LK Pak Made [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUHAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.F DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD KLU



OLEH Nama



: Asri Wati Sarifudin



NPM



: 018013525



Semester



:V



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM 2020/2021



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUHAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.F DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD KLU



Nama Mahasiswa



: Asri Wati Sarifudin



NPM



: 018013525



Semester



:V



Asuhan keperawatan ini telah disetujui dan disahkan pada: Hari



:



Tanggal



:



Mahasiswa Asri Wati Sarifudin



Mengetahui Pembimbing Lahan



( Ns.I Made Adnyana,S.Kep )



Pembimbing Akademik



( Ns.Nia Firdiyanti,M.Kep )



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan



ini dengan



judul “Asuhan keperawtan pada pasien gagal ginjal



kronik/GGK“. Laporan ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Praktik Klinik di ruang Hemodialisa RSUD KLU. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis sadar bahwa ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun demi perbaikan sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, baik mahasiswa maupun masyarakat sebagai tambahan wawasan pengetahuan.



Kabupaten Lombok Utara, 05 februari 2021



DAFTAR ISI COVER......................................................................................................................................1 KATA PENGANTAR...............................................................................................................3 DAFTAR ISI..............................................................................................................................4 BAB I TINJAUAN TEORI........................................................................................................5 A. PENGERTIAN................................................................................................................5 B. ETIOLOGI......................................................................................................................5 C. PATOFISIOLOGI...........................................................................................................6 D. KLASIFIKASI................................................................................................................6 E. MANIFESTASI KLINIS................................................................................................7 F.PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................................9 G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN...............................................................10 BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................................11 A. Pengkajian.....................................................................................................................11 B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................16 C. Intervensi Keperawatan.................................................................................................16 D. Implementasi Keperawatan...........................................................................................17 E. Evaluasi Keperawatan...................................................................................................18 BAB III PENUTUP..................................................................................................................28 A. Kesimpulan ..................................................................................................................11 B. Saran .............................................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29



BAB I TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448) Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812) Sesuai dengan topik yang saya tulis didepan cronic kidney disease ( CKD ), pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure ( CRF ), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5 grade, dengan harapan klien datang/merasa masih dalam stage – stage awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat ( stage ) menggunakan terminology CCT ( clearance creatinin test ) dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF ( cronic renal failure ) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila menggunakan istilah CRF. B. ETIOLOGI  Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis 



Penyakit



vaskuler



hipertensif



misalnya



nefrosklerosis



benigna,



nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis 



Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif







Gangguan



kongenital



dan



herediter



misalnya



penyakit



ginjal



polikistik,asidosis tubulus ginjal 



Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis







Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal







Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.







Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis



C. PATOFISIOLOGI Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448). D. KLASIFIKASI Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium : -



Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan penderita asimptomatik.



-



Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.



-



Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia. K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG :



-



Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2



-



Stadium 2



: Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG



antara 60-89 mL/menit/1,73 m2 -



Stadium 3



: kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59



mL/menit/1,73m2 -



Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2



-



Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.



Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus : Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg ) 72 x creatini serum Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85 E. MANIFESTASI KLINIS 1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369): a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah. 2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan



berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi)



3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: a. Gangguan kardiovaskuler Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema. b. Gannguan Pulmoner Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels. c. Gangguan gastrointestinal Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia. d. Gangguan muskuloskeletal Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas. e. Gangguan Integumen kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh. f. Gangguan endokrim Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.



g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium



dan



dehidrasi,



asidosis,



hiperkalemia,



hipomagnesemia,



hipokalsemia. h. System hematologi anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.



F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain : 1. Pemeriksaan lab.darah 



Hematologi



: Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit







RFT ( renal fungsi test )



: Ureum dan kreatinin







LFT (liver fungsi test )







Elektrolit



: Klorida, kalium, kalsium







koagulasi studi



: PTT, PTTK







BGA



2. Urine 



urine rutin







urin khusus : benda keton, analisa kristal batu



3. Pemeriksaan Kardiovaskuler 



ECG







ECO



4. Radidiagnostik 



USG abdominal







CT scan abdominal







BNO/IVP, FPA







Renogram







RPG ( retio pielografi )



G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu : 1. Konservatif 



Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin







Observasi balance cairan







Observasi adanya odema







Batasi cairan yang masuk



2. Dialysis 



Peritoneal Dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut



adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial



Dialysis ) 



Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :







AV fistule : menggabungkan vena dan arteri







Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )



3. Operasi 



Pengambilan batu







Transplantasi ginjal



PATHWAY CKD (Chronic Kidney Disease)



Hipertensi



SLE



Diabetus Melitus



Nefrolitiasis



















Vasokontriksi sistemik



Poliferasi sel endotel dans esogium



Hiperglikemia



Obstruksi saluran kemih















Glikolisis protein



Nekrosis glomerulus







Penekanan pada syaraf disekitar ginjal



↓ Tekanan dinding arteri↑















Proses inflmasi di



Keruskan vaskuler di ginjal ↓ Aliran darah di ginjal menurun



Faktor Resiko - Genetik - Usia - Infeksi



Kerusakan di ginjal ↓ ↓GFR, hipertrofi ↓fungsi ginjal



MK: Resiko Ketidakseimbangan Perfusi Jaringan Renal



↓ Gangguan mekanisme regulasi dan



Sekresi protein terganggu



Retensi Na+











Penumpukan protein dalam darah



Total CES ↑ ↓ Tekanankapiler↑ ↓



Perpospetemi ↓ Pruritus/gatal-gatal ↓ MK: Gangguan Elektrolit dalam tubuh↓ ↓ Pusing dan lemas



Volume darah↑



Gangguan ↓ keseimbangan asam basa Keluarnya cairan ke ekstravaskuler ↓ ↓ ↑asamlambung Preload ↑ ↓ ↓ Nasuea/muntah Bebanjantung↑ ↓ ↓ Perubahan napas berbau ammonia











MK: Ketidakseimbangan



Kehilangan nafsu makan (anoreksia)



↓Sekresi eritropoitis ↓ Produksi Hb↓ ↓ Oksihemoglobin↓ ↓ Suplai O2 jaringan menurun ↓ Metabolisme anaerob ↓ Penumpukan asam laktat di otot ↓ Nyeri pada sendi MK: Resiko Cidera



Kerja jantung> ↓ Beban jantung↑ ↓ Payah jantung ↓ Cardiac output ↓ ↓ Suplai O2ke otak berkurang ↓ Suplai O2 ke jaringan perife Hipoksia jaringan otak rberkurang ↓ ↓ Keruskan sel-sel otak ↓ Kulit pucat, akral dingin, dan Penurunan kesadaran sianosis ↓ ↓ MK: Ketidakseimbangan Perfusi Jaringan Otak



Kerja ventrikel kiri↑ ↓ Tekanan a.pulmonaris↑ ↓ Masuknya cairan ke dalam rongga paru ↓ Edema paru ↓ Gangguan pertukaran O2 di alveoli ↓ MK: Gangguan Pertukaran Gas MK: Ketidakefektifan Pola Napas



CKD Stage V GFR >



Perubahan keseimbangan cairan







↓ Aktivasi SSP ke hypothalamus ↓ Rangsangan untuk mual dan muntah ↓ Elektrolit berkurang dalam tubuh ↓



MK: Resiko Perdarahan Infeksi MK: MK:Resiko Mual



BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.F DI RUANG HD A. Pengkajian 1. Biodata pasien: Nama



: Ny.F



Umur



: 56 th



Jenis kelamin



: Perempuan



Suku/Bangsa



: Sasak



Agama



: Islam



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Pendidikan



:-



Status perkawinan: Kawin Alamat



: Tanak Song



Tgl MRS



: 02 Februari 2021



Diagnosa Medis : CKD Stg V ec PNC HT Stg II 2. Identitas penanggung jawab Nama



: Nn.M



Usia



: 25 Th



Jenis kelamin



: Perempuan



Pekerjaan / Sumber penghasilan



: Pedagang



Hubungan dengan klien



: Anak



3. Keluhan utama Kelebihan volume cairan 4. Riwayat kesehatan a. Riwayat Kesehatan sekarang



:



Pasien menjalani HD rutin : Saat dikaji klien mengatakan badannya terasa lemas, selama dirumah ia mengatakan sulit untuk tidur jika mendengar kebisingan disekitarnya, saat menjelani HD rutin klien juga nampak kesulitan untuk istirahat. b. Riwayat kesehatan masa lalu Klien memiliki riwayat penyakit DM.



:



c. Riwayat kesehatan keluarga



:



Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular/keturunan seperti DM,CKD/GGK dll. d. Genogram



:



Tidak terkaji dikarenakan klien tidak memiliki riwayat penyakit menular/keturunan seperti DM,CKD/GGK dll. 5. Pola Kebutuhan Dasar (Virginia Handerson) a. Oksigenasi 



RR







Alat bantu pernapasan : Klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan







Suara Tambahan



: 21x/menit : Tidak terdengar adanya bunyi atau suara nafas



tambahan b. Nutrisi 



Sebelum sakit



: sebelum sakit klien selalu menghabiskan porsi



makanan yang disediakan dan menghabiskan air >1 liter 



Setelah sakit



: klien mengatakan tidak ada perbedaan atau perubahan



dengan pola makan atau asupan nutrsi sebelum dan sesudah sakit hanya saja asupan cairan yang dikonsumsi



jelas terlihat perbedaanya. Klien juga



mengatakan ia minum dalam jumlah yang sedikit c. Eliminasi (BAB & BAK) 1. BAB 



Sebelum sakit klien BAB 1-2 x sehari , yaitu pagi dengan konsistensi lembek, bau khas ,warna kuning.







Setelah sakit klien BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning ada sedikit lendir



2. BAK 



Sebelum sakit klien biasa BAK 5-6 kali/hari dengan warna urine kuning,jernih ,bau khas







Selamat sakit klien BAK 2-3x/hari tetapi urine yang keluar sangat sedikit , dengan warna urine kuning kemerahan. Tetapi jumlah urine yang keluar pada saat klien bangun tidur cukup banyak .



d. Aktifitas / mobilitas fisik Selama sakit klien mengatakan aktivitasnya cukup terganggu namun ia masih bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri e. Istirahat dan tidur Klien memiliki gangguan pola tidur, ia sensitif terhadap kebisingan , keluarga klien juga mengatakan bahwa klien sering terjaga dimalam hari dan akan sulit untuk kembali tertidur. f. Pola berpakaian Klien mampu berpakaian secara mandiri g. Kebutuhan bekerja Klien tidak melakukan pekerjaan yang berat selama ia sakit. h. Pola mempertahankan temperatur tubuh Klien memakai pakaian tipis saat panas dan dilakukan secara mandiri i. Personal hygiene 



Mandi



: Dilakukan secara mandiri, dengan frekuensi < 2 kali dalam



sehari 



Cuci rambut : Dilakukan secara mandiri dengan frekuensi < 2 kali dalam seminggu







Potong kuku : Dilakukan secara mandiri dengan frekuensi tidak menentu tergantung dengan kondisi kuku klien jika panjang ia langsung memotongnya







Gososk gigi : Dilakukan secara mandiri dengan frekuensi < 3 dalam sehari



j. Rekreasi Klien tidak melakukan rekreasi apapun diluar rumah dikarenakan kondisi pandemi covid-19 saat ini. Namun sebelum sakit klien biasanya bepergian dengan keluarganya untuk silahturahmi terutama saat hari raya idul fitri. Selama berada dirumah klien sering menghabiskan waktunya dengan menonton televesi. k. Pola rasa aman dan nyaman Klien Merasa nyaman bersama keluarga Klien mengeluh nyeri hanya pada saat proses penusukan l. Pola berkomunikasi Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia terkadang klien juga berkomunikasi dengan bahasa sasak pada saat dikaji. Tidak ada hambatan pada saat berbicara.



m. Pola spiritual Klien tidak melaksanakan ibadah atau sholat 5 waktu saat ia rasa badannya benarbenar dalam keadaan lemas n. Pola belajar Klien sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakitnya. Klien sudah mengetahui tentang apa yang menyebabkan ia Mengidap GGK, klien juga sudah mengetahui tentang makanan apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan . 6. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : Composmentis b. Tanda – tanda vital 1) Suhu



: 37,1 ˚C



2) Nadi



: 50x/menit



3) Pernafasan



: 20x/menit



4) Tekanan darah



: 157/84 mmHg



5) BB pre HD



: 47,3 kg



6) UF Goal



: 1,500 L



7) UF Rate



: 0,375



8) Time



: 4 jam



c. Kepala 1) Rambut rontok : Tidak ada keluhan rambut rontok 2) Neuro : Penurunan kesadaran



: klien Tidak mengalami penurunan kesadaran



Nyeri (pusing)



: klien mengeluh cukup pusing saat proses HD dimulai



Kejang karena keracunan pada SSP



: klien tidak mengalami kejang



Kelemahan karena suplai O2 kurang



: tidak ada keluhan lemah



3) Mata  Konjungtivita nampak anemis  Sklera tidak ikterik 4) Hidung Tidak nampak pernapasan cuping hidung



5) Mulut Tidak terlihat adanya stomatitis d. Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis atau hypertiroid e. Dada : 1. Inspeksi 



Pola pernapasan : klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan RR 20x/menit,







Bentuk dada simetris antara kuadran kiri dan kanan



2. Palpasi 



Tidak ada peningkatan taktil fremitus







Ekspansi dada bergerak secara simetris



3. Perkusi 



Suara paru terdengar sonor



4. Auskultasi 



Tidak terdengar suara nafas tambahan seperti wheezing dll.



f. Abdomen 1. Inspeksi 



Tidak nampak adanya lesi







Tidak nampak adanya Warna kemerahan di sekitar abdomen







Perut klien terlihat buncit







Abdomen tampak simetris



2. Auskultasi 



Bising usus terdengar normal yakni 29x/menit ( Normal bising usus:5-34x/menit)



3. Perkusi 



Kuadran kanan atas bunyi pekak dan kuadran kiri bawa terdengar bunyi redup







Kuadran kiri atas dan kuadran kiri bawah bunyi pekak



4. Palpasi 



Tidak teraba adanya edema







Tidak adanya nyeri tekan



g. Ekstremitas Klien mengalami Edema perifer di ekstremitas bawah didaerah lutut/patela h. Integument Kulit klien nampak kering 7. intra HD a. Suhu



: 37,1˚C



b. Nadi



: 60x/menit



c. Pernafasan



: 20 x/menit



d. Tekanan Darah



: 157/64 mmHg



e. Keluhan Selama Hd



: Mengeluh nyeri diarea penyuntikan



f. Nutrisi 1. Nutrisi harian pada pasien GGK stadium 5 (Hemodialisis) 



Protein



: ≥1.2 g/kg/hari dengan paling sedikit 50% HBV







Energi



: ≥ 60 tahun : 30-55 kkal/kg < 60 tahun : 35 kkal/kg







Fosfat



: 900 mg/hari atau 7 mg/kg/hari







Sodium



: 2000-3000 mg/hari (88-130 mmol/hari)







Potasium



: 40 mg/kg atau kira-kira 2000-3000 mg/hari (50-80



mmol/hari) 2. Minuman 



Cairan



: 500-1000 mL/hari ditambah jumlah urin perhari







Kalsium



: 800mg/hari







Vitamin dan mineral 1. Vitamin C : 60-100mg 2. Vitamin B6



: 5-10 mg



3. Asam folat



: 0,8-1 mg



4. DRI untuk yang lain,zinc tersendiri,kalsium,besi & vitamin D



g. Catatan catatan observasi selama proses hemodialisa Jam



PASIEN



MESIN



Masalah/T Petugas indakan



TD



Nadi Blood flow rate



13.00



157/64



50



180



14.00



157/64



50



15:00



157/64



16:00 17.00



Vena Presur e



Ultra Fitras i Goal



Ultra Fitras i Rate 0,375



Utra Fitrasi Remov ed 0,0



68



1,5



HD Mulai



200



70



1,5



0,375



0,375



Lancar



50



200



71



1,5



0,375



0,75



Lancar



157/64



50



200



73



1,5



0,375



1,125



Lancar



157/64



50



200



75



1,5



0,375



1,5



HD Selesai



8. Pemeriksaan Laboratorium Klien tidak melakukan pemeriksaan laboratorium 9. Penggunaan/konsumsi Obat Tidak ada resep/obat tertentu yang konsumsi pasien 10. Post HD a. keadaan umum : composmentis b. tanda-tanda vital 1) Suhu



: 36,5 ˚C



2) Nadi



:50x/menit



3) Pernafasan



: 20x/menit



4) Tekanan Darah



:155/64 mmHg



5) Bb Post Hd



:45,9 Kg



6) Jumlah Cairan yang dikeluarkan



: 1,500 ml



ANALISA DATA NO 1



DATA DS: klien mengeluh BB meningkat DO: Edema perifer Pre HD: S : 37,1 ˚C N : 50x/menit RR : 20x/menit TD : 157/84 mmHg BB pre HD : 47,3 kg



ETIOLOGI



MASALAH



Diabetus Melitus ↓ Hiperglikemia ↓



Kelebihan Volume cairan



kerusakan membrane filtrasi glumerulus ↓ Kerusakan di ginjal ↓ Penurunan fungsi ginjal



Post HD S : 36,5 ˚C N : 50x/menit RR : 20x/menit TD : 155/64 mmHg BB post HD : 45,9 kg



↓ CKD ↓ Retensi Na ↓ Volume darah meningkat ↓ Cairan keluar di ekstravaskuler ↓ Edema perifer ↓ Kelebihan volume cairan



2



DS :      



Mengeluh sulit tidur Mengeluh sering terjaga Mengeluh tidak puas tidur Mengeluh pola tidur berubah Mengeluh istirahat tidak cukup Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun



Diabetus Melitus ↓ Hiperglikemia ↓ kerusakan membrane filtrasi glumerulus ↓ Kerusakan di ginjal ↓ Penurunan fungsi ginjal



Gangguan pola tidur



↓ DO: klien nampak mengantuk



CKD ↓ Kebisingan ↓ Asam laktat menumpuk diotot ↓ Kebisingan ↓ Keluhan sering terjaga ↓ Gangguan pola tidur



3



DS: 



Mengeluh lelah







Merasa lemah







Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas



DO: 



TD berubah







Sianosis



intoleransi aktivitas Diabetus Melitus ↓ Hiperglikemia ↓ kerusakan membrane filtrasi glumerulus ↓ Kerusakan di ginjal ↓ Penurunan fungsi ginjal ↓ CKD ↓ Produksi Hb menurun ↓ Asam laktat menumpuk diotot ↓ Kelemahan ↓ Keluhan lemah, lelah



↓ 4



DS: DO: -



5



DS: DO:Kondisi Klinis terkait Gagal ginjal kronis



Intoleransi aktivitas Mendapatkan terapi hemodialisa ↓ Pengeluaran cairan sebanyak 1,500 L ↓ Resiko kekurangan volume cairan Mendapatkan terapi hemodialisa ↓ insersidi v. cubity selama proses hemodialisa ↓ Saat dilakukan pelepasan terdapat rembesan darah>> ↓ Beresiko terjadinya Perdarahan



Resiko hipovolemia



Resiko infeksi



↓ Resiko infeksi



B. Diagnosa Keperawatan 1. Kelebihan volume cairan / Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan,kelebihan asupan natrium d.d edema perifer 2. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan ( kebisingan) d.d mengeluh sering terjaga, mengeluh istirahat tidak cukup 3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh nyeri,merasa lemah, 4. Resiko hipovolemia 5. Resiko infeksi



C. Intervensi Keperawatan No 1



Diagnosa



Tujuan dan kriteria hasil



Intervensi



Kelebihan volume cairan / Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan,kelebihan asupan natrium d.d edema perifer



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x4 jam klien diharapkan dengan kriteria hasil SLKI:Keseimbangan cairan  Asupan cairan meninggkat  Kelembaban membran mukosa meningkat  Asupan makanan meningkat  Edema menurun  Tekanan darah membaik  Membran mukiosa membaik  Tugor kulit membaik  Berat badan membaik



SIKI: Manajemen Hemodialisis Observasi  Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodiallis  Identifikasi kesiapan hemodialis Monitor tanda vital, tanda tanda pendarahan, dan respons selama dialisis  Monitor tandatanda vital pasca hemodialisis Terapeautik  Siapkan peralatan hemodialisis Lakukan prosedur dialisis dengan prinsip aseptic  Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan  Atasi hipotensi selama proses dialisis  Hentikan hemodialisis jika mengalami kondisi yang membahayakan  Ambil sampel



Rasional 



 







 



















Bertujuan untuk mengetahui status volume cairan klien melalui berat badan Bertujuan untuk mengetahui berat badan ideal klien Bertujuan untuk memantau asupan yang masuk dan keluar Bertujuan untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar serta memantau karakteristik dari urin klien Bertujuan untuk mengevaluasi status cairan klien Bertujuan untuk mengevaluasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit klien Bertrujuan untuk mengetahui keadaan umum klien Bertujuan untuk mengetahui tanda dan gejala kelebihan volume cairan klien Bertujuan untuk mengetahui lokasi dan derajat edema bila ada Bertujuan untuk memberikan cairan dan asupan kalori klien



darah untuk mengevaluasi keefektifan hemodialis Edukasi  Jelaskan tentang prosedur hemodialisis  Ajarkan pembatasan cairan, penanganan insomnia, pencegahan infeksi akses HD, dan pengenalan tanda perburukan kondisi Kolaborasi 



2



Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan (kebisingan) d.d mengeluh sering terjaga, mengeluh istirahat tidak cukup







Bertujuan untuk memberikan cairan yang tepat



Kolaborasi pemberian heparin pada blood line, sesuai indikasi



Setelah dilakukan Dukungan pola tindakan keperawatan tidur selama 1 x 4 jam diharapkan dengan Observasi kriteria hasil  Identifikasi SLKI: Pola Tidur pola aktivitas  Keluhan sulit /tidur tidur meningkat  Identifikasi  Keluhan sering faktor terjaga meningkat pengganggu  Keluhan tidak tidur fokus meningkat  Identifikasi  Keluhan pola makanan dan tidur berubah minuman yang  Keluhan istirahat mengganggu tidak cukup pola tidur meningkat  Identifikasi  Kemampuan obat tidur yang beraktivitas dikonsumsi menurun  Terapeautik























Mengetahui kesadaran, dan kondisi tubuh dalam keadaan normal atau tidak. Untuk mengetahui kemudahan dalam tidur. Untuk mengetahui tingkat kegelisahan. Untuk mengidentifikasi penyebab aktual dari gangguan tidur. Untuk memantau seberapa jauh



  



 







 















3



Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 4jam diharapkan dengan



Modifikasi lingkungan Batasi waktu tidur siang Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur Tetapkan jadwal rutin Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan Sesuaikan jadwal pemberian obat dan atau tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga edukasi Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur Anjurkan menghindari makanan/ minuman yang menganggu tidur Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya



SIKI: manajemen energi observasi  Identifikasi



  



















 



dapat bersikap tenang dan rilex. Untuk membantu relaksasi saat tidur. Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi, Berkemih malam hari dapat mengganggu tidur. Kenyaman dalam tubuh pasien terkait kebersihan diri dan pakai. Memudahkan dalam mendapatkan tidur yang optimal. Untuk menenangkan pikiran dari kegelisahan dan mengurangi ketegangan otot Pemberian obat sesuai jadwalnya.



Untuk mngindari terjadinya letih. Membantu derajad dekompensasi



nyeri,merasa lemah



kriteria hasil SLKI : Toleransi aktivitas  Saturasi oksigen meningkat  Keluhan lelah menurun  Dispnea saat beraktivitas menurun  Perasaaan lelah menurun  Perasaan lemah menurun  Sianosis menurun  Warna kulit membaik  frekuensi napas membaik



gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan  Monitor kelelahan fisik dan emosional Terapeautik  Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus  Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan Edukasi  Anjurkan tirah baring kolaborasi  Kolaborasi tentang peningkatan asupan nutrisi pada klien























4



Resiko hipovolemia



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 4jam diharapkan dengan



SIKI: Manajemen Hipovolemi Observasi  Periksa tanda



jantung dan pulmonal penurunan TD, takikardia, disritmia, takipnea adalah indikasi intoleransi jantung terhadap aktivitas. Aktivitas yang berlebihan akan memperburuk keadaan klien. Jika beraktivitas dengan teratur maka terhindar dari cedra. Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri tentang tehnik perawatan diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen. Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri tentang manajemen waktu untuk mencegah kelelahan. Dengan melakukan terapi fisik dapat menghilangkan rasa letih dan lemah pada klien.







Diet adalah salah satu cara penatalaksanaan yang dilakukan untuk mengatasi klien dengan masalah pada jantung.







Mengetahui keadaan umum klien



kriteria hasil SLKI : Status Cairan  kekuatan nadi membaik  turgor kulit membaik  perasaan lemah menurun  membran mukosa membaik  kadar Hb membaik  suhu tubuh membaik



5



Resiko infeksi



dan gejala hipovolemia  Monitor intake cairan Terapeautik  Hitung kebutuhan cairan  Berikan posisi trandelenburg  Berikan asupan cairan oral Edukasi  Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral  Anjurkan meghindari posisi mendadak



Kolaborasi  Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis  Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis  Kolaborasi pemberian cairan koloid  Kolaborasi pemberian produk darah Setelah dilakukan SIKI: pencegahan tindakan keperawatan infeksi selama 1x4jam Observasi diharapkan dengan  Monitor tanda kriteria hasil dan gejal SLKI : tingkat infeksi infeksi Terapeautik  Kebersihan  Batasi jumlah tangan dan badan pengunjung meningkat  Berikan  Nafsu makan perawatan kulit meningkat pada area







membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan dan derajat kekurangan cairan







Untuk mengetahui tanda infeksi dan perubahan suhu , nyeri , perdarahan serta mengetahui hasil abnormal yang terjadi pada pasien Mengetahui tanda dan gejala infeksi pada pasien Memulihkan



 



       



Demam menurun Kemerahan menurun Nyeri menurun Bengkak menurun Cairan berbau busuk menurun Letargi menurun Kadar sel darah putih membaik Kultur urine, darah, sputum ,area luka, feses membaik



edema  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien  Pertahankan teknik aseptik pada pasien resiko tinggi Edukasi  Jealaskan tanda dan gejal infeksi  Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar  Ajarkan etika batuk  Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi  Ajarkan cara meningkatkan asupan nutrisi  Ajarkan cara meningkatkan asupan cairan Kolaborasi 



Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu







kondisi pasien Memberikan antibiotic yang sesuai



D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No.



Tgl



Jam



Tindakan



Evaluasi



DX 1



1 1 1



Pelaksana 02,02,2021 12:00



1,2,3







Memeriksa TTV pre HD



keluhan post HD







Memberikan posisi nyaman



O: Berat badan klien







Melakukan pengkajian







Memberikan edukasi tentang teknik relaksasi dan distraksi (dzikir) untuk mengatasi nyeri dan gangguan pola tidurnya



13: 00



13:00



13:00







17:00 



1



BB post HD : 45,9 Kg) A: Masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi pada kontrol rutin



Melakukan pemantauan mesin Dx 2: Gangguan Pola HD tidur Membantu kebutuhan pasien S: Klien mengatakan Mencatat cairan istirahat tidurnya masuk dan cairan keluar selama HD selama HD mulai







1



(BB Pre HD: 47,3 kg







1



1



post HD membaik



Melakukan pemantauan vital sign



1 16:57



mengatakan ada







1 13:10



Volume Cairan







12,30



12:40



DX: 1 Kelebihan



S: klien tidak







12:30



Membantu menyiapkan mesin dan dializer Menimbang BB pre HD



12:30



1 1



Nama/Paraf



17:00



Membantu Mengakhiri HD dengan teknik aseptik







Mengobservasi keadaan umum dan vital sign







Menimbang BB setelah HD



17:10



selanjutnya



nyaman O: Klien nampak memejamkan matanya sambil berdzikir A: Masalah Teratasi



1



17:10



sebagian P: Anjurkan klien untuk melanjutkan intervensi dirumahnya Dx 3: Intoleransi Aktivitas S: Klien mengatakan perasaan lemasnya menurun O: klien nampak nyaman saat posisi tidurnya diatur A: masalah teratasi sebagian P: hentikan intervensi



DISCHARGE PLANNING 1) Obat-Obatan Yang Disarankan



: Tidak ada obat yang disarankan



2) Makanan / Minuman Yang Dianjurkan : a. Nutrisi harian pada pasien GGK stadium 5 (Hemodialisis) 



Protein



: ≥1.2 g/kg/hari dengan paling sedikit 50% HBV







Energi



: ≥ 60 tahun : 30-55 kkal/kg < 60 tahun : 35 kkal/kg







Fosfat



: 900 mg/hari atau 7 mg/kg/hari







Sodium



: 2000-3000 mg/hari (88-130 mmol/hari)







Potasium : 40 mg/kg atau kira-kira 2000-3000 mg/hari (50-80 mmol/hari)



b. Minuman 



Cairan







Kalsium : 800mg/hari







Vitamin dan mineral







Vitamin C



: 60-100mg







Vitamin B6



: 5-10 mg







Asam folat



: 0,8-1 mg







DRI untuk yang lain,zinc tersendiri,kalsium,besi & vitamin D



: 500-1000 mL/hari ditambah jumlah urin perhari



3) Rencana Hd / Kontrol Selanjutnya : selasa & Jum’at siang 4) Catatan



: tidak ada catatan tambahan



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ginjal adalah salah satu organ utama system kemih atau uriner yang bertugas menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Gagal ginjal kronik merupakan kelanjutan dari beberapa jenis penyakit, seperti glomerulonefritis, penyakit endokrin, infeksi kronis, kelainan bawaan, obstruksi ginjal, penyakit vaskuler, penyakit jaringan, obat – obatan yang merusak ginjal misalnya pemberian terapi aminoglikosida dalam jangka panjang. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Adapun saran-saran adalah sebagai berikut: 1. Pasien Apabila sudah mengetahui dan memahami gejala dari penyakit GGK hendaknya segera membawa pasien kerumah sakit agar dapat dilakukan tindakan keperawatan. 2. Perawat Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara teoritis maupun praktek tentang penyakit GGK agar dapat melakukan tindakan keperawatan. 3. Rumah Sakit Bagi rumah sakit hendaknya melengkapi fasilitas rumah sakit sehingga pada penderita GGK mendapatkan ruangan dan fasilitas medis yang seharusnya ada sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan untuk mengurangi dari gejala dan komplikasi penyakit GGK.



DAFTAR PUSTAKA 1. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC 2. Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC 3. Doenges, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC. 4. Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River 5. Kasuari. 2002. Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Patofisiology. Magelang. Poltekes Semarang PSIK Magelang 6. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius 7. Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)  Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River 8. Nanda. 2005. Nursing Diagnoses Definition dan Classification. Philadelpia 9. Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni 10. Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika 11. Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika