Makalah Hakikat Belajar Dan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



Kelompok 2: Aulia Rahmi



(A1B118054)



Aisyah Khairunnisa



(A1B118081)



Wira Armanda



(A1B118089)



Shidiq Islam Dkaro



(A1B118099)



Rotua Meisara



(A1B118104)



Dosen Pengampu: Drs. Albertus Sinaga, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, yang bertajuk “Hakikat Belajar dan Pembelajaran”. Sebagaimana yang kami ketahui bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang dengan tulus telah memberikan bantuan, baik itu berupa doa ataupun sumbangan pemikiran, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.



Jambi, 02 September 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 2 1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3 2.1 Hakikat Belajar .......................................................................... 3 2.1.1 Pengertian Belajar ............................................................. 3 2.1.2 Teori-Teori Belajar ............................................................ 4 2.1.3 Ciri-Ciri Belajar ................................................................ 5 2.1.4 Unsur-Unsur Dinamis dalam Proses Belajar .................... 6 2.2 Hakikat Pembelajaran ................................................................ 7 2.2.1 Pengertian Pembelajaran .................................................. 7 2.2.2 Teori-Teori Pembelajaran ................................................. 8 2.2.3 Ciri-Ciri Pembelajaran ...................................................... 9 2.2.4 Unsur-Unsur Pembelajaran ............................................... 9 BAB III PENUTUP ................................................................................... 10 3.1 Kesimpulan .............................................................................. 10 3.2 Saran ......................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsur pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya ialah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami bagaimana siswa belajar. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Sebab fungsi utama pembelajaran ialah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran sebagai suatu konsep pedagogis secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemis untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial dalam menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik. Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpul terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran dengan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian belajar? 2. Apa saja teori-teori dalam belajar? 3. Bagaimana ciri-ciri belajar? 4. Apa saja unsur-unsur dinamis dalam proses belajar? 5. Apa pengertian pembelajaran? 1



2



6. Apa saja teori-teori dalam pembelajaran? 7. Bagaimana ciri-ciri pembelajaran? 8. Apa saja unsur-unsur dalam pembelajaran? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar. 2. Untuk mengetahui dan memahami teori-teori dalam belajar. 3. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri belajar. 4. Untuk mengetahui unsur-unsur dinamis dalam proses belajar. 5. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembelajaran. 6. Untuk mengetahui dan memahami teori-teori dalam pembelajaran. 7. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri pembelajaran. 8. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam pembelajaran. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca. 2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber. 3. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Belajar Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar. Kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. 2.1.1 Pengertian Belajar Sejak dilahirkan, manusia telah begitu banyak mengalami proses belajar. Itu berarti bahwa aktivitas belajar sangat akrab dengan kehidupan manusia. Banyak ahli pendidikan, pembelajaran, dan psikologi yang telah mencoba mendefinisikan "belajar". Seringkali perumusan dan penafsiran yang dihasilkan berbeda satu sama lain sesuai sudut pandang masing-masing. Namun demikian, pada bagian ini kita hanya akan melihat beberapa pendapat ahli yang relatif lebih mirip dan lebih sederhana sehingga memudahkan untuk menarik definisi sendiri. Menurut Hamalik (dalam Husamah, Pantiwati, Y., Restian,



A.,



Sumarsono, P. 2016: 4) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior trough experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakukan (perilaku atau tingkah laku). Definisi belajar yang diutarakan oleh Hamalik (dalam Husamah et al. 2016: 4) juga diikuti oleh ahli pendidikan lain di Indonesia. Dengan sepenuhnya mengacu pada pendapat Gagne, Dahar (dalam Husamah et al. 2016: 4) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Definisi ini lebih menekankan pada



3



4



adanya latihan-latihan sebagai proses pembentukan kebiasaan dan juga menitikberatkan pada interaksi individu dengan lingkungan. Interaksi individu dengan lingkungan inilah yang menyebabkan terjadinya serangkaian pengalaman belajar. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang dikatakan telah melakukan kegiatan belajar tatkala terdapat perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang. 2.1.2 Teori-Teori Belajar Apabila ingin mengkaji definisi belajar lebih lanjut, kita pun sebenarnya akan menemukan berbagai definisi yang berbeda. Hal ini wajar, karena memang belajar memiliki makna yang sangat luas dan kompleks sehingga pengertian belajar banyak dipengaruhi oleh teori-teori belajar yang juga dianut oleh seseorang. Definisi belajar yang disampaikan oleh masing-masing aliran teori belajar akan berbeda. Aliran behavioristik memiliki definisi sendiri, begitu pula kognitivistik, konstruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusi sosiokultural, dan neurosains. Belajar sebagai suatu proses juga berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Sehubungan dengan itu, teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inheren yang kompleks dari belajar. Teori



belajar



merupakan



kumpulan



prinsip



umum



yang saling



berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar Rusuli (dalam Husamah et al. 2016: 4). Teori belajar merupakan integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar merupakan pengetahuan tentang pengkondisian situasi belajar dalam usaha pencapaian perubahan tingkah laku yang diharapkan. Teori-teori belajar menjadi sumber bagi teori-teori pembelajaran.



5



2.1.3 Ciri-Ciri Belajar Berbagai definisi tentang belajar sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, membawa kita pada batasan mengenai belajar, sesuatu yang menjadi ciri-ciri belajar. Belajar jelas berbeda dengan kematangan. Belajar juga berbeda dengan perubahan fisik dan mental. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap. Ciri-ciri belajar tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut. a. Belajar berbeda dengan kematangan Pertumbuhan juga menyebabkan perubahan tingkah laku. Bila tingkah laku berubah secara wajar tanpa adanya pengaruh latihan, maka dikatakan bahwa dikatakan bahwa itu berkat kematangan (maturation), bukan karena belajar. Proses perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan organisme-organisme secara fisiologis. Perubahan dalam sifatsifat fisik, misalnya tinggi dan berat badan tidak termasuk dalam belajar. Berjalan dan berbicara pada manusia umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan daripada belajar. Namun demikian, seringkali terjadi interaksi yang cukup rumit antara kematangan dan belajar dalam mengubah tingkah laku, misalnya dalam hal berbicara. Setiap anak akan mengalami kematangan dalam berbicara, tetapi berkat pengaruh percakapan keluarga atau orang-orang di lingkungannya anak dapat berbicara lebih cepat, tepat waktu, atau agak terlambat. b. Belajar berbeda dengan perubahan fisik dan mental Perubahan fisik dan mental juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Kondisi kelelahan mental, stress, konsentrasi menurun, jenuh, dan galau dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut tidak termasuk dalam belajar karena bukan merupakan suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Batasan tentang pengalaman dan latihan inilah yang penting untuk dipahami sehingga kita bisa melihat perubahan tingkah laku manakah yang sebenarnya merupakan akibat dari belajar.



6



c. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap Belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu berupa performance yang nyata dan dapat diamati. Tentu saja, perubahan akibat belajar itu membutuhkan waktu. Apabila kita ingin melihat perubahan tingkah laku tersebut maka kita dapat membandingkan cara seseorang bertingkah laku pada waktu A dengan caranya bertingkah laku pada waktu B tetapi dalam suasana yang sama. Apabila tingkah laku seseorang dalam suasana yang serupa itu berbeda, maka dapat dikatakan telah terjadi "belajar". 2.1.4 Unsur-Unsur Dinamis dalam Proses Belajar Perbuatan belajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses itu sendiri sulit diamati, akan tetapi perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Oleh karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara berunsur. Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari: a. Motivasi Siswa Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suau perbuatan atau tindakan tertentu. Motivasi yang timbul karena kebutuhan dari dalam diri siswa dianggap lebih baik dibandingkan dengan motivasi yang disebabkan oleh rangsangan dari luar. b. Bahan Belajar Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Dengan bahan itu, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. c. Alat Bantu Belajar Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif.



7



d. Suasana Belajar Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. e. Kondisi Subjek Belajar Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapatbelajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar, memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian dengan pelajaran, serta memiliki minat untuk belajar. 2.2. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemis untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran yang dirumuskan dalam Pasal 1 Butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur, yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.



8



2.2.2



Teori-Teori Pembelajaran Menurut Indah Kosmiyah (2012: 44-47) berdasarkan teori yang



mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dibedakan ke dalam lima kelompok, yaitu : 1.



Teori Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku Teori pembelajaran ini menganjurkan guru menerapkan prinsip penguatan



(reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pengenalan karakteristik peserta didik dan karakteristik situasi belajar perlu dilakukan untuk mengetahui setiap kemajuan belajar yang diperoleh peserta didik. 2.



Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan



kondisi internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di kelas. Pengalaman belajar yang diberikan oleh peserta didik harus bersifat penemuan yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh informasi dan ketrampilan baru dari pelajaran sebelumnya. 3.



Teori Pembelajaran Berdasarkan Prinsip-Prinsip Belajar Menurut teori ini, untuk belajar peserta didik harus mempunyai perhatian



responsif terhadap materi yang akan dipelajari dan semua proses belajar memerlukan waktu. Setiap peserta didik yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal yang dapat mengontrol motivasi. Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting sebagai pengontrol. 4.



Teori Pembelajaran Berdasarkan Analisis Tugas Hasil penerapan teori pembelajaran terkadang tidak selalu memuaskan.



Oleh karena itu, sangat penting untuk mengadakan analisis tugas secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yanng akan diberikan kepada peserta didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa sehingga tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.



9



5.



Teori Pembelajaran Berdasarkan Psikologi Humanistis Prinsip yang harus diterapkan adalah



bahwa guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik khusus peserta didik seperti aktualisasi diri peserta didik. Inisiatif peserta didik harus dimunculkan, dengan kata lain peserta didik harus selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran. 2.2.3



Ciri-Ciri Pembelajaran



a. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus. b. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran. c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan system yang alami (natural). 2.2.4



Unsur-Unsur Pembelajaran



a. Motivasi membelajarkan siswa Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. Motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik peserta didik menjadi warga Negara yang baik. b. Kondisi guru siap membelajarkan siswa Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, di samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Seseorang dikatakan telah melakukan kegiatan belajar tatkala terdapat perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang. Sehubungan dengan itu, teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inheren yang kompleks dari belajar. Belajar jelas berbeda dengan kematangan. Belajar juga berbeda dengan perubahan fisik dan mental. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap. Oleh karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian terhadap perbuatan itu secara berunsur. Sedangkan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan teori yang mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dibedakan ke dalam lima kelompok. Serta terdapat ciri-ciri dan unsur-unsur yang berhubungan juga dengan pembelajaran. 3.2 Saran Setelah diselesaikannya penulisan makalah ini, maka penulis merasa perlu untuk mengingatkan kembali kepada kita, kalangan pelajar dan mahasiswa, agar senantiasa termotivasi dalam melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran guna memperluas cakrawala ilmu pengetahuan dan menumbuhkembangkan penguatan karakter ke arah yang lebih baik.



10



DAFTAR PUSTAKA Hamalik, O. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press. Kosmiyah, I. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Winataputra, U. S. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.



11