Laporan Terapi Bermain Ular Tangga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA” DI RUANG ROUDHOH RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN



Oleh : Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN 2018/2019 KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil melaksanakan tri darma perguruan tinggi yaitu menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”terapi bermain ular tangga di Ruang Roudhoh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan”. Laporan ini berisikan tentang kegiatan terapi bermain yang diberikan kepada anak di Ruang Shofa Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain ular tangga. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin.



Lamongan,



Desember 2018



Penulis



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat di rumah sakit (Wong, 2003). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan terapi bermain. Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitif dan juga emosinya, perasaannya dan pikirannya. Permainan yang cocok diterapkan untuk anak usia anak 1-3 tahun salah satunya adalah bermain pancingan, permainanyang akan merangsang kemampuan gerak kasar dan gerak halus. Permainan merupakan salah satu permainan edukatif yang aman untuk anak dan dapat mengembangkan dan melatih kemampuan kognitif, Visual dan Auditori anak.Bermain pancingan dapat diberikan pada anak yang sedang menjalani perawatan, karena tidak membutuhkan energi yang besar untuk bermain. Berdasarkan pengamatan pada tanggal 18 Januari 2018 dirumah sakit Muhammadiyah Lamongan diruang shofa anak didapatkan jumlah pasien sebanyak 10 anak.berusia (1-3) sebanyak 2 anak, (3-6) 2anak, (6-8) 2anak (8-12) 5 anak



1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu: a. Mengenal kalah dan menang. b. Belajar bekerja sama dan menunggu giliran. c. Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan. d. Merangsang anak belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik-titik yang terdapat pada dadu. e. Belajar memecahkan masalah.



BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bermain 2.1.1 Pengertian Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikian, menjadikan anak kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan. (Aziz Alimul, 2005) Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenagan maupun mengembangkan imajinasi anak. (Anggani Sudono, 2000) 2.1.2 Katagori Bermain Menurut Dian (2011) bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan dari orang lain. 1. Bermain aktif 1) Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play) Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut.Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar. 2) Bermain konstruksi (Construction play) Pada anak umur 1-3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan, lilin, dll. 3) Bermain drama (Dramatik play) Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudarasaudaranya atau dengan teman-temannya. 4) Bermain bola, tali, dan sebagainya 2. Bermain pasif Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya, contohnya:



1) Melihat gambar- gambar buku/majalah. 2) Mendengarkan cerita atau musik. 3)



Menonton televisi.



2.1.3 Alat Permainan Edukatif (APE) Alat Permainan Edukatif (APE) menurut Dian (2011) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk: 1.



Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.Contoh alat bermain motorik kasar: sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus: gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.



2.



Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.



3.



Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, menara donat dll.



4.



Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.Contoh alat permainan: alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.



2.1.4 . KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN Dian (2011) bentuk terapi mainan menurut usia, sbb: 1 BULAN VISUAL



: Lihat dengan jarak dekat Gantungkan benda yang terang dan menyolok



AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam TAKTIL



: Memeluk,menggendong,memberi kesenangan



KINETIK



: Mengayun,naik kereta dorong



2-3 BULAN



VISUAL



: Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok Bawa bayi ke ruangan lain Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar



AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan keluarga. TAKTIL



: Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok dengan lotion/bedak



KINETIK



: Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air



4-6 BULAN VISUAL



: Bermain cermin,anak nonton TV Beri mainan dengan warna terang



AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama, Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi. TAKTIL



: Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur



KINETIK



: Bantu tengkurap,sokong waktu duduk



6-9 BULAN VISUAL



: Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”. Beri kertas untuk dirobek-robek. : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian



AUDITORI



tubuh, Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana. TAKTIL



: Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir dan berenang



KINETIK



: Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.



9-12 BULAN VISUAL



: Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.



AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, Kenalkan dengan suara binatang TAKTIL



: Beri makanan yang dapat dipegang Kenalkan dingin,panas dan hangat.



KINETIK



: Beri mainan



Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan • Blockies warna-warni jumlah,ukuran. •



Buku dengan gambar menarik







Balon,cangkir dan sendok







Boneka bayi







Mainan yang dapat didorong dan ditarik



TODLER ( 2-3 TAHUN ) •



Mulai berjalan,memanjat,lari







Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya







Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu







Perhatiannya singkat







Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”







Karakteristik bermain “Paralel Play”







Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu







Senang musik/irama



Mainan Untuk Toddler • Mainan yang dapat ditarik dan didorong •



Alat masak







Malam,lilin







Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul,



krayon,kertas.



PRE-SCHOOL • Cross motor and fine motors •



Dapat melompat,bermain dan bersepeda.







Sangat energik dan imaginative







Mulai terbentuk perkembangan moral







Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok







Karakteristik bermain







Assosiative play







Dramatic play







Skill play







Laki-laki aktif bermain di luar







Perempuan didalam rumah



Mainan untuk Pre-school • Peralatan rumah tangga •



Sepeda roda Tiga







Papan tulis/kapur







Lilin,boneka,kertas







Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk



USIA SEKOLAH ▪ Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin ▪



Dapat belajar dengan aturan kelompok







Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.







Karakteristik “Cooperative Play”







Laki-laki : Mechanical







Perrempuan : Mother Role



Mainan untuk Usia Sekolah • 6-8 TAHUN Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda. •



8-12 TAHUN Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama, sepeda, sepatu roda.



2.2 Bermain di Rumah Sakit 2.2.1 Prinsip Bermain Di Rumah Sakit 1)



Tidak banyak energi, singkat dan sederhana.



2)



Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis.



3)



Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien.



4)



Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien.



5)



Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak.



6)



Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan.



2.2.2 Rencana Bermain Permainan yang kita lakukan adalah menggunakan mainan ular tangga. Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain. Dalam permainan ular tangga edukatif ini, kelompok memodifikasi papan ular tangga menjadi kotak – kotak yang berisi gambar – gambar edukatif untuk membantu pengembangan intelektual anak. Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir. Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya.



2.2.3 Jenis permainan Jenis permainan ini adalah Games. Games adalah permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor. 2.3.3 Keuntungan Bermain a. Media permainan ular tangga dapat dipergunakan di dalam kegiatan belajar mengajar karena kegiatan ini menyenangkan sehingga anak tertarik



untuk belajar sambil bermain. b. Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara langsung. c. Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk membantu semua aspek perkembangan anak salah satu mengembangkan kecerdasan logika metematika. d. Media permainan ular tangga dapat merangsang anak belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh anak. 2.3.4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan 1)



Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.



2)



Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.



3)



Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.



4)



Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.



2.3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain 1)



Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan.



2)



Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu.



3)



Jenis kelamin.



4)



Lingkungan lokasi, negara, kultur.



5)



Alat permainan senang dapat menggunakan.



6)



Intelegensia dan status sosial ekonomi.



2.3.6 Tahap Perkembangan Bermain 1)



Tahap eksplorasi Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain



2)



Tahap permainan Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan



3)



Tahap bermain sungguhan Anak sudah ikut dalam permainan



4)



Tahap melamun Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.



2.3.7 Hambatan Yang Mungkin Muncul 1)



Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia.



2)



Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan.



3)



Orang tua tidak mendukung



4)



Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.



2.3.8 Antisipasi hambatan 1)



Mencari pasien dengan kelompok usia yang hampir sama.



2)



Pendekatan kepada anak lebih ditingkatkan



3)



Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain.



4)



Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan.



5)



Membatasi waktu bermain



6)



Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.



2.4 Konsep Ular Tangga 2.5 Pengertian Ular Tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular yang menghubungkannya dengan kotak lain .Afriani (2004) 2.6 Manfaat Menurut Afriani (2004), adapun beberapa manfaat yang bisa diambil dari bermain ular tangga adalah sebagai berikut : a. Mengenal kalah dan menang. b. Belajar bekerja sama dan menunggu giliran. c. Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan. d. Merangsang anak belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik-titik yang terdapat pada dadu. e. Belajar memecahkan masalah.



2.4.1 Alat yang di perlukan adalah Untuk bermain dibutuhkan dadu dan papan ular tangga (Afriani, 2004).



BAB 3 SAP TERAPI BERMAIN PADA USIA ANAK (8-12 tahun)



POKOK BAHASAN



: Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit



SUB POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Pada Usia Anak (8-12 tahun) HARI / TANGGAL



: Selasa, 18 Desember 2018



TEMPAT



: Ruang Roudhoh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan



WAKTU



: 60 menit (Jam 10.00-11.00)



1.



TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.



2.



TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) 1. Menstimulus perkembangan motorik anak dan kognitifnya. 2. Menghilangkan / mengurangi perasaan takut dan kecemasan. 3. Mengurangi rasa sakit yang diderita. 4. Memenuhi kebutuhan aktifitas bermain.



3.



JUMLAH PESERTA Jumlah pasien sebanyak 5 anak.



4. SASARAN DAN TARGET Pasien Usia Anak (8-12 Tahun ) yang dirawat di Ruang Shofa Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. 5.



KRITERIA Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang shofa anak yang memenuhi kriteria: 1) Anak usia 8-12 tahun 2) Anak dalam kondisi baik / cukup baik. 3) Tidak mempunyai keterbatasan fisik.



4) Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga. 5) Pasien kooperatif.



6.



SARANA DAN MEDIA 1) Sarana: Ruangan tempat bermain dan Tikar untuk duduk. 2) Media: Dadu dan papan ular tangga



7.



ATURAN BERMAIN 1) Anak dikumpulkan dalam beberapa lingkaran. 2) Masing-masing anak fokus terhadap permainan yang ada di hadapannya. 3) Memberikan kesempatan anak untuk bermain.. 4) Anak tidak boleh berebut mainan.Masing-masing anak akan diberikan alat untuk belajar berinteraksi.



8.



PENGORGANISASISAN Jumlah Leader 1 orang, Co-leader 1 orang, Fasilitator 1 orang dan 1 observer orang dengan susunan sebagai berikut:



9.



1) Leader



: Lilis Maghfuroh, S.Kep.Ns.M.Kes.



2) Co-Leader



: Perawat Ruangan



3) Observer



: Perawat Ruangan



4) Fasilitator : Perawat Ruangan DESKRIPSI TUGAS 1. Leader 1) Memimpin jalannya acara. 2) Membuka pertemuan. 3) Mengatur setting tempat. 4) Menutup kagiatan bermain 2. Co - Leader 1) Membantu tugas dari leader. 2) Menggantikan posisi leader bila diperlukan. 3. Fasilitator 1) Sebagai pemandu jalannya acara.



2) Sebagai tempat bertanya leader dan co-leader tentang kegiatan yang akan dilakukan. 3) Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik. 4. Observer 1) Mengobservasi jalannya acara. 2) Memberi penilaian. 3) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai. 4) Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co-leader. 10.



SETTING TEMPAT



: Leader : Co-leader : Fasilitator : Observer : Peserta terapi bermain : Orang tua peserta



11. SUSUNAN KEGIATAN No



Waktu



Perawat



1



10 menit



Pembukaan: 1. Leader membuka dan mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Memperkenalkan pembimbing 4. Memperkenalkan anak satu persatu dan anak saling berkenalan dengan temannya 5. Kontrak waktu dengan anak



Anak Menjawab salam Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan dan saling berkenalan Mendengarkan



Ket



6. Mempersilahkan Leader 2



3



40 menit



10 menit



Kegiatan bermain: 1. Leader menjelaskan cara permainan 2. Menanyakan pada anak, anak mau bermain atau tidak 3. Membagikan permainan 4. Leader dan Fasilitator memotivasi anak 5. Fasilitator mengobservasi anak 6. Menanyakan perasaan anak Penutup: 1. Leader Menghentikan permainan 2. Menanyakan perasaan anak 3. Menyampaikan hasil permainan 6. Menanyakan perasaan anak 7. Salah satu fasilitator menutup acara 8. Mengucapkan salam



Mendengarkan Mendengarkan Menjawabpertanyaan



Menerima permainan Bermain Bermain Mengungkapkan perasaan Selesai bermain Mengungkapkan perasaan Mendengarkan Mengungkapkan perasaan Mendengarkan Menjawab salam



12. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi struktur yang diharapkan 1) Alat-alat yang digunakan lengkap. 2) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. 2. Evaluasi proses yang diharapkan 1) Terapi dapat berjalan dengan lancar. 2) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik. 3) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi. 4) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya. 3. Evaluasi hasil yang diharapkan 1. Anak mampu berinteraksi dengan pasien sekitarnya. 2. Anak tidak takut lagi. 3.



Anak merasa senang dan terhibur dengan bermain ular tangga



HASIL LAPORAN TERAPI BERMAIN ULAR TANGGA



1. Persiapan Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 15 desember 2018, yang dimulai dengan pembuatan pre planning proposal terapi bermain. Pada tgl 17 desember 2018 kontrak waktu pada kepala ruangan Roudho Rumah sakit muhammadiyah lamongan. Pada saat kontrak waktu dengan kepala ruangan judul terapi bermain yang diajukan diijinkan karena pada saat itu terdapat pasien anak usia 8-12 tzhun. Selanjutnya dilakukan persiapan untuk pelaksanaan terapi bermain dengan menyiapkan peralatan dan medianya.



2. Pelaksanaan 1) Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Waktu terapi bermain sesuai dengan yang direncanakan di pre planning. Kegiatan dilakukan di Ruang terapi bermain roudhoh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan sesuai dengan yang direncanakan di pre planning. 2) Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang berusia 9 tahun, 2 orang beruasia 11 tahun danm 1 orang ber usia 12 tahun. 3) Sebagian besar peserta kooperatif dalam kegiatan tersebut dan hanya ada 1 peserta yang kurang kooperatif. 4) Kegiatan berupa terapi bermain ular tangga.



Adapun susunan acara pada saat terapi bermain ular tangga adalah sebagai berikut: No . 1



Jam



Waktu



Pelaksana



10.00 -10.35



35menit



2



10.35 – 10.40



5 menit



Moderator



Pembukaan : • Membuka kegiatan dengan mengucapkansalam. • Memperkenalkan diri • Menjelaskan tujuan dari terapibermain • Kontrakwaktuanakdan orang tua



3



10.40 – 10.50



10menit



Leader



Kegiatanbermain : • Menjelaskantatacarapelaksanaanterapi bermain ular tangga Memberikan kesempatankepadaanakuntukbertanyaji kabelumjelas • Membantuanakmeniupgelembung dan memecahkan gelembung



Fasilitator



Fasilitator



Kegiatan . Prakegiatan : • Memfasilitasi media terapibermain • Mempersiapkan anggota terapi bermain • Mempersiapkan peserta



• •



Fasilitatormendampingianakdanmemb erikanmotivasikepadaanak Memberikanpujianterhadapanak.



4



10.50 – 10.55



5menit



Moderator dan Fasilitator



Kegiatanpenutup: • Memberikanmotivasikepadaanak • Membagikan reward kepadaseluruhpeserta



5



10.55 – 11.00



5 menit



Moderator dan Fasilitator



Terminasi: • Memberikanmotivasidanpujiankepad aseluruhanak yang telahmengikuti program terapibermain • Mengucapkanterimakasihkepadaanak dan orang tua • Mengucapkansalampenutup



3.



TahapEvaluasi a.



Struktur •



Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang berusia 9 tahun, 2 orang beruasia 11 tahun danm 1 orang ber usia 12 tahun.







Penyelenggaraan



penyuluhan



dilaksanakan



di



ruangShofaanakRumahSakitMuhammadiyahLamongan. MuhammadiyahLamongan. b. Pegorganisasian • Leader



: mampu mengkoordinir kelompok bermain.



• Moderator : mampu mengatur waktu dan kurang percaya diri ketika berbicara didepan • Fasilitator : Tugas dari fasilitator dilaksanakan dengan baik dan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dianataranya adalah untuk memotivasi peserta. • Observer



: Observer sudah cukup baik dalam menjalankan tugasnya.



• Notulen



: Pada saat pelaporan hasil terapi bermain, penyampaian yang



disampaikan notulen kurang jelas. c.



Proses • Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari sabtu tanggal 18 Desember 2018 pada pukul 10.00 WIB. Jadwal ini sesuai dengan yang telah ditentukan. • Sebagian besar peserta kooperatif dalam kegiatan tersebut dan hanya ada 1 peserta yang kurang kooperatif. • Semua peserta mengikuti kegiatan terapi bermain sampai selesai.



d.



Hasil • Semua anak mampu bermain ular tangga. • Terdapat 1 anak yang tidak mampu bermain ular tangga. • Sebagian besar anak nampak senang ketika melakukan terapi bermain.



DAFTAR PUSTAKA



Adriana, Dian .(2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta : Salemba Medika Hidayat,AzizAlimul .(2005).PengantarIlmuKeperawatanAnak1.Jakarta: SalembaMedika Wong, Danna L .2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Anggani Sudono. (2000). Sember belajar dan alat permainan. Jakarta: Grasindo



DAFTAR HADIR



DOKUMENTASI