Makalah Gigitan Binantang by Sri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEGAWATDARURATAN PENATALAKSANAAN PADA GIGITAN BINTANANG



DOSEN PENGAJAR Rivan Firdaus, SST. M.Kes



Disusun Oleh: Andi Akmal Kurniawan



( P07220217003)



Anggelita Mega Tangkelayuk



( P07220217006)



Jesinta Alry Meisy Putri



( P07220217019)



Mega Sri Mulyani



( P07220217020)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2018/2019



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan sejak awal hingga tersusunnya makalah dengan judul “Penatalaksanaan Kegawadaruratan pada Gigitan Binatang” untuk memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen pengajar dalam mata kuliah Kegawatdaruratan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja sama terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak. Untuk itulah, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pembimbing dalam bimbingan pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas segala kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan masyarakat luas. Samarinda, 21 Oktober 2019 Penulis,



BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigitan binatang merupakan masalah kesehatan utama pada anak-anak dan dewasa serta menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian di seluruh dunia (WHO, 2013). Presentase kasus ini sebanyak 1% dari jumlah kasus yang tercatat di instalasi gawat darurat rumah sakit di Amerika Serikat dan menimbulkan kerugian mencapai lebih dari 50 juta dollar amerika setiap tahunnya (Eliss, 2014). Dampak yang ditimbulkan dari gigitan hewan tergantung dari jenis hewan yang menggigit, status kesehatan hewan, status kesehatan korban gigitan hewan dan kemudahan akses ke fasilitas kesehatan. Hewan yang paling banyak berpotensi menyerang manusia antara lain ular, anjing, kucing dan monyet (WHO, 2013). Kasus gigitan hewan yang terjadi di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 200/100.000 jiwa setiap tahun (Rothe, 2015, p.433). Di Jerman, 30.000 dari 50.000 kasus luka-luka disebabkan oleh gigitan anjing setiap tahun. Gigitan oleh anjing mencapai 60-80% dan gigitan oleh kucing mencapai 20-30%, sedangkan gigitan oleh hewan lain (kelinci, tikus, hamster) sangat jarang ditemui (Rothe, 2015. p.433). Di Indonesia, pada tahun 2013 jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 16.258 kasus (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, 2013). Kasus tersebut terjadi pada 11 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Tengah, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku dan Maluku Utara. Sedangkan di Provinsi Aceh sendiri, jumlah kasus gigitan hewan penular rabies tahun 2011 dan tahun 2012 secara berturut-turut sebanyak 546 kasus dan 138 kasus (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, 2013). Dalam menghadapi kasus gigitan hewan,penatalaksanaan yang tepat dimulai dengan membersihkan area luka dengan air mengalir atau sabun, dilanjutkan dengan pemberian cairan antiseptik kemudian menggunakan kassa dan balutan untuk menghentikan perdarahan (Tim Bantuan Medis Panacea, 2013, p.153). Tujuannya yaitu mengontrol perdarahan, meminimalisir resiko infeksi dan mendapatkan penanganan medis jika



dibutuhkan (The UK’s Leading First Aid Provides, 2002). Penanganan di fasilitas kesehatan dapat dilakukan terhadap bahaya gigitan hewan seperti, rabies, tetanus, keracunan bisa ular dan virus Herpes B. Pengetahuan penatalaksanaan gigitan hewan yang baik harus dimiliki oleh perawat ketika menghadapi kasus tersebut khususnya jika berada di instalasi gawat darurat rumah sakit. Pengetahuan ini umumnya diperoleh saat masih duduk di bangku perkuliahan. Minimnya pengetahuan akan hal tersebut dapat menyebabkan banyak kasus gigitan hewan tidak ditangani dengan baik. Sehingga beragam komplikasi seperti infeksi, penyakit rabies, penyakit tetanus, perdarahan hebat, syok hingga kematian bisa saja terjadi. Penanganan awal binatang dengan melaporkan hewan yang menggigit ke dinas perternakan setempat; mereka yang seharusnya menangkap dan melakukan observasi terhadap hewan tersebut. Jika korban tegigit anjing atau kucing peliharaan yang sehat, maka hewan tersebut harus dikurung dan diobservasikan selama sepuluh hari untuk memeriksa adakah penyakit lain. Jika korban tergigit hewan liar, sebaiknya pikirkan kemungkinan negatif dan segera cari pertolongan medis (Thygerson,2009). Tujuan pembutan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis gigitan



binatang



dan



bagaimana



saja



penatalaksanaanya



dalam



kegawatdaruratan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan gigitan binatang? 2. Apa saja macam-macam gigitan binatang? 3. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan anjing, kucing dan tikus? 4. Bagaimana



manifestasi



klinik



dan penatalaksanaan



pada gigitan



Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala) 5. Bagaimana



manifestasi



klinik



dan penatalaksanaan



pada gigitan



manifestasi



klinik



dan penatalaksanaan



pada gigitan



Kelelawar? 6. Bagaimana



Kalajengking? 7. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan Trigonid (Duri babi)?



8. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan Uburubur? 9. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan Ikan Pari? 10. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan Gurita? 11. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan Lintah? 12. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada gigitan Ikan hiu? 13. Bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada Snakebite (Gigitan Ular)? C. Tujuan Agar mengetahui teknik penatalaksanaan kegawatdaruratan pada kasus gigitan binatang. D. Sistematika Penulisan Makalah dengan bahasan tentang apa saja saja penatalaksanaan kegawatdaruratan pada kasus gigitan binatang terdiri dari tiga sub-bab secara garis besar : 1. Pada pembahasan makalah di bab I terdiri atas latar belakang 2. Pada bab II memaparkan pembahasan mengenai Tinjauan Teori 3. Pada bab III memaparkan mengenai penutup makalah yang membahas mengenai kesimpulan



BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gigitan Binatang Gigitan binatang terbagi dua jenis : yang berbisa (beracun) dan tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar dari luka biasa, pada umumnya bila digigit binatang perlu mendapatkan pemeriksaan medis. Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk kedalam tubuh melalui suntikan. Gigitan binatang bisa menyebabkan nyeri hebat dan bisa menyebabkan pembengkakan, gigitan binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan dapat berakibat fatal. Menurut Ermawati (2015) Kasus yang banyak ditaanggulangi adalah gigitan anjing, yang menyebabkan penyakit rabies, gigitan ular dan sengatan serangga. Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa. Seseorang yang tergigit mempunyai resiko terinfeksi. Pada umumnya bila tergigit binatang, perlu mendapatkan pemeriksaan medis, Gigitan binatang termasuk dalam kategori racun yang masuk kedalam tubuh melalui suntikan. Gigitan bintang atau engatan serangga dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan/ atau pembengkakan. Gigitan dan sengatan berbagai binatang walaupun tidak selalu membahayakan jiwa dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat dan bahkan kadangkadang dapat berakibat fatal. Kesadaran akan penyebab dari gigitan dan sengatan ini dapat mengurangi atau mencegah timbulnya korban. Pengetahuan tentang penanganan yang cepat dari tindakan pertolongan pertama dapat mengurangi parahnya cedera akibat gigian dan sengatan tersebut dan menjaga penderita dari sakit yang parah.



B. Macam-macam Gigitan Binatang Hewan yang paling sering menggigit manusia adalah anjing. Kucing walaupun agak jarang, kadang-kadang juga menggigit manusia. Gigitan kucing lebih berbahaya karena banyak masuk kuman yang berasal dari mulut kucing, sehingga lebih sering menimbulkan infeksi pada luka. Gigitan kucing, tikus, dan anjing sering mengandung virus rabies. Di daerah kita beruang, babi, dan harimau masih banyak, sehingga sesekali terjadi juga binatang itu meggigit manusia. Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, ditularkan melalui air ludah gigitan hewan ke hewan lain ke manusia. Hewan yang mengandung virus rabies bila menggigit atau menjilat luka goresan kulit dapat menularkan penyakit gila anjing (rabies). Penyakit anjing gila tidak hanya terdapat pada anjing saja. Ia juga dapat menghinggapi kucing, monyet, dan binatang berdarah panas lainnya. Maka sebaiknya binatang yang menggigit segera ditangkap untuk diketahui apakah ia menderita penyakit anjing gila atau tidak. Binatang yang tidak terserang penyakit tersebut biasanya hanya menggigit apabila ia merasa terancam atau digoda. Apabila ia menggigit secara



kompulsif



(tanpa



diganggu



atau



merasa



terancam),



ada



kemungkinan bahwa ia menderita penyakit anjing gila. Masa tunas penyakit anjing gila pada manusia cukup lama (10 hari sampai 2 tahun). Tetapi pada binatang lebih kurang 2 hari kemudian tanda- tanda penyakit itu sudah nampak.



a. Gigitan Binatang Darat 1) Gigitan Anjing, Kucing,Tikus



Bahaya rabies (penyakit anjing gila) tidak segera mengancam kecuali bila gigitan terjadi di kepala atau di leher. Gigitan anjing biasanya “lebih bersih” dibandingkan dengan gigitan binatang lainnya. Bekasnya tidak begitu dalam dan mudah dibersihkan.Dapat menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta robekan dari jaringan. Gigitan kucing dapat membawa akibat yang lebih serius. Bahaya infeksi jauh lebih besar daripada gigitan anjing. Bekas gigitan kucing biasanya dalam dan dapat mengenai urat-urat, atau masuk rongga sendi, terutama kalau di tangan. Maka infeksi yang ditimbulkannya akan lebih hebat. Gigitan tikus dapat menjalarkan beberapa jenis penyakit, antara lain demam tinggi. Orang Jepang mengatakannya demam Sodoku. Tanda dan gejala: 1. Sakit kepala 2. Demam 3. Kejang-kejang 4. Kemungkinan rabies



Penanganan 1. Amankan iri dan lingkungan sekitar. 2. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC). 3. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan deterjen. 4. Imobilisasikan bagian yang di gigit/ luka tersebut. 5. Berikan SAR(serum anti rabies) bila ada. 6. Bila dapat lakukan penangkaan binatang yang menggigit untuk identifikasi. 7. Segera bawa penderita ke Rumah Sakit. 2) Gigitan Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala)



Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga, laba-laba, kala dan kelabang, walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat menimbulkan reaksi alergi yang gawat dan bahkan kadang-kadang dapat berakibat fatal. Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan, sengatan, atau mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian tubuhnya. Tanda dan gejala 1. Bengkak dan keerahan di daerah gigitan 2. Gatal-gatal 3. Nyeri dan terasa panas 4. Demam, menggigil, kadang disertai sulit tidur 5. Dapat terjadi syok



Penanganan 1. Aman diri dan lingkungan sekitar 2. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC). 3. Tenangkan penderita 4. Ambil segatnya kalau nampak (hati-hati saat mencabut jangan sampai menekan kantung bias/kelenjar bias). 5. Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alcohol 70 % atau antiseptic. 6. Kompres dingin (kompres es). 7. Imobilisasikan daerah yang tergigit 8. Berikan antihistamin jika reaksi ringan. 9. Berikan Adrenalin 0,5 mg IM, jika reaksi berat. 10.



Dapat berikan penawar sakit (ponstan atau tramadol dsb)



11.



Bawa segera ke Rumah Sakit.



3) Gigitan kelelawar Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika digigit kelelawar bahaya rabies juga harus dipikirkan. Penanganan : 1. Jika mungkin, tangkaplah binatang yang menggigit untuk diobservasi selama satu minggu, apakah terjangkit rabies atau tidak. 2.



Basuhlah luka gigitan dengan air mengalir dan sabun atau obat antiseptik (pembunuh kuman).



3. Tutuplah dengan kasa steril. . 4) Sengatan kalajengking Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada ujung ekornya. Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit, sehingga pada saat itu juga, orang yang disengat kalajengking atau lipan merasa kesakitan.



Beberapa jam kemudian racun itu dierap dan masuk ke dalam darah, sehingga menimbulkan. Tanda dan Gejala 1. Gelisah, 2. Mual, 3. Muntah, 4. Haus, 5. Sakit perut. Bila kalajengking menyengat anak-anak, dapat menimbulkan kematian, yamg di dahului dengan sesak napas, sianosis, kelumpuhan, kejang-kejang, syok, mengigau, dan pingsan. Namun akibat sengatan kalajengking pada orang dewasa biasanya tidak begitu hebat. Penanganan : Pengobatannya hanya simtomatis. 1. Pada luka bekas gigitan di beri kompres ammonia, bikarbonas natrikus atau kalamin lasio. 2. Bila ada kejag-kejang, di beri sedative, misalnya valium atau luminal.



b) Gigitan Binatang Air 1) Gigitan Trigonid (Bulu babi) Terdapat di perairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena sangat trigonid di sebabkan menginjak atau bersentuhan dengan bahan dengan bahan dengan bagian tubuh binatang tersebut Tanda dan gejala 1. Timbul rasa nyeri dalam 90 menit 2. Rasa panas di iaerah gigitan 3. Pusing bahkan terkadang sampai tidak sadar (pingsan). Penanganan 1. Aman diri dan lingkungan sekitar 2. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC). 3. Tenangkan penderita 4. Cabut duri babi yang menusuk. 5. Rendam bagian yang tergigit dalam air hangat. 6. Bersihkan luka dan imobilisasi daerah luka.



2) Gigitan Ubur-ubur Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan sengatan dari sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakeltentakel)-nya yang menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit perdarahan ada kulit. Ubur-ubur ada banyak jenisnya dan hidup di daerah tropis. Racun ubur-ubur di buat oleh beribu-ribu duri halus yang terdapat di permukaan badannya. Bila duri halus itu di sentuh oleh perenang di laut, ubur-ubur akan menyuntukkan racun melalui duri halus itu. Kulit yang bersentuhan dengan duri ubur-ubur, akan merasa gatal bercampur panas. Beberapa menit kemudian akan timbul urtikaria yang dapat berubah menjadi (lepuh-lepuh visikel). Perasaan sakit biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa jam, tetapi dapat kambuh lagi beberapa hari kemudian. Tanda dan gejala : 1. Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit. 2. Urtikaria 3. Mual 4. Muntah 5. Kejang otot 6. Syok 7. Kesulitan bernafas 8. Keluar air mata terus-menerus 9. Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar



Penanganan 1. Aman diri dan lingkungan sekitar 2. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC). 3. Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan handuk basah. 4. Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol 70% 5. Berikan 10 ml larutan Na Glukonat. 6. Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA) bila ada 7. Bawa segera ke rumah sakit 3) Gigitan Ikan Pari Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racunnya dengan menusukkan duri-duri /jarum-jarumnya. Ikan pari termasuk klas Elasmobrachil mempunyai tulang rawan. Jenis ikan pari yang terkenal adalah pari kembang, pari bendera, pari pasir, dan pari burung. Bentuk badannya pipih seperti cakram dengan ekor menyerupai cambuk. Pada ekor itu terdapat satu atau lebih duri yang berbisa. Ikan ini hidup di sekitar pantai. Ikan pari pasir biasanya berbaring di dasar laut dan tertimbun pasir atau lumpur. Bila ada orang yang menginjak badan ikan pari, ekornya akan memecut sambil memasukkan durinya. Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit di sekitar tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin bertambah hebat dan menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk. Perasaan sakit biasanya berlangsung antara 6 – 48 jam, lalu berkurang.



Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah duri di keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu jangan dilihat langsung, cukup di kompres dengan antiseptic (betadin). Bila peradangan telah tenang, barulah dilakukan penjahitan sekunder. Tanda dan gejala 1. Pembengkakan 2. Mual, muntah dan diare 3. Tekanan darah menurun, 4. Berkeringat 5. Jantung berdenyut tidak teratur 6. Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian. 7. Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot. Penanganan 1. Aman diri dan lingkungan sekitar 2. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).\ 3. Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit. 4. Bawa segera ke rumah sakit 4) Gigitan Gurita(Blue Ringed Octopus) Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjak atau di ganggu. Gigitannya sangat beracun dan seringkali menimbulakan kematian. Tanda dan gejala 1. Kegagalan nafas secara progresif terjdi dalam 10-15 menit. 2. Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin berwarna merah dan benjolan (tampak seperti meleuh berisi darah). 3. Kehilangan rasa raba (di mulai sekitar mulut dan leher). 4. Mual, muntah 5. Kesulitan menelan 6. Kesulitan bernafas 7. Gangguan penglihatan



8. Inkoordinasi 9. Kelumpuhan otot 10.



Pernapasan berhenti



11.



Denyut nadi berhenti



12.



Dapat diikuti kematian



Penanganan 1. Aman diri dan lingkungan sekitar 2. Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC). 3. Tenangkan penderita 4. Bersihkan/cuci luka bekas gigitan dengan air hangat 5. Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cidera 6. Monitor TTV 7. Lakukan RJP jika diperlukan 5) Gigitan Lintah



Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah akan terus mengalir keluar dan masuk ke perut lintah. Tanda dan Gejala : 1. Pembengkakan 2. Gatal 3. Kemerahan.



Penanganan : 1. Lepaskanlah lintah dari tempat ia menggigit dengan hati-hati. 2. Siram dengan minyak atau air tembakau ke tubuh lintah, untuk membantu mempercepat lepasnya gigitan lintah. 3. Apabila ada tanda-tanda reaksi kepekaan seperti tersebut di atas, cukup digosok dengan obat atau salep anti gatal biasa. 6) Gigitan Ikan Hiu Ikan hiu, disamping dapat menggigit manusia, ada pula yang mengeluarkan racun. Ikan hiu yang beracun mempunyai sirip di punggungnya. Ikan hiu yang mengandung racun adalah born shark, memunyai sirip di punggung yang berhubungan dengan kelenjar pembuat racun. Tanda dan Gejala : 1. Nyeri yang berlangsung beberapa jam 2. Daerah tusukan itu menjadi merah dan bengkak 3. Dapat menimbulkn kematian. Penanganan : Pengobatan hanya simptomatis dan luka gigitan dirawat seperti luka gigitan lainnya. c) Gigitan Binatang Reptil 1) Gigitan Ular Hanya empat spesies ular asli dari amerika serikat yang beracun : rattlesnake (yang menyebabkan 65% gigitan ular beracun dan hampir semua kematian akibat gigitan ular di amerika serikat), copperhead,water Moccasin (dikenal juga sebagai cottonmouth), dan koral snake. Ular derik (rattlesnake), copperhead, dan water moccasin, semuanya adalah ular beracun yang hidup didalam lubang. Coral snake berukuran kecil dan berwarna warni, dengan moncong hitam dan serangkaian pita merah terang, kuning, dan hitam di sekitar tubuhnya. Ular beracun dari negara lain juga menimbulkan masalah gigitan ular.



Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang umum di temukan pada pasien bekas gigitan ular adalah : Lokasi sakit bukan gambaran umum, Tanda- tanda bekas taring, laserasi, Bengkak dan kemerahan, kadang –kadang bulae/ vasikular, Sakit kepala, mual muntah, Rasa sakit pada otot- otot , dinding perut, Demam, keringat dingin, Untuk bisa neurotoksik : Kelumpuhan otot pernafasan, Kardiovaskuler terganggu, Kesadaran menurun menurun sampai koma. Untuk bisa haemolitik, Luka bekas patukan yang terus berdarah, Haematoma pada tiap suntikan IM, Hematuria , Haemoptisis/ atau haematimisi, Kegagalan ginjal (HTN), Ular yang hidup di dalam lubang , Nyeri terbakar hebat, Satu atau dua luka tusuk kecil berjarak sekitar



satu cm , Bengkak, Lepuh berisi darah dan berubah warna



kemungkinan terjadi beberapa jam setelah gigitan, Mual muntah, berkeringat dan lemah Penatalaksanaan Penatalaksanaan di lapangan : Secara umum : Minta korban dan orang orang di sekitarnya untuk menjauhi ular, Tenangkan korban dan batasi gerakan, Cuci area yang tergigit secara lembut dengan sabun dan air, Stabilkan ekstermitas yang tergigit seperti halnya saat menangani fraktur, Cari pertolongan medis dengan segera. Jenis gigitan ular berbisa Mintak korban dan orang orang di sekitarnya untuk menjauhi ular, Tenangkan korban dan batasi gerakan, Cuci area yang tergigit secara lembut dengan sabun dan air, Berikan tekanan ringan dengan melilitkan perban elastik di atas tempat gigitan dan di seluruh panjang lengan atau tungkai, Cari pertolongan medis dengan segera. Jenis gigitan ular tidak berbisa Minta korban dan orang orang di sekitarnaya menjauhi ular, Cuci area yang tergigit secara lembut dengan sabun dan air.Jika lukanya kecil, oleskan salep antibiotik dan tutupi lukanya.Cari pertolongan medis, ( Thygerson,2009) Penatalaksanaan dilapangan menurut Harrison tahun 2013 : Bawa



korban ketempat perawatan yang memadai sesegera mungkin, Jaga agar korban tidak bergerak untuk meminimalisir penyebaran bisa secara sitemik, Pasang belat pada ekstremitas yang tergigit, dan dijaga ekstremitas itu dalam posisis setinggi jantung, Lalu lakukan imobilisasi dengan tekanan ( pembebatan seluruh ekstremitas dengan perban dengan tekanan 40-70 mmHg dan pemasangan belat)dapat dilakukan bisa itu terutama bersifat neurotoksid tanpa adanya pengaruh lokal pada jaringan,jika penyelamat terampil melakukan teknik ini dan jika korban dapat dibawa ketempat, perawatan kesehatan. Hindari menyayat kedalam luka gigitan, dinginkan, mengkonsumsi minuman berakohol oleh korban, dan kejut listrik. Pertolongan pertama yang terbaik adalah : melakukan dengan benar (RIGHT) = Reassure (tenangkan) korban, imobilisasi ekstremitas, ggettodhe hospital (=bawa kerumah sakit), berikan keterangan kepada dokter tentang tanda dan gejala yang timbul. (RIGHT : reassure victim, imobilize ektremity, get the hospital, inform physician of tale signs and symptoms. Penatalaksanaan di rumah sakit 1. Monitor tanda vital, irama jantung,saturasi o2 secara ketat, dan awasi adanya tanda-tanda kesulitan menelan atau insuvisiensi pernafasan 2. Perhatian tingkat eritema dan pembengkakan dan lingkar ekstremitas setiap 15 menit sampai pembengkakan telah stabil. 3. Mula-mula obati syok dengan resusitasi cairan kristaloid menggunakan cairan isotonis. Jika hipotensi masih menetap, coba berikan albumin 5% dan fasofresor. 4. Mulailah pencarian anti bisa ular spesifik yang sesuai, untuk semua kasus gigitan ular berbisa yang diketahui jenisnya. Di amerika serikat, tersedia bantuan 24 jam dari pusat pengendalian racun regional. 5. Adanya bukti keracunan bisa ular secara sistematik ( gejala sistemik adnormalitas laboratorium) dan (kemungkinan) tanda lokal progresif yang signifikan adalah indikasi untuk pemberian bisa ular. 6. Pemberian anti bisa ular sebaiknya dilanjutkan



sampai korban



memperlihatkan perbaikan yang pasti. Tetapi neurotoksisitas akibat gigitan seekor ular (misalnya kobra) lebih sulit disembuhkan dengan menggunakan anti bisa ular. Diperlukan intubasi, pemberian lebih banyak anti bisa ular biasanya tidak dapat membantu.



7. Crofab, yaitu antibisa ular yang digunakan di amerika serikat untuk spesies pit viver (ular ekor mira atau ular bangkai laut) berbisa di amerika utara, mempunyai resiko yang cukup rendah umtuk menimbulkan alergi. 8. Jika terdapat resiko alergi yang sinifikan, pasien sebaiknya diberikan terapi antihistamin IV (misalnya difenhidramin, 1 mg/kg sampai dosis maksimal sebesar 100 mg; ditambah dengan simetidin,5-10 mg/kg sampai dosis maksimal sebesar 300 mg) dan diberikan cairan kristaloid IV untuk mengembangkan volume intravaskular. 9. Penhambat



asetilkolinesterase



mungkin



menyebabkan



perbaikan



neurorogis pada penderita yang



digigit ular



yang mengandung neurotoksin pasca



sinaps. Setelah dilakukan pemberian anti bisa ular naikan ekstremitas yang tergigit. Perbarui imunisasi tetanus, Observasi apakah ada sindroma kompartemen-otot.



observasi



keracunan. (Harrison,2013).



pasien



yang



memperlihatkan



tanda



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena diperlukan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dan semoga makalah yang telah di buat dapat bemanfaat bagi pembaca.



DAFTAR PUSTAKA Kumar, S., Trivedi, R., Saxena, M., Niranjan, A., Kumar, M. (2016). A Study On Knowledge of animal bite victims regarding animal bite and rabies attending tertiary care hospital of Rewa City, Madhya Pradesh India. International Journal of Medical Science and Public Health, 5(5), 10051009.



doi:10.5455/ijmsph.2016.18022016355 Rothe, K., Tsokos, M., Handrick, W. (2015). Animal and Human Bite Wounds Dtsch Arztebl Int 2015; 112: 433–43. DOI: 10.3238/arztebl.2015.0433



Putra , Putu Agus (2016) tatalaksana gigitan ular yang disertai sindrom kompartemen di ruang terapi intensif . Jurnal Keperawatan Saratun,2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cv. Trans Info Media. Jl. Pusdiklat Depnaker No.21 Jak-Tim 13570.