Makalah Pramuka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRAMUKA



DISUSUN OLEH



NAMA



: YUDHA ANANTA



NIM



: 14311125



FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) MATARAM MATARAM 2016



KATA PENGANTAR  Dengan menyebut Nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Interaksi Belajar Mengajar”     Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.          Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.



                                                                                              Mataram,  2016                                                                                                    Penyusun



DAFTAR ISI Kata Pengantar……………………………………........................................................i Daftar Isi………………………………………..............................................................ii Bab I : PENDAHULUAN……………………………………………...........................1 A. Larat belakang...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….................2 C. Tujuan…………………………………………………….............................2 D. Manfaat……………………………………………………...........................2 Bab II : PEMBAHASAN…………………………………………………....................6 A.Pengertian Tujuan Pengajaran ……………………………………….........7 B.Jenjang Tujuan……………………………………………………................8 C.Klasifikasi atau Lingkup Tujuan……………………………………….......9 Bab III PENUTUP……………………………………………………………..............11 A.Kesimpulan…………………………………………………………...............11 ............................................................................................................................... B.Saran…………………………………………………………………………..11 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang “Generasi muda adalah tulang punggung Bangsa dan Negara” merupakan istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial saat ini memerlukan pemimpin yang dapat membawa masyarakat kita ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi di era reformasi ini, generasi muda dituntut untuk ebih berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia. Melalui berbagai proses pendidikan Kepramukaan bagi generasi muda, semua itu dimaksudkan untuk menggali sumber daya manusia yang pada dasarnya ada dalam diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Salah satu sumber daya yang terdapat pada generasi muda adalah potensi kepemimpinan yang selama ini terus dipupuk dan dikembangkan melalui berbagai aktivitas kegiatan pendidikan formal maupun nonformal. Dalam sebuah konferensi kepanduan tingkat dunia, terlontar sebuah pernyataan bahwa “Gerakan Kepanduan mempunyai peranan penting dalam mempromosikan jiwa kepemimpinan di kalangan kaum muda. Dan terbukti memberikan sumbangan besar untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia”. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana peran yang diberikan oleh Gerakan Pramuka dalam melahirkan kader pemimpin di masa datang. Dengan alasan itu jugalah, melalui karya tulis berjudul “ Pramuka Pembangun Kualitas Pemimpin Masa depan”, penulis mencoba menelusuri sumbangsih Gerakan Pramuka dalam pengkaderan pemimpin masa depan yang berkualitas. 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang peran Gerakan Pramuka dalam mencetak calon pemimpin berkualitas, juga memberikan informasi bagaimana menjadi pemimpin yang ideal. Penulisan Karya Tulis ini juga merupakan bentuk Rencana Tindak Lanjut dan sebagai salah satu syarat kelulusan pada kegiatan Latihan Pengembangan Kepemimpinan Kwartir Cabang Kota Tasikmalaya Tahun 2009.



Diharapkan setelah mencerna Karya tulis ini, khalayak mendapat gambaran tentang eksistensi Gerakan Pramuka di Indonesia khususnya dalam masalah pengkaderan pemimpin. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, bahwa pada dasarnya Gerakan Pramuka memiliki peranan dalam pengkaderan pemimpin-pemimpin masa depan. Maka penulisan karya tulis ini mengacu pada konsep pengertian pemimpin dan kepemimpinan, bagaimana menjadi pemimpin yang ideal serta bagaimana peran Gerakan Pramuka dalam melatih calon pemimpin masa depan menjadi pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab.



BAB II PRAMUKA PEMBANGUN KUALITAS PEMIMPIN MASA DEPAN 2.1



SEJARAH PRAMUKA



A. Sejarah Pramuka Dunia Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.  



  Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan



organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Tahun 1924 Jambore II                di Ermelunden, Copenhagen, Denmark Tahun 1929 Jambore III              di Arrow Park, Birkenhead, Inggris



Tahun 1933 Jambore IV              di Godollo, Budapest, Hongaria Tahun 1937 Jambore V                di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda Tahun 1947 Jambore VI              di Moisson, Perancis Tahun 1951 Jambore VII             di Salz Kamergut, Austria Tahun 1955 Jambore VIII           di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris Tahun 1959 Jambore IX              di Makiling, Philipina Tahun 1963 Jambore X                di Marathon, Yunani Tahun 1967 Jambore XI              di Idaho, Amerika Serikat Tahun 1971 Jambore XII             di Asagiri, Jepang Tahun 1975 Jambore XIII           di Lillehammer, Norwegia Tahun 1979 Jambore XIV           di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan Tahun 1983 Jambore XV             di Kananaskis, Alberta, Kanada Tahun 1987 Jambore XVI           di Cataract Scout Park, Australia Tahun 1991 Jambore XVII          di Korea Selatan Tahun 1995 Jambore XVIII        di Belanda Tahun 1999 Jambore XIX           di Chili, Amerika Selatan Tahun 2003 Jambore XX             di Thailand Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.



Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin. B. SEJARAH SINGKAT PRAMUKA DI INDONESA Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan



kemerdekaan



bangsa



Indonesia.



Gagasan Baden



Powell yang



membentuk kepramukaan dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di negara Belanda kepramukaan disebut sebagai Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia, Belanda mendirikan organisasi Kepramukaan. Di Indonesia dikenal dengan istilah NIPV (Netherland Indische Padvinder Vereniging; Persatuan Pandu-Pandu Belanda). Organisasi ini dikhususkan bagi anak-anak Belanda.  Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Karenanya kemudian muncul organisasi-organisasi kepramukaan pribumi yang kala itu jumlahnya mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO (Javananse Padvinders Organizatie); JPP (Jong Java Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll.  Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan". 



Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra).  Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.  Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.  Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional  yaitu Pandu Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.  Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti; HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia). 



Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama  menyambut singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.   Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan  Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang solid sehingga  coba  dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di negara komunis lainnya.  Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan Gerakan Pramuka.  Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. 



Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA  Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka



sebagai



satu-satunya



organisasi



kepanduan



yang



ditugaskan



menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.  Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.  Pada tanggal 30 Juli 1961,  bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung Karno), tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 



Presiden Soekarno menyerahkan panji kepramukaan Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan



Panji-panji



Kepramukaan



dan



defile



Pramuka



untuk



memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti  oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.  Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI)  dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan  Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. 



C. MATERI KEPENGGALANGAN ( seputar penggalang) Materi pramuka penggalang secara lengkap ini adalah berbagai materi seputar pramuka dan kepramukaan yang terkait dengan pramuka penggalang.



Secara garis besar, materi tentang pramuka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori seperti pengetahuan umum kepramukaan, teknik kepramukaan atau scouting skill, penunjang kecakapan umum dan khusus, dan materi-materi lainnya. Untuk memudahkan klasifikasi, dalam artikel ini, kumpulan materi pramuka penggalang secara lengkap akan penulis bagi dalam lima kelompok. Kelima kelompok tersebut meliputi meteri tentang penggalang (kepenggalangan), materi pengetahuan umum kepramukaan, materi teknik kepramukaan (scouting skill), materi penunjang SKU pramuka penggalang, dan materi tambahan lainnya. Mengingat banyak dan luasnya materi, dalam artikel ini hanya akan dituliskan judul-judulnya saja. Dengan pemberian link (tautan) menuju artikel seutuhnya. Untuk membaca materi secara detail, sila klik masing-masing judul. 1. Materi Kepenggalangan (Seputar Penggalang)



Materi kepenggalangan memuat tentang berbagai hal dasar yang terkait dengan pramuka penggalang. Materi ini meliputi : 1. Mengenal Pramuka Penggalang 2. Pasukan Penggalang 3. Dewan Penggalang 4. Dewan Kehormatan



2. Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan untuk Penggalang



Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan adalah materi yang secara umum harus diketahui oleh pramuka, yang meliputi : 1. Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka dan Kepramukaan a. Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka 2. Sejarah Singkat Kepramukaan di Dunia a. Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia b. Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) 3. Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia a. Daftar Ketua Kwarnas dari Tahun ke Tahun 4. Anggota Gerakan Pramuka 5. Kode Kehormatan Pramuka 6. Dasadarma (Dasa Darma Pramuka) 7. Lambang Gerakan Pramuka 8. Moto (Motto) Gerakan Pramuka 9. Salam Pramuka; Arti, Macam dan Penggunaan 10. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka 11. Gugusdepan Gerakan Pramuka a. Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya b. Tanda Pengenal Gugusdepan (Gudep) 12. Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka



a. Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka b. Arti Tanda Kecakapan Umum Penggalang c. Pemasangan Atribut (Tanda Pengenal) Pramuka Penggalang d. Arti Kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka e. Tanda Penghargaan Kegiatan Tiska dan Tigor 13. Jenis-Jenis Pertemuan Pramuka a. Jenis Perkemahan Pramuka 14. Mengenal Pramuka Garuda 15. Daftar Satuan Karya Pramuka (Saka) Tingkat Nasional 16. Tongkat Pramuka, Ukuran, Warna, dan Penggunaan 17. SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus) a. 13 SKK Wajib dalam Pramuka b. Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian 18. Sistem Among dalam Kepramukaan 19. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka



3. Teknik Kepramukaan (Scouting Skill)



Materi teknik kepramukaan adalah materi-materi yang berupa keterampilan dasar yang menjadi bagian dari sistem pendidikan kepramukaan, meliputi : 1. Simpul 1. Simpul Hidup 2. Simpul Mati (Reef Knot) 3. Simpul Anyam (Sheet Bend) 4. Simpul Anyam Berganda (Double Sheet Bend) 5. Simpul Jangkar (Cow Hitch) 6. Simpul Pangkal (Clove Hitch) 7. Simpul Tambat (Timber Hitch) 8. Simpul Tiang (Bowline Knot) 9. Simpul Nelayan Kembar Inggris (Fisherman's Knot) 2. Ikatan dalam Tali Temali 1. Model Pionering Menara Pandang 2. Model Pionering Jembatan 3. Cara Membuat Dragbar Usungan (Tandu Darurat) Pramuka 4. Sandi 1. Sandi AND 2. Sandi Rumput 3. Sandi Kotak 4. Sandi Angka 5. Sandi Turba atau Turun 6. Sandi Kimia 7. Sandi AN 8. Sandi Katak 9. Sandi Arab 10. Sandi Koordinat 11. Sandi Jam 5. Jenis Pasak Tenda dan Cara Memasangnya



6. Menaksir Tinggi Dengan Perbandingan Segitiga 7. Menaksir Lebar Dengan Perbandingan Segitiga 8. Menaksir Kecepatan Arus Air Sungai 9. Cara Cepat Membaca Morse 10. Semaphore Cara Mudah Cepat 11. 16 Arah Mata Angin dan Kompas 12. Jenis, Bagian, dan Fungsi Kompas 13. Peta Lapangan 14. Panorama (Sketsa Pemandangan) 15. Peta Pita 16. Tanda Medan untuk Mapping dalam Kepramukaan 17. Baris Berbaris 1. Tata Cara Baris Berbaris Pramuka 2. PBB : Cara Meninggalkan Barisan 3. Tata Taca Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris 18. PPPK



4. Materi Penunjang SKU Pramuka Penggalang



Materi penunjang SKU adalah materi-materi yang tidak termuat dalam tiga kelompok sebelumnya, namun terdapat dalam syarat kecakapan umum yang harus dicapai oleh pramuka penggalang. Materi ini diantaranya adalah : 1. Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang



1. Panduan Materi SKU Pramuka Penggalang Ramu 2. Panduan Materi SKU Penggalang Rakit 3. Panduan Materi SKU Penggalang Terap 2. Lambang dan Ikon Agama di Indonesia 3. Sebutan Nama Pemimpin Agama di Indonesia 4. Mandi Wajib, Penyebab dan Cara 5. Hari Besar Agama Libur Keagamaan 6. Alat Komunikasi Tradisional dan Modern 7. Manfaat Penghijauan 8. Teknik Penjernihan dan Penyaringan Air 9. Memilah dan Mengolah Sampah 10. Penggunaan Lambang Negara Garuda Pancasila 11. Peraturan Penggunaan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya 12. Sejarah Bendera Merah Putih 13. Hak Perlindungan Anak 14. Emosi 15. Menyampaikan Pendapat



5. Materi Tambahan Lainnya 1. Setangan Leher Pramuka Ukuran dan Cara Memakai 2. Contoh Proposal Kegiatan Kemah Pramuka Penggalang 3. Kumpulan Lagu Wajib Nasional Indonsia 4. Kumpulan Lagu Pramuka Legendaris 5. Kumpulan Yel Pramuka



2.2.



Dasar Pemikiran



Tonggak kepemimpinan akan terus di estafetkan, tak perduli dengan semua keadaan suatu bangsa. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang memiliki generasi muda berpotensi, Indonesia pun mulai mencoba menata diri, mempersiapkan kader-kader pemimpin masa depan. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan Anggarana Rumah Tangga Gerakan Pramuka BAB II Pasal 4 tentang tujuan dari Gerakan Pramuka, tertulis : “Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur, serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada NKRI serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan lingkungan alam baik lokal, nasional, maupun internasional.” Dengan dasar itulah, maka Gerakan Pramuka pun menyelenggarakan pendidikan-pendidikan dan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan potensi kepemimpinan para generasi muda agar siap untuk menerima estafet kepemimpinan dari para pendahulu mereka dan dari pemimpin yang berkuasa saat ini. 2.2 Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan A. Pengertian Pemimpin Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian atau pendapat



orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasikan, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. B. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang lain guna mencapai kehendak yang diinginkannya. Menurut Soepardi (1988) kepemimpinan adalah : ‘Kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien’. Pidarta (1988) mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin; serta keterampilan teknik, ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. 2.3 Pemimpin Ideal Masa Depan Kepemimpinan diperoleh bukan sekadar dari proses penurunan sifat atau bakat orang tua kepada anaknya. Kepemimpinan dipengaruhi oleh semua aspek kepribadian, yang salah satunya ditentukan oleh sifat atau bakat yang dimiliki sejak



lahir. Selain itu yang sangat penting adalah intelegensi yang memungkinkan seseorang menjalankan kepemimpinan secara efektif. Seorang pemimpin ideal tidak hanya memberikan dampak positif bagi dirinya, namun juga bagi anggotanya. Oleh karena itu diperlukan adanya prinsip dasar kepemimpinan yang akan membantu terciptanya pemimpin ideal masa depan. Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah: 1) Pemimpin bekerja dengan orang lain 2) Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan 3) Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas 4) Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual 5) Pemimpin adalah politisi dan diplomat Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan sepihak, kebanggaan dan penolakan dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dan referensi dalam pengambilan keputusan. Juga terdapat teknik kepemimpinan, beberapa teknik kepemimpinan tersebut diantaranya adalah: 1) Etika Profesi Pemimpin, yaitu kewajiban yang dimiliki seorang pemimpi. Bagaimana seharusnya tingkah laku seorang pemimpin dan pengembangan moralnya. 2) Dinamika kelompok, yaitu terjadinya interaksi (hubungan timbal balik) antar setiap anggota kelompoknya.



3) Komunikasi, arus informasi dan emosi yang tepat, penyampaian perasaan, pikiran dan kehendak kepada individu atau kelompok lain. 4) Pengambilan keputusan (Decision Making). 5) Keterampilan berdiskusi (Disccuscio). Dengan kemampuan dan keterampilan teknis secara sosial, seorang pemimpin dapat menerapkan teori-teori kepemimpinan dan teknik-teknik kepemimpinan dalam kegiatan sehari-hari. Peningkatan diri dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berprinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas seracara intelektual, tetapi juga emosional dan spiritual (IQ, EQ, dan SQ). 2.4 Peran Gerakan Pramuka Saat membuka Konferensi Kepanduan Sedunia ke-38 (38th World Scout Conference) yang berlangsung di Jeju Convention Center, Perdana Menteri Korsel, Han Seung-soo  mengatakan bahwa Gerakan Kepanduan sedunia mempunyai peranan penting dalam mempromosikan jiwa kepemimpinan di kalangan kaum muda. Dan terbukti memberikan sumbangan besar untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia. Sementara itu, Ketua Komite Kepanduan Sedunia, Philippe da Costa mengungkapkan, kepanduan adalah pendidikan seumur hidup. Metode kepramukaan yang merupakan metode pendidikan non-formal dapat dilakukan dengan mudah seperti kegiatan permainan. Pendidikan harus terencana namun juga menyenangkan, sehingga tidak membuat kaum muda menjadi bosan. Itulah bagian dari upaya gerakan kepanduan dalam membantu memberikan pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga untuk anak-anak. Itu adalah sekelumit pernyataan tokoh-tokoh kepanduan dunia tentang Kepanduan (red-pramuka). Dapat diambil sebuah statement peran gerakan pramuka



dalam menciptakan kader pemimpin masa depan sangat penting. Seperti juga yang terdapat dalam SK Kwarnas No 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. Dalam SK Kwarnas No 080 tahun 1988, disebutkan bahwa pramuka penegak dan pandega adalah golongan pramuka yang pada usianya akan segera menggantikan estafet kepemimpinan pada saat ini. Dalam pembinaannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan yaitu: 1) Kegiatan Bina Diri, pembinaan pribadi baik jasmani maupun rohani 2) Kegiatan Bina Satuan, pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan satuan / kwartir dalam Gerakan Pramuka, serta Dharma Baktinya kepada Gerakan Pramuka 3) Kegiatan Bina Masyarakat, pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta Dharma Baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara. Untuk golongan penegak dan pandega mulai dirintis dan digali potensi kepemimpinan sebagai salah satu modal dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin dan kader pembangunan bangsa. Bentuk-bentuk pelatihan kepemimpinan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Pramuka Penegak dan Pandega. Proses pembinaan dan pengembangan potensi kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega sangat bergantung pada pola atau desain dalam melaksanakan suatu kegiatan. Tentunya pola yang dirangkai mengarah pada maksud, sasaran dan tujuan kegiatan, terlebih lagi kegiatan LPK (Latihan Pengembangan Kepemimpinan) yang memang dilaksanakan sebagai wahana menggali potensi kepemimpinan. Metode kegiatan yang digunakan dan mengarah pada tujuan yang diinginkan dapat menciptakan kader-kader pemimpin yang berkualitas sehingga dapat dijadikan bekal pengembangan di masa yang akan datang.



Pada akhirnya, potensi kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai salah satu sumber daya Pramuka dapat terus digali dan dikembangkan sehingga tujuan Gerakan Pramuka untuk menjadikan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai kader-kader pemimpin dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang dapat tercapai.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Paparan diatas memaparkan bagaimana peran sebuah Organisasi Gerakan Pramuka dalam partisipasi pengkaderan pemimpin muda berkualitas. Dan dalam pemaparannya, peran Pramuka sangatlah penting. Dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan langsung dengan praktek sederhana, menjadikan pembentukan jiwa kepemimpinan terasa lebih nyata. Dengan pola pembinaan Bina Diri, Bina Satuan dan Bina Masyarakat menjadikan pelatihan calon pemimpin lebih mengena pada sasaran. 3.2 Rekomendasi Diharapkan, setelah penafsiran yang muncul setelah membaca dan memahami karya tulis ini, masyarakat semakin sadar dan paham akan pentingnya peran Organisasi Gerakan Pramuka. Dan masyarakat pun ikut berperan dalam Gerakan Kepanduan di Nusantara ini. Sehingga ke depan, Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan dapat terwujud dan tercapai dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA http://pramukaria.blogspot.co.id/2015/10/kumpulan-materi-pramukapenggalang.html http://wayansumerta.blogspot.co.id/2012/01/makalah-pramuka.html