Laporan Terapi Bermain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TERAPI BERMAIN PADA An. N DENGAN DHF DI RUANG MELATI 1 RSUD RA. KARTINI KABUPATEN JEPARA



Di susun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak



Disusun Oleh :



Faridha Alfiatur Rohmaniah N420174025



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2017/2018



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. Anak sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran, sikap, perasaan dan minat yang berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. dalam kondisi sakit atau anak dirawat di RS aktivitas bermain harus tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dll. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Beberapa ahli mengatakan bahwa bermain pada anak merupakan sarana untuk belajar. Bermain dan belajar untuk anak merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus menerus terjadi dalam kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak. Baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang. Bermain adalah pekerjaan anak. Dalam bermain anak mempraktekkan secara kontinu proses hidup yang rumit dan penuh stress,komunikasi, dan mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Di situlah mereka belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka, misalnya bagaimana menghadapi lingkungan objek, waktu, ruang, struktur, dan dan orang di dalamnya. Stressor pada anak usia awal (toddler & pra sekolah)



pada reaksi emosional ditunjukan dengan menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam mengatasi stress karena hospitalisasi. Seorang anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anak masih mempunyai keterbatasan tentang dunia di sekitar mereka. Anak mempuyai kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bias bermain dengan temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakit dan harus mengalami hospitalisasi. Reaksi anak tentang hukuman yang diterimanya dapat bersifat passive, cooperative, membantu atau anak mencoba menghindar dari orang tua, anak menjadi marah. Dengan ini, untuk mengurangi dampak hospitalisasi terhadap anak kita bermaksud untuk melaksanakan terapi bermain yang bertujuan untuk membantu anak terhindar dari stress, stressor dan dampak hospitalisasi yang mengancam pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain tidak dapat dipisahkan dari dunia anak, melalui bermain anak akan belajar tentang dunia dan kehidupannya serta berhubungan dengan orang lain. Dengan bermain anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri, minat dan cara menyelesaikan masalah dalam permainan. Bermain merupakan unsur yang penting bagi anak untuk perkembangan fisik, mental, sosial dan emosional (Anggraini, 2009).



B. Tujuan 1.



Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka, anak bisa terlatih kognitif dan motorik halusnya.



2.



Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti permainan ini selama 1x30 menit, anak diharapkan: - Mampu mengenal 2-3 warna - Mampu mengenal 3 nama gambar - Mampu mewarnai 2 gambar



C. Sasaran Anak usia 4 tahun (Toddler & Pra Sekolah).



BAB II DESKRIPSI KASUS A. Karakteristik Sasaran Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan aotoerotic yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak lakilaki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya, sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya. Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara akif dalam melakukan aktifitasnya, apabila dalam tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon, pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Anak usia (4 tahun) yaitu dapat : - Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga - Berjalan pada jari kaki - Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri - Menggambar garis silang - Mengambar orang hanya kepada dan bokong - Mengenal 2 atau 3 warna - Bicara dengan baik - Bertanya bagaimana anak dilahirkan - Mendengarkan cerita-cerita - Bermain dengan anak lain - Menunjukkan rasa saying kepada saudara - Dapat melaksanakan tugas-tugasnya - Mampu melompat dan menari - Menggambar orang terdiri dari lengan dan badan serta kepala - Dapat menghitung jari-jarinya - Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita - Minat kata baru dan artinya - Memprotes bila dilarang apa yang diinginnya - Membedakan besar kecil



B. Analisa Kasus Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2017 terhadap klien An N di ruang Melati 1 RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara, ditemukan masalah interaksi sosial berhubungan dengan perubahan pola sosial yang biasa sekunder terhadap hospitalisasi. Hal ini didukung dengan data menurut keterangan ibu pasien, pasien di rumah biasa bermain dengan teman sebayanya, saat perawat datang pasien terlihat malu saat berinteraksi. Perubahan pola sosial akibat hospitalisasi pada anak dapat memberikan dampak adanya rasa cemas, khawatir dan takut pada diri anak. Sehingga sebagai salah satu intervensi yang perlu diberikan adalah terapi bermain, selain untuk mempertahankan kontak periodik perawat-pasien juga untuk tetap menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak meskipun dalam perawatan. Maka pre planning kegiatan disusun sekaligus menentukan jenis bermain yang akan dilakukan disesuaikan dengan usia anak yaitu usia toddler / prasekolah. Jenis permainan yang dipilih adalah mewarnai gambar. Karakteristik Peserta - Usia



: 4 tahun



- Diagnosa



: DHF



- Jumlah peserta



: 1 orang



- Keadaan umum : baik - Posisi



: duduk



- Pasien



: kooperatif, terpasang infus ditangan kanan, tidak terpasang NGT



dan O2.



C. Prinsip Bermain Adapun prinsip-prinsip dalam bermain dengan anak usia 4 tahun adalah sebagai berikut: 1.



Tidak membutuhkan banyak energy



2.



Waktunya singkat



3.



Mudah dilakukan



4.



Aman



5.



Kelompok umur



6.



Tidak bertentangan dengan terapi



7.



Melibatkan keluarga.



8.



Komunikasi verbal belum efektif, karena memang belum fasih dalam berbicara.



9.



Gunakan kata – kata simple, singkat, yang dikenal oleh anak karena anak hanya dapat menerima informasi secara harfiah.



10. Beri pujian untuk hal – hal yang dicapai 11. Sangat egosentris. Hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya (komunikasi berpusat pada dirinya). 12. Sering berperilaku mendorong tangan pemeriksa dan menangis pada saat pemeriksa mendekatinya. 13. Anak belum mampu memahami abstraksi, maka gunakanlah istilah – istilah yang pendek dan konkrit 14. Kenalkan alat –alat yang akan digunakan, termasuk juga dengan cara kerjanya. Akan tetapi untuk memegangkan alat kepada anak perlu diperhatikan lingkungan dan kondisi anak. (Kalau perlu alat diperkenalkan saja, karena kalau memegang langsung, kemungkinan alat akan dibanting oleh anak. Maka perlu diwaspadai kemungkinan tersebut, hal ini lebih spesifik ke anak usia toddler). 15. Gunakan obyek yang menyenangkan 16. Lakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga, kapan tindakan akan dilaksanakan 17. Beri kesempatan untuk memegang alat khususnya untuk anak prasekolah (dengan melihat keadaan anak, sampai bagaimana alat tersebut akan digunakan). 18. Beri kesempatan untuk bertanya.



D. Karakteristik Permainan Karakteristik yang akan kita bawakan ketika terapi bermain adalah: 1.



Membuang ekstra energi



2.



Mengoptimalkan seluruh perkembangan tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ



3.



Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak



4.



Anak belajar mengontrol diri



5.



Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya



6.



Meningkatkan daya kreativitas



7.



Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada di sekitar anak



8.



Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan



9.



Kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya



10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang di dalam bermain 11. Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan 12. Dapat mengembangakan kemampuan aktualnya.



Alat permainan yang dianjurkan : 1.



Berbagai benda dari sekitar, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar dan tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.



2.



Teman- teman bermain : anak seusianya, orang tua, orang lain di luar lingkungannya.



BAB III METODOLOGI BERMAIN A. Deskripsi Permainan Permainan akan dilakukan kurang lebih 30 menit. Diawali dengan pembukaan dan penjelasan prosedur permainan. Aturan dalam permainan ini adalah selesai dengan hasil yang bagus, baik, rapi, dan pewarnaan yang serasi. Anak nanti akan dikasih buku gambar dan gambar yang siap untuk diwarnai, setelah itu anak akan mulai menggambar sesuai imajinasinya dan mewarnainya, serta mewarnai gambar yang siap diwarnai dengan dibantu oleh orang tua atau keluarga dan perawat. Setelah itu, hasil dipajang atau di tempel kemudian anak menjelaskan apa yang digambarnya dengan tujuan untuk melatih motorik dan melatih mental pasien, setelah itu gambar dibawakan kembali pasien untuk pengalihan perhatian ketika kembali kekamar pasien dalam menjalani perawatan. B. Tujuan Permainan Tujuan dari permainan ini adalah : - Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan - Mengembangkan kemampuan berbahasa - Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi - Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura - Membedakan benda d engan perabaan - Menumbuhkan sportivitas - Mengembangkan kepercayaan diri - Mengembangkan kreativitas - Mengembangkan koordinasi motorik - Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar - Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya - Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan misalnya pengertian mengenai terapung dan tenggelam - Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong



C. Keterampilan Yang Diperlukan Adapun ketrampilan yang diharapkan/yang dimiliki anak, adalah: 1. Mampu mengenal 2-3 warna 2. Mampu mengenal 3 nama gambar 3. Mampu mewarnai 2 gambar



D. Jenis Permainan Adapun jenis permainan yang kita gunakan dalam terapi bermain ini adalah Sense Of Pleasure Play dan Skill Play. Menggambar sesuai contoh (termasuk warnanya)



E. Alat Bermain Adapun alat yang dapat dipakai selama bermain diantaranya : 1. Buku gambar 2. Gambar-gambar siap warna 3. Alat warna / krayon / pensil warna



F. Proses Bermain No



Tahap



1.



Pembukaan



Waktu 5 menit



Kegiatan



Media



- Memberikan salam



-



- Menjelaskan proses bermain 2.



Pelaksanaan 20 menit



- Menanyakan apakah anak pernah Kertas mewarnai



gambar



dan



suka bergambar,



melakukannya



Pensil



- Menjelaskan aturan bermain. - Membagikan



kertas



bergambar,



anak



mewarnai



warna



pensil warna - Membimbing gambar 3.



Penutup



5 menit



- Evaluasi - Memberi reinforcement positif - Memberi salam penutup



-



G. Waktu Pelaksanaan Tempat



: Ruang Melati 1 RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara



Hari/ Tanggal : Kamis, 13 Desember 2017 Waktu



: 13.00 – 13.30 WIB



H. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai Hal-hal yang perlu diwaspadai dalam terapi bermain diantaranya: 1. Ekstra energy Untuk bermain diperlukan ekstra energy. 2. Waktu Anak harus mempunya=-p-i cukup waktu bermain. 3. Alat permainan Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesui dengan umur dan taraf perkembangannya. 4. Ruangan untuk bermain Ruangan tidak usah terlalu lebar atau ruangan khusus untuk bermain. Anak bisa bermain di ruang tamu, halaman bahkan di ruang tidurnya. 5. Pengetahuan cara bermain 6. Teman bermain



I.



Antisipasi Meminimalkan Hambatan Untuk mengantisipasi hambatan-hambatan dalam terapi bermain, maka langkah-langkah yang diambil adalah: - Saat bermain dilandasi rasa cinta dan kasih sayang juga menikmati kebahagiaan bersama anak. - Dilakukan berjenjang dan berkesinambungan mengikuti tahapan perkembangan anak. - Jika menggunakan alat saat melakukan stimulasi, bisa gunakan alat sederhana, murah dan mudah didapat, disesuaikan dengan keadaan setempat. - Selalu berikan pujian atas keberhasilan yang dilakukan anak. - Tidak memarahi, menghukum, atau memaksa bila anak kurang mampu melakukan stimulasi. - Suasana menyenangkan, bervariasi, dan nyaman sehingga tidak membosankan. - Meminta nasehat petugas bangsal atau CI (preceptor) lahan jika ditemukan kesulitan dalam mencapai tahapan perkembangan yang sesuai dengan umurnya.



J.



Pengorganisasian Dalam pelaksananannya langkah-langkah jalannya terapi bermain (pengorganisasian) pelaksananan adalah: 1. Mengatur tempat bermain 2. Mempersiapkan alat dan bahan 3. Mempersiapkan anak 4. Memberi salam 5. Menjelaskan proses bermain 6. Menanyakan apakah anak pernah mewarnai gambar dan suka melakukan saat di rumah 7. Menjelaskan aturan bermain 8. Membagikan kertas bergambar dan pensil warna 9. Menanyakan nama gambar yang akan diwarnai 10. Membimbing anak mewarnai gambar dan memberi reinforcement.



K. Sistem Evaluasi 1. Standar persiapan (struktur dan proses) - Alat: kertas bergambar dan pensil warna - Pengaturan tempat: di atas tempat tidur agar tidak membuat anak lelah dan mengganggu program pengobatan 2. Standar hasil: evaluasi pada akhir kegiatan: - Anak mampu mengenal 2-3 warna - Anak mampu mengenal 3 nama gambar - Anak mampu mewarnai 2 gambar.



BAB IV PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN



A. Pelaksanaan Kegiatan 1. Tujuan Umum Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia preschool serta mendorong interaksi antara perawat dengan anak. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari terapi bermain ini adalah: - Menyalurkan energi anak. - Dapat beradaptasi terhadap stress karena penyakit dan dirawat. - Mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain. - Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak. - Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak - Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan. - Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus (koordinasi mata dengan tangan). 3. Pelaksanaan Terapi bermain ini dilakukan pada hari Kamis, 13 Desember 2017 pukul 13.00 - 13.30 WIB bertempat di ruang Melati 1 RSUD RA. Kartini Kabupaten Jepara dengan rangkaian acara sebagai berikut : a. Pembukaan dengan salam, mengingatkan kontrak dan menjelaskan tujuan. b. Mempersilahkan anak untuk memilih gambar yang akan diwarnai dan pensil warna yang telah disediakan. c. Anak diminta untuk mencoret-coret buku gambar dengan pensil warna yang telah disediakan d. Memberikan reinforcement positif kepada pasien. e. Menganjurkan anak untuk mewarnai gambar dengan warna pilihanya. f. Mendampingi dan mengarahkan anak selama mewarnai. g. Mengevaluasi hasil mewarnai yang sudah dilakukan oleh anak. h. Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan anak menyelesaikan mewarnai gambar.



B. Evaluasi 1. Evaluasi struktural Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari sebelumnya. 2. Evaluasi Proses a. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit. b. Pasien yang diberikan terapi bermain adalah An N, usia 4 tahun, dengan diagnose DHF, keadaan umum baik kesadaran composmentis, posisi bermain duduk di atas tempat tidur. c. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan. d. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah direncanakan. e. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini. f. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar. 3. Evaluasi hasil a. Pasien dapat menyelesaikan mewarnai dua gambar yang dipilihannya dengan warnawarna sesuai dengan daya imajinasi dan kreativitasnya, rasa takut pada anak berkurang.



C. Faktor Pendukung 1. Adanya motivasi yang tinggi dari pasien untuk mengikuti terapi bermain. 2. Tersedianya media yang cukup memadai yaitu buku mewarnai yang berisi gambar buah-buahan dan hewan sesuai permintaan pasien pada saat kontrak awal.



D. Hambatan Dalam proses pelaksanaan terapi bermain yang dilakukan pada An N pada hari Kamis tanggal 13 Desember 2017 dengan jenis permainan mewarnai gambar, mengalami beberapa kendala antara lain anak bermain corat coret gambar hanya sebentar, selanjutnya anak lebih tertarik untuk menata pensil warna kedalam tempatnya, tetapi hal tersebut juga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam terapi bermain ini yaitu melanjutkan tahap perkembangan motorik halus (koordinasi mata dengan tangan).



E. Keberhasilan Keberhasilan yang diperoleh dalam terapi bermain ini adalah energi anak dapat tersalur dengan bermain, mengurangi rasa ketakutan anak dengan tenaga kesehatan yang ditunjukkan dengan anak dapat bermain dengan perawat tanpa rasa takut. Selain itu anak



dapat mengembangkan kreatifitas dengan cara mencorat-coret buku gambar dengan menggunakan warna yang berbeda.



F. Kesimpulan Secara umum pelaksanaan kegiatan terapi bermain berjalan sukses dan lancar, rasa takut yang dirasakan anak terhadap perawat dapat berkurang yang dibuktikan dengan anak mau bermain dengan perawat.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari terapi bermain yang kita lakukan, diharapkan anak dapat melakukan semua permainan sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan umur 4 tahun (Toddler & Pra Sekolah), juga bisa mengurangi dampak hospitalisasi bagi anak, mengalihkan perhatian anak ketika di kamar pasien. Dari terapi bermain yang kita lakukan diharapkan: 1. Anak mampu menyebutkan bentuk gambar yang diwarnai 2. Anak mampu menyebutkan warna yang digunakan untuk mewarnai 3. Anak mampu mewarnai benda (gambar) dengan dibimbing oleh orang tua dan perawat.



DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Sudono. 2009. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grafindo Donna L. Wong. 2014. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Narendra, Sularso, dkk. 2012. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto Pusdiknakes. 2013. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Depkes Soetjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Staf Pengajar IKA FKUI. 2014. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 3. Jakarta : FKUI. http://ners-blog.blogspot.com/2011/10/proposal-terapi-bermain-anak-usia-4-6.html/diakses 18 Oktober 2012