Laporan Psikologi Bermain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PSIKOLOGI BERMAIN



OLEH RETNO NURDAYANTI MUH. FIRMAN ALI



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015



A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bermain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bermain bagi anak merupakan suatu kegiatan yang diinginkan, dengan bermain anak akan merasa bebas, dan menyenangkan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak akan membangkitkan motivasi instrinsik, memberikan ketenangan dan dapat memberikan keseimbangan hidup bagi anak. Permainan yang paling baik ialah permainan yang memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan aktivitas yang nyata. Permainan yang baik adalah yang dapat mengajarkan pada anak kemampuan tertentu baik itu bersifat individual ataupun kelompok. Aktivitas yang diberikan dalam bermain adalah aktivitas yang dapat memberikan pemahaman pada anak tentang dunia nyata yang bermanfaat dalam kehidupannya seharihari. Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau tidak sadar ia belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, bermain itu sangat penting untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan, sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan aktivitas yang dilakukan. Dari berbagai pengakuan yang universal dan pentingnya bermain, masih ada saja yang mempertanyakan atau memerlukan pembenaran mengenai pentingnya bermain bagi seorang anak. Sementara anak tidak perlu membuktikan mengapa ia perlu bernafas atau makan, kebutuhannya akan bergerak dan bermain sering dipertanyakan oleh orang dewasa yang percaya bahwa belajar atau berkembang merupakan suatu transformasi yang tidak ada kaitannya dengan bermain. Kontroversi mengenai pentingnya bermain atau peranan khusus bermain dapat timbul disebabkan oleh cara-cara yang berbeda dalam mengartikannya. Apakah arti bermain yang sebenarnya dan bagaimana peranan bermain bagi perkembangan anak.



2. Analisis Kebutuhan a. Profil sekolah Sekolah ini beralamat di di Jl. Sultan Alaudin. Jumlah guru sebanyak 10 orang, masing-masing kelas di bimbing oleh 2 guru. Jumlah murid sebanyak kurang lebih 60 orang. Letak sekolah sangat strategis karena berada di pinggir jalan poros. Namun demikian, kondisi keamanan sekolah tetap terjaga. b. Gambaran TK Kondisi PAUD sejak berdiri tidak terlalu mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan fasilitas yang memenuhi harapan baik dari pihak yayasan maupun orang tua. Tempat bermain anak hanya berupa outdoor dan sedikit sekali permainan yang berada di indoor. Jenis permainan yang ada di sekolah tidak spesifik karena tidak memiliki sektor-sektor tertentu. Namun dari segi pendidik telah memadai. B. KAJIAN TEORI 1. Anak Usia Dini Hakikat anak usia dini dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah kelompok manusia yang berusia 0 sampai 6 tahun. Namun ada beberapa ahli yang mengelompokkannya hingga 8 tahun. (Esa, dalam Mutiah:2003). Anak usia dini merupakan anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motoric kasar dan halus), kecerdasan (daya piker dan daya cipta), sosio emosional, bahasa dan komunikasi. Hal itu disebabkan oleh keunikan pertumbuhan dan perkembangannya, maka anak usia dini dibagi dari tiga tahapan perkembangan , yaitu: a. Masa Bayi, usia lahir 0-12 tahun b. Masa Toddler (Batita) usia 1-3 tahun c. Masa Eraly childhood/pra sekolah usia 1-3 tahun d. Masa kelas awal SD, usia 6-8 tahun. Usia 0 hingga masa 6 tahun merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian anak dan sangat penting dalam perkembangan intelegensi. Adapun masa yang di lalui anak usia dini sebagai berikut: a. Masa peka, masa yang sensitive dalam penerimaan stimulasi dari lingkungan. b. Masa egosentris, sikap mau menang sendiri, selalu ingin dituruti sehingga perlu perhatian dan kesabaran dari orang dewasa/pendidik. c. Masa berkelompok, anak lebih senang bermain bersama teman sebayanya, mencari teman yang dapat menerima satu sama lain sehingga orang dewasa seharusnya memeberi kesempatan kepada anak untuk bermain bersama-sama.



d. Masa meniru, anak merupakan peniru ulung yang dilakukan terhadap lingkungan sekitarnya. Proses peniruan terhadap orang-orang disekelilingnya yang dekat. e. Masa eksplorasi (penjelajahan), masa menjelajahi pada anak dengan memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya, mencoba-coba dengan cara memegang, memakan/meminumnya dan melakukan trial and eror terhadap bendabenda yang ditemukannya. 2. Teori Pendidikan dan Perkembangan Anak Usia Dini a. Konsep Unitas Multipleks (William Stern) Konsep perkembangan manusia sejak zaman dahulu sudah diperkenalkan oleh William Stern, ahli pendidikan dari Jerman dengan teori unites multipks yang berarti bahwa setiap individu lahir berbeda satu sama lain dengan keunikan masing-masing. Tidak ada satupun individu yang sama persis, selalu ada yang berbeda



artinya



mereka



berbeda



dengan



keunikannya



sendiri-sendiri



meskipunmereka lahir dari satu sel telur kembar. Disisi lain mereka juga akan memiliki lebih dari satu potensi (multipotensial) yang mana potensi-potensi tersebut dapat teratualisasikan atau terealisasikan sehingga potensi tersebut menjadi suatu kemampuan yang mungkin yang konkret. Seperti bakat, bahasa dan matematika yang mungkin bakat, bahasa tidak dapat muncul atau terealisasikan secara baik. b. Teori Kecerdasan Dahulu orang mengira bahwa kecerdasan merupakan factor tunggal yang umum, yang merupakan skor tunggal yang umum disebut IQ. Dengan adanya teori kecerdasan ini, sebenarnya proses pembelajaran bukan hanya satu channel tapi satu chanel. Melalui berbagai intelegensi yang jamak itu informasi yang masuk melalui neuron-neuron sekitar 100 hingga 200 milyar, maka sebenarnya dapat menangkap semua informasi secara jamak juga. Factor lingkungan bukan hanya satu arah, tetapi melalui berbagai arah yang memepengaruhi perkembangan manusia selanjutnya. Hal inilah yang merupakan keistimewaan manusia, yang merupakan faktor internal. c. Teori perkembangan otak Factor terpenting yang terdapat dalam diri manusia yang akan menentukan perkembangan manusia selanjutnya adalah otak yaitu keseimbangan belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Otak manusia hanya satu terdiri dari belahan otak kanan. Dan kiri. Kedua belahan otak itu harus selalu dalam keseimbangan, tetapi



kenyataannya tidak begitu adanya. Fungsi dan struktur otak terkait dengan seluruh kegiatan mental, berpikir, emosi dan memori, diamana semuanya terkait dengan otak. d. Teori psikososial Erick Erikson Menurut Erikson, egosebagian bersifat tak sadar, mengorganisir dan mensintesis pengalaman sekarang dengan pengalaman diri masa lalu dan dengan diri masa yang akan datang. Dia menemukan tiga aspek ego yang saling berhubungan, yakni: 1). Body ego: mengacu kepengalaman orang dengan tubuh/fisiknya orang sendiri 2). Ego ideal: gambaran mengenai bagaimana seharusnya diri, sesuatu yang bersifat ideal. 3). Ego identity: gambaran mengenai diri dalam berbagai peran sosial. Teori ego dari Erikson memandang bahwa perkembangan kepribadian mengikuti prinsip epigenetic. Bagi organisme, untuk mencapai perkembangan penuh dari struktur biologis potensialnya, lingkungan harus memberi stimulus yang khusus. Sama seperti Freud, Erikson menganggap hubungan ibu-anak menjadi bagian penting dari perkembangan kepribadian. Tetapi erikson tidak membatasi teori hubungan id-ego dalam bentuk usaha memuaskan kebutuhan id oleh ego. 3. Fungsi Bermain Bagi Anak Usia Dini Permainan dan bermain memiliki arti dan makna tersembunyi bagi anak. Permainan mempunya arti sebagai sarana mensosialisasikan diri (anak) artinya permainan digunakan sebagai sarana membawa anak dalam masyarakat. Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak akan menguasai berbagai macama benda, memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa yang berlangsung di dalam lingkungan. Dalam situasi bermain anak akan dapat menunjukkan bakat, fantasi, dan kecenderungan-kecenderungannya. Saat bermain anak akan menghayati berbagai kondisi emosi yang mungkin muncul seperti rasa senang, gembira, tegang, kepuasan dan mungkin rasa kecewa. Permainan merupakan alat pendidikan karena memberikan rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Dengan permainan memberikan kesempatan pelatihan untuk mengenal aturan-aturan (sebelum ke masyarakat), mematuhi norma-norma dan larangan-larangan, berlaku



jujur, setia, loyal dan lain sebagainya. Dalam permainan anak akan menggunakan semua fungsi kejiwaan/psikologis dengan suasana yang bervariasi. a. Manfaat bermain dalam perkembangan fisik. Melalui bermain maka ia dapat menyalurkan energi tubuhnya yang sedang senang bergerak sehingga ia dapat memperoleh kepuasan dan tidak merasa dirinya terkekang. Dengan bergerak naik turun tangga, berlarian disekitar ruangan, dan seterusnya maka otot-otot tubuhnya pun menjadi kuat dan tubuhnya menjadi sehat. Manfaat lainnya yaitu anak-anak akan merasa lebih percaya diri karena mampu melakukan berbagai gerakan dan memudahkannya untuk berbaur dengan sesame anak. Batas dirinya dengan orang lain akana hilang karena anak-anak ini melakukan kegiatan yang menyenangkan. b. Manfaat bermain dalam perkembangan motorik. Gerakan-gerakan untuk perkembangan motoric kasar,m seperti: melomopat dan berlari. Dalam perkembangan motoric halus anak-anak dapat dilatih keterampilannya melalui berbagai aktivitas yang menunjang. Beberapa kegiatan yang menunjang antara lain mencoret-coret di kertas. Sekalipun kematrangan motoric mempunyai peranan besar tetapi tidak dilatih dengan permainan maka perkembangan motoric berkembang pesat. c. Manfaat bermain dari perkembangan kognitif Aspek kognitif berkaitan dengan daya ingat, daya tangkap, daya memahami suatu informasi, pengetahuan yang dikuasai seorang, daya nalar, daya analisis, daya cipta dan kreativitas. Melalui bermain anak akan belajar berbagai pengetahuan dan konsep dasar. Pengetahuan dan konsep-konsep seperti ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain, sebab rentang waktu dan perhatian anak masih terbatas. d. Manfaat bermain dalam perkembangan bahasa Penguasaan kosa kata dan kemampuan berbicara diperoleh melalui interaksi anak dengan orang disekitarnya. Teman sebaya merupakan agen penting bagi anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya yang pada umumnya di dapat melalui kegiatan bermain. Bermain bersama-sama dengan teman akan memberikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi satu sama lain, kosa kata dan pengetahuan barupun ia peroleh. Selain itu ada permainan yang mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan bahasa. Selain itu ada



permainan yang mempunyain fungsi mengembangkan kemampuan bahasa, antara lain melalui buku cerita, bermain khayal, bermain kata-kata dan masih banyak lagi. e. Manfaat bermain dalam perkembangan social Di usia pra sekolah, anak perlu belajar dengan orang tua atau pengasuhnya. Perpisahan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan begitu dirasakan oleh anak bila dilakukan dalam situasi bermain yang menyenangkan hatinya. Sebaliknya, melalui bermain pula anbak akan semakin mahir bersosialisasi dengan orang lain dengan teman-teman sebayanya. Anak pun belajar untuk dapat berbagi dengan teman, menunggu giliran sehingga ia belajar untuk bersabar diri. Kemampuan anak memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kehidupan anakpun akan ia temukan. f. Manfaat bermain dalam perkembangan emosi dan kepribadian Dari kegiatan bermain bersama teman maka ia dapat menilai dirinya sendiri. Apa yang menjadi kelebihannya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positif, yaitu mempunyai rasa percaya diri dan harga diri. Anak akan belajar bagiamana harus bersikap dan bertingkah laku agar dapat bekerja sama dnegan orang lain, bersikap jujur, murah hati, tulus dan sebagainya. C. DESKRIPSI PERMAINAN 1. Nama Permainan Kartu Bergambar 2. Format dan Ciri Permainan a. Jumlah pemain terdiri dari 5-10 orang perkelompok. b. Waktu permainan sekitar 15-20 menit. c. Permainan dimulai dengan menyanyi lagu anak-anak bersama dan ditutup dengan menyanyi pula. d. Permainan berakhir ketika semua anak telah mendapat giliran. 3. Alat dan Bahan  Bola karet  Kartu bergambar hewan. 4. Tujuan Permainan 1. Melatih kemampuan anak dari segi verbal (bahasa). 2. Melatih kemampuan motorik kasar anak. 3. Meningkatkan kemampuan kognitif anak. 5. Cara Bermain







Pertama-tama anak menyanyikan lagu anak bersama-sama dalam posisi







melingkar. Anak-anak dan guru duduk dalam posisi melingkar, kemudian guru



 



meletakkan kartu bergambar hewan di tengah. Anak diminta untuk masing-masing memilih kartu sebanyak 3 kartu/anak. Setelah itu guru mencontohkan cara bermain dengan menyebutkan masingmasing nama dari hewan di kartu dan menirukan suara dari masing-masing hewan tersebut, setelah itu guru memilih satu dari ketiga hewan tersebut dan







kemudian menjelaskan alasan kenapa memilih hewan itu. Guru kemudian mengoper bola ke salah satu anak yang berarti giliran anak







tersebut melakukan hal yang telah dicontohkan oleh guru. Hal tesebut diulang hingga semua anak mendapat giliran, pemindahan giliran dilakukan dengan mengoper bola karet yang telah disediakan.



6. Manfaat Permainan 1. Untuk melatih pengembangan bahasa pada anak, 2. Untuk melatih perkembangan fisik dan motorik anak, dan 3. Untuk melatih perkembangan kognitif anak. 4. Untuk melatih dalam perkembangan social. 5. Untuk melatih perkembangan emosi dan kepribadian D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Bermain merupakan suatu aktivitas membantu anak mencapai perkembangan yang utuh baik fisik, intelektual, sosial moral dan emosional. Bermain mempunyai manfaat besar



bagi



perkembangan



perkembangan motoric,



anak,



diantaranya



perkembangan



dalam



kognitif,



perkembangan



perkembangan



fisik, bahasa,



perkembangan sosial, perkembangan emosi dan kepribadian. Disamping itu para guru dan orang tua perlu menyediakan fasilitas yang tepat untuk bermain diantaranya dengan memperhatikan beberapa pokok situasi: situasi sosial, bahan permainan, obyek-obyek yang merangsang alat indra, media cetak dan elektronik, suasana dan iklim. 2. Saran Adapun saran kami yaitu: a. Orang tua perlu diberi informasi mengenai pentingnya bermain dan makna alat permainan bagi anak.



b. Orang tua perlu mengetahui pilihan alat permainan yang tepat dan sesuai dengan umur anak. c. Orang tua dapat dilibatkan dalam pembuatan atau produksi alat oermainan yang edukatif dan kreatif. d. Orang tua dapat dilatih untuk membuat sendiri permainan dari bahanbahan yang sederhana. e. Guru dan orang tua harus berperan aktif untuk perkembangan anak.