5 0 735 KB
BAB I LAPORAN PENDAHUL UAN
1
A. Pendahul uan Ada berbagai macam kelainan 2
kulit salah satunya adalah Psoriasis Vulgaris. Kelainan 3
kulit ini merupakan bagian dari penyakit kulit Dermatosis 4
Eritroskua mosa yaitu penyakit kulit yang terutama ditandai 5
dengan adanya eritema dan skuama yang meliputi 6
psoriasis, parapsoriasi s, pitiriasis rosea, dermatitis seboroik, 7
lupus eritematosu s, dan dermatofito sis. Kasus psoriasis ini 8
makin sering dijumpai, meskipun penyakit ini tidak 9
menyebabk an kematian, tetapi menyebabk an 10
gangguan kosmetik, terlebih mengingat perjalanan penyakit 11
yang menahun dan residif. Penyebabny a masih belum jelas, 12
biasanya lebih banyak mengenai usia dewasa muda, 13
frekuensi pria lebih banyak daripada wanita. Insiden 14
pada kulit orang putih lebih tinggi daripada penduduk
15
kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di 16
Amerika Serikat 12%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada 17
bangsa kulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, 18
begitu pula dengan bangsa Indian di Amerika. Lesi pada 19
Psoriasis adalah sangat khas, sering disebut dengan 20
plak karena terdapat peninggian pada kulit yang berwarna 21
merah dan berbatas tegas. Psoriasis dapat mengenai 22
kulit hampir pada seluruh bagian tubuh, umumnya 23
meliputi lutut, siku, kulit kepala, badan, dan kuku. Di 24
atas plak tersebut terdapat skuama yang berlapis25
lapis yang tersusun atas sel kulit yang mati. Kulit dengan 26
psoriasis biasanya sangat kering, sakit, dan juga gatal. 27
B. Definisi Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit 28
autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan 29
adanya bercakbercak eritema berbatas tegas 30
dengan skuama kasar, berlapislapis dan transparan, 31
disertai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz, 32
dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti 33
psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya 34
psoriasis pustulosa. Psoriasis ialah sejenis penyakit kulit yang 35
penderitany a mengalami proses pergantian kulit yang 36
terlalu cepat. Kemuncula n penyakit ini terkadang 37
untuk jangka waktu lama atau timbul/hila ng. 38
Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak menganca 39
m jiwa, tidak menular tetapi karena timbulnya 40
dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga 41
dapat menurunka n kualitas hidup serta menggang u kekuatan 42
mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik. 43
Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal 44
yang biasanya berlangsun g selama tiga sampai empat 45
minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis 46
berlangsun g secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan 47
bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan 48
menebal. Sampai saat ini penyakit Psoriasis belum 49
diketahui penyebabny a secara pasti, sehingga belum ada 50
pengobatan yang dapat menyembuh kan secara total
51
penyakit Psoriasis. C. Etiologi Etiologi atau 52
penyebab belum diketahui, yang jelas perubahan pada kulit 53
ini terjadi karena pergantian kulitnya terlalu cepat. Sel54
sel kulit memiliki siklus hidup. Tubuh kita memproduk 55
si sel baru di tingkat lapisan kulit terdalam. Sel-sel kulit 56
secara bertahap bergerak ke atas melalui lapisan kulit kita 57
sampai mereka mencapai tingkat terluar. Kemudian 58
lapisan kulit itu akan mati dan mengelupas . Seluruh 59
proses biasanya memakan waktu sekitar 21
60
sampai 28 hari. Pada psoriasis, proses ini dipercepat 61
dan hanya membutuhk an waktu dua sampai empat hari. Akibatnya, 62
sel-sel yang tidak sepenuhnya matang membangu n dengan 63
cepat di permukaan kulit, menyebabk an merah, bersisik, 64
patch berkerak ditutupi dengan sisik keperakan. 65
Patch ini dapat dengan mudah ditumpahka n. 66
Beberapa faktor penting yang disangka menjadi 67
penyebab timbulnya Psoriasis adalah : a.Genetik
68
Ada kecenderun gan timbulnya psoriasis vulgaris 69
dipengaruh i oleh faktor genetik. Dikatakan bahwa penurunny 70
a secara autosomal dominan dengan “incomplete penetrance”. 71
b. Imunologi k c. Stres psikik
72
Menimbulk an eksaserbasi. d. Infeksi fokal
73
Mempunya i hubungan erat dengan salah satu bentuk 74
psoriasis, yaitu psoriasis gutata. Umumnya infeksi 75
disebabkan oleh Kuman Streptococc us. e. Trauma 76
Psoriasis banyak dijumpai di tempat yang sering 77
digaruk dan tempat insisi operasi. Biasanya timbul 3-4 78
hari setelah trauma, tapi bisa tertunda sampai 3-4 minggu. 79
f. Ganggua n Metabolik, contohnya hipokalsem
80
ia dan dialisis. g. Obatobatan misalnya beta81
adrenergic blocking agents, litium, antimalari a, dan 82
penghentia n mendadak korikosteroi d sistemik.
83
h. Alkohol dan merokok.
84
D. Patogenesi s Psoriasis merupakan penyakit 85
kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah 86
penyakit ini sangat berfluktuasi . Pada psoriasis ditunjukan 87
adanya penebalan epidermis dan stratum korneum 88
dan pelebaran pembuluhpembuluh darah dermis 89
bagian atas. Jumlah selsel basal yang bermitosis jelas 90
meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu 91
bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis 92
yang menebal. Proliferasi dan migrasi selsel 93
epidermis yang cepat ini menyebabk an epidermis 94
menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang 95
berwarna seperti perak). Peningkata n kecepatan mitosis sel96
sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan 97
oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin 98
monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) 99
siklik. Prostagland in dan poliamin juga abnormal 100
pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut 101
dalam mempengar uhi plak psoriatik belum dapat
102
dimengerti secara jelas. Perubahan morfologik dan kerusakan 103
sel epidermis akan menimbulk an akumulasi 104
sel monosit dan limfosit pada puncak papil dermis 105
dan di dalam stratum basalis sehimgga menyebabk 106
an pembesaran dan pemanjanga n papil dermis. Sel 107
epidermoder mal bertambah luas, lipatan di lapisan 108
bawah stratum spinosum bertambah banyak. Proses ini 109
menyebabk an pertumbuha n kulit lebih cepat dan masa 110
pertukaran kulit menjadi lebih pendek daripada normal, 111
dari 28 hari menjadi 3-4 hari. Stratum granulosum tidak 112
terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi 113
parakeratosi s. E. Gambara n Klinis
114
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada 115
tempattempat predileksi. Lesi kulit yang pertama 116
kali timbul biasanya pada tempattempat yang 117
mudah terkena trauma antara lain : siku, lutut, 118
sakrum, kepala dan genitalia, berupa makula eritematus 119
dengan batas jelas, tertutup skuama tebal dan transparan 120
yang lepas pada bagian tetapi dan lekat di bagian tengah. 121
Kelainan kulit terdiri atas bercakbercak eritema yang 122
meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema 123
berbatas tegas dan merata. Skuama berlapislapis, kasar, 124
dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada 125
psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz 126
dan Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang 127
berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin 128
digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah 129
berbintikbintik yang disebabkan karena papilomatosi s. Trauma 130
pada kulit, misalnya garukan, dapat menyebabk an kelainan 131
yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner. 132
Pada fenomena tetesan lilin ialah skuama dikerok, 133
maka akan timbul garis-garis putih pada goresan seperti lilin 134
yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. 135
Fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik136
bintik yang disebabkan oleh papilomatosi s.
Sedangkan 137
fenomena Kobner adalah Fenomena ini tidak spesifik 138
karena bisa dijumpai pada beberapa penyakit kulit lain 139
(misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis). 140
Bentuk yang paling sering dijumpai adalah 141
bentuk makula yaitu berupa bercak yang dapat 142
bulat atau oval dengan diameter satu sampai beberapa sentimeter. 143
Bentuk ini akan statis dalam jangka waktu yang lama 144
yang apabila terjadi eksaserbasi dapat memberika 145
n perubahan bentuk klinik yang bermacammacam 146
antara lain : bentuk anular, gyrata folikularis,
147
gutara dan punktata. Selain itu psoriasis dapat menyerang 148
kuku dimana permukaan kuku menjadi keruh, 149
kekuningkuningan dan terdapat cekungancekungan / 150
pitting atau titik-titik / punctate, menebal dan terdapat 151
subungual hiper keratosis sehingga kuku terangkat 152
dari dasarnya. Dalam hal ini kuku tangan lebih sering 153
diserang daripada kuku kaki. Psoriasis dapat menyerang 154
mukosa dan sendisendi terutama sendi kecil.
155
F. Klasifikas i Klinis - Psoriasis vulgaris : Bentuk ini ialah yang 156
lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamaka 157
n pula tipe plak karena lesilesinya umumnya
158
berbentuk plak. - Psoriasis Gutata: Diameter kelainan 159
biasanya tidak melebihi 1cm, timbulnya mendadak 160
dan diseminata , umumnya setelah infeksi 161
streptococcu s di saluran nafas bagian atas sehabis 162
influenza atau morbili. Terutama pada anak dan dewasa 163
muda. Selain itu, dapat timbul setelah infeksi 164
yang lain baik bacterial maupun viral.
165
- Psoriasis Inverse : Psoriasis tersebut mempunya i tempat 166
predileksi pada daerah fleksor sesuai
167
dengan namanya. - Psoriasis Eksudativa : Bentuk tersebut 168
sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, 169
tetapi pada bentuk ini kelainann ya eksudatif seperti 170
dermatitis akut. - Psoriasis Seboroik : Gambaran klinis 171
psoriasis seboroik adalah gabungan antara psoriasis 172
dan dermatitits seboroik, skuama yang biasanya 173
kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. 174
Selain berlokasi pada daerah yang lazim juga 175
terdapat pada tempat seboroik. - Psoriasis Pustulosa : 176
terdapat 2 bentuk psoriasis pustulosa, yaitu bentuk 177
lokalisata dan bentuk generalisat a. Bentuk lokalisata contohnya 178
psoriasis pustulosa palmo plantar (barber). Sedangka 179
n bentuk generalisat a contohnya psoriasis pustulosa 180
generalisat a akut (von zumbusch). - Eritroder ma Psoriatik : 181
Disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu 182
kuat atau oleh penyakitn ya sendiri yang meluas. 183
Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak 184
tampak lagi karena eritema dan skuama yang tebal 185
dan universal. Ada kalanya lesi psoriasis 186
masih tampak samarsamar, yakni lebih eritematosa 187
dan kulitnya lebih meninggi.
188
G.Diagnosis Banding Pada diagnosis banding hendaknya 189
selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat tanda190
tanda khas, yakni skuma kasar, transparan serta 191
berlapislapis, fenomena tetesan lilin, dan fenomena 192
Auspits. Psoriasis vulgaris dapat dibedakan dengan 193
beberapa kelainan dibawah ini: Dermatit is Seboroik biasanya 194
menunjuk kan kulit yang berminyak tanpa skuama 195
yang berlapislapis. Lues Stadium II (Psorisisfor 196
m) skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertai 197
demam pada malam hari (Dolores Nocturnal). Lesi tidak 198
gatal, dapat ditemukan di telapak tangan dan telapak 199
kaki, terdapat pembesaran kelenjar getah bening 200
yang generalisat a dan tes serologi untuk sifilis 201
(TSS) positif. Ptiriasis Rosea biasanya berjalan 202
subakut, lesi berbentuk oval, tepi sedikit meninggi 203
dan ditutupi skuama halus. Predileksi biasanya 204
didaerah badan yang tertutup pakaian.
205
H.Pengobata n Dalam penatalaksa naan Psoriasis 206
perlu diperhatika n mengenai Luasnya lesi kulit, Lokalisasi 207
lesi kulit, Umur penderita, Ada tidaknya kontra 208
indikasi terhadap obat yang akan kita berikan.
209
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang 210
spesifik karena penyebabny a belum jelas dan banyak 211
faktor yang berpengaruh . Psoriasis sebaiknya diobati secara 212
topikal. Jika hasilnya tidak memuaska n, baru dipertimban 213
gkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan 214
sistemik lebih banyak. Pengobat an Topikal 215
(Biasanya digunakan salep/cream ) Preparat Tar 216
Preparat tar mempuny ai efek sebagai anti 217
radang serta dapat menghamb at prolifera si keratinosit 218
. Dibagi menjadi 3 yaitu: Fosil misalnya iktiol 219
Kayu misalnya olium candini dan olium ruski 220
Batubara misalnya liantral dan likuor karbonis detergens 221
Kortikost eroid Topikal (senyawa
222
fluor / fosfor) Mempun yai efek anti inflamasi 223
dan anti mitosis. Dipakai kortikoste roid potensi 224
sedang sampai kuat. Jika telah terjadi perbaikan 225
potensiny a dan frekuensi nya dikuragi.
226
Anthrali n Mempun yai efek anti inflamasi 227
dan mengham bat profilerasi keratinosi t. 228
Efek sampingn ya adalah bersifat iritasi dan mewarnai 229
kulit dan pakaian. Pengobat an Sistemik 230
Antihist amin Bersifat simptomat ik untuk menguran 231
gi rasa gatal. Kortikost eroid
232
Hanya dipakai bila sudah terjadi eritroderm a atau 233
psoriasis pustulosa generalisa ta. Dosis setara 234
dengan 40-60 mg Prednison perhari. Penghent ian obat 235
secara mendada k akan menyabab kan kekambuh 236
an dan dapat terjadi psoriasis pustulosa
237
generalisa ta. Untuk lesi yang terbatas 238
digunaka n asam folat tablet dengan dosis 3 x 1
239
tablet hari.
per
Untuk lesi yang luas digunaka 240
n methotrexa te dengan dosis sebagai berikut : 241
2 x 1 tablet selama 7 hari, kemudian istirahat 1 minggu 242
untuk observasi LFT, RFT dan darah rutin. Bila hasil 243
laboratoriu m tetap baik MTX dapat diberikan lagi 244
dengan dosis dan aturan yang sama sampai 245
terjadi perbaikan lagi dengan dosis dan aturan 246
yang sama sampai terjadi perbaikan klinis (lesi 247
tidak aktif lagi), yang kemudian dosis MTX dapat 248
diturunka n secara “tapering off” sampai tercapai 249
dosis “maintena nce’.
FOTOKEM
OTERAPI
(P 250
d an sinar ultraviolet [PUVA]) adalah bentuk SORALEN
251
pengobatan baru. Deng an terapi ini kombinasi dari agen 252
photosensiti zing (psoralen) dengan panjang gelombang 253
cahaya ultraviolet (UVA) menguran gi proliferasi 254
sel dengan menghamb at sintesis DNA. Asa m folat antagonis 255
METHOTREX
mengo ntrol psoriasis dengan reproduksi ATE
256
sel menghamb at. Retinoid (acitretin, etretinate, isotretinoin 257
) digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan 258
PUVA dan sering efektif terhadap bentuk pustular 259
penyakit. Metotreksat , retinoid, dan PUVA memiliki efek 260
samping yang serius dan karena itu biasanya hanya 261
diberikan kepada pasien dengan psoriasis parah yang 262
tidak dikontrol oleh bentukbentuk lain dari 263
perawatan. Siklosporin digunakan dalam kasus yang 264
parah. Topi kal, terapi sistemik, dan ultraviolet kadang265
kadang dikombina sikan, pasien bisa diputar dari satu 266
terapi ke yang lain secara berurutan untuk menguran 267
gi efek samping kumulatif dan mencegah resistensi 268
terhadap terapi. I. Prognosis Meskipun psoriasis 269
tidak menyebabk an kematian, tetapi bersifat 270
kronis dan residif. Belum ada cara yang efektif dan memberi 271
penyembuh an yang sempurna.
272
273
274
275
276
277
BAB II ASKEP TEORI dan WOC 278
1. Pengkajia n Keperawata n 279
Pengkajian 11 Pola Gordon: a.Pola Persepsi Kesehatan 280
Adanya riwayat infeksi sebelumya. Pengobat an 281
sebelumny a tidak berhasil. Riwayat mengonsu msi obat282
obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
283
Adakah konsultasi rutin ke Dokter. Hygiene personal 284
yang kurang. Lingkun gan yang kurang sehat, 285
tinggal berdesakdesakan. b. Pola Nutrisi Metabolik 286
Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu 287
makan, berapa kali sehari makan. Kebiasaa n 288
mengonsu msi makanan tertentu: berminyak , pedas. 289
Jenis makanan yang disukai.
290
Napsu makan menurun. Muntahmuntah.
291
Penurun an berat badan. Turgor kulit buruk, 292
kering, bersisik, pecahpecah, benjolan.
293
Perubaha n warna kulit, terdapat bercakbercak, 294
gatalgatal, rasa terbakar atau perih. c. Pola Eliminasi 295
Sering berkeringa t. Tanyaka n pola
296
berkemih dan bowel. d. Pola Aktivitas dan Latihan 297
Pemenuh an seharihari terganggu.
298
Kelemah an umum, malaise. Toleransi terhadap
299
aktivitas rendah. Mudah berkeringa t saat melakuka 300
n aktivitas ringan. Perubaha n pola napas saat melakuka 301
n aktivitas. e. Pola Tidur dan Istirahat
302
Kesulita n tidur pada malam hari
303
karena stres. Mimpi buruk.
304
f. Pola Persepsi Kognitif Perubaha n dalam konsentras 305
i dan daya ingat. Pengetah uan akan penyakitn ya. 306
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
307
Perasaan tidak percaya diri atau minder.
308
Perasaan terisolasi. h. Pola Hubungan dengan Sesama 309
Hidup sendiri atau berkeluarg a
310
Frekuens i interaksi berkurang Perubaha n kapasitas 311
fisik untuk melaksana kan peran i. Pola Reproduksi 312
Seksualita s Ganggu an pemenuha n 313
kebutuhan biologis dengan pasangan. Penggun aan obat 314
KB mempenga ruhi hormon. j. Pola Mekanisme 315
Koping dan Toleransi Terhadap Stress
316
Emosi tidak stabil Ansietas, takut akan 317
penyakitn ya Disorient asi, gelisah k. Pola Sistem 318
Kepercayaa n Perubaha n dalam diri klien dalam 319
melakuka n ibadah Agama yang dianut
320
2. Diagnosa dan Rencana Keperawata n
321
DP1 Kerusakan integritas kulit berhubunga n dengan 322
inflamasi antara dermalepidermal sekunder
323
akibat psoriasis Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat 324
teratasi dalam 3 x 24 jam. Kriteria Hasil :
325
1.Area terbebas dari infeksi lanjut. 2. Kulit bersih, 326
kering, dan lembab Intervensi : 1.Kaji keadaan kulit 327
R/ : Mengetahui dan mengidetifi kasi kerusakan 328
kulit untuk melakukan intervensi yang tepat.
329
2. Kaji keadaan umum dan observasi TTV.
330
R/ : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien. 331
3. Kaji perubahan warna kulit. R/ : Megetahui 332
keefektifan sirkulasi dan mengidenti fikasi terjadinya 333
komplikasi . 4. Pertahan kan agar daerah yang 334
terinfeksi tetap bersih dan kering. R/ : Membantu mempercepat 335
proses penyembuha n. 5. Kolabora si dengan dokter 336
dalam pemberian obatobatan. R/ : Untuk mempercepat 337
penyembuha n.
Ketakuta n 338
berhubunga n dengan perubahan penampilan Tujuan : Ketakutan 339
teratasi setelah 3 x 24 jam. Kriteria Hasil :
340
1.Klien menyataka n peningkata n kenyaman 341
an psikologis dan fisiologis. 2. Dapat menjelaska 342
n pola koping yang efektif dan tidak efektif. 343
3. Mengide ntifikasi respons kopingnya sendiri. Intervensi : 344
1.Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis. 345
R/ : Reaksi fisik kronis terhadap stresorstresor 346
menunjuk kan adanya penyakit kronis dan
347
ketahanan rendah. 2. Gunaka n sentuhan sebagai toleransi. 348
R/ : Kadangkadang dengan memegang secara 349
hangat akan menolongn ya mempertah
350
ankan kontrol. 3. Dukung jenis koping yang 351
disukai ketika mekanisme adaftif digunakan . 352
R/ : Marah merupakan respon yang adaptif yang
353
menyertai rasa takut. 4. Anjurka n untuk mengekspre sikan 354
perasaanny a. R/ : Dapat mengurangi stres pada pasien. 355
5. Anjurka n untuk mengguna kan mekanisme koping 356
yang normal. R/ : Ketepatan dalam mengguna 357
kan koping merupakan salah satu cara menguran
358
gi ketakutan. 6. Anjurka n klien untuk mencari 359
stresor dan menghadap i rasa takutnya. R/ : Kesadaran 360
akan faktor penyebabka n ketakutan akan 361
memperkua t kontrol dan mencegah perasaan takut yang 362
makin memuncak . Ansietas yang 363
berhubunga n dengan perubahan status kesehatan sekunder 364
akibat penyakit psoriasis Tujuan : Ansietas dapat 365
diminimalk an sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam 366
Kriteria Hasil : 1.Pasien tampak rileks
367
2. Pasien mendemon strasikan/ menunjuka n kemampua 368
n mengatasi masalah dan mengguna kan 369
sumbersumber secara efektif
370
3. Tandatanda vital normal 4. Pasien melaporkan ansietas 371
berkurang sampai tingkat dapat diatasi Intervensi : 372
1.Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab 373
bila mungkin R/ : Identifikasi masalah spesifik 374
akan meningkat kan kemampua n individu untuk 375
menghadap inya dengan lebih realistis
376
2. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV 377
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan
378
intervensi berikutnya 3. Berikan waktu pasien untuk 379
mengungk apkan masalahny a dan dorongan ekspresi 380
yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu 381
R/ : Agar pasien merasa diterima 4. Jelaskan semua 382
prosedur dan pengobatan R/ : Ketidaktah uan dan 383
kurangnya pemahama n dapat menyebabk an
384
timbulnya ansietas 5. Diskusik an perilaku koping alternatif 385
dan tehnik pemecahan masalah R/ : Mengurangi
386
kecemasan pasien Ganggu an konsep diri 387
berhubunga n dengan krisis kepercayaa n diri
388
Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam 389
Kriteria Hasil : 1.Dapat berinteraks i seperti biasa. 390
2. Rasa percaya diri timbul kembali. Intervensi :
391
1.Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup 392
diri, malu berhadapan dengan orang lain. R/ : Mengetahui 393
tingkat ketidakperc ayaan diri pasien dalam menentuka 394
n intervensi selanjutny a. 2. Bersikap realistis 395
dan positif selama pengobatan , pada penyuluha n pasien. 396
R/ : Meningkat kan kepercayaa n dan mengadak 397
an hubungan antara perawatpasien.
398
3. Beri harapan dalam parameter situasi individu. 399
R/ : Meningkatk an perilaku positif 4. Berikan penguatan 400
positif terhadap kemajuan. R/ : Katakata penguatan 401
dapat mendukun g terjadinya perilaku
402
koping positif. 5. Dorong interaksi keluarga.
403
R/ : Mempertah ankan garis komunikas i dan 404
memberika n dukungan terusmenerus
405
pada pasien. Kurang pengetahua n 406
berhubunga n dengan tidak mengenal sumber informasi. 407
Tujuan : Pengetahua n pasien bertambah Kriteria Hasil : 408
1.Pasien menunjuk kan pemahama n akan
409
penyakitn ya. 2. Pasien menunjuk kan perubahan 410
perilaku ke arah yang lebih baik.
Intervensi : 411
1.Kaji ulang pengobatan . R/ : Pengulang 412
an memungki nkan kesempata n untuk bertanya 413
dan meyakinka n pemahama n yang akurat. 414
2. Ajar tanda dan gejala serta kemungki nan yang dapat 415
menimbulk an inflamasi. R/ : Agar pasien memahami 416
dan mencegah faktor resiko inflamasi serta dapat 417
mengantisi pasi secara dini kelanjutan keadaan tersebut. 418
3. Diskusik an jadwal pengobatan . R/ : Agar pasien 419
dapat menentuka n waktu yang tepat untuk terapi 420
sehingga memahami fungsi terapi yang diikuti.
421
4. Diskusik an tentang peningkata n jadwal kunjungan ke Dokter. 422
R/ : Agar pasien lebih mengerti akan kondisinya.
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
BAB III
435
ASKEP KASUS dan WOC A. Identitas
436
Nama : SN Umur : 40 tahun
437
Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Ds Tulamben 438
Pekerjaan : Buruh Suku : Bali Bangsa : Indonesia 439
Agama : Hindu Pendidikan : SD Status Perkawina 440
n: Menikah Tanggal Pemeriksaa n: 6
441
Oktober 2009 B. Anamnesi s
442
Keluhan utama : Bercak keputihan dan bercak berwarna 443
merah kulit.
di
Perjalanan Penyakit :
444
Penderita mengeluh muncul bercakbercak berwarana 445
merah yang pertama kali di tungkai bawah, 446
kemudian bercak tersebut meluas ke seluruh badan. 447
Bercak itu muncul kira-kira 1 tahun yang lalu. Di atas 448
bercak tersebut berisikan sisik yang berwarna putih, 449
bercak tersebut dirasakan gatal dan tambah enak jika 450
digaruk. Sakit tidak ada, bercak dikatakan bertambah 451
banyak jika penderita makan telur ayam. Bercak 452
dikatakan sangat menggang u penderita.
453
Riwayat Pengobatan : Penderita awalnya mendapatk an 454
pengobatan terhadap penyakitn ya ini di puskesmas kemudian 455
rutin kontrol di poliknik kulit dan kelamin
456
RSU Singaraja. Riwayat Penyakit Terdahulu : 457
Sebelumny a penderita tidak pernah mengalami
458
keluhan yang sama.
459
Riwayat Penyakit dalam Keluarga : Tidak ada anggota 460
keluarga penderita yang mengalami penyakit
461
yang sama. Riwayat Sosial :
462
Penderita sudah menikah dan bekerja sebagai buruh. 463
Merokok dan minuminuman beralkohol tidak ada.
464
C. Pemeriksa an Fisik Status present:
465
Kesadaran umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis 466
Nadi : 88x/menit reguler Respirasi : 22x/menit
467
Temperatur o : 36,8 C Status general:
468
Kepala : Normochep ali Mata : Anemia -/-, Ikterus -/469
THT : Dalam batas normal Thoraks : Cor : S1 S2 470
normal, reguler, murmur (-) Pulmo: vesikuler +/+, 471
ronchi -/-, wheezing /Abdoment : Dalam batas 472
normal, hepar dan lien tidak teraba Ektremitas : Dalam 473
batas normal Status dermatologi Lokasi : Tungkai 474
atas kanan dan kiri Efflorensas i: Makula hipopig 475
mentasi batas tegas bentuk bulat
476
sampai lonjong dengan diamete r 0,51,5 cm, 477
terdapat skuama kasar putih diatasn ya. 478
Lokasi : Badan dan Punggu ng
479
Efflorensas i: Makula hipopig mentasi batas 480
tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan 481
diamete r 0,51,5 cm, dengan skuama kasar 482
putih diatasn ya. Efflorensas i : Plak eritema 483
bentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran 484
1x2 cm, yang terdapat skuama putih
485
diatasn ya. Lokasi : Tungka i bawah
486
kanan dan kiri Efflorensas i: Makula hipopig 487
mentasi batas tegas dengan bentuk geografi 488
ka dengan ukuran 15x8 cm, terdapat 489
skuama kasar putih diatasn ya dan terdapat 490
likhenif ikasi dipingg irnya
491
D. Diagnosis Kerja Psoriasis Vulgaris E. Penatalak sanaan 492
Pengobatan Medikamen tosa Topikal:
493
Asam Salisilat 3% Asam Benzoat 6% 494
Olium Cadini 9% Betameth ason cr gr 30 495
Vaselin Album ad 60 Sistemik :
496
Antihist amin 3x selama 7 hari KIE:
497
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga 498
tantang penyakitn ya, dari jenis penyakit, penyebab, 499
perjalanan penyakit sampai prognosis nya
500
Cara pengguna an obat, kontrol kembali jika obat 501
habis untuk mengeval uasi pengobata n. 502
F. Prognosis Dubius ad bonam PEMBAHA SAN 503
Dari anamnesis didapatkan bahwa penderita mengeluhka 504
n timbul bercakbercak kemerahan sejak setahun 505
yang lalu, bercak kemerahan itu agak meninggi dan 506
diatasnya bercakbercak kemerahan itu terdapat skuama 507
kasar yang berlapislapis berwarna putih, ini merupakan 508
tanda khas psoriasis vulgaris, penderita juga merasakan 509
gatal pada bercak tersebut yang menimbulka n lesi baru 510
yang sama dengan sebelumnya. Penderita belum pernah 511
mendapat pengobatan untuk penyakit ini dan dikeluargan 512
ya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama. Penderita 513
tidak memiliki riwayat penyakit alergi begitu juga pada 514
keluargany a. Lesi pada kulit yang bersifat kronik residif. 515
Dimana pencetusnya adalah stres psikologis, infeksi, tidak 516
didasari oleh suatu kelainan genetik oleh karena dikeluarga 517
pasien tidak mengeluh kelainan yang sama, sehingga lebih 518
dihubungka n adanya gangguan sistem imun.
519
Dari status dermatologi nya didapatkan letak lesi yang 520
menunjukk an tempat predileksi Psoriasis Vulgaris, yaitu, lutut, 521
siku, tungkai atas kanan dan kiri, serta tungkai 522
bawah kanan dan kiri. Dari efflorensasi didapatkan makula 523
hipopigment asi yang berbentuk bulat sampai lonjong dengan 524
skuama halus diatasnya yang menandaka n lesi 525
tersebut sudah mulai menyembuh serta terdapat beberapa 526
plak eritema dengan skuama kasar yang berwarna putih 527
diatasnya yang menandaka n lesi tersebut masih aktif. 528
Dari gambaran klinis diatas sangat menunjang diagnosis 529
kita kearah Psoriasis Vulgaris. Pengobatan medikament osa pada 530
pasien ini diberikan secara topikal dan sistemik. Pengobatan 531
topikal yang diberikan adalah preparat ter yaitu ter kayu (oleum 532
kadini 9%) yang ditambahka n salisilat 3%, benzoat 6%, 533
betamethaso n cream sebagai vehikulumn ya digunakan 534
vaselin, karena penetrasi obat ini paling baik dalam 535
bentuk salep. Khasiat kombinasi ini adalah sebagai anti 536
pruritus, keratoplasti k, akantoplasti k, vasokonstri 537
ksi dan anti radang. Selain itu kombinasi obat tersebut juga 538
ditujukan untuk memperbesar efek antimitosis, oleh karena 539
pada psoriasis pembentuka n epidermis (turn over time) lebih 540
cepat hanya 3-4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 541
hari. Pengobatan sistemik pada kasus ini adalah antihistami 542
n 3x1 selama 7 hari sebagai terapi siptomatik oleh karena 543
pasien mengeluh gatal. Apabila gatal berkurang, 544
infeksi sekunder dapat dicegah karena pasien tidak 545
menggaruk daerah yang gatal. Selain pengobatan KIE kepada 546
pasien sangat penting. Prognosis Psoriasis Vulgaris 547
pada pasien ini baik walaupun tidak terjadi penyembuha
548
n yang sempurna.
549
550
551
552
BAB IV
553
SKENARIO ROLL PLAY Di sebuah desa tepatnya 554
desa Tulamben Bali terdapat sebuah keluarga yang 555
dimana berprofesi sebagai buruh. Namun sang istri 556
mengalami penyakit kulit sejak setahun lalu. Meskipun 557
sudah diobati tetapi penyakitny a tidak mengalami kesembuhan 558
. Karena kurangnya informasi tentang penyakitny a dan juga 559
pendidikan yang hanya tamatan SD. Istri : Bapaak 560
tungkai ibu muncul bercak berwarna merah.
561
Bercak apa ini ? Bapak : Ooo. . mungkin ibu hanya
562
terkena alergi saja. Istri : iya bisa saja .
563
Keesokan harinya . . Istri : Pak bapak bercak yang awalnya 564
hanya di tungkai sekarang menjalar ke seluruh badan 565
566
567
568
569
570
571
BAB V PENUTUP A. KESIMPU LAN 572
Psoriasis Vulgaris adalah penyakit yang penyebabny 573
a autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan 574
adanya eritema bercakbercak berbatas tegas 575
dengan skuama kasar, berlapislapis, dan transparan 576
disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, Kobner. 577
Faktor pencetusny a antara lain faktor genetik, imunologik, 578
stress psikik, infeksi fokal, trauma, gangguan 579
metabolik, obat-obatan, alkohol dan merokok. Penyakit ini tidak 580
dapat menyebabk an kematian dan juga tidak 581
menular tetapi penyakit ini tidak dapat disembuhka 582
n dengan sempurna. B. SARAN Dalam pengobatan 583
Psoriasis Vulgaris, selain pengobatan secara farmakologi 584
s, juga penting adanya KIE terhadap penderita mengenai 585
penyakitny a sehingga penderita dapat selalu menjaga kesehatan 586
fisiknya, agar tidak terlalu capek dan cukup istirahatsert 587
a menghinda ri faktorfaktor pencetus yang dapat 588
menimbulk an penyakit tersebut.
589