Makalah Bahasa Arab Kel.4 (Kanaa, Inna, Dzhonna Wa Akhwatuha) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAHASA ARAB II



(‫ ظنّ وأخواتها‬, ِّ‫إن‬, ‫) كان‬ Dosen Pengampu : Rina Juliana , M.Pd.i



Kelas : PAI 2 F Disusun Oleh : Kelompok 4 1. Augina Patricia Maysara (201210191) 2. Ella Rohali (201210207) 3. Enda Mora (201210208)



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN AKADEMIK 2022



i



Kata Pengantar



Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "



ّ‫ان إنِّ ظن‬EE‫ك‬



‫ " وأخواتها‬dengan tepat waktu Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Arab II. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa saja pengertian, contoh, macam-macam dari Kana, Inna, Zhanna wa Akhwatuha bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina Juliana, M.Pd.i selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Arab II. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Jambi,



Maret 2022



Kelompok 4



ii



DAFTAR ISI COVER .............................................................................................................i KATA PENGANTAR......................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................iii BAB I (PENDAHULUAN)...............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................1 C. Tujuan Penulisan....................................................................................1 D. Landasan Teori.......................................................................................2 BAB II (PEMBAHASAN)................................................................................3 A. Pengertian Kana, Inna dan Zhanna wa Akhwatuha................................3 B. Macam-macam Kana, Inna dan Zhanna.................................................6 C. Perubahan Kalimat Dengan Amil Kana, Inna Dan Zhanna Wa Akhwatuha..13 D. Contoh Amil Kana Inna dan Zhanna wa Akhwatuha dalam Al-Qur’an........17 BAB III (PENUTUP)......................................................................................20 A. Kesimpulan..........................................................................................20 B. Saran....................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21 DOKUMETASI KELOMPOK......................................................................22



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu nahwu dan shorof merupakan ilmu yang pokok penting untuk dipelajari dan difahami. Hal ini dikarenakan jika seorang muslim tidak bisa memahami kedua ilmu ini akan sulit untuk memahami Alquran dan kitab kuning serta akan sulit untuk berbicara bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa yang mudah dibandingkan bahasa lainnya. Namun baNyak masyarakat yang justru menganggapnya sangat sulit. Hal ini dikarenakan masih minimnya antusiasme masyarakat dalam mempelajarinya. Makalah ini bermaksud memberi penjelasan secara ringkas tentang rincian ilmu nahwu seperti kelompok-kelonpok sebelumnya.



Salah satu



persoalan



penggunaan “ ِّ‫إن‬



yang



‫”ظنّ وأخواتها كان‬



sering



dihadapi



khususnya



Oleh karena itu, penulis akan mengkaji



lebih lanjut dalam pandangan kaidah bahasa Arab, yang diharapkan dapat menjembatani kemudahan dalam memahami Hadis,



yaitu “‫وأخواتها‬



kandungan



Alquran



dan



ّ‫”كان إنِّ ظن‬



B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Amil Kana, Inna dan Zhanna wa Akhwatuha? 2. Apa saja Macam-macam Amil Kana Inna dan Zhanna? 3. Bagaimana perubahan Kalimat dengan amil kana, Inna dan Zhanna wa Akhwatuha? 4. Apa saja Contoh Amil Kana Inna dan Zhanna wa Akhwatuha dalam AlQur’an? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian Amil Kana, Inna, dan zhanna wa Akhwatuha 2. Untuk mengetahui macam-macam Amil Kana, Inna dan Zhanna 3. Untuk mengetahui perubahan Kalimat dengan Amil Kana, Inna dan Zhanna wa Akwatuha 4. Untuk mengetahui contoh Amil Kana , Inna dan Zhanna wa Akhwatuha



1



D. Landasan Teori Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori yang mendukung penelitian ini. Teori yang digunakan sebagai acuan penelitian ini meliputi: (1) bahasa Arab, (2) unsur bahasa, (3) Kitab dan (4) Alquran.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kana, Inna dan Zhanna wa Akhwatuha 1.



Pengertian Kana wa Akhwatuha (‫وأخواتها‬



‫)كان‬



Kaana dan akhwatnya merupakan salah satu dari amil nawasikh. Amil nawasikh ialah amil baik fiil maupun huruf yang merusak susunan jumlah ismiyah. Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana. Contoh :



‫ = ُم َح َّم ٌد َغن ٌِّي‬Muhammad itu kaya Menurut kesepakatan



ahli nahwu kaana dan saudara-saudaranya



merupakan fiil, kecuali lafadz laisa. Kebanyakan ahli nahwu berpendapat bahwa laisa adalah fiil. Akan tetapi al farisi dan Abu Bakar ibnu Syukair mengatakan bahwa laisa adalah huruf.1 Jumlah di atas merupakan jumlah ismiyyah yang tersusun dari mubtada dan khobar. Ketika kemasukan kaana dan saudara-saudaranya pada jumlah tersebut maka menjadi:



ً ‫( = َكانَ ُم َح َّم ٌد َغ ِن ّيا‬dahulu Muhammad itu kaya). Dari hal ini, I’rob dari kalimat ‫ح َّم ٌد‬ َ ‫ ُم‬ adalah marfu’ dengan tanda dhommah, karena isim mufrod, sebagai isim kaana.2 1



Bahrun Abu Bakar, Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu Aqil (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), hlm. 175. 2



Ahmad al-Hāsyimiy, al-Qawā’id al-Asāsiyyah li al-Lugah al-‘Arabiyyah (Bairūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.), h. 143.



3



Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan, yakni : 1) Bisa berarti terus menerus (istimror) Contoh :



‫ورا َر ِح ْي ًما‬ ً ُ‫و َكانَ هللاُ َغف‬  َ Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih 2) Bisa berarti menjadi Contoh :



‫ َكانَ َو ْج ُه ُه ُم ْس َودَّ ًة‬  Artinya : wajahnya (para orang musyrik) menjadi suram 3) Bisa berarti madhi (dulu) Contoh :



‫ َكانَ َعل ٌِّي ُم ْج َت ِهدًا‬  Artinya : Ali dahulunya adalah seorang mujtahid.3 2.



Pengertian Inna wa Akhwatuha (‫وأخواتها‬



ِّ‫إن‬



ِّ‫)إن‬



adalah salah satu ‘amil (‫ )عامل‬dari beberapa amil nawashib yang



bisa masuk sekaligus mempengaruhi susunan i’rab mubtada’ dan khabar. Adapun teman-temannya inna (‫)إن‬ yaitu:  ‫ليت‬ ‫لعل‬ ‫كأن‬ ‫لكن‬ ‫أن‬ .



‫وأخواتها‬



ِّ‫إن‬



ْ ‫)مبت\\دا‬   menjadi



mempunyai



fungsi



beramal



menasabkan mubtada’ (



isimnya(‫)اس\\مها‬  dan merafa’kan khabar(‫)خ\\بر‬  menjadi



menjadi khabarnya(‫)إن‬  inna.4



3



Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Matan al-Jurumiyyah: Mukhtasha Jiddan, diterjemahkan oleh Chatibul Umam dkk., dengan judul “Pedoman Dasar Ilmu Nahwu” (Cet.VI; Jakarta: Darul Ulum Press, 1990), h. 22. 4



Muhammad Maftuhin Sholih, Awdohul Masalik Fi Tarjamati Alfiyah Ibn Malik Juz 1 (Surabaya: Putera Jaya) Hlm. 214



4



ّ ‫إن وأخواتها‬



adalah salah satu dari amil nawasib  yang dapat merusak



amalnya mubtada’ khobar. ‫وأخواتها‬



ّ  beramal ‫ االسم و ترفع الخبر تنصب‬  ‫إن‬



yaitu menashobkan isim dan merofakan khobar.5 Contoh:  ‫قائ ٌم‬



َّ ‫إن زيدا‬



َّ asalnya ‫( زي ٌد ق\ائ ٌم‬susunan ‫إن زيدا قائ ٌم‬



mubtada – khobar tanpa



َّ ) ‫إن‬



tetapi



setelah dimasuki inna, maka mubtada yang pada awalnya rofa’ berubah menjadi nashab. Setiap ‫إن‬  dan teman-temannya memiliki fungsi masing-masing. Seperti faidah li al taukid, li al tamanniy  dan lain sebagainya.6 3.



Pengertian Dzhanna wa Akhwatuha (‫وأخواتها‬



ّ‫)ظن‬



Dzonna wa akhwatuha adalah fiil-fiil yang menashabkan mubtada’ dan khobar mubtada’ yang kemudian menjadikan dua maf’ulnya.



‫وا ّما طننت وأخواتها فانّها تنصب المبتدأ والخبر على انّهما مفعوالنلهاوهي‬ ‫ظنت وحسبت وخلت وزعمت ورأيت وعلمت ووجدت واتّخذت وجعلت‬ ‫وسمعت‬ “Dzonna dan saudara-saudaranya berfungsi menasobkan (dhomah) mubtada’ dan khobar yang kedua-duanya menjadi maf’ulnya (maf’ul awal dan maf’ul kedua), yaitu menduga);



‫ظننت‬



(aku menduga); ‫حسبنت‬



‫(علمت رأيت ووجدت‬aku



‫زعمت خلت‬



(aku



telah mengetahui dengan yakin);



‫( وجعلت واتّخذت‬aku menjadikan); ) ‫سمعت‬aku telah mendengar).” Aamil dzhanna dan yang semisalnya menjadikan mubtada dan khabar manshub keduanya. Kelompok ini merupakan fi’il muta’addiy yang maf’ulnya ada dua. Oleh karena itu, kedua isim setelahnya menjadi manshub keduanya. Misalnya kata kerja “menjadikan”. Maka dalam bahasa Indonesia sekalipun dapat dipahami bahwa objek untuk kalimat ini ada dua. Contohnya kalimat “Aku Menjadikan Kamu Istri”. Maka “Kamu” dan “Istri” adalah objek. 5 6



Bahauddin Abdullah Ibn Aqil,  Syarah Ibn Aqil Juz 1 (Kairo :Dar Altirots) Hlm. 97 Umrithy, Nadham Al-Umrithi, Surabaya: Al Miftah, tt., hlm. 30.



5



Adapun anggota dari dzonna dan saudar-saudarnya ialah sebagai berikut:



ُ ‫ظَنَ ْن‬     : aku telah menduga ‫ت‬ ُ ‫ َح ِسب‬    : aku telah menduga ‫ْت‬ ُ ‫ ِخ ْل‬       : aku telah menduga ‫ت‬ ُ ‫ َز َع ْم‬   : aku telah menduga ‫ت‬ ُ ‫ َرَأي‬     : aku telah mengetahui dengan yakin ‫ْت‬ ُ ‫ َعلِ ْم‬     : aku telah mengetahui dengan yakin ‫ت‬ ُ ‫ َو َج ْد‬    : aku telah mengetahui dengan yakin ‫ت‬ ُ ‫اِتَّ َخ ْذ‬    : aku menjadikan ‫ت‬ ُ ‫ َج َع ْل‬     : aku menjadikan ‫ت‬ Contoh :



ٌ \ ِ‫( ُم ْنطَل‬Zaid ‫ق َز ْي \ ٌد‬



ُ ‫ظَنَ ْن‬ Berangkat) menjadi  ‫ت‬



‫( ُم ْنطَلِقً\\ا زَ ْي \دًا‬Aku



telah



menduga Zaid telah berangkat). Dari contoh-contoh diatas bisa dilihat bahwa i’rob mubtada’ dan khobarnya



ٌ ِ‫) ُم ْنطَل‬ (‫ق َز ْي ٌد‬



yang tadinya rofa’ berubah menjadi nashab



‫ُم ْنطَلِقًا‬



ُ ‫ ظَنَ ْن‬dimana nashabnya ditandai dengan fathah. ‫ َز ْيدًا‬setelah kemasukan ‫ت‬ Perlu diketahui, bahwa



ّ ‫ظن‬



dan saudar-saudaranya yang dapat



menashabkan mubtada’ dan khobar itu bukan hanya fi’il madhinya saja, tetapi semua tasrifnya juga, seperti: fi’il mudlori’, masdar, isim fa’il dan sebagainya. B. Macam-macam Kana, Inna dan Zhanna 1.



Macam-macam Kana Berikut akan dijelaskan macam-macam kana wa akhwatuha yang



dilengkapi dengan arti dan contohnya. 1)



(‫ )َأصْ بَ َح‬Artinya menjadi atau pada pagi hari. Contoh :



6



ً‫ت ال َّش َج َرةُ ُم ْث ِم َرة‬ ِ ‫َأصْ بَ َح‬ 2)



(‫ )َأضْ َحى‬Artinya menjadi atau pada waktu dhuha. Contoh:



ِ ‫ني بِ َع َملِ ِه ْم‬ ْ َ ‫َأض َحى املَُهْند ُسو َن ُم ْهتَ ِّم‬ 3) (‫ل‬ َّ َ‫ )ظ‬Artinya menjadi atau pada siang hari. Contoh:



‫الع ِام ُل ُم ِكبًّا َعلَى َع َم ِله‬ َ ‫ظَ َّل‬ 4) (‫َأمسى‬ ْ ) Artinya menjadi atau pada waktu sore.



َ



Contoh:



ِ ‫َأمس‬ ‫الس َماءُ مُمْرِت َ ًة‬ َّ ‫ت‬ َ 5)



( َ‫ )بَات‬Artinya menjadi atau pada malam hari. Contoh:



ِ ‫بات النَّجم‬ ‫الم ًعا‬ ُْ َ َ 6) (‫صار‬ َ ) Artinya menjadi dan menunjukkan perubahan. Contoh:



‫صار ال ُقطْ ُن نَ ِسْي ًجا‬ َ 7) (‫ )لَيس‬Artinya bukan atau tidak.



َ



Contoh:



‫اح َس ْهاًل‬ َ ‫يس الن‬ ُ ‫َّج‬ َ َ‫ل‬ 8)



(‫)ما َز َال‬ َ Artinya masih. Contoh:



7



‫َما َز َال الطِّْف ُل نَاِئ ًما‬ 9)



(‫ِح‬ َ ‫ ) َما بَر‬Artinya masih. Contoh:



‫ِح الطِّْف ُل نَاِئ ًما‬ َ ‫َما بَر‬ 10)



(‫ك‬ َّ ‫)ما ا ْن َف‬ َ Artinya masih. Contoh :



‫ك الطِّْف ُل نَاِئ ًما‬ َّ ‫َما ا ْن َف‬ 11)



( ‫)ما فَتَِئ‬ َ Artinya masih. Contoh :



‫الطِّْف ُل نَاِئ ًما‬ 12)



ِ ‫َما فَتَئ‬



(‫دام‬ َ ‫)ما‬ َ Artinya selama dan harus diawali dengan jumlah. Contoh:



ِ ‫َّع ُاو ُن قَاِئ ًما‬ َ ‫دام الت‬ َ ‫الع ُد ُّو َما‬ َ ‫لَ ْن يَنتَصَر‬ 2.



Macam-macam Inna (‫وأخواتها‬



ّ‫)إن‬



Berikut adalah macam-macam Inna wa Akhwatuha : 1)



‫اِ َّن‬



dan  ‫ أن‬bermakna  ‫ للتَّوْ ِكيْد‬yaitu mengutkan kandungan hukum yang



dimasuki. 2)



  



‫لَ ِك َّن‬  bermakna ‫ لِاْل ْس \تِ ْد َراك‬ yaitu



memberi keterangan pada kalam



sebelumnya a.



  menghilangkan



Contoh:



perkara yang dianggap ada



‫لح‬ َ ‫زَ ْي ٌد عَالِ ٌم لَ ِكنَّهُ َغ ْي ُر‬ ٍ ِ ‫صا‬



b. perkara yang dianggap tidak ada Contoh:



‫صالِ ٌح‬ َ ُ‫زَ ْي ٌد َجا ِه ٌل لَ ِكنّه‬ 8



3)



َ‫لَيْت‬



bermakna ‫ للتمنى‬yaitu:



a. Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi



Contoh:



‫اب يَعُوْ ُد يَوْ ًما‬ َ َ‫لَيْتَ ال َّشب‬ 



(Semoga sifat muda kembali disuatu



hari) b. Mengharapkan sesuatu yang sulit terjadi



Contoh:



‫لَ ْيتَنِى عَالِ ٌم بِ َغي ِْر اِجْ تِهَاٍد فِى التّ َعلُّ ِم‬



(Semoga saya pintar tanpa



sungguh-sungguh dalam belajar) 4)



‫ لَ َع ّل‬: memiliki dua makna yaitu: a.



‫لِلتَّ َرجِّى‬, mengharapkan sesuatu yang disenangi Contoh: ‫قَا ِد ٌم‬



b.



‫ْب‬ َ ‫لحبِي‬ َ ‫ لَ َع َّل ْا‬  (semoga sang kekasih datang.)



‫لِلتَّ َوقُّ ْع‬, mengharapakan sesuatu yang tidak disenangi ٌ ِ‫هَال‬ Contoh: ‫ك‬



5)



َ‫َكان‬



ً‫ لَ َع َّل َزيْدا‬   (semoga zaid mati)



ْ ّ‫ لِلت‬, yaitu menyerupakan perkara satu dengan perkara bermakna‫شبِ ْي ِه‬



yang lain dalam sifat yang khusus. Contoh: ‫س ٌد‬ َ َ‫ا‬ 3.



‫ َكانَ َع ْمرًا‬ 



(umar seakan-akan (seperti) singa)7



Macam-macam Dzanna (‫وأخواتها‬



ّ‫)ظن‬



Bagian bab dari fi’il-fi’il nawashikh dzonna dan saudara-saudaranya, menashabkan mubtada’ dan khobar sebagai dua maf’ulnya. Fi’il-fi’il pada bab ini terbagi dua, Af’aalul Quluub dan Af’aalut Tahwiil.8 1) Af’aalul Quluub Dinamakan Af’aalul Quluub karena maknanya berkaitan dengan pekerjaan hati atau bersumber dari hati bukan pekerjaan anggota badan, seperti mengetahui, mengira, ragu dan yakin semuanya merupakan pekerjaan yang bersumber dari hati. Secara makna berarti pekerjaan-pekerjaan yg ada dalam 7



Muhammad Maftuhin Sholih, Awdohul Masalik Fi Tarjamati Alfiyah Ibn Malik Juz 1 (Surabaya: Putera Jaya) Hlm. 214 8



Lil Imam Abi Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Malik Al-Andalusia, Kitab Al-Fiyyah Ibnu Malik, (Kediri: Peloso)



9



hati seperti mengetahui, meyakini, menyangka, dll. Af’aalul Quluub dalam hal ini terbagi menjadi empat bagian: a.



Berfaedah YAQIIN (meyakinkan ketetapan khobar), yaitu:







Wajada



‫إنّا وجدناه صابرا‬



sabar)







(Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang



Ta’allam



‫( تعلم أن الربا بالء‬Ketahuilah sesungguhnya harta riba adalah petaka) 



Daroo



‫( َواَل َأ ْد َرا ُك ْم بِ ِه‬dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu) b.



Berfaedah RUJHAAN (lebih cenderung pada meyakinkan ketetapan khobar), yaitu:







JA’ALA (bima’na beri’tikad)



ً ‫( وجعلوا المالئكة ال\\ذين هم عب\\اد ال\\رحمن إناث\ا‬Dan



mereka menjadikan



malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan)9 



HAAJA



ً‫( حجوت الج َّو باردا‬Aku memperkirakan cuaca dingin) 



‘ADDA,



ً ‫ق أخا‬ َ ‫ ( عددت الصدي‬Aku menganggap teman itu sebagai saudara) 



HAB



9



K.H.Moch.Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah  dan Imrithy, (Sinar Baru Algensindo, 1995), h.98



10



ً ‫ وإال فهبني أمرًأ هالكا‬# ‫فقلت أجرني أبا مالك‬ (Aku Cuma mampu berkata: berilah aku kesempatan sekali lagi wahai Abu Malik! Jika tidak maka anggaplah aku sesuatu yg binasa) 



ZA’AMA



‫َز َع َم الَّ ِذينَ َكفَرُوا َأ ْن لَ ْن يُ ْب َعثُوا‬ (Orang-orang yang kafir berdalih bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan) c.



Umumnya berfaedah YAQIIN terkadang juga faedah RUJHAAN yaitu:







RO’AA



‫ِإنَّهُ ْم يَ َروْ نَهُ بَ ِعيدًا َونَ َراهُ قَ ِريبًا‬ (Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi)) RO’AA pertama berfaedah RUJHAAN dan RO’AA kedua berfaedah YAQIIN. 



‘ALIMA



ُ ‫فَا ْعلَ ْم َأنَّهُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا‬ (Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah) d.



Umumnya berfaedah RUJHAAN terkadang juga faedah YAQIIN yaitu:







ZHONNA



‫ك يَا ُمو َسى َم ْسحُورًا‬ َ ُّ‫فَقَا َل لَهُ ِفرْ عَوْ ُن ِإنِّي َأَلظُن‬ (lalu Fir’aun berkata kepadanya: Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir) Contoh Yaqiin:



‫الَّ ِذينَ يَظُنُّونَ َأنَّهُ ْم ُماَل قُو َربِّ ِه ْم‬ ((yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya) 



KHOOLA



11



ً‫لت الدراسةَ ُمتعة‬ ُ ‫( ِخ‬Aku menyangka belajar itu adalah bersenangsenang)







HASIBA



ً‫( حسب المهم ُل النجا َح سهال‬Orang iseng mengira kesuksesan itu mudah) َ‫َواَل تَحْ َسبَ َّن هَّللا َ غَافِاًل َع َّما يَ ْع َم ُل الظَّالِ ُمون‬ (Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim) 2) Af’aalut Tahwiil Secara makna menunjukkan pada perubahan sesuatu, yakni merubah dari satu keadaan kepada keadaan yangg lain. Oleh karenanya dinamakan juga af’aalut-tashyiir, karena semua kata kerja pada bagian ini mempunyai arti syuyyiro (menjadikan). Yaitu:







JA’ALA



ً ‫( جعلت الذهب خاتما‬Aku jadikan emas itu sebuah cincin) ‫وقدمنآ إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هبآء منثورا‬ (Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan) 



RODDA



ً‫ت االستقامةُ الوجوهَ المظلمة نيرة‬ ِ ‫َر ّد‬ (Istiqomah mengembalikan jalan kegelapan kepada terang benderang)



‫َاب يَ ُر ُّدو ُك ْم بَ ْع َد ِإي َمانِ ُك ْم‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ ْن تُ ِطيعُوا فَ ِريقًا ِمنَ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬ َ‫َكافِ ِرين‬



12



(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman) 



TAROKA



‫تركت الطالب يبحثون في المسألة‬ (Aku membiarkan siswa-siswa itu membahas suatu masalah) 



SHUYYIRO



ً ‫( صيرت الزجاج المعا‬Aku jadikan kaca itu menjadi cermin) 



HAB



‫وهبني هللا فداء الحق‬ (Semoga Allah menganugerahiku Fidaaul-haqq (balasan/tebusan kepada yg haq)



ّ ‫ظن‬



dan akhowatnya bisa beramal menashobkan mubtada’ dan khobar



selama tidak diilgho’kan dan dita’liqkan. ILGHO’ yaitu membatalkan amal dalam lafadz dan mahal, dikarenakan lemahnya amil yang berada di tengah atau akhir. Contoh            : ‫ِئ ٌم‬



ُ ‫زَ ْي ٌد ظَنَ ْن‬ ‫ت قَا‬



ُ ‫زَ ْي ٌد قَا ِئ ٌم ظَنَ ْن‬ ‫ت‬ TA’LIQ yaitu membatalkan amal secara lafadz bukan dalam mahalnya, disebabkan adanya lafadz yang harus menjadi permulaan, yang berada di



ّ  dan dua ma’mulnya.10 tengah-tengah ‫ظن‬ Contoh            :



10



ُ ‫ظَنَ ْن‬ ‫ت لَ َز ْي ٌد قَا ِئ ٌم‬



M. Sholehuddin Sofwan, Al-ajjurumiyah (Jombang: Maktabah Darul Hikmah, 2014), h.115



13



C. Perubahan Kalimat Dengan Amil Kana, Inna Dan Zhanna Wa Akhwatuha 1.



Kaana (‫)كان‬



‫ص\\بُ ْالــ َخبَر‬ ِ ‫اال ْس\\ َم َوتَ ْن‬ ِ ‫" تَرْ فَ \ ُع‬merofa'kan



Fungsi kaana adalah



isim



(kaana) dan menasabkan khobar (kaana)". Perhatikan contoh berikut:



-



Sebelum kemasukan



َ‫َكان‬



‫ُم َح َّم ٌد َك ِر ْي ٌم‬ Contoh di atas adalah susunan mubtada dan khobar, mubtada:



‫ ُم َح َّم ٌد‬,



khobar: ‫ر ْي ٌم‬ ِ ‫َك‬



‫َكانَ ُم َح َّم ٌد َك ِر ْي ًما‬ Setelah kemasukan



َ‫ َكان‬,



maka ada perubahan istilah. Mubtada



"‫" ُم َح َّم ٌد‬



berubah menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana. kita kembali pada tugas kaana wa akhwatuha bahwa kaana dan saudaranya bertugas untuk merofa'kan isim (kaana) yaitu



"‫" ُم َح َّم ٌد‬



tanda rofa'nya adalah dhommah, dan



menashobkan khobar kaana yaitu "‫ر ْي ًما‬ ِ ‫ " َك‬tanda nashobnya adalah fathah. -



Sebelum kemasukan



َ‫َكان‬



‫هَّللا ُ َغفُ ْو ٌر َر ِح ْي ٌم‬ Contoh di atas adalah susunan mubtada dan khobar, mubtada: ُ ‫هَّللا‬, khobar:



‫َغفُوْ ٌر َر ِح ْي ٌم‬ -



Setelah kemasukan



َ‫َكان‬



ً ‫َو َكانَ هَّللا ُ َغفُ ْوراً َر ِح ْيما‬



14



Setelah kemasukan



َ‫ َكان‬,



maka ada perubahan istilah. Mubtada berubah



menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana. jika kita I'rob maka menjadi:



,‫صبُ ال َخبَ َر‬ ِ ‫ص يَرْ فَ ُع اإل ْس َم َويَ ْن‬ ٍ ِ‫اض َم ْبنِ ٌّي َعلَى الفَ ْت َح ِة َوهُ َو فِ ْع ُل نَاق‬ ٍ ‫َكانَ فِ ْع ُل َم‬ ٌ ْ‫ َمرْ فُو‬، َ‫الجاَل لَ ِة اِ ْس ُم َكان‬ ُ‫أخ ِر ِه أِل نَه‬ َ ‫ع بِهَا َو َعاَل َمةُ َر ْف ِع ِه‬ َ ُ‫هَّللا ُ لَ ْفظ‬ ِ ‫ض َّمةٌ ظَا ِه َرةٌ فِ ْي‬ ‫ َغفُوْ راً خَ بَ ُر َكانَ َم ْنصُوْ بٌ بِهَا َو َعاَل َمةُ نَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِ ْي أ ِخ ِر ِه‬،‫ا ْس ُم ال ُم ْف َر ِد‬ ‫ و َر ِحيْما ً َخبَ ُر الثَانِي َم ْنصُوْ بٌ َو َعاَل َمةُ نَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِي‬،‫أِل نَهُ ا ْس ُم ال ُم ْف َر ِد‬ ‫أخ ِر ِه أِل نَّهُ ا ْس ُم ال ُم ْف َر ِد‬ ِ Artinya :



" َ‫ " َكان‬fi'il madhi mabni fathah, dan ia termasuk fi'il naqis yang merafa'kan isim kaana dan menasobkan khobarnya,



" ُ ‫ "هَّللا‬lafadz



Jalaalah, menjadi isim kaana, dibaca rofa' karena adanya kaana, tanda rofa'nya adalah dhommah yang nampak di akhirnya karena ia termasuk isim mufrod.



" ً‫ " َغفُوْ را‬khobar kaana, dibaca



nashob karena adanya kaana dan tanda nashobnya adalah fathah yang nampak di akhirnya karena ia termasuk isim mufrod,



" ً ‫" َر ِحيْما‬



khobar kaana yang kedua, dibaca nashob karena



adanya kaana, tanda nashobnya fathah yang nampak di akhirnya karena ia termasuk isim mufrod.”11 2.



Inna ( ِّ‫)إن‬ Inna wa akhowatuha pengamalannya yaitu menashobkan mubtada menjadi



isimnya inna dan merofakan khobar menjadi khobarnya inna. Kalimat yang tandanya menjadi mubtada karena terpengaruh oleh inna maka menjadi isimnya inna begitupun dengan khobarnya.



َّ ‫َكَأ‬ Inna wa akhowatuha yaitu : ‫ن‬



– ‫اِ َّن – اَ َّن – لَيْتَ – لَ َعلَّى – لَ ِك َّن‬



11



Bahrun Abu Bakar, Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu Aqil (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), hlm. 175.



15



-



Sebelum kemasukan(



َّ‫)اِن‬



‫( هللاُ َغفُ ْو ٌر َر ِح ْي ٌم‬Allah maha pengampun lagi maha penyayang) Lafadz



ُ‫هللا‬



dibaca rofa’ karena berkedudukan menjadi mubtada. Tanda



rofa’nya dhommah karena isim mufrod. Sedangkan lafad



‫َغفُوْ ٌر‬



dibaca rofa’



karena menjadi khobarnya mubtada. -



Setelah kemasukan (



َّ‫)اِن‬



‫اِنَّ هللاَ َغفُ ْو ٌر َر ِح ْي ٌم‬ (sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang) Lafad



ُ‫هللا‬



dibaca nashob  karena menjadi isimnya inna, sedangkan lafadz



‫ َغفُوْ ٌر‬dibaca rofa’ karena menjadi khobarnya inna. 3.



Kaana Wa Khowatuha (‫ها‬ َ ُ‫َواَ َخ َوات‬



َ‫) َكان‬



Berbeda dengan inna dan saudara-saudaranya, kaana wa akhowatuha pengamalannya yaitu merofakan mubtada menjadi isimnya kaana dan menashobkan khobar menjadi khobarnya kaana. Kaana wa akhowatuha yaitu :



‫ْس – زَا َل – بَ ِر َح‬ َ ‫ار – لَي‬ َ ‫ص‬ َ – ‫َكانَ – ظَ َّل – بَاتَ – اَضْ َحى – اَصْ بَ َح – اَ ْم َسى‬ Saudaranya kaana yang lain yaitu:



‫ك – دَا َم‬ َ َ‫فَتَِئ – اَنف‬ -



Sebelum kemasukan ( َ‫َكان‬



)



ُ ‫ُم َح َّم ٌد َر‬ ِ‫س ُل هللا‬ Lafad



‫ُم َح َّم ٌد‬



dibaca rofa’ karena berkedudukan menjadi mubtada, tanda



rofa’nya dengan dhommah karena isim mufrod, dengan tanwin karena tidak ada al



(‫)ال‬.



Adapun lafad



‫ َر ُس \ ُل‬dibaca



rofa’ karena menjadi khobarnya



mubtada. -



Setelah kemasukan ( َ‫َكان‬



)



ُ ‫َكانَ ُم َح َّم ٌد َر‬ ِ‫س ْو َل هللا‬ 16



Lafadz  dibaca rofa’ karena menjadi isimnya kaana, tanda rofa’nya dengan dhommah karena isim mufrod. Isimnya kaana dan saudara-saudaranya dibaca rofa’. Adapun lafadz  dibaca nashob karena menjadi khobarnya kaana, tandanya nashobnya dengan fathah karena isim mufrod, tanpa al



(‫)ال‬



dan



tanwin karena menjadi mudhof. Lafadz  dibaca jar karena menjadi mudhof ilaih.12



D. Contoh Amil Kana Inna dan Zhanna wa Akhwatuha dalam AlQur’an 1.



Kana wa Akhwatuha (‫ها‬ َ ُ‫َواَ َخ َوات‬



َ‫) َكان‬



a. Q.S. Ali ‘Imran: 103



َ‫َص ُموْ ا بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْيعًا َّواَل تَفَ َّرقُ\\وْ ا ۖ َو ْاذ ُك\ رُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْع\ د َۤا ًء فَ\اَلَّفَ بَ ْين‬ ِ ‫َوا ْعت‬ ‫هّٰللا‬ ۚ ٰ ُ ُ‫ار فَا َ ْنقَ َذ ُك ْم ِّم ْنهَ\\ا ۗ َك\ ٰ\ذلِكَ يُبَيِّن‬ ِ َّ‫قُلُوْ بِ ُك ْم فَاَصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم عَلى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِّمنَ الن‬ ١٠٣ َ‫لَ ُك ْم ٰا ٰيتِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ن‬ Artinya : “Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah,



janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu



sehingga



dengan



karunia-Nya



kamu



menjadi



bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”. (Ali 'Imran/3:103)



ۡ ‫ َأ‬yang menunjukkan tetapnya khabar untuk isim pada pagi hari, ‫ص\بَ َح‬ ۡ ‫ َأ‬dan firman Allah ta'ala: ‫صبَ ۡحتُمۡ بِنِ ۡع َمتِ ِه ِإ ۡخ ٰ َونًا‬ ۡ ‫( فََأ‬QS. َ ‫صبَ َح ۡالبَ ۡر ُد‬ contoh: ‫ش ِديدًا‬



12



Prof. Dr. H. Arsyad Azhar, M.A. (2001) Dasar Dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta. PUSTAKA LENTERA.



17



Ali 'Imran: 103). Jadi huruf ta` adalah isim ashbaha, sedang



‫ِإ ۡخ َوانًا‬



adalah



khabar ashbaha. b.



Q.S An-Nahl: 58



٥٨ ‫َواِ َذا بُ ِّش َر اَ َح ُدهُ ْم بِااْل ُ ْن ٰثى ظَ َّل َوجْ هُهٗ ُم ْس َو ًّدا َّوهُ َو َك ِظ ْي ۚ ٌم‬ Artinya : “(Padahal,) apabila salah seorang dari mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) dan dia sangat marah (sedih dan malu)”. (AnNahl/16:58)



‫ ظَ \ َّل‬yang contoh:



menunjukkan tetapnya khabar untuk isim pada siang hari,



‫صاِئ ًما‬ َ ‫ ظَ َّل ُم َح َّم ٌد‬dan firman Allah ta'ala: ‫ظَ َّل َو ۡجهُهُ ُم ۡس َو ًّدا‬



Nahl: 58). Di sini



ُ‫ َو ۡجهُه‬adalah isim zhalla dan ‫ُم ۡس َو ًّدا‬



2.



Inna wa Akhwatuha (‫ها‬ َ ‫َواَ َخ َوا ُت‬



a.



Q.S At-Tariq :4



(QS. An-



adalah khabar zhalla.



َّ‫)اِن‬ ٤ ٌ‫س لَّ َّما َعلَ ْيهَا َحافِ ۗظ‬ ٍ ‫اِ ْن ُكلُّ نَ ْف‬



Artinya : “Setiap orang pasti ada penjaganya”. (At-Tariq/86:4) Bila



َّ‫اِن‬



dengan hamzah yang di-kasrah-kan diringankan dengan dibaca ‫اِ ْن‬



(takhfif) , kebanyakan membatalkan pengamalannya. b.



Q.S Hud:111



١١١ ‫َواِ َّن ُكاًّل لَّ َّما لَيُ َوفِّيَنَّهُْ\م َربُّكَ اَ ْع َمالَهُ ْم ۗاِنَّهٗ بِ َما يَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْي ٌر‬ Artinya : “Sesungguhnya kepada setiap (yang berselisih itu) Tuhanmu pasti akan memberi balasan secara penuh atas perbuatan mereka. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan”. (Hud/11:111) Hal demikian itu dalam qira’at orang yang meng-takhfif-kan inna dan lamma pada ayat tersebut. Apabila hal yang dimaksud di-mahmul-kan (meniadakan pengamalan ini) , maka khabar-nya wajib disertai lam ibtida yaitu untuk membedakan in yang berasal dari inna dan in yang bermakna nafi.



18



3.



Zhanna wa Akhwatuha (‫ها‬ َ ‫َوَأ َخ َوا ُت‬



a.



QS. Al-Kahfi: 36



َّ‫) َظن‬



ُّ ‫َّو َمٓا اَظُ ُّن السَّا َعةَ قَ ۤا ِٕى َمةً َّولَ ِٕى ْن رُّ ِد ْد‬ ٣٦ ‫ت اِ ٰلى َرب ِّْي اَل َ ِجد ََّن َخ ْيرًا ِّم ْنهَا ُم ْنقَلَبًا‬ Artinya : “Aku kira hari Kiamat tidak akan datang dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada ini.” (Al-Kahf/18:36) Di sini



‫ ظَ َّن‬adalah fi'il madhi penghapus yang menashabkan mubtada` dan



khabar sekaligus. Huruf ta` adalah dhamir muttashil pada kedudukan rafa' sebagai fa'il. b.



QS. Al-Ma'arij: 6-7



٧ ‫ َّون َٰرىهُ قَ ِر ْيب ًۗا‬٦ ‫اِنَّهُ ْم يَ َروْ نَهٗ بَ ِع ْيد ًۙا‬ Artinya : “Sesungguhnya mereka memandangnya (siksaan itu) jauh (mustahil terjadi),Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).”(Al-Ma'arij/70:6-7) Ra`a, contoh: Allah ta'ala:



ُ ‫َرَأ ۡي‬ ‫ق ُم ۡن ِجيًا‬ ِّ ‫ت‬ َ ‫الص\\ ۡد‬



dan



‫( ِإنَّهُمۡ يَ َر ۡونَهُ بَ ِعيدًا َونَ َرىٰ هُ قَ ِريبًا‬QS.



firman



Al-Ma'arij: 6-7). Dan yang



menjadi bukti dalam masalah ini adalah firman Allah ta'ala:



‫َون ََر ٰىهُ قَ ِريبًا‬



(QS.



Al-Ma’arij: 7). Karena ia bermakna yakin, yaitu: Kami mengetahuinya. Berbeda dengan maf’ul pertama yang bermakna perkiraan.



19



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kaana wa akhowatuha pengamalannya yaitu merofakan mubtada menjadi isimnya kaana dan menashobkan khobar menjadi khobarnya kaana. Kaana dan akhwatnya merupakan salah satu dari amil nawasikh. Amil nawasikh ialah amil baik fiil maupun huruf yang merusak susunan jumlah ismiyah. Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana. Kaana Wa Akhowatuha Yaitu : ‫س – زَ ا َل – بَ ِر َح‬ ْ َ‫ض َحى – ا‬ ْ َ‫ َكانَ – ظَ َّل – بَاتَ – ا‬. َ ‫صا َر – لَ ْي‬ َ – ‫سى‬ َ ‫صبَ َح – اَ ْم‬ Inna wa akhowatuha pengamalannya yaitu menashobkan mubtada menjadi isimnya inna dan merofakan khobar menjadi khobarnya inna. Kalimat yang tandanya menjadi mubtada karena terpengaruh oleh inna maka menjadi isimnya inna begitupun dengan khobarnya. Inna wa akhowatuha yaitu : َّ‫اِنَّ – اَن‬ َّ‫ َأن‬EEEE‫ – لَيْتَ – لَ َعلَّى – لَ ِكنَّ – َك‬. Dzonna wa akhowatuha ialah fi’il-fi’il yang pengamalannya menashobkan mubtada dan khobarnya mubtada yang kemudian mubtada berubah menjadi maf’ulnya. Dzonna wa akhowatuha yaitu : َ ‫َظنَّ – َحسِ َب – َخال َ – َز َع َم – َرَأى – َعلِ َم – َو َج َد – ِا َّت َخ َذ – َج َعل‬ B. Saran Demikian apa yang dapat disajikan oleh pemakalah, semoga dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya. Tentu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah yang singkat ini, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.



20



DAFTAR PUSTAKA Abdul rahman, Najmuddin (2010)Bahasa Arab Super Lengkap. Yogyakarta. Sendangadi Melati. Arra’ini, Muhammad Syamsuddin, Mutammimah Ajjurumiyyah, Al-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2001. Dahlan, Sayyid Ahmad Zaini, Matan al-Jurumiyyah: Mukhtasha Jiddan, diterjemahkan oleh Chatibul Umam dkk., dengan judul “Pedoman Dasar Ilmu Nahwu” Cet.VI; Jakarta: Darul Ulum Press, 1990. Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Jawa Timur: Pustaka Al-Furqon, 2007. Lil Imam Abi Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Malik Al-Andalusia, Kitab Al-Fiyyah Ibnu Malik, Kediri: Peloso. Prof. Dr. H. Arsyad Azhar, M.A. (2001) Dasar Dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta. PUSTAKA LENTERA. Saifuddin, Ibrahim, Ilmu Nahwu, AL-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2003. Tim Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, Al-Miftah Lil Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab Jilid 4, Pasuruan: Batartama PPS, 2018.



21



Dokumentasi Kelompok



22