Makalah 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH LINGUISTIK



Dosen Pengampu : Icha Khairiah, M.Pd



Disusun Oleh : 1. Filia Anjanlina



(2011250021)



2. Ledya Nur Veronica (2011250005)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO (UINFAS) BENGKULU 2023



i



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh. Semua pujian adalah kepada Allah SWT yang telah memberi kita kebahagiaan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa bantuan-Nya saya tidak akan pernah memiliki pilihan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan kabar baik dapat diberikan kepada nabi kita yang disayangi Muhammad SAW yang akan kita menengahi di luar yang besar. Sang Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas kekayaan berkat-Nya yang sehat, baik sebagai kesejahteraan dan alasan yang sebenarnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Mata Kuliah: Kecerdasan Jamak dengan judul “Linguistik" Penulis memahami bahwa makalah ini cukup cacat dan masih ada banyak kesalahan dan noda di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengantisipasi analisis dan ide-ide dari para pembaca untuk makalah ini, dengan tujuan agar tulisan ini nantinya dapat berubah menjadi makalah yang jauh dan jauh. Kemudian, pada saat itu, dengan asumsi ada banyak slip-up dalam makalah ini, Penulis meminta maaf dengan berlimpah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pertemuan, terutama kepada para Dosen yang telah menyutradarai rekaman sebagai hard copy makalah ini. Selanjutnya, idealnya makalah ini bisa berharga. Terima kasih banyak kepada Anda.



Bengkulu, 5 April 2023



Penulis



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................i KATA PENGATAR.......................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Rummusan Masalah..............................................................................1 C. Tujuan...................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2 1. Pengertian Linguistik............................................................................2 2. Cabang Ilmu Linguistik........................................................................3 3. Aliran Ilmu Linguistik..........................................................................7 BAB III PENUTUP.........................................................................................13 A. Kesimpulan...........................................................................................13 B. Saran.....................................................................................................13 DAFTAR PUSTKA........................................................................................14



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Linguistik sampai saat ini masih dianggap sulit oleh sebagian besar manusia. Padahal Ilmu Linguistik bersifat umum yang hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Ilmu Linguistik umum merupakan media komunikasi penting yang bersifat komunikatif. Banyak yang beranggapan bahwa Ilmu Linguistik itu sulit dan perlu segera ditepis. Masalahnya sekarang, sampai saat ini panduan Ilmu Linguistik umum yang benar-benar dan detai masih sangat sulit untuk ditemukan. Padahal buku jenis Ilmu Linguistik akan sangat membantu para penulis pemula untuk mulai mengasah kemampuan.1 Problematika diatas perlu segera dipecahkan, salah satu langka yang dapat ditempuh adalah menyajikan makalah tentang ke Ilmuan Linguistik Umum.. Secara umum makalah ini dapat dikategorikan kedalam bagian besar yakni begian awal berupa pembahasan objek keilmuan Linguistik dalam bahasa dan bagian akhir yang membahasa tatanan dan sejarah Linguistik. serta menyajikan tatanan sejarah keilmuan Linguistik sampai saat ini belum banyak ditemukan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian dari Linguistik? 2. Apa Saja Cabang Ilmu Linguistik? 3. Bagaimana Aliran Ilmu Linguistik?



C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Linguistik, Jenis atau Cabang Ilmu Linguistik, dan terakhir yaitu Aliran Ilmu Linguistik.



1



Todo F. B. Sibuea, ‘Students’ Perceptions on the Use of Google Classroom To Support Blended Learning for the Pengantar Linguistik Umum Course’, Lingua : Jurnal Ilmiah, 14.2 (2018), 49–63 .



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Linguistik Linguistik adalah ilmu bahasa secara umum atau tidak terikat pada satu bahasa saja. Oleh karena itu, terkadang ilmu ini disebut juga dengan linguistik umum (general linguistics). berdasarkan keluasan objek kajiannya, linguistik dapat dibedakan menjadi linguistik umum dan linguistik khusus. Dapat ditebak bahwa linguistik khusus berarti memfokuskan kajiannya pada salah satu bahasa saja.2 Linguistik yang mempelajari ilmu kebahasaan secara umum tanpa fokus salah satu bahasa saja (languages). 1. Etimologi Jika ditelusuri secara etimologi, apa itu linguistik sesungguhnya berasal dari kata lingua yang bermakna “bahasa” dalam bahasa Latin. Selain dari bahasa Latin, beberapa bahasa lain juga merujuk pada makna yang sama. Misalnya, dalam bahasa Prancis adalah langue atau langage, bahasa Italia lingua, bahasa Spanyol lengua, dan bahasa Inggris language. Sementara itu dalam Bahasa Inggris Istilah linguistic dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language, seperti dalam bahasa Perancis istilah linguistique berkaitan dengan langage. Dapat ditebak bahwa arti dari language maupun langage adalah “bahasa”. Dalam bahasa Indonesia “linguistik” adalah nama bidang ilmu, dan kata sifatnya adalah “linguistis” atau “linguistik”. Dapat disimpulkan bahwa secara etimologi linguistik berarti bahasa atau bidang ilmu yang mempelajari bahasa. 2. Pendapat Ahli Tentunya telah banyak ahli bahasa yang telah mendefinisikan pengertian linguistik. Linguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa. Definisi linguistik sebagai kata sifat adalah studi bahasa, sedangkan sebagai kata benda berarti ilmu dari metode dalam mempelajari dan meneliti bahasa.



2



M Syahrun Effendi, ‘Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa’, Jurnal Perspektif Pendidikan, 5.1 (2012), 10 .



2



Linguistik adalah ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bahasa atau ilmu bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa linguistik adalah ilmu yang mempelajari atau meneliti seluk-beluk bahasa secara ilmiah. B. Cabang Ilmu Linguistik Saat membicarakan cabang ilmu linguistik, kebanyakan orang akan menyebutkan pembagian kajian linguistik berdasarkan objek yang dikajinya. Tentunya, objek kajian dari linguistik adalah bahasa. Misalnya, dalam konteks ujaran atau pengucapan, bahasa dapat diamati dari bunyi yang dihasilkan. Sementara itu, dalam konteks makna kata, bahasa dapat dipelajari dari pembentukan makna dari kata yang digunakan tersebut. Verhaar mengategorikan pembahasan bahasa berdasarkan objek yang dikajinya tersebut menjadi: fonetik & fonologi (bunyi bahasa), morfologi (pembentukan kata), sintaksis (aturan pembentukan kalimat), dan semantik (makna kata) sebagai cabang linguistik. Kelima hal tersebut sebagai tataran linguistik.3 Apa pun sebutannya, berikut adalah pemaparan dari berbagai cabang kajian linguistik tersebut. 1. Fonetik Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses ujaran. Fonetik akan berhubungan dengan anatomi tubuh yang menghasilkan bunyi, khususnya organ-organ tubuh yang terlibat dalam proses penghasilan ujaran. Fonetik akan berupaya untuk menerangkan bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Studi fonetik umumnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu sebagai berikut. a. Fonetik akustik Merupakan studi fonetik yang berupaya menjelaskan bunyibunyi ujaran sebagai suatu proses fisik. Biasanya kajian ini membutuhkan alat spektograf yang dapat memperlihatkan gelombang bunyi udara. Alat tersebut mampu menggambarkan intensitas dan volume ujaran sehingga para linguis dapat menggambarkan bunyi-bunyi tersebut secara konkret melalui wujud fisiknya. b. Fonetik auditoris 3



Liliana Muliastuti, ‘Bahasa Dan Linguistik’, Linguistik Umum, 2014, 1–42 .



3



Merupakan studi fonetik yang mempelajari proses penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga. Cabang ini boleh dibilang lebih dekat dengan kajian kedokteran dibandingkan dengan linguistik. c. Fonetik artikulatoris Adalah studi fonetik yang mempelajari bagaimana bunyibunyi bahasa dihasilkan oleh alat atau organ tubuh manusia. Fonetik artikulasi lebih banyak memberikan sumbangan bagi linguistik dibandingkan dengan fonetik aktistik dan atiditoris. Karena, cabang ini menganalisis bunyi-bunyi bahasa secara mendetail berdasarkan konteks bahasanya, bukan organ tubuh penghasil bahasa yang lebih condong ke dunia medis. Contohnya, bagaimana bunyi [p] dan [b] dihasilkan oleh alat ucap manusia. 2. Fonologi Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan atau mengidentifikasi kata. Objek penelitian fonologi adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Jika pada fonetik, bunyi-bunyi dianalisis berdasarkan cara membunyikannya. Oleh karena itu, dalam fonologi, bunyi-bunyi tersebut dianalisis pada suatu konteks pengucapan katanya. Misalnya pada kata bunyi dengan sunyi apakah bunyi [b] dan [s] pada kata-kata tersebut membedakan makna? Jika ya, maka bunyi itu disebut fonem. Dalam studi bahasa individu, fonologi di sebut sebagai fonologi, misalnya fonologi Bahasa Indonesia. Namun dalam studi linguistik umum, fonologi disebut sebagai fonemik yang merupakan salah satu cabang fonologi yang terdiri dari fonetik dan fonemik. 3. Morfologi Morfologi adalah cabang linguistik yang menganalisis struktur, bentuk dan pembentukan, serta klasifikasi kata-kata. Objek penelitiannya adalah morfem, yakni satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Contoh morfem adalah imbuhan, misalnya (me-an, me-kan, dsb) atau partikel (-kah, -lah). Bagaimana akibatnya jika suatu kata dasar ditambahkan imbuhan (afiks)? Apakah kata-kata itu akan mengalami perubahan



4



makna dan kategori kata, dan sebagainya? Hal seperti itulah yang akan dikaji dalam morfologi. 4. Sintaksis Jika morfologi membicarakan struktur internal kata, maka sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran atau mudahnya: dalam suatu kalimat. Hal-hal yang biasa dikaji dalam sintaksis meliputi: a. struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis; b. satuan sintaksis berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; c. hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti modus, aspek, dsb. 5. Semantik Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna bahasa. Sebetulnya, makna adalah hal yang paling sulit untuk dikaji. Bahkan, para linguis strukturalis biasanya menanggalkan kajian ini karena dianggap tidak dapat diteliti secara empiris. Makna itu terlalu relatif dan sangat tergantung dari penutur dan konteks sekitarnya.4 Studi semantik mulai dikembangkan oleh Chomsky pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa. Hal-hal yang dibicarakan dalam semantik meliputi hakikat makna, jenis makna, relasi makna, perubahan makna, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan makna bahasa. Selain lima cabang utama di atas, linguistik juga dapat dibedakan menjadi beberapa kategori lain berdasarkan aspek lainnya pula. Berikut adalah pemaparannya. 1. Berdasarkan Segi Sifat Telaah Berdasarkan bagian-bagian bahasa yang dikaji (segi sifat telaah), linguistik dapat dibedakan menjadi: linguistik mikro dan linguistik makro. Linguistik mikro hanya mengkaji struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya.



4



Liesna Andriany, ‘Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Pailkem Pada Matakuliah Linguistik Umum’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 20, 2021, 2013–15.



5



Sementara itu, Linguistik makro mengkaji suatu bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa. Studi linguistik ini akhirnya melahirkan lagi cabang-cabang linguistik seperti: a. Sosiolinguistik, merupakan ilmu yang mempelajari aspek sosial dengan kegiatan berbahasa. b. Antropologi Linguistik, atau Etnolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa, penggunaan bahasa, dan kebudayaan pada umumnya. c. Neurolinguistik, adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara sistem saraf dan bahasa. d. Psikolinguistik, merupakan ilmu yang mempelajari hubungan psikologi dan bahasa. e. Stilistika, ilmu yang mempelajari gaya (style) bahasa. 2. Cabang Linguistik Berdasarkan Tujuan Dalam pembidangannya, linguistik dibagi atas empat bidang, yakni sebagai berikut : a. Linguistik umum Linguistik umum (general linguistics) merumuskan bahwa semua bahasa manusia bersifat alamiah. Sehingga, hasil kajian linguistik umum memberikan gambaran seluk beluk bahasa sehingga dapat menghasilkan teori kebahasaan. Linguistik umum memberikan ciri umum bahasa yang diuraikan secara sederhana, umum, tepat, dan objektif. Selain itu, kajian ini juga memberikan informasi umum mengenai teori, prosedur kerja, dan paham-paham yang berkembang dalam linguistik.5 b. Linguistik terapan Linguistik terapan (applied linguistics) adalah ilmu yang berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistik untuk keperluan praktis atau hal nyata dalam kehidupan seharihari. Sebagai linguistik terapan, bahasa berfungsi sebagai alat, yaitu alat dalam pengajaran bahasa sehingga peserta didik mampu menggunakan bahasa yang dipelajari. Istilah applied linguistics dipopulerkan di Amerika Serikat pada tahun 1940. Ketika itu, ilmu ini bertujuan untuk membantu kemajuan pengajaran bahasa. c. Linguistik teoretis



5



Andri Kurniawan, Linguistik Umum (Global Eksekutif Teknologi., 2023).



6



Linguistik teoretis adalah ilmu yang berusaha mengamati bahasa dari segi struktur bahasa itu sendiri. Ilmu ini berusaha memahami bahasa melalui kegiatan-kegiatan berbahasa. Bahasa dalam linguistik teoretis ini tidak dipandang sebagai alat, tetapi di pandang sebagai bahasa. Linguistik teoretis adalah upaya untuk memahami bahasa, tidak untuk ditumpangtindihkan dengan teori linguistik yang digunakan sebagai landasan analisis ketika mengadakan penelitian linguistik. d. Sejarah linguistik Sejarah bahasa tidak dapat disebutkan sebagai salah satu subdisiplin linguistik karena ia berada di dalam linguistik khusus itu sendiri. Sebaliknya, sejarah linguistik dapat membawa kita pada pengetahuan perkembangan linguistik dari masa ke masa, sehingga dapat diketahui apa saja yang sudah dilakukan dalam penelitian linguistik. Hasil penelitian dari masa ke masa tersebut dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya agar diketahui perkembangan-perkembangan bahasa yang terjadi. 3. Linguistik Berdasarkan Aspek Pendekatan Objek Berdasarkan aspek pendekatan objeknya, linguistik dibagi menjadi sebagai berikut ini. a. Linguistik deskriptif Linguistik deskriptif adalah ilmu yang mengkaji bahasa yang digunakan penutur ketika penutur sedang mengadakan penelitian dan analisis data. Dapat dikatakan bahwa linguistik deskriptif adalah ilmu yang melihat bahasa apa adanya. b. Linguistik sinkronis Adalah linguistik yang mengkaji bahasa pada kurun waktu tertentu (dalam satu waktu). c. Linguistik diakronis Merupakan linguistik yang mempelajari perkembangan bahasa dari masa ke masa. Contohnya, perkembangan bahasa Bali dari masa lalu hingga masa kini. d. Linguistik historis komparatif



7



Adalah linguistik yang mempelajari perbandingan antara bahasa-bahasa yang sekerabat. e. Linguistik konstrastif Merupakan linguistik yang mempelajari perbandingan antara bahasa-bahasa yang tidak sekerabat. Penelitian linguistik konstrastif membatasi kajiannya pada bandingan-bandingan bahasa pada periode tertentu. Linguistik konstrastif dipelopori oleh Robert Lado.



C. Aliran Linguistik Sejarah linguistik telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran dan penelitian bahasa secara umum. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai bahasa sehingga melahirkan berbagai teori dan metode tata bahasa yang berbeda pula. Berikut adalah beberapa aliran yang berpengaruh besar terhadap perkembangan ilmu linguistik. 1. Linguistik tradisional Aliran pertama dalam linguistik yang muncul berdasarkan pendekatan Aristoteles dan Plato dengan melihat bahasa dari pandangan filsafat. Analisis aliran tradisional menghasilkan simpulan bahwa bahasa didasarkan pada makna sehingga batas antara satuan gramatikal menjadi kabur. Dengan demikian, muncul beberapa definisi mengenai kelas kata. Cotohnya, kata benda adalah nama orang, benda, dan yang dibendakan. Sementara itu, kata kerja adalah kata yang menunjukkan kegiatan. Padahal, sebetulnya tidak selalu begitu. Menurut para ahli sejarah, sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran tradisional merupakan warisan dari studi perspektif dari abad ke 18. Studi perspektif sendiri adalah studi yang pada prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa yang baik dan benar. Ciri-ciri aliran tradisional menurut Alwasilah adalah:



8



a. Tidak adanya pengenalan perbedaan antara bahasa ujaran dan bahasa tulisan; b. Pemerian bahasa (Inggris) dengan memakai patokan-patokan bahasa lain, tepatnya bahasa Latin; c. Penghakiman penggunaan bahasa dengan vonis tradisional: benar atau salah; d. Pelibatan logika dalam memberikan keputusan persoalan kebahasaan; e. Mempertahankan penemuan-penemuan terdahulu; f. Pemberian bahasa dilakukan berdasarkan bentuk bahasa tulisan baku; g. Banyak menurunkan definisi yang tidak jelas. 2. Linguistik Struktural Munculnya aliran struktural adalah bentuk ketidakpuasan para linguis terhadap aliran tradisional yang belum memecahkan masalah tata bahasa secara tuntas. Sejak tahun 1930-an sampai akhir tahun 1950-an linguistik struktural menjadi aliran yang paling berpengaruh. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting dalam pengembangannya adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Dalam teori Behaviorisme, ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini sebagai mechanism, yang merupakan kebalikan dari mentalism. Bloomfield berusaha menjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang bersifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis lebih fokus terhadap fonologi, morfologi, sedikit sintaksis, dan sama sekali tidak menyentuh semantik. Dalam menganalisis kalimat, kaum strukturalis melakukan Analisis Unsur Bawahan Langsung, yaitu metode analisis kalimat atau kata-kata dengan membaginya kepada unsur-unsurnya. Misalnya, kalimat “Kakak memasak kue” dapat dianalisis dengan menghasilkan unsur bawahan “kakak” dan “memasak kue”. Kemudian, “memasak kue” dapat pula diuraikan menjadi unsur bawahan “memasak” dan “kue”.



9



3. Aliran Tagmemik Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang terkenal adalah Language in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954). Dalam aliran ini, satuan dasar dari sintaksis disebut sebagai tagmem (Yunani: susunan). Tagmem ialah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.6 Contoh Baju itu bagus. Bentuk baju itu mengisi fungsi subjek, dan tagmem subjeknya dinyatakan dengan baju. Menurut Pike satuan dasar sintaksis tidak dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja seperti subjek + predikat + objek; dan tidak pula dapat dinyatakan dengan deretan bentukbentuk saja, seperti frase benda + frase kerja + frase benda, tetapi harus dinyatakan bersamaan dengan rumus seperti ini. S: FN + P: FV + O: FN Rumus tersebut dibaca: fungsi subjek diisi oleh frase nominal, fungsi predikat diisi oleh frase verbal, selanjutnya diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal. Dua unsur tagmem tersebut (fungsi dan kategori kata) pada perkembangan selanjutnya ditambahkan unsur peran (pengisi makna) dan kohesi (keterikatan antara satuan-satuan lingual). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa menurut aliran ini satuan dasar sintaksis berupa tagmem dapat digambarkan sebagai sel empat sisi. Fungs i



Kategori



Peran



Kohesi



Berdasarkan teori ini, kalimat Paman membaca koran tadi pagi dapat dianalisis dengan hasil seperti di bawah ini.



6



Ribut Wahyu Eriyanti, Linguistik Umum (Uwais Inspirasi Indonesia, 2020).



10



Keterikatan antara satuan-satuan lingual (kohesi) pada analisis di atas dikosongkan karena bahasa Indonesia bukanlah termasuk jenis bahasa berkasus. Contoh bahasa berkasus adalah bahasa Jerman. 4. Aliran Stratifikasi Teori ini menganggap bahwa bahasa merupakan sistem yang berhubungan. Dikatakan bahwa suatu ujaran sudah memiliki strata yang tersusun, yaitu makna (konsep) dibentuk oleh leksem, morfem, dan, fonem. a. Linguistik Konteks Teori ini dipelopori oleh seorang antropolog berkebangsaan Inggris, Bronislaw Malinowski. Aliran linguistik konteks menyatakan bahwa untuk memahami ujaran, konteks situasi haruslah diperhatikan. Karena konteks situasi tersebut dapat memecahkan aspek bermakna bahasa sehingga aspek linguistik dan nonlinguistik dapat berkorelasi. Pada dasarnya, teori konteks memberikan simpulan bahwa (a) makna tidak terdapat pada unsur-unsur lepas yang berupa kata, tetapi berada pada ujaran secara menyeluruh dan (b) makna tidak dapat ditafsirkan secara dualis (kata dan acuan), atau trialis (kata, acuan, tafsiran), tetapi makna terpada dalam tuturan yang dipengaruhi oleh situasi. b. Linguistik Transformasi Aliran ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang selanjutnya dikenal dengan sebutan tata bahasa transformasi. Chomsky mengemukakan teori ini dalam bukunya yang berjudul “Syntactic Structure” (1957) dan “Aspects of the Theory of Syntax” (1965). Chomsky beranggapan bahwa bahasa tercermin di dalam kalimat dengan membawa sejumlah elemen dasar dan struktur. Struktur itu dibedakan menjadi dua, yaitu struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface structure). Struktur luar berwujud apa yang didengar/ dilihat, sedangkan struktur dalam berwujud abstraksi dari yang didengar/dilihat. Chomsky menambahkan bahwa dalam menghasilkan kalimat, manusia memiliki kompetensi (competence) tentang bahasanya dan menampilkan (performance) dalam wujud bahasa. Itulah yang dikaji dalam teori transformasi generatif. Dalam hal



11



ini, sintaksis berada pada strata yang lebih tinggi sehingga kajiannya lebih diperdalam. 5. Teori semantik generatif Teori ini diperkenalkan oleh murid Noam Chomsky, yakni Postal, Mc Cawley dan Lakoff pada tahun 1968. Menurut mereka, semantik memiliki eksistensi yang lain dari sintaksis sehingga tidak dapat disamakan dengan struktur dalam pandangan Chomsky. Mereka berpendapat bahwa sintaksis dan semantik bersifat homogen, sehingga hanya membutuhkan satu kaidah, yakni kaidah transformasi. 6. Teori kasus Aliran ini merupakan teori yang masih berhubungan dengan teori transformasi generatif dan semantik generatif. Teori kasus membicarakan hubungan antara verba sebagai predikat dan nomina sebagai argumen yang mendampingi verba dalam kalimat yang selanjutnya diberi label kasus. Misalnya bentuk [— X, Y, Z]: tanda (—) melambangkan verba sebagai predikat dan tanda [X, Y, Z] melambangkan argumen yang berada pada verba.



12



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitia bahasa sudah di mulai sejaksejak abad ke 6 SM, bahkan perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian bahasa dan kesusastraan sudah dibangub sejak awal abad ke 3 SM di kota Alexandrea. Kamus bahasa Inggris, Dectionary of the English Language, yang terdiri atas dua volume, pertama kali diterbitkan pada tahun 1755; dan pda tahun 1884 telah diterbitkan Ocford English Dectionary yang terdiri atas 12 volume. Antara 1820 – 1870 para ahi linguistik berhasl membangun hubungan sistematis di antara bahasabahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologis. Salah satu buku awal yang menjelaskan mengenai ilmu bahasa adalah An Introduction as Lingualistic Science yang di tulis Bloomfield pada tahun 1914.



Jurnal



ilmiah



internasuonal



ilmu



bahasa,



yang



berjudul



Unternational Jurnal of American Linguistics, pertama kali diterbitkan pada tahun 1917.



B. Saran Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, kami mohon kepada para pembaca untuk memberikan saran yang membangun. Karena kami sadar betul bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak kekuarangan dan kesalahannya.



13



DAFTAR PUSTAKA Andriany, Liesna, ‘Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Pailkem Pada Matakuliah Linguistik Umum’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 20, 2021, 2013–15 Effendi, M Syahrun, ‘Linguistik Sebagai Ilmu Bahasa’, Jurnal Perspektif Pendidikan,



5.1



(2012),



10



Eriyanti, Ribut Wahyu, Linguistik Umum (Uwais Inspirasi Indonesia, 2020) Kurniawan, Andri, Linguistik Umum (Global Eksekutif Teknologi., 2023) Muliastuti, Liliana, ‘Bahasa Dan Linguistik’, Linguistik Umum, 2014, 1–42



Sibuea, Todo F. B., ‘Students’ Perceptions on the Use of Google Classroom To Support Blended Learning for the Pengantar Linguistik Umum Course’, Lingua :



Jurnal



Ilmiah,



14.2



14



(2018),



49–63