Makalah Filsafat Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FILSAFAT ILMU “PENGERTIAN FILSAFAT, TUJUAN FILSAFAT, JENIS/MACAM FILSAFAT, FAEDAH DAN BAHAYA FILSAFAT, PERBEDAAN DAN PERSAMAAN FILSAFAT ILMU DENGAN ILMU FILSAFAT, PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN ILMU” TUGAS KELOMPOK 2 Tugas Ini Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Filsafat Ilmu DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Prof. Aliasar, M.ED Dr.Hj. Yanti fitria, M.Pd



Rubrik Penilaian No



Aspek Penilaian



1. 2.



Kedalaman Pembahasan Materi Bukti-Bukti Contoh Penerapan Konsep Kecukupan Sumber Rujukan (Mendeley, Jurnal Nasional 3 buah, Jurnal Internasional 1 buah, dan Buku 3 buah) Penguasaan Materi Penyajian PPT dan Presentasi Kelengkapan Soal-soal Evaluasi Min.5 buah



3. 3. 4. 5.



1



2



Skor 3 4



5



OLEH: 1. FRANDY PRATAMA 2. VENI NURMAN 3. WITA TRY YANTI



(19124017) (19124037) (19124057)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA



i



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidaya-nya kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penyusun



dapat



“PENGERTIAN



menyelesaikan makalah FILSAFAT,



TUJUAN



yang



membahas



FILSAFAT,



tentang



JENIS/MACAM



FILSAFAT, FAEDAH DAN BAHAYA FILSAFAT, PERBEDAAN DAN PERSAMAAN



FILSAFAT



ILMU



DENGAN



ILMU



FILSAFAT,



PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN ILMU”. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya, makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang sifatnya membangun.   Padang,



September 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................ ....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................ .....................................................................................................................1 A.    Latar Belakang............................................................................. .....................................................................................................................1 B.     Rumusan Masalah....................................................................... .....................................................................................................................3 C. Tujuan Penelitian............................................................................ .....................................................................................................................3 D. Manfaat Penelitian.......................................................................... .....................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. .....................................................................................................................4 A. Pengertian Filsafat.......................................................................... .......................................................................................................6 B. Tujuan Filsafat............................................................................ C. Jenis/Macam Filsafat................................................................ ......................................................................................................10 D. Faedah Dan Bahaya Dari Filsafat .................................................. E. Perbedaan Dan Persamaan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu Filsafat..... ......................................................................................................13 F. Perbedaan Filsafat Dengan Llmu................................................... 15       BAB III KESIMPULAN............................................................................. ....................................................................................................................18 A. Kesimpulan.................................................................................. ...................................................................................................18 B. Saran........................................................................................... ...................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. ....................................................................................................................20



iii



7



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sejarah perkembangan ilmu, peran filsafat ilmu dalam struktur bangunan keilmuan tidak bisa disangsikan. Sebagai landasan filosofis bagi tegaknya suatu ilmu, mustahil para ilmuwan menapikan peran filsafat ilmu dalam setiap kegiatan keilmuan. Berbeda dengan ilmu logika, filsafat ilmu menawarkan banyak pola pikir dengan memperhatikan kondisi objek dan subjek ilmu, bahkan pola pikir logika sebagai bagian di dalamnya. Lebih jauh, filsafat ilmu tidak hanya sebagai sarana (instrument) atau kerangka dalam proses penggalian ilmu, tetapi juga memberikan kerangka pada taraf pra dan postkegiatan keilmuan. Karena itulah, sebagai disiplin, filsafat ilmu memberikan perspektif untuk melihat hakikat ilmu sekaligus menjelaskan landasan filosofis yang mengarahkannya. Secara sederhana filsafat dapat diartikan sebagai berpikir menurut tata tertib dengan bebas dan dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar suatu persoalan,yakni berpikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman, deskriptif, evaluatif, interpretatif dan spkekulatif. Sejalan dengan pengertian ini, Musa Asy’ari menulis, filsafat adalah berpikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalangi kerja pikiran. Radikal artinya berpikir sampai ke akar masalah, mendalam, bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau disebut metafisis. Sedang berpikir dalam tahap makna berarti menemukan makna terdalam dari sesuatu yang terkandung di dalamnya. Makna tersebut bisa berupa nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan maupun kebaikan (Muslih, 2016). Jadi, Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar atas berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungannya dengan segala segi kehidupan manusia. Filsafat hakikatnya mengajarkan setiap orang untuk berpikir kritis dan mendalam tentang sesuatu. Hasil dari pemikiran dan pemahaman tentang sesuatu tersebut akan mengarahkan kepada pelakunya untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Filsafat ternyata ilmu



1



yang sangat mendasar bagi setiap pengembangan ilmu. Oleh karena itu sudah seharusnya jika ia dijadikan dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sebab dalam



filsafat



itulah



kita



dapat



mengetahui



bagaimana



hakikat



ilmu



pengetahuan(Kirom, 2016). B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Pengertian Filsafat? 2. Apa Tujuan dari Filsafat? 3. Apa Jenis/Macam dari Filsafat? 4. Bagaimana Faedah Dan Bahaya Filsafat? 5. Apa Perbedaan Dan Persamaan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu Filsafat? 6. Apa Perbedaan Filsafat Dengan Ilmu? C. TUJUAN 1. Memahami pengertian filsafat 2. Memahami tujuan dari filsafat 3. Mengetahui jenis/macam filsafat 4. Memahami faedah dan bahaya dari filsafat 5. Mengetahui perbedaan dan persamaan filsafat ilmu dengan ilmu filsafat 6. Mengetahui perbedaan filsafat dengan llmu. D. MANFAAT Dengan makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta pemahaman yang baik, baik kepada penulis maupun kepada pembaca tentang pengertian filsafat, tujuan filsafat, jenis/macam filsafat, faedah dan bahaya filsafat, perbedaan dan persamaan filsafat ilmu dengan ilmu filsafat, perbedaan filsafat dengan ilmu. Serta mengajarkan setiap orang untuk berpikir kritis dan mendalam tentang sesuatu. Hasil dari pemikiran dan pemahaman tentang sesuatu tersebut akan mengarahkan kepada pelakunya untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat Secara etimologi kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ‫فلسفة‬, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philos = cinta ), (philia = persahabatan) dan (sophia = kebijaksanaan, hikmah, penetahuan, pengalaman praktis dan inteligensi).



Sehingga



arti



harafiahnya



kebijaksanaan”(NURROH, 2017).



3



adalah



seorang



“pencinta



Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam dan bersifat subjektiv atau bergantung bagaimana seorang berfikir berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya (Adib, 2015). Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”. Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M..Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul “etika, republik, apologi, phaedo, dan krito”. Secara umum Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.



4



Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Pemikiran Filsafat sebenarnya merupakan konsep dasar mengenai kehidupan dan visi kedepan manusia. Dalam suatu himpunan/komunitas, pemikiran filsafat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebudayaan masing-masing. berikut pengertian filsafat menurut para ahli yaitu (Poedjiadi & Al-Muchtar, 2014): 1. Harold H. Titus (1979 ) :Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan Aristoteles:  Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. a. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi; b. Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; c. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep); 2. Plato: Filsafat adalah pengetahuan yg berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. 3. Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yg berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi, filsafat berisikan pemikiranpemikiran



mengenai



masalah-masalah



yang



pengetahuan



definitif



tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan,namun jawabannya



5



oleh  para ahli filsafat. seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu. 4. Johann Gotlich Fickte: Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan



sesuatu



bidang



atau



jenis



kenyataan.



Filsafat



memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. 5. Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan, yaitu: a. Metafisika (apakah yang dapat kita kerjakan) b. Etika (apakah yang seharusnya kita kerjakan) c. Agama (Sampai dimanakah harapan kita) d. Antropologi (Apakah yang dinamakan manusia) 6. Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal. 7. Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yg menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu. 8. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd: Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yg sejati). 9. Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat. Pada dasarnya pendapat-penndapat yang dikemukakan oleh para ahli tidaklah begitu jauh berbeda dan yang ada pendapat-pedapat tersebut saling melengkapi.



6



B. Tujuan Filsafat Keberadaan ilmu filsafat dapat membantu manusia menyelesaikan segala persoalan dalam kehidupan (Poedjiadi & Al-Muchtar, 2014). Tujuan filsafat secara umum yang telah dijabarkan ke dalam poin-poin berikut ini: 1. Filsafat berguna untuk membuat manusia memiliki sifat yang bijaksana dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Filsafat juga bertujuan untuk membuat manusia memiliki perspektif yang luas dalam melihat sesuatu. Dengan hal ini maka manusia dapat memiliki pandangan yang luas dan dapat terhindar dari egosentrisme. 3. Dengan menilai berbagai macam hal di sekitarnya secara objektif, maka melalui filsafat diharapkan manusia akan lebih terdidik dan mampu memiliki pengetahuan yang luas. 4. Filsafat dapat mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan dan lebih mendalami ilmu pengetahuan. 5. Dengan mempelajari filsafat maka manusia juga dapat memahami perkembangan, kemajuan pengetahuan, serta sejarah pertumbuhan dari pengetahuan tersebut. 6. Filsafat membuat manusia agar memiliki kemauan untuk berpendapat sendiri, mandiri dalam hal rohaniah, berpikir sendiri, serta dapat menunjukkan sifat yang kritis. 7. Dengan mendalami filsafat maka manusia dapat mendalami pokok ilmu sampai ke cabang-cabangnya. Dengan demikian maka akan lebih mudah dalam memahami hakikat ilmu beserta sumber dan tujuannya. 8. Filsafat juga sangat berguna bagi dunia pendidikan, karena baik siswa maupun pengajar punya pedoman yang kuat untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Terutama untuk membedakan mana persoalan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah(Djamaluddin, 2014).



C. Jenis Jenis Filsafat



7



Dalam Poedjiadi & Al-Muchtar (2014) jenis-jenis filsafat atau cabang filsafat adalah : 1. Estetika Sesuai namanya, estetika ialah filsafat yang membahas dan mempelajari keindahan, serta mencari tahu bagaimana keindahan tersebut dibentuk. Filsafat ini juga mempelajari bagaimana cara manusia dalam merasakan keindahan tersebut. 2. Etika Filsafat berikut ini mempelajari mengenai aturan serta norma yang dipakai masyarakat dalam berprilaku. Dengan kata lain filsafat ini digunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk. 3. Metafisika Jenis filsafat ini erat kaitannya dengan hakikat fundamental dan proses analitis terhadap realitas serta keadaan yang menyertainya. Penelitian yang berhubungan dengan metafisika biasanya berpusat pada pertanyaan-pertanyaan seputar keberadaan dan realitas 4. Logika Filsafat logika merupakan cabang yang mendalami bagaimana kemampuan seseorang untuk berpikir secara tepat. 5. Epistemologi Epistemologi merupakan jenis filsafat yang secara khusus membahas mengenai pengetahuan. Adapun beberapa pengetahuan yang dibahas seperti validitas data, asal mula, validitas, struktur, serta metodologi yang bekerja sama dalam menyusun pengetahuan manusia. 6. Filsafat Ilmu Pada dasarnya pengertian filsafat ilmu adalah bagian epistemologi yang merupakan filsafat pengetahuan. Namun, pengkajian filsafat ilmu lebih terpusat kepada pengetahuan yang bersifat ilmiah, dan hakikat ilmu itu sendiri. D. Faedah Filsafat



8



Menurut Suprlan dalam (DASAR_DASAR_FILSAFAT_MANUSIA, n.d.) mempelajari filsafat sangatlah bermanfaat, karena dengan ilmu ini setiap orang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar yang tidak ada dalam wewenang ilmu-ilmu secara khusus lainnya. Setelah memahami pengertian filsafat, ciri-ciri, dan tujuan yang dimilikinya. Maka tak lengkap rasanya bila tidak membahas fungsi-fungsi yang dimilikinya, fungsi filsafat dapat Anda lihat dalam poin-poin berikut. 1. Membentuk Sifat Kritis Seperti yang telah dijelaskan sebelum-sebelumnya, filsafat dapat membentuk pemikiran yang kritis pada seseorang. Hal tersebut tentunya sangat berguna untuk diterapkan dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat. Sehingga ketika menghadapi masalah apapun diharapkan manusia dapat berpikir dengan rasional supaya tidak terjebak oleh segala sifat fanatisme. 2. Sebagai Pemecahan Masalah Ilmu filsafat mengajak manusia supaya berpikir secara bijak dalam mengatasi berbagai persoalan. Dengan menggunakan cara berpikir filsafat maka diharapkan manusia dapat mengidentifikasi masalah tersebut dan memudahkannya dalam mendapatkan jawaban. Sehingga masalah dapat dipecahkan tanpa kesulitan. 3. Membantu Kemampuan Analisis Berpikir secara filsafat tentunya sangat dibutuhkan oleh para pelajar maupun peneliti. Karena dengan demikian kemampuan dalam menganalisa akan semakin terasah. Sehingga analisa dapat dilakukan dengan kritis dan komprehensif untuk mengatasi berbagai permasalahan ilmiah dalam riset. Pada poin berikut filsafat dilakukan pada konteks pengetahuan yang menomor-satukan kontrol. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa nilai pengetahuan ada karena memiliki fungsi, lain halnya dengan fungsi filsafat yang ada karena nilai yang dimilikinya. 4. Menambah Pengalaman



9



Melalui ide-ide baru atau dasar hidup, filsafat dapat dapat membentuk pengalaman kehidupan manusia secara kreatif. Semakin banyak rasa ingin tahu manusia dan keinginan untuk mencarinya, maka pengalaman akan terus bertambah. Filsafat hakikatnya mengajarkan setiap orang untuk berpikir kritis dan mendalam tentang sesuatu. Hasil dari pemikiran dan pemahaman tentang sesuatu tersebut akan mengarahkan kepada pelakunya untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Filsafat ternyata ilmu yang sangat mendasar bagi setiap pengembangan ilmu. Oleh karena itu sudah seharusnya jika ia dijadikan dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sebab dalam filsafat itulah kita dapat mengetahui bagaimana hakikat ilmu pengetahuan(Kirom, 2016). E. Bahaya Filsafat Bila seorang filsafat tidak dilandasi dengan ilmu yang kuat dan kokoh, seorang filsafat itu menjadi hilang kepercayaan terhadap tuhan atau menjadi ateisme yang mengakibatkan kurangnya kepercayaan diluar akal pikiran (tidak masuk akal/logis) atau sulit dijelaskan. seorang filsuf memilih untuk tidak beragama (ateisme) karna terlalu memikirkan kebenaran yang tidak diketehui (Adib, 2015). Seperti uraian berikut ini: 1.



Buat Orang Tidak Percaya Pada Tuhan Banyak yang mengira bahwa filsafat akan membuat seseorang tidak percaya kepada Tuhan. Pandangan seperti ini sangat merusak citra filsafat itu sendiri yang bertujuan untuk menciptakan pribadi yang kritis. Memang ada orang yang tidak percaya Tuhan setelah mempelajari filsafat, tapi itu bukanlah kesalahan dari filsafat melainkan dari cara orang tersebut saat berfilsafat. Dalam cara berfilsafat itu, biasanya seseorang menghancurkan pola pikir lamanya, kemudian mencari tahu hakikat dari sesuatu, baru merekontruksi pola pikir baru dan yang membuat seseorang itu tidak percaya Tuhan ialah ketika dia tidak menyelesaikan tahap pencarian



10



hakikat, tetapi ia malah langsung masuk ke tahap rekontruksi pemikiran. 2.



Kurang manfaat untuk dipelajari Masyarakat



banyak



yang



menganggap



bahwa



ilmu



yang



bermanfaat itu ilmu yang bisa dirasakan dan diamati secara empirik, seperti matematika agar seseorang bisa mengajar, ekonomi dan bisnis agar pandai berniaga, dan masih banyak lagi. Mereka menilai bahwa mempelajari filsafat tidak akan membuat hidup yang mempelajarinya lebih baik dan hanya membuang-buang waktu. Anggapan tersebut tentunya perlu diluruskan, mengingat tujuan filsafat adalah menciptakan pribadi yang matang dalam berpikir sehingga orang yang belajar filsafat akan sangat bijak untuk memilih serta melakukan sesuatu dalam hidupnya. Hal ini terjadi karena cara berpikir filsafat yang sistematis akan membuat seseorang tidak semrawut dalam menjalani kehidupannya. 3.



Filsafat hanya akan bermanfaat jika dipakai untuk berpolitik Kontestasi pilpres kemarin diwarnai oleh sosok pemikir filsafat yang unik, Rocky Gerung. Yup, tenarnya nama Rocky Gerung ikut memengaruhi masyarakat terhadap filsafat. Masyarakat menganggap bahwa filsafat itu hanya akan berguna jika dibawa ke kancah politik. Anggapan itu agak menarik karena nampaknya masyarakat sudah menyadari bahwa filsafat itu memiliki manfaat, meskipun dalam penempatannya membuat filsafat cenderung kaku. Perlu kita ketahui, bahwa filsafat akan bermanfaat di mana saja karena sifatnya yang universal. Oleh karena itu, banyak ragam filsafat yang dipelajari oleh mahasiswa, ada filsafat politik, filsafat ilmu, dan filsafat lainnya



4.



Bisa membuat orang menjadi gila Orang bisa gila karena belajar filsafat, pandangan ini sedikit lucu. Orang gila biasanya terjadi karena ketidakmampuan dirinya dalam



11



menghadapi berbagai tekanan sehingga nalarnya tidak berjalan semestinya. Sedangkan filsafat justru membuat nalar teraktivasi agar nalar tidak membeku pada satu pendapat sehingga orang yang mempelajari filsafat selalu memiliki banyak solusi untuk memecahkan setiap permasalahannya. Berfilsafat masih dianggap tabu oleh sebagian orang karena stereotip populer terhadap filsafat sudah melekat di benak masyarakat. Meluruskan stigma masyarakat sangatlah penting, mengingat ini merupakan salah satu bentuk edukasi bagi masyarakat agar masyarakat lebih terbuka bagi hal-hal baru yang hadir di kemudian hari. Jadi, sederhananya Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani philos yang berarti cinta, dan sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dua kata ini (philos dan sophos) membentuk kata jadian yang populer philosophia 3 atau filsafat. Dengan demikian filsafat berarti “cinta akan kebijasksanaa”. Untuk sampai pada kebijaksaan itu, pemikiran tidak boleh dangkal melainkan melalui cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalamdalamnya. Diperlukan pemikiran secara menyeluruh agar tidak terdampak dari bahaya berfilsafat ini. F. Persamaan dan perbedaan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu Filsafat Persamaan filsafat ilmu dan ilmu filsafat yaitu: 1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya. 2. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya 3. Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan



12



4. Keduanya mempunyai metode dan sistem 5. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih mendalam(NURROH, 2017). Loren Bagus dalam Wahyudin (2016), menjelaskan bahwa filsafat banguna utama filsafat ada 5, yakni



1).



Filsafat



merupakan



upaya



spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang suatu realitas, 2). Merupakan upaya melukiskan hakekat realitas akhir dan dasar serta nyata, 3). Filsafat merupakan upaya menentukan batasbatas dan jangkauan dari pengetahuan baik itu tentang sumber, hakekat, keabsahan



dan nilainya, 4). Penyelidikan



pengandaian dan pernyataan-pernyataan



kritis atas pengandaian-



yang



diajukan



oleh



berbagai



bidang pengetahuan, 5). Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu melihat apa yang dikatakan dan untuk mengatakan apa yang dilihat. Sedangkan Filsafat



ilmu



merupakan



bagian



dari epistimologi



(filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah) dalam Suriasumantri (1982). Filsafat ilmu adalah bagi dari filsafat pengetahuan,



dimana



ilmu



merupakan



cabang



yang



mempunyai ciri-ciri tertentu (Muktaf, 2016). G. Perbedaan Filsafat Dan Ilmu Menurut Suriasmumantri (1982) Ilmu adalah anak dari filsafat. Walaupun secara teknis lepas dari filsafat, namun ilmu masih tetap kembali ke induknya yakni filsafat, dengan tetap menggunakan norma-norma filsafat (Muktaf, 2016). Hal yang membedakan ilmu dan filsafat dalam konteks ciri dan karakternya adalah sebagai berikut :



Filsafat



Ilmu



Sifatnya holistic (menyeluruh)



Sektoral



13



Mengacu pada nilai dan moral



Sifatnya bebas nilai



Subjektif



Objektif



Hakekat alam



Alamiah



Normatif dan deduktif



Logico-hypothetico-verifikatif



Jika melihat dari tabel di atas, maka kita bisa melihat bahwa ilmu dan filsafat mempunyai perbedaan yang mencolok. Walaupun pada dasarnya ilmu adalah bagian dari filsafat yang berkembang. Dan ilmu yang pertama kali ada adalah filsafat. 1. Dilihat dari obyek material (lapangan) Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu 2. Obyek formal (sudut pandangan) Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita. 3. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya. 4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.



14



5. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam



sampai



mendasar



(primary



cause)



sedangkan



ilmu



menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause). 6. Filsafat = berpikir kritis atau selalu mempertanyakan segala hal tanpa ada eksperimen. Sedangkan ilmu pengetahuan = selalu dengan eksperiman untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya. (Scharfstein & Gaurf, 2013).



15



BAB III PENUTUP A. Simpulan Filsafat sebagai sikap hidup dan pandangan hidup dapat dimiliki seseorang secara alamiah melalui pengalaman hidup bersama di dalam masyarakatnya. Sikap hidup atau pandangan hidup itu dimiliki melalui pengalaman yang relatif tidak disadari secara rasional dan diperoleh tidak dengan cara-cara berfilsafat. Dalam penelitiannya Rukiyati,dkk (2015) melanjutkan bahwa “filsafat memiliki sifat yaitu:1). Filsafat bersifat radikal, artinya permasalahan yang dikaji, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan bersifat mendalam sampai ke akar-akarnya. 2)Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau kajian-kajiannya menunjukkan adanya hubungan satu sama lain, saling berkait dan bersifat koheren (runtut). 3)Filsafat bersifat universal, artinya pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban filsafat bersifat umum dan mengenai semua orang”. Maka pada hakekatnya filsafat itu adalah sesuatu hal tentang cinta dan kebijaksanaan. Cinta dan kebijaksanaan tersebut kemudian diaplikasikan melalui pandangan yang sistematik dan mendasar



dalam



menjelaskan



realitas, mencoba menjawab kebenaran pengetahuan (dengan pendekatan spekulatif) dengan menjangkau semua aspek kehidupan, yang mengkaitkan dengan sumber, nilai, hakekat dan keabsahan. Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi (Pari, 2018). B. Saran



16



Konsekuensinya setiap pembahasan filsafat ilmu pengetahuan pada suatu buku tertentu kadangkala seseorang akan dipaksa untuk mengikuti



aliran



tertentu sang penulis buku tersebut, dan kiranya hal ini tidak dikehendaki oleh setiap intelektual. Ditinjau berdasarkan analitika bahasa nampak dalam persoalan keilmuan terdapat kekacauan logis. Maka dari itu kita harus kembali kepada filsafat pada dasarnya adalah “cinta akan kebijaksanaan” (Osborne, 2001). Kebijaksanaan berarti pandai atau ingin tahu dengan lebih mendalam. Walaupun definisi filsafat cenderung tidak tetap dan masih menjadi perdebatan, namun karakter filsafat bisa diterima secara umum.



DAFTAR PUSTAKA Adib, M. (2015). Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. In Yogyakarta: Pustaka Pelajar. DASAR_DASAR_FILSAFAT_Pendahuluan_MANUSIA. (n.d.). Djamaluddin, A. (2014). Filsafat Pendidikan. Istiqra’: Jurnal Pendidikan Dan



17



Pemikiran Islam, 1(2), 129–135. Kirom, S. (2016). Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat, 21(2), 99–117. https://doi.org/10.22146/jf.3111 Muktaf, Z. M. (2016). Perbedaan Filsafat dan Filsafat Ilmu (pp. 1–4). Muslih, M. (2016). Filsafat Ilmu (April 2016). L E S F I. NURROH, S. (2017). FILSAFAT ILMU Studi Kasus: Telaah Buku Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer) oleh Jujun S. Suriasumantri. FILSAFAT ILMU Studi Kasus: Telaah Buku Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer) Oleh Jujun S. Suriasumantri, 0–23. Pari, F. (2018). Epistemologi dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu Ushuluddin, 5(2), 139–154. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Poedjiadi, A., & Al-Muchtar, S. (2014). Pengertian Filsafat. Idik4006/Modul 1, 1– 29. Scharfstein, M., & Gaurf. (2013). 済無 No Title No Title. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004



18



19