LP Nyeri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

dwinugraheni124.co.id Rabu, 15 Oktober 2014 LAPORAN PENDAHULUAN Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



LAPORAN PENDAHULUAN



Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



Disusun Oleh: Nama : Dwi Nugraheni NIM



: B1301041



Kelas : 1A



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2014 LEMBAR PENGESAHAN Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



Telah disahkan pada : Hari : ……………….. Tanggal : ………………..



Disusun Oleh: Mahasiswa



Dwi Nugraheni



NIM B1301041



Pembimbing Klinik Rumah Sakit



Pembimbing Klinik Akademik



Susi Hendriyati, Amd.Keb



Endah Setianingsih, S.Kep.Ns



ii KATA PENGANTAR Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen” dengan baik. Laporan ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Giyatmo, M.Kep, selaku ketua STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan di sekolah ini. 2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes Muhamadiyah Gombong,



yang telah memberi kami



kesempatan



untuk belajar dan



mendapatkan pengetahuan di sekolah ini. 3. Eni Indrayani, S.Si.T.,M.P.H, selaku dosen pembimbing KDPK di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar. 4. Endah Setianingsih,S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar. 5. Susi Hendriyati, Amd.Keb, selaku clinical instrukture klinik di Rumah Sakit Permata Medika Kebumen yang telah membimbing kami dalam belajar. 6. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.



Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan pendahuluan yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat. Kebumen, 26 Juni 2014 Penyusun



iii DAFTAR ISI JUDUL......................................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii KATA PENGANTAR.............................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................................................1 B. Tujuan



1



BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi 3 B. Fisiologi Nyeri.........................................................................................................3 C. Klasifikasi Nyeri......................................................................................................4 D. Stimulus Nyeri.........................................................................................................4 E. Teori Nyeri...............................................................................................................4 F. Faktor Mempengaruhi Nyeri....................................................................................5 G. Cara Mengukur Intensitas Nyeri..............................................................................6 H. Pengkajian................................................................................................................7 I. Etiologi Nyeri..........................................................................................................7 J. Manisfestasi Klinis..................................................................................................8 K. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan...............................................................8 BAB III KASUS A. Pengkajian...........................................................................................................9



B. Asuhan Keperawatan...............................................................................................9 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................................20 B. Saran



20



DAFTAR PUSTAKA



iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman nyeri seseorang berseda-beda. Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (IASP,1999). Nyeri sebagai suatu dasar sensasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi luka (Engel,1970). Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya. Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon yang identik pada



seseorang. Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku. Nyeri yang bersifat subjektif membuat perawat harus mampu dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan menanganinya. B. Tujuan 1. Tujuan Umum 1 Tujuan dari penulisan makalah askep ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan yang maksimal pada klien dengan kasus nyeri. 2 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui definisi nyeri b. Mengetahui teori nyeri c. Mengetahui stimulus nyeri d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri



BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002). Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional). B. Fisiologi Nyeri Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. 3 Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macammacam asam yang di lepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.



4 C. Klasifikasi Nyeri Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar. D. Stimulus Nyeri Seseorang dapat meneloransi, menahan nyeri (pain tolerance) atau mengenali jumlah stimulus nyeri sebelum merasakan nyeri (pain tolerance). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya: 1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dari iritasi secara langsung pada reseptor. 2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya pada edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri. 3. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri. 4. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria koronaria yang menstimulasi resptor nyeri akibat tumpukan asam laktat. E. Teori Nyeri Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (Barbara C.Long, 1989): 1. Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior,



kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan. 2. 5 Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsan ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T. 3. Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis. Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri. 4. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi impulsimplus saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif. F. Faktor-Faktor Mempengaruhi Nyeri Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:



1. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman. 2. 6 Persepsi Nyeri.Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluasi kognitif). Persepsi ini di pengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor. 3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain. 4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain. G. Cara Mengukur Intensitas Nyeri Skala nyeri menurut Hayward Skala 0 1-3 4-6 7-9



Keterangan Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol



dengan aktifitas yang biasa dilakukan 10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol Skala nyeri menurut McGill Skala



Keterangan



1 2 3



Tidak nyeri Nyeri sedang 7



4 5



Nyeri berat Nyeri sangat berat Nyeri hebat



H. Pengkajian Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua kompenen utama yaitu : 1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien. 2. Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif. Mnemonic untuk pengkajian nyeri. P



Provoking atau pemicu yaitu factor yang memicu timbulnya



Q R S T



nyeri Quality atau kualitas nyeri Region atau daerah perjalanan ke daerah lain Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan sebab



I. Etiologi Nyeri Adapun Etiologi Nyeri yaitu: 1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera. 2. Iskemik jaringan.



3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak



terkendali,



dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama. 4. 8 Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya. 5. Post operasi setelah dilakukan pembedahan. J. Manifestasi Klinis 1. Gangguam tidur 2. Posisi menghindari nyeri 3. Gerakan meng hindari nyeri 4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih) 5. Perubahan nafsu makan 6. Tekanan darah meningkat 7. Nadi meningkat 8. Pernafasan meningkat 9. Depresi K. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan 1. Non farmakologi a. Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan bermain b. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain : 1) Kompres dingin 2) Counteriritan, seperti plester hangat. 2. Farmakologi adalah obat: a. Obat b. Injeksi



BAB III KASUS



1. a. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) b.



A. Pengakajian Tanggal Masuk : 25 Juni 2014 Jam : 10.30 WIB Tanggal Pengkajian : 26 Juni 2014 Jam : 06.00 WIB Ruang : Bangsal Bawah ( Safir 5) Pengkaji : Dwi Nugraheni B. Asuhan Keperawatan DATA SUBJEKTIF Identitas Pasien Nama : Ny. C Umur : 20 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta Alamat : Tanahsari Rt 03, Rw 03, Kebumen Diagnosa Medis: Appendicitis Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri di perut kanan bawah .



c. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Saat Ini P: nyeri saat ditekan, Q: nyeri ditusuk-tusuk R: Perut kanan bawah, S: Skala nyeri 6, T: ± 2 menit setiap gerak. 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai di rawat inap di Rumah Sakit. 3) Riwayat Kesehatan Keluarga 9 Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular. d. 10 Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson 1) Pola Oksigenasi: Sebelum sakit: Pasien bernafas dengan normal RR=20x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.



Saat di kaji: Pasien bernafas dengan normal RR=22x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan. 2) Pola Nutrisi: Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan 3x1 sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-8 gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu. Saat dikaji: Pasien makan 3x1 sehari hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberikan klinik dan minum ± 2-4 gelas perhari jenis air putih. 3) Pola Eliminasi : Sebelum sakit: Eliminasi volume tidak teridentifikasi, warna kuning, lancar,dan tidak ada kesulitan. Saat dikaji: Pasien mengatakan BAB lancar. 4) Pola Aktivitas: Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Saat dikaji: Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh keluarganya. 5) Pola Istirahat: Sebelum sakit: Pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada keluhan di malam hari. Saat dikaji: Pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam tidak bisa tidur karena merasa sulit tidur. 6) Pola Berpakaian: 11 Sebelum sakit: Pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang lain. Pasien mengganti pakaian 2x sehari setelah mandi. Saat dikaji: Pasien dapat berpakaian dengan bantuan keluarganya. 7) Menjaga Suhu Tubuh : Sebelum sakit: Pasien teraba tidak demam. Saat dikaji: Pasien teraba tidak demam dengan suhu 360C 8) Pola Personal Hygiene: Sebelum sakit: Pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas. Saat dikaji: Pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien belum pernah gosok gigi selama di rumah sakit. 9) Pola Menghindar dari Bahaya: Sebelum sakit : Pasien selalu waspada jika ada bahaya menimpanya. Saat dikaji : Pasien mengatakan pasrah dengan keadaannya saat ini. 10) Pola Komunikasi: Sebelum sakit: Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa jawa atau bahasa indonesia. Saat dikaji: Pasien dapat berbicara dengan bahasa Indonesia dengan lemas. 11) Pola Spiritual: Sebelum sakit: Pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya. Saat dikaji: Pasien menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran. 12) Pola Rekreasi:



12 Sebelum sakit: Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya atau bermain ke rumah tetangganya. Saat dikaji: Pasien tidak dapat rekreasi. 13) Pola Bekerja: Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat bekerja. Saat dikaji: Pasien mengatakan belum bisa bekerja seperti biasa. 14) Pola Belajar: Sebelum sakit: Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio. Saat dikaji: Pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya. 2. a. 1) 2) 3) 4) 5) 6) b.



DATA OBJEKTIF Pemeriksaan Umum Keadaan Umum (KU) : cukup Kesadaran : conposmentis TD :100/80 mmHg N : 86 x/mnt 0 S : 36 C RR : 22 x/mnt Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan panca



indra. 1) Kepala : Bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak ada benjolan. 2) Muka : Simetris,terlihat pucat, dan kering. 3) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik, rangsangan cahaya (+). 4) 13 Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret. 5) Mulut : Bibir kering, gigi agak kotor , gigi berwarna kuning, dan tidak ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi, dan stomatitis. 6) Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan. 7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis. 8) Dada : Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka Palpasi



: tidak ada nyeri tekan



Perkusi



: terdengar bunyi sonor



Auskultasi 9) Jantung



: tidak ada wheezing : Inspeksi



: simetris



Palpasi



: tidak ada nyeri tekan



Perkusi



: normal



Auskultasi 10) Paru-paru



: terdengar normal : Inspeksi



: simetris



Palpasi



: tidak ada nyeri tekan



Perkusi



: Resonan/normal



Auskultasi



: vesikuler



11) Abdomen : Inspeksi :Tidak ada lesi Auskultasi : terdengar peristaltic usus 10xpm Palpasi



: nyeri tekan



Perkusi 12) Extermitas



: timpani



: Terpasang infuse pada tangan kanan



13) Kulit : Warna kulit sawo matang, kering, dan turgor kulit cukup. 14) Genetalia : Terpasang DC. c. 14 Pemeriksaan Penunjang Hasil Laboratorium : Pemeriksaan Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit d. Therapi



Hasil 7,4 g/dl 9300/mm3 354.000/mm3 24%



Nilai Normal 12-16 g/dl 4.800-10.800/mm3 150.000-450.000/mm3 37-47%



Keterangan Kurang Cukup Cukup Kurang



Injeksi : Ondansetron (2X4 mg) / hari Ranitidin



(2X50 mg) / hari



Kalnek



(3x500 mg) / hari



Tablet : Asam Folat Infus



(3x500 mg) / hari



: RL 500 ml dengan 20 tpm



3. ANALISA DATA N O



DATA FOKUS



MASALAH



ETIOLOGI



1



DS:



Gangguan



Pasien



Stess



dan



mengatakan rasa nyaman ketegangan,



nyeri di perut kanan nyeri



iritasi/tekanan saraf,



bawah



vasospasme,peningk



DO:



atan



1. Pasien Terlihat gelisah



tekanan



intrakranial.



dan menangis 2. Pasien terlihat menahan nyeri 3. Kaji nyeri P: Nyeri saat ditekan & membungkuk Q: Nyeri ditusuk2 R: Perut kanan bawah 15 S: Skala nyeri 6 T: ± 2 menit setiap gerak 4. PERENCANAAN N O 1



DIAGNOSA



INTERVENSI



RASIONALISASI



Gangguan rasa1. Kaji KU pasien dan1. KU pasien cukup, nyaman nyeri



memonitor tanda-



tanda-tanda vital



tanda vital



pasien normal



2. Kaji nyeri pasien



2.



P:



nyeri



saat



ditekan & membungkuk Q: nyeri ditusuk2 R: Perut kanan bawah



S: Skala nyeri 6 3. Berikan posisi yang nyaman dari pasien



T: ± 2 menit setiap gerak 3. Pasien terlihat



4.



Ajarkan latihan teknik relaksasi dan



nyaman dengan kepala di tinggikan.



distraksi 4. Pasien mau 5. Latih pasien untuk



mendengarkan



teknik relaksasi kembali dan belajar untuk mandiri 9.



5. Pasien sudah mampu melakukan relaksasi distraksi 16 sendiri



5. PELAKSANAAN N



Dx Kep



Tanggal /



Implementa



O 1



Ganggu



Jam 27 Juni 20141.



an rasa



/ 10.30 WIB



nyaman nyeri 10.33 WIB



Respon



Paraf



si Mengkaji1. KU: cukup KU pasien



N = 86



dan



x/menit, RR =



memonitor



22 x/menit



tanda-tanda vital 2. P: nyeri saat 2.



Mengkaji ditekan nyeri pasien



10.35 WIB



&



membungkuk Q:



nyeri



ditusuk2 R:



Perut



kanan bawah



10.40 WIB



S: Skala nyeri 6 T: ± 2 menit



10.50 WIB



setiap gerak



3. Memberika n



3.Pasien



posisi mengatakan



yang



nyaman



jika



nyaman



kepala



lebih



dari pasien



tinggi 17



4. Mengajarka n



latihan



teknik



4.Pasien



relaksasi



mengatakan



distraksi



sudah



bisa



melakukannya 5.



Melatih sendiri pasien untuk



5.Pasien



teknik



Kooperatif



relaksasi



dan



mau



kembali dan berlatih untuk belajar



mengurangi



untuk



nyerinya



mandiri



dibantu ibunya



6. EVALUASI N



Tanggal /



O



Jam



Dx Kep



Evaluasi



Paraf



1



27 Juni



Gangguan rasa nyaman



S:Pasien



2014 /



nyeri



mengatakan



11.00



masih



WIB



nyeri



sedikit



O: RR = 20 x/menit, pasien sudah



tidak



terlihat gelisah



f.



*



Nyeri P: Masih nyeri



jika bergerak Q:Nyeri seperti ditusuktusuk R: Perut kanan bawah S:Skala nyeri4 T:Berulang kali A:Masalah nyeri



teratasi



sebagian P: - Mengkaji keluhan nyeri,mengenai



lokasi, intensitas dan durasi, perhatikan petunjuk verbal dan non verbal - Mengajarkan latihan teknik 19 relaksasi dan distraksi kembali



BAB IV PENUTUP A.



Kesimpulan Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif



karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar. Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. B. Saran 1. Bagi mahasiswa diharapakn dengan adanya makalah asuhan keperawtan ini dapat membantu



dalam



membuat



makalah



asuhan



keperawtan



memperbanyak pengetahuan dari berbagai refrensi lainnya.



tentang



nyeri,



dan



2. Bagi perawat diharapkan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan namun juga berperan aktif dalam mencegah akan terjadinya suatu penyakit.



3. 20 Bagi dunia keperawatan diharapakan kita sebagai tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, dan meningkatkan kualitas perawat yang lebih bermutu. DAFTAR PUSTAKA Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 20122014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC Tamsuri. 2007. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier, Academic Press Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate Of Elsefer Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Wilkinson,judith.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7. Jakarta : EGC Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC



Diposkan oleh Dwi Nugraheni Nunik di 19.47 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)



Arsip Blog 



► 2015 (8)







▼ 2014 (20) o ▼ Oktober (14) 



LAPORAN PENDAHULUAN KDPK







LAPORAN PENDAHULUAN Gangguan Pemenuhan Kebutuh...







LAPORAN PENDAHULUAN Gangguan Rasa Nyaman Nyeri ...







Macam - Macam Posisi Pasien pada Tempat Tidur







PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM KEHAMILAN







ASUHAN KEBIDANAN I (KEHAMILAN) “ASPEK SOSIAL BUDA...







MASALAH-MASALAH / KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA KAL...







MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN TERAPI RELAKS...







MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI, DAN BALITA NEONATUS...







Makalah Oral Trust







Makalah Obstipasi







Makalah Imunisasi Polio







Makalah Imunisasi Polio







Makalah Ketuban Pecah Dini



o ► Mei (1) o ► April (5) 



► 2013 (8)



Mengenai Saya



Dwi Nugraheni Nunik Lihat profil lengkapku Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.