dokter pemeriksa dengan benar 5. Pikiran abstrak Baik, pasien dapat mengerti arti “air susu dibalas dengan air tuba” 6. Kemampuan menolong diri sendiri Baik. Pasien masih bisa melakukan aktivitas dan mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain d. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi  Halusinasi auditorik : tidak ada  Halusinasi visual : tidak ada  Halusinasi olfaktori : tidak ada  Halusinasi gustatory : tidak ada  Halusinasi taktil : tidak ada 2. Depersonalisasi dan derealisasi  Depersonalisasi : tidak ada  Derealisasi : tidak ada e. Proses Pikir 1. Arus pikir a.) Produktivitas : baik b.) Kontinuitas : baik 2. Isi pikiran a) Preokupasi : tidak ada b) Gangguan pikiran  Delusion of control : tidak ada



8



 Delusion of reference : tidak ada  Delusion of grandiosity : tidak ada  Delusion of persecution : tidak ada  Thought of broadcasting : tidak ada f. Pengendalian Impuls Baik, pasien tampak tenang pada proses tanya jawab yang dilakukan, dan tidak terdapat gerakan involunter g. Daya Nilai 1. Norma sosial Baik, pasien dapat bergaul dengan lingkungan sekitar 2. Uji daya nilai Baik, saat pasien diberikan pertanyaan apabila pasien menemukan seorang anak yang tersesat di mall, kemudian ditanyakan apa yang akan dilakukan pasien. Pasien menjawab “saya akan menolong anak tersebut” h. Penilaian realitas Tidak terdapat halusinasi dan waham i. Persepsi Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien Pasien merasa sakit dan pasien berobat atas keinginan sendiri j. Tilikan Tilikan derajat 6 k. Taraf Dapat Dipercaya Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi jawaban pasien dari pertanyaanpertanyaan yang diberikan dari awal proses tanya jawab hingga akhir tanya jawab



IV. PEMERIKSAAN FISIK a. Status Generalis  Keadaan umum : baik  Kesadaran : compos mentis  Tanda vital  TD : 120/80 mmHg, HR : 80x/menit, RR : 20x/menit  Sistem kardiovaskular : kesan tidak ada kelainan



9



 Sistem dermatovenereologi : kesan tidak ada kelainan  Sistem musculoskeletal : kesan tidak ada kelainan  Sistem urogenital : kesan tidak ada kelainan  Gangguan khusus : tidak ada b. Status Neurologis  Saraf cranial : kesan tidak ada kelainan  Saraf motorik : kesan tidak ada kelainan  Sensibilitas : kesan tidak ada kelainan  Saraf vegetatif : kesan tidak ada kelainan  Fungsi luhur : kesan tidak ada kelainan  Gangguan khusus : kesan tidak ada kelainan



V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA -



Pasien seorang wanita usia 42 tahun control dengan keluhan sulit tidur sejak dua hari yang lalu Pasien merasa sulit masuk tidur dan badan tidak segar saat bangun tidur Sebelumnya pernah ke poli psikiatri sejak tiga bulan yang lalu Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, fungsi kognitif, dan orientasi Memori jangka panjang, jangka pendek, dan segera baik Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA, alcohol, dan rokok Pasien tidak mengeluhkan adanya halusinasi dan waham Pasien tidak mengeluhkan sedih berlebihan, kehilangan minat, keinginan bunuh diri dalam dua minggu terakhir. Pasien tidak mengeluhkan gembira berlebihan, keinginan untuk beraktivitas berlebihan dalam satu minggu terakhir Pasien mengeluhkan cemas sejak tiga bulan yang lalu Pasien mengeluhkan sakit perut sejak tiga bulan yang lalu Pasien pernah dirawat di RS Polri karena keluhan tersebut. Pasien meminta pemeriksaan medic berupa pemeriksaan laboratorium, USG, endoskopi, dan kolonoskopi Pasien sudah pindah pindah rumah sakit untuk meminta pemeriksaan tersebut Pasien terus memikirkan apa yang menyebabkan sakit perut Keluhan lainnya yaitu pasien merasakan kedutan diseluruh tubuh



10



-



Tumbuh kembang pasien baik, dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis sebelumnya Pasien lahir dengan normal Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa pada keluarga pasien Pasien menjalani pendidikannya hingga sampai tamat SMP Pasien bekerja di BUMN bagian pantry Pasien sudah menikah. Pasien memiliki tiga orang anak Pasien saat ini tinggal di cipinang, tinggal dirumah kontrak Pasien saat ini menyadari apa yang terjadi pada pasien dan pasien ingin sembuh Pada pasien ini terdapat gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa



VI. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, terdapat gejala



atau



perilaku



yang



bermakna



sehingga



menikbulkan



penderitaan dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi bagi pasien. Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa a. Diagnosis aksis I -



Berdasarkann anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, fungsi kognitif, daya ingat, konsentrasi, orientasi yang baik. Pasien tidak termasuk penderita gangguan mental organic (F.0)



-



Dari anamnesis didapatkan pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA, alcohol, dan rokok. Pasien tidak termasuk penderita gangguan mental dan perilaku akibat psikoaktif dan alcohol (F.1)



-



Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita berupa waham dan halusinasi. Maka dari itu pasien bukan Gangguan Psikotik (F.2)



-



Pada pasien tidak ditemukan afek depresi, sedih berlebihan, kehilangan minat, keinginan bunuh diri dalam dua minggu terakhir, pasien ini bukan penderita gangguan depresi. Pada pasien juga tidak ditemukan elevasi afek, peningkatan aktivitas mental dan psikomotor,



11



sehingga pasien ini bukan penderita gangguan manik. Maka dari itu pasien bukan penderita gangguan Mood perasaan (F.3) -



Pasien tidak mengeluhkan cemas berlebihan yang menyebabkan ketegangan otot, berdebar, mual dan muntah maka pasien bukan penderita gangguan cemas



menyeluruh. Pasien juga tidak



mengeluhkan cemas yang memuncak secara tiba-tiba. Pasien juga mengalami keluhan fisik berulang yaitu sakit perut disertai permintaan pemeriksaan medic berkali-kali berupa USG, endoskopi, kolonoskopi, dan pemeriksaan laboratorium tetapi terbukti hasilnya negative sehingga pasien penderita gangguan somatoform. Maka pasien ini penderita gangguan cemas dan terkait stress (F.4)



b.



Diagnosis Aksis II



Pada masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dengan baik. Pasien dapat berkomunikasi baik dengan lingkungan sekitarnya yang menunjukkan bahwa tidak ada gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan hingga SMP dengan baik, dan fungsi kognitif baik sehingga pasien tidak memiliki gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka diagnosis pasien pada Axis II adalah tidak ada diagnosis.



c. Diagnosis Aksis III Tidak ada diagnosis



d. Diagnosis Aksis IV Tidak ada



e. Diagnosis Aksis V Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sosial. Maka pada axis V didapatkan GAF scale 80-71



VII. EVALUASI MULTIAKSIAL



12



Aksis I : gangguan somatoform Aksis II : tidak ada diagnosis Aksis III : tidak ada diagnosis Aksis IV : tidak ada masalah Aksis V : GAF scale 80-71



VIII. DAFTAR PROBLEM 



Organobiologik : tidak ada







Psikologi : mood cenderung cemas, terdapat gangguan tidur dan perasaan tidak tenang







Sosioekonomi : tidak ada







Keluarga : tidak ada



IX. PROGNOSIS Prognosis ke arah baik : 



Tidak ada faktor genetik yang mempengaruhi keluhan pasien







Pasien datang untuk berobat atas keinginan sendiri







Pasien mau minum obat secara teratur dan mau kontrol secara rutin







Pasien memiliki keinginan untuk sembuh







Pasien memiliki akses berobat, yaitu BPJS







Pasien rajin beribadah



Prognosis ke arah buruk : 



Pasien terus memikirkan penyebab sakitnya



Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien: 



Ad vitam : bonam







Ad functionam : bonam







Ad sanationam : dubia at malam



X. TERAPI Psikofarmaka: 



Alprazolam 1/4mg 1 x 1







Haloperidol 1/2mg 1 x 1 13



Psikoterapi: 



Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya







Meminta pasien untuk meminum obat teratur dengan dosis yang sesuai







Kontrol tiap bulan, jika ada keluhan atau jika obat sudah habis







Mulai berolahraga secara rutin







Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara rajin beribadah.







Sleep hygiene : o



Aktivitas siang hari ditingkatkan



o



Jangan tidur siang



o



Jangan minum yang mengandung kafein atau minuman stimulan pada malam hari



o



Jangan nonton dapat mengakibatkan ketegangan, rasa takut, cemas, marah pada malam hari



o



Hindari konflik pada malam hari



o



Pencahayaan kamar pada malam hari jangan terlalu terang



o



Alas tidur rata



o



Suhu kamar pada malam hari jangan terlalu panas atau dingin



o



Hindari meletakkan benda yang dapat menimbulkan suara bising atau getaran di tempat tidur, contoh : gadget



14