LP Askep Perdarahan Post Partum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MATERNITAS “KOMPLIKASI POST PARTUM” ( HEMORAGIC POST PARTUM ) Dosen Pembimbing: Baiq Dewi Harnani R, SST, M.Kes



Disusun Oleh : Kelompok 8 1. Achmad Thobib A.



(P27820317043)



2. Ilham Fahmi A.R.



(P27820317044)



3. Lukmananti Maysa R.W.



(P27820317069)



4. Saphira Melati P.



(P27820317079)



Tingkat 2 reguler B POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2018/2019



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki, dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Baiq Dewi Harnani R, SST, M.Kes Selaku dosen mata kuliah Maternitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi KOMPLIKASI POST PARTUM ( HEMORAGIC POST PARTUM ). Kami juga menyadari bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Surabaya, 20 Februari 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI COVER ............................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2 1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 2 1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 2 1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2 1.3.1 Bagi Pemerintah dan Instansi Kesehatan .............................................. 2 1.3.2 Bagi Profesi Keperawatan .................................................................... 2 1.3.3 Bagi Mahasiswa Keperawatan .............................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3 2.1 Defini .............................................................................................................. 3 2.2 Etiologi............................................................................................................. 3 2.2.1 Atonia Uteri ........................................................................................... 3 2.2.2 Luka Jalan Lahir ..................................................................................... 4 2.2.3 Retensio Plasenta................................................................................... 4 2.2.4 Gangguan Pembekuan Darah ................................................................ 5 2.3 Patofisiologi ..................................................................................................... 5 2.4 Manifestasi Klinis............................................................................................. 6



iii



2.5 Kriteria Diagnosa ............................................................................................. 6 2.6 Penatalaksanaan ............................................................................................. 6 2.6.1 Penanganan Perdarahan Postpartum ................................................... 6 2.6.2 Urutan Penatalaksanaan Hemorogic Postpartum ................................. 7 2.7 Klasifikasi ......................................................................................................... 8 2.8 Pencegahan ..................................................................................................... 8 2.9 Komplikasi ...................................................................................................... 9 2.10 Prognosis ...................................................................................................... 9 BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 10 3.1 Pengkajian ....................................................................................................... 10 3.2 Diagnosis Keperawatan ................................................................................... 19 3.3 Intervensi Keperawatan .................................................................................. 19 3.4 Implementasi Keperawatan ............................................................................ 21 3.5 Evaluasi ............................................................................................................ 23 BAB VI PENUTUP ......................................................................................................... 24 4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 24 4.2 Saran .............................................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 25



iv



BAB1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Perdarahan setelah melahirkan atau postpartum hemorrhagic (PPH) adalah konsekuensi perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya (Cunningham, 2005). Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnya paling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagian besar kematian tersebut terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan (Sheris, 2002). Di Inggris (2000), separuh kematian ibu hamil akibat perdarahan disebabkan oleh perdarahan postpartum (Cunningham, 2005). Di Indonesia, sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan postpartum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan umum atau hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi (Winkojosastro, 2005). Menurut Depkes RI, kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan postpartum (Sheris, 2002). Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus dicari etiologi yang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta akreta dan variannya), sisa plasenta, dan laserasi traktus genitalia merupakan penyebab sebagian besar perdarahan postpartum. Dalam 20 tahun terakhir, plasenta akreta mengalahkan atonia uteri



sebagai



penyebab



tersering



perdarahan



postpartum



yang



keparahannya



mengharuskan dilakukan tindakan histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapat terjadi sebagai penyebab perdarahan postpartum antara lain laserasi perineum, laserasi vagina, cedera levator ani dan cedera pada serviks uteri (Cunningham, 2005).



1



1.2



Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami tentang gangguan asuhan keperawatan dengan perdarahan pstpartum. 1.2.2 Tujuan Khusus Diharapkan setelah mempelajari makalah ini, mahasiwa dapat menjelaskan kepada masyarakat umum mengenai pengertian, tanda dan gejala, klasifikasi, manifestasi, penanganan dan komplikasi dari perdarahan postpartum ini.



1.3



Manfaat 1.3.1 Bagi Pemerintah dan Instansi Kesehatan Mahasiswa dan pemerintah maupun instansi kesehatan, dapat bekerja sama dalam memberikan pengetahuan mengenai perdarahan postpartum terhadap masyarakat. 1.3.2 Bagi Profesi Keperawatan Mahasiswa dan profesi keperawatan dapat bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien perdarahan postpartum. 1.3.3 Bagi Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai tentang perdarahan postpartum ini dan mampu mengaplikasikannya di saat praktek klinik.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Definisi Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir, perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder terjadi setelah itu (Mansjoer,2002 ) Hemoragic pasca partum adalah kehilangan darah melebihi dari 500 ml selama dan atau setelah kelahiran dapat terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran, atau lambat sampai 28 hari pasca partum (akhir dari puerperium) (Doenges, 2001). Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok (Mochtar, 1995). Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal (Nugroho,2012)



2.2



Etiologi Penyebab terjadinya perdarahan postpartum antara lain : 2.2.1



Atonia Uteri



Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri ini adalah terjadinya perdarahan. Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah yang terbuka pada bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan (Faisal, 2008).



3



Miometrium terdiri dari tiga lapisan dan lapisan tengah merupakan bagian yang terpenting dalam hal kontraksi untuk menghentikan perdarahan pasca persalinan. Miometrum lapisan tengah tersusun sebagai anyaman dan ditembus oeh pembuluh darah. Masing-masing serabut mempunyai dua buah lengkungan sehingga tiap-tiap dua buah serabut kira-kira berbentuk angka delapan. Setelah partus, dengan adanya susunan otot seperti tersebut diatas, jika otot berkontraksi akan menjepit pembuluh darah. Ketidakmampuan miometrium untuk berkontraksi ini akan menyebabkan terjadinya pendarahan pasca persalinan (Faisal, 2008). Atonia uteri dapat terjadi sebagai akibat : a. Partus lama b. Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil, seperti pada hamil kembar, hidramnion atau janin besar c. Multiparitas d. Anestesi yang dalam e. Anestesi lumbal 2.2.2



Luka Jalan Lahir Luka jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca



persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina (Saifuddin, 2002). 2.2.3



Retensio Plasenta Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir setengah jam



setelah janin lahir. Hal tersebut disebabkan (Wiknjosastro, 2005) : a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus b. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan. Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan :



4



a. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva) b. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus desidua sampai miometrium (plasenta akreta) c. Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus sampai di bawah peritoneum (plasenta perkreta). Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta). 2.2.4



Gangguan Pembekuan Darah Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang



terjadi karena kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir.



2.3



Patofisiologi Selama masa kehamilan banyak sekali sinus-sinus darah terbentuk di bawah plasenta. Setelah persalinan otot uterus berkontraksi, gerakannya menutup pembuluh darah, dan mencegah kehilangan banyak darah. Bila terdapat jaringan dalam uterus atau bila otonya terlampau teregang, uterus tidak dapat berkontraksi dengan sempurna dan mengakibatkan hemoragie atau perdarahan. Oleh karena itu, plasenta tertahan, inversi uterus, dan tumor dapat menyebabkan perdarahan postpartum serius. Ketika terdapat laserasi (robekan) servik atau vagina yang merupakan tempat darah mengalir, tidak ada kontraksi uterus yang dapat menghentikan hemoragie atau perdarahan. Setelah persalinan dokter menginpeksi jalan lahir dengan ketat untuk mengetahui adanya laserasi. Bila didapati hal tersebut, maka keadaan diperbaiki dengan cepat. Kadang-kadang pembuluh darah yang masih terbuka tidak terlihat dan masih mengakibatan hemoragi lanjutan.



5



2.4



Manifestasi Klinis Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik, gejala-gejala baru tampak pada kehilangan darah sebanyak 20%. Gejala klinik berupa perdarahan pervaginam yang terusmenerus setelah bayi lahir. Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2005).



2.5



Kriteria Diagnosa Kriteria diagnosa perdarahan postpartum, yaitu (Vicky, 2006) 1. Pemeriksaan fisik



:



pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah keluar melalui vagina terus-menerus.



2. Pemeriksaan obstetri



:



uterus membesar bila ada atonia uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin karena luka jalan lahir.



3. Pemeriksaan ginekologi :



dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki, dapat diketahui kontraksi uterus, luka jalan lahir dan retensi sisa plasenta.



2.6



Penatalaksanaan 2.6.1 Penanganan perdarahan postpartum (Mansjoer, 2002) 1. Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir dalam 30 menit, lahirkan plasenta dengan plasenta manual dan lakukan histerektomi. Bila hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran plasenta dengan digital/ kuretase, sementara infuse oksitosin diteruskan. 2. Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi, perlukaan jalan lahir sebagai penyebab perdarahan apabila uterus sudah berkontraksi dengan baik tapi perdarahan terus berlanjut. Lakukan eksplorasi jalan lahir untuk mencari perlukaan jalan lahir dengan penerangan yang cukup. Lakukan reparasi penjahitan setelah diketahui sumber perdarahan, pastikan penjahitan dimulai diatas puncak 6



luka dan berakhir dibawah dasar luka. Lakukan evaluasi perdarahan setelah penjahitan selesai. 3. Pada atonia uteri, lakukan masase uterus dan penyuntikan 0,2 mg ergometrin intavena atau prostaglandin parenteral. Jika tidak berhasil, lakukan kompresi bimanual pada uterus dengan cara memasukkan tangan kiri kedalam vagina dan dalam posisi mengepal diletakkan di forniks anterior, tangan kanan diletakkan di dinding perut memegang fundus uteri. Bila tetap gagal, dapat dipasang tampon uterovaginal, dengan cara mengisi kavum uteri dengan kasa sampai padat selama 24 jam, atau dipasang kateter folley. Bila tindakan tersebut tidak dapat menghentikan perdarahan juga, terapi definitive yang diberikan adalah histerektomi atau ligasi arteri uterine. 4. Bila disebabkan gangguan pembekuan darah, berikan transfuse plasma segar.



2.6.2 Urutan Penatalaksanaan Hemoragic Postpartum 1. Melahirkan plasenta bila masih in situ -



Bila plasenta benar-benar lengket, biasanya tidak ada perdarahan



-



Bila pelepasan sebagian, mungkin plasenta sulit diangkat lengkap dan perdarahan sulit ditanggulangi



2. Menggosok Kontraksi -



Menggosok fundus dengan gerakan melingkar kuat. Uterus harus teraba keras, tidak lunak



-



Kaji ulang secara teratur, gosok ulang bila uterus mulai relaks dibawah jari



3. Berikan Oksitoksik IV -



Berikan obat oksitoksik



-



Peringatkan ibu sebelumnya bahwa ia akan merasa sakit dan muntah



-



Berikan cepat pada awalnya, kemudian perlahan ketika uterus berespon



4. Kateterisasi -



Penting bila kandung kemih teraba atau terlihat



-



Pada fase ini, kebanyakan perdarahan tertanggulangi dan berespon terhadap oksitoksik. Bila tidak, diberikan bantuan lanjutan dari tim obsetrik dan anestetik 7



5. Kaji Ulang -



Mengkaji ulang perdarahan



6. Perdarahan masih berjalan atau ganti kehilangan darah -



Diberikan sesuai beratnya kehilangan darah



7. Bila perdarahan masih berjalan dan berat -



Dirumah sakit, pemindahan ibu ke kamar operasi untuk pengangkatan manual plasenta dan kompresi bimanual



2.7



Klasifikasi Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba, 2003) : 1.



Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.



2.



Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan pascapersalinan yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal.



2.8



Pencegahan Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai sejak wanita hamil dengan antenatal care yang baik. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Kunjungan pelayanan antenatal bagi ibu hamil paling sedikit 4 kali kunjungan dengan distribusi sekali pada trimester I, sekali trimester II, dan dua kali pada trimester III. Anemia dalam kehamilan harus diobati karena perdarahan dalam batas-batas normal dapat membahayakan penderita yang sudah anemia. Kadar fibrinogen perlu diperiksa pada perdarahan yang banyak, kematian janin dalam uterus dan solusio plasenta. Apabila sebelumnya penderita sudah mengalami perdarahan postpartum, persalinan harus berlangsung di rumah sakit. Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim (uterus 8



tonikum). Setelah ketuban pecah kepala janin mulai membuka vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan ampul methergin atau kombinasi 5 satuan sintosinon (sintometrin intravena) (Mochtar, 1995). Dalam kala III uterus jangan dipijat dan didorong ke bawah sebelum plasenta lepas dari dindingnya. Penggunaan oksitosin sangat penting untuk mencegah perdarahan postpartum. Sepuluh satuan oksitosin diberikan intramuskulus segera setelah anak lahir untuk mempercepat pelepasan plasenta. Sesudah plasenta lahir hendaknya diberikan 0,2 mg ergometrin intramuskulus. Kadang-kadang pemberian ergometrin, setelah bahu depan bayi lahir dengan tekanan pada fundus uteri plasenta dapat dikeluarkan dengan segera tanpa banyak perdarahan. Namun salah satu kerugian dari pemberian ergometrin setelah bahu depan bayi lahir adalah kemungkinan terjadinya jepitan (trapping) terhadap bayi kedua pada persalinan gemelli yang tidak diketahui sebelumnya (Wiknjosastro, 2005). 2.9



Komplikasi Komplikasi perdarahan postpartum primer yang paling berat yaitu syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal ginjal mendadak (Chalik, 2000).



2.10



Prognosis Angka kematian ibu mencapai 7,9 % dan angka kematian ibu mencapai 1,8-4,5% dari kasus yang ada. (Wiknjosastro, 2005)



9



BAB III PEMBAHASAN



3.1 PENGKAJIAN Tanggal / jam masuk RS



:



27 Juli 2016 / pukul 23.50 wita



Tanggal / jam pengkajian



:



28 Juli 2016 / pukul 08.00 wita



Ruangan



:



Obstetri kelas III



No. Register



:



084751



Diagnosa medis



:



Perdarahan post partum



1.



Data biografi a.



Identitas pasien Nama



:



Ny. N



Tanggal lahir / umur



:



14 juni 1981 / 35 tahun



Jenis kelamin



:



Perempuan



Agama



:



Islam



Suku/bangsa



:



Manado / Indonesia



Pendidikan



:



SMA



Bahasa yang digunakan



:



Indonesia



Status perkawinan



:



Menikah



Lama perkawinan



:



15 tahun



10



b.



2.



3.



Identitas penanggung jawab Nama



:



Tn. A



Usia



:



40 tahun



Pendidikan



:



SMA



Pekerjaan



:



Swasta



Agama



:



Islam



Suku / bangsa



:



Manado / Indonesia



Alamat rumah



:



Tulehu



Sumber biaya



:



Ayah/suami



Keluhan utama a.



Keluhan saat masuk RS



:



Nyeri



b.



Keluhan saat pengkajian



:



Nyeri



Riwayat kesehatan a.



Riwayat kesehatan sekarang Pada hari selasa, pukul 22.30 wita pasien mengeluh sakit perut sampai ke pinggang, kemudian pada pukul 23.50 wita ibu masuk ruang kebidanan diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah, dan dilakukan vt oleh bidan, ibu sudah masuk pembukaan 8 cm. Kemudian pada pukul 14.50 wita, bidan kembali melakukan VT dan didapatkan hasil ibu sudah masuk pembukaan lengkap 10 cm dan pada pukul 15.40 wita ibu melahirkan bayi laki – laki dengan Berat Badan 3.600 gram dan panjang badan 51 cm, bayi lahir langsung menangis, kemudian pada pukul 16.10 wita plasenta dilahirkan.



11



Bayi lahir secara normal disertai robekan perineum dan mendapat 4 jahitan dalam dan 4 jahitan luar. Kemudian setelah melahirkan terdapat pendarahan disertai dengan nyeri kualitas hilang timbul. b.



Riwayat kesehatan dahulu a) Riwayat Reproduksi 1) Riwayat Haid



2)



Menarche



:



12 tahun



Siklus haid



:



28 hari



Banyak ganti duk



:



2x/hari



Lamanya haid



:



4 hari



Keluhan Haid



:



Tidak ada



HPHT



:



20 Oktober 2015



Ramalan persalinan



:



27 Juli 2016



Usia kehamilan saat ini



:



40 Minggu



Riwayat Obstetri G : 1, P : 1, A : 1



12



3)



No



Riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya



Kehamilan



Persalinan



Usia



penyu



Jenis



keha



lit



kela



milan 1



Anak



Penyulit



penol



Jenis



ong



kela



min



40



-



P



Keterangan BB



P



L



kead



B



D



aan



umur



min Pernah



Bidan



mingg



melahirkan



u



secara



L



3600 51 gr



Baik



1 hari



c m



sesar



b)



Riwayat penyakit yang diderita Memiliki riwayat penyakit seperti DM, Hipertensi, dan PMS. Penyakit yang menyertai kehamilan seperti sakit kepala hebat, nyeri perut hebat dan kejang.



c)



Riwayat kesehatan keluarga Hipertensi



4. Riwayat pola fungsi kesehatan N o 1



Pola Aktivitas



Sebelum Pengkajian



Saat pengkajian



3x/hari



3x/hari



Pagi, siang, malam



Pagi, siang, malam



1 porsi



1 porsi



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Pola Makan a. Frekuensi makan sehari b. Waktu makan c. Porsi makan yang dihabiskan d. Jenis makanan pantangan e. Keluhan saat makan



13



Pola minum 5 – 6 gelas/hari



7 – 8 gelas/hari



Tidak ada



Tidak ada



1) Frekuensi/hari



2x/hari



Belum BAB



2) Konsistensi



Lembek



Tidak ada



3) Warna



Kuning



Tidak ada



Khas



Tidak ada



Tidak ada



Ibu takut BAB karena ada jahitan dan pendarahan



4 – 5x/hari



3 – 4x/hari



Kuning jernih



Kuning kemerahan



Khas



Khas



Tidak ada



Nyeri



1 – 2 jam/hari



1 – 2 jam/hari



7 – 8 jam/hari



4 – 5 jam/hari



Tidak ada



Sering terbangun, ibu sering memikirkan peran kondisi diri dan bayinya



a. Kebiasaan mandi/hari



2x/hari



1x/hari



b. Kebiasaan gosok gigi



2x/hari



2x/hari



2x/seminggu



1x/seminggu



a. Frekuensi minum sehari 2



b. Keluhan saat minum



Pola eliminasi a.BAB



4) Bau 5) Keluhan saat BAB



b. BAK 3



1) Frekuensi/hari 2) Warna 3) Bau 4) Keluhan



Pola istirahat & tidur 4



a. Tidur siang b. Tidur malam c. Keluhan



Personal hygiene 5



c. Kebiasaan mencuci rambut



14



Pola Aktivitas & Latihan a. Jenis olah raga 1) Frekuensi 2) Aktivitas



1x seminggu Jalan santai



Tidak ada Tidak ada



b. Pekerjaan 1) Jenis pekerjaan



Pekerjaan rumah tangga



Tidak ada



Tidak ada



Aktivitas dibantu keluarga



2) Keluhan



5.



Pemeriksaan fisik 1)



Penampilan umum Keadaan umum



: baik



Tingkat kesadaran



: compos mentis



Respirasi



: 20 x/menit



Suhu badan



: 36 ºc



Nadi



: 110 x/menit



Tekanan darah



: 140/80 mmHg



BB



: 49 kg



TB



: 154 cm



15



2)



Kepala Simetris kiri - kanan, tidak ada tanda - tanda hidrosefalus, tidak ada kelainan



3)



Rambut Merata, hitam, halus dan banyak



4)



Muka Simetris kiri - kanan, tidak ada paralisis, tidak ada odema, ekspresi wajah meringis



5)



Mata Simetris kiri - kanan, normal, tidak ada odema, tidak ada tanda peradangan, konjungtiva pucat, tidak ada secret, tidak icterus



6)



Mulut Warna bibir merah muda, lembab, tidak ada lessi, tidak ada ulkus, tidak ada massa, tidak ada kelainan



7)



Hidung Simetris kiri - kanan, tidak ada gerakan cuping hidung, normal, tidak ada perdarahan



8)



Telinga Tidak ada kelainan kongenital, tidak ada odema, tes pendengaran baik dengan cara memanggil namanya



9)



Leher Tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan, arteri karotis teraba jelas, vena jugularis teraba jelas



10) Dada simteris kiri - kanan, tidak ada pembengkakan, bunyi nafas normal (vesikuler), tidak ada sputum, tidak ada sesak nafas, payudara simetris kiri dan kanan, aerola hiperpigmentasi ada kolostrum yang keluar, puting susu tidak ada kelainan



16



11) Abdomen Simetris kiri - kanan, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, pembesaran limfe tidak ada, ada striae livida, ada linea nigra, Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusar, kontraksi uterus baik (teraba bundar dan keras) 12) Ekstremitas atas dan bawah Simetris, baik, ADL dibantu keluarga 13) Genetalia Pengeluaran lochia rubra hari ke -1warna merah kehitaman, bau amis, banyaknya ±50 cc (setiap ganti duk), terdapat luka jahitan perineum dengan D: 4 jahitan, L : 4 jahitan 14) Kulit Tidak ada kelainan, halus, turgor baik, tidak ada luka, tidak ada lessi



17



ANALISA DATA No



Data



Etiologi



Masalah



1.



Ds : Pasien mengatakan nyeri



Retensio Uretra



Gangguan rasa



pada perut bagian bawah Do :



nyaman ( Nyeri) Tarikan Tali Pusat







Pasien tampak meringis







Nyeri tekan pada perut



Isersio Uteri



bagian bawah –



Skala nyeri 5







Observasi : Respirasi



Nyeri : 20 x/menit



Suhu badan : 36 ºc Nadi



: 110 x/menit



Tekanan darah : 140/80 mmHg



2.



Ds : Pasien mengatakan



Retraksi dan Kontraksi Otot Uterus



cemas terhadap kondisi diri dan bayinya Do : –



Sinus Maternalis Terbuka Pasien tampak gelisah



18



Ansietas







Susah memulai tidur dan



Perdarahan Pervaginaan



sering terbangun di malam hari –



Merangsang Respons



Kewaspadaan tinggi



Psikologis



Ansietas



DIAGNOSIS KEPERAWATAN



3.2 1.



Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan retensio plasenta ditandai dengan nyeri skala 5, ekspersi meringis, dan takikardi



2.



Ansietas berhubungan dengan kondisi fisiologi ditandai dengan gelisah, susah tidur dan kewaspadaan tinggi



3.3



Intervensi Keperawatan



No



Dx



Tujuan



Intervensi



Rasional



1. Mengetahui



keperawatan 1



Gangguan rasa



Setelah dilakukan



1.Lakukan pengkajian



nyaman (nyeri)



perawatan 1X24



nyeri secara



keadaan nyeri



b.d retensio



jam, diharapkan



menyeluruh meliputi



pada px secara



plasenta



hasil pada pasien :



lokasi, durasi, kualitas,



umum



Wajah px sudah



faktor pencetus nyeri.



terlihat tidak meringis -



keparahan nyeri dan



2. Observasi



Tidak ada nyeri tekan



ketidaknyamanan non verbal.



ketidaknyamana n yang dialami px 3. Meringankan rasa nyeri pada



dibagian



3. ajarkan untuk



bawah perut



teknik nonfarmakologi



19



2. Mengetahui



px



misal relaksasi, guide -



Skala nyeri



imajeri, terapi musik,



berkurang



distraksi.



4. Mengurangi rasa bertambahnya nyeri pada px



4. Kendalikan faktor



5. Mengurangi rasa



lingkungan yang dapat



nyeri pada px



mempengaruhi respon



dengan



pasien terhadap



pemberian obat



ketidaknyamanan



(farmakologi)



misal suhu, lingkungan, cahaya, kegaduhan. 5. Kolaborasi pemberian Analgetik



No



Dx



Tujuan



Intervensi



Rasional



keperawatan 2



Ansietas



lingkungan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam masalah ansietas berkurang.



rumah sakit



Kriteria hasil :



berhubungan dengan



yang menakutkan ditandai dengan gelisah, susah tidur dan kewaspadaan



 



Gelisah berkurang Dapat dengan mudah memulai tidur



tinggi (fisiologi)



20



1. 2.



Kaji tingkat ansietas



1. Mengetahui keadaan



Beri dorongan kepada keluarga untuk menetap kedalam ruangan



umum



3. Singkirkan stimulasi yang berlebihan, batasi kontak dengan orang lain atau keluarga yang mengalami kecemasan



nyeri pada px secara



2. Mengetahui ketidaknyamanan yang dialami px 3.



Meringankan rasa nyeri pada px



4.



Mengurangi rasa bertambahnya nyeri pada px







4.



Tingkat kewaspadaa n menurun



5.



6.



3.4



Mengurangi rasa nyeri pada px dengan pemberian obat (farmakologi)



Implementasi Keperawatan



Tanggal /Jam 20



Beri aktifitas yang 5. dapat mengurangi ketegangan Kolaborasikan dengan tenaga medis dalam merencanakan program terapi yang tepat Monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual



Dx Keperawatan



Implementasi



Januari Gangguan rasa nyaman (nyeri)



2017/09.00 wib



TTD



1. Melakukan pengkajian nyeri



b.d retensio plasenta



dengan memeriksa terhadap seluruh tubuh px 2. Mengobservasi ketidaknyamanan non verbal yang



dirasakan



dengan



pada



melihat



px



keadaan



sekitar 3. Mengajarkan



teknik



non



farma kologi pada px yaitu rileks dan mengajarkan teknik distraksi



seperti



mendengarkan musik 4. Mengendalikan



faktor



lingkungan pada px membuatnya yaitu



tidak



yang



nyaman



memeriksa



suhu,lingkungan, dan cahaya 21



5.



Memberikan obat analgetik yaiti ceftriaxone 3 mg



Tanggal 21



Dx Keperawatan Januari Ansietas



2017/09.00 wib



b.d



Implementasi kondisi



TTD



1. Mengkaji tingkat ansietas yang



fisiologi



dialami



pada



px



dengan



memberikan pertanyaan/anamnesa 2. Memberi



dorongan



kepada



keluarga unruk tetap didalam menemani



px



dalam



mengurangi kecemasan px 3. Menyingkirkan stimulasi yang berlebihan dengan membatasi keluarga



yang



mengalami



cemas 4. Memberikan



aktivitas



yang



dapat mengurangi ketegangan dengan



cara



mendengarkan



musik, membaca buku 5. Memonitor respon fisik,sosial, dan spiritual yang dialami px saat rawat inap di rs



22



3.5



Evaluasi



Tanggal/Jam 21



Dx Keperawatan



Januari Gangguan



2019/09.00 wib



rasa



Evaluasi



TTD



nyaman S : Px mengatakan nyeri perut



nyeri b.d retensio plasenta



dibagian bawah berkurang O : Wajah px terlihat menahan A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan



Tanggal/Jam 22



Dx Keperwwatan



Januari Ansietas



2017/09.00 wib fisiologi



b.d



Evaluasi kondisi S



:



Px



TTD mengatakan



rasa



cemas



berkurang O : Px terlihat sedikit gelisah dan bisa tidur di malam hari A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi 2,4,5, dan 6 dilanjutkan



23



BAB IV PENUTUP



4.1.



Kesimpulan Hemoragic postpartum adalah perdarahan lebih dari 500cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Adapun penyebab terjadinya perdarahan postpartum antara lain : atonia uteri, luka jalan lahir, retensio plasenta, dan gangguan pembekuan darah. Perdarahan postpartum ini dapat diklasifikasikan secara klinis yaitu perdarahan postpartum primer dan perdarahan postpartum sekunder. Untuk tindakan pencegahannya tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai sejak wanita hamil dengan antenatal care yang baik. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Komplikasi perdarahan postpartum primer yang paling berat yaitu syok.



4.2.



Saran Diharapkan mahasiswa mampu menambah pengetahuan dan dapat memahami mengenai konsep dasar dari penyakit pada komplikasi persalinan dan nifas dan konsep asuhan keperawatan dari penyakit Hemoragic Postpartum ini. Mahasiwa juga dapat menjelaskan kepada masyarakat umum mengenai pengertian, tanda dan gejala, klasifikasi, manifestasi, penanganan dan komplikasi dari penyakit Hemoragic Postpartum ini.



24



DAFTAR PUSTAKA 



http://binbask.blogspot.com/2013/11/askep-perdarahan-post-partum_2559.html







https://id.scribd.com/doc/290546858/Gangguan-Pembekuan-Darah







https://id.sribd.com/doc/182154256/PATOFISIOLOGI-PERDARAHANPOSTPARTUM-docx







https://www.academia.edu/8638202/Hemoragic_Postpartum



25