LP MRM [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Eka
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN MRM (Mastektomi Radikal Modifikasi) A. Definisi Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en bloc tanpa mengangkat m.pektoralis major dan minor. B. Tujuan Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi bedah kuratif adalah pengangkatan seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I dan II). Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker payudara secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan untuk mengurangi keluhan-keluhan penderita seperti perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV.



C. Indikasi Dan Kontra Indikasi 1. Indikasi a. Kanker payudara stadium dini (I,II) b. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu c. Keganasan jaringan lunak pada payudara. 2. Kontra indikasi operasi a. Tumor melekat dinding dada b. Edema lengan c. Nodul satelit yang luas d. Mastitis inflamatoar



D. Proses MRM 1.



Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal tipis.



2.



Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril



3.



Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.



4.



Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian dibuat flap.



5.



Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis



6.



Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai



7.



Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I (lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)



8.



Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.



9.



Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.



10. Evaluasi ulang sumber perdarahan 11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial. 12. Luka operasi ditutup lapis demi lapis



E. Penatalaksanaan MRM Masektomi radikal Modifikasi (MRM) ada 2 metode : 1. Masektomi radikal Modifikasi (MRM) patey : menjaga pektoralis mayor, melakukan reseksi terhadap pektoralis minor, serta menjaga bentuk dan fungsi dari rongga dada, dan mempermudah rekonstruksi payudara;



2. Masektomi radikal Modifikasi (MRM) auchincloss : Menjaga pektoralis mayor dan pektoralis minor. Secara klinis ditemukan, sebenarnya tidak ada perbedaan efek yang mencolok dari MRM auchincloss dan MRM Patey, tetapi tingkat kerusakan pada saraf dada yang diakibatkan oleh MRM auchincloss lebih kecil, serta tetap menjaga pektoralis mayor, pektoralis minor, sehingga, lebih mudah diterima oleh pasien.



Jangkauan reseksi : Meliputi semua jaringan payudara ipsilateral, menutupi kulit permukaan kanker, ketiak, lemak bagian bawah subklavia, jaringan getah bening dan kelenjar aksila, tindakan reseksi pada cabang pembuluh darah yang mengarah ke ketiak, ketika saraf toraks panjang dan arteri thoracodorsal tidak mempengaruhi operasi pengangkatan, bisa tetap dipertahankan. Sayatan bekas operasi Bekas sayatan dari MRM kanker payudara tergantung dari besar kecilnya tumor, letak, tingkat penyimpangannya dan ukuran payudara, bentuk, apakah ada bulan sabit yang horizontal, sayatan fusiform yang vertical, sayatan harus dilakukan pada minimal 3cm dari tumor.



Biasanya setelah MRM kanker payudara, dapat dilakukan kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi pada keseluruhan tubuh, serta mengontrol untuk mengontrol lesi metastasi yang memiliki potensi in vivo, mencegah kekambuhan.



F. Pemeriksaan Penunjang 1. Mandatory  Mamografi dan/atau USG payudara  Foto toraks  FNAB tumor payudara  USG liver/abdomen  pemeriksaan kimia darah lengkap untuk persiapan operasi 2. Oprional  bone scanning  pemeriksaan kimia darah/ tumor marker : CEA, Ca 15-3, CA 125



G. Pathway Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Kasus Tindakan Laparaskopi Mastectomy



Intra Operasi Post Operasi



Pre Operasi Pembedahan



Pembiusan Kurang pengetahuan tentang prosedur dan efek pembiusan



Motilitas usus ↓



Pemutusan jaringan saraf



Mual dan muntah



Pengeluaran mediator nyeri



General anestesi



Pemutusan jaringan Penurunan kesadaran



Cemas



Luka terbuka Nafas tidak spontan Terpasang ETT Refleks batuk ↓



produksi secret ↑



Bersihan jalan nafas tidak efektif



Jalan masuk mikroorganisme



Risiko infeksi



Pemutusan pembuluh darah



Perdarahan Nyeri Defisit volume cairan



Penekanan pada sistem termoregulasi tubuh Terpapar lingkungan ruang OK dan RR yang dingin



hipotermi



H. Komplikasi 1.



Dini : a. Pendarahan b. Lesi n. Thoracalis longuswing scapula c. Lesi n. Thoracalis dorsalis.



2.



Lambat : a. Infeksi b. Nekrosis flap c. Wound dehiscence d. Seroma e. Edema lengan f. Kekakuan sendi bahukontraktur



I. Perawatan Pascabedah Pasca bedah penderita dirawat di ruangan dengan mengobservasi produksi drain, memeriksa Hb pasca bedah. Rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin dengan melatih pergerakan sendi bahu. Drain dilepas bila produksi masing-masing drain < 20 cc/24 jam. Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal, karena produksinya lebih sedikit. Jahitan dilepas umumnya hari ke10 s/d 14. Follow up Tahun 1 dan 2  kontrol tiap 2 bulan Tahun 3 s/d 5  kontrol tiap 3 bulan Setelah tahun 5  kontrol tiap 6 bulan Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol Thorax foto : tiap 6 bulan Lab. Marker : tiap 2-3 bulan Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi



J. Diagnosa Keperawatan Diagnosa



Ansietas berhubungan dengan tindakan operasi



Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan: Setelah dilakukan tindakan pasien mampu mengontrol kecemasannya Kriteria Hasil: 1. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas



Intervensi



Rasional



PRE OPERASI NIC: Anxiety Control 1. Gunakan pendekatan yang 1. Menciptakan trust menenangkan 2. Jelaskan semua prosedur dan 2. Mengurangi rasa apa yang dirasakan selama cemas pasien jika prosedur dilakukan tindakan 3. Pahami prespektif pasien 3. Mencegah kondisi terhdap situasi stres pasien agar tdk semakin tertekan karena kondisinya



2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas 3. Vital sign dalam batas normal 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan. 5. Menunjukkan peningkatan konsenrtasi dan akurasi dalam berpikir Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi.



Resiko kekurangan volume cairan



4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis 6. Dorong keluarga untuk menemani pasien 7. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 9. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi



NIC : Tujuan: Setelah dilakukan Knowledge : desease process tindakan pasien dan 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga memahami pasien tentang penyakitnya mengenai penyakit 2. Jelaskan tanda gejala dan pasien dan patofisiologi dari penyakit pengobatannya. Kriteria Hasil: 3. Sediakan informasi pada 1. Pasien dan pasien tentang kondisi, keluarga dengan cara yang tepat menyatakan 4. Sediakan bagi pasien dan pemahaman keluarga tentang kemajuan tentang penyakit, pasien dengan cara yang kondisi, tepat prognosis, dan 5. Diskusikan perubahan gaya program hidup yang mungkin pengobatan diperlukan 2. Pasien dan 6. Hindari menggunakan keluarga mampu teknik menakut-nakuti melaksanakan 7. Mengikutsertakan keluarga prosedur yang (bila memungkinkan) dijelaskan dengan dalam melaksanakan benar pengobatan/ terapi 3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan. INTRA OPERASI NIC : Manajemen cairan Tujuan : Pasien tidak 1. Catat intake dan output mengalami dehidrasi



4. Agar pasien merasa bahwa dirinya tidak merasa kesepian 5. Mengurangi rasa cemas dan takut pasien karena tindakan yang dilakukan 6. agar pasien merasa disupport untuk kesembuhan kondisi pasien 7. mencegah pasien agar tidak semakin cemas 8. pasien merasa dimotivasi untuk perbaikan yang optimal 9. untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa cemas



1. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien 2. Agar pasien dapat mengetahui mengenai penyakitnya 3. Memberi pengetahuan pada pasien 4.



Memberitahukan mengenai progres penyakit pasien dan agar keluarga dapat berkolaborasi aktif terhadap pengobatan pasien 5. untuk mencegah komplikasi lebih lanjut 6. Memberi kenyamanan pada pasien dan keluarga 7. Dukungan keluarga memotivasi pasien selama menjalani perawatan



1. Mengetahui cairan 2. Antisipasi dehidrasi



balance tanda



berhubungan dengan kehilangan cairan



atau cairan tubuh pasien adekuat Kriteria hasil : a. Kulit dan membran mukosa lembab b. Tidak terjadi demam c. TTV normal Ketidak Tujuan : efektifan Pola napas pasien jalan napas adekuat dan efejtif berhubungan Kriteria hasil : dengan a. Tidak ada pembiusan sumbatan b. Pola napas teratur



Hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu ruangan



Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.



2. Monitor status hidrasi seperti 3. Mengatur membran mukosa, nadi, cairan tekanan darah dengan cepat. 3. Beri cairan yang sesuai dengan terapi



NIC : 1. Catat SPO2 2. Beri O2 bila perlu 3. Monitor pola napas



balance



1. mencatat SPO2 2. memonitor pola napas



POST OPERASI Tujuan : pasien tidak NIC menunjukan tanda 1. Monitor suhu 1. memonitor suhu tanda hipotermi 2. Ttv 2. memonitor ttv Kriteria hasil Pasien tidak mengigil, akral hangat Tujuan: NIC: Setelah dilakukan Pain management tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui keperawatan jam secara komprehensif tingkatan nyeri untuk pasien terbebas dari termasuk lokasi, menentukan nyeri / nyeri karakteristik, durasi, tindakan. berkurang frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Kriteria Hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal 1. Mampu dari ketidaknyamanan 2. Validasi terhadap mengontrol nyeri 3. Gunakan teknik komunikasi adanya (tahu penyebab terapeutik untuk mengetahui ketidaknyamanan nyeri, mampu pengalaman nyeri pasien 3. Memberikan menggunakan 4. Kaji kultur yang kenyamanan pada tehnik mempengaruhi respon nyeri pasien dan agar nonfarmakologi 5. Evaluasi pengalaman nyeri pasien lebih terbuka untuk masa lampau 4. Budaya dapat mengurangi 6. Evaluasi bersama pasien dan mempengaruhi nyeri, mencari tim kesehatan lain tentang respon nyeri bantuan) ketidakefektifan kontrol seseorang 2. Melaporkan nyeri masa lampau 5. Mengetahui adanya bahwa nyeri 7. Kontrol lingkungan yang nyeri masa lampau berkurang dengan dapat mempengaruhi nyeri 6. Evaluasi menggunakan seperti suhu ruangan, ketidakefektifan manajemen nyeri pencahayaan dan kebisingan kontrol nyeri 3. Mampu 8. Lakukan penanganan nyeri 7. Menguragi faktor mengenali nyeri non farrmakologi penyebab nyeri (skala, intensitas, 9. Kolaborasi:pemberian 8. Distraksi untuk frekuensi dan analgetik mengalihkan tanda nyeri) perhatian dan



4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 5. Tanda vital dalam rentang normal Resiko Tujuan : Pasien tidak infeksi mengalami infeksi berhubungan atau tidak terdapat dengan luka tanda-tanda infeksi post operasi pada pasien. Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi



membuat nyaman pasien. 9. Mengurangi nyeri



NIC : Pengendalian Infeksi 1. Pantau tanda / gejala infeksi 2. Rawat luka operasi dengan teknik steril 3. Memelihara teknik isolasi, batasi jumlah pengunjung 4. Ganti peralatan perawatan pasien sesuai dengan protap



1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Mencegah invasi mikroorganisme 3. Mencegah infeksi 4. Mencegah infeksi



K. Daftar Pustaka Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif,. Konsep, Proses, Dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika NANDA. 2012.Nursing Diagnoses: Definition and classifications 2012-2014. Philadelphia: NANDA International. http://www.asiancancer.com/indonesian/breast-reconstruction/3029.html Desember 2017)



(diakses



pada



10



https://www.scribd.com/document_downloads/direct/338276134?extension=doc (diakses pada 10 Desember 2017)



Banjarmasin, 11 Desember 2017 Preseptor Akademik,



Preseptor Klinik,



Dessy Hadrianti, Ns.M.Kep



Khairul Islah, S.Kep,Ns