Makalah - PDGK4207 - Pendidikan Seni Di SD Modul 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENCIPTAAN KARYA MUSIK ANAK SD KB. 1 PENCIPTAAN NYANYIAN UNTUK ANAK SD KB.2 PENCIPTAAN IRINGAN LAGU ANAK SD MAKALAH



(ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pendidikan Seni di SD yang diampu oleh Dr. Cahya Hedy, S.Sen., M.Hum)



Oleh AFIFAH NURUL TSANI



857442372



GIZA KUSMANTIKA GEMILANG



857442888



UPBJJ-UT BANDUNG POKJAR KATAPANG KAB. BANDUNG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2021



BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peranan ini tidak bisa diberikan oleh mata pelajaran lain. Untuk dapat menguasai dan melaksanakan pelaksanaan pembelajaran terpadu seni di sekolah dasar, di haruskan mempelajari materi subtasi seni, seperti:



wawasan seni, pengetahuan dasar seni, apresiasi seni, pengalaman



mengelolah dan mencipta karya seni untuk anak SD. Salah satu kegiatan seni di sekolah antara lain penciptaan karya musik anak SD seperti : penciptaan nyanyian untuk anak SD dan penciptaan iringan Lagu untuk anak SD. Penciptaan nyanyian yang sesuai untuk anak SD dirasa perlu karena mengingat lagu untuk anak SD hingga saat ini belum banyak tersedia terutama yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu, lagu yang adapun kemungkinan tidak sesuai dengan lingkungan anak SD berada. Pendidikan seni musik bagi anak di SD mencakup vokal dan intrumentalia. Anak SD perlu memiliki kakayaan rasa musiakal dari bunyi alat-alat musik agar kelak mereka juga dapat mengungkapkan juga perasaan dan pikirannya tidak saja melalui musik vokal tetapi juga musik instrumentalia. Dalam menciptakan lagu instrumentalia untuk anak sebaiknya memeperhatikan beberapa aspek berikut: pembuatan pola ritmik, pengembangan pola ritmik dan pemilihan instrumen musik. B. Tujuan Penciptaan karya musik anak SD, diantaranya dengan penciptaan nyanyian dan iringan untuk anak SD. Penciptaan nyanyian yang sesuai untuk anak SD dirasa perlu karena mengingat lagu untuk anak SD hingga saat ini belum banyak tersedia terutama yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu, lagu yang adapun kemungkinan tidak sesuai dengan lingkungan anak SD berada. untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana penciptaan nyanyian dan iringan untuk anak SD yang dirasa baik dan perlu untuk di pelajari dan dicontoh. Dikarenakan makalah ini berisi tentang mengenai hal-hal apa saja yang menjadi perhatian seorang



komponis dalam menciptakan karya musik vokal dan instrumental sehingga menghasilkan sebuah lagu untuk anak. C. Manfaat Adapun manfaat yang dapat di temukan antara lain di harapkan : mampu menciptakan karya musik untuk anak SD dengan benar, yaitu : a. Menciptakan nyanyian untuk anak SD b. Menciptakan lagu instrumentalia sederhana untuk anak SD



BAB II PEMBAHASAN MASALAH PENCIPTAAN KARYA MUSIK ANAK SD KEGIATAN BELAJAR 1 Penciptaan Nyanyian untuk Anak SD A. Karakteristik Lagu Anak 1.



Melodi Melodi untuk anak lagu-lagu anak SD tidak sama dengan lagu orang dewasa. Melosi



untuk orang dewasa mempunyai jangkaua n nasa (ambitus) yang lebih luas dibansingkan denga jangkauan anak-anak sekolah dasar.



Jangkauan suara anak SD dapat dibedakan



berdasarkan jenis suara anak yaitu suara tinggi dan suara rendah, bukan berdasarkan jenis kelamin. Anak-anak yang bersuara tinggi memiliki jangkauan antara nada c ’- f’’ ; sedangkan suara rendah anak berkisar antara nada a – d’’. nada-nada yang dapat dijamgkau secara umum oelh anak sekolah dasar adalah nada yang ada disekitar c’-c”. Melodi yang diciptakan dalam jarak nada tersebut dapat dinyanyikan oleh anak yang bersuara tinggi maupun bersuara rendah. Dalam kata lain melodi yang dinyanyikan oleh anak sebaiknya diciptakan dalam jarak satu oktaf saja. Dalam penciptaan nyanyian untuk anak SD digolongkan berdasarkan kelas. Kelas I,II dan sebagian kelas III luas wilayah suaranya hanya sekitar 5-6 nada. Kelas IV – V sudah dapat menyanyikan melodi hingga 8 nada atau lebih. Dalam hal interval (jarak antara dua buah nada) anak-anak SD juga memiliki keterbatasan. Tidak semua interval dapat dinyanyikan dengan mudah oleh anak-anak. Interval augmented (lebih besar dari mayor) seperti sekon augmented sebaiknya dihindari karena sulit untuk dinyanyikan. Interval-interval diatonic pada umumnya dapat dinyanyikan oleh anak SD. Jadi kalau kita menyusun lagu untuk anak SD sebaiknya intervalnya juga harus mendapat perhatian. Gerakan-gerakan melodi yang akan dibuat dapat berupa gerakan naik – turun secara melangkah, melompat dan tetap atau ditahan. Contohnya gerakan melodi awal dari lagu “Happy Birth Day” dan “Selamat Ulang Tahun”, pada bagian awal lagu ditemukan gerakan melosi yang diulang. Gerakan ini disebut gerakan ditahan. Ditahan karena pada birama selanjutnya, gerakan melodinya adalah melangkah dan melompat naik turun. 2. Ritme Ritme nyanyian anak SD sebaiknya mudah dinyanyikan. Namun demikian kita perlu memperhatikan bentuk ritme yang sulit yang bagaimana untuk mereka. Ritme melodi yang



memiliki nilai not yang hampir sama akan lebih mudah dinyanyikan dibandingkan dengan ritme yang nilai-nilai notnya berbeda jauh (kompleks). Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menciptakan nyanyian untuk anak, di antaranya pembuatan tema lagu, pngembangan tema lagu dan penentuan teks lagu. Berikut penjelasannya: a. Pembuatan Tema Lagu Tema lagu dapat dikatakan sebagai ide dasar menguasai seluruh jiwa lagu. Tema ini yang membedakan antara nyanyian yang satu dengan lainnya. Tema lagu dapat dikatakan sebagai ide dasar yang menguasai seluruh jiwa lagu. Tema ini yang membedakan diantara nyanyian yang satu dnegan lainnya. Sewaktu masih be;ajar di SD tentu pernah mendengar dan menyanyikan sebuah lagu yang masih diingat sampai sekarang. Amati melodi tesebut dengan mengajuak pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimana motif melodinya, apakah pendek dan diulang-ulang atau berupa melosi yang panjang? 2) Bagaimana motif tersebut dikembnagkan sehingga menjasi melosi yang utuh? 3) Apakah melosinya sesuai dengan kemampuan anak SD? 4) Apakah liriknya sesuai dengan kejiwaan anak? Coba ingat lagu “Balonku” maka akan menemukan susunan nada pada bagian awal meloditersebut. Tema ini diulang lagi pada birama berikutnya, namun pada tingkat yang berbeda. Selain itu, lagu Indonesia Raya dan Satu Nusa Satu Bangsa apabila keduanya dinyanyikan sampai akhir, maka akan dapat merasakan perbedaan antara kedua lagu tersebut. Kesatuan antara ritme dan nada/melodi tersebut (termasuk harmoninya) yang terdapat pada beberapa birama awal dapat dikatakan sebagai tema. Karena dari melodi awal tersebut akan mengalir nada- nada selanjunya. Melodi awal itu memiliki kesatuan dengan bagian melodi lainnya walau telah mengalami pengembangan atau pengolahan. Untuk sementara, dpat disimpulkan bahwa tema pada umumnya ditemukan pada awal lagu. Pada beberapa karya music lain, kebanyakan karya music instrumental, tema tidak selalu muncul di awal lagu. Tema lagu anak pada umumnya bersifat gembira. Anak-anak hidup dalam dunia bermain. Anakk belum memiliki beban tanggung jawab sebagaimana orang dewasa.



Oleh karena itu, jarang sekali menamukan lagu anak yang bertemakan kesedihan. Lagu dalam tempo lambat memng ada, tetapi bukan berarti lagu sedih. Kita dapat memulai dengan membuat tema nyanyian anak SD. Dengan bagaimana dan dimana kita menemukan tema lagu yang sesuai dengan anak SD? Tema itu mencul denagn sendirinya dari imajinasi atau instuisi seorang pencipta atau penulis lagu, kemudian diungkapkan dalam bentuk musical. Tema nyanyian anak dapat kita temukan dnegan mengamati atau merasakan secara langsung kehidupan anak. Amati apa saja yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok anak-anak. Tangkap perasaan-perasaan



yang terungkap dari dunia



mereka. Ungkap perasaan-perasaan anak tersebut, kini jadikan sebagai perasaan anada sendiri. Kemudain olah perasaan itu kedalam bentuk-bentuk musical. Mungkin saja diawal hanya berupa perasaan irama atau nada-nada daja yang muncul. Catat ke dalam lembar kertas music. Ingat bahwa proses pembuatan lagu anak tidak langsung jadi sebagai suatu melosi utuh, tetapi dari suatu ide dasar lalu dikembangkan menjadi sebagai melodi yang lengkap. Setelah menghasilkan suatu motif awal sebuah lagu atau berada dalam tahap penemuan ide dasar sebuah lagu, maka tugas selanjutnya adalah mengolah bentuk motif ke dalam bentuk yang lebih halus atau indah. Catatlah suasana itu dan tuangkan di atsa kertas music, hindari kebiasaan mengandalkan hafalan di awal-awal latihan. Proses penemuan ide atau tema suatu nyanyian anak tentu tidak selalu harus melalui hasil pengalaman langsung. Namun dapat pula ditemukan ide atau tema dasar music dari pengamatan tidak langsung. Seperti lagu “Ibu Kita Kartini”



yang



diciptakan oleh W.R Supratman tidaklah dibuat semasa R.A Kartini masih hidup. lagu tersebut diciptakan berdasarkan perasaan yang dapat ditangkap dari sejarah kehidupan atau perjuanagn Kartini yang hidup antara 21 AApril 1979 – 17 September 1904. Kita dapat menemukan ide klasikal dari suatu cerita dalam sebuah buku atau film anak. Kumpulkan kemudian catat ide-ide dasar musical tersebut ke dalam buku musical. Kegiatan mencatat ide dasar musical sangat penting bagi sesorang pencipta atau penulis lagu. Banyak ide-ide musical yang muncul akan menjadi hilang karena tidak langsung dicatat. Kalaupun akan diingat-ingat akan tetapi itu akan menjadi berbeda hasilnya apabila langsung dicatat pada saat ide musical itu mencul. Jadikanlah kebiasaan mencatat menjadi kegiatan yang trkait dengan pembuatan nyanyian untuk anak SD. Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan menulis notasi music merupakan hal penting untuk dikuasai oleh pencipta lagu.



Urutan proses penemuan ide dasar musical atau tema pembuatan nyanyian anak SD adalah sebagai berikut : 1.



Amati dan tangkap perasaan anak-anak (langsung maupun tidak langsung).



2.



Jelaskan perasaan anak tersebut mengendap sehingga menjadi milik diri sendiri.



3.



Ubah dalam bentuk ungkapan-ungkapan musical.



4.



Catat ide dasar tersebut. Pada sebagian pencipta lagu, proses di atas tidaklah selalu dalam urutan yang



sama. Namun proses tersebut akan terjadi pula walau hanya dalam pikiran atau imajinasi. Pencipta lagu dari manapun memulainya yang terpenting adalah menemukan suatu tema nyanyian anak. b. Pengembangan Tema Lagu (sebagai melodi) Motif lagu yang telah dicatat akan dikembangkan. Lihat dahulu bentuk motif itu seperti apa, nyanyikan beberapa kali. Jika nada dan ritmenya belum sesuai menurut perasaan maka dapat diperbaikinya dengan motif yang baik. Coba buat beberapa motif yang lain dan pilih yang terbaik dari sekian banyak motif. Tulis dengan jelas motif tersebut diatas kertas music. Dalam ilmu bentuk dan struktur music diketahui bahwa suatu motif minimal terdiri dari satu ritme dan 2 nada. Panjang motif yang sedang terdiri dari 8 nada. Sedangkan paling panjang 12 nada atau 2 birama. Kita andaikan lagu yang telah dibuatpanjangnya memenuhi syrata tersebut. Kemusian kita kembangkan menajdi suatu kalimat-kalimat lagu. Ada



beberapa



cara



yang



harus



dipelajari



untuk



mengolah



atau



mengembangkan suatu motif. Pelajari cara-cara dibawah ini sebelum mengembangkan motif lagu ciptaan anak. c. Repetisi (pengulangan) Pembuatan motif degan cara repetisi adalah membuat motif baru dengan mengulang motif sebelumnya persis sama.pengulangan dapat saja secara langsung setelah motif asli dan dapat juga beberapa birama berikutnya. Pengulanagn motif yang persis



sama



kadang



dimaksudkan



untuk



meningkatkan



suatu



perhatian,



mengintensifkan kesan yang ingin disampaikan atau untuk mengingatkan kembali. d. Sekuens (Pengulangan pada tingkat yang berbeda) Sekuens adalah pengulangan suatu motif pada tingkat yang lebih tinggi (naik) atau lebih rendah (turun) dari motif asli. Sekuens naik maupun turun akan mengakibatkan



terjadinya perubahan interval. Hal ini terjadi akibat dari penyesuaian tangga nada atau harmoni suatu lagu. Contohnya, lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”. Contoh sekuens turun, yaitu pengulangan motif pada tingkat yang lebih rendah dari motif aslinya. Masing-masing sekuens turun satu tingkat lebih rendah. Dengan cara ini, dimaksudkan untuk penurunan ketegangan. Itulah sebabnya sekuens turun sering digunakan dalam kalimat jawaban, contohnya pada lagu “Tanah Tumpah Darahku”. e. Augmentasi (Pembesara) 1.



Interval Motif yang terdiri dari beberapa nada dapat dikembangkan juga dengan cara memperbesar intervalnya.dalam hal ini tidak semua interval motif diperbesar. Contohnya lagu “Hari Merdeka”. Pada lagu-lagu lain, kita dapat menemukan kasus yang intervalnya dibuat lebih kecil terlebih dahulu, nemun interval terakhir tetap diperbesar. Pada umumnya augmentasi digunakan untuk peningkatan ketegangan hingga pada akhir kalimat, yaitu pada kalimat pertanyaan atau pada bagian pengulangan suatu bagian lagu.



2. Nilai Selain dari pembesaran terhadap interval, cara lain yang dapat dikembangkan adalah dengan memperbesar nilai nada, yaitu dengan merubah irama dari suatu motif. Contohnya masing-masing nilai nada digandakan. Dan dengan cara memperlebar tempo atau memperlambat tempo. Namun motifnya tetap atau tidak berubah. Dengan kata lain, motifnya menajdi lebih diperlambat/diperlebar, sehingga seolah-olah terjadi pembesaran nilai nada. f. Diminusi (Pengecilan interval) 1. Interval Motif yang terdiri dari beberapa nada dapat dikembangkan juga dengan cara memperkecil intervalnya. Ada kemungkinan juga bahwa tidak semua interval suatu music diperkecil. Pada contoh-contoh lain dapat pula ditemukan kasus motif lagu yang intervalnya dibuat lebih besar terlebih dahulu, akan tetapi interval terakhir tetap diperkecil. Pada umumnya diminusi digunakan untuk mengurangi ketegangan hingga pada akhir kalimat lagu, yaitu pada kalimat jawaban. 2. Nilai



Selain pengecilan terhadap interval, ada cara lain yangdapat dikembangkan adalah dengan memperkecil Caranya adalah merubah irama motif.sebagai contoh masing-masing nilai nada dapat dibagi dua, sehingga tempo terkesan lebih cepat. Atau dengan cara yang lain, dimana nada-nada dari suatu motif tetap tidak dirubah, tetapi denagn cara mempercepat tempo. Dengan kata lain, bahwa motifnya menjadi lebih dipercepat sehingga seolah-olah terjadi pengecilan nilai nada. g. Inversi (Pembalikan) Cara lain untuk mengembangkan suatu motif adalah dengan cara pembalikan. Motif asli menunjukkan alur melodi naik, maka untuk mengembangkannya dapat dibuat dengan merubah alur melodi menjadi turun. Pembalikan alur melodi pada pengembangan motif dapat merupakan pembalikan murni dari interval. Dengan demikian, maka irama dari motif asli tidak berubah. Selain pengembangan dengan menggunakan pembalikan murni interval, dapat juga dengan membalik alur melodi dari motif. Cara ini dikenal dengan pembalikan bebas. Yang terpenting dari cara tersebut adalah alur melodi pada motif pengembangan dan ini merupakan alur yang terbalik dari motif pada melodi aslinya. h. Penentuan Teks Lagu Musik vocal tentu berbeda dengan music instrumental, karena dalam music vokalkita menemukan adanya lirik atau teks lagu. Melodi yang baik untuk vocal adalah yang mengabdi kepada kata-kata. Ada pula yang berpandangan sebaliknya. Namun yang perlu diperhatikan bahwa kalimat-kalimat atau lebih tepatnya nada irama suatu melodi sebaiknya selaras dengan lirik atau teks yang akan dinyanyikan. Teks lagu disusun berdasarkan cerita, pikiran, perasaan yang hendak diungkapkan. Dalam teks lagu anak SD masih berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan bahasa yang realistis dan kongkrit. Dengan kata lain jarang menggunakan bahasa simbolik. Tema lirik lagu anak SD berkisar pada dunia anak itu sendiri. Tema yang sering digunakan sebagai lirik adalah cinta terhadap teman, orang tua, tanah air, atau kekaguman dan pujaan terhadap karya cipta sang pencita. Selain itu, tema lagu juga berupa ajakan untuk melakukan sesuatu seperti: membersihan tempat tidur, menabung, bertamsya, bermain, bekerja sama, belajar dan lain-lain.



KEGIATAN BELAJAR 2 Penciptaan Iringan Lagu Anak SD 1. Pembuatan Pola Ritmik Penciptaan music instrumental, memiliki persamaan dan perbedaan dengan music vocal kita perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain. Secara umum persamaannya sama-sama bermula dari suatu gagasan atau ide. Adapun perbedaannya terletak pada medium yang digunakan, yaitu vokal menggunakan suara manusia sedangkan instrumentalia menggunakan bunyi dari alat music buatan manusia. Dalam penyusunan music instrumental, kit perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain : a. Karakteristik bunyi dan register masing-masing instrument b. Tingkat kesulitan teknik permainan intrumen tersebut c. Hasil perpaduan bunyi sebagian atau keseluruhan instrument yang digunakan d.



Instrumen natural atau transpose Walaupun hal-hal tersebut sebagian dipertimbangkan dalam penciptaan music vocal,



namun dalam music instrumental sedikit lebih kompleks. Dalam music di sekolah, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan alat music di sekolah. Selain itu, tingkat keterampilan anak didik memainkan suatu alat music juga perlu dipertimbangkan. Contohnya lagu “Bintang Kecil” dapat dengan mudah dinyanyikan oleh anak SD karena interval dan registernya masih sederhana dan terjangkau. Akan tetapi, apabila dimainkan secara instrumental, melodi tersebut kurang baik untuk diajarkan kepada anak yang baru pertama kali belajar bermain rekorder, karena tanda mula lagu diatas 1#. Nada d’, fis’, dan d” secara teknis sulit untuk diproduksi atau dimainkan dengan baik oleh anak SD yang baru belajar rekorder. Factor teknis seperti itulah yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan music instrumental. Dalam pembuatan pola irama pelu kita perhatikan beberapa hal, antara lain: 1) Tanda birama 2) Tempo 3) Melodi 4) Harmoni Dikatakan pola ritmik terkait dengan tanda birama karena masing-masing tanda birama memiliki karakteristik aksen. Pada birama 2 kita mengenal ada 1 ketukan kuat (aksen/arsis) dan 1 ketukan ringan/tesis dalam satu biramanya. Pada birama 3 kita mengenal ada 1 ketukan kuat (aksen) dan 2 ketukan ringan dalam satu biramanya. Pada birama 4 kita mengenal ada 2 ketukan (aksen) dan 2 ketukan ringan dalam satu biramanya.



Pola irama berhubungan juga dengan tempo. Misalnya lagu dengan tempo dimarcia memiliki karakteristik pola irama tersendiri. Dalam hal ini yang menjadi patokan umum bagi kita adalah lagu-lagu gembira (termasuk tarian), berirama cepat. Tempo lambat digunakan untuk lagu-lagu sedih ata dengan emosional. Hubungan dengan melosi, walaupun tidak langsung melodi memiliki irama dan juga aksen-aksen



yang



khas.



Oleh



karena



itu,



menyusun



pola



irama



sebaiknya



mempertimbangkan irama melodi. Dalam hubungan harmoni, harmoni juga memiliki irama yang dapat dirasakan dari setiap progresi atau gerakan/ perpindahan akornya. Dalam contoh lagu bantang kecil tadi, pada baris pertama akarnya berpindah setiap satu birama. 2. Pengembangan pola ritmik Pola dasar terdahulu dapat juga dikembangkan. Dalam hal ini sudah menempatkan bagian-bagian dari pola ritmik ke dalam masing-masing ketukan barat dan ringan. Kita mabil contoh pola irama yangd sudah dikenal, yaitu Waltz . Dari tipe ketukan tersebut dapat disusun beberapa dasar pola iramanya. Cara mengambangkan dapat dilakukan dengan cara menambah atau memeprkecil nilai not pada masing-masing ketukan perbirama. Mengembangkan pola irama dapat saja dilakukan dengan berbagai macam variasi dan inilah yang menjadikan music tetap berkembang. Namun, dalam mengembangkan pola irama untuk anak SD, pertimbangkan faktor-faktor teknis terutama keterampilan anak untuk memainkan pola irama tersebut. Anak-anak dikelas rendah masih lemah dalam koordinasi kedua tangannya bila memainkan satu pola irama yang terlalu banyak sinkop (perpindahan aksen) dalam waktu panjang. 3.



Pemilihan Instrumen Music yang kita kenal hingga saat ini memiliki ciri khas instrument music yang digunakan dalam memainkan pola iramanya. Misalnya pola irama music keroncong dimainkan dengan alat music: cak, cuk, cello (cello) dan bas. Dalam music dangdut pola iramanya dimainkan dengan alat music combo band dengan tambangan alat khas ketipung dan tamborin. Pemilihan instrument dapat dikelompokkan ke dalam instrument bernada instrument tidak bernada. Ketukan berat dimainkan oleh instumen besar atu yang bersuara rendah (bass) dan ketukan ringan oleh instrument kecil atau treble. Ada satu patokan dasar dalam pemilihan instrument tersebut yaitu: 1) Ketukan berat dimainkan oleh instrument besar atau beregister rendah



2) Ketukan ringan dimainkan oleh instrument kecil atau beregister tinggi. 3) Sinkop dapat dimainkan oleh instrument kecil adan atau besar. Dalam combo band, pola irama dimainkan oleh instrument piano, gitar, bas, gitar dan drum set. Kelompok alat music ini biasa disebut rhythm section. Walaupun piano dan gitar dapat memainkan melodi, tetapi peranannya lebih banyak sebagai instrument yang memainkan pola irama. Jadi instrumen melodi dan perkusi dapat digunakan sebgai alat music yang memainkan pola irama. Alat music perkusi terdiri dari alat music bernada dan tidak bernada. Alat-alat music bernada dapat digunakan sebagai pembawa melodi lagu. Selain itu dapat pula digunakan untuk memainkan pola irama baik dengan satu nada maupun dengan beberapa nada (akor). Dengan sendirinya, instrument perkusi tidak bernada hanya memainkan pola irama saja. Dalam ansambel music di sekolah, pembuatan pola iramanya perlu disesuaikan dengan alat music yang tersedia. Dengan kata lain tidak harus seperti contoh-contoh yang telah diberikan. Hal ini berhubungan dengan kondisi alat music ansambel pada masing-masing SD berbeda. Disini sangat penting memahami jenis dan karakter bunyi alat music yang akan digunakan sebagai instrument pembawa pola irama. Misalnya jika disekolah ada gitar, pola irama bisa digunakan, walau hal itu tidak selengkap yang diharapkan. Akan tetapi apresiasi anak didik terhadap suatu pola irama seharusnya dapat berlangsung walau hanya dengan satu alat music seperti gitar atau piano. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kreativitas guru diperlukan. Alat-alat perkusi yang ada di daerah sekitar dapat dimanfaatkan dengan baik guna memainkan suatu pola birama. Dimasing-masing daerah tersedia beberapa alat music pukul yang dapat dimanfaatkan untuk hal tersebut. Misalnya satu alat music kendang dapat menghasilkan setidak-tidaknya tiga jenis bunyi yang dihasilkan yaitu bunyi rendah, tengah dan tinggi. Jadi instrument music yang tersedia disekitar kita dapat dimanfaatkan untuk memainkan pola irama. Membuat dan mengembangkan pola irama serta memilih intrumen yang tepat perlu latihan. Oleh karena itu, belatih terus menerus dengan mengembangkan pendengaran imajinatif serta menunagkannya kedalam tulisan music merupakan proses yang perlu dilalui. Ketukan yang berat dimainkan oleh instrument yang besar atau suaranya lebih rendah (bas). Ketukan ringan dimainkan oelh instrument yang kecil atau suaranya lebih tinggi (treble). Dengan menggunkan patokan tersebut, seiring juga dengan bertambahnya pengalaman maka membuat pola irama menajdi lebih mudah.



BAB III KESIMPULAN Penciptaan nyanyian untuk anak SD dapat dilakukan apabila kepekaan terhadap dunia anak serta penguasaan teknik komposisi dikuasai dengan baik. Tema lagu dapat ditemukan dari pengamatan langsung maupun tidak langsung kehidupan atau kejiwaan anak. Tema tersebut diolah dan dituangkan dalam bentuk musikal. Motif lagu dapat dikembangkan dalam berbagai cara sehingga menjadi kalimat, bagian, dan atau bentuk melodi yang utuh sesuai dengan ide musikal atau gagasan awal. Sebagai musik vokal, nyanyian anak SD membutuhkan lirik yang sesuai dengan dunia anak. Keselarasan antara ide musikal dan lirik vokal perlu diperhatikan dalam penciptaan nyanyian anak SD. Anak SD yang dekat dengan dunia bermain dan yang peka terhadap rasa ritmik perlu dikembangkan teus agar memiliki kepekaan yang semakin meningkat. Untuk itu perlu disusun pola ritme yang semakin mendukung hal tersebut. Pembuatan pola ritme dapat dimulai dari penentuan tipe ketukan terhadap suatu melodi. Dari pola ritme itu dikembangkan pola dasar irama yang selanjutnya disusun menjadi suatu pola ritme. Dari pola dasar yang dipilih kemudian disusun ke dalam instrumen. Pemilihan instrumen dapat dikelompokkan ke dalam instrumen bernada dan instrumen tidak bernada.



DAFTAR PUSTAKA Pamadhi, hadjar. 2021. Pendidikan Seni di SD. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka. PT. Gramedia. Sebatikgo. 2015. Makalah Pendidikan Seni di SD. Tersedia: https://sebatikgo.wordpress.com/2015/11/04/makalah-seni-budaya/ [02 November 2021]