Makalah Psoriasis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I LAPORAN PENDAHUL UAN



1



A. Pendahul uan Ada berbagai macam kelainan 2



kulit salah satunya adalah Psoriasis Vulgaris. Kelainan 3



kulit ini merupakan bagian dari penyakit kulit Dermatosis 4



Eritroskua mosa yaitu penyakit kulit yang terutama ditandai 5



dengan adanya eritema dan skuama yang meliputi 6



psoriasis, parapsoriasi s, pitiriasis rosea, dermatitis seboroik, 7



lupus eritematosu s, dan dermatofito sis. Kasus psoriasis ini 8



makin sering dijumpai, meskipun penyakit ini tidak 9



menyebabk an kematian, tetapi menyebabk an 10



gangguan kosmetik, terlebih mengingat perjalanan penyakit 11



yang menahun dan residif. Penyebabny a masih belum jelas, 12



biasanya lebih banyak mengenai usia dewasa muda, 13



frekuensi pria lebih banyak daripada wanita. Insiden 14



pada kulit orang putih lebih tinggi daripada penduduk



15



kulit berwarna. Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di 16



Amerika Serikat 12%, sedangkan di Jepang 0,6%. Pada 17



bangsa kulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan, 18



begitu pula dengan bangsa Indian di Amerika. Lesi pada 19



Psoriasis adalah sangat khas, sering disebut dengan 20



plak karena terdapat peninggian pada kulit yang berwarna 21



merah dan berbatas tegas. Psoriasis dapat mengenai 22



kulit hampir pada seluruh bagian tubuh, umumnya 23



meliputi lutut, siku, kulit kepala, badan, dan kuku. Di 24



atas plak tersebut terdapat skuama yang berlapis25



lapis yang tersusun atas sel kulit yang mati. Kulit dengan 26



psoriasis biasanya sangat kering, sakit, dan juga gatal. 27



B. Definisi Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit 28



autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan 29



adanya bercakbercak eritema berbatas tegas 30



dengan skuama kasar, berlapislapis dan transparan, 31



disertai dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz, 32



dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti 33



psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya 34



psoriasis pustulosa. Psoriasis ialah sejenis penyakit kulit yang 35



penderitany a mengalami proses pergantian kulit yang 36



terlalu cepat. Kemuncula n penyakit ini terkadang 37



untuk jangka waktu lama atau timbul/hila ng. 38



Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak menganca 39



m jiwa, tidak menular tetapi karena timbulnya 40



dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga 41



dapat menurunka n kualitas hidup serta menggang u kekuatan 42



mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik. 43



Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal 44



yang biasanya berlangsun g selama tiga sampai empat 45



minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis 46



berlangsun g secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan 47



bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan 48



menebal. Sampai saat ini penyakit Psoriasis belum 49



diketahui penyebabny a secara pasti, sehingga belum ada 50



pengobatan yang dapat menyembuh kan secara total



51



penyakit Psoriasis. C. Etiologi Etiologi atau 52



penyebab belum diketahui, yang jelas perubahan pada kulit 53



ini terjadi karena pergantian kulitnya terlalu cepat. Sel54



sel kulit memiliki siklus hidup. Tubuh kita memproduk 55



si sel baru di tingkat lapisan kulit terdalam. Sel-sel kulit 56



secara bertahap bergerak ke atas melalui lapisan kulit kita 57



sampai mereka mencapai tingkat terluar. Kemudian 58



lapisan kulit itu akan mati dan mengelupas . Seluruh 59



proses biasanya memakan waktu sekitar 21



60



sampai 28 hari. Pada psoriasis, proses ini dipercepat 61



dan hanya membutuhk an waktu dua sampai empat hari. Akibatnya, 62



sel-sel yang tidak sepenuhnya matang membangu n dengan 63



cepat di permukaan kulit, menyebabk an merah, bersisik, 64



patch berkerak ditutupi dengan sisik keperakan. 65



Patch ini dapat dengan mudah ditumpahka n. 66



Beberapa faktor penting yang disangka menjadi 67



penyebab timbulnya Psoriasis adalah : a.Genetik



68



Ada kecenderun gan timbulnya psoriasis vulgaris 69



dipengaruh i oleh faktor genetik. Dikatakan bahwa penurunny 70



a secara autosomal dominan dengan “incomplete penetrance”. 71



b. Imunologi k c. Stres psikik



72



Menimbulk an eksaserbasi. d. Infeksi fokal



73



Mempunya i hubungan erat dengan salah satu bentuk 74



psoriasis, yaitu psoriasis gutata. Umumnya infeksi 75



disebabkan oleh Kuman Streptococc us. e. Trauma 76



Psoriasis banyak dijumpai di tempat yang sering 77



digaruk dan tempat insisi operasi. Biasanya timbul 3-4 78



hari setelah trauma, tapi bisa tertunda sampai 3-4 minggu. 79



f. Ganggua n Metabolik, contohnya hipokalsem



80



ia dan dialisis. g. Obatobatan misalnya beta81



adrenergic blocking agents, litium, antimalari a, dan 82



penghentia n mendadak korikosteroi d sistemik.



83



h. Alkohol dan merokok.



84



D. Patogenesi s Psoriasis merupakan penyakit 85



kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah 86



penyakit ini sangat berfluktuasi . Pada psoriasis ditunjukan 87



adanya penebalan epidermis dan stratum korneum 88



dan pelebaran pembuluhpembuluh darah dermis 89



bagian atas. Jumlah selsel basal yang bermitosis jelas 90



meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu 91



bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis 92



yang menebal. Proliferasi dan migrasi selsel 93



epidermis yang cepat ini menyebabk an epidermis 94



menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang 95



berwarna seperti perak). Peningkata n kecepatan mitosis sel96



sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan 97



oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin 98



monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) 99



siklik. Prostagland in dan poliamin juga abnormal 100



pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut 101



dalam mempengar uhi plak psoriatik belum dapat



102



dimengerti secara jelas. Perubahan morfologik dan kerusakan 103



sel epidermis akan menimbulk an akumulasi 104



sel monosit dan limfosit pada puncak papil dermis 105



dan di dalam stratum basalis sehimgga menyebabk 106



an pembesaran dan pemanjanga n papil dermis. Sel 107



epidermoder mal bertambah luas, lipatan di lapisan 108



bawah stratum spinosum bertambah banyak. Proses ini 109



menyebabk an pertumbuha n kulit lebih cepat dan masa 110



pertukaran kulit menjadi lebih pendek daripada normal, 111



dari 28 hari menjadi 3-4 hari. Stratum granulosum tidak 112



terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi 113



parakeratosi s. E. Gambara n Klinis



114



Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada 115



tempattempat predileksi. Lesi kulit yang pertama 116



kali timbul biasanya pada tempattempat yang 117



mudah terkena trauma antara lain : siku, lutut, 118



sakrum, kepala dan genitalia, berupa makula eritematus 119



dengan batas jelas, tertutup skuama tebal dan transparan 120



yang lepas pada bagian tetapi dan lekat di bagian tengah. 121



Kelainan kulit terdiri atas bercakbercak eritema yang 122



meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema 123



berbatas tegas dan merata. Skuama berlapislapis, kasar, 124



dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada 125



psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz 126



dan Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang 127



berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin 128



digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah 129



berbintikbintik yang disebabkan karena papilomatosi s. Trauma 130



pada kulit, misalnya garukan, dapat menyebabk an kelainan 131



yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner. 132



Pada fenomena tetesan lilin ialah skuama dikerok, 133



maka akan timbul garis-garis putih pada goresan seperti lilin 134



yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. 135



Fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik136



bintik yang disebabkan oleh papilomatosi s.



Sedangkan 137



fenomena Kobner adalah Fenomena ini tidak spesifik 138



karena bisa dijumpai pada beberapa penyakit kulit lain 139



(misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis). 140



Bentuk yang paling sering dijumpai adalah 141



bentuk makula yaitu berupa bercak yang dapat 142



bulat atau oval dengan diameter satu sampai beberapa sentimeter. 143



Bentuk ini akan statis dalam jangka waktu yang lama 144



yang apabila terjadi eksaserbasi dapat memberika 145



n perubahan bentuk klinik yang bermacammacam 146



antara lain : bentuk anular, gyrata folikularis,



147



gutara dan punktata. Selain itu psoriasis dapat menyerang 148



kuku dimana permukaan kuku menjadi keruh, 149



kekuningkuningan dan terdapat cekungancekungan / 150



pitting atau titik-titik / punctate, menebal dan terdapat 151



subungual hiper keratosis sehingga kuku terangkat 152



dari dasarnya. Dalam hal ini kuku tangan lebih sering 153



diserang daripada kuku kaki. Psoriasis dapat menyerang 154



mukosa dan sendisendi terutama sendi kecil.



155



F. Klasifikas i Klinis - Psoriasis vulgaris : Bentuk ini ialah yang 156



lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamaka 157



n pula tipe plak karena lesilesinya umumnya



158



berbentuk plak. - Psoriasis Gutata: Diameter kelainan 159



biasanya tidak melebihi 1cm, timbulnya mendadak 160



dan diseminata , umumnya setelah infeksi 161



streptococcu s di saluran nafas bagian atas sehabis 162



influenza atau morbili. Terutama pada anak dan dewasa 163



muda. Selain itu, dapat timbul setelah infeksi 164



yang lain baik bacterial maupun viral.



165



- Psoriasis Inverse : Psoriasis tersebut mempunya i tempat 166



predileksi pada daerah fleksor sesuai



167



dengan namanya. - Psoriasis Eksudativa : Bentuk tersebut 168



sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, 169



tetapi pada bentuk ini kelainann ya eksudatif seperti 170



dermatitis akut. - Psoriasis Seboroik : Gambaran klinis 171



psoriasis seboroik adalah gabungan antara psoriasis 172



dan dermatitits seboroik, skuama yang biasanya 173



kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. 174



Selain berlokasi pada daerah yang lazim juga 175



terdapat pada tempat seboroik. - Psoriasis Pustulosa : 176



terdapat 2 bentuk psoriasis pustulosa, yaitu bentuk 177



lokalisata dan bentuk generalisat a. Bentuk lokalisata contohnya 178



psoriasis pustulosa palmo plantar (barber). Sedangka 179



n bentuk generalisat a contohnya psoriasis pustulosa 180



generalisat a akut (von zumbusch). - Eritroder ma Psoriatik : 181



Disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu 182



kuat atau oleh penyakitn ya sendiri yang meluas. 183



Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak 184



tampak lagi karena eritema dan skuama yang tebal 185



dan universal. Ada kalanya lesi psoriasis 186



masih tampak samarsamar, yakni lebih eritematosa 187



dan kulitnya lebih meninggi.



188



G.Diagnosis Banding Pada diagnosis banding hendaknya 189



selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat tanda190



tanda khas, yakni skuma kasar, transparan serta 191



berlapislapis, fenomena tetesan lilin, dan fenomena 192



Auspits. Psoriasis vulgaris dapat dibedakan dengan 193



beberapa kelainan dibawah ini:  Dermatit is Seboroik biasanya 194



menunjuk kan kulit yang berminyak tanpa skuama 195



yang berlapislapis.  Lues Stadium II (Psorisisfor 196



m) skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertai 197



demam pada malam hari (Dolores Nocturnal). Lesi tidak 198



gatal, dapat ditemukan di telapak tangan dan telapak 199



kaki, terdapat pembesaran kelenjar getah bening 200



yang generalisat a dan tes serologi untuk sifilis 201



(TSS) positif.  Ptiriasis Rosea biasanya berjalan 202



subakut, lesi berbentuk oval, tepi sedikit meninggi 203



dan ditutupi skuama halus. Predileksi biasanya 204



didaerah badan yang tertutup pakaian.



205



H.Pengobata n Dalam penatalaksa naan Psoriasis 206



perlu diperhatika n mengenai Luasnya lesi kulit, Lokalisasi 207



lesi kulit, Umur penderita, Ada tidaknya kontra 208



indikasi terhadap obat yang akan kita berikan.



209



Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang 210



spesifik karena penyebabny a belum jelas dan banyak 211



faktor yang berpengaruh . Psoriasis sebaiknya diobati secara 212



topikal. Jika hasilnya tidak memuaska n, baru dipertimban 213



gkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan 214



sistemik lebih banyak.  Pengobat an Topikal 215



(Biasanya digunakan salep/cream )  Preparat Tar 216



Preparat tar mempuny ai efek sebagai anti 217



radang serta dapat menghamb at prolifera si keratinosit 218



. Dibagi menjadi 3 yaitu:  Fosil misalnya iktiol 219



 Kayu misalnya olium candini dan olium ruski 220



 Batubara misalnya liantral dan likuor karbonis detergens 221



 Kortikost eroid Topikal (senyawa



222



fluor / fosfor)  Mempun yai efek anti inflamasi 223



dan anti mitosis.  Dipakai kortikoste roid potensi 224



sedang sampai kuat.  Jika telah terjadi perbaikan 225



potensiny a dan frekuensi nya dikuragi.



226



 Anthrali n  Mempun yai efek anti inflamasi 227



dan mengham bat profilerasi keratinosi t. 228



 Efek sampingn ya adalah bersifat iritasi dan mewarnai 229



kulit dan pakaian.  Pengobat an Sistemik 230



 Antihist amin  Bersifat simptomat ik untuk menguran 231



gi rasa gatal.  Kortikost eroid



232



 Hanya dipakai bila sudah terjadi eritroderm a atau 233



psoriasis pustulosa generalisa ta.  Dosis setara 234



dengan 40-60 mg Prednison perhari.  Penghent ian obat 235



secara mendada k akan menyabab kan kekambuh 236



an dan dapat terjadi psoriasis pustulosa



237



generalisa ta.  Untuk lesi yang terbatas 238



digunaka n asam folat tablet dengan dosis 3 x 1



239



tablet hari.



per



 Untuk lesi yang luas digunaka 240



n methotrexa te dengan dosis sebagai berikut : 241



2 x 1 tablet selama 7 hari, kemudian istirahat 1 minggu 242



untuk observasi LFT, RFT dan darah rutin. Bila hasil 243



laboratoriu m tetap baik MTX dapat diberikan lagi 244



dengan dosis dan aturan yang sama sampai 245



terjadi perbaikan lagi dengan dosis dan aturan 246



yang sama sampai terjadi perbaikan klinis (lesi 247



tidak aktif lagi), yang kemudian dosis MTX dapat 248



diturunka n secara “tapering off” sampai tercapai 249



dosis “maintena nce’. 



FOTOKEM



OTERAPI



(P 250



d an sinar ultraviolet [PUVA]) adalah bentuk SORALEN



251



pengobatan baru. Deng an terapi ini kombinasi dari agen 252



photosensiti zing (psoralen) dengan panjang gelombang 253



cahaya ultraviolet (UVA) menguran gi proliferasi 254



sel dengan menghamb at sintesis DNA. Asa m folat antagonis 255



METHOTREX



mengo ntrol psoriasis dengan reproduksi ATE



256



sel menghamb at. Retinoid (acitretin, etretinate, isotretinoin 257



) digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan 258



PUVA dan sering efektif terhadap bentuk pustular 259



penyakit. Metotreksat , retinoid, dan PUVA memiliki efek 260



samping yang serius dan karena itu biasanya hanya 261



diberikan kepada pasien dengan psoriasis parah yang 262



tidak dikontrol oleh bentukbentuk lain dari 263



perawatan. Siklosporin digunakan dalam kasus yang 264



parah. Topi kal, terapi sistemik, dan ultraviolet kadang265



kadang dikombina sikan, pasien bisa diputar dari satu 266



terapi ke yang lain secara berurutan untuk menguran 267



gi efek samping kumulatif dan mencegah resistensi 268



terhadap terapi. I. Prognosis Meskipun psoriasis 269



tidak menyebabk an kematian, tetapi bersifat 270



kronis dan residif. Belum ada cara yang efektif dan memberi 271



penyembuh an yang sempurna.



272



273



274



275



276



277



BAB II ASKEP TEORI dan WOC 278



1. Pengkajia n Keperawata n 279



Pengkajian 11 Pola Gordon: a.Pola Persepsi Kesehatan 280



 Adanya riwayat infeksi sebelumya.  Pengobat an 281



sebelumny a tidak berhasil.  Riwayat mengonsu msi obat282



obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.



283



 Adakah konsultasi rutin ke Dokter.  Hygiene personal 284



yang kurang.  Lingkun gan yang kurang sehat, 285



tinggal berdesakdesakan. b. Pola Nutrisi Metabolik 286



 Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu 287



makan, berapa kali sehari makan.  Kebiasaa n 288



mengonsu msi makanan tertentu: berminyak , pedas. 289



 Jenis makanan yang disukai.



290



 Napsu makan menurun.  Muntahmuntah.



291



 Penurun an berat badan.  Turgor kulit buruk, 292



kering, bersisik, pecahpecah, benjolan.



293



 Perubaha n warna kulit, terdapat bercakbercak, 294



gatalgatal, rasa terbakar atau perih. c. Pola Eliminasi 295



 Sering berkeringa t.  Tanyaka n pola



296



berkemih dan bowel. d. Pola Aktivitas dan Latihan 297



 Pemenuh an seharihari terganggu.



298



 Kelemah an umum, malaise.  Toleransi terhadap



299



aktivitas rendah.  Mudah berkeringa t saat melakuka 300



n aktivitas ringan.  Perubaha n pola napas saat melakuka 301



n aktivitas. e. Pola Tidur dan Istirahat



302



 Kesulita n tidur pada malam hari



303



karena stres.  Mimpi buruk.



304



f. Pola Persepsi Kognitif  Perubaha n dalam konsentras 305



i dan daya ingat.  Pengetah uan akan penyakitn ya. 306



g. Pola Persepsi dan Konsep Diri



307



 Perasaan tidak percaya diri atau minder.



308



 Perasaan terisolasi. h. Pola Hubungan dengan Sesama 309



 Hidup sendiri atau berkeluarg a



310



 Frekuens i interaksi berkurang  Perubaha n kapasitas 311



fisik untuk melaksana kan peran i. Pola Reproduksi 312



Seksualita s  Ganggu an pemenuha n 313



kebutuhan biologis dengan pasangan.  Penggun aan obat 314



KB mempenga ruhi hormon. j. Pola Mekanisme 315



Koping dan Toleransi Terhadap Stress



316



 Emosi tidak stabil  Ansietas, takut akan 317



penyakitn ya  Disorient asi, gelisah k. Pola Sistem 318



Kepercayaa n  Perubaha n dalam diri klien dalam 319



melakuka n ibadah  Agama yang dianut



320



2. Diagnosa dan Rencana Keperawata n



321



 DP1 Kerusakan integritas kulit berhubunga n dengan 322



inflamasi antara dermalepidermal sekunder



323



akibat psoriasis Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat 324



teratasi dalam 3 x 24 jam. Kriteria Hasil :



325



1.Area terbebas dari infeksi lanjut. 2. Kulit bersih, 326



kering, dan lembab Intervensi : 1.Kaji keadaan kulit 327



R/ : Mengetahui dan mengidetifi kasi kerusakan 328



kulit untuk melakukan intervensi yang tepat.



329



2. Kaji keadaan umum dan observasi TTV.



330



R/ : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien. 331



3. Kaji perubahan warna kulit. R/ : Megetahui 332



keefektifan sirkulasi dan mengidenti fikasi terjadinya 333



komplikasi . 4. Pertahan kan agar daerah yang 334



terinfeksi tetap bersih dan kering. R/ : Membantu mempercepat 335



proses penyembuha n. 5. Kolabora si dengan dokter 336



dalam pemberian obatobatan. R/ : Untuk mempercepat 337



penyembuha n.



 Ketakuta n 338



berhubunga n dengan perubahan penampilan Tujuan : Ketakutan 339



teratasi setelah 3 x 24 jam. Kriteria Hasil :



340



1.Klien menyataka n peningkata n kenyaman 341



an psikologis dan fisiologis. 2. Dapat menjelaska 342



n pola koping yang efektif dan tidak efektif. 343



3. Mengide ntifikasi respons kopingnya sendiri. Intervensi : 344



1.Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis. 345



R/ : Reaksi fisik kronis terhadap stresorstresor 346



menunjuk kan adanya penyakit kronis dan



347



ketahanan rendah. 2. Gunaka n sentuhan sebagai toleransi. 348



R/ : Kadangkadang dengan memegang secara 349



hangat akan menolongn ya mempertah



350



ankan kontrol. 3. Dukung jenis koping yang 351



disukai ketika mekanisme adaftif digunakan . 352



R/ : Marah merupakan respon yang adaptif yang



353



menyertai rasa takut. 4. Anjurka n untuk mengekspre sikan 354



perasaanny a. R/ : Dapat mengurangi stres pada pasien. 355



5. Anjurka n untuk mengguna kan mekanisme koping 356



yang normal. R/ : Ketepatan dalam mengguna 357



kan koping merupakan salah satu cara menguran



358



gi ketakutan. 6. Anjurka n klien untuk mencari 359



stresor dan menghadap i rasa takutnya. R/ : Kesadaran 360



akan faktor penyebabka n ketakutan akan 361



memperkua t kontrol dan mencegah perasaan takut yang 362



makin memuncak .  Ansietas yang 363



berhubunga n dengan perubahan status kesehatan sekunder 364



akibat penyakit psoriasis Tujuan : Ansietas dapat 365



diminimalk an sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam 366



Kriteria Hasil : 1.Pasien tampak rileks



367



2. Pasien mendemon strasikan/ menunjuka n kemampua 368



n mengatasi masalah dan mengguna kan 369



sumbersumber secara efektif



370



3. Tandatanda vital normal 4. Pasien melaporkan ansietas 371



berkurang sampai tingkat dapat diatasi Intervensi : 372



1.Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab 373



bila mungkin R/ : Identifikasi masalah spesifik 374



akan meningkat kan kemampua n individu untuk 375



menghadap inya dengan lebih realistis



376



2. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV 377



R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan



378



intervensi berikutnya 3. Berikan waktu pasien untuk 379



mengungk apkan masalahny a dan dorongan ekspresi 380



yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu 381



R/ : Agar pasien merasa diterima 4. Jelaskan semua 382



prosedur dan pengobatan R/ : Ketidaktah uan dan 383



kurangnya pemahama n dapat menyebabk an



384



timbulnya ansietas 5. Diskusik an perilaku koping alternatif 385



dan tehnik pemecahan masalah R/ : Mengurangi



386



kecemasan pasien  Ganggu an konsep diri 387



berhubunga n dengan krisis kepercayaa n diri



388



Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam 389



Kriteria Hasil : 1.Dapat berinteraks i seperti biasa. 390



2. Rasa percaya diri timbul kembali. Intervensi :



391



1.Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup 392



diri, malu berhadapan dengan orang lain. R/ : Mengetahui 393



tingkat ketidakperc ayaan diri pasien dalam menentuka 394



n intervensi selanjutny a. 2. Bersikap realistis 395



dan positif selama pengobatan , pada penyuluha n pasien. 396



R/ : Meningkat kan kepercayaa n dan mengadak 397



an hubungan antara perawatpasien.



398



3. Beri harapan dalam parameter situasi individu. 399



R/ : Meningkatk an perilaku positif 4. Berikan penguatan 400



positif terhadap kemajuan. R/ : Katakata penguatan 401



dapat mendukun g terjadinya perilaku



402



koping positif. 5. Dorong interaksi keluarga.



403



R/ : Mempertah ankan garis komunikas i dan 404



memberika n dukungan terusmenerus



405



pada pasien.  Kurang pengetahua n 406



berhubunga n dengan tidak mengenal sumber informasi. 407



Tujuan : Pengetahua n pasien bertambah Kriteria Hasil : 408



1.Pasien menunjuk kan pemahama n akan



409



penyakitn ya. 2. Pasien menunjuk kan perubahan 410



perilaku ke arah yang lebih baik.



Intervensi : 411



1.Kaji ulang pengobatan . R/ : Pengulang 412



an memungki nkan kesempata n untuk bertanya 413



dan meyakinka n pemahama n yang akurat. 414



2. Ajar tanda dan gejala serta kemungki nan yang dapat 415



menimbulk an inflamasi. R/ : Agar pasien memahami 416



dan mencegah faktor resiko inflamasi serta dapat 417



mengantisi pasi secara dini kelanjutan keadaan tersebut. 418



3. Diskusik an jadwal pengobatan . R/ : Agar pasien 419



dapat menentuka n waktu yang tepat untuk terapi 420



sehingga memahami fungsi terapi yang diikuti.



421



4. Diskusik an tentang peningkata n jadwal kunjungan ke Dokter. 422



R/ : Agar pasien lebih mengerti akan kondisinya.



423



424



425



426



427



428



429



430



431



432



433



434



BAB III



435



ASKEP KASUS dan WOC A. Identitas



436



Nama : SN Umur : 40 tahun



437



Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Ds Tulamben 438



Pekerjaan : Buruh Suku : Bali Bangsa : Indonesia 439



Agama : Hindu Pendidikan : SD Status Perkawina 440



n: Menikah Tanggal Pemeriksaa n: 6



441



Oktober 2009 B. Anamnesi s



442



Keluhan utama : Bercak keputihan dan bercak berwarna 443



merah kulit.



di



Perjalanan Penyakit :



444



Penderita mengeluh muncul bercakbercak berwarana 445



merah yang pertama kali di tungkai bawah, 446



kemudian bercak tersebut meluas ke seluruh badan. 447



Bercak itu muncul kira-kira 1 tahun yang lalu. Di atas 448



bercak tersebut berisikan sisik yang berwarna putih, 449



bercak tersebut dirasakan gatal dan tambah enak jika 450



digaruk. Sakit tidak ada, bercak dikatakan bertambah 451



banyak jika penderita makan telur ayam. Bercak 452



dikatakan sangat menggang u penderita.



453



Riwayat Pengobatan : Penderita awalnya mendapatk an 454



pengobatan terhadap penyakitn ya ini di puskesmas kemudian 455



rutin kontrol di poliknik kulit dan kelamin



456



RSU Singaraja. Riwayat Penyakit Terdahulu : 457



Sebelumny a penderita tidak pernah mengalami



458



keluhan yang sama.



459



Riwayat Penyakit dalam Keluarga : Tidak ada anggota 460



keluarga penderita yang mengalami penyakit



461



yang sama. Riwayat Sosial :



462



Penderita sudah menikah dan bekerja sebagai buruh. 463



Merokok dan minuminuman beralkohol tidak ada.



464



C. Pemeriksa an Fisik Status present:



465



Kesadaran umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis 466



Nadi : 88x/menit reguler Respirasi : 22x/menit



467



Temperatur o : 36,8 C Status general:



468



Kepala : Normochep ali Mata : Anemia -/-, Ikterus -/469



THT : Dalam batas normal Thoraks : Cor : S1 S2 470



normal, reguler, murmur (-) Pulmo: vesikuler +/+, 471



ronchi -/-, wheezing /Abdoment : Dalam batas 472



normal, hepar dan lien tidak teraba Ektremitas : Dalam 473



batas normal Status dermatologi Lokasi : Tungkai 474



atas kanan dan kiri Efflorensas i: Makula hipopig 475



mentasi batas tegas bentuk bulat



476



sampai lonjong dengan diamete r 0,51,5 cm, 477



terdapat skuama kasar putih diatasn ya. 478



Lokasi : Badan dan Punggu ng



479



Efflorensas i: Makula hipopig mentasi batas 480



tegas bentuk bulat sampai lonjong dengan 481



diamete r 0,51,5 cm, dengan skuama kasar 482



putih diatasn ya. Efflorensas i : Plak eritema 483



bentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran 484



1x2 cm, yang terdapat skuama putih



485



diatasn ya. Lokasi : Tungka i bawah



486



kanan dan kiri Efflorensas i: Makula hipopig 487



mentasi batas tegas dengan bentuk geografi 488



ka dengan ukuran 15x8 cm, terdapat 489



skuama kasar putih diatasn ya dan terdapat 490



likhenif ikasi dipingg irnya



491



D. Diagnosis Kerja Psoriasis Vulgaris E. Penatalak sanaan 492



Pengobatan Medikamen tosa  Topikal:



493



Asam Salisilat 3% Asam Benzoat 6% 494



Olium Cadini 9% Betameth ason cr gr 30 495



Vaselin Album ad 60  Sistemik :



496



Antihist amin 3x selama 7 hari KIE:



497



 Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga 498



tantang penyakitn ya, dari jenis penyakit, penyebab, 499



perjalanan penyakit sampai prognosis nya



500



 Cara pengguna an obat, kontrol kembali jika obat 501



habis untuk mengeval uasi pengobata n. 502



F. Prognosis Dubius ad bonam PEMBAHA SAN 503



Dari anamnesis didapatkan bahwa penderita mengeluhka 504



n timbul bercakbercak kemerahan sejak setahun 505



yang lalu, bercak kemerahan itu agak meninggi dan 506



diatasnya bercakbercak kemerahan itu terdapat skuama 507



kasar yang berlapislapis berwarna putih, ini merupakan 508



tanda khas psoriasis vulgaris, penderita juga merasakan 509



gatal pada bercak tersebut yang menimbulka n lesi baru 510



yang sama dengan sebelumnya. Penderita belum pernah 511



mendapat pengobatan untuk penyakit ini dan dikeluargan 512



ya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama. Penderita 513



tidak memiliki riwayat penyakit alergi begitu juga pada 514



keluargany a. Lesi pada kulit yang bersifat kronik residif. 515



Dimana pencetusnya adalah stres psikologis, infeksi, tidak 516



didasari oleh suatu kelainan genetik oleh karena dikeluarga 517



pasien tidak mengeluh kelainan yang sama, sehingga lebih 518



dihubungka n adanya gangguan sistem imun.



519



Dari status dermatologi nya didapatkan letak lesi yang 520



menunjukk an tempat predileksi Psoriasis Vulgaris, yaitu, lutut, 521



siku, tungkai atas kanan dan kiri, serta tungkai 522



bawah kanan dan kiri. Dari efflorensasi didapatkan makula 523



hipopigment asi yang berbentuk bulat sampai lonjong dengan 524



skuama halus diatasnya yang menandaka n lesi 525



tersebut sudah mulai menyembuh serta terdapat beberapa 526



plak eritema dengan skuama kasar yang berwarna putih 527



diatasnya yang menandaka n lesi tersebut masih aktif. 528



Dari gambaran klinis diatas sangat menunjang diagnosis 529



kita kearah Psoriasis Vulgaris. Pengobatan medikament osa pada 530



pasien ini diberikan secara topikal dan sistemik. Pengobatan 531



topikal yang diberikan adalah preparat ter yaitu ter kayu (oleum 532



kadini 9%) yang ditambahka n salisilat 3%, benzoat 6%, 533



betamethaso n cream sebagai vehikulumn ya digunakan 534



vaselin, karena penetrasi obat ini paling baik dalam 535



bentuk salep. Khasiat kombinasi ini adalah sebagai anti 536



pruritus, keratoplasti k, akantoplasti k, vasokonstri 537



ksi dan anti radang. Selain itu kombinasi obat tersebut juga 538



ditujukan untuk memperbesar efek antimitosis, oleh karena 539



pada psoriasis pembentuka n epidermis (turn over time) lebih 540



cepat hanya 3-4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 541



hari. Pengobatan sistemik pada kasus ini adalah antihistami 542



n 3x1 selama 7 hari sebagai terapi siptomatik oleh karena 543



pasien mengeluh gatal. Apabila gatal berkurang, 544



infeksi sekunder dapat dicegah karena pasien tidak 545



menggaruk daerah yang gatal. Selain pengobatan KIE kepada 546



pasien sangat penting. Prognosis Psoriasis Vulgaris 547



pada pasien ini baik walaupun tidak terjadi penyembuha



548



n yang sempurna.



549



550



551



552



BAB IV



553



SKENARIO ROLL PLAY Di sebuah desa tepatnya 554



desa Tulamben Bali terdapat sebuah keluarga yang 555



dimana berprofesi sebagai buruh. Namun sang istri 556



mengalami penyakit kulit sejak setahun lalu. Meskipun 557



sudah diobati tetapi penyakitny a tidak mengalami kesembuhan 558



. Karena kurangnya informasi tentang penyakitny a dan juga 559



pendidikan yang hanya tamatan SD. Istri : Bapaak 560



tungkai ibu muncul bercak berwarna merah.



561



Bercak apa ini ? Bapak : Ooo. . mungkin ibu hanya



562



terkena alergi saja. Istri : iya bisa saja .



563



Keesokan harinya . . Istri : Pak bapak bercak yang awalnya 564



hanya di tungkai sekarang menjalar ke seluruh badan 565



566



567



568



569



570



571



BAB V PENUTUP A. KESIMPU LAN 572



Psoriasis Vulgaris adalah penyakit yang penyebabny 573



a autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan 574



adanya eritema bercakbercak berbatas tegas 575



dengan skuama kasar, berlapislapis, dan transparan 576



disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, Kobner. 577



Faktor pencetusny a antara lain faktor genetik, imunologik, 578



stress psikik, infeksi fokal, trauma, gangguan 579



metabolik, obat-obatan, alkohol dan merokok. Penyakit ini tidak 580



dapat menyebabk an kematian dan juga tidak 581



menular tetapi penyakit ini tidak dapat disembuhka 582



n dengan sempurna. B. SARAN Dalam pengobatan 583



Psoriasis Vulgaris, selain pengobatan secara farmakologi 584



s, juga penting adanya KIE terhadap penderita mengenai 585



penyakitny a sehingga penderita dapat selalu menjaga kesehatan 586



fisiknya, agar tidak terlalu capek dan cukup istirahatsert 587



a menghinda ri faktorfaktor pencetus yang dapat 588



menimbulk an penyakit tersebut.



589