7 0 262 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR AKSILA PADA PASIEN TN. D RS. dr. NOESMIR BATURAJA
DISUSUN OLEH : NAMA : CEVI FEBRIAN NIM : PO.71.20. 2.19. 004 TINGKAT : II. A
DOSEN PEMBIMBING : SURYANDA, S.Pd.M.Kes
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR AKSILA
A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Tumor aksila merupakan tumbuhnya benjolan pada ketiak akibat sel limfosit Dan penyakit sulit untuk angkat bila sudah stadium lanjut.
2. Etiologi a. Bisa disebabkan oleh peradangan akibat luka yang meradang b. Disebabkan oleh beberapa bakteri, virus atau jamur yang menyebar pada kulit, mata atau hidung.
3. Patofisiologi Pembengkakan kelenjar juga bisa terjadi karena kanker akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih), yang menjadi ganas dan tumbuh di berbagai organ termasuk kelenjar getah bening. Kalau kelenjar ini terserang kanker, disebut limfoma. Pendeteksian kanker atau bukan tidak bisa dilakukan kasat mata. Penentuan kanker harus melalui tahapan pemeriksaan, mulai pengambilan gambar (rontgen) hingga pengambilan sampel kelenjar getah bening atau biopsi. Gejala-gejala untuk mengenali pembengkakan kelenjar getah bening sebagai kanker antara lain, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, demam, hidung sering tersumbat, telinga berdengung, dan menurunnya nafsu makan berkepanjangan. Dus, setelah mengenali jenis dan gejalanya, penanganan pun bisa dilakukan dengan tepat.
5. Manifestasi Klinik a. Benjolan tersebut tidak terasa sakit bila ditekan b. Bila disentuh terasa kenyal dan tidak padat
c. Terjadi benjolan bukan hanya di ketiak tapi juga dipaha dan di leher d. Demam tinggi e. Sering keluarnya keringat pada malam hari
6. Pengobatan Pengobatan tergantung pada organisme yang menyebabkan infeksi. Untuk infeksi bakteri, dalam medis konvensional antibiotik biasanya diberikan secara infus atau dengan mulut, namun pengobatan seperti ini biasanya menimbulkan resistensi bakteri serta membunuh bakteri menguntungkan dalam saluran pencernaan kita. Dalam pengobatan holistik, pemberian antibiotik alami seperti bawang putih dan propolis mampu membasmi mikroba penyebab peradangan tanpa harus membunuh bakteri menguntungkan di dalam tubuh. Kompres air hangat bisa membantu mengurangi rasa sakit pada peradangan batang getah bening. Biasanya, ketika infeksi tersebut telah diobati, batang getah bening pelan-pelan menyusut, dan rasa sakit surut. Kadangkala batang yang membesar tetap kuat tetapi tidak lagi terasa lunak
7. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat. b. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat. c. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita tumor ketiak adalah sinar X, ultrasonografi dan pemeriksaan reseptor hormon
8. Penataksanaan Medis Penatalaksanaan medis untuk tumor aksila yaitu dengan pembedahan untuk mengambil massa atau tumor.
B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan bahan kimia yang bersifat carcinogenik. b. Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: nyeri, demam , penurunan berat badan. c. Identifikasi adanya perubahan perilaku klien. d. Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi. e. Perubahan pada sensasi f. Observasi adanya perubahan sensori g. Observasi tingkat kesadaran dan tanda vital. h. Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit. i. Pasienikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran. 2. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi 1. Nyeri akut b/d agen injury biologi 2. Cemas b/d krisis situasional 3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya paparan informasi Post operasi 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (adanya insisi post operasi) 2. Resiko infeksi dengan factor resiko pertahanan tubuh primer dan sekunder tidak adekuat
PATWAY TUMOR AKSILA
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 1995, Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC Carpenito, Lynda Juall. 1995. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta : EGC Doengoes, Marrilyn. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I. Jakarta : EGC
Rencana Keperawatan Pre operasi Dx keperawatan Nyeri akut
Tujuan NOC: Kontrol nyeri,
Intervensi NIC:
berhubungan
Setelah diberi penjelasan selama 3x 24 jam
a. Manajement nyeri. Aktifitas:
dengan agen injuri:
diharapkan kenyamanan pasien meningkat
1.
biologis
Indikator:
lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yan
dapat menambah nyeri
Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri (4)
Lakukan penilaian terhadap nyeri
2.
Amati isyarat non verbal tentan
Klien menyatakan nyeri berkurang(3)
Klien mampu istirahan/tidur(3)
3.
Fasilitasi lingkungan nyaman
Menggunakan tekhnik non
4.
Berikan obat anti sakit
5.
Bantu
farmakologi(4)
kegelisaan
pasien
menemukan
posis
nyaman 6.
Anjurkan klien penggunaan tehni relaksasi
Cemas
NOC: kontrol kecemasan dan coping,
NIC: Penurunan kecemasan
berhubungan
setelah diberi penjelasan selama 3x24 jam
Aktifitas:
dengan krisis
diharapkan klien mampu mengatasi cemas
1.
Bina Hubungan. Saling percaya
situasional
dengan:
2.
Jelaskan prosedur
Indikator:
3.
Hargai pengetahuan pasien tentang
Pasien mampu:
Mengungkapkan cara mengatasi cemas
penyakitnya 4.
(4)
Bantu pasien untuk mengefektifkan sumber support
Mampu menggunakan coping (4)
Klien tidak tampak tegang dan
Kurang
ketakutan(4) Pengetahuan tentang penyakit dan prosedur
Pengetahuan penyakit dan prosedur
pengetahuan
pengobatan , setelah diberikan penjelasan
pengobatan
tentang penyakit
selama 2x 15 menit pasien mengerti proses
Aktifitas:
dan prosedur
penyakitnya dan Program perawatan serta
pengobatan b/d
Therapi yang diberikan dengan:
kurangnya paparan
Indikator:
informasi
Pasien mampu:
(tanda dan gejala), identifikasi
kemungkinan penyebab.
2.
3. Mengenal kebutuhan perawatan dan
pengobatan tanpa cemas (4)
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
Menjelaskan kembali tentang penyakit, (5)
1.
Jelaskan tentang proses penyakit
Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan
4.
Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi
5.
Diskusikan tentang terapi dan pilihannya
6.
Eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa digunakan/ mendukung
7.
instruksikan kapan harus ke pelayanan
8.
Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur perawatan dan pengobatan
Post Operasi Dx keperawatan
Tujuan
Intervensi
nyeri akut
NOC: Kontrol nyeri, setelah dilkukan
NIC: Manajement nyeri. Aktifitas:
berhubungan dengan
perawatan selama 3x24 jam nyeri pasien
agen injuri fisik
berkurang dengan:
nyeri, lokasi, karakteristik dan
(adanya insisi post
Indikator:
faktor-faktor
operasi)
menambah nyeri
1.
Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri (0-10) (4)
2.
Lakukan
Amati
penilaian
terhadap
yang
isyarat
dapat
non
verbal
Pasien menyatakan nyeri berkurang (3)
Pasien mampu istirahan/tidur (4)
3.
Fasilitasi linkungan nyaman
Menggunakan tekhnik non farmakologi
4.
Anjurkan
tentang kegelisaan
(4)
pasien
untuk
relaksasi nafas dalam 5.
Kolaborasi
pemberian
analgetik 6.
Bantu
pasien
posisi nyaman
menemukan
Resiko infeksi
NOC: Kontrol infeksi dan kontrol resiko,
NIC: Perawatan DC, Infus/ luka
dengan factor resiko
setelah diberikan perawatan selama 3x24
Aktifitas:
pertahanan tubuh
jam tidak terjadi infeksi sekunder
1.
Amati luka dari tanda2 infeksi
primer dan sekunder
dengan:
2.
Lakukan perawatan DC, infus
tidak adekuat
Indikator:
dan luka post operasi dengan tehnik
Bebas dari tanda-tanda infeksi(5)
aseptic dan gunakan kassa steril
Angka leukosit normal (5)
untuk merawat dan menutup luka
Pasien mengatakan tahu tentang tanda-
3.
tanda infeksi(5)
Anjurkan pada pasien utnuk melaporkan dan mengenali tandatanda infeksi
4.
Kelola terapi sesuai program
NIC: Kontrol infeksi. Aktifitas: 1.
Batasi pengunjung
2.
Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah merawat pasien 3.
Tingkatkan masukan gizi yang cukup
4.
Anjurkan istirahat cukup
5.
Pastikan penanganan aseptic daerah IV
6.
Berikan pendidikan kesehatan tentang resiko infeksi
A. Konsep Teori Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevalu- aluasi status kesehatan klien (Suarni dan Apriyani,2017) Adapun pengkajian kasus Vertigo Menurut Asmada,doni,2018 adalah: a.
Identitas Pasien Nama,tempat tanggal lahir,umur,alamat,pekerjaan,jenis kelamin , agama suku,sumber biaya,tanggal masuk RS dan diagnosa medis.
b.
Riwayat kesehatan Dilakukan untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai keluhan utama pasien.
1)
Keluhan
utama
Klien mengeluh nyeri 2)
Riwayat kesehatan sekarang Klien mengatakan nyeri dibagian kepala,nyeri yang dirasakan seperti berputar-putar,nyeri yang dirasakan apabila klien duduk atau berdiri.Rasa nyeri berkurang apabila klien berbaring.Nyeri dirasakan hilang timbul skla nyeri 7 (0-10)
3)
Riwayat kesehatan dahulu Pengkajian masa lalu digunakan untuk menggali berbagai kondisi yang memberikan dampak tehadap kondisi saat ini. Perawat menanyakan riwayat masuk rumah sakit dan penyakit yang pernah diderita, penggunaan obat-obatan, dan adanya alergi. Riwayat nutrisi dan riwayat pola hidup juga penting dikaji detail pada pasien.
4)
Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit seperti
klien
dan
tidak
ada
penyakit
keturunan
jantung,diabetes militus dan astma. a . Aktivitas/istrahat: dengan gejala kelemahan, kelelahan b . Sistem Pernafasan : frekwensi nafas normal 20 x/menit
seperti
pergerakan dada kanan dan kiri simetris dan tidak ada sianosis. c. Sistem Persyarafan :Bicara normal,orientasi waktu menjawab dengan baik,orientasi orang menjawab dengan baik,orientasi tempat klien baik,pupil mengecil saat diberi reflek cahaya,klien tidak dapat menggerkkan bola mata ke atas dank e bawah. d. Sistem Cardioveskuler: konjungtiva anemis,tidak terdapat odema pelpebra,tidak ada pembesaran vena jugularis,CRT< 3 detik,bentuk thorax simetris,tekanan darah normal 120/90 mmHg,nadi 80 x/menit e. Sistem
pencernaan
:Mukosa
bibir
tidak
kering,tidak
ada
pembengkakan tonsil,mulut bersih,bising usus 10 x/menit,reflex menelan baik,pada saat di palpasi tidak ada nyeri tekan turgor kulit baik,dan tidak terjadi distensi abdomen. f. Sistem Perkemihan : Volume urine 1000 cc/hari,warna kuning jernih,tidak terpasang kateter,saat di palpasi tidak ada pemebesaran kaandung kemih,pada saat di palpasi tidak ada nyeri pada ginjal g. Sistem Integumen : Kulit bewarna sawo matang,kulit teraba hangat,warna
rambut
hiam,terdapat
ubun,ubun,tidak
adanya
kemerahan atau hematum. h. Sistem pendengaran : klien mengatakan sulit mendengar,distorsi sensori,konsentrasi buruk i. Eliminasi: Gejala riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena perdarahan, gatrointestinal, atau masalah yang berhubungan dengan gastrointestinal. j.
Makanan/cairan: Gejala anoreksia, mual, muntah, tidak ada masalah menelan ,tidak adanya nyeri ulu hati, tidak terjadi penurunan berat badan,penurunan nafsu makan.
k. Neurologi: Gejala rasa denyutan, pusing/sakit kepala, kelemahan. l. Nyeri atau kenyamanan: Gejala nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, tertusuk- tusuk.
m. Pola tidur : klien mengatakan tidurnya tidak puas, terdapat kantung mata,klien mengatakan tidak bisa tidur,klien mengatakan pola tidur berubah. n. Pengetahuan : klien selalu menanyakan tentang penyakitnya 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI ,2016) . Diagnosa
keperawatan
yang
muncul
Menurut
Asmada,Doni,2018 adalah: a.
Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d . Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, nyeri seperti tertusuk tusuk ,klien mengatakan nyeri saat beraktivitas, klien tampak meringis, tampak memegangi kepalanya Skala nyeri 7 ( 1-10), klien tampak gelisah dan nafsu makan berubah.
b.
Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial d.d Klien mengeluh mual,klien mengatakan ingin muntah,klien mengatakan tidak minat makan, klien tampak pucat, Takikardi dan Pupil Dilatasi.
c. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan d.d Klien mengatakan sangat lemas,sulit tidur,klien mengatakan tidak puas tidur,klien mengatakan istirahat tidak cukup,klien tampak kelelahan dan terdapat kantung mata didaerah mata klien. d. Risiko jaatuh d.d faktor risiko Gangguan Keseimbangan e. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Pendengaran d.d Klien mengatakan terganggu dalam mendengar,klien tampak distorsi sensori respons tidak sesuai dan konsentrasi buruk. f. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Klien menanyakan masalah yang di hadapi,klien menunjukkan perilaku yang
tidak sesuai dengan anjuran,menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah menjalani pemeriksaan yang tidak tepat dan menunjukkan perilaku berlebihan(mis.apatis,bermusuhan,agitasi dan hysteria). 3.
Rencana Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012). Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011).
5. Implementasi Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah satatus kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan krikteria hasil yang diharapkan (Suarni dan Apriyani,2017).
6. Evaluasi Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dilakukan,berkesinambung-an dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan,untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Suarni dan Apriyani,2017).