Makalah Insufiensi Vena Kronis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

4.4 lnsufisiensi Vena Kronis Gambaran Klinis 



lnsufisiensi vena kronis merupakan salah satu kondisi yang biasa menyerang manusia (10-15% pria dan 20-25% wanita),



keadaan tersebut melebihi



masalah kosmetik karena penderita memerlukan perawatan di rumah sakit dan perawatan bedah. Setidaknya dua pertiga dari ulkus pada kaki membuktikan terjangkitnya penyakit pembuluh vena. Salah satu manifestasi yang paling umum dari insufisiensi vena adalah varises. 



Varises sebagian besar meruapakan hasil dari penghancuran jaringan proteoglikan dalam jaringan elastis pada dinding vena oleh enzim liposom. Situasi ini menyebabkan pelebaran abnormal pada vena dan bagian elektrolit, protein, dan air pada dinding vena serta pembentukan udema.







Pengobatan varises meliputi skleroterapi (injeksi sodium tetradecyl sulfate pada vena yang tersumbat) atau operasi. Pengobatan herbal atau obat herbal yang digunakan dalam perawatan varises hanya dapat meringankan gejala yang tidak nyaman dengan meningkatkan resistensi kapiler dan tonus vena tetapi tidak merubah kembali struktur organik. Obat herbal terdiri atas horse chestnut, butcher’s broom, hydrocotile, bilberry, dan witch hazel (Tabel 12). Dengan peningkatan tonus vena, obat herbal juga berguna untuk pengobatan hemoroid.



Fitoterapi Insufiensi Vena kronis 1. Horse Chestnut







Botani/Senyawa Kunci



Horse chestnut terdiri atas biji Aesculus hippocastanum L. (Fam. Hippocastanaeae), tanaman hias yang dibudidayakan di berbagai negara. Horse chestnut merupakan pohon meranggas dengan kulit abu-abu yang tumbuh hingga 25 m. Buah memiliki kapsul, kasar berduri dan berisi 1-2 biji coklat dengan bekas luka putih besar. Simplisia mengandung kumarm (aesculetin), flavonoid, saponin (campuran saponin kolektif disebut aescin), dan tanin. 



Mekanisme Aksi



Beberapa mekanisme telah diusulkan untuk menjelaskan efek dari aescin. Hal tersebut meliputi: (i) Kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim liposom dan transkapiler penyaringan air dan protein dengan mengurangi jumlah clan/atau diameter poripori kapiler. (ii) Kemampuan untuk meningkatkan tonus vena, sehingga meningkatkan aliran darah kembali ke jantung. (iii) Mereduksi aktivitas proteoglikan hidrolase (enzim yaluronidase dan elastase). (iv) Mencegah akumulasi leukosit dalam insufisierisi vena kronistungkai (Gambar 4.4) Aescin kurang kuat dibandingkan horse chestnut. Pada kenyataannya, terdapat bukti dimana aescin dikombinasikan dengan flavonoid (terdapat dalam ekstrak horse chestnut) lebih unggul dibandingkan aescin sendiri







Efikasi Klinis



Horse chesnut disarankan oleh Komisi E Jerman untuk perawatan gejala insufisiensi vena kronis, misalnya nyeri dan sensasi berat di kaki, kram di betis, pruritus dan pembengkakan kaki. Penelitian sistematis terbaru diambil dari 13 double-blind terkontrol secara acak. Uji coba ekstrak biji horse chestnut pada 1083 pasien insufisiensi vena kronis. Rentang periode pengobatan dari 20 hari hingga 8 minggu. Keunggulan horse chestnut ditunjukkan oleh semua penelitian plasebo terkontrol. Penggunaan horse chestnut dikaitkan dengan penurunan volume tungkai bawah dan pengurangan lingkar kaki di betis dan pergelangan kaki. Gejala seperti nyeri kaki, pruritus, lelah dan tegang berkurang. Empat uji coba dengan membandingkan terhadap obat standar menunjukkan bahwa horse chestnut dan O-(Bhidroksietil)-rutosides sama-sama efektif. Sebuah percobaan menunjukkan kesetaraan terapeutik antara horse chestnut dengan terapi kompresi. 



Efek Samping/Kontraindikasi



Pengobatan dengan horse chestnut aman. Pruritus, mual, gejala saluran gastrointestinal, sakit kepala dan pusing merupakan efek samping utama dalam percobaan klinis. Dalam sebuah stucli pengamatan terbaru yang melibatkan lebih dari 5000 pasien, efek samping terjadi pada sekitar 0,6% pasien. Gejala saluran gastrointestinal dan betis kejang dilaporkan lebih sering. Kasus kerusakan hati telah dilaporkan.







Preparasi/Dosis



Ekstrak biji horse chestnut mengandung 16% sampai 21% triterpen glikosida, dihitung sebagai aescin. Dosis awal per oral adalah 19-150 mg aescin perhari, tapi penggunaan selanjutnya dapat dikurangi 35-70 mg perhari. Aescin terdaftar di Jerman sebagai bahan aktif yang digunakan untuk preparasi baik topikal atau oral untuk pengobatan penyakit pembuluh darah perifer khususnya yang terkait dengan perubahan permeabilitas kapiler dan resistensi. 2. French maritime Pine (Pycnogenol®) 



Botani/Senyawa Kunci



French Maritime Pine merupakan kulit dari Pinus pinaster Alton.Subsp. Atlantica des Villar (biasa disebut Pinus maritima Lamk. Fam. Pinaceae). Jenis pohon pinus an yang dibudidayakan di hutan Landes, Gascogne (Barat Laut Prancis). Studi identifikasi kimia telah menunjukkan bahwa French Maritime Pine, terutama terdiri atas prosianidin (katekin, taksifolin, dan oligomer dengan 7 atau lebih subunit flavonoid) dan asam fenolat (turunan asam benzoat dan asam sinamat). 



Mekanisme Aksi



French Maritime Pine memiliki beberapa efek farmakologi yang dapat berkontribusi terhadap efikasi dalam pengobatan insufisiensi vena kronis. French Maritime Pine melindungi terhadap stres oksidatif dengan meningkatkan enzim antioksidatif dan bertindak sebagai scavenger yang ampuh terhadap radikal bebas. Aktivitas antiinflamasi, pencegahan terhadap radiasi UV, antialergi dan efek imunostimulan pengurangan permeabilitas kapiler dan efek menguntungkan pada mikrosirkulasi juga telah dijelaskan. 



Efikasi Klinis



Enam uji plasebo terkontrol, studi double-blind yang melibatkan 150 pasien telah menunjukkan bahwa pemberian French Maritime Pine secara signifikan mengurangi rasa sakit, terjadinya kram, berat di kaki, bengkak di tungkai bawah dan pergelangan kaki setelah 30-60 hari pengobatan. Hasil ini menggembirakan. Meskipun beberapa penelitian diperlukan untuk sepenuhnya menjelaskan dan mengkonfirmasi nilai potensi dari French Maritime Pine.







Efek Samping/Kontraindikasi



Menurut dokumentasi pengalaman klinis pada 2000 pasien, rata-rata terjadinya efek yang tidak diingikan sebesar 1,5%. Efek ini terdiri atas gangguan gastrointestinal, pusing, mual, dan sakit kepala. Efek yang tidak diinginkan sebagian besar dianggap minor. French Maritime Pine juga telah diuji untuk toksisitas kulit, tidak terdapat iritasi pada kulit ataupun mata. 



Preparasi/Dosis



Di beberapa negara, termasuk USA, standarisasi ekstrak hidoalkohol larut air kulit French Maritime Pine dijual dibawah merek dagang Pycnogenol®, ekstrak tersebut telah dievaluasi pada uji klinis. Pycnogenol® diberikan secara oral antara 90360 mg/hari. 3. Butcher’s Broom







Botani/Senyawa kunci



Butcher’s broom merupakan rhizoma dan akar dari Ruscus aculeotus L. (Fam. Liliaceae). Kulit batang tanaman dalam kayu dan bawah kayu yang tumbuh liar di seluruh Eropa. Obat terdiri atas steroid saponin (6%, terutama ruscogenin dan neoruscogenin), flavonoid, turunan benzofuranoid, minyak esensial. 



Mekanisme Aksi



Ruscogenin dan neoruscogenin, dua steroid saponin, dianggap sebagai komponen farmakologi aktif dari Butcher’s broom. Obat dan komponennya (ruscogenin) menyebabkan konstriksi vena tanpa mempengaruhi arteriol. Efek vaskular saponin yang memberikan penyerapan secara efisien ketika digunakan secara oral, dianggap terkait dalam bagian aktivasi reseptor α1-adrenergik dan kanal kalsium pada sel otot lunak. Ekstrak Ruscus juga memperlihatkan aktivitas antielastase kontras dengan horse chestnut. Ekstrak ini memiliki sedikit efek pada hyaluronidase.







Studi Klinis



Butcher’s broom disarankan oleh Komisi E Jerman untuk pengobatan hemoroid dan



vena.



Butcher’s



broom



digunakan



sebagai



terapi



pendukung



untuk



ketidaknyamanan insufisiensi vena kronis, seperti nyeri dan berat di kaki, serta kram di kaki, gatal, dan bengkak. Butcher's broom juga digunakan sebagai terapi pada keluhan hemoroid seperti gatal dan terbakar. Percobaan awal telah menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Obat pasca pasien insufisiensi vena kronis dapat menjaga tonus vena dan meningkatkan endapan vena dibandingkan dengan peggunaan plasebo. 



Efek Samping/Kontraindikasi



Jika digunakan dengan benar, diharapkan tidak ada efek samping, obat ini kemungkinan sangat jarang menyebabkan mual dan gastritis. 



Preparasi/Dosis



Kapsul atau tablet mengandung 300 mg ekstrak kering (1 atau 2 kapsul perhari). Kapsul yang mengandung ekstrak Ruscus (75 mg) terkait untuk minyak rosmeri (2 mg). 4-6 g krim mengandung 64-96 mg ekstrak Ruscus digunakan dalam insufisiensi vena kaki. Bentuk oral ruscogenin (atau bentuk ekstrak) digunakan pada tonus vena lainnya (semanggi manis, hesperidin, ekstrak blackcurrant). 4. Gotu kola (Hydrocotile)







Botani/Senyawa kunci



Gotu kola terdiri atas daun dan batang dari Centella asiatica L. Urban (Fam. Apiaceae), tanaman herba di daerah tropis saat ini dibudidayakan di negara oriental. Gotu kola



mengandung terpenoid (asiaticoside, centelloside, madecassoside),



flavonoid, asam amino, minyak atsiri, dan konstituen lainnya. Senyawa aktif dipercaya merupakan turunan pentasiklik triterpen. Penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki adanya madecassoside dan asiaticoside. 



Mekanisme Aksi



Gotu kola telah dilaporkan untuk meningkatkan sirkulasi darah di tungkai bawah dengan menstimulasi sintesis kolagen dan mukopolisakarida di dinding vena. Akibatnya elastisitas vena meningkat dan kapasitas gelembung vena berkurang. Hydrocotile juga bisa digunakan dalam kasus ulkus kulit asli vena, bedah luka, fistula, luka yang berhubungan dengan ginekologi. Gotu kola dinyatakan bertindak sebagai kortison sehubungan dengan penyembuhan luka. 



Efikasi Klinis



Gotu kola telah mengalami penyelidikan klinis cukup luas. Tiga double-blind uji klinis acak menunjukkan bahwa gotu kola memiliki efek sedasi, analgesik, antidepresan, antimikroba, antiviral, dan imunomodulator yang telah ditunjukkan secara eksperimen. 



Efek Samping/Kontraindikasi



Reaksi yang tidak diinginkan dari penggunaan gotu kola meliputi alergi dermatitis setelah pemakaian topikal, gangguan pencernaan dan mual setelah pemakaian oral. 



Preparasi/Dosis



Obat biasanya tersedia dalam bentuk kapsul yang mengandung masing-masing 60 mg ekstrak kering yang berisi tidak kurang dari 5% triterpen total untuk pengobatan insufisiensi vena kronis (1 kapsul 2 kali sehari dan untuk penggunaan selama 4-5 minggu). Salep dapat juga digunakan untuk pengobatan luka, selulit dan hemoroid. 5. Billbery







Botani/Senyawa Kunci



Buah bilberry dikenal sebagai makanan dari Vaccinium myrtillus L. (Fam. Ericaceae). Merupakan tanaman gugur, semak kecil dengan ujung yang tajam, cabang hijau dengan tinggi 15-50 cm. Buah ini melimpah di batang yang tumbuh di atas tanah yang mengandung silika di pegunungan belahan bumi bagian utara. Buah bilberry berwarna ungu tua dengan biji berbentuk bulan sabit yang tajam. Senyawa kunci meliputi antosianin, tanin, dan flavonoid. 



Mekanisme Aksi



Antosianin memperbaiki kerusakan fungsional pembuluh darah, terutama perbaikan kapiler dan juga stimulasi kapiler. Antosianin lebih aktif daripada flavonoid. Antosianin memiliki aktivitas antiplatelet, menghambat agregasi platelet penginduksi kolagen dan ADP, dan menstimulasi aktivitas



prostasiklin (agen



antiplatelet) di dinding vaskular. 



Penelitian Klinis



Terdapat sedikit laporan berhubungan dengan efikasi klinis buah bilberry pada gangguan pembuluh darah perifer dan gangguan vena. Penelitian tidak terkontrol menunujukan efikasi bilberry pada insuvisiensi vena kronis. Penelitian pendahuluan double-blind, uji plasebo terkontrol juga menegaskan efikasi klinis buah bilberw. 



Efek Samping/Kontraindikasi



Tidak ada efek samping signifikan yang ditemukan. Penilitian terhadap lebih dari 2000 pasien dengan gangguan vena dan retina menunjukan efek samping ringan pada 4% pasien. Konsumsi buah segar utuh mengiritasi lapisan usus pada individu yang sensitif. Keluhan pencernaan karena kandungan tanin yang tinggi bisa terjadi. 



Preparasi/Dosis



Preparasi meliputi buah kering atau segar sebagai infus, ekstrak cair (3-6 ml, 1:1 ekstrak cair per hari) dan tablet untuk penggunaan internal. Tablet mengandung 50120 mg antosianin per hari (setara dengan 20-50 g buah segar) biasanya digunakan dalam percobaan klinis. lnfus atau ekstrak untuk penggunaan tropikal juga telah tersedia. Kallista Tritama Widyanti - 260112140033