Laporan Seminar Kasus Pkk4 Kasus Obesitas PD Ibu Prakonsepsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTIK ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PRAKONSEPSI PADA Ny “M” WANITA USAI SUBUR USIA 24 TAHUN DENGAN GEJALA RISIKO OBESITAS DI Jl. ABD. RT 04 KELURAHAN LESANE KOTA MASOHI TANGGAL 16-24 MARET TAHUN 2021



Di susun oleh: Marlyanti Waleuru 07190100036



PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN DEPERTEMEN KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU TAHUN 2021



LEMBAR PERSETUJUAN PRAKTIK ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PRAKONSEPSI PADA Ny “M” WANITA USAI SUBUR USIA 24 TAHUN DENGAN GEJALA RISIKO OBESITAS DI Jl. ABD. RT 04 KELURAHAN LESANE KOTA MASOHI TANGGAL 16-24 MARET TAHUN 2021



Oleh : MARLYANTI WALEURU NPM 07190100036 Laporan ini telah disetujui dan diajukan dalam ujian individu pada Pelaksaan Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan (PKK4) Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Jakarta, Maret 2021



Mengetahui, Dosen Pembimbing Praktik,



(________________________)



ii



LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIK ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PRAKONSEPSI PADA Ny “M” WANITA USAI SUBUR USIA 24 TAHUN DENGAN GEJALA RISIKO OBESITAS DI Jl. ABD. RT 04 KELURAHAN LESANE KOTA MASOHI TANGGAL 16-24 MARET TAHUN 2021



Telah disahkan pada tanggal:



Mengetahui, Koordinator Program Studi,



(_______________________________)



iii



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan seminar kasus Kesehatan Reproduksi Prakonsepsi dengan topik “Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny M Wanita Usia Subur Usia 24 Tahun Dengan Gejala Risiko Obesitas” Dalam penyusunan laporan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami, kami mohon maaf jika dari segi penulisan maupun tata bahasa yang kurang baik atau tidak sistematika karena kurangnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Tetapi walaupun demikian, kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna untuk makalah ini kami terima dengan hati terbuka dan terimakasih. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta. 2. Dr. Astrid Novita, SKM.,MKM Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) 3. Susaldi, S.ST M. Bimod Selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesi Maju (STIKIM) 4. Hidayani, Am. Keb, SKM, MKM Selaku Kepala Departemen kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) 5. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes Selaku Koordinator Program Studi Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)



iv



6. Agustina Sari, S.ST.,M.Kes sebagai pembimbing dalam pembuatan laporan yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan serta dukungan kepada penulis 7. Teman-teman kelompok 2 yang selalu memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan penelitian selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.



Jakarta, Maret 2021



Penulis



v



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................



i



LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................



ii



LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii KATA PENGANTAR....................................................................................



iv



DAFTAR ISI...................................................................................................



v



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...........................................................................................



7



1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 10 1.3 Tujuan........................................................................................................ 11 1.4 Manfaat...................................................................................................... 12 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Obesitas................................................................................... 13 2.2 Etiologi Obesitas........................................................................................ 14 2.3 Faktor Penyebab Obesitas......................................................................... 15 2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas....................................................... 17 2.5 Faktor Resiko Obesitas.............................................................................. 18 2.6 Dampak Obesitas....................................................................................... 20 2.7 Cara Mengatasi Obesitas........................................................................... 20 2.8 Diagnosis Obestas...................................................................................... 22 2.9 Pencegahan Obesitas................................................................................ 22 2.10Penanganan atau Pengobatan Obestitas..................................................... 23 BAB III PENGKAJIAN KASUS 3.1 SOAP Kasus Obesitas................................................................................ 25 BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 32 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan................................................................................................. 38 5.2 Saran.......................................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



vi



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan.1 Angka kejadian obesitas mengalami peningkatan yang dihimpun dari Riskesdas 2018 yaitu pada 2007 (10,5 %), 2013 (14,8 %), dan 2018 (21,8 %). Wanita Usia Subur dengan Obesitas akan berdampak pada siklus reproduks wanita yaitu menimbulkan infertilitas pada wanita akibat anovulasi, siklus menstruasi yang tidak teratur, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), meningkatknya risiko keguguran, bahka kematian janin. WUS berada dalam masa prakonsepsi yaitu periode kritis yang berpengaruh pada anak atau keturunan saat dilahirkandan di kehidupan setelahnya.2 Penyebab Obesitas yaitu adanya pengaruh genetik dan hormone pada berat badan. Hal yang paling mendasar adalah obesitas akan terjadi jika tubuh menerima lebih banyak atau kelebihan kalori dari pada membakar kalori. Kalori tersebut kemudian akan menumpuk dan menjadi lemak.3 Faktor lain yang mempengaruhi obesitas selain pengetahuan gizi dan sikap yaitu aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang optimal dapat mengurangi massa lemak dan massa tubuh, seseorang yang melakukan aktivitas fisik maka dalam proses metabolismenya akan menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh. Pentingnya meningkatkan aktivitas fisik berkaitan juga dengan penurunan berat badan. Pencegahan kenaikan berat badan dan program



1



dewi lailatul Badriah, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. 2019 K. Muthia Shanti, S. Andarini, and N. Novita Wirawan, “Asupan Serat dan IMT Wanita Usia Subur Suku Madura di Kota Malang,” Indones. J. Hum. Nutr., vol. 4, no.1, pp. 1–11, 2017. 3 et al Hasdianah, Nurwijayanti, Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. 2018. 2



7



8



penurunan berat badan merupakan salah satu cara mengatasi dan menanggulangi obesitas dengan meningkatkan aktivitas fisik.4 Aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar masuk dari dan kedalam tubuh, ketika berolahraga kalori terbakar, semakin sering olahraga maka banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap metabolism basal. Aktivitas fisik yang memiliki hubungan signifikan dengan obesitas adalah gerakan tubuh oleh otot rangka yang menghasilkan energy.5 Status berat badan pada wanita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). dan disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Provinsi Maluku sebesar 17.2% menunjukkan masalah gizi akut yang kritis dan pada masalah obesitas di Maluku Tengah adalah 27.8. Rata-rata konsumsi per kapita per hari penduduk Indonesia adalah 1789,9 kkal untuk energi dan 62,5 gram untuk protein. Di Provinsi Maluku, persentase rumah tangga dengan konsumsi “energy lebih” adalah 70.8% dan konsumsi “protein tinggi sebesar 67.2%.6 Saat ini WHO telah menetapkan obesitas sebagai epidemik global, karena menjadi permasalahan baik di negara maju maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas di dunia mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat sejak tahun 1980 hingga tahun 2008. Pada tahun 2005, prevalensi obesitas didunia mencapai 400 juta jiwa dan pada tahun 2020 terdapat lebih dari 600 juta jiwa mengalami obesitas. 7 Selain itu overwight dan obesitas memiliki risiko mengalami diabetes (44%), penyakit jantung iskemik (23%),



4



X. Zhang et al., “Abdominal adiposity and mortality in Chinese women,” Arch. Intern. Med., vol. 167, no. 9, pp. 886–892, 2017. 5 R. M. Welis Wilda, Gizi Untuk Aktifitas Fisik dan Kebugaran. 2016. 6 Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Provinsi Maluku Tengah. 2018. http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Riskesdas2007%20%20Province %20Report%2081%20MALUKU.pdf 7 World Health Organization.2020 Op.Cit



9



dan kanker (7%-41%). Merujuk pada Sustainable Developent Goals (SDG’s) yang dilekuarkan oleh WHO pada tahun 2020.8 Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatn Dasar (RISKESDAS), menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia >18 tahun dari 11.7% (2013), menjadi 15,4% (2017). Rikseskas tahun 2020 juga menunjukkan disparitas prevalensi obesitas dari nilai prevarensi nasional pada beberapa provinsi di Indonesia. Peningkatan obesitas akan berdampak pada terjadinya peningkatan pembiayaa kesehatan.9 Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia. Almatsier menyatakan bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adulutus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.10 Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhan fisiknya dan telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat.11 Peningkatan masalah berat badan berlebih dan obesitas telah diakui sebagai masalah global oleh World Health Organization (WHO) dan menjadi masalah primer di negaranegara berkembang. Peningkatan pendapatan, urbanisasi dan perubahan gaya hidup secara jelas menunjukkan bahwa negara-negara berkembang sedang menghadapi masalah yang sama yaitu berat badan lebih dan obesitas. 12 Usia 15-49 tahun, bagi wanita dianggap berada pada kurun masa reproduksi, maka wanita yang berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan



World Health Organization.2020 Op.Cit http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2017/11/PedumGentas.pdf 10 Almatsier S. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2004. 11 Rahman DR, Thaha AR, Syam A. Asosiasi Pengetahuan dan Sikap Wanita Pra Konsepsi Tentang Kapsul Gizi Mikro Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi di Kota Makassar. 2018:1- 9. 12 Roemling C, Qaim M. Obesity trends and determinants in Indonesia. Elsevier. 2020;58:1005 8 9



10



untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna mencegah masalah-masalah yang dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk.13 Sebagai prevalensi obesitas telah meningkat di negara-negara maju dan berkembang, kelebihan berat badan pada wanita hamil telah menjadi semakin umum. Dibandingkan dengan berat badan normal, kelebihan berat badan ibu terkait dengan yang lebih tinggi risiko kelahiran sesar dan insiden yang lebih tinggi anestesidan komplikasi pasca operasi dalam pengiriman tersebut.14 Data kejadian obesitas yang dihimpun dari Riskesdas 2018 adalah perempuan obesitas IMT >25 umur >18 tahun di Indonesia tahun 2017 14,8%, tahun 2010 yaitu 20,5%, dan tahun 2020 yaitu 32,9 %. Terjadi peningkatan disetiap tahunnya.15 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor risiko kejadian obesitas pada wanita prakonsepsi, karena obesitas merupakan masalah yang sering dihadapi oleh wanita dewasa atau calon ibu siap hamil. 1.2 Rumusan Masalah Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak pada jaringan adiposa secara berlebih yang dapat menggangu kesehatan. Obesitas dapat diidentifikasi melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Saat ini WHO telah menetapkan obesitas sebagai epidemik global, karena menjadi permasalahan baik di negara maju maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas didunia mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat sejak tahun 1980 hingga tahun 2008. Pada tahun 2005, prevalensi obesitas didunia mencapai 400 juta jiwa dan pada tahun 2020 terdapat lebih dari 600 juta jiwa mengalami obesitas. Muthmainna I. Faktor Yang Berhubungan dengan Kesetaraan Menjadi Akseptor KB Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate Makassar. Makassar [Skripsi]: Universitas Hasanuddin; 2018. 14 Dereure, et all. Obesity and Pregnancy Complications and Cost. The American Journal of Clinical Nutrition. 2018;71. 15 Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. In: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, editor. Jakarta. 2018 13



11



Obesitas disebabkan oleh berbagai faktor. Pada dasarnya obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola makan, pola tidur dan aktivitas fisik. Status berat badan pada wanita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). dan disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Provinsi Maluku sebesar 17.2% menunjukkan masalah gizi akut yang kritis dan pada masalah obesitas di Maluku Tengah adalah 27.8. Rata-rata konsumsi per kapita per hari penduduk Indonesia adalah 1789,9 kkal untuk energi dan 62,5 gram untuk protein. Di Provinsi Maluku, persentase rumah tangga dengan konsumsi “energy lebih” adalah 70.8% dan konsumsi “protein tinggi sebesar 67.2% Penulis tertarik untuk membuat laporan tentang Asuhan Kesehatan Reprodukti Prakonsepsi dengan gejala obesitas pada wanita usia subur yang tentu memiliki pengaruh besar yang perlu untuk diketahui oleh ibu prakonsepsi tersebut. Maka dari itu perlu untuk ditelaah dalam memberikan penanganan dan edukasi yang semestinya kepada suami maupun ibu itu sendiri. 1.3 Tujuan 1.3.1



Tujuan Umum Melakukan pengkajian dan analisis asuhan Kesehatan reproduksi pada kasus prakonsepsi Ny. M WUS usia 24 tahun dengan gejala Obesitas Tahun 2021.



1.3.2



Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran mengenai obesitas pada ibu prakonsepsi 2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan obesitas pada ibu prakonsepsi 3. Untuk mengetahui resiko obesitas pada ibu prakonsepsi 4. Untuk mengetahui Dampak Obesitas pada ibu prakonsepsi



12



5. Untuk mengetahui penanganan, pencegahan, cara mengatasi, dan pengobatan pada ibu prakonsepsi dengan gejala obesitas. 1.4 Manfaat 1.4.1



Klien Memberikan Informasi serta pengetahuan yang tepat mengenai Obesitas agar dapat membentuk sikap yang baik pada klien, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan klien untuk mengatasi Obesitas semakin parah pada ibu prakonsepsi tersebut.



1.4.2



Klinik/RS/PKM Laporan ini dapat dijadikan masukan dan referensi bagi bidan dan semua tenaga kesehatan dalam melakukan edukasi kepada klien dalam mecegah resiko obesitas pada ibu prakonsepsi.



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Obesitas Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.16 Obesitas menjadi masalah serius dibanyak negara berkembang dengan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan pertambahan penduduk, maka kurang lebih sudah 20 tahun obesitas meningkat seiring dengan kebiasaan, cara mengkonsumsi, dan gaya hidup. Peran perempuan secara umum lewat berkonsumsi dengan kesadaran akan nutrisi yang baik khususnya untuk perempuan hal-hal tersebut yang menjadi perhatian bagi penanganan obesitas. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam diseluruh dunia, yang mencapai tingkatan yang membahayakan.17 Hasil Riskesdas 2020 (Depkes RI, 2019) menunjukkan prevalensi obesitas secara nasional adalah sebesar 19,1%. Prevalensi nasional obesitas pada laki-laki lebih rendah daripada perempuan, secara berturut-turut sebesar 13,9% dan 23,8%. Didaerah perkotaan prevalensi obesitas lebih tinggi dari pada di pedesaan, masing-masing sebesar 23,8% dan 16,3%.18 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi obesitas tahun 2010 pada penduduk wanita usia dewasa (>18 tahun) didapatkan 21.7% dari total seluruh penduduk di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, terjadi peningkatan prevalensi obesitas, dr. Tjin Willy. 2018. Obesitas. Dikutip oleh https://www.alodokter.com/obesitas Roemling C, Qaim M. Obesity Trends and Determinants in Indonesia. Elsevier. 2019. 58. 1005. 18 Meiriyani Deliana Novitasary¹, Nelly Mayulu², Shirley E.S Kawengian³. 2020. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Pad Wanita Usia Subur. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013. Manado: Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 16 17



14



pada wanita meningkat menjadi 32.9% (Riskesdas, 2013). Hal ini menujukkan bahwa obesitas di Indonesia akan menjadi masalah baru yang perlu mendapat perhatian serius Peningkatan prevalensi obesitas ini sangat mungkin terjadi karena adanya perubahan gaya hidup yang meningkatkan risiko obesitas. Di era sekarang Masyarakat cenderung menyukai hal-hal praktis termasuk lebih menyukai makanan instan atau cepat saji yang tinggi energi dari pada harus mempersiapkan makanan dengan gizi seimbang. Selain itu aktivitas fisik yang kurang dan gaya hidup juga merupakan beberapa faktor yang turut menyumbang tingginya angka kejadian obesitas.19 Obesitas disebabkan oleh berbagai faktor. Pada dasarnya obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola makan, pola tidur dan aktivitas fisik. Obesitas dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan antara lain diabetes mellitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, cardiovascular disase (CVD), disfungsis seksual, dan penyakit degeneratif lainnya (Kemenkes, 2012).20 2.2 Etiologi Obesitas Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan yang besar dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di dunia. Obesitas juga dipicu pertumbuhan industri dan ekonomi, serta perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang semakin banyak dari makanan olahan, atau diet dengan tinggi kalori.21 Berdasarkan data WHO tahun 2016, sekitar 650 juta penduduk berusia dewasa mengalami obesitas, sedangkan 340 juta anak-anak dan remaja usia 5 hingga 19 tahun mengalami berat badan berlebih. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010, diperkirakan terdapat



RAUDHATUN NAIMAH. 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur. Banda Aceh: Skripsi 20 Adriani M, Wirjatmadi B. Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Penerbit Kencana; 2012.p.115-19,114-115,125 21 dr. Tjin Willy. 2018. Obesitas. Dikutip oleh https://www.alodokter.com/obesitas 19



15



23% orang dewasa mengalami obesitas, dan wanita lebih banyak yang mengalaminya dibanding dengan pria.22 Obesitas perlu menjadi perhatian karena memiliki dampak yang tidak baik terhadap kesehatan. Obesitas sendiri memiliki dampak terhadap kesehatan diantaranya dapat menimbulkan penyakit kronis serta menggangu kesehatan reproduksi. Sebanyak 15-26 % wanita usia subur yang obesitas mengalami infertilitas. Infertilitas merupakan kegagalan kehamilan atau tidak dapat hamil setelah 12 bulan atau lebih menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Obesitas selalu dikaitkan dengan kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Massa Indeks (BMI). BMI/ IMT ini diukur berdasarkan berat badan dan tinggi badan.23 2.3 Fakto-Faktor Penyebab Obesitas Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas. Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah:24 



Faktor keturunan atau genetik







Efek samping obat-obatan







Kehamilan







Kurang tidur







Pertambahan usia







Penyakit atau masalah medis tertentu



Memiliki tubuh yang gemuk merupakan salah satu kekhawatiran besar yang sering dirasakan kebanyakan wanita. Kegemukan bisa terjadi karena banyak hal sepele. Tapi banyak dr. Tjin Willy. 2018. Obesitas. Dikutip oleh https://www.alodokter.com/obesitas Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity and Reproductive Function $watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol Clin North Am. 2020;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2020.09.002 24 dr. Tjin Willy. 2018. Obesitas. Dikutip oleh https://www.alodokter.com/obesitas 22 23



16



wanita yang sering mengabaikan penyebab-penyebab kegemukan tersebut. Kalau sudah gemuk, banyak sekali hal yang disalahkan. Nah, supaya Anda bisa lebih waspada, Anda perlu mengetahui beberapa penyebab kegemukan pada wanita berikut ini. 1. Melewatkan Makan Kebanyakan oarang yang ingin menurunkan berat badannya justru disarankan untuk lebih sering makan. Bukan lebih banyak, tapi lebih sering. Artinya, Anda bukan disarankan untuk memperbanyak porsinya, tapi menambah jadwal makan Anda. Jadwal makan yang tidak teratur justru bisa menimbulkan masalah pada metabolisme tubuh. Jika melewatkan makan, biasanya pada jam makan berikutnya seseorang akan makan dengan porsi yang berlebihan. Itu dia yang kemudian menyebabkan kegemukan. 2. Makan di Malam Hari Banyak wanita yang tidak suka makan di malam hari. Alasannya adalah karena takut gemuk. Apakah benar demikian? Ada yang mengatakan bahwa makan di malam hari bisa menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh. Tapi ternyata mitos tersebut tidak 100 persen benar. Anda tetap boleh makan di malam hari, tapi dengan catatan tidak mengonsumsi makanan secara sembarangan. Jadi biasanya yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk saat makan di malam hari adalah karena jenis makanan yang dikonsumsi, bukan karena waktu makannya 3. Pola Hidup Tidak Terkontrol Diantara kedua masalah penyebab kegemukan pada wanita tadi, salah satu yang paling sering terjadi adalah pola hidup yang kurang terkontrol. Misalnya seperti jarang olahraga, kurang tidur atau kurang minum air putih. Jika Anda melakukan halhal tersebut, metabolisme di dalam tubuh Anda bisa terganggu. Akibatnya,



17



pembakaran kalori tidak akan berlangsung secara optimal. Oleh karena itu, mulai sekarang Anda perlu mengontrol pola hidup Anda supaya terhindar dari kegemukan. Itu tadi adalah tiga masalah yang sering menyebabkan kegemukan oleh para wanita. Namun sayang, kebanyakan wanita tidak menyadari akan masalah-masalah tersebut.25 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempergaruhi Obesitas Wanita Usia Subur dengan Obesitas akan berdampak pada siklus reproduksi wanita yaitu menimbulkan infertilitas pada Wanita akibat anovulasi, siklus menstruasi yang tidak teratur, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), meningkatknya risiko keguguran, bahkan kematian janin. WUS berada dalam masa prakonsepsi yaitu periode kritis



yang



berpengaruh pada anak atau keturunan saat dilahirkan dan di kehidupan setelahnya.26 Penyebab Obesitas yaitu adanya pengaruh genetik dan hormone pada berat badan. Hal yang paling mendasar adalah obesitas akan terjadi jika tubuh menerima lebih banyak atau kelebihan kalori dari pada membakar kalori. Kalori tersebut kemudian akan menumpuk dan menjadi lemak.27 Faktor lain yang mempengaruhi obesitas. Selain pengetahuan gizi dan sikap yaitu aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang optimal dapat mengurangi massa lemak dan massa tubuh, seseorang yang melakukan aktivitas fisik maka dalam proses metabolismenya akan menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh. Pentingnya meningkatkan aktivitas fisik berkaitan juga dengan penurunan berat badan. Pencegahan kenaikan berat badan dan program penurunan berat badan merupakan salah satu cara mengatasi dan menanggulangi obesitas dengan meningkatkan aktivitas fisik.28 25



M Sufyan. 2015. 3 Penyebab Kegemukan pada Wanita yang Sering Diabaikan. Dikutip oleh https://www.liputan6.com/citizen6/read/2310727/3-penyebab-kegemukan-pada-wanita-yang-seringdiabaikan#:~:text=Diantara%20kedua%20masalah%20penyebab%20kegemukan,dalam%20tubuh%20Anda %20bisa%20terganggu 26 K. Muthia Shanti, S. Andarini, and N. Novita Wirawan, “Asupan Serat dan IMT Wanita Usia Subur Suku Madura di Kota Malang,” Indones. J. Hum. Nutr., vol. 4, no. 1, pp. 1–11, 2017. 27 et al Hasdianah, Nurwijayanti, Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. 2014. 28 X. Zhang et al., “Abdominal adiposity and mortality in Chinese women,” Arch. Intern. Med., vol. 167, no. 9, pp. 886–892, 2017.



18



Obesitas juga dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan reproduksi diantaranya:29 1. Subfertilitas Anovulasi dapat terjadi pada wanita gemuk walaupun dengan siklus menstruasi teratur. hal ini dapat menyebabkan kesulitan untuk hamil. Kasus ini dapat meningkat kejadiannya bila dibandingkan pada wanita dengan berat badan normal. 2. Resiko Keguguran Banyak wanita obesitas mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal ini menyebabkan mereka tidak menyadari akan kehamilannya. Sehingga mereka tidak pernah datang kedokter ataupun ketenaga kesehatan untuk memeriksakannya. hal tersebut menjadi resiko terjadinya keguguran secara tidak langsung. 3. Hasil kehamilan yang tidak diinginkan Kehamilan pada wanita obesitas selalu berhubungan dengan peningkatan resiko morbiditas ibu dan janin. Hal tersebut disebabkan oleh adanya diabetes gestasional, praeklamsi, kelainan pertumbuhan janin, kelainan bawaan, dan peningkatan operasi secsio. 2.5 Faktor Resiko Obesitas Pada Ibu Prakonsepsi Usia 15-49 tahun, bagi wanita dianggap berada pada kurun masa reproduksi, maka wanita yang berstatus kawin pada usia tersebut dianjurkan untuk mengatur dan merencanakan kehamilannya guna mencegah masalah-masalah yang dapat timbul karena pengaturan kehamilan dan kelahiran yang buruk. Obesitas adalah keadaan abnormal atau akumulasi lemak yang berlebihan yang menyebabkan timbulnya risiko terhadap kesehatan. Obesitas merupakan salah satu penyakit yang memiliki banyak faktor gen dan faktor lingkungan sama-sama memiliki peran yang penting dalam perkembangan obesitas. Asupan energi yang tinggi merupakan faktor risiko independen dari obesitas.30 Sutton P, Wallinga D, Perron J, Gottlieb M, Sayre L, Woodruff T. Reproductive health and the industrialized food system: A point of intervention for health policy. Health Aff. 2020;30(5):888-897. doi:10.1377/hlthaff.2010.1255 30 Muthmainna I. Faktor Yang Berhubungan dengan Kesetaraan Menjadi Akseptor KB Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate Makassar. Makassar [Skripsi]: Universitas Hasanuddin; 2015. 29



19



Kegemukan atau obesitas adalah salah satu faktor yang menyebabkan mengapa beberapa wanita sulit hamil. Sebuah penelitian pernah dilakukan di Universitas Michigan yang mengamati tingkat kehamilan pada 50.000 wanita yang sedang menjalani prosedur peningkatan kesuburan menggunakan teknologi reproduksi31 Resiko obesitas salah satunya di pengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup ini diantaranya adalah diet sehari-hari yang dikonsumsi. Jutaan orang di dunia memiliki resiko mengkonsumsi makanan yang tidak aman sehingga menyebabkan angka kesakitan dan kematian. Tingkat keamanan diet pada saat ini dipengaruhi diantaranya bahan kimia, hormone tambahan, dan proses pengemasan.32 Secara umum resiko morbiditas dikaitkan dengan resiko obesitas. Penentuan obesitas di tentukan dengan peningktan BMI, dimana kategori BMI diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Kegemukan 25-29,9 kg / m 2 : peningkatan risiko penyakit. 2. Kelas I obesitas 30-34,9 kg / m 2 : risiko penyakit tinggi. 3. Kelas II obesitas 30-34,9 kg / m 2 : risiko penyakit sangat tinggi. 4. Kelas III obesitas ≥ 40 kg / m 2 : resiko yang sangat tinggi penyakit. Obesitas ini dapat menimbulkan penyakit diabetes dan penyakit kardiovaskuler. Kondisi ini banyak terjadi pada wanita obesitas di usia reproduksi, namun banyak dari wanita tersebut tidak memperhatikannya. Sehingga banyak tanda-tanda fungsi reproduksi seperti anovulasi, dan subfertilitas terdapat pada wanita obesitas33 2.6 Dampak Obesitas



Beck ME. Hubungan dengan Penyakit-Penyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: CV. Andi Offset; 2019. 32 Gaskins AJ, Chavarro JE. Diet and fertility: a review. Am J Obstet Gynecol. 2017;218(4):379-389. doi:10.1016/j.ajog.2017.08.010 33 Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity and Reproductive Function $watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol Clin North Am. 2012;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2012.09.002 31



20



Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan erat dengan penyakit-penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes militus, dan penyakit pernafasan (Utomo 2020). Obesitas juga dapat menyebabkan masalah dengn sistem jantung dan pembuluh darah (kardivaskuler) yaitu hipertensi dyslipidemia (kelianan pada kolestrol) serta gangguan fungsi hati dimana terjadi peningkatakan SGOT dan SGPT serta hati yang membesar. Bisa juka bentuk batu empedu dan penyakit kencing manis (diabetes militus). Pada sistem pernapasan dapat terjadi gangguan fungsi paru, mengorok saat tidur, dan sering mengalami tersumbatnya dalam nafas (obstrustive sleep apnea). Telah banyak diketahui bahwa obesitas tinggi terhadap berbagai penyakit, namun penelitian juga menyebutkan bahwa keadaan obesitas juga memiliki dampak dapa kesehatan psikologis.34 2.7 Cara Mengatasi Obesitas Pilihan makanan berkontribusi terhadap kesehatan reproduksi pada wanita obesitas. Wanita yang memprioritaskan asupan protein yang lebih tinggi dari sumber nabati, makanan susu berlemak jenuh, memiliki risiko 66% (95% CI 52, 77%) mengalami infertilitas dengan gangguan ovulasi dan 27% (95% CI 5–43%) risiko infertilitas yang lebih rendah. Namun pada wanita dengan diet gaya Mediterania, ditandai dengan asupan sayuran, buah, ikan, unggas, rendah lemak. susu dan minyak zaitun, memiliki 0,56 (95% CI 0,35-0,95) mengalami susah dalam kehamilan.35 Makanan pada wanita obesitas tentunya harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:36 1. Vitamin B



Schafer, M.H & Ferraro. K.F, 2020. The Stigma of Obesity: Does Perceived Wieght Discimination Affect Identity and Physical Health 35 Gaskins AJ, Chavarro JE. Diet and fertility: a review. Am J Obstet Gynecol. 2018;218(4):379-389. doi:10.1016/j.ajog.2017.08.010 36 Fung F, Wang HS, Menon S. Food safety in the 21st century. Biomed J. 2018;41(2):88-95. doi:10.1016/j.bj.2018.03.003 34



21



Pada penelitian pemberian folat (atau asam folat) dan vitamin B12 dapat mempengaruhi kesuburan. Pada suatu hasil penelitian yang mendukung hubungan antara folat dan kesuburan di Hungaria pada NTDs RCT yang menunjukkan bahwa para wanita secara acak dengan suplemen multivitamin prakonsepsi (mengandung 800 μg asam folat) sebesar 71,3% 67,9% menunjukan kesuburan. Demikian pula, dalam RCT kecil, dari wanita subfertil yang diberikan multivitamin (mengandung 400 μg asam folat) selama 3 bulan, didapatkan sebesar 26% mendapat kehamilan. 2. Vitamin D Para peneliti menyatakan wanita dengan obesitas diperbolehkan untuk diet asalkan tidak mengurangi diet vitamin D, karena vitamin D berpengaruh pada kesuburan. 3. Asam Lemak Penelitian in vitro menunjukkan bahwa asam lemak adalah substrat penting dalam kejadian reproduksi awal termasuk pematangan oosit dan implantasi embrio. Selain itu, pada manusia menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh ganda. dapat mempengaruhi kesuburan, melalui efek pada kualitas oosit dan embrio implantasi sedangkan asam lemak trans dapat meningkatkan resistensi insulin lebih besar yang dapat mempengaruhi fungsi ovulasi. 4. Susu Makanan susu telah disarankan sebagai toksikan reproduksi potensial karena kandungan galaktosa yang tinggi, terbukti mengurangi ovulasi dan menyebabkan kegagalan ovarium prematur, dan potensinya mengandung estrogen lingkungan yang tinggi. Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi tiga



22



gelas atau lebih susu per hari memiliki risiko infertilitas 70% lebih rendah daripada wanita yang tidak mengonsumsi susu. 5. Daging, ikan, kedelai. Daging merah dapat menjadi sumber protein dan nutrisi penting lainnya. Daging merah juga mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dan dapat berfungsi sebagai wahana untuk paparan residu hormon, antibiotik, dan eter diphenyl polibrominasi. Sementara makanan laut diakui sebagai sumber asam lemak omega 3 rantai panjang. Hal itu juga bisa menjadi rute utama paparan organoklorin, dioksin, dan merkuri. Selain itu, produk berbasis kedelai merupakan alternatif yang baik sebagai protein nabati untuk penderita kardiovaskular dan metabolik. 2.8 Diagnosis Obesitas37 Anamnesis akan ditanyakan mengenai riwayat berat badan sebelumnya, upaya penurunan berat badan, kebiasaan olahraga, pola makan, kondisi lain apa yang miliki, obat-obatan, tingkat stres, dan masalah lain tentang kesehatan. Riwayat kesehatan keluarga juga ditinjau untuk melihat adanya faktor resiko. Pemeriksaan fisik umum termasuk mengukur tinggi badan, memeriksa tanda-tanda vital, seperti denyut jantung, tekanan darah dan suhu, mendengarkan hati dan paru-paru, dan memeriksa abdomen. Hal ini harus dilakukan paling tidak setahun sekali. Setelahnya, untuk menentukan tingkat obesitas, maka berat badan dan tinggi badan diukur guna memeriksa indeks massa tubuh (BMI). Pengukuran tersebut harus dilakukan minimal setahun sekali. BMI juga membantu menentukan risiko kesehatan keseluruhan dan perawatan apa yang mungkin sesuai. Selanjutnya, mengukur lingkar pinggang atau lemak visceral. Kemudian, memeriksa masalah kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan 37



dr. Fitrina Aprilia.2019. Obesitas. Dikutip Oleh https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas



23



diabetes. Tes darah penting dilakukan untuk melihat faktor risiko dan gejala yang dapat dialami. Tes mungkin termasuk tes kolesterol, tes fungsi hati, glukosa puasa, tes tiroid dan



lain-lain.



Mungkin



juga



direkomendasikan



tes



jantung



tertentu,



seperti



elektrokardiogram. 2.9 Pencegahan Obesitas38 Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan, yaitu dengan olahraga harian, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang dimakan dan minum. Berolahraga secara teratur berupa aktivitas intensitas sedang selama 150 hingga 300 menit seminggu untuk mencegah penambahan berat badan.  Kegiatan fisik yang cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang. Ikuti rencana makan sehat, dengan fokus pada makanan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Makan tiga kali sehari dengan camilan terbatas. Awasi dan pelajari makanan sehari-hari dan selalu berat badan secara teratur dan konsisten. Proses menurunkan berat badan tidak mudah dan singkat, serta penerapan pola hidup sehat juga tidak boleh dijadikan sementara. Hal yang terpenting adalah memiliki pola pikir bahwa gaya hidup sehat harus dilakukan terus-menerus, bila berat badan menurun itu adalah bonus dari tubuh yang sehat. 2.10



Penanganan atau Pengobatan Obesitas3940 Penanganan obesitas ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan



yang normal dan sehat. Untuk mencapai tujuan ini, maka perlu dilakukan perubahan pola makan, melakukan beberapa cara menahan nafsu makan, dan peningkatan aktivitas fisik.



dr. Fitrina Aprilia.2019. Obesitas. Dikutip Oleh https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas dr. Tjin Willy.2018. Obesitas. Dikutip oleh https://www.alodokter.com/obesitas 40 dr. Fitrina Aprilia.2019. Obesitas. Dikutip Oleh https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas 38 39



24



Di samping itu, ada beberapa metode pengobatan lain untuk mengatasi obesitas, misalnya: 



Mengonsumsi obat penurun berat badan







Mengikuti konseling dan support group untuk mengatasi masalah psikologis terkait berat badan.







Menjalani operasi bariatrik untuk mengobati obesitas pasien.



Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil, dan mempertahankannya secara stabil dapat mengurangi risiko seseorang mengalami komplikasi penyakit terkait obesitas. Selain dengan cara-cara tersebut, penurunan berat badan juga bisa dilakukan dengan cara tradisional. Selain itu juga memiliki pola makan sehat, diet rendah kalori, dan olahraga secara teratur adalah cara terbaik untuk mengobati obesitas. Lakukan diet berisi makanan seimbang, mengontrol kalori, dan juga melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan pembakaran energi dan cadangan energi. Pada pengidap obesitas berat tanpa adanya penyakit lain dapat dipertimbangkan obat sindroma metabolik dan penurun nafsu makan. Meskipun jarang terjadi, tetapi pembedahan lambung dapat dilakukan



BAB III PENGKAJIAN KASUS Tanggal Pengkajian



: 17 Maret 2021



Waktu Pengkajian



: 11:20 – 11:40 WIT



Tempat Pengkajian



: Lewat daring online video call



Nama Pengkaji



: Marlyanti Waleuru



A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Pasien  Identitas pasien. Nama



: Ny M



Nama Suami : Tn S



Tgl lahir



: 24 Juni 1996



Tgl Lahir



: 01 Juli 1994



Umur



: 23 tahun



Umur



: 26 tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan : SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan : IRT



Pekerjaan



: Buruh (± 2000.000/bln)



Anak ke



Anak ke



: 1 (tunggal)



Lama nikah: ± 3 bulan



Lama nikah



: ± 3 bulan



Alamat



Alamat



: Jl Hj. Abd Rt 04 Lesane



Nama Ibu : Ny F



Nama Ayah



: Tn A



Tgl lahir



: 02 Agustus 1958



Tgl lahir



: 24 Desember 1957



Umur



: 61 tahun



Umur



: 62 tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku



: Maluku



Suku



: Maluku



Pendidikan : SMA



Pendidikan



: S1



Pekerjaan : IRT



Pekerjaan



: Wiraswasta



Penghasilan: -



Penghasilan



: ± 3000.000/bulan



Alamat



Alamat



: Jl Hj. Abd Rt 04 Lesane



:4 : Jl Hj. Abd Rt 04 Lesane



 Identitas Orang Tua



: Jl Hj. Abd Rt 04 Lesane



2. Alasan Datang



: Tidak dilakukan secara langsung, dan hanya melalui daring



online via WhatsApp untuk mengetahui keluhannya. 3. Keluhan Utama



: Selalu merasa sedih dengan keadaanya sekarang sudah 3



26



bulan menikah tapi belum dikaruniai anak. 4. Riwayat Menstruasi 



Minarche



: 11 Tahun







Siklus



: 28 hari/teratur







Lama



: 3-4 hari







Sifat Darah Sebelum



: Kemerahan terang



Selama



: Kemerahan sedikit gelap







Ganti Pembalut



: 2-3×/hari saat teras penuh







Nyeri haid



: Pasien mengatasan tidak mengalami nyeri haid







HPHT



: 11 Maret 2021







Flour Albus



: Normal



5. Riwayat Pernikahan Pernikahan yang pertama, dan menikah pada tanggal 14 desember 2020 6. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengatakan saat ini tidak mengalami sakit apapun, dan belum pernah berobat ske dokter. Tidak memiliki riwayat alergi obat apapun. Tapi ingin mengetahu status gizi yang seimbang untuk persiapan dirinya, calum suami, dan calon anak nanti. b. Riwayat Kesehatan yang lalu: Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar-debar (Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun c. Riwayat status TT 2 (14 maret 2021) d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada kelainan atau penyakit turunan apapun kecuali ayahnya mengidap hypertensi.. 7. Riwayat Psikososial Ny “M” mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya. Selama menikah ± 4 bulan ini dengan keluhan berat badan yang menjadikan dirinya tidak bisa hamil untuk saat ini. Saat memeriksakan keadannya ia mengatakan bahwa dokter menganjurkan untuk diet sehat guna menurunkan bobot berat



27



badannya. Dan merasa minder jika selalu ada yang menyinggung soal berat badannya. Bahkan pernah mencoba untuk mengomsumsi obat pelansing selama 2 bulan untuk menurunkan berat badannya obat pelangsing yg di sebutkan yaitu Slimming, dikomsumsi 2×/hari setelah makan dan sebelum tidur malam. 8. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Koping Individu Kesadara diri dan harga diri



: Pasien memiliki kesadaran diri yang tinggi



terhadap penyakitnya. Penatalaksaan stress



: Pasien melakukan aktivitas hobby untuk



menghindari stress b. Pola Istirahat  Tidur siang : 3 Jam/hari  Tidur malam : 6/8 Jam/hari  Aktivitas



: Mengurus suami dan mengurus rumah



c. Pola Aktivitas Ny M memiliki pola aktivitas sebagai seorang istri. Ia mengatakan kondisi keluarganya harmonis walaupun belum di karunia seorang anak namun mereka sedang berusaha untuk terus melakukan pengobatan agar bisa memiliki anak. Untuk tidak mengigat hal itu pasien mencoba melakukan akitivitas lain yang tidak membuat ia merasa depresi. d. Pola Emilinasi  BAK



: 3×/hari



Warna



: Kuning jernih



Penyulit



: Tidak ada



 BAB



: 2×/hari



Warna



: Kuning



Penyulit



: Tidak ada



e. Pola Nutrisi  Makan



: 5-6×/hari (nasi, ikan, sayur, telur)



 Minum



: ± 6-8 gelas air/hari



f. Pola Personal hygiene : Mandi



: 3× sehari



Keramas



: 3× seminggu



28



Siakt gigi



: 4× sehari (di tambah saat menjelang tidur malam)



Ganti baju



: 3× sehari



Ganti pakaian dalam : 3-4× sehari Keluhan



: Tidak ada



B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksa Umum  Keadaan Umum



: Baik



 Kesadaran



: Composmenthis



 Status emosional



: Stabil



2. Tanda-tanda Vital 



Tekanan Darah



: 110/80 mmHG







Deyut nadi



: 81×/menit







Frekuenasi Nafas : 23×/menit







Suhu tubuh



: 37,5° C







LILA



: 24,3 cm



3. Pemeriksaa Status Gizi 



Berat Badan



: 70 Kg







Tinggi Badan



: 160 cm







IMT



: 27,34 (obesitas)



 Rumus IMT: IMT =



Berat Badan(Kg) Tinggi Badan(m) ²



Ket :  BB = 70 kg  TB = 1,60 m (160 cm) Cara Penghitungan IMT:  Kalikan TB dalam satuan meter yang dikuadratkan (1,60 × 1,60 = 2,56 m)  Bagikan BB dengan hasil kuadrat TB (70 kg : 2,56 m = 27,34)  Hasil nilai IMT = 27,34 kg/m²



29



 Rentang nilai IMT untuk perempuan adalah sebagai bertikut: Kurus



: < 17 kg/m²



Normal



: 17-23 kg/m²



Kegemukan: 23-27 kg/m² Obesitas



: > 27 kg/m²



 Dari hasil penghitungan IMT pada ibu (Ermitha Armansyah) maka nilai IMT 27,34 adalah Obesitas 



Status Gizi



: Tidak baik karena porsi makan yang tidak biasa, ibu paling



suka makan gorengan, dan makan dalam porsi yang tidak sedikit. 4. Pemeriksaan Fisik Tidak dilakukan secara langsung namun dengan melakukan sesi wawancara via online bersama pasien. a. IMT : Obesitas Keluhan : Merasa cepat lelah, nafas pendek, sulit melakukan aktivitas dalam waktu yang lama, cepat ngantuk. b. Kepala Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok Kepala : Simetris, bersih, tidak teraba benjolan c. Wajah Pucat : Tidak tampak Pucat Cemas : iya Kebersihan : berjerawat d. Mata Bentuk : Simetris Sklera : Putih Konjungtiva : Merah muda e. Hidung Bentuk : Simetris Kebersihan : Bersih Polip : Tidak ada Serumen : Tidak ada



30



f. Telinga Bentuk : Simetris Kebersihan : Bersih Serumen : Tidak ada Nyeri tekan : Tidak ada g. Mulut Stomatitis : Tidak ada Gusi : Tidak berdarah Gigi : Tidak caries h. Leher Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran Kelenjar Limfe: Tidak ada pembesaran Vena jogularis : Tidak ada pembesaran i. Dada : Tidak dilakukan j. Abdomen : Tidak dilakukan Nyeri tekan : Tidak dilakukan k. Genetalia : Normal dan bersih l. Ekstremitas Oedem : Tidak dilakukan Varices : Tidak dilakukan Reflek patella : Tidak dilakukan Kuku : Pendek dan bersih 5. Pemeriksaan Penunjang a. Hasil pemeriksaan laboratorium Tidak dilakukan Nama Hasil Nilai Pemeriksaan Normal Darah Lengkap Golongan O (+) darah Trombosit Eritrosit HB 12 g/dl b. Pemeriksaan penunjang lain



Nama Hasil Nilai Pemeriksaan Normal Faal Hati Albumin SGOT SGPT Gula Darah



31



Tidak dilakukan C. ANALISA Ny M umur 24 tahun dengan gejala kegemukan/obesitas 27,34 kg/m2 : peningkatan risiko penyakit.



D. PENATALAKSANAAN 1. Mengatakan diagonsa yang dialami itu dan menjelaskannya gejala obesitas yang dialami oleh pasien sesuai dengan gejala yang di alaminya yaitu kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi.  Dengan penghitungan IMT ibu 27,34 kg/m2 yaitu penginkatan resiko penyakit. Tanda-tanda vital (TD 110/80 mmHg normal, nadi 81×/mnt normal, frekuensi nafas 23×/mnt normal, suhu 37,5°C normal, dan LILA 24,3 cm tidak normal) -



Pasien mengerti dan mendengarkan dengan baik



2. Menganjurkan untuk rutin berolahraga seperti aktivitas fisik secara rutin untuk membakar kalori dan memangkas jaringan lemak berlebih di dalam tubuh. Namun, olahraga juga harus diimbangi dengan pola makan sehat, sehingga kesehatan tubuh bisa tetap terjaga. -



Pasin bersedia akan melakukannya



3. Menganjurkan



untuk



mengkonsumsi



makanan



bergizi



seimbang



Untuk



memperoleh berat badan ideal, ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan bernutrisi, misalnya dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Kedua jenis makanan tersebut mengandung aneka vitamin dan mineral, serta air dan serat yang bisa membuat ibu merasa kenyang lebih lama, dengan demikian, ibu menjadi lebih jarang mengonsumsi camilan atau makan berlebihan. Dan sebisa mungkin hindari makanan yang tinggi lemak dan kalori. -



Pasien mengerti dan akan mengkonsumsi makan-makanan yang telah dianjurk an



4. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene seperti mandi 2× sehari (pagi dan sore), mengganti pakaian dalam setelah mandi, mengosok gigi sebelum mandi, mencuci rambut 3×/minggu. Usahakan menggunakan celana dalam yang berbahan serap air dan tidak panas juga tidak ketat.



32



-



Pasien memahami dan selalu memperhatikan keberihan hygienenya



5. Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang guna untuk menbetahui dampak obesitas -



Pasien mengerti dan mau melakukannya



6. Menganjurkan ibu untuk berolahraga yang dapat membakar kalori dan mulai diet sehat sesuai anjuran dokter atau bidan -



pasien mengerti dan mau melakukannya



7. Menganjurkan ibu dan suami untuk rutin berkonsultasi ke bidan atau dokter guna mendapatkan solusi untuk bisa memiliki anak -



Pasien mengerti dan sudah mulai rutin konsultasi ke dokter



8. Memberi anjuran untuk ibu agar mencoba mengikuti PROMIL (program hamil) -



Pasien mengerti dan merasa terbantu



9. Memberikan edukasi gizi seimbang yang bisa membantu ibu -



Pasien mengerti dan merasa terbantu



10. Dokumentasi E. Dokumentasi Photo Pendataan lewat wawancara sesi via WhatsApp bersama peserta pranikah Ny “M”, pada tanggal 17/03/2021, jam 11:00 – 11:15 wit.



33



BAB IV PEMBAHASAN Pada kasus yang diambil pada wanita usia subur (WUS) prakonsepsi yaitu Ny M usia 24 tahun dengan gejala obesitas di dapatkan hasil dari penghitungan IMT pada ibu (Ermitha Armansyah) maka nilai IMT 27,34 adalah Obesitas. Selama melakukan wawancara pada tanggal 16 maret 2021, jam 11:20–11:40 wit ibu mengatakan bahwa porsi makannya tidak biasanya. Dan obesitas ini tidak ada sama sekali bukan penyakit turunan karena didalam keluarga Ny M sendiri semua dalam batas normal dan gemuk. Pemeriksaan fisikpun dalam batas normal dilakukan melalui sesi wawancara. Di hari kedua dilakukannya KIE pada tanggal 21 maret 2021, jam 16:00-16-15 wit guna mengidentifikasi langsung diagnose yang dialami oleh ibu dan didapatkan ternyata ada ayah dari pasien mengidap hypertensi namun tidak berdampak atau tidak dialami olehnya. Disamping itu pasienpun tidak pernah melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahi apa penyebab dan mungkin saja ada kelianan yang dialami oleh pasien itu sendiri. Dalam kasus inipun penulis memberikan tips untuk bisa menurunkan berat badan namun tetap dengan aturan kesehatan, selain itu diberikan konseling mengenai gizi seimbang bagi obesitas, menganjurkan ibu dan suami melakukan pemeriksaan rutin yaitu pemeriksaan pada sistem reproduksi agar bisa melihat apakah ada solusi dalam masalah ini. Dalam kasus ini obseitas adalah suatu kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki badan yang sangat gemuk dan mengandung banyak lemak pada tubuhnya. Terdapat bermacam cara untuk melakukan klasifikasi terhadap kegemukan, tetapi metode yang paling banyak digunakan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Metode ini dilakukan dengan mengukur perbandingan antara berat badan (kilogram) dan tinggi badan (meter) kuadrat.41 41



dr. Fitrina Aprilia.2019. Obesitas. Dikutip Oleh https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas



34



Resiko obesitas salah satunya di pengaruhi oleh gaya hidup. Gaya hidup ini diantaranya adalah diet sehari-hari yang dikonsumsi. Jutaan orang di dunia memiliki resiko mengkonsumsi makanan yang tidak aman sehingga menyebabkan angka kesakitan dan kematian. Tingkat keamanan diet pada saat ini dipengaruhi diantaranya bahan kimia, hormone tambahan, dan proses pengemasan.42 Secara umum resiko morbiditas dikaitkan dengan resiko obesitas. Penentuan obesitas di tentukan dengan peningktan BMI, dimana kategori BMI diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Kegemukan 25-29,9 kg / m 2 : peningkatan risiko penyakit. 2 Kelas I obesitas 30-34,9 kg / m 2 : risiko penyakit tinggi. 3 Kelas II obesitas 30-34,9 kg / m 2 : risiko penyakit sangat tinggi. 4 Kelas III obesitas ≥ 40 kg / m 2 : resiko yang sangat tinggi penyakit. Obesitas ini dapat menimbulkan penyakit diabetes dan penyakit kardiovaskuler. Kondisi ini banyak terjadi pada wanita obesitas di usia reproduksi, namun banyak dari wanita tersebut tidak memperhatikannya. Sehingga banyak tanda-tanda fungsi reproduksi seperti anovulasi, dan subfertilitas terdapat pada wanita obesitas43 Oleh sebab itu penulis menghimbau agar ibu tetap menjaga pola makan yang teratur, dan stop mengomsumsi obat penurut berat badan karena bisa mengakibatkan komplikasi pada tubuh ibu jika di komsumsi dalam jangka panjang. Dan selalu berolah raga yang dapat membakar kalori dan lemas, serta juga menganjurkan ibu untuk banyak beraaktivitas guna untuk menurunkan bobot bedan badan ibu. Gaya hidup tidak sehat membuat banyak orang secara sadar maupun tidak mengalami obesitas. Obesitas adalah kata lain dari kelebihan berat badan. Olahraga bisa menjadi Gaskins AJ, Chavarro JE. Diet and fertility: a review. Am J Obstet Gynecol. 2018;218(4):379-389. doi:10.1016/j.ajog.2017.08.010 43 Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity and Reproductive Function $watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol Clin North Am. 2018;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2018.09.002 42



35



cara untuk menjaga kebugaran fisik dan memaksimalkan fungsi tubuh, seperti apapun bentuk tubuh kita. Ada empat jenis olahraga yang tepat untuk wanita yang mengalami obesitas yaitu:44 a. Jalan Kaki Jalan kaki adalah salah satu olahraga terbaik dan termudah yang tak membutuhkan peralatan apapun serta bisa dilakukan dimana saja. Jalan kaki adalah olahraga low impact moderat atau olahraga yang gerakan kedua kakinya masih menempel di lantai sepanjang sesi olahraga. Rutin jalan kaki akan meningkatkan kekuatan dan mobilitas terutama pada bagian bawah tubuh serta mampu membantu menurunkan berat badan dengan cara yang aman. Dalam sehari, kita dianjurkan untuk jalan kaki minimal selama 10 hingga 15 menit. b. Latihan kekuatan Latihan kekuatan membawa banyak manfaat bagi mereka yang mengalami obesitas. Latihan kekuatan dapat memperbaiki postur tubuh seseorang yang selama ini membawa ekstra berat tubuh, meningkatkan range of motion (kemampuan gerakan) pada persendian, membentuk otot, dan meningkatkan metabolisme, bahkan ketika tubuh beristirahat. Untuk bisa rutin melakukan latihan kekuatan kamu bisa berlatih di pusat kebugaran atau melakukannya di rumah dengan bantuan personal trainer.



c. Bersepeda Bersepeda adalah jenis olahraga lainnya yang cocok bagi mereka yang mengalami obesitas dan ingin membakar kalori dengan dampak minim pada 44



Kompas.com. 2018. 4 Jenis Olahraga Bagi Orang Yang Mengalami Obesitas. Dikutip oleh https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/12/171700520/4-jenis-olahraga-bagi-orang-yang-alami-obesitas? page=all



36



persendian. Bersepeda tidak membentuk otot tubuh, namun mampu membantu merampingkan tubuh dan membentuk bokong, paha, serta pinggang. Area-area tersebut adalah yang paling sering dijadikan tempat timbunan lemak. d. Jogging Jogging adalah aktivitas aerobik yang tidak hanya baik bagi mereka yang mengalami



obesitas,



namun



juga



mampu



menurunkan



risiko



penyakit



kardiovaskular, menurunkan tingkat kematian, serta krusial untuk kesehatan secara umum. Menurut Harvard Health Publishing, ketika berat tubuh mencapai berat 56kg, kamu kemungkinan bisa membakar sekitar 180 kalori dengan melakukan jogging sekitar setengah jam. Sumber energi (kalori) tubuh berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiga zat gizi ini menyumbangkan energi dalam jumlah yang berbeda. Satu gram karbohidrat dan protein masing-masing memberikan 4 kalori, sedangkan satu gram lemak memberikan 9 kalori. Oleh sebab itu, makanan berlemak kerap dianggap dapat menambah berat badan dengan cepat. Padahal, kenyataannya tidaklah selalu demikian. Meski kalori pada lemak lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat, makanan berlemak tidak selalu membuat tubuh menjadi gemuk. Hal itu masih dipengaruhi oleh jenis lemak apa yang Anda konsumsi. Lemak yang ada pada junk food, misalnya, memang dapat menambah berat badan. Akan tetapi, keduanya juga bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit. Salah satunya yaitu lemak trans. Lemak trans terbuat dari minyak sayur yang dipanaskan dengan bantuan gas hidrogen. Makanan berlemak dari jenis trans memang dapat membuat badan gemuk, tapi tidak dengan cara yang menyehatkan. Makanan tinggi lemak trans dapat meningkatkan jumlah kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu, lemak trans juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, hingga diabetes. Sumber utama lemak trans adalah junk food,



37



makanan beku, dan makanan manis. Lemak ini juga terdapat pada beberapa produk dalam kemasan, jadi perhatikan baik-baik kandungan produk kemasan yang hendak Anda konsumsi.45



45



 dr. Yusra Firdaus. 2021. Ternyata, Makan Makanan Berlemak Saja Tidak Cukup Meniakkna Berat Badan. Dikutip oleh https://hellosehat.com/nutrisi/berat-badan-turun/makanan-berlemak-membuat-gemuk/



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1



Gambaran mengenai obesitas pada Ny M usia 24 tahun mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya. Selama menikah ± 4 bulan ini dengan keluhan berat badan yang menjadikan dirinya tidak bisa hamil untuk saat ini. Saat memeriksakan keadannya ia mengatakan bahwa dokter menganjurkan untuk diet sehat guna menurunkan bobot berat badannya. Dan merasa minder jika selalu ada yang menyinggung soal berat badannya. Bahkan pernah mencoba untuk mengomsumsi obat pelansing selama 2 bulan untuk menurunkan berat badannya obat pelangsing yg di sebutkan yaitu Slimming, dikomsumsi 2×/hari setelah makan dan sebelum tidur malam.



1. Factor-faktor yang menyebabkan obesitas pada Ny M prakonsepsi adalah pada status gizi yaitu yidak baik karena porsi makan yang tidak biasa, ibu paling suka makan gorengan, dan makan dalam porsi yang tidak sedikit. 2. Resiko obesitas pada Ny M prakonsepsi dengan gejala obesitas menunjukkan hasil IMT prakonsepsi 27,34 kg/m2: peningkatan risiko penyakit. 3. Dampak Obesitas pada Ny M prakonsepsi merasa cepat lelah, nafas pendek, sulit melakukan aktivitas dalam waktu yang lama, cepat ngantuk. 4. Penanganan, pencegahan, cara mengatasi, dan pengobatan pada ibu prakonsepsi dengan gejala obesitas. Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil, dan mempertahankannya secara stabil dapat mengurangi risiko seseorang mengalami komplikasi penyakit terkait obesitas, juga memiliki pola makan sehat, diet rendah kalori, dan olahraga secara teratur adalah cara terbaik untuk mengobati obesitas.



39



Lakukan diet berisi makanan seimbang, mengontrol kalori, dan juga melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan pembakaran energi dan cadangan energi. B. Saran 1.



Klinik/RS/PKM Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya pada wanita usia subur dengan gejala obesitas ini karena rentan resikonya dialami oleh ibu prakonsepsi. Dengan lebih memperhatikan anamesa asupan gizi ibu karena itu merupakan salah satu tips yang dapat membantu ibu dalam mengatasi obesitas.



2.



Bagi WUS Prakonsepsi dengan Obesitas Mulai pola hidup sehat jika sayang dengan diri ibu, makanlah sesuai porsi yang baik, istirahatlah bila capek, dan banyak melakukan aktivitas fisik yang dapat mengurangi berat badan ibu. Jangan menganggap remeh suatu gejala karena bisa berdampak negative pada diri ibu. Dan juga tetap pede dengan penampilan jangan merasa terkucilkan karena semua itu bisa diatasi jika kita rajib melakukan konsultasi ke dokter. Selain itu rajin menimbang berat badan untuk bisa mengukur berat badan yang ideal.



DAFTAR PUSTAKA dewi lailatul Badriah, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. 2019 K. Muthia Shanti, S. Andarini, and N. Novita Wirawan, “Asupan Serat dan IMT Wanita Usia Subur Suku Madura di Kota Malang,” Indones. J. Hum. Nutr., vol. 4, no.1, pp. 1–11, 2017. et al Hasdianah, Nurwijayanti, Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. 2018. X. Zhang et al., “Abdominal adiposity and mortality in Chinese women,” Arch. Intern. Med., vol. 167, no. 9, pp. 886–892, 2017. R. M. Welis Wilda, Gizi Untuk Aktifitas Fisik dan Kebugaran. 2016. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Provinsi Maluku Tengah. 2018. http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Riskesdas2007%20%20Province%20Report %2081%20MALUKU.pdf Almatsier S. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2013. Rahman DR, Thaha AR, Syam A. Asosiasi Pengetahuan dan Sikap Wanita Pra Konsepsi Tentang Kapsul Gizi Mikro Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi di Kota Makassar. 2018:1- 9. Roemling C, Qaim M. Obesity trends and determinants in Indonesia. Elsevier. 2019;58:1005 Muthmainna I. Faktor Yang Berhubungan dengan Kesetaraan Menjadi Akseptor KB Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate Makassar. Makassar [Skripsi]: Universitas Hasanuddin; 2017. Dereure, et all. Obesity and Pregnancy Complications and Cost. The American Journal of Clinical Nutrition. 2018;71. Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. In: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, editor. Jakarta. 2013 dr. Tjin Willy. 2018. Obesitas. Dikutip oleh https://www.alodokter.com/obesitas Roemling C, Qaim M. Obesity Trends and Determinants in Indonesia. Elsevier. 2018. 58. 1005. Meiriyani Deliana Novitasary¹, Nelly Mayulu², Shirley E.S Kawengian³. 2020. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Pad Wanita Usia Subur. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2017. Manado: Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi RAUDHATUN NAIMAH. 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur. Banda Aceh: Skripsi



Adriani M, Wirjatmadi B. Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Penerbit Kencana; 2020.p.11519,114-115,125 M Sufyan. 2015. 3 Penyebab Kegemukan pada Wanita yang Sering Diabaikan. Dikutip oleh https://www.liputan6.com/citizen6/read/2310727/3-penyebab-kegemukan-pada-wanitayang-sering-diabaikan#:~:text=Diantara%20kedua%20masalah%20penyebab %20kegemukan,dalam%20tubuh%20Anda%20bisa%20terganggu Sutton P, Wallinga D, Perron J, Gottlieb M, Sayre L, Woodruff T. Reproductive health and the industrialized food system: A point of intervention for health policy. Health Aff. 2020;30(5):888-897. doi:10.1377/hlthaff.2020.1255 Muthmainna I. Faktor Yang Berhubungan dengan Kesetaraan Menjadi Akseptor KB Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate Makassar. Makassar [Skripsi]: Universitas Hasanuddin; 2017. Beck ME. Hubungan dengan Penyakit-Penyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: CV. Andi Offset; 2019. Gaskins AJ, Chavarro JE. Diet and fertility: a review. Am J Obstet Gynecol. 2018;218(4):379-389. doi:10.1016/j.ajog.2017.08.010 Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity and Reproductive Function $watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol Clin North Am. 2012;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2012.09.002 Fung F, Wang HS, Menon S. Food safety in the 21st century. Biomed J. 2018;41(2):88-95. doi:10.1016/j.bj.2018.03.003 dr. Fitrina Aprilia.2019. Obesitas. Dikutip Oleh https://www.halodoc.com/kesehatan/obesitas Jungheim ES, Travieso JL, Carson KR, Moley KH. Obesity and Reproductive Function $watermark-text $watermark-text $watermark-text. Obs Gynecol Clin North Am. 2019;39(4):479-493. doi:10.1016/j.ogc.2019.09.002 World Health Organization.2020 Op.Cit http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2017/11/PedumGentas.pdf Kompas.com. 2018. 4 Jenis Olahraga Bagi Orang Yang Mengalami Obesitas. Dikutip Oleh https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/12/171700520/4-jenis-olahraga-bagi-orang-yangalami-obesitas?page=all dr. Yusra Firdaus. 2021. Ternyata, Makan Makanan Berlemak Saja Tidak Cukup Meniakkna Berat Badan. Dikutip oleh https://hellosehat.com/nutrisi/berat-badan-turun/makananberlemak-membuat-gemuk/



LAMPIRAN A. Dokumentasi Photo Pendataan lewat wawancara sesi via WhatsApp bersama peserta pranikah Ny “M”, pada tanggal 17/03/2021, jam 11:00 – 11:15 wit.



B. Pendataan KIE Dilakukan langsung kepada Ny M di tempat kerjanya dengan izin dari pasien terlebih dahulu tanggal 21/03/2021, jam 16:00 - 16:15 wit.



C. Informend Consent