LP Menopause [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Intan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN MENOPAUSE



Tugas ini dikumpulkan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Maternitas



Disusun Oleh : INTAN EKA NUR AENI 2108007



PRODI STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG



TAHUN AJARAN 2021/2022 LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR TEORI 1. Definisi Menopause merupakan salah satu fase dari kehidupan normal seorang wanita. Pada masa menopause kapasitas reproduksi wanita berhenti. Menopause adalah ketika wanita tidak lagi menstruasi selama satu tahun dan secara umum terjadi pada usia 50an tahun (Astuti dkk, 2010). Lebih kurang 70% wanita premenopause mengalami keluhan vasomotorik, depresi, keluhan psikis, dan somatik lainnya (Kusmiran, 2012). Bagi wanita yang menganggap wanita sebagai suatu ketentuan Allah yang dihadapi semua wanita, maka dia tidak akan mengalami stress atau kemungkinan stress wanita tidak sebrat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause sebagai “momok” atau “kiamat” (Khalid, 2012). 2.



Etiologi Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi folikel vesikuler dan berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan LH, dan pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi.



3.



Manifestasi Klinis Perubahan dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali), Hot flashes,keringat malam, kekeringan pada vagina akibat turunnya kadar hormon estrogen sehingga dapat menimbulkan nyeri ketika berhubungan intim, gangguan tidur, perubahan mood (depresi, mudah tersinggung), infeksi saluran kemih akibat kadar esterogen yang rendah sehingga terjadi penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibatkan penurunan kontrol dari kandung kemih atau



mudahnya terjadinta kebocoran air seni (inkontinesia urin atau tidak mampu menahan keluarnya urin) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih, tidak berminat berhubungan seksual, peningkatan lemak yang lebih terkonsentrasi disekitar pinggang dan perut, adanya perubahan tekstur kulit menjadi kriput dan berjerawat, bahkan beberapa wanita dapat mengalami pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bawah hidung, dada, atau perut akibat diproduksinya sedikit hormon testosteron dan bermasalah dengan konsentrasi serta daya ingat. Tahap paskamenopause dapat menyebabkan peningkatan resiko terkena penyakit jantung, osteoporosis, depresi, gangguan daya ingat, menopausal gingivitis, gangguan penglihatan, inkontenesia urin, infeksi saluran kemih, dan terjadinya perubahan tekstur kulit menjadi keriput dan berjerawat. 4. Patofisiologi Saat menopause indung telur masih tetap memproduksi estrogen namun dalam jumlah yang sangat kecil. Akibat yang ditimbulkan dari keadaan ini adalah menurunnya fungsi estrogen seperti ovarium, uterus, uterus dan endometrium serta menurunnya kekuatan serta kelenturan vagina dan jarngan vulva, dan akhirnya semua jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami atrofi atau mengerut (Kusmiran, 2011). Cepat atau lambat gangguan akibat kekurangan esterogen pasti akan muncul yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang menjurus ke osteoporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi. Sehingga agar kehidupan berlangsung dalam kepuasan dan kebahagiaan, maka wanita perlu mengadakan persiapan untuk mengahadapinya dengan mengetahui organ tubuh, fungsinya, serta mengenal kejadian masa klimakterium dan menopause itu sendiri (Pieter, 2011).



5.



Pathways Perubahan fungsi tubuh : 1. Perubahan silus menstruasi 2. Hot flashes 3. Rasa kering di vagina dan nyeri saat berhubungan



Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang menopause : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Pendidikan Pekerjaan Usia Minat Pengalaman Kebudayaan Lingkungan 8. Informasi



4. Insomnia atau kesulitan tidur 5. Masalah seluruh kemih 6. Penurunan gairah seksual 7. Gangguan suasana hati Menopause Lansia Kurang Pengetahuan



Cemas



Pendidikan kesehatan tentang menopause Peningkatan Pengetahuan Sumber : Untari (2018), Notoatmodjo (2012). Wawan (2010). Yusnipah (2012). 6.



Pemeriksaan Penunjang Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan wanita telah mulai melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai keluhan mengenai menstruasi tidak teratur atau hot flashes dapat memeriksakan ke dokter. Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan dengan cara memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol) dengan tes darah. Dikatakan menopause,  jika hormon FSH dan estradiol menunjukan tingkat penurunan. Dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat kemampuan thyroid-stimulating hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause.



7. Komplikasi Komplikasi yang menyertai menopause menurut Azizah dkk (2011) : 1.



Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang yang membuat rasa nyeri dan berpotensi mengalami patah tulang.



2.



Masalah urogenital merupakan masalah seksual, ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa perimonopause, tetapi tidak seperti gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan jangka panjang setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu ditangani dengan baik.



3.



Penyakit kardiovaskular merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem pembuluh darah yang memasok darah keseluruh tubuh. Di dalamnya termasuk permasalahan seperti vangina, serangan jantung, dan stroke. Dan kemungkinan bisa juga mengalami peningkatan kadar kolesterol setelah menopause, dan penumpukan kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol „jahat‟) yang dapat mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler.



4.



Obesitas memasuki menopause mengubah cara tubuh untuk menyimpan lemak. Sebelum menopause, wanita biasanya menyimpan kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang menyebabkan bentuk tubuh wanita seperti “buah pear”. Namun demikian, setelah menopause kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut, yang menyebabkan bentuk tubuh seperti “buah apel”. Bentuk tubuh seperti “buah apel” ini diikuti dengan peningkatan resiko terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya kanker payudara).



5.



Demensia hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas, tetapi tampaknya hormon-hormon wanita memainkan beberapa peran dalam fungsi otak yang normal. Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita sampai mereka berada pada masa pascamenopause, munculnya menopause bisa jadi memiliki peran dalam kemunduran memori (Astuti dkk, 2010).



KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1. Pengkajian Fokus Keluhan Utama : Klien mengatakan cemas karena sudah 2 bulan tidak mengalami menstruasi. 2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul a



Ansietas (D.0080) berhubungan dengan krisis situasional



b



Defisit pengetahuan (D. 0111) berhubungan dengan kurang terpapar informasi



a. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam diharapakan masalah teratasi dengan kriteria hasil : Tingkat ansietas (L.09093) 1) Verbalisasi kebingungan menurun 2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun 3) Perilaku gelisah menurun 4) Perilaku tegang menurun 5) Pola tidur membaik Intervensi Reduksi Ansietas (I. 09314) Observasi Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal) Terapeutik Mengidentifikasi siatuasi yang memicu kecemasan Edukasi 1) Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami 2) Latih kegitan pengalihan untuk mengurangi ketegangan



b. Defisit pengetahuan (D. 0111) Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2x24 jam diharapakan masalah teratasi dengan kriteria hasil : Tingkat Pengetahuan (L.12111)



1) Perilaku sesuai anjuran meningkat 2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat 3) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun 4) Persepsi keliru terhadap masalah menurun 5) Perilaku membaik Intervensi Edukasi kesehatan (I. 12383) Observasi 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan mnerima informasi 2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat Terapeutik 1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan 3) Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi 1)



Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan



2)



Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat



3)



Ajarkan



strategi



digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.



yang



dapat



DAFTAR PUSTAKA Jurnal Pengabdian Masyarakat (Kesehatan) Vol. 2 No. 1 APRIL 2020 Universitas Ubudiyah Indonesia. Agoes. Azwar dan Achdiat. 2011. Penyakit di Usia Lanjut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Azizah, M.L. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bulechek, G. H. Dochterman, J. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Amerika: Elsevier. Edisi 3. Nomor 6. Hawari. 2010. Jurnal Al-Azhar. Peran Religiulitas Mengatasi Kecemasan Masa Menopause. Volume 1. Edisi 7. Maryam, R.S, Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., Batubara, I. 2010. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Meilina, D. 2015. Jurnal Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Wanita Pramenopause Terhadap Sikap Menghadapi Menopause di Desa Sekar Jaya Kabupaten Ogan Komeriling Ulu. Volume 2. Nomor 2. Proverawati, A. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika Untari, I. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Surakarta: EGC PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI. PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI. PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.