Makalah Hypertrofi Labia Minora [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HYPERTROFI LABIA MINORA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ginekologi Dosen Pengampu: Ketut Resmaniasih, SST., M.Kes



Disusun Oleh: Friska Meyna Putri



PO6224220170



Raudah



PO6224220181



Talita Opreti Loksesi PO6224220185



FAKULTAS KEBIDANAN JURUSAN D4-SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA TAHUN 2022



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian Palangka Raya, 01 Agustus 2022



Penulis



ii



DAFTAR ISI COVER DEPAN................................................................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2 A.



Latar Belakang....................................................................................................2



B.



Tujuan Praktikum...............................................................................................2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................2 A.



Anatomi Genetalia Eksterna Wanita...................................................................2



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................2 A.



Pengertian Hypertrofi Labia Minora...................................................................2



B.



Klasifikasi dan Derajat Hypertrofi Labia Minora...............................................2



C.



Penyebab Hypertrofi Labia Minora....................................................................2



D.



Tanda dan Gejala Hypertrofi Labia Minora.......................................................2



E.



Diagnosa Hypertrofi Labia Minora.....................................................................2



F.



Efek Samping Hypertrofi Labia Minora.............................................................2



G.



Upaya Mengatasi Hypertrofi Labia Minora........................................................2



BAB IV PENUTUP...........................................................................................................2 A.



Kesimpulan.........................................................................................................2



B.



Saran...................................................................................................................2



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................2



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan dan pembentukan organ tubuh. Kelainan konginetal berupa gangguan dalam organogenesis dan system reproduksi pada janin yang genetic normal. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan-endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat tertogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus. Kelainan kongenital pada vulva salahsatunya adalah hypertrofi labia minora. Hipertrofi labia minora pada alat kelamin wanita merupakan kondisi dimana terjadi disproporsi dari ukuranlabia minora relatif dari ukuran labia mayora. Bagian lainnya bergabung dengan klitoris membentuk frenulum. Labia minora bergabung dengan labiamayora di bagian posterior dan dihubungkan dengan lipatan transversal dikenal denganfrenulum labia atau fourchette: Kulit dan mukosa labia minora kaya akan kelenjar sebasea.Ini dapat terjadi pada satu atau kedua labium minus. Pemberian



pengertian



bahwa



keadaan



tersebut



bukan



suatu



hal



yang



mengkhawatirkan biasanya cukup. Bila penderita tetap merasa terganggu karenanya, maka pengangkatan jaringan yang berlebihan dapat dikerjakan B. Tujuan Praktikum 1



Untuk mengetahui anatomi genetalia eksterna wanita.



2



Untuk mengetahui pengertian hypertrofi labia minora.



3



Untuk mengetahui klasifikasi dan derajat hypertrofi labia minora.



4



Untuk mengetahui penyebab hypertrofi labia minora.



5



Untuk mengetahui tanda dan gejala hypertrofi labia minora.



6



Untuk mengetahui diagnosis hypertrofi labia minora.



7



Untuk mengetahui efek samping hypertrofi labia minora.



8



Untuk mengetahui upaya mengatasi hypertrofi labia minora



iv



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Genetalia Eksterna Wanita Genetalia eksterna wanita disebut juga sebagai vulva yang terdiri dari labia mayora, labia minora, klitoris, dan vagina. Labia mayora merupakan bagian terluar, terlentang mulai dari mons pubis hingga rectum. Di dalam labia mayora terdapat labia yang lebih kecil, yaitu labia minora. Labia minora terdiri dari 2 lipat jaringan ikat yang tidak mengandung atau hanya sedikit sekali mengandung jaringan lemak. Secara anterior dan superior, labia minora dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian melewati klitoris untuk membentuk prupetium. Bagian lainnya bergabung dengan klitoris membentuk frenulum. Labia minora bergabung dengan labia mayora dibagian posterior dan dihubungkan 4 dengan lipatan gtransversal dikenal dengan frenulum labia atau fourchette. Kulit dan mukosa labia minora kaya akan kelenjar sabasea.



v



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengertian Hypertrofi Labia Minora Labia atau bibir vagina adalah sebuah lipatan kulit yang membentuk vulva di bagian luar alat kelamin wanita. Bibir vagina memiliki dua bagian , yaitu labia mayora (bibir vagina luar) yang lebih tebal dan agak berlemak isinya, dan labia minora (bibir vagina bagian dalam) yang lebih tipis dan lebih kecil. Fungsi labia adalah untuk melindungi klitoris dan organ internal vagina lainnya dari benda-benda kecil yang bisa masuk, seperti serangga ataupun kotoran



Hipertrofi adalah pertumbuhan yang tidak normal karena unsur jaringan yang membesar (kamus besar bahasa Indonesia online, 2012). Hipertrofi labia terjadi ketika bibir vagina mengembang atau tumbuh membesar dari ukuran semula, dimana terjadi disproporsi dimana labia minora membesar atau menonjol keluar dari labia mayora. Kelainan hipertrofi Ini dapat terjadi pada satu atau kedua labium minora. Menurut Sarwono, 2011, hipertrofi sebenarnya bukan hal yang dapat menyebabkan gangguan. JIka penderita merasa tidak nyaman karena hipertrofi labium minora maka dapat dilakukan dengan pengangkatan jaringan yang berlebihan. B. Klasifikasi dan Derajat Hypertrofi Labia Minora Terdapat tiga jenis hipertrofi labial, yang merupakan sistem klasifikasi baru yaitu: 1



Tipe I: bentuk sepertiga anterior, yang disebut "bendera".



2



Tipe II: bentuk tengah ketiga, yang disebut "miring".



3



Tipe III: bentuk ketiga posterior, yang disebut "lengkap".



vi



Dalam istilah simtomatologi, Tipe I ditandai dengan penampilan estetika yang tidak diinginkan dan ketidaknyamanan di daerah selangkangan yang disebabkan oleh mengenakan pakaian ketat, tetapi tidak oleh dispareunia (rasa sakit pada daerah kelamin secara terus menerus ketika, akan, sedang atau setelah berhubungan seksual). Tipe II menunjukkan penampilan yang lebih penuh secara keseluruhan. Tipe III sering mengalami dispareunia lebih sering daripada Tipe I dan Tipe II. Untuk Tipe I, teknik bedah yang dipilih adalah flap pedikula superior, dengan hanya reseksi labial moderat, yang mengikuti tepi labia minora. Untuk Tipe II dan Tipe III, teknik laser lambda diusulkan secara sistematis. Belum ada standar baku dalam menentukan derajat hipertrofi labia minora, berikut ini adalah pembagiannya: 1



Tidak ada hipertrofi: labia minora tertutup dalam labia mayora.



2



Ringan/sedang: labia minora melebihi 1-3 cm dari permukaan labia mayora.



3



Berat: labia minora melebihi >3 cm dari permukaan labia mayora



C. Penyebab Hypertrofi Labia Minora Penyebab pembesaran labia atau hipertrofi labia belum diketahui secara pasti , namun berikut hal -hal yang menyebabkan hipertrofi labium minora atau labila minora yang terlihat panjang diantara adalah : 1 Variasi labium bawaan lahir, setiap wanita memiliki bentuk, panjang, dan warna labium yang berbeda beda. Ada beberapa wanita yang secara alami 2 Terlahir dengan labia besar atau bentuk yang tidak beraturan Bahkan jenis hipertrofi tersebut khas terjadi pada suku khoisan di Afrika 3 Genetika, saat estrogen dan hormon wanita lainnya meningkat selama masa pubertas, banyak perubahan terjadi, termasuk pertumbuhan labia minora. 4



Manipulasi fisik, misal: pemakaian tindik pada vagina



5 Perubahan hormone estrogen dalam tubuh yang meningkat karena beberapa kondisi. Biasanya, ini terjadi selama masa pubertas, setelah melahirkan, atau sebagai akibat dari penuaan. Namun tak perlu khawatir, pembesaran labia bukan



vii



disebabkan oleh keseringan masturbasi maupun pertanda infeksi menular seksual 6 Iritasi mekanis seperti hubungan seksual atau masturbasi, melahirkan, stasis limfa, dan inflamasi kronis dari dermatitis atau inkontinensia urine 7 Proses melahirkan/persalinan pervaginam dapat menyebabkan hipertrofi labia minora akibat hematom 8 Kenaikan atau penurunan berat badan yang banyak, dapat menyebabkan labia minora terlihat lebih panjang 9



Usia bertambah



10 Selama kehamilan, peningkatan aliran darah ke area genital dapat meningkatkan tekanan dan menyebabkan perasaan berat. 11 Proses penuaan 12 infeksi atau trauma pada daerah tersebut D. Tanda dan Gejala Hypertrofi Labia Minora Kebanyakan wanita umumnya tidak merasakan gejala apapun ketika mengalami pembesaran labia. Namun bagaimanapun, labia minora bersifat lebih sensitif ketimbang labia mayora. Ini sebabnya, labia minora yang membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bila terus dibiarkan. Ketika a datang ke dokter umumnya dengan keluhan masalah hygiene (kertas tissue menyangkut), rasa tidak nyaman saat berpakaian ketat, nyeri baik saat bersepeda maupun hubungan seksual. Namun keluhan yang paling umum adalah masalah estetis. Keluhan lain yang sering dilaporkan adalah asimetri dari labia minora. Tanda dan gejala hipertrofi labia diantanya sebagai berikut: 1 Sulit membersihkan labia Saat menstruasi, labia yang membesar membuat Anda menjadi sulit membersihkan organ intim Anda. Bila terus dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi infeksi kronis. 2 Iritasi. Pembesaran labia umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman saat permukaan labia bersentuhan dengan celana dalam. Gesekan yang terus-menerus dapat menyebabkan kulit area organ intim menjadi kasar dan iritasi. 3 Nyeri Ukuran labia yang membesar umumnya akan menekan area organ intim sehingga menimbulkan rasa sakit selama beraktivitas. Beberapa contohnya adalah saat bersepeda, foreplay, atau berhubungan seksual



viii



E. Diagnosa Hypertrofi Labia Minora Jika labia minora melampaui ukuran labia mayora maka dokter dapat mendiagnosisnya sebagai hipertrofi labial pada pemeriksaan fisik. Tidak ada pengukuran pasti yang menentukan apakah labia mengalami hipertrofi atau tidak, karena diagnosis umumnya dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan gejala individu F. Efek Samping Hypertrofi Labia Minora Beberapa efek samping dari hipertrofi labia minora dintaranya sebagai berikut : 1 Ketidanyamanan Labia yang membesar dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat bersepeda. Beberapa orang dengan labia yang membesar mungkin merasa tidak nyaman ketika melakukan aktivitas fisik yang menambah gesekan atau tekanan pada area vagina, seperti berjalan atau duduk, aktivitas seksual, dan / atau olahraga (misalnya berlari, bersepeda, menunggang kuda, atau berenang. Mereka mungkin juga merasakan sakit akibat gesekan selama aktivitas seksual. 2 Iritasi Labia adalah area sensitif, dan labia yang lebih lama bisa lebih mudah teriritasi. Labia yang membesar bisa bergesekan dengan pakaian dalam seseorang, menyebabkan iritasi persisten pada area sensitif ini. Hipertrofi satu atau kedua labia minora dapat menyebabkan iritasi, infeksi kronis, kebersihan yang buruk, atau rasa sakit. 3 Tekanan emosional dan psikologis Kekhawatiran tentang penampilan labia minora dapat menyebabkan tekanan emosional dan psikologis yang cukup besar Mengingat perubahan fisik dan emosional yang menyertai pubertas, remaja adalah kelompok yang sangat rentan. Sebagai contoh, remaja mungkin menjadi sangat sadar diri tentang ukuran labia jika mereka perlu mengganti pakaian mereka di hadapan rekan-rekan mereka. G. Upaya Mengatasi Hypertrofi Labia Minora Dalam kebanyakan kasus, orang tidak membutuhkan perawatan. Namun, jika hipertrofi labial menyebabkan ketidaknyamanan fisik atau psikologis, ada beberapa pilihan pengobatan, sebagai berikut 1



Perubahan gaya hidup Mengenakan celana dalam katun yang longgar bisa membantu mencegah ketidaknyamanan di sekitar labia. Beberapa orang dengan hipertrofi labial



ix



mungkin memperhatikan bahwa ketidaknyamanan mereka hilang jika mereka berhenti mengenakan pakaian ketat atau pakaian dalam. Mengenakan pakaian dalam longgar, celana pendek, dan celana dapat membantu mencegah gesekan yang tidak perlu di daerah tersebut. Mengenakan bahan alami, seperti katun atau linen, juga dapat membantu meningkatkan aliran udara di sekitar vulva. 2 Pemberian salep topical Salep tropical bertujuan untuk mengurangi iritasi atau mengatasi gejala. 3 Hindari bahan atau bahan kimia tambahan Pilih tampon alami, tanpa aroma atau pembalut menstruasi sebagai pelindung atau gunakan kursi empuk saat melakukan aktivitas fisik yang dapat mengiritasi labia, seperti bersepeda. 4 Jaga Kebersihan Lakukan kebersihan yang baik dan cuci dengan sabun hypoallergenic yang bebas dari bahan kimia atau parfum yang keras 5



Operasi Labioplasty



Beberapa indikasi medis labiaplasty diantara adalah sebagai berikut a. Rasa tidak nyaman, nyeri, iritasi vulva terutama saat mengenakan pakaian ketat, pakaian renang, pakaian senam, dan lainnya. b. Rasa tidak nyaman dan nyeri saat berhubungan seksual. c. Rasa tidak nyaman dan nyeri saat berlari, berjalan, duduk,



berkendara



motor, sepeda, dan aktifitas lainnya d. Infeksi berulang di vagina, akibat hipertrofi tersebut. Sedangkan kontraindikasi tindakan ini adalah pasien dengan penyakit ginekologis aktif seperti infeksi atau malignansi, dan gangguan perdarahan.



x



Prosedur labiaplasty atau operasi pada bagian labia merupakan operasi mengangkat kelebihan jaringan pada labia dan mengembalikan bentuk labia ke ukuran semula agar tidak mengganggu aktifitas. Prosedur labioplasty biasanya dilakukan untuk alasan kosmetik dan melibatkan menghilangkan kulit berlebih dan membentuk kembali labia agar lebih simetris. Operasi biasanya memerlukan anestesi umum, walaupun terkadang dapat dilakukan dengan sedasi dan anestesi lokal. Beberapa efek samping yang ditimbulkan seperti alergi obat bius, infeksi, perdarahan, nyeri selama beberapa minggu hingga timbulnya jaringan parut. Operasi dapat menyebabkan memar atau pembengkakan pada vulva, saat ia sembuh. Vulva juga akan sangat halus selama proses penyembuhan. Orangorang perlu berhati-hati untuk menjaga daerah itu bersih dan kering untuk menghindari infeksi atau perdarahan. Selama tidak ada infeksi, bubungan seksual tidak akan terganggu paska labioplasty ini, Bibir vagina yang membesar tidak perlu pengobatan apa-apa jika tidak menggangu aktivitas sehari-hari, termasuk saat berhubungan seks.



Namun, bila vagina jadi terasa sakit dan



mengganggu, segera konsultasikan ke dokter Pembedahan selalu membawa risiko, seperti memiliki reaksi terhadap anestesi atau mengembangkan jaringan parut Terapi labiaplasti merupakan tindakan untuk mengatasi hipertrofi labia minora. Umur yang dianjurkan untuk tindakan ini minimal 18 tahun. Tindakan pembedahan ini dilakukan saat tidak menstruasi untuk mengurangi risiko infeksi dan mengurangi efek hormonal. Ini untuk memastikan labia tidak lagi tumbuh. Mereka yang ingin menjalani operasi juga harus dinilai untuk kematangan dan kesiapan emosional



xi



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Genetalia eksterna wanita/vulva terdiri dari labia mayora, labia minora, klitoris, dan vagina. Di dalam labia mayora terdapat labia yang lebih kecil, yaitu labia minora. Labia minora terdiri dari 2 lipat jaringan ikat yang hanya sedikit sekali mengandung jaringan lemak. Hipertrofi adalah pertumbuhan yang tidak normal karena unsur jaringan yang membesar dari ukuran semula, terjadi disproporsi dimana labia minora membesar atau menonjol keluar dari labia mayora. Penyebab hipertrofi labia minora diantaranya adalah variasi labium bawaan lahir, genetika, manipulasi fisik, perubahan hormone estrogen, iritasi mekanis, persalinan pervaginam, kenaikan atau penurunan berat badan, usia bertambah, kehamilan, proses penuaan serta infeksi atau trauma pada daerah tersebut. Tanda dan gejala hypertrofi labia minora yaitu rasa tidak nyaman saat berpakaian ketat, keluhan masalah hygiene (kertas tissue menyangkut), nyeri baik saat bersepeda maupun hubungan seksual dan paling umum adalah masalah estetis. Beberapa efek samping dari hipertrofi labia yaitu ketidanyamanan, iritasi, tekanan emosional dan psikologis.Upaya mengatasinya yaitu perubahan gaya hidup dengan mengenakan celana dalam katun yang longgar, berhenti mengenakan pakaian ketat, pemberian salep topical, hindari bahan atau bahan kimia tambahan, jaga kebersihan serta operasi labioplasty. B. Saran Mahasiswa kebidanan sebaiknya memperdalam ilmu ginekologi lebih optimal dalam memberikan pelayanan kepada klien. Sehingga banyak informasi yang dapat diketahui dan dapat berpikir kritis dalam menentukan diagnosa secara dini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya. Bagi mahasiswa dapat membaca makalah ini sebagai referensi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dan juga sebagai referensi untuk ginekologi tentang hypertrofi labia minora



xii



DAFTAR PUSTAKA Gulia, Caterina, dkk. 2017. Labia minora hypertrophy: causes, impact on women’s health, and treatment options Johnson,



Jon.



2018.



What



is



labial



hypertrophy



and



https://www.medicalnewstoday.com/articles/322755.php



is



diakses



it



normal?. pada



01



Agustus 2022 Laufer,



Marc



R



dan



Reddy,



Jhansi.



2018.



Labia



minora



hypertrophy.



https://www.uptodate.com/contents/labia-minora-hypertrophy diakses pada 01 Agustus 2022 Pietrangelo, Ann dan Ernst, Holly. 2018. Labial Hypertrophy: Symptoms, Treatment, and More. https://www.healthline.com/health/womens-health/labial-hypertrophy diakses pada 01 Agustus 2022 Prawiroharjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Smarrito, Stephane. 2017. Classification of labia minora hypertrophy: A retrospective study of 100 patient cases. https://doi.org/10.1016/j.jpra.2017.05.013 diakses pada 01 Agustus 2022 Williams. 2016. Gynecology. https://emedicine.medscape.com diakses pada 01 Agustus 2022



xiii