Makalah Penilaian Autentik Kelompok 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Asesmen Pembelajaran Matematika “PENILAIAN AUTENTIK”



“Tugas Mata Kuliah Asesmen Pembelajaran Matematika“ DOSEN PENGAMPUH : Drs. I Nyoman Murdiana, M.Pd DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 Mohamad Fikri



A23119004



Joshua Langgari



A23119028



Rizki Restika



A23119052



Rifka



A23119100



Muslimah



A23119120



Indri yani



A23119116



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2021



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat AllahSWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Asesmen Pembelajaran Matematika ini yang berjudul “PenilaianAutentik“. Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikdansaransangat kami harapkan dari berbagai pihak,sehingga dikemudian hari kami dapat menyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.



Palu , 3 mei 2021 Penyusun



Kelompok 4



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...........................................................i DAFTAR ISI ..........................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................... A. LatarBelakang .............................................................1 B. RumusanMasalah ........................................................2 C. Tujuan .........................................................................2 D. Manfaat .......................................................................2



BAB II PEMBAHASAN ...................................................... A. PenilainAutentik .........................................................3 B. Ciri –ciri Penilaian Autentik .......................................5 C. Penilaian Proyek .........................................................8 D. Penilaian Kinerja .........................................................14



BAB III PENUTUP ............................................................... A. Kesimpulan .................................................................22 B. Saran ...........................................................................23



DAFTAR PUSTAKA………………………………………24



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak



hanya



menuntut



adanya



perubahan



perubahan



dalam



proses



pembelajaran, tetapi juga perubahan dalam melaksakan penilaian (Lindayani, 2014). Perubahan paradigma inilah, para pendidik merasa kebingungan dalam proses pembelajaran dan penilaian. Penilaian yang seperti apa yang bisa mencakup ke dalam beberapa aspek yang dapat memberikan gambaran yang seutuhnya mengenai sikap, keterampilan, pengetahuan, dan bagaimana para peserta didik itu menjalani kehidupan sehari-hari mereka dan mengaitkan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah serta bagaimana format untuk mencakup semua aspektersebut. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dijelaskan penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan informasi/ bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap social, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah prosespembelajaran. Dalam



pendidikan,



penilaian



atau



assessment



didasarkan



pada



pengetahuan kita tentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk membuat suatu assessment dimana pendidik



dapat



mempergunakannya



untuk



kegiatan



pendidikan



dan



mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks. Penilaian juga harus bersifat menyeluruhh dari berbagaiaspek. Penilaian autentik adalah salah satu bentuk penilaian yang meminta peserta didik menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dalam pembelajaran di sekolah, salah satu bentuk 1



penilaianautentikadalahpesertadidikdiberikegiatanuntukmenerapkan pengetahuan yang dimiliki peserta didi dalam kehidpan sehari-hari atau dunia nyata (Baskoro & Wihaskoro,2016).



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Yang Dimaksud Dengan Penilaian Autentik? 2. Bagaimana Ciri-Ciri PenilaianAutentik? 3. Apa Yang Dimaksud Dengan Penilaian proyek? 4. Apa Yang Dimaksud Dengan Penilaian kinerja?



C. TUJUAN 1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan PenilaianAutentik 2. Untuk Mengetahui Bagaimana Ciri-Ciri PenilaianAutentik 3. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Penilaian proyek 4. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Penilaian kinerja



D. MANFAAT MAKALAH Manfaat makalah ini diharapkan dapat memberi gambaran bagaimana Penilaian Autentik, Ciri-ciri, Penilaian proyek dan Penilaian kinerja



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Penilaian Autentik Penilaian autentik berasal dari dua kosa kata yaitu penilaian dan autentik. Penilaian itu sendiri berasal dari kata dasar nilai. Pengertian nilai itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu: 1.



Pertama, harga (dalam arti taksiranharga)



2.



Kedua, harga uang (dibandingkan dengan harga uang yanglain)



3.



Ketiga, angka kepandaian; biji;ponten



4.



Keempat, banyak sedikitnya isi; kadar;mutu



5.



Kelima, sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagikemanusiaan



6.



Keenam, sesuatu yang mmenyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Sedangkan pengertian penilaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia



(KBBI) adalah proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilan (biji, kadar, mutu, harga). Dari definisi yang telah disebutkan diatas dapat diambil bahwa pengertian penilaian secara umum adalah pengambilan suatu keputusan terhadap suatu objek dengan ukuran tertentu, dan penilaian bersifat kualitatif dan kuantitatif. Penilaian yang dalam bahasa inggris yaitu Evaluation atau Assesment. Pada akhir suatu program dalam dunia pendidikan biasanya diadakan penilaian. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mengetahui seberapa siswa/peserta didik memahami pelajaran yang sudah diberikan. Dalam dunia pendidikan, penilaian adalah proses memberikan atau menentukan kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil proses belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Sudjana, 2012). Sejalan dengan Nana Sudjana, Gronlund & Linn mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, 3



menganalisis, dan menginterpretasi informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa menccapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan (Suprananto, 2012). Dalam dunia pendidikan seperti pada lembaga sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Pada umumnya, sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apapun tes tulis yang digunakan untuk menilaian kemampuan siswa, tidak akan mampu menilai seluruh kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Penilaian yang seperti ini biasa disebut penilaian



tradisional.



Dimana



penilaian



yang



dilakukan



oleh



guru



menggunakan intrumen tes tulis atau sejenisnya. Seperti yang dikatakan oleh Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat (Sigit, 2014). Dari berbagai kekurangan yang ada pada penilaian tradisional, maka dunia pendidikan memerlukan jenis penilaian yang mampu menilai kompetensi siwa dari berbagai aspek. Dalam hal ini adalah penilaian autentik. Autentik adalah keadaan yang sebenanya, keadaan dimana siswa dinilai berdasarkan kompetensi yang benar-benar dimiliki oleh siswa. Sehubungan dengan penilaian autentik, Gulikers mengungkapkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang mampu memfasilitasi siswanya untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupannya (Dahlan,2014). Ada



beberapa



pengertian



mengenai



penilaian



autentik



2014),diantaranya adalah : a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output)pembelajaran 4



(Sigit,



b. Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, danpengetahuan c. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan menggunakan bergam sumber, pada saat/setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, dan menjadi bagian tak terpisahkan daripembelajaran. d. Penilaian autentik merupakan proses pengamatan, perekaman dan pendokumentasian karya (ap yang dilakukan anak dan bagaimana hal itu dilakukan) sebagai dasar penentuan keputusan yang dapat menuju pada pembentukan anak sebagai individual learner (pembelajarmandiri). e. Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benarbenar dikuasai dan dicapai. Dari penjelasan mengenai penilaian autentik dan penilaian tradisional di atas, maka dapat diambil titik perbedaan yang sangat mendasar, yaitu:



Sumber : Konsep Penilaian Dan Contohnya dalam Lokakarya School Community Tahun 2014 oleh Sigit



B. Ciri-Ciri Penilaian Autentik Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan atau berkelanjutan untuk 5



memantau



proses



dan



kemajuanbelajar



peserta



didik



serta



untuk



meningkatkan efektifitas pembelajaran. Dengan penilaian hasil belajar yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan kualitas proses belajar mengajar. Berikut ciri-ciri penilaian autentik adalah: 1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan hasil atauproduk. 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaranberlangsung 3. Menggunakan berbagai cara dansumber 4. Tes hanya salah satu alat pengumpul datapenilaian 5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik mencerminkan bagianbagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiaphari 6. Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas) (Anonym, 2015). Penilaian autentik merupakan ciri khas kuriulum 2013. Pelaksanaannya mengukur masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud, 81a 2013). Melaksanakan penilaian autentik, seperti yang dijelaskan dalam paduan penilaian proses dan hasil belajar dari Direktorat PSMA menyatakan bahwa dalam melaksanakan penilaian autentik guru hendaknya memperhatikan tujuh kriteria berikut: 1.



Dilakukan secara menyeleuruh untuk menilai masukan, proses, dan keluaranpembelajaran.



2.



Terpadu denganpembelajaran.



3.



Menilai kesiapan, proses, dan haslil blajar peserta didik secarautuh.



4.



Meliputi ranah sikap, keterampilan, danpengetahuan.



5.



Relevan dengan pendekatan ilmiah dalampembelajaran.



6



6.



Tidak hanya mengukur yang siswa ketahui, tetapi mengukur yang peserta didiklakukan. Panduan praktis di atas sesuai dengan hasil analisis Jon Mueller sebagaimana yang dapat dilihat pada table di bawah ini: Penilaian Tradisional



Penilaian Autentik



Memilih/Merespon: Siswa



Melaksanakan kegiatan: Siswa



memililh jawaban, menentukan



melakukan aktivitas yang



pilihan, dan menjawab dengan



sesungguhnya sehinggamemperoleh



uraian.



pengalaman belajar.



Dikondisikan: Aktivitas siswa



Kenyataan Hidup: Guru



dikondisikan sesuai dengan



menilai kenyataan yang



keinginan penguji, seperti memilih



sesungguhnya siswa lakukan pada



jawaban yang dikodisikan guru.



kehidupan nyata dalam waktu pendek.



Mengingat/ Menyatakan: Siswa



Konstruksi/Aplikasi: Penilaian



mengingat atau menyatakan



Autentik memperhatikan siswa



informasi yang mereka kuasai.



menganalisis atau mengaplikasikan ilmu dalam proses berkreasi, berinovasi atau mencipta..



Struktur Dirancang Guru: Siswa



Struktur Prilaku Dikembangkan



perlu berhati-hati untuk



Siswa: Penilaian autentik memberi



mengembangkan struktur yang guru



ruang kepada siswa



harapkan, memenuhi targetseperti



mengembangkan konstruksi sesuai



yang guru inginkan.



dengan keinginannya



Bukti Tidak Langsung: Dalam



Bukti Langsung: Dalam penilaian



penilaian tradisional melalui tes



autentik guru memperoleh bukti



pilihan ganda, misalnya,



langsung tentang perkembangan



memperoleh bukti kompetensi



kompetensi yang ditunjukkan siswa



siswa tidak langsung



secara langsung



7



Maka dapat disimpulkan bahwa kriteria penilaian autentik ini bersifat perpaduan antara proses belajar dan hasil belajar. Sehingga pendidik dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa. Begitupun bagi siswa, dirinya akan mengetahui hasil penilaian tersebut, karena dirinya dapat mengukur kemampuan dan keikutsertaannya selama mengikuti proses pembelajaran. Kunandar



(2013:36)



mengemukakan



bahwa



“kurikulum



2013



mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja,



portofolio,



produk,



projek,



tertulis, dan penilaian diri (Lindayani, 2014). C. Penilaian proyek 1.



Pengertian Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi



mulai



dari



perencanaan,



pengumpulan



data, pengorganisasian,pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas. Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang



bukan serumpun. Penilaian proyek



umumnya menggunakan metode belajar pemecahan



masalah sebagai



langkah awal dalam pengumpulandan mengintegrasikan pengetahuan 8



baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.



2.



Karakteristik Penilaian Proyek Setiap model evaluasi pembelajaran pasti mempunyai kriteriakriteria penilaian agar penilaian yang akan diterapkan nantinya benarbenar mampu menilai dan mengukur kemampuan siswa tidak hanya dari suatu aspek misalnya dari aspek kognitifnya saja melainkan dari beberapa aspek. Selain itu diperlukanadanya suatu penilaian yang benar-benar



obyektif.



Untuk



mengetahui



apakah



Penilaian



proyek(projectassessment)tersebut sudah dapat dianggap berkualitas baik, maka paling tidak harus diperhatikan tujuh kriteria-kriteria tersebut antara lain:



a. Generability Generability artinya apakah project work peserta didik dalam melaksanakan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan kepadatugas-tugas lain? Dalam hal ini, semakin tugas tugas tersebut dapat dibandingkan dengan tugas yang lainnya maka kualitas tugas tersebut semakin baik. Asumsinya, tugas tersebut juga berbobot sebagaimana bentuk-bentuk tugas yanglain.



b. Authenticity Authenticity artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh ketika siswa mendapat materi tentang pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman, siswa sudah mampu untuk menelitinya karena masih terkait dan sering dijumpai alam kehidupan sehari-hari.



c. Multiplefoci Multiple foci artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta didik



sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang 9



diinginkan. Bisa jadi seorang siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam menghafal dan menganalisa suatu materi, namun lemah dalam prakteknya. Untuk itu guru bisa melengkapi kekurangannya dari



aspek



psikomotorik



tersebut



dengan



melihat



kemampuankognitifnya.



d. Teachability Teachability artinya tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas. Jadi tugas yang diberikan dalam project work atau penilaian proyek adalah tugas-tugas yangrelevan dengan yang diajarkan guru di dalam kelas.



e. Fairness Fairness artinya apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta didik. Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan, apakah semua siswa mengerjakan tugas tersebut atau tidak dengan pertimbangan bahwa kemampuan setiap siswa pasti berbeda dan beragam. Terkadang dalam suatu kelompoktugas tersebut tergolong mudah, terkadang ada yang menganggapnya sulit bahkan kadang ada yang merasa tidak mampu. Untuk itu guru harus bisa mengukur sejauh mana kemampuan siswanya secararata-rata. f . Feasibility Feasibility



artinya



tugas-tugas



yang



penilaian proyek memang relevan untuk



diberikan



dalam



dapat dilaksanakan



mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu ataupun peralatannya. Setiap sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda baik sumber



daya



manusia maupun perlengkapan



sarana prasarananya. g. Scorability Scorability dalam sebuah penilaian adalah hal yang paling mendasar karena untuk mengetahui valid tidaknya sebuah penilaian. 10



Artinya apakah tugas yangdiberikan nanti dapat di skor dengan akurat dan reliable sehingga hasil yang diperolehnya juga valid. Dalam penilaian proyek, seorang guru harus teliti dalam hal penskorannya karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian proyek adalah penskoran



3.



Langkah-langkah Penilaian Proyek



Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian proyek, yaitu : a. Menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum



pelaksanaan penilaian. b. Memberikan tugas kepada peserta didik.



c. Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yangharusdikerjakan.



d. Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan danpelaporan proyek.



e. Memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek.



f. membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian. g. memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi minimal



h. memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun pesertadidik.



i. mendokumentasikan hasil penilaian. 11



4.



PedomanPenyusunan Penilaian Proyek Pedoman penyusunan penilaian proyek antara lain:



1. Tentukan berbagai jenis proyek dalam setahun 2. Untuk masing-masing proyek, buat jadwal kapan proyek dimulai,kapan masing-masing bagian dari proyek harus diselesaikan, kapan draft awal dikumpulkan, dan kapan produk akhir diharapkanselesai



3. Tunjukkan kepada peserta didik beberapa sample proyek yang telah selesai



4. Upayakan siswa dapat mengembangkan kriteria untuk menilai kualitas sejumlah proyek yang telah selesai, dari segi penampilan, temuan, atau informasi



5. Upayakan siswa belajar bagaimana menggunakan rubrik yang telah kita berikansebelumnya



6. Upayakan siswa dapat menyelesaikan proyek dengan bantuan pihak sekolah



7. Upayakan siswa menyajikan proyek yang telahselesai 8. Siswa menyerahkan proyek untuk dinilai



5.



Pertimbangan PenilaianProyek Pada penilaian proyek ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yaitu



1.



Pengelolaan Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencariinformasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.



12



2.



Relevansi Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau matapelajaran.



3.



Keaslian Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasilkarya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan dan dukungan terhadap proyek yang dikerjakan pesertadidik.



4.



Inovasi dankreativitas Inovasi dan kreativitasyaitu proyek yang dilakukan peserta didik terdapat unsur-unsur baru (kekinian) dan sesuatu yang unik, berbedadari biasanya.



6.



Kelebihandan kekurangan penilaian proyek Penilaian proyek tentu memiliki kekurangan dan kelebihan, yaitu : A. Kelebihan 1. Meningkatkan motivasi 2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah 3. Meningkatkan kolaborasi 4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber 5. Meningkatkan skill B. Kekurangan 1. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah. 13



2. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah. 3. Memerlukan biaya ekstra. 4. Banyak peralatan yang harus disediakan. D. Penilaian kinerja 1.



Pengertian Penilaian Kinerja Penilaian merupakan hal penting yang harus dilakukan guru setelah melakukan proses pembelajaran yang bertujuan agar guru mengetahui ketercapaian peserta didik terhadap kompetensi tertentu. Salah satu bentuk penilaian yang bisa digunakan oleh guru adalah penilaian kinerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 700), kata “kinerja” mempunyai arti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Pengertian asesmen kinerja telah didefinisikan oleh beberapa tokoh. Salah satunya oleh Richard Sittings sebagaimana dikutip oleh Ataç (2012:10) “performance assessments call upon the examinee to demonstrate specific skillsand competencies, that is, to apply the skills and knowledge they have mastered”. Asesmen kinerja digunakan untuk menguji skill dan kompetensi pada demonstrasitertentu, yang mengaplikasikan skill dan pengetahuan. Performa mempunyai arti hal melakukan, hal menyelenggarakan, hal memainkan (dalam seni drama, musik, dan seni tari), penampilan. Beberapa ahli mempunyai pendapat tersendiri mengenai penilain kinerja. Penilaian kinerja menurut Zainul (2001:9) adalah penilaian yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya, bukan dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang telah tersedia. Penilaian kinerja penting dilakukan oleh guru karena bisa menilai pengetahuan dan juga keterampilan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Marzano (1994: 13) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan variasi tugas yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan berpikir dalam berbagai konteks. 14



Pernyataan tersebut juga dipertegas oleh Slater (1993 : 1) bahwa penilaian kinerja dirancang untuk menilai kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Nama lain dari penilaian kinerja adalah penilaian otentik dan penilaian alternatif. Hal ini disebabkan karena penilaian kinerja meminta peserta didik untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pada situasi yang sesungguhnya dan merupakan alternatif dari penilaian tradisional yang disajikan dalam bentuk paper and pencil test. Asesmen kinerja dilakukan berdasarkan kinerja proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh peserta didik. Jadi, ketika menggunakan asesmen kinerja, guru dimungkinkan tidak hanya mengukur hasil belajar, namun juga proses pembelajaran, Sari (2010:3-4) menyatakan asesmen kinerja diwujudkanberdasarkan “empat asumsi” pokok, yaitu: (1) Penilaian kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa; (2)Tugas-tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran; (3) Penilaian tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri; (4) Dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa akan terbuka dan aktif berupaya untuk mencapai tujuanpembelajaran. Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi penilaian kinerja, maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah alat evaluasi berupa tes perbuatan untuk menyelesaikan tugas dalam konteks kehidupan nyata, dimana penilaian tersebut meminta siswa untuk menunjukkan kemampuannya secara langsung kepada guru baik dari sisi pengetahuan maupun keterampilan, bukan dengan memilih jawaban dari pilihan yang tersedia.



15



2.



Kelebihan Dan Kekurangan Penilaian Kinerja Sebagai



salah



satu



jenis



penilaian



alternatif



dalam



proses



pembelajaran, maka penilaian kinerja mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari penilaian kinerja disampikan oleh Wulan (2010 : 2- 3)



a.



Kelebihan penilaian kinerja • Peserta didik diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan suatu proses • Proses yang didemonstrasikan peserta didik dapat diobservasi secara langsung oleh guru • Adanya proses evaluasi yang lebih lengkap • Kriteria penilaian dan tugas yang akan dikerjakan dapat disepakati terlebih dahulu oleh guru bersama peserta didik • Bisa menilai hasil pembelajaran dan keterampilan • Peserta didik mendapatkan motivasi yang besar • Pembelajaran dilakukan sesuai dengan aplikasi situasi pada kehidupan nyata yang dialami peserta didik.



b.



Kekurangan penilaian kinerja •



Lebih membebani guru dari segi usaha dan waktu







Proses pertimbangan dan penskoran yang dilakukan masih bersifat subjektif







Memiliki tingkat reliabilitas yang cukup rendah jika dibandingkan dengan penilaian yang lain (Wulan, 2010 : 2-3)



16



3.



Kriteria Penilaian Kinerja Keputusan guru untuk menggunakan penilaian kinerja sebagai alat penilaian sebaiknya didasarkan atas beberapa kriteria. Kriteria dalam penilaian kinerja menurut Popham (Iskandar, 2011: 1) meliputi: a. Generability Tugas dalam penilaian kinerja akan semakin baik jika dapat digeneralisasikan dengan tugas-tugas yang lain. b. Authenticity Tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang peserta didik alami dalam kehidupan sehari-hari. c. Multiple Tugas yang diberikan dapat mengukur lebih dari satu jenis kemampuan yang dimiliki peserta didik. d. Teachability Tugas yang diberikan sesuai dengan apa yang guru ajarkan kepada peserta didik. e. Fairness Tugas dari guru harus adil untuk seluruh peserta didik f. Feasibility Tugas dari guru harus sesuai dengan kendala yang mungkin dialami peserta didik dalam proses penyelesaian tugas meliputi ruangan, peralatan, waktu dan biaya. g. Scorability Siswa yang menjalankan tugas dari guru harus mendapat skor yang akurat dan sesuai dengan apa yang peserta didik lakukan.



17



4.



Pedoman dalam Penilaian Kinerja Sebagai salah satu bentuk penilaian, penilaian kinerja memiliki beberapa pedoman yang bisa membantu guru untuk mengetahui ketercapaian peserta didik. Wulan (2010 : 3- 4) mengemukakan pendapatnya tentang pedoman dalam penilaian kinerja yaitu: 1) dalam menyelesaikan tugas dari guru. 2) Problem dan prosesnya bersifat otentik atau sesuai dengan kejadian yang ditemukan pada kehidupan nyata; 3) bersifat integratif yang menuntut integrasi antara pengetahuan, konsep, sikap dan juga kebiasaan berfikir; 4) penilaian bersifat open ended yang bisa mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan saat menyelesaikan tugas; 5) siswa tertarik dengan masalah yang disajikan serta membutukan ketekunan siswa untuk menyelesaikannya; 6) adanya dorongan yang membantu peserta didik untuk berfikir divergen dan bijaksana; 7) aktivitas dapat dilakukan peserta didik dengan aman; 8) proses penilaian disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik yang beragam; 9) siswa dapat berpikir secara individu saat berada dalam kelompok kerja; 10) kinerja secara individu harus mudah untuk diamati walaupun peserta didik berada dalam kelompok kerja; 11) mempunyai definisi dan petunjuk yang jelas; 12) peserta didik mendapatkan feedback dari pengalaman yang bisa memperbaiki siklus peserta didik pada proses yang selanjutnya; 13) peserta didik memiliki beberapa cara untuk mempresentasikan hasil dari produk akhir; 14) peserta didik berhak untuk mengetahui kriteria yang jelas dari tugas yang 18



akan dilakukan; 15) panduan penskoran harus mudah untuk menilai kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dari guru. 5.



Tahapan Penilaian Kinerja Setelah mengetahui pedoman dari penilaian kinerja, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan guru sebelum melakukan penilaian. Slater (1993



:



4)



menyatakan



adanya



tahapan



yang



perlu



dilaksanakan



dalam penilaian kinerja antara lain: 1) menentukan tujuan yang akan dicapai; 2) menentukan tugas yang akan dinilai; 3) keterampilan yang didemonstrasikan peserta didik sebelumnya didefinisikan dan disusun secara jelas; 4) menentukan rubrik dan indikator dari tingkatan kompetensi yang akan dinilai; 5) memberi informasi pada peserta didik mengenai hal kinerja yang harus ditunjukkan; 6) peserta didik diberi waktu untuk menyelesaikan tugas; 7) guru harus mengamati kinerja peserta didik; 8) hasil kinerja peserta didik dicocokkan dengan standar kriteria yang telah disusun. 6.



Metode dalam Penilaian Kinerja Pada saat pelaksanaan penilaian kinerja terhadap peserta didik, guru dapat memilih metode yang tepat untuk digunakan sebagai bahan dalam pengambilan data. Beberapa metode yang bisa digunakan dalam penilaian kinerja sesuai dengan pendapat dari Wulan (2010 : 4) yaitu observasi, wawancara, portopolio, penilaian essay, ujian praktek, penilaian proyek, kuesioner, daftar cek (checklist), penilaian oleh teman, paper, penilaian diskusi dan penilaian jurnal kerja ilmiah peserta didik. 19



Dari beberapa metode diatas, metode yang sering digunakan dalam penilaian kinerja adalah checklist dan skala penilaian. Metode checklist kurang adil bagi peserta didik karena hanya ada pilihan penilaian berupa “ya“ dan “tidak” tanpa adanya pilihan yang berbobot menengah. Pilihan “ya” diberikan jika kemampuan yang dilakukan peserta didik teramati oleh guru, sedangkan pilihan “tidak” diberikan jika kemampuan yang dilakukan peserta didik tidak teramati oleh guru. Oleh karena itu, metode yang cocok untuk digunakan dalam penilaian kinerja adalah skala penilaian. Skala penilaian memiliki skala rentang dengan kategori lebih dari satu, sehingga memungkinkan guru memberikan nilai tengah pada kemampuan yang ditunjukkan peserta didik. Skala penilaian dilengkapi dengan rubrik yang berisi deskripsi dari kemampuan masing-masing kategori guna memudahkan proses penilaian. 7.



Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja. Pengembangan instrumen dari penilaian kinerja dapat disusun untuk mengetahui penguasaan siswa dari segi proses maupun produk. Subali (2010 : 17-19)



berpendapat



bahwa



hal-hal



yang



harus



diperhatikan



saat



mengembangkan instrumen ini adalah sesuaikan dahulu dengan kinerja ataupun produk yang akan dinilai. Selanjutnya guru harus menentukan teknik penilaian yang akan digunakan. Guru dapat menggunakan tes identifikasi, tes simulasi dan uji petik kerja untuk menilai proses peserta didik, sedangkan tes tertulis dan penugasan produk tiga dimensi bisa digunakan guru untuk menilai produk dari peserta didik. Hal penting yang harus dilakukan guru dalam pengembangan instrumen adalah menyusun rubrik/ pedoman penskoran. Dalam penyusunan rubrik ini, guru harus menentukan aspek dari jenis kinerja dan produk yang akan dinilai, menentukan model skala yang akan digunakan serta membuat rubrik penskoran yang disertai dengan kategori keberhasilan yang telah dicapai peserta didik.



20



8.



Komponen dalam Penilaian Kinerja Penilaian kinerja memiliki komponen penting yang bisa mendukung keterlaksanaan penilaian kinerja. Komponen penting itu berupa task atau tugas, format penilaian dan pedoman penilaian (Slater, 1993: 2). Task merupakan bentuk tugas yang dirancang untuk menilai kemampuan peserta didik (Zainul, 2001: 11). Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan task berdasarkan pendapat Zainul (2001: 14) yaitu guru harus memperhatikan dalamnya materi yang akan diberikan, kesesuaian antara hubungan kinerja dengan tugas penilaian, kemampuan kognitif, sosial dan afektif peserta didik serta keterkaitan tugas penilaian dengan keterampilan yang diharapkan. Komponen selanjutnya dalam penilaian kinerja adalah pedoman penilaian. Pedoman penilaian ini berbentuk rubrik yang dijadikan sebagai acuan penilai dalam menilai tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Format penilaian merupakan cara penilaian (scoring guide) yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Cara ini bisa digunakan secara holistik (holistic scoring) dimana pemberian satu skor oleh penilai setelah melakukan penilaian keseluruhan dari hasil kinerja peserta didik, maupun analitik (analytic scoring) dimana pemberian skor dilakukan pada berbagai aspek dari kinerja yang dinilai (Iskandar, 2011). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analitik dalam bentuk skala penilaian untuk menilai kemampuan dari peserta didik.



21



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN 1. PenilaianAutentik Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. 2. Ciri – ciri penilaian autentik Berikut ciri-ciri penilaian autentik adalah: a. Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan hasil atauproduk. b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaranberlangsung c. Menggunakan berbagai cara dansumber d. Tes hanya salah satu alat pengumpul datapenilaian e. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik mencerminkan bagianbagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiaphari f. Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas) (Anonym, 2015).



3. Penilaian proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa 22



suatu investigasi



mulai



dari



perencanaan,



pengumpulan



data,



pengorganisasian,pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui mengaplikasikan,



inovasi



dan



pemahaman,



kemampuan



kreativitas,kemampuan penyelidikan



dan kemampuan peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas. Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran



yang



bukan



serumpun.



Penilaian



proyek



umumnya



menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah awal dalam



pengumpulan



dan



mengintegrasikan



pengetahuan



baru



berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. 4. Penilaian kinerja Performa mempunyai arti hal melakukan, hal menyelenggarakan, hal memainkan (dalam seni drama, musik, dan seni tari), penampilan. Beberapa ahli mempunyai pendapat tersendiri mengenai penilain kinerja. Penilaian kinerja menurut Zainul (2001:9) adalah penilaian yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya, bukan dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang telah tersedia. Penilaian kinerja penting dilakukan oleh guru karena bisa menilai pengetahuan dan juga keterampilan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Marzano (1994: 13) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan variasi tugas yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan berpikir dalam berbagai konteks. B. SARAN Dengan adanya pembahasan penilaian autentik pada makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami apa arti dari penilaian autentik dan beberapa jenis penilaiaan autentik khususnya penilaian proyek dan penilaian kinerja sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika.



23



DAFTAR PUSTAKA



Anonym. (2015). Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015. Retrieved September 08, 2016, from



Universitas



Pakuan:



www.unpak.ac.id/plpg/Bahan_Penilaian_Autentik_plpg_2015.pdf Baskoro, & Wihaskoro. (2016). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Cirebon: Tanpa Penerbit. Dahlan, A. (2014, November). Pengertian Penilaian Autentik. Retrieved September 09, 2016,



from



EUREKA



PENDIDIKAN:



http://www.eurekapendidikan.com/2014/11/pengertian-penilaian- otentik.html Lindayani, D. A. (2014, November 25). Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013. Retrieved September 6, 2016, from Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo: http://pendidikan.probolinggokab.go.id/penerapan-penilaian-autentik-dalam-kurikulum2013/ Sigit. (2014). Konsep Penilaian Autentik Dan Contohnya. Lokakarya School Community, 17. Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengjar. Bandung: PT REMAJA RODAKARYA. Suprananto, K. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)



24



.



25



26



27