20 0 88 KB
FORMAT DOKUMENTASI PENGKAJIAN
Ruang Rawat Tanggal Rawat No.Medrec Tanggal Pengkajian Diagnosa Medis Sumber Data
: Glasiol Atas RSUD Sukoharjo : 12 April 2015 :: 15 April 2015 : Ulkus DM :-
A. IDENTITAS KLIEN Nama/Inisial : Tn. S Umur : 64 Tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Pendidikan :Pekerjaan : Buruh Agama : Islam Status Marital : Sudah Menikah Suku / Bangsa : Jawa Alamat : Jagangan RT 01 RW 05 Gadingan Mojolaban B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama/Inisial : Umur :Jenis Kelamin : Pekerjaan :Alamat :Hubungan Dengan Klien :C. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri 2. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit pasien masih bekerja sebagai buruh serabutan dan pasien merasakan badannya lemas, pusing kurang lebih selama 3 hari dan hanya ditahan serta kakinya bengkak yang sudah beberapa hari dan dibiarkan saja. Pasien juga mengatakan bahwa apabila gula darahnya meningkat muncul luka-luka melepuh pada
daerah kakinya, akan tetapi apabila kadar gulanya normal lagi luka melepuh tersebut akan sembuh dengan sendirinya. Pasien tidak mengetahui bagaimana saat gula darahnya naik atau drop karena gejala yang dialami selalu sama yaitu melepuh. Pasien biasanya memeriksakan ke dokter terdekat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga dari pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, tapi anak keempat dari pasien menderita penyakit DM tapi belum parah. D. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI No 1
Pola Kebiasaan Seharihari Pola nutrisi : Makan Frekuensi makan Nafsu makan Jenis makanan Porsi Keluhan Minum Frekuensi minum Jenis minuman
2
Pola Eliminasi : BAK Frekuensi Warna Bau Keluhan BAB Frekuensi Warna Bau Konsistensi Waktu
Sebelum Sakit 3x sehari Baik Sayur, lauk pauk, nasi Satu Porsi Tidak ada
Saat Sakit
3x sehari Kurang baik Bubur nasi, lauk, sayur bening Satu porsi Diit DM
6-8 gelas Kopi, teh hangat, air putih
5-7 gelas Air putih, teh tawar
-
-
-
-
3
4
Keluhan Pola Personal Hygiene : Mandi Frekuensi Penggunaan sabun Oral hygiene Frekuensi Penggunaan pasta gigi Cuci rambut Frekuensi Penggunaan shampoo Pola istirahat dan tidur Lama tidur Tidur siang Keluhan
-
-
-
-
E. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum : Composmentis 2. Tanda Vital a. Suhu : 36,4˚C b. Tekanan Darah : 110/70 mmHg c. Nadi : 84 x/menit d. Respirasi : 20 x/menit 3. Kepala a. Rambut dan kulit kepala Rambut pasien berwarna hitam, beruban, bersih, tidak ada nyeri tekan maupun lesi dikepala. b. Mata Mata simetris, ada sedikit gangguan penglihatan yaitu kabur hilang timbul c. Hidung Hidung simetris, tidak ada secret, bersih, fungsi penciuman baik mampu membedakan antara bau kopi dan minyak wangi, tidak ada lesi atau luka d. Mulut dan Faring Mulut simetris, tidak ada lesi, tidak sariawan, mukosa bibir lembab, fungsi indra pengecapan berfungsi dengan baik, lidah berwarna merah muda keputihan, gigi utuh.
e. Telinga Telinga simetris kanan dan kiri, ada sedikit secret ditelinga, tidak ada luka atau lesi, tidak ada nyeri tekan. f. Kulit dan otot wajah g. Leher dan bahu Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan, fungsi menelan berfungsi dengan baik h. Dada i. Abdomen Inspeksi
: ditemukan ada bekas luka di bagian perut bawah bekas operasi hernia tahun 2010, bekas luka baik, perut terlihat buncit. Auskultasi : bunyi peristaltic usus terdengar 15 kali/menit. Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : tympani, perut tidak kembung j. Punggung k. Ekstremitas atas l. Ekstremitas bawah Pada kaki bagian kanan bawah ada luka bekas operasi yang dibalut dengan perban, jempol kaki kanan terdapat jaringan mati berwarna hitam pekat, teraba keras, kaki nyeri, pasien mampu berjalan dibantu keluarga. m. Genetalia Organ genital bersih, tidak terpasang Dower Cateter (DC), tidak ada nyeri
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium 2. Pemeriksaan diagnostic lain G. TERAPI - Infuse asering 500 ml 20 tpm - Infus - Metronidazole 100 ml 1 kali 24 jam 60 tpm - Infuse RL 500 ml 20 tpm - Injeksi omeprazole 1 kali 24 jam - Injeksi ceftriaxone 1 kali 24 jam - Injeksi ketorolac 3/8 jam - Injeksi antalgin 1/12 jam - Injeksi novorapid 6 unit H. ANALISA DATA Data DS :
Etiologi Riwayat DM
- Pasien mengatakan kaki nyeri.
kulit/jaringan b.d Defisiensi insulin
- Pasien mengatakan apabila gula darahnya
pada daerah
kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit
Penurunan pemakaian glukosa oleh sel
meningkat muncul luka-luka melepuh
Masalah Gangguan integritas
Anabolisme protein menurun
kakinya. Kerusakan pada antibodi DO : - Jempol kaki kanan
Kekebalan tubuh
terdapat jaringan
menurun
mati berwarna hitam pekat.
Neuropati sensori perifer
- Kaki bagian kanan bawah ada luka
Nekrosis luka
bekas operasi yang dibalut dengan
Ulkus
perban. Post Op Gangguan integritas kulit
DS : -
Riwayat DM Pasien mengatakan
kadar glukosa darah b.d Defisiensi insulin
tidak rutin memeriksakan gula darahnya ke
Penurunan pemakaian glukosa oleh sel Resiko ketidakstabilan kadar glukosa
DO : -
Pasien tidak mengetahui bagaimana saat gula darahnya naik ataupun drop karena gejala yang dialami selalu
kurang terpapar informasi tentang manajemen
klinik atau dokter terdekat.
Risiko ketidakstabilan
diabetes
sama yaitu melepuh. I.
PRIORITAS MASALAH 1.
Gangguan integritas kulit/jaringan b.d kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit
2. . Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes J.
RENCANA KEPERAWATAN N O 1.
Diagnosis Keperawatan (SDKI) Gangguan integritas
OUTCOME (SLKI) Setelah dilakukan
INTERVENSI (SIKI) Perawatan Luka :
kulit/jaringan b.d kerusakan
asuhan
Observasi
jaringan dan/ atau lapisan kulit.
keperawatan
- Monitor
selama 2 x 24 jam
karakteristik
maka tercapai
luka.
“Integritas kulit dan jaringan” : - Kerusakan jaringan menurun - Kerusakan lapisan kulit menurun. - Nyeri menurun.
- Monitor tandatanda infeksi. Terapeutik - Lepaskan balutan dan plester secara perlahan. - Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersihan nontoksik, sesuai kebutuhan. - Pasang balutan sesuai jenis
luka. - Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka. - Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase. Edukasi - Jelaskan tanda dan gejala infeksi. - Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri. Kolaborasi - Kolaborasi prosedur debridement. 2.
Risiko ketidakstabilan kadar
Setelah dilakukan
Manajemen
glukosa darah b.d kurang
asuhan
Hiperglikemia
terpapar informasi tentang
keperawatan
Observasi
manajemen diabetes.
selama 2 x 24 jam
- Identifikasi
maka tercapai
kemungkinan
“Kestabilan kadar
penyebab
glukosa darah” :
hiperglikemia.
- Pusing menurun.
- Monitor kadar glukosa darah,
- Lelah/lesu menurun. - Kadar
jika perlu. - Monitor tanda dan gejala
glukosa
hiperglikemia
dalam darah
(mis. Poliuria,
membaik.
polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala). - Monitor intake dan output cairan. - Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi. Terapeutik - Berikan asupan cairan oral. - Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau buruk. Edukasi - Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri. - Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga. - Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan, cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan). Kolaborasi - Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu. - Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu. - Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu.